Anda di halaman 1dari 36

UMY Magz

Mengabdi
untuk Negeri
Profil Dosen
David Effendi: Hidupkan Kokoda, Suku Nomaden
Rumah Baca Komunitas yang Bertahan di Era Modern
Edisi 1 | Sept 2020
KKN 3T: Bakti pada Bangsa Bioskop Keliling dan
di Perbatasan Negara Literasi Film

The Untold Story of Genesia: UMY Mengabdi


Gempa Lombok 2018
UMY Daftar Isi
Magz 03 DAVID : HIDUPKAN RUMAH BACA KOMUNITAS
David Effendi | Dosen Ilmu Pemerintahan UMY Ketua
Edisi 1 | Sept. 2020 Serikat Taman Pustaka Muhammadiyah | Pendiri Rumah
Baca Komunitas. Oleh Sofia

07 KKN 3T: BAKTI PADA BANGSA DI PERBATASAN NEGARA


KKN Terdepan, Tertinggal dan Terluar (3T) di kawasan
Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Oleh Hbb

13 THE UNTOLD STORY OF GENESIA: GEMPA LOMBOK 2018


Cerita mahasiswa UMY yang berada di lokasi gempa
Lombok 2018 pada saat menjalankan program KKN mereka.
Oleh Ads

17 KOKODA, SUKU NOMADEN YANG BERTAHAN


DI ERA MODERN
Suku Kokoda yang hidup nomaden dengan cara berpindah
dari satu lahan kosong ke lahan lainnya di Kabupaten
Sorong, Provinsi Papua Barat. Oleh Kukuh

21 BIOSKOP KELILING DAN LITERASI FILM


Perjalanan Fajar Junaedi, dosen Ilmu Komunikasi UMY dan
mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY bersama Bioskop Keliling
untuk memperluas distribusi film sekaligus menghibur dan
mengedukasi masyarakat. Oleh Aisyah

25 UMY MENGABDI
Pembagian 1.600 Paket Logistik Kepada Mahasiswa
Pembagian Sahur dan Takjil Untuk Mahasiswa
Pembagian Faceshield Kepada PKU Muhammadiyah
dan Polda DIY
Paket Logistik Untuk Mahasiswa, Masyarakat, hingga
Media Partner

1 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Salam Redaksi

Mengabdi Untuk Negeri


Assalamu’alaikum wr. wb. menjadi media bagi UMY untuk menyampaikan
kredonya yang dimanifestasikan dalam kegiatan-
Segala puji bagi Allah SWT
kegiatannya.
yang telah melimpahkan
karunia yang tidak terbatas UMY Magz tahun ini menyorot tentang kegiatan
kepada kita semua; shalawat pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh civitas
serta salam kita haturkan universitas, baik dosen dan mahasiswa; juga pengab-
untuk junjungan kita Nabi dian yang dilakukan oleh UMY sendiri sebagai respon
Muhammad SAW, sehingga terhadap kebutuhan masyarakat terutama di masa
majalah UMY dapat kembali pandemi. Tajuk ini diangkat sebagai bentuk apresiasi
terbit. kepada civitas universitas dan juga pada jajaran
pimpinan yang telah mendedikasikan dirinya bagi
Di edisi sebelumnya, majalah UMY dikenal sebagai
masyarakat.
INSIDE, yaitu sebuah penerbitan tahunan yang
mengabarkan informasi terkait kegiatan dan capaian Semoga para pembaca mendapatkan manfaat serta
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dimulai dari terinspirasi dari kegiatan pengabdian yang diangkat
episode kali ini, INSIDE memiliki nama baru yaitu dalam UMY Magz edisi ini. Selamat membaca.
UMY Magz. Nama baru ini dipilih sebagai sebuah
karakter yang menunjukkan identitas institusi yang Wassalamualaikum wr. wb.
menjadi pembahasan utama dalam artikel di dalam- Editorial Team
nya. Dengan mengusung visi yang sama, UMY Magz

Tim Redaksi

Penanggung Jawab Pemimpin Redaksi Editor Layouter Translator

Lanoke Intan
Hijriyah Oktaviani, S.IP., MM Paradita, S.S., M.Hum Sakinatudh Dhuhuriyah, S.Kom.I Hilmy Abiyyu As’ad, S.Sos Harsya Danang Pradana, S.Pd

Redaksi

Aisyah Wahdania
Muhammad Habibi, S.Pd Mulyaningsih, S. IP Kukuh Akhfadatur Rahman, S.Sos Ahmad Dwi Setiawan, S.Pd Sofia Hasna, S.I.Kom Idhea Cantika Herawati, S.I.Kom

2
Profil Dosen

David Effendi
Dosen Ilmu Pemerintahan UMY
Ketua Serikat Taman Pustaka Muhammadiyah
Pendiri Rumah Baca Komunitas

“David:
Hidupkan
Rumah Baca
Komunitas”
AA“Buku adalah jendela dunia”. Pepatah yang
sudah sangat tak asing lagi bagi telinga kita. Lewat
membaca, kita akan mengetahui dunia luar. Lewat
membaca, kita akan mendapatkan segudang ilmu
baru. Bahkan lewat membaca pun kita bisa mem-
bentuk kebiasaan dan pribadi diri kita. Sungguh AAAkan tetapi yang masih sangat disayangkan,
sangat banyak menfaat yang akan kita dapatkan dari survei dari United Nations Educational, Scientific
membaca, baik itu untuk meningkatkan kualitas and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun
pengetahuan ataupun kepribadian kita. 2016 mengatakan bahwa minat baca masyarakat
Indonesia masih tergolong cukup rendah. Karena
itulah perlu dan sangat penting untuk memper-
juangkan literasi masyarakat Indonesia, agar
lebih senang & mencintai buku. Dengan begitu,
masyarakat gemar menggali informasi dan
mampu mempergunakannya untuk menjadi
lebih berdaya. Walaupun pemerintah telah
menjalankan GLS (Gerakan Literasi Sekolah)
dan GLN (Gerakan Literasi Nasional) sebagai
bentuk upaya meningkatkan literasi pada
masyarakat Indonesia, namun perlu juga
adanya gerakan akar rumput untuk mem-
perjuangkan minat baca masyarakat
Indonesia.
AAHal ini pulalah yang dilakukan oleh
salah satu Dosen Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY), David Efendi, S.IP., M.A. Ia ikut
aktif memperjuangkan literasi

3 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


siswa-siswa menulis, sekaligus menulis karya ilmiah.
“Setelah sarjana saya merasa punya banyak buku, dan
saya berpikir, jika selesai kuliah mau diapain buku-
bukunya? Lalu dari situlah saya berpikir untuk
menyulap kontrakan yang saya tempati sebagi tempat
publik, tempat anak-anak kampung sekitar dan
mahasiswa-mahasiswa yang mau membaca dan
saling berdiskusi. Setelah berjalan kurang lebih satu
tahun lamanya, barulah kami memberi nama komu-
nitas ini sebagai Rumah Baca Komunitas,” kenang
Dosen UMY kelahiran tahun 1983 ini.
AAKesenangannya dalam pengabdian di bidang
literasi ini juga ditunjukkannya ketika mendapatkan
beasiswa sekolah di Hawaii University at Manoa,
Amerika Serikat pada tahun 2010 - 2012. Sebelum
dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa, David
menuliskan esainya terkait keterlibatannya di dunia
literasi melalui pendistribusian buku, pelatihan bagi
siswa dan guru-guru hingga ke luar Jawa yang
tergabung di sekolah Muhammadiyah maupun negeri.
Esai pengabdian literasi tersebut menghantarkan
David untuk dapat melanjutkan sekolah di negeri
Paman Sam. Kemudian pria yang saat ini berusia 37
tahun ini menceritakan perjuangannya mendirikan
RBK. Pada tahun 2011 bermodalkan rumah kontrakan
dan buku-buku koleksinya, David menyulap kontra-
kannya menjadi taman bacaan yang bermanfaat bagi
masyarakat sekitar rumah kontrakan. Dari mulai
kegiatan membaca hingga mengadakan kegiatan
seperti RBK on the street, literacy camp, eko-literasi,
dan acara-acara diskusi dilakukan di RBK.

masyarakat dengan terjun langsung ke lapangan; AASetelah bergabung sebagai dosen di UMY, David
salah satu cara yang dilakukannya adalah melalui melanjutkan passion-nya melalui skema pengabdian
program- program pengabdian masyarakat di bidang universitas dan mendapatkan dukungan dari dosen-
literasi. dosen serta mahasiswa UMY sehingga menjadikan
dirinya semakin mencintai kegiatan literasi. Bahkan
AABergerak di bidang literasi ini sudah menjadi
tak sedikit pula diantara dosen dan mahasiswa UMY
passion David. Diawali dengan mendirikan Rumah
yang dengan ringan hati bersedia menjadi relawan
Baca Komunitas (RBK) pada tahun 2011 silam, David
dan pegiat literasi di RBK yang David dirikan. Pada
melakukan sejumlah kegiatan yang berfokus untuk
komunitas ini terdapat 5 sampai 10 orang pengurus
memperluas akses buku bacaan bagi masyarakat di
yang berasal dari mahasiswa UMY. Selain itu juga ada
beberapa daerah dari Aceh hingga Papua. Ditemui
pegiat tetap RBK, yaitu orang yang sudah berada
pada hari Kamis (23/1) di ruang referensi Ilmu Peme-
dalam komunitas tersebut minimal selama satu
rintahan UMY, David menceritakan pengalamannya
tahun. Ditambah lagi, ada juga relawan yang berasal
dengan penuh semangat saat melakukan pengabdian
dari mahasiswa dan dosen UMY yang ikut membantu
kepada masyarakat di bidang literasi bersama RBK.
dalam program kegiatan di RBK. Kerja sama RBK dan
AAJauh sebelum dirinya mendirikan RBK, kecintaan Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian
David dalam bidang literasi dimulai sejak ia masih Masyarakat (LP3M) UMY dimulai tahun 2018 melalui
duduk di bangku SMP dengan mengelola majalah kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa yang
dinding yang berlanjut hingga SMA. Saat kuliah di melakukan kegiatan pengabdian secara formal. “Jadi,
Universitas Gadjah Mada, ia juga terlibat sebagai pers keterlibatan saya di dunia tulis-menulis dan buku-
mahasiswa, di Balairung Press. Tidak hanya kegiatan buku ini mengantarkan saya merasa nyaman dan
yang bersifat jurnalistik, David juga terlibat beberapa senang melakukan pengabdian di bidang literasi,”
kegiatan lainnya seperti melatih guru-guru menulis, tegasnya.

4
hari. Dalam kegiatan tersebut David menceritakan
kekhawatirannya terhadap siswa di SD Muhammadi-
yah Paliyan yang tidak pernah menemukan buku-
buku yang dapat menarik dan menumbuhkan kecinta-
an baca bagi siswa. Mereka hanya menerima buku-
buku pelajaran dari pemerintah, sehingga ketika ia
dan timnya membuka lapak perpustakaan dalam
camp literacy, siswa-siswa seperti menemukan surga
yang hilang.
AA“Dari sana kami melihat bahwa buku itu bisa
dijadikan surga bagi anak-anak. Buku bisa menjadi
tempat berpetualang, berimajinasi, dan sebagainya.
Dari situlah saya merasakan ‘Ini di Jogja ya, bayang-
kan di luar Jogja kayak apa bentuknya? Bagaimana
orang mengakses buku? ternyata masih sangat
terbatas’. Terutama untuk buku-buku yang berkuali-
tas bagi anak-anak itu masih menjadi barang yang
sangat mewah,” jelasnya dengan raut muka serius.
Keresahan lain yang juga dirasakan David yaitu
distribusi buku yang belum merata, serta buku masih
tergolong mahal di Indonesia. Dari keresahan-keresa-
han itu, bersama RBK ia terus melakukan kampanye

Berawal dari Keresahan dengan menggalang buku-buku untuk bisa dikirim-


kan ke berbagai daerah, baik di daerah Jawa maupun
Ketimpangan Akses Buku luar Jawa. Sekitar empat puluh ribu buku pun telah
berhasil tersebar ke beberapa daerah di Indonesia
di Yogyakarta melalui komunitas ini sejak tahun 2012 hingga 2019.

AADavid yang mengenakan kemeja kotak-kotak


dengan celana berwarna hitam terlihat santai dan Bukan Soal Minat Baca,
antusias saat menceritakan alasan ia tergerak untuk Namun Akses Belum Dibuka
mengabdikan diri berjuang membumikan literasi di
Indonesia. Tidak hanya keterlibatannya di dunia Secara Lebih Luas
tulis-menulis yang menjadi alasan David melakukan
pengabdian di bidang literasi, namun juga atas dasar AADilansir dari kompas.com bahwa menurut peneli-
keresahannya pada Yogyakarta. Meski David merasa tian yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2016
Yogyakarta tidak memiliki kekurangan, seperti dari 61 negara di dunia menunjukkan kebiasaan
ketersediaan buku karena banyaknya penerbit dan membaca di Indonesia tergolong rendah. Alhasil, hasil
adanya perpustakaan daerah, perpustakaan kota dan studi yang dipublikasikan dengan nama “The World’s
kabupaten serta perpustakaan sekolah, ia selalu Most Literate Nations”, menujukkan Indonesia berada
mendapati permasalahan terkait akses buku. Dalam di peringkat ke-60. Pernyataan tersebut juga menjadi
banyak kesempatan saat ia masuk ke kampung ketika motivasi pendiri komunitas literasi agar tetap konsis-
awal mendirikan RBK, banyak masyarakat yang ten dalam melakukan pengabdian dalam gerakan
menanyakan ‘Pinjaman buku boleh dibawa pulang? literasi. Akan tetapi, menurut David, sebagai pengge-
Kan bukunya mahal’. Hal tersebut yang menjadikan rak literasi di Indonesia yang harus lebih dioptimal-
pegiat literasi ini merasa miris dengan adanya ketim- kan terlebih dahulu adalah pemenuhan akses barulah
pangan yang cukup signifikan di Yogyakarta, yang kemudian berbicara minat baca di Indonesia. Bagi
ternyata masih banyak masyarakat tidak bisa mem- David berjuang untuk meningkatkan literasi di
beli buku, masih banyak orang yang berfikir bahwa Indonesia perlu dicoba dalam distribusi buku yang
buku merupakan barang mewah dan mahal. merata, subsidi harga buku, hingga memberikan
AAHal yang sama juga dirasakan ketika ia dan tim buku-buku yang berkualitas di perpustakaan sekolah.
RBK mengadakan kegiatan literacy camp dengan “Jadi saya ingin mengatakan bahwa saya ingin
siswa sekolah dasar di SD Muhammadiyah Paliyan, melakukan sesuatu lebih dulu daripada ikut-ikutan
Gunung Kidul, Yogyakarta yang diadakan selama 3 menghakimi masyarakat dengan minat baca yang

5 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


rendah, karena kita kan juga belum uji coba dengan perpustakaan sebagian sudah sangat bagus seperti di
sungguh-sungguh. Pemerintah juga belum sung- Sleman dan Surabaya. Itu cara sederhana saya untuk
guh-sungguh memberikan akses bacaan yang memotivasi teman-teman guru, mulai berfikir
berkualitas. Pemerintah hanya mendorong kewajiban perpustakaan diletakkan di depan atau bersebelahan
menyelesaikan mata pelajaran. Bisa ditanyakan dengan masjid, agar ada aktifitas yang nyambung.
kepada anak-anak SD itu apakah buku-buku di Perlu diketahui bahwa perpustakaan adalah jantung
perpustakaan itu menarik atau tidak? Saya sudah peradaban. Perpustakaan dan masjid dapat dijadikan
sering mengisi kegiatan-kegiatan semacam itu, satu lokasi, agar saat kita menunggu atau selesai
curhatan-curhatan kepala sekolah, mereka merasa menunaikan shalat bisa membaca di perpustakaan,”
buku di perpustakaan sekolah tidak menarik sehingga jelas Ketua Serikat Taman Pustaka Muhammadiyah.
hanya menjadi gudang, hanya menjadi tempat
AADi akhir ceritanya, David membagikan harapan
berhentinya buku-buku paket yang dikirim dari
dari perjuangannya dalam melakukan gerakan literasi
Jakarta, dan sebagainya,” tandasnya.
kepada masyarakat. Upaya gerakan literasi yang
AASelanjutnya, David juga menyampaikan bahwa sudah ia bangun untuk membudayakan masyarakat
minat baca masyarakat rendah karena akses belum senang dan berdaya untuk membaca, diharapkan
dibuka secara lebih luas untuk mereka. Yang menjadi dapat menggerakkan mereka untuk menerima sugu-
persoalan adalah belum adanya distribusi buku-buku han bacaan baik di ruang publik maupun di lingkun-
yang bermutu secara luas di masyarakat. Seharusnya gan formal. Seperti yang pernah dilakukan dengan
pemerintah lebih intens memberikan anggaran program Rumah Baca On the Street setiap hari Ahad
pendidikan agar dapat memperbaiki kualitas bacaan pagi di Alun-Alun Kidul dengan membuka akses
di sekolah-sekolah, di desa-desa melalui anggaran masyarakat untuk dapat membaca dan meminjam
desa. Namun ia tidak hanya mengkritik tapi juga buku di ruang publik untuk membiasakan mayarakat
melakukan aksi nyata sebagai pejuang literasi, yaitu semakin terbiasa dengan dunia perbukuan. Selanjutn-
ketika perpustakaan pemerintah sudah jam tutup, ya ia juga memberikan pandangan kepada masyarakat
perpustakaan komunitas bekerja atau tidak pernah bahwa buku bukan lagi menjadi barang mewah. David
tutup. Sehingga ia juga ikut menginisasi perpustakaan juga berharap dengan melakukan gerakan literasi
jalanan di Yogyakarta, kemudian menularkan perpus- kepada masyarakat dapat menghubungkan banyak
takaan jalanan itu di banyak tempat. Seperti di pegiat, penulis, penerbit serta pembaca untuk saling
Bangka Selatan, Lampung, Makassar, Pare-Pare, mengenal. Adanya RBK sebagai wadah silaturrahim
Papua, dan Pulau Buru. Semangat literasi ini juga untuk saling memperkuat dan saling mendukung
diterima baik oleh UMY yang kemudian bersamanya gerakan literasi di Indonesia. Pegiat literasi ini juga
menyuplai buku-buku di Kokoda, Papua dalam menambahkan bahwa pelajaran yang bisa diambil
program KKN 3T. Baginya, hal tersebut merupakan sebagai penggerak literasi masyarakat adalah me-
bagian dari menjawab dan memberikan solusi terha- ngembangkan etos saling percaya, bahwa ada komu-
dap persoalan minat baca melalui kegiatan-kegiatan nitas yang boleh dipinjam bukunya berapa saja,
yang lebih nyata. Untuk memperkuat model gerakan dikembalikan kapan saja, yang membuat rasa keper-
literasi ia juga telah bergerak ke banyak daerah untuk cayaan yang baik kepada masyarakat. Dari hal inilah
membangun jejaring, pengabdian untuk saling ia ingin mengatakan bahwa di zaman sekarang ini
menguatkan kelompok-kelompok pegiat serta mendi- saat orang semakin tidak percaya satu sama lain,
rikan komunitas baca di beberapa daerah diantara lain egois, individualis, masyarakat dapat mengembang-
yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lam- kan nilai-nilai sosial yang sangat tinggi melalui buku.
pung, Metro Lampung, dan Pesisir Lampung Barat. (sofia)
David juga menularkan semangat ini di hampir
seluruh daerah pulau Jawa seperti Jember, Lamongan,
Bojonegoro, Banten, Banjarnegara, Solo, Blora.
AASeakan masih ingin terus memberikan sumbangsih
bagi negeri, David juga berkiprah di Serikat Taman
Pustaka Muhammadiyah (STPM). Peran STPM adalah
untuk menggembirakan literasi di sekolah, perguruan
tinggi, komunitas masyarakat-masyarakat, dan amal
usaha Muhammadiyah seperti Rumah Sakit. “Dalam
kegiatan ini saya terus mendorong guru-guru, baik
SD, SMP, SMA, hingga pondok pesantren untuk mem-
berikan nama perpustakaan. Agar menjadi penye-
mangat. Dengan memberi nama, perkembangan

6
KKN 3T:
BAKTI PADA BANGSA
DI PERBATASAN NEGARA
AAUMY menyelenggarakan tiga jenis KKN yang bisa menjadi pilihan maha-
siswa, diantaranya; KKN Reguler, KKN Internasional, dan KKN Mandiri 3T.
Untuk jenis yang terakhir, merupakan jenis KKN yang fokus pada daerah yang
disebut sebagai kawasan Terdepan, Tertinggal dan Terluar (3T) seperti dalam
hal ini kawasan Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Sebuah kawasan yang berbatasan langsung dengan negeri Jiran, Malaysia.

7 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


AAKuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu menghasilkan tim-tim terbaik yang diberi nama
kegiatan yang merepresentasikan misi Universitas Saudara Sebatik Project. Komunitas ini digerakkan
Muhammadiyah Yogyakarta, yakni untuk meningkat- oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogya-
kan harkat manusia dalam upaya meneguhkan karta dan berfokus pada bidang pengabdian masya-
nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban; serta menye- rakat. Selama dua bulan, mahasiswa di bawah GBN
lenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengemban- mengabdi di wilayah Sebatik sebagai wakil UMY demi
gan masyarakat secara profesional. Kedua misi memberikan perhatian dan membantu masyarakat
tersebut menjadi referensi yang pas untuk menggam- memecahkan permasalah di komunitas yang
barkan bagaimana UMY ingin melatih dan memfasili- tidak biasa; wilayah perbatasan.
tasi generasi muda (mahasiswa) dalam mengem-
bangkan afektivitas serta kesadaran mereka
terhadap keadaan masyarakat Indonesia dengan
salah satunya pelaksanaan KKN.
AABerbeda dengan jenis KKN lainnya, KKN
Sebatik UMY memiliki program dan mekanisme
khusus seperti pada sistem perekrutan mahasiswa
juga pada komunitas pelaksananya. KKN Sebatik
dilaksanakan oleh komunitas Generasi Bakti Negeri
(GBN), yaitu komunitas peduli masyarakat
perbatasan yang berdiri pada bulan Oktober 2015.
Komunitas ini telah berdiri selama 5 tahun dengan

8
terhadap pendidikan di daerah perbatasan.
Dari Pendidikan hingga AASeperti kita tahu, pendidikan menjadi salah satu
Ekonomi Kreatif komponen yang teramat penting bagi proses perjala-
nan kehidupan masyarakat yang maju, namun sa-
AAAdanya KKN Sebatik ini tidak serta merta hanya yangnya tak semuanya bisa mendapatkan pendidikan
untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang layak disebabkan oleh keterbatasan yang ada. Perma-
mewajibkan mahasiswa melaksanakan kegiatan KKN. salahan ini pun membuat kesadaran masyarakat akan
Lebih dari itu, terbentuk satu roadmap atau tujuan pendidikan menjadi sangat minim, ditambah lagi
jelas yang harus dicapai dalam pelaksanaan KKN ini. dengan fasilitas yang belum memadai sehingga tidak
UMY berfokus pada peningkatan kualitas di ranah bisa menunjang proses belajar mengajar dengan baik.
pendidikan, nasionalisme, dan perekonomian Sebatik. AADi Sekolah Tapal Batas Desa Sungai Limau, Komu-
Pasalnya, wilayah yang bisa dibilang jauh dari hingar nitas GBN UMY ikut membantu proses belajar menga-
bingar perkotaan ini berada di perbatasan antar dua jar di dalam kelas untuk beberapa mata pelajaran
negara, dan sangat membutuhkan perhatian lebih seperti Matematika, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS.
dari banyak pihak dan para pemangku kebijakan. Dalam satu minggu, anggota tim mengajar dua
Bahkan instansi pendidikan juga harus ikut memberi- sampai tiga kali, dan terkadang menginap di asrama.
kan perhatiannya dalam mengatasi persoalan yang Selama tinggal di sana, mahasiswa membangun
dihadapi oleh warga negara Indonesia di perbatasan, kedekatan dengan guru dan siswa melalui interaksi
salah satunya melalui program pengabdian mas- yang lebih dekat dan hangat. Hal itu meningkatkan
yarakat yang dimilikinya. kepedulian dan kedekatan mahasiswa dengan siswa di
AAHingga memasuki tahun keenam kehadirannya di sekolah tersebut, yang artinya harapan UMY untuk
Sebatik, UMY tidak hanya mendiami satu desa untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran mahasiswa
menyukseskan roadmap yang telah dirancang. Di terhadap lingkungan masyarakat khususnya wilayah
tahun perdana yakni 2015, Komunitas GBN bertugas di perbatasan, cukup berhasil.
desa Masbul Kecamatan Sebatik Tengah dengan salah AAPerlu diketahui, fasilitas listrik di sekitar Sekolah
satu program yang berhasil terealisasi yaitu Desa Tapal Batas Sungai Limau belum memadai. Di wilayah
Bersinar (Bersih Narkoba). Dengan dasar pemikiran tersebut, warga hanya menggunakan tenaga panel
bahwa area perbatasan menjadi tempat yang mudah surya sebagai sumber penerangan, yang bisa sewak-
untuk masuknya barang-barang ilegal, sehingga tu-waktu padam apabila energi yang sudah tersimpan
program Desa Bersinar sangat cocok diterapkan di habis. Sehingga tak jarang jalanan menuju Sekolah
Desa Masbul sebagai langkah antisipasi dan sosialisa- Tapal Batas akan sangat gelap gulita ketika malam
si kepada warga, terkait berbagai ancaman termasuk hari, yang membuat mahasiswa KKN GBN UMY tak
bahayanya narkoba bagi generasi muda. punya pilihan selain bermalam di Sekolah Tapal Batas
AADi tahun berikutnya, 2016, Komunitas GBN UMY ketika sedang bertugas. Masalah-masalah infras-
generasi kedua menjalankan tugasnya dengan melan- trukur seperti itu, sekiranya perlu mendapat perha-
jutkan program generasi sebelumnya di Desa Masbul tian tidak hanya dari instansi pendidikan, melainkan
dan di dua desa lainnya, yaitu Desa Ajikuning & Desa juga dari pemerintah pusat untuk mulai menyadari
Sungai Limau. Perhatian khusus diberikan pada Desa bahwa daerah perbatasan perlu mendapatkan
Sungai Limau dengan program utama di bidang perlakuan sama dari sisi penambahan fasilitas mema-
pendidikan. dai, peningkatan SDM, dan pendidikan dengan
pembangunan gedung sekolah yang layak misalnya.
AADesa Sungai Limau memiliki satu Sekolah Dasar
yang cukup unik: Sekolah Tapal Batas. Sekolah AASentuhan kecil dari KKN GBN UMY di bidang
tersebut berada di garis perbatasan antara Indone- pendidikan telah mengubah pandangan masyarakat
sia-Malaysia dan untuk mencapai area sekolah, guru Sebatik Tengah tentang kemajuan pendidikan yang
dan siswa harus melewati medan yang cukup sulit harus dicapai. Hal ini berdampak pada meningkatnya
dengan jalanan naik turun. Kelas-kelas di Sekolah motivasi serta mindset masyarakat Sebatik dari mulai
Tapal Batas terbuat dari kayu. Selain itu bangunan anak-anak hingga orang tua. Para orang tua mulai
asrama juga didirikan di area sekolah. Asrama diban- ingin melihat anaknya bisa mendapatkan pendidikan
gun karena sebagian besar siswa merupakan anak setinggi-tingginya, dan tak ragu melepas buah hati
dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di melanjutkan sekolah ke luar Sebatik atau bahkan ke
Malaysia, sehingga anak-anak mereka dititipkan di Pulau Jawa. Seperti salah satu contohnya adalah
Sekolah Tapal Batas. Berdirinya Sekolah Tapal Batas Syikin Mardin, anak asal Desa Sungai Limau Keca-
adalah berkat inisiasi seorang bidan bernama matan Sebatik Tengah yang saat ini tengah menjalani
Suraidah yang memiliki kepedulian sangat tinggi studi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

9 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Syikin tercatat sebagai mahasiswa jurusan Komuni- AAPada tahun generasi ketiga Komunitas GBN UMY di
kasi Penyiaran Islam angkatan 2016 di UMY. Dia tahun 2017, mereka tetap melanjutkan program di tiga
menuturkan bahwa salah satu alasan yang membuat- desa. Di tahun ini, organisasi kepemudaan menjadi
nya berani keluar dari Sebatik untuk melanjutkan target Komunitas GBN dengan upaya untuk mengak-
pendidikan Strata 1 ke Yogyakarta, adalah karena tifkan kreatifitas pemuda dalam kegiatan ekonomi
kesan baik yang diberikan GBN UMY selama di Seba- kreatif sebagai fokus utamanya. Bahkan mereka
tik. Terhitung ada sekitar 70 mahasiswa asal Sebatik memiliki organisasi kepemudaan yang diberi nama
yang berkuliah di Yogyakarta, dan membentuk sebuah KartaGarudaDsl (Karta Garuda Desa Sungai Limau),
perkumpulan yang bernama Himpunan Keluarga dengan tujuan sebagai penyambung suara pemuda
Mahasiswa Sebatik-Yogyakarta (HKMS). dalam memajukan desa mereka. Berbagai sosialisasi
dilakukan melalui organisasi tersebut, seperti
AA“Tentu dengan adanya KKN GBN UMY di Sebatik ini
pengembangan potensi desa, desa bebas narkoba,
sangat membantu masyarakat, selain itu mereka
serta ekonomi kreatif.
sangat banyak memberikan motivasi untuk
anak-anak Sebatik tentang dunia pendidikan terlebih AASetelah tiga tahun pertama, UMY melalui Komuni-
ke anak anak yang bingung untuk melanjutkan kuliah. tas GBN-nya intens melakukan pengabdian di Keca-
Semenjak ada KKN GBN semakin banyak anak-anak matan Sebatik Tengah, tiga tahun berikutnya mereka
Sebatik lebih tepatnya anak perbatasan yang lebih memfokuskan pengabdian di Kecamatan Sebatik
berani atau mau merantau ke Pulau Jawa. Terlebih Barat. Tentu, UMY tidak begitu saja meninggalkan
lagi, KKN GBN ini sudah dikenal sangat baik di Pulau wilayah Sebatik Tengah pasca serangkaian pelaksa-
Sebatik dibandingkan dengan KKN mandiri dari naan program kerja dari Komunitas GBN. Mahasiswa
kampus lainnya,” ungkap Syikin saat dihubungi KKN GBN yang sejatinya mendiami Sebatik Barat,
melalui pesan singkat. dalam dua atau tiga hari dalam seminggu masih tetap
mengunjungi Sekolah Tapal Batas yang terletak di
AA“Sebelum ada GBN UMY, motivasi anak sebatik
desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah.
untuk kuliah di Pulau Jawa itu masih
Butuh waktu dua jam untuk sampai ke
kurang atau lebih tepatnya
Sungai Limau dari
masih banyak yang takut
merantau karena sebagian
besar belum mengerti
tentang lingkungan Jawa.
Rata-rata, anak Sebatik
sebelumnya lebih memi-
lih kuliah ke Makassar.
Tapi semenjak ada GBN
UMY sudah mulai banyak
anak Sebatik yang ke
Pulau Jawa. Dan sebe-
narnya tidak hanya
mindset anak-anak yang
mulai berubah tapi juga
orang tua yang mulai
banyak tahu tentang
kehidupan di Jawa
berdasarkan cerita
dari KKN GBN UMY,”
imbuhnya.

10
posko Komunitas GBN di Desa Setabu, Kecamatan menjelang akhir program pengabdian pada setiap
Sebatik Barat. Kegiatan pengabdian ini terus tahunnya. Komunitas GBN UMY menampilkan
berlangsung hingga sekarang, seperti yang baru saja produk-produk KKN yang telah dilakukan selama
dilakukan Komunitas GBN 2019. dua bulan, dan memperkenalkan semua budaya yang
ada di Indonesia, termasuk menyisipkan nasional-
AASetiap program berakhir, mereka tetap menjalin
isme di dalam festival yang dihelat selama satu
silaturahmi yang baik dan meninggalkan jejak
sampai dua hari. Masyarakat semuanya membaur
kebaikan kepada masyarakat Sebatik. Sehingga
dengan mahasiswa KKN, dan hal ini sangat bagus
masyarakat tidak merasa ditinggalkan begitu saja,
dilakukan untuk membangun hubungan yang erat
dengan harapan masyarakat dapat melanjutkan
antara UMY dan Sebatik.
program yang sudah dimulai oleh Komunitas GBN
UMY, mulai dari pendidikan, peningkatan rasa AAHal itulah yang akhirnya membuat warga Sebatik
nasionalisme, dan kemandirian ekonomi dengan selalu terkesan dengan sentuhan yang diberikan oleh
terbentuknya beberapa komunitas ekonomi kreatif di mahasiswa GBN UMY ketika menjalankan KKN di
tiga desa yang telah disinggahi. daerah mereka. “Sebenarnya ada beberapa kampus
yang bertugas di sana selain UMY, namun bagi warga
di sana kehadiran UMY lah yang ditunggu-tunggu
Sebatik Bagi oleh masyarakat Sebatik. Mereka sangat responsif
Komunitas GBN 2019 ketika kami datang, karena menurut mereka, kami
memiliki perilaku yang baik dan meninggalkan gaya
perkotaan dengan terbentuknya perilaku sosialisasi,
AAKKN yang dilaksanakan di Sebatik nyatanya tidak
dan bisa melebur dengan masyarakat sekitar yang
hanya berdampak pada masyarakat lokal, tetapi juga
dirasa berbeda dari universitas lainnya. UMY cukup
pada mahasiswa yang turut serta dalam GBN.
memberikan arti yang sangat baik, karena memang
Muhammad Isa Anshari, mahasiswa jurusan Mana-
setiap kedatangan Komunitas GBN selalu menghasil-
jemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang mengikuti
kan sebuah program menarik. Harapan mereka
KKN Sebatik 2019 bersama 38 mahasiswa lain dari
adalah ingin dapat terus menyambung silaturrahmi
berbagai fakultas membagikan pengalamannya
antara Sebatik dan UMY, kami merasa Komunitas
selama melakukan program KKN Sebatik dengan
GBN sangat dihargai karena juga terlibat membantu
roadmap yang telah disusun oleh UMY. Isa, begitu dia
kegiatan desa,” tutup Isa.
disapa, menceritakan tentang pengalaman, potensi
desa, keunikan serta interaksi mereka dengan AAHarapan serupa juga dimiliki mahasiswa Sebatik
masyarakat selama dua bulan tinggal dan membaur yang kuliah di Yogyakarta, yaitu agar bisa menjaga
dengan masyarakat Sebatik Tengah & Sebatik Barat. silaturahmi dengan alumni KKN GBN UMY. “Kami
berharap semoga GBN UMY lebih solid, mengabdi
AA“Pada pelaksanaan KKN di tahun 2019 lalu di
dengan hati, dan berbagi karena cinta. Dan harapan
Sebatik, kami bertugas di wilayah Sebatik Barat.
kami semoga silaturahmi ini lebih ditingkatkan tidak
Secara garis besar program yang kami tawarkan tak
hanya ketika bertugas di Sebatik tetapi juga tetap
jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya
berkomunikasi dengan seluruh mahasiswa/mahasis-
seperti di wilayah Sebatik Tengah yaitu untuk
wi Sebatik yang ada di Yogyakarta. Bisa menularkan
merespon isu pendidikan, nasionalisme dan ekonomi
semangat mengabdi atau semangat melanjutkan
kreatif,” ujar Isa, yang juga menjadi ketua Komunitas
pendidikan untuk anak Sebatik pada saat KKN, dan
GBN 2019.
tetap menjaga silaturahmi dengan baik dengan
AA“Terdapat beberapa hal yang diberdayakan di warga Sebatik. Terakhir ucapan terima kasih untuk
Sebatik Barat khususnya di bidang ekonomi kreatif. kalian dari kami mahasiswa/mahasiswi Sebatik yang
Dengan digencarkannya komoditas yang menghasil- ada di Kota Yogyakarta. Thank you untuk pengabdi-
kan produk Bulatik (Bubuk Lada Sebatik) yang annya. Semoga saudara itu tidak hanya sekedar
dilaksanakan di Desa Bambangan Kecamatan Sebatik slogan tetapi dari hati untuk hati.” pesan Syikin
Barat, dan budi daya Kepiting Soka di Desa Liang- Mardin (KPI UMY – 2016). (Hbb)
bunyu. Kemudian di Desa Setabu dengan memper-
cantik area-area di sana. Seperti kawasan mangrove
dengan membuat jembatan warna-warni dengan
harapan menarik minat wisatawan,” sambungnya.
AASalah satu program yang paling mengesankan
bagi Isa adalah terselenggaranya Saudara Sebatik
Festival (SSF). Program ini diselenggarakan setiap

11 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


“ Dengan adanya KKN GBN UMY di Sebatik ini sangat membantu masya-
rakat, selain itu mereka sangat banyak memberikan motivasi untuk
anak-anak Sebatik tentang dunia pendidikan terlebih ke anak anak yang
bingung untuk melanjutkan kuliah. Semenjak ada KKN GBN semakin
banyak anak-anak Sebatik lebih tepatnya anak perbatasan yang lebih
berani atau mau merantau ke Pulau Jawa.

- Syikin Mardikin
(Mahasiswa UMY asal Sebatik)

12
THE UNTOLD
STORY OF GENESIA:
GEMPA LOMBOK
2018
13 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
AAHamparan sawah membentuk pola kotak-kotak kondisi sekolah dan fasilitas penduk- ung belajar yang
yang nyaris sempurna membuat pandangan mata masih sangat memprihatinkan. Guru honorer yang
kami terlena. Bukit-bukit barisan yang tertata rapi mengajar di salah satu sekolah dasar di SD Islam
semakin memanjakan mata lelah kami yang telah Al-Amanah Dusun Bawak Nao Karya tersebut pun
melalui perjalanan cukup panjang. Dua hari dua masih jauh dari kata sejahtera. Padahal ia rela mengh-
malam perjalanan dari Yogyakarta menuju pulau abiskan waktunya untuk mencetak generasi penerus
Lombok harus kami lalui menggunakan bus dengan bangsa, sampai-sampai ia harus meninggalkan
dua kali menyebrangi luasnya selat Bali dan Lombok. urusan ladangnya.
Bahkan sesampainya di pelabuhan Lombok, perjala-
AAMinggu pertama sesampainya kami di lokasi KKN,
nan kembali berlanjut dengan menyusuri jalanan
kami mencoba mengenal dan mendekatkan diri
berbukit yang jaraknya cukup jauh dari pusat kota.
dengan warga setempat, mulai dari gotong royong,
Perjalanan panjang ini harus kami lalui demi bisa
membersihkan masjid, bermain sepak bola bersama
menginjakkan kaki di Desa Sajang, Sembalun,
anak-anak di lapangan, mencari kayu bakar bersama
Lombok Timur, NTB.
warga, & mengunjungi sekolah. Satu minggu berlalu,
AABerbekal dana yang berhasil kami himpun dari kami pun mulai menyampaikan program yang akan
subsidi kampus serta hasil usaha dari penjua- kami laksanakan selama 2 bulan kedepan.
lan makanan, baju donasi, dan merchandise,
akhirnya kami bisa melakukan perjalanan Sepulang dari pemaparan program
menuju desa Sajang. Bukan untuk sekadar
kepada warga, kami kembali ke posko.
wisata ataupun melakukan perjalanan tanpa
tujuan. Namun ada satu tujuan dan misi berat Angin di luar rumah tampak bertiup
yang kami pikul, yakni untuk mengabdikan kencang tidak seperti biasanya. Hewan ternak
diri selama dua bulan bersama masyarakat
warga pun beberapa nampak lepas dari ikatan-
desa Sajang, Sembalun, Lombok Timur, NTB.
nya, gelisah berlarian melewati depan posko
AAMelalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Mandiri 3T (Terdepan, Terluar dan Terting- kami, seperti mengisyaratkan sesuatu.
gal), kami, tim Generasi Indonesia (Genesia)
Mengabdi #3 telah siap mengabdi pada masyarakat AAProgram utama tim Genesia berfokus pada pendi-
Sembalun guna membantu menyelesaikan persoalan dikan karena kondisinya yang masih memprihatinkan
yang dihadapi masyarakat setempat. Kami pun seperti terlihat di kondisi sekolah yang kurang layak
bertekad untuk bisa memberikan pengabdian terbaik dan pengajar honorer yang kurang sejahtera. Penyam-
bagi masyarakat Sembalun, karena di balik keunggu- paian program dilakukan pada malam hari di depan
lannya yang memiliki banyak komoditas pertanian, teras rumah salah satu tokoh pemuda di Dusun Karya
masih banyak persoalan lainnya dengan penerangan yang sangat minim dan jamuan
sederhana. Tampak lampu teplok jadul menerangi
AAMayoritas masyarakat Sembalun bekerja di ladang setiap sudut teras, namun suasana seperti itu mem-
dan berternak. Mulai dari terbit fajar hingga men- buat tim Genesia dan warga justru semakin akrab.
jelang petang, masyarakat sibuk mengurusi ladang Sepulang dari pemaparan program kepada warga,
dan hewan ternak hingga mengesampingkan persoa- kami kembali ke posko. Angin di luar rumah tampak
lan pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan masih bertiup kencang tidak seperti biasanya. Hewan ternak
banyaknya murid SD kelas 6 yang masih belum bisa warga pun beberapa nampak lepas dari ikatannya,
membaca & menulis. Selain itu juga gelisah berlarian melewati depan posko kami, seperti
mengisyaratkan sesuatu.

14
Pagi harinya saat kami masih lelap ini sudah tidak memungkinkan lagi
untuk menjalankan program KKN,
meski dengan menahan dinginnya suhu begitu pun kita semua. Tapi kita harus
di bawah kaki Gunung Rinjani, gempa kuat di hadapan warga. Kita harus
bumi berkekuatan 6,4 SR menjadi alarm bangun membantu warga pulih dari bencana ini.
Kita kesampingkan dulu program kita,
kami. Mungkin kejadian semalam adalah pertan- yang terpenting saat ini kita membantu
da alam akan terjadinya guncangan hebat ini. warga pulih dari trauma yang mereka
alami,“ ungkap Anas, begitu dia disapa,
Semua warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan dengan nada suara sedikit gemetar
diri dan menyeret anggota keluarganya dari reruntuhan bangunan menahan tangis.
sambil berteriak "Allahu Akbar, Allahu Akbar!”. Isak tangis warga Kurang lebih selama satu minggu
terdengar di luar rumah sambil terus berdoa berharap lindungan lamanya kami menjalankan program
Allah. Sementara itu para tetua dan tokoh dusun sibuk berkeliling darurat yang kami buat seketika pasca
ke setiap rumah untuk memastikan apakah ada warganya yang gempa melanda Lombok Timur. Berat
masih berada di dalam rumah atau tidak. memang menjalani sesuatu yang bukan
Akibat gempa, beberapa bangunan warga roboh dan banyak menjadi rencana awal, namun
rumah yang mengalami retak. Saat itu belum ada korban jiwa yang teman-teman kembali saling meneguh-
ditemukan, hanya saja beberapa warga mengalami luka ringan. kan hati bahwa niat Genesia ke Lombok
Sebagai respon awal, warga langsung diarahkan ke lapangan untuk untuk melakukan pengabdian. Apapun
berkumpul dan membuat tenda darurat untuk berlindung sementa- itu kondisinya asalkan tetap membantu
ra dan berobat ringan sampai bantuan datang. Belum hilang rasa warga itu merupakan bentuk dari
panik yang mendera, informasi terbaru disebarkan. Akan ada pengabdian kepada masyarakat.
gempa susulan dalam beberapa jam kemudian setelah gempa Program KKN kami beralih menjadi
pertama. Warga pun diminta untuk tidak kembali ke rumah terlebih program Kelas Ceria, Pengelolaan
dahulu sampai situasi benar-benar aman. Dengan diselimuti rasa Bantuan Logistik dan Pendataan Rumah
panik, khawatir dan menahan sedih karena tempat tinggal sudah Rusak, Pembangunan Sekolah Darurat
tak lagi berdiri, kami beserta warga bahu membahu membantu satu dan Tenda Pengungsian. Terutama
sama lain. Bapak-bapak mencari bambu untuk mendirikan tenda untuk pelaksanaan kegiatan Kelas Ceria,
darurat, ibu-ibu membuat dapur darurat untuk memasak, serta kami sangat terbantu dengan dikirim-
teman-teman Genesia membantu mendirikan tenda darurat. kannya tenaga bantuan dari Muham-
Sungguh suasana yang tidak pernah kami lihat sebelumnya, madiyah Disaster Management Center
sebuah rasa kekeluargaan yang kuat di tengah ancaman gempa. (MDMC) yang membawa beberapa
Kami sangat percaya setiap apa yang Allah berikan pasti ada permainan anak-anak yang kami
hikmahnya, mungkin inilah salah satu pelajaran yang Allah ingin gunakan untuk membantu mengatasi
perlihatkan kepada kami semua. rasa trauma mereka dari gempa bumi.
Melihat kondisi yang terjadi saat itu rasanya tidak mungkin jika Banyak hal yang kami pelajari dari
Genesia tetap menjalankan program KKN. Bagaimana mungkin kejadian ini, dari interaksi kami dengan
program akan dijalankan sementara warga sedang mengalami warga juga pertemuan kami dengan
kesusahan. Hairunas sebagai ketua Genesia pun langsung meng- tokoh-tokoh hebat yang turut memban-
umpulkan kami untuk mendiskusikan langkah selanjutnya tentang tu pemulihan gempa Lombok. Kesehari-
program yang akan dijalankan. “Teman-teman, kondisi warga saat an paska gempa tidaklah mudah dan
menuntut keikhlasan yang ekstra
karena kondisi di tenda pengungsian
tentunya tidak seperti di rumah. Kami
harus hidup bersama individu-individu
dengan isi kepala yang berbeda sehingga
berbeda pendapat menjadi makanan
sehari-hari. Ditambah lagi dengan
persediaaan air yang sangat minim
sehingga kami harus membuat prioritas
penggunaan air. Akan tetapi, kejadian
dan kondisi tersebut justru menempa
mental kami untuk berani menghadapi

15 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


kondisi atau kejadian apapun yang
membuat kami merasa tidak nyaman.
Belum juga kami sepenuhnya bangk-
it, kami kembali diuji dengan gempa
susulan yang terjadi hampir setiap 30
menit sekali seperti yang tercatat oleh
Badan Metereologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG). Hampir 1000 kali
getaran terjadi. Tepat seminggu setelah
gempa pertama, gempa besar berkekua-
tan 7.0 SR kembali mengguncang
Lombok dan membuat semua orang
diserang rasa panik. Bagaimana tidak,
hati yang seharusnya sudah tertata rapi
karena trauma gempa pertama, kembali
dicabik-cabik dengan guncangan gempa
yang lebih besar dari gempa pertama.
Panik bertambah saat kami beranjak
keluar rumah dan listrik padam. Tidak
ada jalan untuk berkomunikasi dengan tidak bisa kami sembunyikan dari warga. Berat sekali rasanya
sanak saudara. Suasana semakin men- meninggalkan sesuatu yang baru saja dimulai. Seperti tamu yang
egangkan saat rekan kami mengalami baru saja mengetuk pintu rumah namun belum masuk sudah pamit
histeris hebat karena cedera pada kaki pulang. Keinginan kami untuk bisa membantu warga pulih dari
yang membuatnya harus ditandu. bencana seolah dibatasi oleh waktu, ilmu dan pengalaman kami
Teman-teman tetap saling menenang- yang memang bukan disiapkan sebagai tim pemulihan pasca
kan satu sama lain sampai komando bencana. Janji-janji kami melalui program KKN juga belum ada
datang dari salah seorang tokoh pemuda satupun yang terlaksana. Rasa sesal karena tidak dapat banyak
untuk berkumpul di tenda pengungsian, berkontribusi menyertai kepulangan kami.
menyatu bersama warga. Panik lebih Tak lama setelahnya, harapan dan doa Genesia akan pemulihan
mudah menjalar karena perut kosong kondisi di Lombok terjawab. Universitas Muhammadiyah Yogya-
kami yang belum sempat terisi di pagi karta (UMY) mendapatkan mandat dari Pimpinan Pusat Muham-
itu. Hanya berdoa yang kemudian dapat madiyah untuk mengirimkan tim khusus penanggulangan bencana
kami lakukan. gempa yang merupakan tim assesment untuk bangunan dan
Gempa Lombok ini, meski belum juga infrastruktur. UMY menurunkan 13 orang, yang terdiri dari 3 orang
ditetapkan sebagai bencana nasional ahli dan 10 orang relawan dari teknik sipil, termasuk teknik elektro
oleh pemerintah saat itu, sudah banyak dan teknik mesin yang telah dilatih di bawah koordinasi MDMC.
media nasional dan internasional yang Selanjutnya diungkapkan ketua tim assesmen UMY Sri Atmaja P.
meliput. Berita ini pastilah sampai ke Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE pengiriman tim assesment masih
keluarga kami masing-masing. Semen- terus akan berlanjut menimbang hasil yang diperoleh oleh tim
jak jaringan telefon hilang paska gempa, assesment ini. Sri Atmaja mengharapkan masa tugas sepuluh hari
banyak orang tua dari kami yang meng- tersebut sesuai dan juga akan dilakukan evaluasi di akhir. Tim juga
hubungi pihak kampus. Tentunya orang akan dirotasi jika masih banyak yang harus dilakukan dengan
tua kami cemas sehingga meminta mengirimkan tim tindak lanjut berikutnya, sebagai panggilan
universitas untuk memulangkan kami. kemanusiaan yang merupakan bentuk kontribusi UMY untuk
Terlebih lagi Genesia bukanlah Indonesia.
orang-orang yang disiapkan untuk Kami tidak akan pernah melupakan orang-orang tangguh
menghadapi bencana, bahkan kami pun seperti warga Sajang. Banyak pelajaran hidup yang kami dapatkan
sebenarnya korban yang tidak siap dari warga Sajang tentang bagaimana mereka bisa setegar itu
mental dan tenaga untuk membantu menghadapi ujian yang Allah berikan. Jika kami yang berada di
memulihkan bencana. posisi mereka belum tentu bisa setegar mereka, untuk itu kami
Pagi harinya (10/08/2018) pihak merasa bersyukur masih bisa mendapatkan nikmat sekecil apapun
kampus langsung bertolak ke Lombok itu yang Allah berikan kepada kami. Suatu saat nanti kami akan
Timur untuk menjemput Genesia pulang kembali ke tempat bersejarah dalam hidup kami ini. Untuk
ke Yogyakarta. Rasa sedih dan haru menyelesaikan apa yang belum sempat kami mulai. (ads)

16
Kokoda, Suku Nomaden
yang Bertahan di Era Modern
Suku Kokoda adalah salah satu suku nomaden yang berada di Kabupaten
Sorong Provinsi Papua Barat. Suku tersebut hidup dengan cara berpindah
dari satu lahan kosong ke lahan lainnya.

Indonesia, negeri yang terdiri lebih dari tujuh Kesenjangan itu berasal dari bidang ekonomi,
belas ribu pulau terbentang mulai dari ujung timur kesehatan dan pendidikan. Perbedaan budaya tiap
hingga barat searah dengan garis khatulistiwa. suku juga menjadi hal yang harus diperhatikan oleh
Bangsa yang memiliki ribuan suku dan budaya yang banyak pihak, Suku Kokoda misalnya. Mereka adalah
berbeda dan dari semua itulah Indonesia dibangun. salah satu suku nomaden yang berada di Kabupaten
Walau tanah surga ini memiliki berbagai keragaman Sorong Provinsi Papua Barat. Suku tersebut hidup
yang mempesona, sesungguhnya Indonesia menyim- dengan cara berpindah dari satu lahan kosong ke
pan kesenjangan yang cukup memprihatinkan. lahan lainnya.

17 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Tetapi, perpindahan tersebut sering kali menimbulkan masalah.
Suku Kokoda sering kali tidak mengetahui bahwa lahan yang
mereka tempati sudah menjadi milik orang lain. Hal itulah yang
menyebabkan sering terjadi konflik antar kelompok suku
nomaden dan pemilik lahan.

AATetapi, perpindahan tersebut sering kali menim- AAMelalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM)
bulkan masalah. Suku Kokoda sering kali tidak Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, program
mengetahui bahwa lahan yang mereka tempati sudah pemberdayaan masyarakat Kokoda mulai dilakukan.
menjadi milik orang lain. Hal itulah yang menyebab- Dalam hal ini, MPM menggandeng berbagai pihak
kan sering terjadi konflik antar kelompok suku untuk menyejahterakan kawasan yang ada di daerah
nomaden dan pemilik lahan. Kebiasaan tersebut juga terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Salah satunya
berdampak bagi anggota suku yaitu tidak adanya MPM PP Muhammadiyah yang bekerja sama dengan
akses untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
kesehatan dari pemerintah karena mereka tidak (UMY) melalui komunitas Mahardika Bakti Nusantara
memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang membuat (MBN). UMY mengirimkan komunitas tersebut untuk
mereka tidak tercatat secara resmi sehingga Suku melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama
Kokoda tidak bisa mendapatkan haknya sebagai dua bulan tiap tahunnya sejak 2016 lalu.
warga negara Indonesia.
AAKomunitas MBN merancang program untuk
AAPermasalahan inilah yang mengundang Muham- perlahan mengajak pada kebiasaan baru yang lebih
madiyah untuk melakukan gerakan masif guna baik. Salah satunya adalah bertani. Menanam adalah
memperjuangkan hak-hak mereka. Lokasi yang kegiatan yang asing bagi mereka, karena hal yang
menjadi pemukiman penduduk Suku Kokoda saat ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan makanan
awalnya berupa rawa yang tidak memiliki lahan layak sehari-harinya adalah dengan berburu. Tiap kali
tanam dan air bersih guna memenuhi kebutuhan mereka membutuhkan bahan pangan, masyarakat
sehari-hari. Lokasi itu mulai ditinggali sejak tahun Suku Kokoda mencarinya di hutan atau sungai. Selain
1996 tanpa fasilitas listrik sehingga kayu bakarlah itu, pertumbuhan penduduk juga semakin tinggi yang
yang menjadi satu-satunya alat yang digunakan menyebabkan hutan atau lahan kosong berubah
untuk penerangan. Baru pada tahun 2012 mereka fungsi menjadi kawasan pemukiman. Bangunan lain
mendapatkan bantuan berupa generator pembangkit juga didirikan di area ini. Hasilnya, lahan untuk
listrik. berburu mereka semakin berkurang.

Sorong,
Papua Barat

Yogyakarta

18
MBN datang kesini untuk mendorong mereka agar mampu mandiri dan
dapat berjalan berdampingan dengan kehidupan modern tanpa harus
meninggalkan identitas mereka sebagai sebuah suku adat. Karena identi-
tas suku Kokoda adalah sesuatu yang unik dan harus tetap dilestarikan
meski mereka hidup dalam budaya yang baru,”
- Idra Faudu (Anggota MBN)

AA“MBN datang kesini untuk mendorong mereka agar nakan alas kaki ketika berjalan-jalan di luar rumah.
mampu mandiri dan dapat berjalan berdampingan Belum lagi kesadaran mereka untuk menjaga kebersi-
dengan kehidupan modern tanpa harus meninggalkan han diri yang sangat kurang serta sanitasi yang buruk.
identitas mereka sebagai sebuah suku adat. Karena
AAMaka dari itu, upaya terus dilakukan secara
identitas suku Kokoda adalah sesuatu yang unik dan
perlahan untuk merubah kebiasan tersebut. MBN
harus tetap dilestarikan meski mereka hidup dalam
berusaha untuk memberikan pengertian tentang
budaya yang baru,” ujar anggota MBN, Idra Faudu.
pentingnya kesehatan bagi warga Warmon Kokoda,
AASama seperti yang dilakukan oleh MPM. Komunitas seperti mengajak mereka mengenakan pakaian dan
MBN terus berupaya melatih masyarakat Suku Kokoda sandal ketika keluar rumah serta mengajar warga
untuk menanam sayur yang benar. Sayur dipilih untuk melakukan gosok gigi masal sekampung. Hal
dengan alasan kemudahan dalam cara menanam serta ini dilakukan untuk memperkenalkan pola hidup yang
masa panen yang cepat. Karena minimnya lahan yang bersih dan sehat pada masyarakat Suku Kokoda.
layak untuk bertani, warga diajak untuk menanam
AASelain itu, pendidikan juga menjadi hal yang
benih menggunakan teknik vertikultur. Cara ini
diperhatikan oleh rekan-rekan MBN. Di sana banyak
dipilih karena pertanian vertikultur tidak memerlu-
anak-anak yang mulai tumbuh, sehingga ilmu penge-
kan lahan yang luas dan dapat menggunakan bambu
tahuan menjadi hal yang penting bagi mereka agar
sebagai medianya. Rumpunan bambu yang tumbuh
kedepannya mereka dapat menjadi pribadi yang
subur di kawasan tersebut menjadi pilihan untuk
unggul dan mampu mengembangkan tanah kelahi-
membudidayakan tanaman dengan metode yang telah
rannya. Melihat semangat yang begitu besar dari
ditentukan.
anak-anak di Kokoda untuk menuntut ilmu, maka
AAPersoalan lain yang menjadi perhatian adalah pola dibangunlah rumah baca sederhana yang diberi nama
hidup yang tidak bersih. Hal ini sering menimbul- Nabaca Bukuga dalam bahasa setempat yang
kan penyakit bagi penduduk di kam- berarti “kamu baca buku nggak?” dalam
pung Wormon Kokoda. Terlebih Bahasa Indonesia. Selain membaca, rumah baca
lagi bagi anak-anak kecil. itu juga dipergunakan untuk bermain dan
Warga Warmon Kokoda melakukan kegiatan lainnya.
terbiasa berjalan
tanpa menggu-

19 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P.,
IPM., menegaskan bahwa buku menjadi
senjata bagi masa depan. “Sebab membaca
adalah proses kemajuan dan kita berharap pemba-
ngunan kualitas manusia yang kita lakukan bisa terus
diwujudkan," ujarnya saat meresmikan rumah baca.
Lambat laun rumah baca yang awalnya didirikan menggunakan bahan
baku seadanya, berubah menjadi bangunan kokoh dengan berbagai gambar
yang terpampang di dinding. Berpadu dengan padang rumput yang luas,
Nabaca Bukuga berubah menjadi tempat yang asri dan nyaman untuk
digunakan warga dan anak-anak Kokoda. Pembangunan ini juga tidak lepas
dari tingginya semangat untuk berkembang dan keinginan UMY dalam
memajukan peradaban masyarakat Indonesia.
Muhammadiyah juga berperan dalam pembangunan 55 rumah perma-
nen diatas tanah pemberian Muahmmadiyah. Sehingga seluruh masya-
rakat disana memiliki tempat tinggal tetap yang layak. Hal yang lebih baik
lagi ialah mereka dapat memiliki KTP karena sudah bermukim secara
permanen. Sehingga warga bisa menikmati berbagai haknya sebagai warga
negara Indonesia.

Semangat Masyarakat yang Semakin Tampak


Kini masyarakat Kampung Warmon Kokoda, semakin memadai. Pasalnya Taman Kanak-kanak
Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Lab School Muhammadi-
telah mengalami perkembangan hingga ke sektor yah telah kokoh berdiri. Walau masih minim tenaga
ekonomi. Pada bulan Agustus 2019 lalu, mereka pengajar dan fasilitas, hal itu tidak melunturkan
mendapatkan bantuan dana desa dari pemerintah semangat putera-puteri tanah cinderawasih patah
untuk mengembangkan Badan Usaha Milik Desa arang. Justru dengan keterbatasan itu mereka sema-
(Bumdes). Usaha yang dibangun berupa warung kin giat belajar. Muhammadiyah juga memberikan
sembako dan kapal penangkap ikan. beasiswa bagi pemuda & pemudi Suku Kokoda untuk
berkuliah.
Warung itu menyediakan berbagai kebutuhan
pokok bagi warga sekitar. Bukan hanya anggota suku Kini komunitas MBN tidak lagi melakukan
Kokoda saja yang berbelanja di situ, tetapi juga mas- program pemberdayaan masyarakat disana, karena
yarakat sekitar yang tinggal di dekat perkampungan. pengabdian itu dinilai berhasil jika masyarakat
Sedangkan kapal penangkap ikan dioperasikan setempat yang mandiri untuk mengembangkan
dengan sistem kerjasama. Orang-orang yang mengo- peradabannya. Namun UMY dan Muhammadiyah
perasikan kapal tersebut terdiri dari pemuda dan pria tetap melakukan pembinaan secara berkala bagi
dewasa. Tiap hari mereka melakukan kegiatan rutin masyarakat disana dengan menggandeng Universitas
mulai dari menyiapkan jaring hingga menjual tangka- Pendidikan Muhammadiyah Sorong (Unimuda
pan ikan ke tepi dermaga. Perahu yang diberi nama Sorong) untuk memberikan serta mendampingi
Saad bin Abi Waqash itu akan terapung dalam waktu perkembangan warga Suku Kokoda di sana.
yang lama di tengah laut. Keuntungan yang didapat
Peradaban manusia berkembang secara perlahan
tiap hari dari hasil tangkapan itu berkisar tujuh
sesuai dengan kualitas dari masyarakat yang tinggal
sampai sepuluh juta rupiah tiap harinya. Namun jika
di kawasan tersebut. demikian juga dengan Suku
kondisi laut sedang tidak bersahabat maka pendapa-
Kokoda. Berawal dari hidup yang nomaden, kini warga
tan akan berkurang drastis.
Suku Kokoda berubah semakin maju. Semoga kelak
Selain sektor ekonomi yang mengalami peningkatan, anak-anak Bumi Cinderawasih ini dapat mengepak-
pendidikan di Kokoda juga semakin cerah. Kini 185 kan sayap dan memberi kemakmuran dimana pun
kepala keluarga atau kurang lebih 1000 jiwa warga mereka berada. (Kukuh)
Wormon Kokoda memiliki kondisi pendidikan yang

20
Bioskop Keliling
dan Literasi Film
Pesebaran informasi di era digital yang semakin pada film luar yang menyajikan produk kebudayaan-
mudah sering kali menjadi salah kaprah. Media sosial nya. Kita seakan-akan diajak untuk berkeliling dan
dan media hiburan seperti film kerap dijadikan mempelajari budayanya, lalu secara tidak sadar kita
platform untuk membius para penggunanya. Perbe- kita mulai tertarik dan merasa dekat, kemudian
daannya, film justru lebih menghipnotis dibanding- mengimitasi budaya yang disajikan. Hal inilah yang
kan dengan media sosial. Tapi, pernahkah kita menjadi salah satu faktor berkembangnya multikul-
merasa bahwa secara tidak sadar film benar-benar turalisme di tengah masyarakat. Efek yang paling
dapat menghipnotis kita? Mungkin, sebagian besar parah dari multikulturalisme adalah masyarakat bisa
akan menjawab tidak. Padahal, melalui penayangan kehilangan budaya aslinya karena terlalu sering
visualnya, film dapat mengajak para penonton untuk terpapar dan tidak bijak dalam mengambil tindakan.
lebih menikmati alur ceritanya. Tidak hanya film Oleh karena itu perlu strategi untuk memperkuat
lokal saja, film hasil import dari luar juga dapat budaya nasional dengan membangun literasi film
memberi efek hipnotis, bahkan lebih. Misalnya saja nasional berlatar budaya daerah di Indonesia.

21 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Pengembangan Perfilman
(Pusbangfilm), minat menonton masyarakat Indonesia meningkat dari
tahun ke tahun untuk tayangan film lokal. Namun, kenaikan ini tidak
berimbang dengan jumlah produksi film lokal itu sendiri, justru jumlah
film luar yang diimport ke Indonesia menjadi lebih banyak.

Presentase Penonton Film Nasional dan Impor


350

300

250

200

150

100

50

2014 2015 2016

Jumlah Penonton Jumlah Film Lokal Jumlah Film Impor


Film Nasional (dlm. ribuan)

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penon- jumlah penonton hingga 4 juta. Menurut indone-
ton film nasional pada tahun 2014 sekitar 16.819.804 sia.go.id jumlah penonton film Indonesia naik 100%
orang, di tahun 2015 menurun di angka 16.260.041 dibanding 2015 dengan angka 34,5 juta, 2017 mening-
dan mengalami kenaikan pesat tahun 2016 menjadi kat dengan 40,5juta dengan 143 produksi film Indo-
37.252.542 orang. Lantas, apakah ada pengaruh untuk nesia, dan tahun 2018 mencapai 50 juta penonton
Indonesia jika masyarakat lebih gemar menonton dengan 200 produksi film mandiri. Dengan adanya
film yang diimport dari luar? Tentu saja. Banyaknya kenaikan signifikan tersebut pasar film Indonesia
film import yang masuk ke Indonesia dapat meng- berhasil dilirik oleh investor asing seperti 20th
hasilkan perang budaya yang merupakan efek dari Century Fox Film Corporation yang terlibat dalam
multikulturalisme tersebut. produksi film Wiro Sableng dan juga perusahaan film
asal Korea Selatan juga berinvestasi melalui Badan
Sebenarnya, Indonesia bisa saja meminimalisir
Koordinasi Penanaman Modal. Tentunya hal ini
penyebaran film import melalui produksi film lokal.
menjadi perwujudan suksesnya strategi pemerintah
Kehadiran film seperti Warkop DKI Reborn, Ada Apa
yang memberikan kemudahan bagi para pelaku seni
Dengan Cinta 2, dan Rudy Habibie menjadi tanda baik
untuk memproduksi film mereka.
untuk perkembangan film di Indonesia. Ketiga film
Bahkan pemerintah tak segan
tersebut, khususnya film Ada Apa Dengan Cinta 2
meluncurkan dana bantuan
menjadi gerbang pembuka untuk film lokal untuk
maupun beasiswa.
masuk ke ranah Box Office dengan capaian target

22
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan meluncurkan alat
Namun, yang sangat disayangkan adalah hal ini
yang bisa diklaim untuk memper-
tidak berbanding lurus dengan ruang tayang dan
presentase pemutaran film lokal dan import di luas pendistribusian film lokal dan
Indonesia. Belum adanya kebijakan pemerintah menambah ruang tayang film yang perse-
yang mengatur tentang porsi penayangan film lokal
barannya tidak merata, yaitu Bioskop
dan impor menyebabkan tidak meratanya peseba-
ran film yang bergerak bebas di 1.500 ruang tayang Keliling (Bioling) yang diluncurkan ke 11
film di Indonesia. Dari total jutaan masyarakat wilayah di Indonesia. Di Yogyakarta
Indonesia yang bisa mengakses bioskop, ada lebih
sendiri, Bioling sudah bergerak dengan
banyak lagi yang tidak bisa menonton film nasional
di bioskop. Mereka lebih mudah mengakses televisi digawangi Universitas Muhammadiyah
untuk sarana hiburan sekaligus informasi. Padahal Yogyakarta (UMY) yang mendapatkan
bisa kita ketahui bahwa siaran-siaran televisi saat
hibah dan amanah pemerintah untuk
ini banyak yang tidak relevan utk ditonton.
memperluas distribusi film.
Dari fenomena tersebut masih ada tugas pemer-
intah untuk memberikan tontonan sekaligus
Dengan hadirnya Bioling ini, yang menjadi perbin-
literasi bagi masyarakat yang belum tersentuh oleh
cangan selanjutnya adalah apakah terobosan baru dari
bioskop. Masih ada beberapa provinsi di Indonesia
pemerintah ini dapat benar-benar menjadi solusi dari
yang belum terjamah, seperti Aceh, Kalimantan
fenomena yang ada? Apakah Bioling ini dapat member-
Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Sulawesi
ikan hiburan sekaligus edukasi pada masyarakat?
Barat. Melihat fenomena tersebut, pemerintah
Apakah cara ini efektif?
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
meluncurkan alat yang bisa diklaim untuk mem- Fajar Junaedi, dosen Ilmu Komunikasi UMY, bersa-
perluas pendistribusian film lokal dan menambah ma mahasiswa dari Ilmu Komunikasi UMY berbagi
ruang tayang film yang persebarannya tidak cerita tentang perjalanan mereka bersama Bioling
merata, yaitu Bioskop Keliling (Bioling) yang dalam memberikan ruang hibur yang layak dan
diluncurkan ke 11 wilayah di Indonesia diantaranya sekaligus edukatif bagi masyarakat. Kegiatan menon-
adalah Lampung Barat, Tanggerang, Yogyakarta, ton film di balai warga atau lapangan sebenarnya
Malang, Sambas, dan Merauke. Tujuannya tidak bukan sesuatu yang baru bagi kaum milenial. Kegiatan
lain adalah untuk meratakan pesebaran film. Selain Bioling sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan
itu, Bioling juga dapat menambah wawasan, oleh Fajar Junaedi dan tim Bioling UMY. Di lingkungan
menyebarkan informasi, memberikan tontonan universitas sendiri, Bioling kerap kali menjadi support
yang berlatar budaya Indonesia, dan juga sebagai bagi aktivitas mahasiswa, dosen, maupun komuni-
wadah literasi media ke masyarakat. Di Yogyakarta tas-komunitas film dengan memberi fasilitas untuk
sendiri, Bioling sudah bergerak dengan digawangi melakukan pemutaran film. Tidak banyak yang tahu
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bahwa Bioling dapat pula digunakan untuk masyarakat
yang mendapatkan hibah dan amanah pemerintah umum, tidak hanya di Yogyakarta sendiri, namun juga
untuk memperluas distribusi film. untuk masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya.

23 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Bioling UMY memberikan edukasi-edukasi mengenai etika dalam menonton
film dan juga memberikan ajakan kepada masyarakat agar menghentikan
kebiasaan menonton film bajakan untuk menghargai para pembuat film.
Kehadiran Bioling ibarat sebuah paket lengkap yang menyajikan hiburan
disertai selipan edukasi.

Salah satu wilayah yang sudah didatangi oleh Kulonprogo. Di setiap kehadirannya warga menyam-
Bioling UMY adalah Wonosobo. Kedatangan Bioling but Bioling dengan antusias yang dilihat dari
UMY ke Wonosobo bulan Agustus 2019 lalu memiliki banyaknya jumlah warga yang hadir dan men-
tantangan sendiri karena medan yang ditempuh yaksikan film dari awal hingga akhir.
cukup berat dan terjal mengingat lokasi diadakannya Film sebagai media literasi sebenarnya berkaitan
pemutaran film terletak di ketinggian. Namun, hal dengan fungsi dari film itu sendiri yang salah satun-
itu tidak menjadi halangan bagi Bioling UMY untuk ya adalah fungsi edukatif salah satunya melalui
memberikan edukasi kepada masyarakat melalui Bioling. Dalam hal literasi, Fajar menjelaskan bahwa
film. Beruntung, masyarakat Wonosobo kooperatif Bioling UMY memberikan edukasi-edukasi mengenai
dan banyak membantu Bioling UMY. Film-film yang etika dalam menonton film dan juga memberikan
diputar Bioling UMY adalah film yang telah diberikan ajakan kepada masyarakat agar menghentikan
oleh Pusbangfilm Kemendikbud dan juga film karya kebiasaan menonton film bajakan untuk menghargai
para sineas yang sudah memberikan izin tayangnya. para pembuat film. Kehadiran Bioling ibarat sebuah
Kehadiran Bioling di tengah masyarakat ini paket lengkap yang menyajikan hiburan disertai
mendapatkan respon yang positif dari masyakarat selipan edukasi. (Aisyah)
yang merasa antusias. Tidak hanya Wonosobo,
pemutaran film Bioling juga dilakukan di Bantul &

24
UMY Mengabdi
25 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
26
UMY Mengabdi

Pembagian
1.600 Paket Logistik
kepada Mahasiswa

27 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Setidaknya hingga masa pandemi ini berakhir, kesejahteraan
mahasiswa diperhatikan oleh pihak kampus sehingga mereka bisa
merasa lebih tenang”
- Dr. Ir. Gunawan Budiyanto., M.P., IPM
(Rektor UMY)

Penyebaran pandemi COVID-19 menjadi langsung pulang ke rumah atau kost masing-mas-
dilematis bagi sejumlah mahasiswa Universitas ing. Waktu pengambilan logistik dilakukan sesuai
Muhammadiyah Yogyakarta khususnya yang jadwal yang dibagi berdasar fakultas dan daerah
berasal dari daerah rantauan. Banyak dari maha- asal mahasiswa. Tidak hanya itu, para mahasiswa
siswa rantau yang memutuskan untuk tidak pulang diwajibkan untuk menggunakan masker saat
ke kampung halaman karena sadar akan tingginya pengambilan logistik. Pengambilan logistik ini
resiko menjadi carrier. Namun, keputusan untuk dilaksanakan selama dua hari, Selasa – Rabu
tinggal di perantauan di tengah pandemi juga (14-15/4), hari Selasa bagi mahasiswa UMY asal luar
memiliki resiko tersendiri terutama dalam hal DIY, & Rabu (15/4) dilakukan pembagian bagi
akses untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal mahasiswa UMY asal DIY.
ini diperparah dengan adanya lockdown yang
Logistik yang diberikan merupakan kebutu-
dilakukan oleh beberapa perkampungan. Melihat
han-kebutuhan dasar yang sudah disesuaikan
fenomena ini, Universitas Muhammadiyah Yogya-
dengan form yang diisi oleh para mahasiswa.
karta bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 dan
Logistik yang diberikan berupa sembako seperti
relawan melakukan pembagian logistik kepada
beras, mie instan, gula, dan minyak goreng. Tidak
1.600 mahasiswa yang telah mendaftarkan dirinya.
hanya itu, para mahasiswa juga diberikan pera-
Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto., M.P., latan mandi, mencuci, dan juga alat perlindungan
IPM dalam sambutannya saat membuka secara diri berupa masker dan hand sanitizer. “Setidaknya
resmi kegiatan bertajuk UMY Mengabdi, Selasa hingga masa pandemi ini berakhir, kesejahteraan
(14/04), mengungkapkan bahwa kegiatan ini mahasiswa diperhatikan oleh pihak kampus
rencananya akan dilakukan setiap minggu- sehingga mereka bisa merasa lebih tenang,” imbuh
nya secara berulang hingga kondisi Gunawan. (ays)
membaik. “Harapan saya, semoga
program ini dapat berlangsung
dengan baik dan bisa menambah
rasa aman dan nyaman bagi para
mahasiswa selama menjalani masa
sulit selama masa penyebaran
pandemi COVID-19, “ujarnya.
Sesuai dengan anjuran pemerintah
untuk melaksanan physical distanc-
ing, pembagian logistik dilakukan
dengan teknis drive thru dimana para
mahasiswa masuk melalui gerbang
selatan dan antri sesuai dengan jalur
yang ditentukan. Setelah melakukan
verifikasi data dan mengambil
logistik, para mahasiswa diminta

28
UMY Mengabdi

Pembagian
Sahur dan Takjil
untuk Mahasiswa

29 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Hal yang kami tekankan di
sini adalah bagaimana para
mahasiswa terlayani dengan
baik agar bisa melaksanakan ibadah
Ramadhan dengan tenang dan tanpa
rasa galau,”

- M. Khaeruddin Hamsin, Lc. LL.M.,


Ph.D, (Pimpinan LPPI)

pola berbeda menyesuaikan dengan kondisi


pandemi yang ada. Pimpinan LPPI, M. Khaeruddin
Hamsin, Lc. LL.M., Ph.D, Senin (27/4), mengung-
kapkan bahwa program ini rencananya akan
dilaksanakan hingga hari ke-25 Ramadhan dan
bahkan bisa berlangsung hingga hari raya Idul
Fitri. “Hal yang kami tekankan di sini adalah
bagaimana para mahasiswa terlayani dengan baik
agar bisa melaksanakan ibadah Ramadhan dengan
tenang dan tanpa rasa galau,” tambahnya.
Jadwal pengambilan makanan untuk sahur dan
takjil ini telah dimulai sejak hari kedua Ramadhan,
Sabtu (25/4) dengan pembagian sahur dimulai
pukul 02.00 sampai pukul 03.00 WIB sedangkan
untuk pengambilan takjil dimulai pukul 16.00
hingga pukul 17.30 WIB. Agar tetap sesuai dengan
anjuran physical distancing, pengambilan
makanan menggunakan teknis drive thru dan juga
para mahasiswa diminta untuk wajib menggu-
nakan masker. Para mahasiswa yang sudah
mendaftarkan dirinya pada formulir yang tertera di
Menyambut bulan suci Ramadhan di tengah KRS Online cukup menunjukkan Kartu Tanda
pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir Mahasiswa (KTM) untuk mendapatkan makanan
menjadikan suasana Ramadhan berbeda dengan sahur dan takjil untuk berbuka puasa.
tahun-tahun sebelumnya, termasuk bagi para Selain melibatkan relawan dari Tim Gugus
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakar- Tugas Covid-19, kegiatan UMY Mengabdi ini juga
ta (UMY) yang masih bertahan di wilayah kampus melibatkan relawan yang berasal dari para maha-
karena tidak bisa pulang ke kampung halamannya siswa yang mengabdikan dirinya untuk menjadi
masing-masing. Tutupnya beberapa warung panitia Ramadhan UMY.
makan menjadi permasalahan tersendiri bagi para
Selaras dengan yang diungkapkan Khaeruddin,
mahasiswa terkait dengan akses untuk mendapat-
Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto., M.P., IPM
kan makanan sahur dan berbuka puasa. Untuk itu,
mengatakan bahwa program UMY Mengabdi ini
program UMY Mengabdi kembali hadir dengan
akan terus dievaluasi pelaksanaanya menye-
melakukan pembagian makanan sahur serta takjil
suaikan dengan kondisi pandemik yang ada.
untuk berbuka puasa kepada 1.530 mahasiswa.
“Harapan saya, semoga program ini dapat berjalan
Program pembagian makanan sahur dan takjil dengan lancar. Juga, untuk para relawan dan
yang diadakan oleh Lembaga Pengkajian dan mahasiswa, semoga dapat tertanamkan nilai-nilai
Pengamalan Islam (LPPI) ini merupakan kelanju- kesetiakawanan dan juga indahnya saling berbagi,”
tan dari program tahunan yang dikemas dengan ungkap Gunawan. (ays)

30
UMY Mengabdi

Pembagian
Faceshield kepada
PKU Muhammadiyah
dan Polda DIY
Indonesia merupakan negara dengan tingkat
kematian tenaga medis tertinggi di dunia selama masa
pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan karena kurang-
nya alat pelindung diri yang digunakan ketika menan-
gani pasien COVID-19, sehingga virus bisa dengan
cepat menyebar kepada para tenaga medis yang
merupakan garda terdepan penanganan COVID-19.
Selain itu faktor kurangnya tenaga medis di Indonesia
karena tidak sebanding dengan pasien COVID-19 yang
ditangani juga menjadi faktor lelahnya tenaga medis
sehingga sistem imun menurun yang bisa menyebab-
kan mudahnya tertular virus.
“Berangkat dari keresahan serta rasa kepedulian
kami, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
kembali membagikan alat bantuan medis berupa face
shield kepada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota dan
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dengan
jumlah masing masing 150 buah serta untuk PKU
Nanggulan, PKU Kotagede dengan jumlah masing
masing 75 buah. Selain membagikan face shield untuk
tenaga medis, UMY juga membagikan face shield ini
untuk Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
sebanyak 500 buah,” ungkap Rektor UMY, Dr. Ir.
Gunawan Budiyanto, M.P, IPM saat melakukan

31 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


penyerahan simbolis kepada dua instansi tersebut pada
Rabu, (5/20) di depan Gedung AR B Kampus Muda
Mendunia.
.. Pemerintah tidak
bisa bekerja sendiri,
Ini merupakan kali keduanya UMY membagikan face
shield kepada tenaga medis yang sudah berjasa berjuang mereka butuh semua
untuk masyarakat Indonesia demi memulihkan kembali kalangan untuk bersama
keadaan yang sangat menyulitkan bangsa ini di berbagai
sama berjuang untuk
bidang kehidupan. “UMY sebagai kampus yang tak
hanya unggul namun juga islami tidak mungkin membi- mengembalikan keadaan
arkan keadaan ini begitu saja tanpa mengambil peran bangsa ini seperti semula
apapun di masyarakat. Memang ini semua tanggung
lagi. Sekarang bukan saatnya
jawab pemerintah namun pemerintah tidak bisa bekerja
sendiri, mereka butuh semua kalangan untuk bersama untuk saling menyalahkan
sama berjuang untuk mengembalikan keadaan bangsa namun saling ambil bagian
ini seperti semula lagi. Sekarang bukan saatnya untuk
sesuai bidangnya masing-
saling menyalahkan namun saling ambil bagian sesuai
bidangnya masing maisng semampunya,“ imbuh masing semampunya”
Gunawan.
UMY percaya bahwa harta yang telah diinfakkan Dr. Ir. Gunawan Budiyanto.,
kepada orang lain tidak akan berkurang sama sekali M.P., IPM (Rektor UMY)
bahkan malah terus bertambah sesuai dengan janji Allah
kepada hambaNya yang mau meminjamkan hartanya di
jalan Allah. (ads)

32
UMY Mengabdi

Paket Logistik untuk


Mahasiswa, Masyarakat,
hingga Media Partner

33 UMY MAGZ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Program-program UMY Mengabdi diharapkan dapat
membantu seluruh komponen yang terkait dengan
UMY untuk dapat bertahan di tengah kondisi dan
situasi yang sedang tidak menguntungkan ini.

Perkembangan pandemi COVID-19 di Indone- logistik berupa sembako, masker dan hand
sia yang belum menunjukkan penurunan sanitizer. Bantuan ini diberikan menggunakan
signifikan dan masih berlakunya Pembatasan sistem drive trhu sehingga panitia dan maha-
Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat sebagian siswa tetap aman. Selama Ramadhan 1441 H,
besar orang belum bisa melakukan aktifikas UMY menyediakan paket sahur dan berbuka
kesehariannya secara normal. Hal ini pun lantas puasa bagi mahasiswa yang setiap harinya
berimbas pada perekonomian Indonesia yang mencapai 1400-1600 paket. Paket sahur dan
semakin melemah, terlebih lagi bagi pekerja berbuka ini juga ditujukan bagi pegawai UMY
harian lepas yang tidak bisa mengerjakan yang masih bekerja selama masa pandemik.
pekerjaannya di rumah.
Sebelum memasuki masa libur lebaran, UMY
Berangkat dari kepedulian UMY terhadap Mengabdi mengadakan Media Gathering sebagai
mahasiswa dan masyarakat sekitar yang ajang silaturahmi kepada media partner yang
terdampak oleh pandemi COVID-19, berbagai selama ini sudah banyak membantu UMY untuk
kegiatan dan pendanaan universitas diarahkan mempromosikan UMY melalui pemberitaan di
untuk dapat meringankan beban mahasiswa dan media cetak maupun online. Di acara Media
masyarakat selama masa pandemi ini. Berslogan Gathering ini, UMY Mengabdi melalui para
UMY Mengabdi, di akhir Maret UMY memutus- pimpinan universitas membagikan sejumlah
kan untuk memberikan subsidi kuota internet parsel dan paket sembako bagi wartawan dan
bagi mahasiswa dengan besaran Rp 150.000/se- rekan-rekan media.
mester selama 3 semester. Subsidi ini diberikan
Program-program UMY Mengabdi diharap-
bagi mahasiswa dalam bentuk pengurangan
kan dapat membantu seluruh komponen yang
biaya SPP di Semester Gasal 2020/2021.
terkait dengan UMY untuk dapat bertahan di
Selain bantuan subsidi internet, ribuan tengah kondisi dan situasi yang sedang tidak
mahasiswa UMY juga mendapatkan bantuan menguntungkan ini. (ak)

34
ALAMAT
Lt. Dasar AR Fachrudin A
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. Brawijaya Geblangan Tamantirto
Kasihan Bantul DIY 55183

KONTAK
Telepon : +62 274 387656 Ext. 115
E-mail : bhp@umy.ac.id

www.umy.ac.id

Anda mungkin juga menyukai