Anda di halaman 1dari 4

Peran Mahasiswa UGM sebagai Agen Perubahan

Johan Kurniawan

Apa yang Anda pikirkan mengenai konsep "mahasiswa"? Hingga kini, mahasiswa
seringkali dikaitkan dengan generasi pembawa perubahan. Hal tersebut tidaklah aneh,
mengingat berbagai kredibilitas dan gelar yang dimilikinya, khususnya sebagai agen
perubahan (agent of change) .

Dinamika perubahan alam dan kehidupan manusia di tingkat nasional dan global,
perkembangan ilmu pengetahuan, serta teknologi dan seni yang berjalan sangat cepat
merupakan salah satu permasalahan yang dihadapkan kepada mahasiswa sebagai agen
perubahan. Selain itu, mahasiswa pun diharapkan mampu memimpin bangsa di masa depan
sebagai tonggak penentu bangsa dengan kemampuan intelektual dan akhlak yang mulia.
Peran ini mengharuskan mahasiswa untuk sadar diri dan memiliki rasa kepedulian, karena
bagaimanapun, hanya mahasiswa yang sadar dengan keadaanlah yang mampu dan layak
mengusung perubahan ( Khakimuddin Ari, n.d.).

Dalam hal ini, UGM sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di
Indonesia memiliki visi dan misi untuk mendidik mahasiswanya agar kelak setelah lulus
mampu mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan kemasyarakatan. UGM juga
memiliki tujuan untuk mendidik mahasiswanya untuk menghasilkan lulusan unggul dan
berkompeten, mengabdikan diri terhadap masyarakat dan berinovasi memecahkan
permasalahan nasional dan global.

Semangat UGM untuk membawa perubahan ini tidak terlepas dari catatan sejarah
UGM itu sendiri. Berdiri pada tanggal 19 Desember 1949, UGM didirikan dengan semangat
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Sebagai universitas nasional tertua di Indonesia,
UGM merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan,
sekolah tinggi, perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta menjadi
“Universiteit Negeri Gadjah Mada” dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 23 pada
tanggal 16 Desember 1949 (Santosa 2012,33). Pada masa awal pembentukannya, UGM tetap
gigih mempertahankan eksistensinya, terlihat dalam perjuangannya dengan memindahkan
fasilitas dan tempat belajar secara sembunyi – sembunyi pada Agresi Militer Belanda I
hingga keterlibatan mahasiswa ikut berperang dalam Agresi Militer Belanda II (Zaenudin
2011,22).
Kini perang telah usai, apakah semangat tersebut padam? Ketika akhir adalah awal
yang baru maka begitu era kolonialisme selesai kita dihadapkan pada era globalisasi yang
menyuguhkan problematika baru. Tahun 2006, perubahan tatanan negara sempat membuat
UGM kembali menegaskan jati dirinya sebagai (Zaenudin 2011, 24) :

a. Universitas Nasional yaitu universitas yang mempertahankan dan mengembangkan


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mengedepankan kepentingan
nasional daripada kepentingan daerah dan golongan.
b. Universitas Perjuangan yaitu universitas yang selalu berjuang mempertahankan dan
mengisi yang berdasarkan Pancasila dengan melaksanakan UUD 1945 secara
demokratis.
c. Universitas Pancasila yaitu universitas yang menetapkan pendirian dan pandangan
hidupnya berdasarkan Pancasila.
d. Universitas Kerakyatan yaitu universitas yang ikut serta memperjuangkan dan
mengedepankan kepentingan rakyat serta ikut mencerdaskan bangsa Indonesia dalam
rangka mencapai kehidupan yang layak,

Jika mahasiswanya saja tidak bisa menjadi tonggak masa depan bangsa, bagaimana
jadinya nasib bangsa ini? Hari ini korupsi semakin memprihatinkan, hukum bisa dibeli, biaya
pendidikan yang mahal, serta berbagai persoalan lainnya (Ri’pi, 2013). Lalu bagaimana
langkah menjadi mahasiswa unggul UGM ? Manusia UGM itu tidak resah atas kekinian.
Mereka adalah manusia-manusia yang berorientasi masa depan. Seorang manusia yang
berorientasi masa depan tidak akan menodai sikapnya dengan hal-hal yang akan menodai
masa depannya. Ia tidak akan menempuh jalan pintas demi mendapatkan nilai baik, misalnya.
Mengapa? Karena ia adalah seseorang yang memang ingin unggul di masa depan (Dewi
Ana,nd).
Kemudian peran Universitas Gadjah Mada ( UGM ) adalah universitas nasional,
kerakyatan, dan penelitian yang bertugas mengembangkan Pancasila sebagai way of life
bangsa Indonesia dan menjadi mitra terhormat masyarakat universitas dunia. Menggunakan
wibawa akademik dan jatidirinya, UGM menjamin terselenggaranya kebebasan akademik,
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan dengan memperhatikan hak atas kekayaan
intelektual (HAKI) dan etika keilmuan dengan menghindari terjadinya tindakan tercela.
Dengan fasilitas – fasilitas yang disediakan UGM, mahasiswa UGM seharusnya mampu
menggunakannya untuk berbagai penelitian dan kegiatan yang bertujuan untuk kesejahteraan
negara dan masyarakat.
Harapan tinggi suatu bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus
yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa. terutama dalam dunia pendidikan.
Hingga suatu saat nanti, mahasiswa memang benar-benar mampu memberikan kontribusi
yang jelas kepada masyarakat serta mampu membangun kemajuan dan kemakmuran bangsa
dan Negara Kesatuan Repunlik Indonesia tercinta ini . Kontribusi mahasiswa kepada bangsa
pun banyak sekali bentuknya. Prestasi akademik dan non-akademik akan lebih bermakna bagi
masyarakat Indonesia. Seperti prestasi di ajang internasional yang membanggakan
bangsa,atau juga peran-peran lain yang langsung berefek pada perbaikan masyarakat. Maka
kemudian kita akan menyaksikan bahwa bangsa ini melangkah nyata menuju puncak
kejayaannya, dengan mahasiswa sebagai penggeraknya.

Dengan demikian, nilai dan jati diri UGM perlu terus ditanamkan dan diterapkan oleh
semua sivitas akademika supaya universitas berkerakyatan itu tidak hanyut dalam arus
globalisasi dan terjerumus ke dalam kapitalis dan pragmatis. Nilai- nilai tersebut antara lain :
nilai-nilai Pancasila, Keilmuan, dan Kebudayaan. Selanjutnya, sosok mahasiswa harus
dimunculkan, antara lain : kritis tapi tetap bertanggung jawab, problem solving, toleransi dan
persaudaraan, ahli di berbagai bidang keilmuan, berperilaku baik, jujur, berintegrasi, dan
berkomitmen untuk memajukan Indonesia. Mulailah dari saat ini dan bergandengan tangan
untuk memajukan Indonesia. Sudakah Anda pantas sebagai Mahasiswa UGM yang dapat
mengubah bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik ?
Daftar Pustaka

Dewi Ana, Ika. n.d. “Menjadi Manusia UGM.” Diakses pada 12 Juli 2016.
https://drive.google.com/file/d/0B15DUBtgDFwZWW5kRXl5d1BJNzA/view?pref=2
&pli=1

Khakimuddin Ari, Muhammad. n.d. “Revitalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam
Perspektif Mahasiswa sebagai Agen Perubahan. Diakses pada 12 Juli 2016.
http://www.academia.edu/5647167/mahasiswa_agen_perubahan

Ri'pi, Gustian. 2013. “Peran Mahasiswa (Agent Of Change, Social Control, Iron Stock).”
Diakses pada 12 Juli 2016. http://www.gusti8official.org/2013/09/kritikan-terhadap-
pemimpin-bangsa.html

Sushanti, Ayu . "Mahasiswa : Roda Perubahan Bangsa." Suara Pembangunan. Diakses pada
12 Juli, 2016. http://www.suarapembangunan.net/index.php?option=com_content
&task=view&id=1229&Itemid=3

Santosa, Heri. 2012. “Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada.” Telisik: 28-39.
Diakses pada 12 Juli 2016. http://arsip.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/2014/07/sejarah-singkat-ugm.pdf

Zaenudin. 2011. “Menelusuri Jati Diri Universitas Gadjah Mada dalam Lembar Arsip.”
Telisik: 21-31. Diakses pada 12 Juli 2016. http://arsip.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/2014/07/jati-diri-ugm.pdf

Anda mungkin juga menyukai