Kepada Yth.
Anggota IAI Cabang Klaten
Di Tempat
Berdasarkan hasil rapat pengurus Ikatan Apoteker Indonesia Cabang Klaten pada tanggal 7
November 2020, dilanjutkan dengan rapat daring pada tanggal 10 November 2020, telah
disepakati bahwa akan diadakan pemetaan persebaran apotek di wilayah kabupaten Klaten. Hasil
rapat tersebut kemudian dilanjutkan dengan surat usulan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Klaten terkait pemetaan apotek, tertanggal 27 November 2020 (terlampir).
Sembari menunggu terealisasinya peraturan resmi, maka bersama ini kami sampaikan
kepada segenap anggota IAI Cabang Klaten untuk bisa melakukan pencangan program pemetaan
apotek tersebut demi pemerataan persebaran apotek dan kesejahteraan anggota, khususnya yang
berpraktek di apotek.
Adapun teknis pemetaan persebaran apotek tersebut secara ringkas sebagai berikut:
1. Apotek di setiap wilayah jumlahnya ditentukan berdasarkan rasio jumlah penduduk. Apabila
jumlah rasio terpenuhi, pendirian apotek baru disarankan berada di wilayah lain yang jumlah
apoteknya belum mencukupi.
2. Penjelasan lebih detail terkait pemetaan persebaran apotek bisa dilihat pada surat
permohonan kepada Ka. Dinkes Kab. Klaten sebagaimana terlampir.
Demikian kami sampaikan untuk menjadi perhatian seluruh anggota IAI Cabang Klaten.
Ketua Sekretaris
apt. Yoga Apriyoko, S.Farm. apt. Yulesvan Adit Dwi N., S.Farm.
NA. 26011982044745 NA. 29071988044747
Pengurus Cabang Klaten
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat:
Gudang Farmasi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Jl. KRT dr. Suraji Tirtonegoro No. 1, Klaten
Telp. 085228749775 | E-mail: iai.klaten2016@gmail.com
KepadaYth.
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Klaten
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sekarang jumlah apotek sudah melebihi angka 180 dan masih ada yang dalam proses
perizinan. Pertambahan jumlah apotek yang cukup besar ini menjadi kekhawatiran dari berbagai
pihak termasuk para pemodal, apoteker, dan pemerintah dalam memfasilitasi pembukaan
lapangan pekerjaan. Oleh karena itu pengaturan dan pemetaan kebutuhan layanan kefarmasian
dari apotek harus mulai disusun secara benar dan tepat. Semua demi kepentingan bersama,
termasuk kepentingan masyarakat sebagai pengguna layanan kefarmasian.
Saat ini, konsep pemetaan apotek yang dikembangkan sudah saatnya menjadi kebutuhan
mendesak dan didasarkan pada data yang dapat dipertanggungjawabkan dan terukur dengan
harapan lebih memberikan nilai keadilan bagi apoteker dan pemilik modal, serta masyarakat.
Bagaimanapun juga masyarakat memerlukan perlindungan dari pemerintah dan organisasi
profesi dengan menyediakan pelayanan kefarmasian berupa apotek yang layak, merata serta
terjangkau.
Pemetaan yang kami usulkan adalah berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah.
Harga murah bukan berarti menguntungkan, tetapi kualitas layanan yang baik sudah pasti akan
sangat menguntungkan masyarakat. Pengaturan apotek agar kualitas layanan dapat dijaga harus
dilakukan. Selanjutnya pengusaha juga mendapat perlindungan agar tidak enggan berinvestasi di
bidang kesehatan, khususnya apotek.
Pemetaan apotek ke depan harus melibatkan aspek profesi. Aspek profesi menjadi hal
yang tidak boleh ditinggalkan, demi nilai-nilai kemanusiaan. Meninggalkan aspek profesi berarti
juga meninggalkan aspek layanan kesehatan yang akan merugikan masyarakat.
Pemetaan guna mengatur pendirian apotek menjadi sangat perlu, karena apotek bukanlah
usaha perdagangan semata. Meskipun pintu perdagangan bebas dibuka, pembukaan apotek tidak
boleh serta merta hanya mempertimbangkan orientasi bisnis, tetapi juga harus
mempertimbangkan nilai-nilai manusiaan dan pemerataan akan layanan kesehatan. Dengan
demikian, pendirian apotek sebagai bagian dari usaha pemerataan pelayanan kesehatan harus
diatur. Persaingan apotek diarahkan sedapat mungkin hanya pada hal-hal terkait kualitas layanan,
bukan persaingan pada usaha perdagangan.
Pengurus Cabang Klaten
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat:
Gudang Farmasi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Jl. KRT dr. Suraji Tirtonegoro No. 1, Klaten
Telp. 085228749775 | E-mail: iai.klaten2016@gmail.com
Perhitungan kebutuhan Apotek dalam satu wilayah dapat kita perkirakan dengan
membagi jumlah penduduk dengan rasio kebutuhan Apoteker per 100.000 penduduk. Rasio ini
diambil dari data PPSDM Kemenkes RI. Adapun rasio kebutuhan Apoteker di Jawa Tengah
adalah 25 Apoteker per 100.000 penduduk, atau 1 Apoteker tiap 4.000 penduduk. Dengan
asumsi bahwa pada satu Apotek minimal ada 2 tenaga farmasi, maka perhitungan kebutuhan
Apotek dalam satu wilayah adalah sebagai berikut:
Jumlah penduduk
Jumlah kebutuhan Apotek = --------------------------------
4.000 x 2
Sehingga diperoleh data kebutuhan Apotek per wilayah adalah sebagai berikut:
24 Tulung 18 32 45.710 2 6 4
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten dengan Ikatan Apoteker Indonesia Cabang
Klaten.
Demikian masukan kami dalam hal pemetaan kebutuhan Apotek di wilayah Kabupaten
Klaten, semoga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk mendukung praktek profesi
Farmasi di Apotek. Atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.
Ketua Sekretaris
Yoga Apriyoko, S.Farm., Apt. Yulesvan Adit Dwi N., S.Farm., Apt.
NA. 26011982044745 NA. 29071988044747