1, September 2017
Abstract
To have a house in Jakarta, for people with middle income is not easy, because the price
of the land offered is high and the land in the center of the city are limited. Land area
mapping for houses is not as large as in the 1980s. For the area of Tebet Barat, the
available land which also has a higher demand is an area of about 90 m2 - 120 m2, with
length and width as follows: 15 m x 6 m, 15 m x 7 m and 15 x 9 m. Limited land area for
houses resulted in the number of houses built in the form of terraced (vertical) on the
ground that a necessary space for a family could be fulfilled.
The limited area of the house resulted in the layout of space undergoing significant
changes. The kitchen has variety of activities. The main activities is to process
ingredients into a fine dish, so the kitchen become one of the important place in the
designing process. Limited land area is also caused another problems. Does the kitchen
layout changed? Or does the resident's perspective about kitchen change as well?
To overcome the problem, we will conduct a research by using qualitative method. The
result of this research is that there are lot of changes in the kitchen layout of the house
and changes the perspective related to function and activities of the residents while in
the kitchen.
Keywords: kitchen, house, lay out
Abstrak
Untuk memiliki rumah tinggal di Jakarta, bagi masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah tidak mudah, karena harga tanah yang ditawarkan tinggi
dan lahan perumahan di pusat kota yang sedikit. Pemetaan luas tanah untuk
rumah tinggal tidak besar seperti pada tahun 1980-an. Untuk daerah Tebet
Barat luas tanah yang tersedia dan banyak diminati adalah tanah yang
memiliki luas sekitar 90m2 -120m2, dengan ukuran panjang dan lebar sebagai
berikut : 15m x 6m, 15m x 7m dan 15 x 9m. Luas tanah yang terbatas untuk
rumah tinggal mengakibatkan banyaknya rumah yang dibangun dengan
bentuk bertingkat (vertical) dengan alasan agar kebutuhan ruang yang
diperlukan sebuah keluarga dapat tercapai.
Luas rumah yang terbatas mengakibatkan tata letak ruangnya mengalami
perubahan. Dapur memiliki kegiatan yang beragam, kegiatan utamanya
mengolah bahan makanan menjadi masakan, karena itu dapur menjadi salah
satu ruang penting dalam proses perancangan tempat tinggal. Lahan yang
terbatas ini menimbulkan permasalahan, apakah tata letak dapur mengalami
45
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
Pendahuluan
Jakarta sebagai kota Metropolitan, memiliki banyak masalah sosial penduduk,
diantaranya masalah kebutuhan pemukiman. Untuk memiliki rumah tinggal di
Jakarta, bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah tidak mudah, karena
harga tanah yang ditawarkan tinggi dan lokasi perumahan di pusat kota yang
sudah padat. Dapur memiliki kegiatan yang beragam, pada area ini penghuni
mengolah bahan makanan menjadi masakan makan, karena alasan itu pula maka
dapur menjadi salah satu ruang penting dalam rumah tinggal. Lahan perumahan
di Jakarta terbatas sehingga pemetaan luas tanah untuk rumah tinggal tidak besar.
Untuk daerah tebet barat luas tanah yang tersedia dan banyak diminati adalah
tanah yang memiliki luas sekitar 90 m2-120 m2, dengan ukuran panjang dan lebar
sebagai berikut : 15m x 6m, 15m x 7m dan 9m x 15m. Luas tanah yang terbatas
untuk rumah tinggal mengakibatkan banyaknya dibangun rumah dengan bentuk
bertingkat (vertical) dengan alasan agar kebutuhan ruang yang diperlukan sebuah
keluarga dapat tercapai. Dapur merupakan bagian penting dalam sebuah rumah.
Dapur memiliki kegiatan yang beragam, pada area ini kebutuhan penghuni untuk
mengolah bahan makanan menjadi masakan siap saji terjadi, karena alasan itu
pula maka dapur menjadi salah satu ruang penting dalam proses perancangan
rumah tinggal.
Awalnya keberadaan dapur pada rumah tinggal sering kali dianggap sebagai area
servis semata, dimana letaknya dalam lay out rumah tinggal selalu berada
dibelakang, sehingga sering di simpulkan dapur area yang tidak penting, kotor,
tidak bebas dimasuki dan tidak layak dilihat oleh orang luar atau tamu. Sekarang
sejalan dengan perkembangan teknologi perangkat dapur dan berubahnya fungsi
dapur yang tidak hanya digunakan untuk memasak melainkan juga sebagai
tempat komunikasi suatu keluarga bahkan dapat juga sebagai tempat untuk
menerima tamu, membuat posisi dapur pada lay out rumah tinggal mengalami
pergeseran letak. Awalnya berada di bagian belakang bergeser ke bagian tengah
bahkan ke bagian depan dari rumah tinggal.
46
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang akan diteliti diantaranya :
1. Apakah dapur yang berkembang pada masyarakat urban di Jakarta khususnya
daerah Tebet Barat ini sudah mengalami perubahan letak dan apa alasan nya?
2. Apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang masyarakat
terhadap konsep dapur masa kini. Apakah dapur selain sebagai tempat
memasak, juga dapat sebagai sarana sosialisasi dan kegiatan komunikasi
keluarga?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan kepastian dan kesimpulan atas
rumusan masalah diatas, yaitu :
1. Apakah pada masyarakat Jakarta khususnya didaerah Tebet Barat letak
dapurnya sudah mengalami perubahan letak dan apa alasannya?
2. Seberapa banyak masyarakat yang telah memiliki perubahan cara pandang
terhadap fungsi dan kegiatan didapur yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tata letak dan bentuk dapur ?
Metode Penelitian
Untuk memberikan jawaban dari permasalahan yang diangkat, maka dalam
penelitian ini, kami akan melakukan penelitian dengan Metode Kualitatif, dengan
jenis penelitian menurut karakter tahapannya merupakan penelitian kasus (case
study), dimana pada pengerjaannya menggunakan pendekatan Hybrid, yaitu
menggunakan: (1) Dimensi Etika-Fungsional, (2) Dimensi Historis (Sejarah), (3)
Dimensi Antopologi Budaya, (4) Dimensi Sosiologi, (5) Dimensi Teknis (etik).
47
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
Tinjauan Pustaka
Dapur merupakan bagian penting dalam sebuah rumah. Pada area ini kebutuhan
utama manusia dalam hal memasak dilakukan, karena alasan itu dapur menjadi
salah satu ruang penting dalam perancangan sebuah rumah tinggal. Keberadaan
dapur pada rumah tinggal sering kali dianggap sebagai area servis semata, dimana
letaknya dalam lay out hampir selalu berada di belakang, sehingga ruang ini
seolah tidak bebas dimasuki dan ditampilkan untuk semua orang.
1. Dimensi Etika-Fungsional.
Faktor utama dalam sistem perancangan interior selalu menitik beratkan pada 3
(tiga) unsur, yaitu: manusia, ruang dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut harus
dipelajari satu persatu, dengan memperhatikan ketiga unsur tersebut akan di
hasilkan suatu perancangan dasar yang baik. Manusia sebagai subyek yang akan
menempati ruang terkait dengan lingkungan, sehingga harus di jaga kesatuannya
agar menghasilkan karya yang mampu mencerminkan budaya dan suasana dari
aktifitas yang terjadi dalam ruang tersebut (Suptandar, 2003:5).
48
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
bidang, maupun oleh elemen-elemen alam seperti langit, horizon dan lantai
(Suptandar, 2003:1). Betapa penting fungsi dapur sehingga sering ketika memilih
atau merancang rumah, dapurlah yang menjadi pertimbangan utama. Dapur tidak
hanya membutuhkan perlengkapan seperti kompor, meja persiapan dan
penyimpanan. Tetapi juga banyak elemen lain yang perlu dicermati seperti adanya
api, air dan minyak di dalam ruang dapur. Ketiga elemen itu harus ada tapi
letaknya didalam dapur saling terpisah. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah
perancangan dapur adalah tetap memperhatikan sisi estetika (Akmal, 2005:168-
169).
Fungsi utama dapur adalah sebagai tempat memasak atau mengolah bahan
makanan menjadi makanan yang siap dihidangkan dan disantap. Kegiatan lain di
dapur (Akmal, 2004:10) :
a) Anggota keluarga dapat berkumpul dan menyaksikan langsung pengolahan
makanan berikut penyajiannya sehingga menimbulkan suasana hangat dan
akrab.
b) Anak-anak dapat mengerjakan pekerjaan rumah di dapur sambil ditemani ibu.
c) Bahkan pada rumah dengan lay out terbuka, dapur bisa menjadi tempat
menerima tamu seperti keluarga atau teman dekat, mereka dapat mengobrol
sambil menyaksikan pemilik rumah menyiapkan sajiannya.
2. Dimensi Sejarah
Dalam sejarahnya dapur lahir bersamaan dengan hadirnya rumah. Di beberapa
dekade lalu, keberadaan dapur tidak sepenting ruang lainnya, dapur dianggap
sebagai area belakang. Meskipun fungsinya amat penting, bukan berarti ruangan
ini dibebas tampilkan untuk semua orang (Akmal, 2004:9). Di kebudayaan
tradisional Sunda, daerah belakang merupakan daerah kegiatan perempuan,
terdiri dari dapur (pawon) dan goah (tempat penyimpanan padi dan beras). Laki-
laki hanya diperbolehkan masuk untuk mengambil makanan dan mengantar
beras (Sekaryati, 2007:74).
49
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
Susunan ruang pada ruang tinggal di Kampung Naga, bagian belakang terdiri dari
dapur dan goah, dan leuit (tempat menyimpan padi) yang merupakan daerah
perempuan (Sekaryati, 2007 : 76-77).
50
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
4. Dimensi Sosiologi
Menurut Dr. P.J. Bouman, kehidupan sosial merupakan aspek tertentu dari
kebudayaan. Ia adalah bagian dari kebudaya, bukan akibat dari kebudayaan.
Definisi sosiologi :
a) Menurut Pitrim Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1). Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
2). Pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial.
3). Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala sosial.
b) Menurut Roncek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
c) Menurut William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkof, sosiologi adalah penelitian
secara ilmiah, terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang segala macam kelakuan manusia didalam suatu masyarakat
(1985:30). Dapur mengandung fungsi sosial, saat ini fungsi sosial diterapkan
dalam lingkup yang lebih kecil dalam arti keluarga inti. Hubungan antar anggota
keluarga dimulai dari dapur. Anggota keluarga dapat berkumpul dan melakukan
51
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
5. Dimensi Teknis
Prinsip menata dapur, terdapat 3 zona didalam dapur, yaitu :
a) Zona memasak, berfungsi sebagai : area kegiatan mulai dari menyiapkan bahan
makanan, meracik, memasak hingga menyiapkan makanan.
b) Zona penyimpanan, pada area ini terdapat 2 (dua) area penyimpanan, yaitu
pertama menyipan bahan makanan basah atau mudah busuk (kulkas) dan area
penyimpanan bahan makanan kering.
c) Zona penyediaan air bersih, air tidak hanya dipakai untuk memasak tapi juga
untuk mencuci bahan makanan dan peralatan masak (Akmal, 2004:13).
Ada beberapa tipe acuan dalam merencanakan dapur, tapi apa pun tipe terpilih,
prinsip segi-3 (tiga) zona kerja tetap jadi pertimbangan utama. Ke-3 (tiga) zona itu
adalah air bersih, memasak dan menyimpan. Tipe dan Jenis dapur :
a) Tipe dapur dalam satu linier (single line kitchen)
Aktifitas berada pada satu garis linier dan biasanya menempel pada dinding
ruangan.
52
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
Ergonomi berasal dari kata Yunani, ergos (bekerja) dan nomos (hukum alam) adalah
bidang ilmu yang mempelajari berbagai komunikasi dan interaksi antara manusia
dengan lingkungan kerjanya. Sasaran ergonomi adalah mencapai pemecahan
persoalan yang berkaitan dengan faktor manusia sehingga dapat dicapai prestasi
kerja yang tinggi (efektif) di dalam suasana yang tentram, aman dan nyaman
(Setiadi, 2007:115).
53
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
Tolak ukur untuk menilai keberhasilan ergonomic dalam perencanaan Arsitektur &
Interior adalah tercapainya kenyamanan, efisiensi, keamanan dan citra
penampilannya (Setiadi, 2007:120). Ergonomi dan Antropometri mempunyai arti
penting dalam perancangan desain interior, karena dengan memperhatikan
faktor-faktor ergonomik dan antropometri para pemakai ruang akan
mendapatkan produktifitas dan efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan
dalam penggunaan ruang. Pengertian Antropometrik adalah proporsi dan
dimensi tubuh manusia beserta sifat-sifat karakteristik fisiologis serta
kemampuan relatif dari kegiatan manusia yang saling berbeda dalam lingkungan
mikro. Antropometrik sering disebut faktor manusia yang dalam penerapan
sistem kerjanya juga di sebut 'Ergonomik' (1985:51-52).
54
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
55
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
56
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
Gambar 14. Visual dapur dengan tipe ‘L’ dan posisi dapur berada
dibagian belakang bersifat dapur terbuka
(Sumber: Susy Irma, 2017)
57
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
2) Unsur Bidang.
Pertemuan dari garis horizontal dan vertikal akan membentuk bidang
persegi (persegi panjang). Bidang tersebut berguna untuk memudahkan
pengguna dalam beraktifitas di dapur, seperti: Menyimpan, mencuci,
meracik dan memasak.
Gambar 15. Visual dapur dengan tipe dua garis dan posisi dapur
berada dibagian belakang bersifat dapur terbuka
(Sumber: Susy Irma, 2017)
Gambar 16. Lay out dapur dengan tipe ‘L’ dan posisi dapur
berada dibagian belakang bersifat dapur terbuka
(Sumber: Susy Irma, 2017)
3) Unsur Bentuk.
Bila dilihat dari bentuknya kitchen set yang biasa digunakan pada ruang
dapur yang terbatas adal ah :
a) Bentuk satu garis ( Foto 5, 6, dan 7 )
b) Bentuk dua garis ( Foto 2 )
c) Bentuk “L” ( Foto 1 dan 3 )
58
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
Selain bentuk kitchen set, bentuk ruang dapur pun terbagi tiga,yaitu:
a) Dapur tertutup
Merupakan tipe dapur awal yang banyak diminati masyarakat, karena
dapur merupakan area servis atau khusus dimana aktifitas didalamnya
tidak perlu diketahui orang luar (tamu). Ditandai dengan adanya pintu
sebagai pembatas jalur sirkulasi. Contohnya terlihat foto 7.
b) Dapur semi terbuka.
Merupakan pengembangan dari dapur tertutup tapi sudah tidak
menggunakan pintu sebagai pembatas ruang dan kegiatan. Contoh
terlihat pada foto 4.
c) Dapur terbuka.
Pada dapur ini suasana dapur dapat dilihat dari berbagai arah dan
memberi kesan :
- Luas dan nyaman
- Berinteraksi dan beraktifitas
- Estetika dapur dapat menunjukkan status sosial dan intelektual dari
pemiliknya. Contoh dapur terbuka terlihat pada foto 3 dan 5.
4) Unsur Warna
a) Sifat warna
Warna yang ditampilkan pada interior dapur biasanya menggunakan
warna natural dan netral. Warna Natural: merupakan warna yang
mendekati warna alam, seperti coklat, terakota, krem dan hijau. Warna
tersebut memberi kesan hangat dan alami. Warna Netral: merupakan
warna yang mudah berdampingan dengan warna lain, seperti krem dan
putih. Warna tersebut memberi kesan bersih dan luas.
b) Perpaduan warna
Untuk desain dapur ini warna yang dipilih banyak yang menggunakan
warna monokromatis, yaitu warna yang memiliki satu turunan dari satu
warna dasar, seperti coklat tua - coklat muda - salem (peach) - krem.
59
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
Gambar 17. Visual dapur dengan tipe satu garis dan bersifat semi terbuka
(Sumber: Susy Irma, 2017)
5) Unsur Tekstur
Tekstur yang dapat ditemui pada desain dapur ini diantaranya berada
pada:
a) Motif serat kayu
Memberi kesan natural / alami
b) Penggunaan Profil pada kaki dan kepala kabinet - laci.
Kesan klasik sebagai pelengkap style dan estetis.
c) Penggunaan granit dan keramik pada bagian top table.
Memberikan kesan alami dan bahan tersebut mudah dalam hal
perawatan.
60
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
pada bagian base unit dan wall unit, dimana tinggi rendahnya disesuaikan
dengan :
b) Tinggi badan manusia.
c) Jangkauan tangan pengguna.
d) Kegiatan pengguna.
2) Harmoni dalam kesatuan.
Artinya: Suatu desain dapur (kitchen set) harus serasi dengan bentuk
ruangan yaitu antara base unit dan wall unit menghasilkan bentuk yang
menyatu.
3) Keseimbangan.
Dalam desain dapur perlu ada keseimbangan antara desain dan warna agar
antara kitchen set dan ruang tercipta bentuk yang proporsional dan menarik.
4) Penekanan
Didapur terdapat penekanan pada kegiatan kerja pengguna yang biasa
disebut segi tiga kerja.
b
(a) Menyimpan.
(b) Meracik-mencuci.
(c) Memasak. a c
Oleh karena itu pada dapur perencanaan dan ergonomi harus dibuat
dengan baik agar pengguna bisa nyaman dalam beraktifitas di dapur.
5) Pengulangan
Pada desain dapur pasti ada pengulangan karena adanya modul yang
menjadi bentuk atau ukuran dasar sehingga pengembangan desain terjadi
berdasarkan modul yang ada.
61
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
3) Aspek Ekonomi.
Dapur yang ada di Jakarta sekarang ini memiliki nilai jual yang beragam
tergantung desain dan material yang digunakan. Pada obyek dapur yang saya
teliti ini jenisnya juga beragam, ada yang hanya fungsional tapi ada juga yang
sudah menonjolkan estetikanya. Makin tinggi nilai estetika dan desainnya
dengan material pilihan maka nilai dapur tersebut secara ekonomi menjadi
mahal.
2. Walaupun letak dapur banyak yang masih berada di bagian belakang dari lay
out rumah, tapi cara pandang terhadap dapur sudah mengalami perubahan.
Penghuni tidak melihat dapur hanya sebagai tempat masak dan area kotor yang
harus di sembunyikan, hampir semua penghuni merasa dapur masa kini dapur
yang terbuka dan bisa di lihat dan di nikmati penghuni dan tamu.
62
Dimensi, Vol.14- No.1, September 2017
Dapur masa kini selain untuk memasak juga bisa sebagai tempat bersosialisi
dan komunikasi anggota keluarga bahkan tamu. Hal tersebut dapat terlihat
dari:
a) Bentuk dapur yang semi terbuka dan terbuka dari 7 dapur yang di survey.
b) Sudah tidak ada rumah yang memiliki 2 dapur. Dapur tidak lagi sebagai
tempat yang harus disembunyikan, tapi dapur sekarang ini cenderung
diperlihatkan oleh pemilik kepada para tamu, maka desain dapur sekarang
ini dipakai untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi pemiliknya.
c) Dapur selain untuk masak bisa sebagai tempat makan dan berkomukasi
antar penghuni dan tamu.
Saran (rekomendasi) :
1. Dapur sebagai ruang servis memiliki aktifitas yang beragam, kerena itu dapur
harus ditempatkan berdekatan dengan ruang lain yang berhubungan dengan
nya, karena itu diperlukan jalur sirkulasi yang baik.
2. Dapur merupakan tempat yang berbahaya bagi anak-anak kerena terdapat
sumber api dan peralatan yang tajam untuk itu perlu direncanakan tempat
penyimpanan yang baik sesuai ergonomi dan antropometri dapur.
3. Letak meja dapur, lemari penyimpanan, kompor, bak cuci dan kulkas sebagai
fasilitas dapur harus di tata dan ditempatkan sesuai dengan urutan kegiatan
dan pembagian zona kerja agar memudahkan aktifitas pengguna.
4. Penghawaan pada dapur perlu di perhatikan agar sirkulasi udara berjalan baik,
sehingga bau masakan tidak mengganggu penghawaan di dalam rumah
5. Hal penting lain adalah peletakan antar fasilitas dapur harus tepat agar proses
memasak dan peralatannya tidak mudah rusak, yaitu:
a) Letak kompor tidak langsung berdekatan dengan lubang jendela agar api
tidak mudah padam tapi asap masakan tetap bisa keluar lewat jendela.
Untuk menyerap asap masakan lebih baik di atas kompor diberi penyedot
asap dan uap supaya bau asap dapat terserap dan keluar dari ruangan.
b) Letak kompor tidak bersebelahan langsung dengan kulkas, agar panas
kompor tidak merusak elemen kulkas, bila ternyata harus bersebelahan
maka diberi jarak minimal 40cm - 60cm.
c) Perencanaan bak cuci tidak hanya pada bentuk tapi perencanaan system
pipa air bersih dan pembuangannya harus terencana agar tidak
mengakibatkan kebocoran pipa dan tersumbatnya saluran air kotor yang
bisa menimbulkan bau dan kotor-licinnya lantai dapur.
***
63
PERUBAHAN TATA LETAK DAN FUNGSI DAPUR PADA RUMAH TINGGAL (TIPE 90M2 - 160M2)
DI JAKARTA SELATAN (Studi Kasus: Wilayah Tebet Barat) (Susy Irma Adisurya)
Referensi
Akmal, Imelda. 2004. Seri Menata Rumah-Dapur. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
_____. 2005. Menata Rumah Dengan Estetika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
G.S, Setiadi. 2007. “Ergonomi dam bidang Perencanaan Arsitektur dan Interior”
(Dalam Jurnal Seni Rupa dan Desain, Dimensi, vol-5 no.1, September)
Koentjaraningrat. 1999. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Linong, Dai. 2016. Interior Colour Palettes. She Zhen: SNP Leefung Printers Co. Ltd
Lock, Ward. 1995. Creative ideas with colour. Cayfusa Industria Grafika
_____. 1995. Planning a Better Kitchen. Cayfusa Industria Grafika
Mahasiswa Fakultas Teknik UI. 1982. Pencerminan nilai budaya dam arsektur di
Indonesia. Jakarta : Djambatan
Panero, Julius dan Martin Zelnik. 1980. Human dimention & Interior space. London:
The Architectural Press ltd
Santoso, Didit. 2007. Desain Dapur untuk Ruang Terbatas. Boyolali : Kaliprata Raya
Sekaryanti, Tetty. 2007 ”Arti Rumah Tinggal bagi orang Sunda” (Dalam Jurnal Seni
Rupa dan Desain, Dimensi, vol-5 no.1, September)
Suptandar, J. Pamudji. 1999. Desain Interior. Jakarta : Djambatan
_____. 2003. Perancangan Tata Ruang Dalam. Jakarta: Universitas Trisakti
Waluyo, Eddy Hadi. 2008. Kuliah Applied Aesthetics. Jakarta: Program Pascasarjana
Magister Desain, Universitas Trisakti
64