Anda di halaman 1dari 11

PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN TEKNOLOGI

RISHA DI KAMPUNG DERET PETOGOGAN, JAKARTA SELATAN

SLUM ARRANGEMENT WITH RISHA TECHNOLOGY IN


KAMPUNG DERET PETOGOGAN, SOUTH JAKARTA
Raudina Qisthi Pramantha
Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Gunadarma
raudinadintha@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak
Kampung yang berada di Kelurahan Petogogan, Jakarta Selatan atau lebih dikenal dengan
Kampung Deret Petogogan merupakan salah satu lokasi terpilih penerima bantuan Program
“Perbaikan Rumah di Permukiman Kumuh melalui Penataan Kampung” Provinsi DKI Jakarta.
Dari 26 lokasi yang terpilih, hanya Kampung Deret Petogogan yang menggunakan metode
Peremajaan dan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Kampung Deret Petogogan
sendiri tergolong sukses dan sempat mendapatkan Penghargaan Adiupaya Puritama tingkat
Nasional tahun 2013. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana penataan permukiman kumuh
dengan Teknologi RISHA tersebut dilaksanakan sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam
penanganan permukiman kumuh di lokasi serupa lainnya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan pertimbangan sumber daya yang ada
pada lokasi, maka penataan permukiman kumuh di Kampung Deret Petogogan dilaksanakan
dengan manajemen pengelolaan dana bersama melalui teknologi RISHA yang sudah sesuai
dengan standar SNI, mudah dimodifikasi secara arsitektur, serta hemat waktu dan biaya.
Kata Kunci: permukiman kumuh, kampung deret, Petogogan, RISHA.

Abstract
Kampung that is located in Petogogan Village, South Jakarta or which is better known as
“Kampung Deret Petogogan” is one of the chosen locations in DKI Jakarta program; “House
Repairment in Slums Area through Kampung Re-Arrangement”. From 26 beneficiaries location,
only Kampung Deret Petogogan that using renewal method and RISHA (Rumah Instan Sederhaba
Sehat) technology. Kampung Deret Petogogan itself was quite successfull and once achieved the
“Adiupaya Puritama” award in 2013. Therefore, it is necessary to know about how that kampung
rearrangemnt with RISHA tecknology had been held, which perhaps can be used in another
kampung that has a similar condition. This research is using descriptive qualitative method.
Through the consideration of the resources on site, therefore slums rearrangement in Kampung
Deret Petogogan is carried out with joint fund management within RISHA technology that is
accordance with SNI standarts, easy to modificated, saving costs and time.
Keywords: slum, kampung deret, Petogogan, RISHA.

PENDAHULUAN
Pada tahun 2013, Gubernur Joko Widodo salah satu visi DKI Jakarta 2013-2017, yaitu
menyelenggarakan upaya penanganan “Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi,
permukiman kumuh melalui kebijakan menjadi tempat hunian yang layak dan
“Bantuan Perbaikan Rumah di Permukiman manusiawi”.
Kumuh melalui Penataan Kampung”. Kebijakan ini memprioritaskan
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan fokusnya pada perbaikan fisik lingkungan,
Gubernur Nomor 64 Tahun 2013. Ide yaitu perbaikan rumah dan PSU sehingga
penataan kampung merupakan bagian dari dapat terintegrasi dengan ketentuan pembangun

16 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.18 No.1 Juni 2019


sebuah kawasan perumahan dan permukiman. rendah (Sabarrudin, 2006). Komponennya
Perbaikan rumah dalam penataan kampung mengikuti pola permainan lego dengan sistem
tersebut mencakup perbaikan komponen rakit, mudah dibongkar pasang, menurunkan
rumah dan/atau merubah luasan rumah agar biaya konstruksi karena dapat dilaksanakan
memenuhi syarat layak huni dengan sasaran dalam waktu singkat, tahan gempa, dan sudah
kawasan permukiman kumuh yang tidak layak sesuai dengan standar SNI.
huni. Sebelum dilakukan penataan, Kampung
Kampung Deret Petogogan terdiri atas Deret Petogogan merupakan permukiman
empat RT, yaitu RT 08, 10, 11 dan 12 pada kumuh dengan kondisi sarana prasarana yang
lahan 0,52 Ha di Jalan Wijaya Gang Langgar, belum memadai, kondisi bangunan rumah
Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran yang sebagian besar non permanen dengan
Baru, Kota Jakarta Selatan. Secara umum, kepadatan penduduk dan bangunan yang
berdasarkan analisa terhadap tingkat kepuasan sangat tinggi. Dengan keberhasilannya dan
warga terhadap program Kampung Deret prestasinya yang dicapai, maka perlu
Petogogan, Program Kampung deret diketahui bagaimana penataan Kampung
Petogogan sudah tergolong sukses (Rahman Deret Petogogan dengan metode RISHA
dan Setiadi, 2016). Hal tersebut juga dilaksanakan, agar dapat menjadi
dibuktikan dengan penghargaan Adiupaya pertimbangan dalam penanganan permukiman
Puritama tingkat Nasional yang diterima oleh kumuh di lokasi serupa lainnya.
Kampung Deret Petogogan di Tahun 2013.
Kampung Deret Petogogan dinilai paling METODE PENELITIAN
berhasil oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Berdasarkan latar belakang, pertanyaan
Widodo, dan dikatakan bahwa Kampung penelitian dan tujuan penelitian, maka metode
Deret Petogogan dapat dijadikan percontohan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan penganan permukiman kumuh di kualitatif deskriptif. Metode kualitatif tersebut
lokasi serupa lainnya. Manfaat penataan dilakukan dengan prosedur penelitian yang
kampung ini pun juga dirasasakan oleh warga menghasilkan deskripsi berupa kata-kata atau
dengan terwujudnya permukiman yang lebih lisan dari amatan yang diteliti (Moleong,
sehat dan teratata baik (Edarsari,2016). 2006). Lokasi penelitian berada di RW 005
Kampung Deret Petogogan merupakan Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta
satu-satunya lokasi penerima bantuan yang Selatan. Berkat penataan permukimannya yang
menggunakan metode Peremajaan dan dilaksanakan dengan tipe rumah deret, lokasi
Teknologi RISHA dalam penanganannya. ini kemudian lebih dikenal dengan “Kampung
Peremajaan merupakan upaya peningkatan Deret Petogogan”. Metode Kualitatif dalam
kualitas dengan perubahan dan penataan yang penelitian ini dibatasi pada tahapan
menyeluruh terhadap suatu kawasan (Petunjuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
Umum Pelaksanaan Peremajaan Lingkungan bantuan perbaikan rumah di Kampung Deret
Permukiman Kumuh di Perkotaan dan Petogogan.
Perdesaan oleh Dirjen Perumahan dan Sumber informasi dalam pengumpulan
Permukiman, 2001). Sedangkan RISHA data didapatkan melalui pengamatan, wawancara
adalah Teknologi Rumah Instant Sederhana dan dokumentasi. Untuk mendukung
Sehat yang diciptakan oleh Pusat Litbang pengumpulan data tersebut, maka digunakan
Permukiman, Badan Litbang, Departemen alat penelitian yaitu pedoman wawancara,
Pekerjaan Umum berupa kontruksi sistem kamera, logbook dan dan komputer untuk
pracetak untuk bangunan sederhana dan menulis laporan dan memudahkan analisis
diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan data. Sumber data dalam penelitian ini dipilih

Pramantha, Penataan Pemukiman Kumuh… 17


https://doi.org/10.35760/dk.2019.v18i1.1955
secara purposive, yaitu dipilih dengan hujan ke kali Nipah; c) WC cemplung
pertimbangan dan tujuan tertentu. Setelah langsung ke kali Nipah oleh 30-40 % Rumah
penelitian dilakukan secara purposive, untuk Tangga ; d) Sistem pengelolaan sampah buang
mendapatkan data yang lebih memuaskan, ke TPS. B) RTH/Penghijauan lingkungannya
maka digunakan teknik snowball sampling, kurang dari 2 %. C) Fasilitas Umum/Fasilitas
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data sosial belum sesuai standar minimal
yang semakin membesar (Sugiyono, 2012). permukiman. 2) Kondisi Bangunan Rumah
Maka penentuan sumber data yang dilakukan dan Ancaman Kebakaran Fisik Kawasan
dalam penelitian ini ditentukan sebelum Bedeng RW 05 Kelurahan Petogogan
peneliti memasuki lapangan dan selama sebagian besar merupakan hunian bedeng
penelitian berlangsung. Sumber data dengan material triplek, papan dan asbes.
penelitian ini adalah penyelenggara, Selain itu juga terdapat rumah yang disusun
perencana, pihak PUSLITBANG, warga dan menggunakan setengah bata dan setengah
tokoh masyarakat. triplek. Lalu sebagian kecil lainnya sudah
Menurut Seiddel dalam Moleong permanen dengan bata yang berada di RT 11.
(2006) analisis data yang digunakan dalam Kebakaran pernah terjadi di permukiman ini
analisis data kualitatif adalah dengan mencatat pada tahun 1983 lalu kembali dibangun
yang menghasilkan catatan lapangan yang kembali oleh warga dengan bantuan
kemudian dapat lebih ditelusuri, lalu pemerintah dan swadaya. 3) Kepadatan Sangat
dilanjutkan dengan mengumpulkan, memilah, Tinggi Dengan bertumbuhnya keluarga di
mengklasifikasikan dan melihat bagaimana kawasan bedeng, maka bertambah pula
konsep-konsep yang muncul itu satu dengan kepadatan penduduk dan bangunan yang ada.
yang lainnya berkaitan. Pengembangan Selain pertumbuhan keluarga, banyaknya
deskripsi dilakukan secara komprehensif, pekerja pendatang yang masih kerabat
yaitu dengan memasukkan segala informasi keluarga menetap di kawasan tersebut. Satu
terkait atas suatu tindakan, intensitas peneliti unit rumah dapat dihuni lebih dari 1 KK dan
dan proses di mana tindakan itu terjadi. satu bangunan bisa terdiri dari beberapa pintu
yang berbeda KK. Menurut Ketua RW kondisi
HASIL DAN PEMBAHASAN eksisting pada tahun 2013 tidak jauh berbeda
Kondisi Eksisting sebelum Penataan dengan kondisi eksisting yang tertulis pada
Sebelum diremajakan, Kampung Deret Profil Wilayah Rencana Induk Pembangunan-
Petogogan merupakan Kawasan Bedeng di RW 05 tahun 2007, perbedaan berada pada
RW 05 yang terdiri atas empat RT, yaitu RT jumlah penduduk yang semakin bertambah
08, RT 11 dan RT 12 Kelurahan Petogogan, (2017). Pada tahun 2013 kepadatan
Jakarta Selatan. Berikut adalah rincian kondisi penduduknya diperkirakan sebesar 1990
eksisting di keempat RT tersebut: 1) Kondisi jiwa/ha sehingga termasuk dalam kepadatan
Prasarana dan Sarana yang Belum Memadai. sangat tinggi. Pada tahun 2007 saja ketiga RT,
Berikut merupakan rincian kondisi eksisting yaitu RT 08, RT 10 dan RT 11 sudah tinggal
prasarana dan sarana di Kawasan Bedeng dalam ukuran rumah tinggal di bawah standar
menurut data Dinas Perumahan dan Gedung ambang batas m2/jiwa yaitu 7,2 m2 untuk
Pemda bulan Mei tahun 2013: A) Sanitasi/ kategori rumah sederhana sehat menurut
Drainase: a) Sumber air rumah tangga Kimpraswil No. 403/2002.
menggunakan air tanah; b) Pembuangan air

18 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.18 No.1 Juni 2019


RT 08 RT 10

RT 11 RT 12
Gambar 1. Peta Eksisting Kawasan Bedeng RT 08, RT 10, RT 11 dan RT 12 Tahun 2007

Tahapan Perencanaan Kegiatan Bantuan


Perbaikan Rumah Pendaftaran dan Evaluasi/ Pembuktian
Menurut Petunjuk Teknis Bantuan Administrasi dan Teknisi setiap Calon Penerima
Perbaikan Rumah di Permukiman Kumuh Bantuan (CPB) Perbaikan Rumah. Proses
melalui Penataan Kampung, tahapan evaluasi di Kampung Deret Petogogan
perencanaan kegiatan bantuan perbaikan dilakukan dengan dua proses verifikasi, yaitu
rumah terdiri atas (1) pendaftaran dan verifikasi administrasi dan verifikasi teknis.
evaluasi/pembuktian administrasi dan teknisi Proses evaluasi ini tersebut dilaksanakan oleh
setiap Calon Penerima Bantuan (CPB) tim evaluasi untuk menetapkan daftar
Perbaikan Rumah; (2) Penyiapan rencana penerima bantuan yang akan ditentukan daftar
teknis rinci atau Detailed Engineering Design nama dan alamat/by name by address (BNBA)
dan RAB. Tujuan yang ingin dicapai melalui dalam Keputusan Gubernur Nomor 1592
penyusunan DED dan RAB adalah Tahun 2013 tentang “Penetapan Daftar
mempersiapkan acuan teknis bagi penerima Penerima Bantuan Sosial untuk Perbaikan
bantuan dalam pelaksanaan pembangunan Rumah di Permukiman Kumuh melalui
fisik perbaikan rumah. DED dan RAB yang Penataan Kampung Tahun Anggaran 2013”
dibuat harus sesuai dengan anggaran yang tanggal 17 Oktober 2013. Verifikasi
diterima oleh penerima bantuan, yaitu sebesar administrasi diakukan dengan membuktikan
Rp 1.500.000 untuk setiap meter persegi; data-data yang terhimpun sudah sesuai
dengan luas maksimal perbaikan bangunan persyaratan lalu dilanjutkan dengan verifikasi
rumah seluas 36 m2. teknis dengan peninjauan lapangan, yaitu

Pramantha, Penataan Pemukiman Kumuh… 19


https://doi.org/10.35760/dk.2019.v18i1.1955
terbukti terletak di lokasi peruntukan bantuan oleh Team Evaluasi Bantuan
perumahan, foto-foto tampak eksisting dan Perbaikan Rumah melalui Penataan Kampung
pengukuran lahan oleh tim evaluasi. di Kelurahan Petogogan, Jakarta Selatan:
Berikut adalah hasil evaluasi calon penerima

Tabel 1. Hasil Evaluasi Data Calon Penerima Bantuan Program Kampung Deret Petogogan Tahun
2013
RT Luas KK Jumlah PEKERJAAN
(m2) Calon Karyawan Pedagang Ibu PNS/Polri Lain-
Penerima Swasta Rumah Lain
Bantuan Tangga
(KK)
08 585 87 20 12 4 2 2 0
10 620 47 21 7 2 11 0 0
11 1520 47 38 14 2 11 9 2
12 2540 81 57 26 3 16 4 8
5265 262 136 59 11 40 15 10

Dari tabel di atas, maka dari 262 KK Konsultasi oleh Dinas Perumahan dan Gedung
yang mendaftarkan diri sebagai penerima Pemda DKI Jakarta pada bulan Juli tahun
bantuan, hanya 136 KK yang lulus evaluasi 2013. Selama perencanaan tersebut
sebagai penerima bantuan. Maka 126 KK dibentuklah Kelompok Masyarakat atau
lainnya yang tidak lulus evaluasi penerima disingkat POKMAS yang bertugas dalam
bantuan harus rela bergabung dengan menjembatani informasi dari pemerintah ke
keluarganya dalam satu unit rumah atau masyarakat dan memberikan masukan
mencari tempat tinggal baru. Penerima terhadap perencanaan penataan permukiman.
bantuan yang telah lulus evaluasi ditetapkan Menurut paparan Kadis Kampung
dalam Keputusan Gubernur 1592 Tahun 2013 Deret oleh Dinas Perumahan dan Gedung
yang kemudian dilanjutkan dengan Instruksi Pemda tahun 2013, rencana penataan
Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan Kampung Deret Jakarta Selatan memiliki
Nomor 131 Tahun 2013 tentang “Percepatan anggaran sebesar Rp 80.560.000.000,- dengan
Program Bantuan Penataan Kawasan Perumahan dan alokasi anggaran sebagai berikut: Biaya
Pemukiman Kumuh di Wilayah Kota pelaksanaan pekerjaan dalam penataan
Administrasi Jakarta Selatan” yang ditetapkan Kampung Deret Petogogan merupakan
pada tanggal 30 September 2013. 1) bantuan sosial yang bersumber dari APBD
Penyiapan Rencana Teknis Rinci/Detailed Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui
Engineering Design dan RAB. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan
Penyusunan Rencana teknis rinci/ DED Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dengan
dan RAB dilaksanakan oleh tim perencana total Rp 6.790.500.000,- untuk unit rumah
yaitu badan usaha konsultan perencana (Kepgub. No.1592 Tahun 2013). Metode yang
didampingi oleh Dinas Perumahan dan digunakan dalam penanganan permukiman
Gedung Pemda. Pemilihan konsultan kumuh di Kelurahan Petogogan adalah peremajaan,
perencana dilakukan melalui proses lelang dengan peremajaan pengelolaan pembangunan
pengadaan jasa konsultan oleh Dinas dapat dilakukan dalam satu manajemen
Perumahan dan Gedung Pemda melalui sehingga kawasan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Jasa

20 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.18 No.1 Juni 2019


Tabel 2 Alokasi Anggaran Dana Bantuan Kampung Deret Petogogan Tahun 2013
No. Instansi Keterangan
1 Badan Pengelola Keungan Anggaran Penataan Kampung berupa
Daerah (BPKD) Bantuan Sosial
2 Dinas Perumahan dan Gedung Anggaran konsultasi Perencanaan,
Pemda (DPGP) Pengawasan, Sosialisasi, dan Sertifikasi.
3 Suku Dinas Perumahan dan Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan PSU
Gedung Pemda (SDPGP)
4 Dinas Pertamanan dan Penataan Taman
Permakaman (DISTAMKAM)

akan lebih tertata dan memberikan dampak Konsep Kampung Deret dipilih agar
yang lebih signifikan pada kawasan. Tema hunian rumah dapat disusun rapih dan typical
yang digunakan dalam peremajaan Kampung dengan karakteristik (1) Bangunan dengan
Deret Petogogan adalah “Kampung Hijau dan struktur tunggal tetapi memiliki beberapa
Bersih” dengan mempertimbangkan bagian unit untuk ditinggali oleh penghuni
kekurangan dan kelebihan yang ada pada yang berbeda-beda; (2) Bangunan satu atap
eksisting yang kumuh dan padat tanpa area dengan dua atau lebih unit hunian yang hanya
hijau. Gaya hidup bersih dan sehat juga dibatasi oleh dinding pemisah (Paparan
merupakan gaya hidup yang ingin dicapai Kampung Deret Kelurahan Petogogan, 2016).
dalam penataan Kampung Petogogan yang Ukuran rumah di Kampung Deret
turut menghijaukan lingkungan permukiman. Petogogogan terbagi atas dua tipe, yaitu tipe
Selain itu, untuk mempertahankan nilai 36 m2 dan tipe 18 m2. Pembagian tipe rumah
kekerabatan masyarakat dalam design, ditentukan oleh luasan eksisting penerima
penataan pola hunian direncanakan mengikuti bantuan sebelumnya. Jika sebelumnya rumah
pola dan struktur aslinya. Tidak ada mereka memiliki luas di atas 20 m2, maka
penyesuaian tertentu dengan potensi lokal dan penerima bantuan berhak mendapatkan tipe 36
hanya berfokus pada peningkatan kualitasnya m2 dan jika di bawah 20 m2 mendapatkan tipe
saja.
18
m2.

Gambar 2. Site Plan Kampung Deret Petogogan

Pramantha, Penataan Pemukiman Kumuh… 21


https://doi.org/10.35760/dk.2019.v18i1.1955
Untuk memaksimalkan tema hijau dan bersih, hijau dan publik sehingga menjadi
terdapat tambahan taman yang berada di permukiman yang layak huni.
depan RT 12 dan RT 11 sebagai ruang terbuka

Gambar 3. Tiga Dimensi Konsep Perencanaan Kampung Deret Petogogan

Jumlah unit bangunan yang terbangun kebutuhan khusus warga, seperti kebutuhan
berjumlah 123 unit rumah dengan 13 unit kegiatan warung penunjang kegiatan ekonomi
rumah dilaksanakan dengan perbaikan (tidak warga.
dengan peremajaan) karena status tanah yang
sudah menjadi milik mereka, sedangkan Teknologi RISHA sebagai Kontruksi sistem
sisanya menggunakan Teknologi RISHA. Jika Pracetak Kampung Deret Petogogan
dalam satu unit rumah terdiri atas dua KK dan Sabaruddin (2006) mengatakan bahwa
bukan merupakan keluarga, pembagian rumah RISHA merupakan suatu teknologi konstruksi
menjadi lantai satu dan lantai dua dengan sistem racetak untuk bangunan sederhana dan
perletakkan tangga di muka rumah sebagai diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan
jalur masuk lantai dua. Sedangkan jika dalam rendah. RISHA diciptakan oleh Pusat Litbang
satu unit rumah terdiri atas dua KK dan Permukiman, Badan Litbang, Departemen
merupakan keluarga maka penggunaan lantai Pekerjaan Umum. Konsep RISHA sendiri
satu dan dua digunakan bersama dengan digambarkan seperti permainan lego dan
perletakkan tangga berada di dalam rumah. makanan instan yang meski dengan komponen
Dua KK yang digabungkan dalam satu unit terbatas dapat menyusun berbagai mainan dan
rumah tersebut adalah penerima type 18 m2 kreativitas. Visi dari RISHA sendiri adalah
yang terdaftar sebagai satu KK penerima menciptakan rasa bangga memiliki dan tinggal
bantuan tipe 36 m2. Hal ini disebabkan oleh di rumah tanpa mendiskreditkan penghuninya
evaluasi penerima bantuan berdasarkan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan
identifikasi perbangunan, bukan berdasarkan rendah. Kelebihan penggunaan RISHA jika proses
per KK, maka penggabungan tersebut pembangunannya dilakukan dengan benar
dilakukan demi kecukupan kebutuhan rumah (Sabaruddin, 2006) dijelaskan sebagai berikut:
dengan keterbatasan lahan yang ada. Selain 1) Komponen RISHA mengikuti pola
itu, perencanaan juga menyesuaikan dengan permainan lego dan tamiya sehingga memakai

22 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.18 No.1 Juni 2019


sistem rakit dalam pemasangannya. 2) Jumlah penghuni. b) Pertimbangan harga per-meter
komponen RISHA sedikit sehingga mudah persegi yang diberikan Pemerintah. c)
dirakit dan dibongkar pasang. 3) Komponen Pertimbangan jadwal pelaksanaan. Maka
mudah dibongkar pasang (knock down) dengan pertimbangan diatas konsultan
sehingga lokasinya bisa dipindah atau perencana keputusan menggunakan teknologi
penampilannya mudah diubah. 4) Jika bosan RISHA untuk menjawab kebutuhan
dengan variasi komponen yang ada, konstruksi Kampung Deret Petogogan.
komponen tersebut dapat dibongkar,
dikembangkan, kemudian digunakan kembali. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Fisik
5) Pembangunan bersifat instant, artinya tidak Perbaikan Rumah
melakukan pengecoran sama sekali. 6) Menurut Petunjuk Teknis Bantuan
Konstruksi bangunan ringan sehingga Perbaikan Ruamh di Permukiman Kumuh
pembangunan dilakukan dalam waktu yang melalui Penataan Kampung, tahapan
singkat dan menurunkan biaya konstruksi. pelaksanaan pembangunan fisik perbaikan
Suatu komponen dapat dilakukan oleh tiga rumah terdiri atas: (1) Bentuk Bantuan
orang. 7) Produksi komponen dapat dilakukan Perbaikan Rumah diberikan oleh Pemerintah
UKM sehingga menyerap tenaga kerja padat Provinsi DKI Jakarta kepada penerima
karya. 8) Keandalan struktur RISHA telah bantuan yang telah lulus evaluasi/pembuktian
diuji terhadap risiko gempa sampai dengan administrasi dan teknis berupa uang tunai; (2)
zona 6. 9) RISHA dapat dibangun di atas Dana bantuan akan ditransfer ke Rekening
lahan jenis apa pun. Namun dalam kondisi Bank DKI atas nama penerima bantuan yang
khusus seperti tanah lunak, jenis pondasi harus namanya sesuai dengan daftar penerima
disesuaikan. bantuan yang telah ditetapkan dalam
Untuk desain penataan permukiman Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
kumuh di Kampung Deret Petogogan, berupa daftar BNBA Penataan Kampung; (3)
konsultan perencana mempertimbangkan Tahap Pencairan Bantuan.
beberapa hal, di antaranya adalah sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan
berikut: a) Pertimbangan terbatasnya luas Daerah (BPKD) selaku Pejabat Pengelola
lahan dibanding dengan jumlah jiwa Keuangan Daerah (PPKD) menganggarkan

Gambar 4. Kontruksi/Komponen RISHA di Kampung Deret Petogogan

Pramantha, Penataan Pemukiman Kumuh… 23


https://doi.org/10.35760/dk.2019.v18i1.1955
bantuan berupa uang dalam kelompok belanja Pelaksanaan pembangunan dengan RISHA
tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial direncanakan dalam waktu tiga bulan, namun
dengan obyek dan rinciannya tercantum dalam mundur pelaksaannya hingga 4,5 bulan. Hal
Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD tersebut disebabkan oleh progress pembuatan
(DPA-PPKD). Besaran dana bantuan yang dan mobilisasi komponen pracetak yang
diterima oleh warga dihitung berdasarkan luas berjalan lambat. Untuk pemeliharaannya
rumah maksimal warga sebesar 36 m2 dengan sendiri hanya dengan pengecekan mur baut
harga permeter perseginya adalah Rp dengan masa optimum 50 tahun
1.500.000,-. Pencairan bantuan didasarkan
pada DPA-PPKD, rekomendasi kepala DPGP SIMPULAN
dan Keputusan Gubernur tentang daftar Sebelum dilaksanakan Program
penerima bantuan perbaikan rumah (Pergub “Perbaikan Rumah di Permukiman Kumuh
No. 64 Tahun 2013). Dana bantuan diterima melalui Penataan Kampung” di Kampung
warga melalu transfer ke Rekening Bank DKI Deret Petogogan, Kampung Deret Petogogan
atas nama penerima bantuan yang telah merupakan Kampung dengan kondisi sarana
ditetapkan dalam keputusan gubernur dengan dan prasarana yang belum memadai, kondisi
tahapan pencairan 40 %, 40 % dan 20 %. Dana bangunan dengan ancaman kebakaran, serta
yang diterima kemudian dikelola oleh Ketua memiliki kepadatan yang sangat tinggi.
RW dengan 13 KK yang hanya melakukan Setelah terpilih sebagai lokasi penerima
perbaikan dananya dikelola terpisah bukan bantuan program, tahapan selanjutnya adalah
oleh Ketua RW. Pertimbangan warga tahapan perencanaan yang meliputi: (1)
menyerahkan pengelolaan dana kepada ketua pendaftaran dan evaluasi administrasi; (2)
RW adalah karena warga khawatir selama Penyiapan rencana teknis rinci, DED dan
pembangunan dana yang diterima digunakan RAB. Tahapan perencanaan tersebut untuk
untuk keperluan mendadak warga. Ketua RW mendapatkan daftar resmi penerima bantuan,
adalah tokoh masyarakat yang dinilai paling kebutuhan desain dan kebutuhan biaya dalam
mampu dan memiliki pengalaman dalam pelaksanaannya.
perencanaan dan pelaksanaan penataan
permukiman.

Gambar 5. Sebelum dan Sesudah Penataan Kampung di Kampung Deret Petogogan

24 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.18 No.1 Juni 2019


Tahapan pelaksanaan pembangunan fisik Dirjen Perumahan dan Permukiman (2001).
dilakukan dengan tahap pencairan dana 40 %, Petunjuk Umum Pelaksanaan
40% dan 20 %. Peremajaan Lingkungan Permukiman
Penataan Permukiman Kumuh di Kumuh di Perkotaan dan Perdesaan,
Kampung Deret Petogogan awalnya http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/ku
merupakan inisiasi pemerintah melalui muh/admin/data_pustaka/Pedom
bantuan dana sebesar Rp 1.500.000 per meter. an%20Peremajaan.pdf (diakses tanggal
Penerima bantuan dievaluasi secara 10 November, 2016)
administratif dan teknis sama seperti lokasi- Edarsari, Purawati R. (2016). Implementasi
lokasi penerima bantuan lainnya. Namun Kebijakan Perbaikan Rumah di
dalam perencanaan dan pelaksanaannya, Permukiman Kumuh melalui Penataan
warga Kampung Deret Petogogan memilih Kampung di DKI Jakarta pada tahun
metode Peremajaan dengan pertimbangan 2013 (Studi Kasus: Kampung Deret
manajemen dana dapat dikelola bersama. Petogogan), Jurnal Universitas
Penataan dengan peremajaan akan lebih Diponegoro.
komprehensif menjadi kawasan yang tertata, Keputusan Menteri Permukiman dan
baik dari perbaikan kualitas rumahnya hingga Prasarana Wilayah No.
PSU. Pertimbangan tersebut dilatarbelakangi 403/KPTS/M/2002 tentang pedoman
kekhawatiran warga yang takut tidak mampu teknis pembangunan Rumah Sederhana
mengelola dana bantuan untuk perbaikan jika Sehat.
dilakukan masing-masing, sehingga kualitas Moleong, J. Lexy (2006). Metode Penelitian
rumah akan berbeda antara satu dan lainnya. Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Pengelolaan dana tersebut dilakukan oleh Rosdakarya.
Ketua RW yang dinilai paling mampu dan Paparan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
memiliki pengalaman dalam perencanaan dan DKI Jakarta Tahun 2013 tentang
pelaksanaan penataan permukiman. Bantuan Perbaikan Rumah di
Penataan permukiman kumuh di Permukiman Kumuh melalui Penataan
Kampung Deret Petogogan pada umumnya Kampung Tahun Anggaran 2013.
berasal dari pertimbangan sumber daya, yaitu Paparan Kampung Deret Kelurahan
sumber daya manusia, sumber daya keuangan, Petogogan, Kecamatan Kebayoran
sumber daya sarana-prasarana, serta sumber Baru, Kota Jakarta Selatan Tahun 2016.
informasi dan pengetahuannya. Dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
pertimbangan sumber daya tersebut, maka Ibukota Jakarta No. 64 Tahun 2013
penataan permukiman kumuh dilaksanakan tentang Bantuan Perbaikan Rumah di
dengan manajemen pengelolaan dana bersama Permukiman Kumuh melalui Penataan
melalui teknologi RISHA yang sudah sesuai Kampung.
dengan standart SNI, mudah dimodifikasi Rencana Induk Pembangunan Wilayah RW 05
secara arsitektur, serta hemat waktu dan biaya. Kelurahan Petogogan, Kecamatan
Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2007.
Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Sabaruddin, Arief (2006). Membangun
Jakarta Selatan. Petunjuk Teknis RISHA: Rumah Instant Sederhana
Bantuan Perbaikan Rumah di Sehat, Jakarta; Penebar Swadaya.
Permukiman Kumuh melalui Penataan Setiadi, Harri A, dan Rahman, Arip P (2016).
Kampung Tahun 2013. Analisa Keberhasilan Program
Kampung Deret Petogogan

Pramantha, Penataan Pemukiman Kumuh… 25


https://doi.org/10.35760/dk.2019.v18i1.1955
menggunakan Pendekatan Evaluasi Sugiyono (2011). Metode Penelitian
Pasca Huni, Jurnal Sosek Pekerjaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Umum, Volume 8 No. 1, hal 60. Bandung: Alfabeta.

26 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.18 No.1 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai