Anda di halaman 1dari 14

Vol. 6 No.

2, 2019
ANALISIS PENERAPAN GREEN ACCOUNTING TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN

Oleh :
Hamidi

Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Riau Kepulauan


e-mail : hamidi0608@yahoo.com

Abstrak

Aktivitas suatu perusahaan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungannya.


Penerapan green accounting pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
yang berakhir pada peningkatan kinerja keuangan dengan keuntungan lingkungan yang dapat
dikelola dan dilestarikan dengan baik sesuai peraturan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis penerapan green accounting yang dilakukan oleh perusahaan dan mengetahui
pengaruh green accounting terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Kata Kunci : Green Accounting, PROPER, Kinerja Keuangan

A. Pendahuluan berdiri tanpa mempedulikan dampak


Konsep Green Accounting ini mulai lingkungan yang akan ditimbulkan.
berkembang di Eropa sejak tahun 1970-an. Yoshi Aniela (2012) melakukan
Green Accounting adalah kegiatan penelitian berdasarkan praktik di lapangan,
mengumpulkan, menganalisis, memperkira kajian literatur, serta penelitian empiris dan
kan, dan menyiapkan laporan baik data akademis diketahui bahwa penerapan green
lingkungan maupun finansial dengan tujuan accounting memilik dampak positif terhadap
untuk mengurangi dampak lingkungan dan kinerja finansial perusahaan, yaitu
biaya (Cohen dan Robbins 2011:190 dalam meningkatnya persepsi positif dari konsumen
Aniela, 2012). Green Accounting adalah yang berakhir pada peningkatan penjualan
akuntansi yang menghitung dan dan laba perusahaan. Selain berdampak pada
memasukkan biaya-biaya pencegahan kinerja finansial, penerapan green
maupun yang terjadi akibat kegiatan accounting juga berdampak pada
operasional perusahaan yang berpengaruh peningkatan kinerja lingkungan baik dalam
terhadap lingkungan hidup dan masyarakat. dimensi kesehatan lingkungan
Green accounting merupakan langkah awal (environmental health) maupun dalam
yang menjadi solusi masalah lingkungan ketahanan lingkungan (environmental
tersebut. Penerapan green accounting akan vitality). Selain itu Dian Imanima Burhany
mendorong kemampuan untuk (2014) dalam penelitiannya menemukan
meminimalkan masalah lingkungan yang bahwa implementasi akuntansi lingkungan
dihadapi oleh perusahaan. Tujuan penerapan berpengaruh positif pada kinerja ingkungan
akuntansi lingkungan ini adalah untuk dan kinerja keuangan perusahaan.
meningkatkan efisiensi pengelolaan Peningkatan kinerja lingkungan menandakan
lingkungan dengan melakukan kegiatan perusahaan telah menerapkan akuntansi
lingkungan dari sudut pandang biaya dan lingkungan dengan baik yang berkahir pada
manfaat atau efek (Santi, 2016). Akuntansi peningkatan kinerja keuangan.
lingkungan dalam penerapannya di Indonesia Selain itu juga disebutkan bahwa
masih belum efektif dan banyak perusahaan melalui aktivitas-aktivitas lingkungan dan

23
Vol. 6 No. 2, 2019
pengungkapan aktivitas-aktivitas tersebut kemudian dibuang ke perusahaan lain yang
pada laporan tahunan menyebabkan memiliki izin untuk mengolah kembali
pengguna laporan keuangan (investor, limbah yang telah dibuang.
manajemen, kreditor) akan mendapatkan
informasi yang membantu para pengguna B. Rumusan Masalah
informasi tersebut dalam pengambilan Berdasarkan uraian-uraian dalam
keputusan untuk kebijakan perusahaan yang latar belakang di atas, maka yang menjadi
berkaitan dengan pelestarian dan pengelolaan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
lingkungan di masa yang akan datang. “Bagaimanakah pengaruh penerapan Green
Kemudian manajemen dapat melakukan Accounting terhadap Kinerja Keuangan?”
efisiensi operasional perusahaan dan
menentukan kebijakan lingkungan sehingga C. Tinjauan Pustaka
dampak negatif pada lingkungan akibat Teori Stakeholder dan Teori Legitimasi
kegiatan operasional perusahaan dapat Pramelasari (2010) dalam Pujiasih
diminimalisir. Sementara itu Pujiasih (2013) (2013) menjelaskan bahwa manajemen
dalam Riska dan Nur (2016) menyatakan sebuah organisasi diharapkan melakukan
bahwa pengungkapan kinerja lingkungan aktivitas yang dianggap penting oleh
yang baik, menjadikan keberadaan stakeholder dan kemudian melaporkan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada
perusahaan diterima oleh masyarakat stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa
sehingga dapat mewujudkan kinerja seluruh stakeholder memiliki hak untuk
keuangan yang baik. Hal ini berkaitan dengan disediakan informasi tentang bagaimana
keberlangsungan perusahaan yang juga akivitas organisasi perusahaan berperan
didasari oleh faktor stakeholder seperti dalam lingkungan sekitar (Deegan dalam
masyarakat dan konsumen. Pujiasih 2013). Organisasi memiliki banyak
Kementerian Lingkungan Hidup pada stakeholder seperti karyawan, masyarakat,
saat ini telah membuat suatu Program negara, pasar modal dan lain-lain.
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau Legitimacy Theory menyatakan
yang disebut PROPER. Program ini bahwa organisasi secara terus menerus
diharapkan dapat mendorong penaatan mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melakukan kegiatan sesuai dengan batasan
hidup melalui instrumen informasi yang dan norma-norma masyarakat di mana
dilakukan melalui berbagai kegiatan yang mereka berada (Rawi, 2010 dalam Pujiasih,
diarahkan untuk: (1) mendorong perusahaan 2013). Beberapa studi tentang PSL
untuk menaati peraturan perundang- (Pengungkapan Sosial dan Lingkungan) telah
undangan melaui insentif dan disintensif menggunakan teori legitimasi sebagai dasar
reputasi, dan (2) mendorong perusahaan yang menjelaskan PSL (Wilmshuts dan Frost
sudah baik kinerja lingkungannya untuk dalam Pujiasih, 2013).
menerapkan produksi bersih (clean
production) (menlh.go.id). Program ini juga Definisi Green Accounting
bertujuan untuk memacu perusahaan lain Menurut Cohen dan Robbins,
untuk mengetahui tentang dampak yang (2011:190) dalam Aniela, (2012) Green
ditimbulkan dari kegiatan operasional Accounting atau akuntansi lingkungan
perusahaan terhadap lingkungan. Telah (Environtmental Accounting) didefinisikan
berdiri jasa konsultan lingkungan yang sebagai :
membantu mengarahkan perusahaan ke arah “A style of accounting that includes
ramah lingkungan supaya tidak terjadi the indirect costs and benefits of
pencemaran lingkungan disekitar economic activity-such as
perusahaan. Juga telah berdiri jasa environmental effects and health
pengangkut limbah yang nantinya akan consequences of business decisions
mengumpulkan limbah dari perusahaan dan and plans”
24
Vol. 6 No. 2, 2019
Yang artinya adalah bahwa akuntansi 2. Fungsi eksternal berkaitan dengan dengan
lingkungan adalah jenis akuntansi yang aspek pelaporan keuangan perusahaan
memasukkan biaya dan manfaat tidak dimana pelaporan keuangan memberikan
langsung dari aktivitas ekonomi, seperti informasi yang bermanfaat untuk
dampak lingkungan dan konsekuensi stakeholder atas pemakaian sumber
kesehatan dari perencanaan dan keputusan ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
bisnis. Saat ini tidak ada standar yang baku
Menurut Badan Perlindungan mengenai item-item pengungkapan
Lingkungan Amerika Serikat atau United akuntansi lingkungan. Namun beberapa
States Environment Protection Agency (US institusi telah mengeluarkan rekomendasi
EPA) akuntansi lingkungan adalah: pengungkapan lingkungan, antara lain
“Fungsi penting akuntansi Dewan Ekonomi dan Sosial-Perserikatan
lingkungan adalah untuk menyajikan biaya- Bangsa-Bangsa (ECOSOC-PBB), Ernst and
biaya lingkungan bagi para stakeholder Ernst, Institute of Chartered Accountant in
perusahaan, yang mampu mendorong England and Wales (ICEAW) dan Global
mengidentifikasikan cara-cara mengurangi Reporting Initiative (GRI). Motivasi yang
atau menghindari biaya- biaya ketika pada melatarbelakangi perusahaan untuk
waktu yang bersamaan, perusahaan sedang melaporkan permasalahan lingkungan lebih
memperbaiki kualitas lingkungan.” didominasi oleh faktor kesukarelaan (Ball,
Meurut Aniela, (2012) Green Choi dalam Musyarofah, 2013).
Accounting merupakan akuntansi yang
didalamnya mengidentifikasikan, mengukur, Biaya Lingkungan
menyajikan, dan mengungkapkan biaya- Green cost atau biaya lingkungan
biaya terkait dengan aktivitas perusahaan mencakup seluruh biaya-biaya paling nyata
yang berhubungan dengan lingkungan. dalam mengukur ketidakpastian. Pada
Akuntansi lingkungan pada dasarnya dasarnya biaya lingkungan berhubungan
menuntut kesadaran penuh perusahaan- dengan biaya produk, proses, sistem, atau
perusahaan maupun organisasi lainnya yang fasilitas penting untuk pengambilan
telah mengambil manfaat dari lingkungan. keputusan manajemen yang lebih baik
Penting bagi perusahaan-perusahaan atau (Dewi: 2016).
organisasi lainnya agar dapat meningkatkan Definisi biaya lingkungan menurut
usaha dalam mempertimbangkan konservasi Environmental Protection Agency (EPA)
lingkungan secara berkelanjutan. dalam Dewi (2016) antara lain :
Penggunaan konsep akuntansi lingkungan 1. Biaya lingkungan meliputi biaya-biaya
bagi perusahaan mendorong kemampuan dari langkah yang diambil, atau yang
untuk meminimalisasi persoalan-persoalan harus diambil untuk mengatur dampak-
lingkungan yang dihadapinya (Nuryanti dkk, dampak lingkungan terhadap aktivitas
2015). perusahaan dalam cara
Menurut Santoso (2012) dalam pertanggungjawaban lingkungan yang
Hidayati (2016), pentingnya praktek disesuaikan dengan tujuan-tujuan
akuntansi lingkungan bagi perusahaan lingkungan dan keinginan perusahaan.
berkaitan dengan fungsi internal dan fungsi 2. Biaya lingkungan meliputi biaya internal
eksternal. dan eksternal dan berhubungan dengan
1. Fungsi internal merupakan fungsi yang seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam
berkaitan dengan pihak internal hubungannya dengan kerusakan
perusahaan sendiri dimana pimpinan lingkungan dan perlindungan.
perusahaan merupakan orang yang Menurut Ikhsan dalam Hidayati,
bertanggung jawab dalam pengambilan (2016) dalam akuntansi lingkungan ada
keputusan yang berfungsi sebagai alat komponen pembiayaan yang harus dihitung,
manajemen yang digunakan oleh manajer misalnya:
perusahaan.
25
Vol. 6 No. 2, 2019
1. Biaya operasionalisasi bisnis yang terdiri stakeholder. Biaya lingkungan juga dapat
dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, dikaitkan dengan nilai moneter yang melekat
biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, pada energi, air dan bahan, atau pada
jasa atau pembayaran (fee) kontrak untuk pengeluaran untuk pengelolaan lingkungan.
menjalankan fasilitas pengelolaan Pengelompokan biaya lingkungan
lingkungan, biaya tenaga kerja untuk yang dilakukan IFAC dalam Burhany (2014)
menjalankan fasilitas pengelolaan adalah sebagai berikut:
lingkungan serta biaya kontrak untuk Kelompok 1 – Biaya Bahan dan Output
pengelolaan limbah (recycling). Produk
2. Biaya daur ulang yang dijual Kelompok ini meliputi biaya pembelian
3. Biaya penelitian dan pengembangan bahan yang akan dikonversi menjadi produk
(Litbang) yang terdiri dari biaya total akhir, produk sampingan dan kemasan. Data
untuk material dan tenaga ahli, tenaga biaya ini dapat membantu untuk mengelola
kerja lain untuk pengembangan material biaya lingkungan yang berhubungan dengan
yang ramah lingkungan, produk dan bahan supaya lebih efektif. Contohnya,
fasilitas pabrik. perusahaan mengganti bahan baku dengan
Menurut IFAC, (2005) dalam bahan yang ramah lingkungan.
Burhany (2014), agar dapat mengelola dan Kelompok 2 – Biaya Bahan dari Output Non
mengurangi dampak lingkungan dari proses Produk
produksi maka perusahaan harus memiliki Kelompok ini meliputi biaya pembelian
data yang akurat mengenai jumlah dan tujuan bahan yang dikonversi menjadi limbah dan
dari semua energi, air dan bahan yang emisi yang terdiri atas bahan bakar, air dan
digunakan. Untuk itu harus diketahui berapa energi. Tidak semua limbah dapat dikurangi
yang digunakan, berapa yang menjadi produk namun semakin sedikit bahan, energi dan air
akhir dan berapa yang menjadi limbah. yang digunakan, akan semakin baik bagi
Dalam perhitungan ini ada 2 aspek yang lingkungan.
digunakan yaitu aspek fisik dan moneter. Kelompok 3 – Biaya Pengendalian Limbah
IFAC menjelaskan masing-masing aspek dan Emisi
tersebut sebagai berikut: Yang termasuk dalam kelompok biaya ini
1. Data dan informasi fisik adalah: biaya penanganan, perlakuan dan
Akuntansi manajemen lingkungan pembuangan limbah dan emisi., biaya
(environmental management perbaikan dan ganti rugi karena kerusakan
accounting/EMA) menitikberatkan pada lingkungan dan semua biaya yang berkaitan
pemicu biaya berupa data fisik dan input dengan pengendalian limbah dan emisi.
berupa jumlah energi, air dan bahan serta Kelompok 4 – Biaya Pencegahan dan
jumlah output berupa limbah dan emisi Pengelolaan Lingkungan Lainnya
karena: (1) jumlah energi, air dan bahan yang Kelompok ini meliputi biaya untuk aktivitas
digunakan serta limbah yang dihasilkan, pengelolaan lingkungan yang bersifat
berhubungan langsung dengan dampak mencegah yaitu: biaya pengelolaan supply-
perusahaan terhadap lingkungan dan (2) chain lingkungan, biaya produksi yang lebih
biaya pembelian bahan merupakan bersih, biaya perencanaan dan sistem, biaya
komponen biaya yang cukup besar. Secara pengukuran lingkungan (pengawasan dan
fisik perusahaan harus menelusuri semua audit) dan biaya lainnya.
input dan output sehingga semua terhitung. Kelompok 5 – Biaya Riset dan
2. Data dan informasi moneter Pengembangan
Yang dimaksud data moneter adalah Yang dimaksud kelompok ini adalah biaya
semua biaya dan pengeluaran lingkungan aktvitas riset dan pengembangan yang
lainnya. Pengklasifikasian biaya lingkungan berkaitan dengan isu inisiatif lingkungan
dapat dikembangkan sesuai kebutuhan seperti: biaya riset potensi racun/zat
informasi oleh manajemen, pelaporan berbahaya pada bahan baku, biaya
keuangan maupun pelaporan kepada pengembangan produk ramah lingkungan
26
Vol. 6 No. 2, 2019
atau hemat energi, biaya uji coba desain perusahaan. Biaya ini terbagi menjadi dua
peralatan baru, yang dapat mengehmat yaitu:
penggunaan bahan baku. a. Biaya kegagalan eksternal yang
Kelompok 6 – Biaya Tak Berwujud terealisasi
Kelompok ini adalah biaya internal dan Yaitu biaya yang ditanggung dan
eksternal yang sulit teridentifikasi namun dibayar oleh perusahaan. Contoh: biaya
nilainya berpotensi signifikan. Contohnya: konservasi lahan yang rusak, biaya
kewajiban seperti biaya kerusakan alam, pembersihan lingkungan yang tercemar
biaya regulasi atau biaya di masa yang akan dan sebagainya.
datang akibat efek gas rumah kaca, biaya b. Biaya kegagalan eksternal yang tidak
produktivitas seperti biaya ketidakhadiran terealisasi
pekerja karena sakit akibat polusi, biaya Yaitu biaya yang ditanggung dan
pembentukan image dan hubungan dengan dibayar oleh pihak lain di luar
stakeholder dan biaya eksternalitas yaitu perusahaan dan tidak termasuk dalam
pengaruh eksternal terhadap masyarakat kelompok biaya lingkungan yang harus
seperti penurunan nilai properti karena dekat diakui atau dibebankan ke perusahaan
dengan pabrik. walupun timbulnya biaya tersebut
Hansen dan Mowen, (2007) dalam disebabkan oleh perusahaan, biasanya
Burhany (2014), mengelompokkan biaya secara tidak langsung. Biaya ini disebut
lingkungan menjadi: juga biaya sosial. Contoh: biaya
1. Biaya pencegahan lingkungan pengobatan warga yang sakit akibat
(environmental prevention cost) terkena polusi akibat aktivitas
Yaitu biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan, biaya kehilangan
untuk mencegah kotoran dan limbah lingkungan yang sehat dan sebagainya.
produksi merusak lingkungan. Contoh: Pencatatan dalam akun untuk biaya
biaya mendesain proses/produk yang lingkungan (unit moneter) dilakukan
dapat meminimalkan atau menghilangkan sebagaimana halnya yang dilakukan dalam
polusi, biaya studi dampak lingkungan akuntansi tradisional. Sementara untuk unit
dan sebagainya. fisik menggunakan ukuran satuan yang
2. Biaya deteksi lingkungan (environmental disesuaikan dengan bahan atau dampak yang
detection cost) ditmbulkannya. Pengelompokkan menurut
Yaitu biaya yang timbul dari aktivitas Hansen dan Mowen ini sangat tepat untuk
untuk menjadikan produk, proses, dan jika dikaitkan dengan upaya peningkatan
aktivitas lain dalam perusahaan memenuhi kinerja lingkungan karena fokus pada
standar lingkungan yang ditetapkan. pencegahan sebelum kerusakan terjadi
Contoh: biaya audit aktivitas lingkungan, dibandingkan penanganan.
biaya melakukan uji, polusi dan
sebagainya. D. PEMBAHASAN
3. Biaya kegagalan internal lingkungan Tahap-tahap Perlakuan Alokasi Biaya
(environmental internal failure cost) Menurut Mulyani, (2013) dalam
Yaitu biaya yang timbul dari aktivitas Hidayati, (2016) pengelompokkan dalam
yang dilakukan karena kotoran dan limbah tahap analisis lingkungan sebagaimana yang
telah dihasilkan namun belum dibuang ke ditentukan dalam Pernyataan Standar
lingkungan sekitar perusahaan. Akuntansi Keuangan (PSAK) antara lain
Contohnya: biaya pengolahan dan sebagai berikut:
pembuangan limbah berbahaya, biaya a. Identifikasi
daur ulang sisa bahan dan sebagainya. Menurut Wahyudi dalam Hidayati, (2016)
4. Biaya kegagalan lingkungan pertama kali perusahaan hendak
Yaitu biaya yang timbul setelah kotoran menentukan biaya untuk pengelolaan
dan limbah dibuang ke lingkungan sekitar biaya penanggulangan eksternality yang
mungkin terjadi dalam kegiatan
27
Vol. 6 No. 2, 2019
operasional perusahaan adalah dengan tersebut dapat tercapai, PSAK mungkin
mengidentifikasi dampak-dampak negatif. tidak mengatur pengungkapan
Sebagai contoh misalnya sebuah pabrik informasi tertentu padahal
kelapa sawit yang diperkirakan akan pengungkapan informasi tersebut
menghasilkan limbah berbahaya dalam digunakan untuk menyajikan laporan
proses pengelolaan bahan mentah menjadi keuangan secara wajar. Dalam hal
bahan setengah jadi sehingga perlunya tersebut, perusahaan harus
penanganan khusus, dengan cara memberikan tambahan pengungkapan
mengidentifikasikan limbah yang informasi yang relevan sehingga
mungkin ditimbulkan antara lain: limbah laporan keuangan dapat disajikan
padat dan limbah cair yang berasal dari secara wajar.
kegiatan tersebut. Menurut Haryono dalam Hidayati,
b. Pengakuan (2016) model komprehensif yang dapat
Menurut Yanto dalam Hidayati, (2016) dijadikan sebagai alternatif model pelaporan
elemen-elemen yang telah di keuangan lingkungan secara garis besar dapat
identifikasi selanjutnya diakui sebagai dikategorikan dalam empat model yaitu: 1)
akun dan disebut sebagai biaya. Biaya- Model normatif, 2) Model hijau, 3) Model
biaya yang dikeluarkan dalam rangka intensif, 4) Model asset nasional,
untuk menceghah lingkungan dari Dalam hal ini perusahaan dapat
pencemaran dapat diakui sebagai memilih alternatif varian dalam
beban dalam laporan laba rugi. menentukan sikap dan bentuk tanggung
c. Pengukuran jawab sosial sesuai proporsional masing-
Menurut Wahyudi dalam Hidayati, masing perusahaan.
(2016) perusahaan pada umumnya e. Pengungkapan
mengukur jumlah dan nilai atas biaya- Wahyudi dalam Hidayati, (2016)
biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkan pada umumnya akuntan
pengelolaan lingkungan tersebut dalam akan mencatat biaya-biaya tambahan (biaya
satuan moneter yang telah ditetapkan lingkungan dalam akuntansi konvensional
sebelumnya. Pengukuran nilai dan sebagai biaya overhead yang berarti belum
jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini dilakukan spesialisasi akun untuk biaya
dapat dilakukan dengan mengacu pada lingkungan.
realisasi biaya yang telah di keluarkan
pada periode sebelumnya, sehingga Konsep Model Green Accounting
akan diperoleh jumlah dan nilai yang Pelaksanaan green accounting sangat
tepat sesuai dengan kebutuhan ril setiap bergantung kepada karakteristik perusahaan
periode. Ikhsan dalam Hidayati, (2016) tersebut di dalam memahami permasalahan
mengungkapkan bahwa pengukuran lingkungan hidup. Pemahaman permasalahan
yang dilakukan untuk menentukan lingkungan hidup akan mengarahkan
kebutuhan pengalokasian pembiayaan perusahaan di dalam kebijakannya terutama
tersebut sesuai dengan kondisi terkait dengan keselamatan lingkungan hidup
perusahaan yang bersagkutan sebab (Astuti, 2012). Ginsberg dan Paul dalam
masing-masing perusahaan memiliki Astuti (2012) memberikan arahan beberapa
standar pengukuran jumlah dan nilai matrik kondisi perusahaan terkait dengan
yang berbeda-beda. permasalahan lingkungan hidup di
d. Penyajian perusahaan. Matrik kondisi perusahaan
PSAK No.1 tahun 2015 dalam terkait dengan kebijakan industri ramah
Hidayati, (2016) menyatakan bahwa lingkungan tersebut adalah sebagaimana
laporan keuangan harus menyajikan dijelaskan berikut ini:
secara wajar posisi keuangan, kinerja 1. Lean Green. Lean Green mencoba untuk
keuangan, perubahan ekuitas, dan arus menjadi bagian sosial yang baik, tetapi
kas sehingga tujuan laporan keuangan mereka tidak fokus pada publikasi untuk
28
Vol. 6 No. 2, 2019
menciptakan produk/jasa yang ramah melakukannya disebabkan mereka dapat
lingkungan. Meskipun demikian mereka mencari keuntungan dengan
termotivasi untuk mengurangi biaya dan mengutamakan permasalahan lain selain
meningkatkan efisiensi melalui aktivitas isu lingkungan. Shaded green pada
yang ramah lingkungan, dengan tujuan prinsipnya mempromosikan secara
untuk menciptakan persaingan yang langsung kelebihan yang dapat dihitung
kompetitif dalam hal produk rendah biaya, berkaitan dengan produk mereka melalui
dan bukan semata untuk keselamatan saluran yang utama. Keuntungan akan
lingkungan. produk/jasa yang ramah lingkungan hanya
2. Defensive Green. Defensive Green mereka promosikan sebagai faktor
seringkali menggunakan green marketing pendukung saja.
sebagai pengukuran yang preventif, suatu 4. Extreme Green. Filosofi dan nilai yang
respon terhadap krisis atau respon menyeluruh membentuk perusahaan
terhadap kegiatan perusahaan pesaing. dalam tipe ini. Isu tentang produk yang
Mereka berusaha untuk meningkatkan ramah lingkungan diintegrasikan secara
brand image dan mengatasi kerusakan, penuh ke dalam bisnis dan proses siklus
menyadari bahwa segmen industri ramah daur ulang produk perusahaan ini.
lingkungan adalah penting dan Seringkali permasalahan produk ramah
menguntungkan. Inisiatif lingkungan lingkungan menjadi tujuan yang
mereka mungkin serius dan berkelanjutan, mengarahkan perusahaan dari hari ke hari.
tetapi usaha untuk mempromosikan dan Praktik yang terjadi tersebut mencakup
mempublikasikan inisiatif tersebut pendekatan penentuan harga, pengelolaan
sprodiac dan terkadang temporer lingkungan yang berbasis pada TQM dan
dikarenakan mereka tidak memiliki tentang pengelolaan untuk masalah
kemampuan untuk membedakan dirinya lingkungan.
dengan kompetitor lain pada
permasalahan lingkungan hidup tersebut. Tujuan Penerapan Akuntansi
Perusahaan dalam kondisi ini akan Lingkungan
melakukan kegiatan promosi peduli Menurut Hermiyetti dan
lingkungan hidup dalam skala kecil baik Dondokambey (2012) dalam Wanggono,
untuk kegiatan-kegiatan tertentu ataupun (2016) tujuan akuntansi lingkungan adalah:
program-programnya. Sehingga dari 1. Sebagai alat manajemen lingkungan
sinilah mereka dapat bertahan dan Untuk menilai keefektifan kegiatan
berargumen manakala industri mereka konservasi berdasarkan ringkasan dan
dikritik oleh aktivis peduli lingkungan klasifikasi biaya-biaya konservasi
ataupun bahkan pesaing, lingkungan. Data akuntansi lingkungan
3. Shaded Green. Shaded Green juga digunakan untuk menentukan biaya
menginvestasikan dalam jangka panjang, fasilitas pengelolaan lingkungan,
menyeluruh proses industri yang ramah menilai tingkat dan capaian tiap tahun
lingkungan yang membutuhkan komitmen agar menjamin perbaikan kinerja
tinggi terhadap keuangan dan non lingkungan yang berlangsung secara
keuangan. Perusahaan dengan tipe ini terus-menerus.
memandang lingkungan sebagai 2. Sebagai alat komunikasi dengan
kesempatan untuk mengembangkan masyarakat
inisiatif kebutuhan-pemenuhan produk Akuntansi lingkungan digunakan untuk
dan teknologi yang dihasilkan dalam menyampaikan dampak yang
proses yang mengutamakan persaingan disampaikan kepada publik. Tanggapan
yang menguntungkan. Mereka memiliki dan pandangan terhadap akuntansi
kemampuan untuk membedakan dirinya lingkungan dari para pelanggan dan
dengan sebenarnya pada isu lingkungan masyarakat digunakan sebagai umpan
ini, tetapi mereka memilih untuk tidak
29
Vol. 6 No. 2, 2019
balik perusahaan dalam pengelolaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
lingkungan. hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten
Penerapan akuntansi lingkungan juga oleh semua pemangku kepentingan.
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Dengan peraturan undang-undang
biaya lingkungan yang dikeluarkan dalam tersebut menimbulkan kesukarelaan dari
mengelola limbah tersebut dengan perusahaan dalam pengelolaan dan
menggunakan sistem akuntansi sehungga pelestarian lingkungan karena kepedulian
dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan yang timbul akan keberlangsungan hidup
(Islamey, 2016) makhluk hidup dan perusahan itu sendiri.
Menurut Carolina et al (2011) dalam
Suka, (2016) akuntansi lingkungan bertujuan Kinerja Lingkungan
dua hal, yaitu untuk internal manajemen dan Kinerja lingkungan adalah kinerja
eksternal perusahaan (shareholder). perusahaan dalam menciptakan lingkungan
yang baik atau green (Suratno dalam
Peraturan Terkait Green Accounting Nuryanti dkk, 2015). Kinerja lingkungan
Terdapat beberapa peraturan adalah kinerja perusahaan dalam bidang
pemerintah terkait pengelolaan lingkungan lingkungan yang diciptakan sehubungan
hidup yang mewajibkan setiap pemilik usaha dengan dampak aktivitas operasional
atau badan maupun perseroan untuk dapat perusahaan yang berkaitan dengan
memenuhi tanggung jawabnya atas lahan dan lingkungan.
lingkungan yang digunakan dalam Di Indonesia, penerapan kinerja
menjalankan operasi perusahaan. lingkungan diukur dari prestasi perusahaan
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 yang mengikuti Program Penilaian Peringkat
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
mengatur tentang kewajiban setiap orang Lingkungan Hidup (PROPER), yaitu
yang berusaha atau berkegiatan untuk instrumen yang digunakan oleh Kementerian
menjaga, mengelola, dan memberikan Lingkungan Hidup untuk melakukan
informasi yang benar dan akurat mengenai penilaian dan pemeringkatan ketaatan
lingkungan hidup. Akibat hukum juga telah perusahaan dalam melakukan kinerja
ditentukan bagi pelanggaran yang lingkungannya (Fitriani, 2013). Dengan
menyebabkan pencemaran dan perusakan menggunakan indikator warna emas sebagai
lingkungan hidup. peringkat terbaik, diikuti dengan warna hijau,
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 biru, merah dan untuk peringkat terburuk
yang berisi tentang Penanaman Modal. diindikasikan dengan warna hitam. Program
Dalam UU ini diatur kewajiban bagi setiap ini merupakan salah satu upaya yang
penanam modal berbentuk badan usaha atau dilakukan oleh Kementerian Lingkungan
perorangan untuk melaksanakan tanggung Hidup (KLH) untuk mendorong pentaatan
jawab sosial perusahaan, menjaga kelestarian perusahaan dalam mengelola lingkungan
lingkungan hidup dan menghormati tradisi hidup. PROPER diumumkan secara rutin
budaya masyarakat sekitar. Pelanggaran kepada masyarakat, sehingga perusahaan
terhadap kewajiban tersebut dapat dikenai yang dinilai akan mendapat insentif atau
sanksi berupa peringatan tertulis, pembekuan disintensif reputasi, tergantung pada tingkat
dan pencabutan kegiatan dan/atau fasilitas ketaatannya. Perlu ditingkatkan ukuran
penanaman modal. kinerja lingkungan untuk memperbaiki
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 kinerja yang telah ada (Astuti, 2012). Aspek
tentang perlindungan dan pengelolaan penilaian dalam PROPER difokuskan pada
lingkungan hidup yang menjelaskan bahwa penilaian ketaatan perusahaan dalam
kualitas lingkungan hidup yang semakin pengendalian pencemaran air, pengendalian
menurun telah mengancam kelangsungan pencemaran udara, pengelolaan limbah
perkehidupan manusia dan makhuk hidup bahan berbahaya dan beracun (B3),
lainnya sehingga perlu dilakukan kewajiban lain yang terkait dengan analisis
30
Vol. 6 No. 2, 2019
mengenai dampak lingkungan (AMDAL), Sistem peringkat kinerja PROPER
penetapan Sistem Manajemen Lingkungan dibagi menjadi 5 (lima) warna yaitu:
(SML), konservasi dan pemanfaatan sumber 1. Emas : sangat sangat baik skor = 5
daya, serta kegiatan sosial perusahaan. 2. Hijau : sangat baik skor = 4
3. Biru : baik skor = 3
Pelaksanaan PROPER bertujuan untuk : 4. Merah : buruk skor = 2
1. Meningkatkan penataan perusahaan 5. Hitam : sangat buruk skor = 1
terhadap pengelolaan lingkungan
2. Meningkatkan komitmen para Pengukuran kinerja lingkungan
stakeholder dalam upaya pelestarian dilakukan sebagai proksi green accounting.
lingkungan Karena green accounting umumnya
3. Meningkatkan kinerja pengelolaan diterapkan oleh perusahaan yang memiliki
lingkungan secara berkelanjutan perhatian dan minat terhadap kelestarian
4. Meningkatkan kesadaran para pelaku lingkungan. Perhatian dan minat tersebut
usaha untuk menaati peraturan direpresentasikan oleh perusahaan dengan
perundang-undangan di bidang cara ikut andil dalam pemerintah yaitu
lingkungan hidup PROPER guna memacu peningkatan kinerja
lingkungan yang berdampak pada
Tabel Indikator Peringkat Proper peningkatan kinerja keuangan. Karena
PERINGKAT KETERANGAN semakin meningkatnya kinerja lingkungan
Emas Untuk usaha dan atau kegiatan yag perusahaan, maka perusahaan semakin
telah secara konsisten menunjukkan menerapkan green accounting dengan baik.
keunggulan lingkungan (environmental
excellency) dalam proses produksi Pengalokasian biaya-biaya lingkungan
dan/atau jasa, melaksanakan bisnis didapat dari pengelompokan aspek-aspek
yang beretika dan bertanggung jawab lingkungan yang lebih dahulu di analisis di
terhadap masyarakat.
Hijau Untuk usaha dan/atau kegiatan yang dalam kinerja lingkungan. Contohnya, biaya
telah melakukan pengelolaan pencegahan kerusakan lingkungan. Aspek
lingkungan lebih dari yang pencegahan kerusakan lingkungan ini
dipersyaratkan dalam peraturan
(beyond compliance) melalui didasari pada aspek kinerja lingkungan
pelaksanaan sistem pengelolaan tentang pengendalian-pengendalian
lingkungan dan mereka telah pencemaran lingkungan yang dihasilan
memanfaatkan sumber daya secara
efisien serta melaksanakan tanggung perusahaan. Jika perusahaan ingin
jawab sosial dengan baik. melakukan pengendalian pencemaran
Biru Untuk usaha dan/atau kegiatan yang lingkungan, perusahaan akan melakukan
telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan, yang dipersyaratkan sesuai
efisiensi pencemaran dengan cara melakukan
dengan ketentuan atau peraturan pengukuran pencemaran rutin yang tentunya
perundang-undangan yang berlaku. menjadi biaya. Hal tersebut menunjukkan
Merah Bagi mereka yang telah melakukan hubungan kinerja lingkungan dengan green
upaya pengelolaan lingkungan tetapi
belum sesuai dengan persyaratan accounting sangat kuat. Peningkatan kinerja
sebagaimana diatur dalam peraturan keuangan dari penerapan green accounting
perundang-undangan. bermula pada minat konsumen dan
Hitam Diberikan kepada mereka yang dalam masyarakat yang bersedia membayar lebih
melakukan usaha dan/atau kegiatannya, tinggi untuk mendapatkan produk yang
telah dengan sengaja melakukan
perbuatan atau melakukan kelalaian berorientasi lingkungan sehingga berakhir
sehingga mengakibatkan terjadinya pada peningkatan penjualan yang
pencemaran atau kerusakan meningkatkan kinerja keuangan.
lingkungan, serta melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku
dan/atau tidak melaksanakan sanksi Kinerja Keuangan Perusahaan
administrasi. Menurut Supit dkk (2015) kinerja
Sumber: Kementerian Lingkungan keuangan adalah alat untuk mengukur
Hidup (KLH) prestasi kerja keuangan perusahaan melalui

31
Vol. 6 No. 2, 2019
struktur permodalannya. Tolak ukur yang 1. Rasio likuiditas adalah rasio untuk
digunakan dalam kinerja keuangan mengetahui kemampuan perusahaan
tergantung pada posisi perusahaan. Penilaian membiayai operasi dan memenuhi
kinerja keuangan harus diketahui output kewajiban keuangan pada saat ditagih.
maupun inputnya. Output adalah hasil dari 2. Rasio aktivitas adalah rasio untuk
suatu kinerja karyawan, sedangkan input mengetahui kemampuan perusahaan
adalah hasil dari suatu keterampilan yang dalam melakukan aktivitas perusahaan
digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut. sehari-hari atau kemampuan perusahaan
Menurut munawir (2010:30) dalam Dewa dalam penjualan, penagihan piutang
(2015), kinerja keuangan perusahaan maupun pemanfaatan aktiva yang
merupakan satu diantara penilaian mengenai dimiliki.
kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan 3. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk
berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan mengetahui kemampuan perusahaan
perusahaan. untuk memperoleh laba dari berbagai
Tujuan penilaian kinerja keuangan kebijakan dan keputusan yang telah
menurut Jumingan dalam Dewa (2015) yaitu diambil.
sebagai berikut: 4. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk
1. Untuk mengetahui keberhasilan mengukur seberapa jauh aktiva
pengelolaan keuangan perusahaan perusahaan dibiayai oleh hutang.
terutama kondisi likuiditas, kecukupan Menurut Riyanto (2010:330) dalam
modal, dan profitabilitas yang dicapai Dewa, (2015) apabila dilihat dari sumber
dalam tahun berjalan maupun tahun darimana rasio ini dibuat, maka dapat
sebelumnya. digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
2. Untuk mengetahui kemampuan 1. Rasio neraca (balance sheet ratios), yang
perusahaan dalam mendayagunakan digolongkan dalam kategori ini adalah
semua asset yang dimiliki dalam semua data yang diambil dari atau
menghasilkan profit secara efisien. bersumber dari neraca
Dengan demikian, untuk dapat 2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (income
memperoleh gambaran dan informasi tentang statement ratios), yang tergolong dalam
perkembangan kinerja keuangan perusahaan kategori ini adalah semua data yang
perlu mengadakan analisa atau interpretasi diambil dari laba-rugi.
terhadap data keuangan dari perusahaan yang 3. Rasio-rasio antar laporan (interstatement
bersangkutan dan data keuangan itu akan ratios), yang tergolong dalam kategori ini
tercermin di dalam laporan keuangan. adalah semua data yang diambil dari
Dalam melakukan analisa atau neraca dan laporan laba-rugi.
interpretasi, dapat menggunakan dua macam Sebagaimana dijelaskan Sucipto
perbandingan yaitu: dalam Supit dkk (2015), kinerja keuangan
1. Membandingkan rasio sekarang dengan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu
rasio-rasio yang lalu atau dengan rasio- yang dapat mengukur keberhasilan suatu
rasio yang diperkirakan untuk waktu organisasi atau perusahaan dalam
yang akan datang dari perusahaan yang menghasilkan laba. Dengan kata lain, kinerja
sama. keuangan bisa dilihat dari tingkat
2. Membandingkan rasio perusahaan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas
dengan rasio-rasio sejenis dengan adalah kemampuan perusahaan memperoleh
perusahaan lain yang sejenis dan pada laba dalam hubungannya dengan penjualan,
waktu yang sama. total aset maupun modal sendiri. Dalam
Menurut Munawir (2012:238) dalam mengukur tingkat profitabilitas dapat
Dewa, (2015) ada 4 (empat) kelompok rasio digunakan perhitungan rasio profitabilitas
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio atau disebut juga dengan rasio rentabilitas.
aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio Menurut Supit dkk (2015) rasio rentabilitas
solvabilitas. ini meliputi:
32
Vol. 6 No. 2, 2019
a. Gross profit margin (margin laba kotor) 3. Menerapkan kebijakan ramah lingkungan
rumusnya adalah: 5R yaitu; Refuse (menolak hal yang
Laba Kotor bertentangan dengan pelestarian
Gross Profit Margin = x 100% lingkungan), Reduce (mengurangi dan
Penjualan Bersih menghemat pemakaian barang), Reuse
(menggunakan kembali apa saja yang bisa
Gross Profit Margin merupakan digunakan), Repair (memperbaiki barang
perbandingan antar penjualan bersih yang masih bisa diperbaiki untuk
dikurangi dengan harga pokok penjualan digunakan lagi), Recycle (mengkonversi
dengan tingkat penjualan, rasio ini bahan limbah menjadi benda yang dapat
menggambarkan laba kotor yang dapat dimanfaatkan kembali).
dicapai dari jumlah penjualan. 4. Melakukan pengukuran lingkungan yang
meliputi pengukuran pencemaran udara,
b. Net profit margin (margin laba bersih) emisi kendaraan, dan air limbah domestik.
rumusnya adalah: Pengukuran dilakukan setiap 6 bulan
Laba Setelah Pajak sekali oleh pihak ketiga yang telah
Nett Profit Margin = x 100% tersertifikasi dan hasilnya akan
Penjualan Bersih dibandingkan dengan Nilai Ambang Baku
Mutu untuk masing-masing parameter.
Net Profit Margin merupakan rasio 5. Melakukan tes laboratorium untuk air
yang digunakan untuk mengukur laba bersih minum karyawan yang meliputi parameter
sesudah pajak dibandingkan dengan volume fisik, kimia dan mikrobiologi. Hal ini
penjualan. Apabila gross profit margin dilakukan untuk memastikan air minum
selama suatu periode tidak berubah karyawan sehat dan memenuhi baku mutu
sedangkan net profit margin-nya mengalami air minum yang dipersyaratkan
penurunan maka berarti bahwa biaya pemerintah.
meningkat relatif lebih besar daripada 6. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
peningkatan penjualan. beracun (B3), meliputi tatacara
c. Return on Equity rumusnya adalah: penyimpanan, pengumpulan, pengolahan
Laba Setelah Pajak dan dokumentasi limbah B3. Dalam
ROE = x 100%
pelaksanaan penyimpanan ini, perusahaan
Ekuitas Pemegang Saham mempunyai 2 lokasi penyimpanan
sementara limbah B3 yang telah mendapat
Return on Equity (ROE) merupakan
ijin dari Badan Pengendalian Dampak
rasio yang digunakan untuk mengukur
Lingkungan (Bapedal) Kota Batam.
kemampuan dari modal sendiri untuk
Limbah B3 berupa sisa oli, sisa kemasan
menghasilkan keuntungan bagi seluruh
bahan kimia atau bahan terkontaminasi
pemegang saham, bagi saham biasa maupun
lainnya ditempatkan di Tempat
saham preferen.
Penyimpanan Sementara (TPS) B3
maksimal selama 90 hari sebelum limbah
Penerapan Green Accounting di
tersebut diambil dan dikelola oleh pihak
Perusahaan dan pengaruhnya terhadap
ketiga yang telah mempunyai ijin
Kinerja Keuangan
Pengelolaan Limbah B3 dengan
Dalam penerapan Green Accounting,
pengawasan dan rekomendasi dari
perusahaan melakukan berbagai upaya
Bapedal Kota Batam.
pengelolaan dan pelestarian lingkungan
7. Mengikuti program (Program Penilaian
untuk mencapai kinerja lingkungan yang
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
hijau dan baik. Bentuk upaya-upaya yang
Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang
dilakukan adalah:
disingkat PROPER. Dengan pelaksaaan
1. Melakukan efisiensi kegiatan operasional
PROPER, maka perusahaan akan diaudit
2. Mengurangi pemakaian energi fosil
oleh tim pengawas dari Kementrian
33
Vol. 6 No. 2, 2019
Lingkungan Hidup untuk kegiatan model 2. Hijau:
intensif dan menetapkan
pemantauan, pemerikasaan dan verifikasi model aset biaya dan
teknis terhadap Pengendalian Pencemaran nasional. manfaat tertentu
Air, Pengendalian Pencemaran Udara dan atas lingkungan
bersih.
Pengelolaan Limbah Padat/Limbah Bahan 3. Intensif:
Berbahaya dan Beracun (B3). pengeluaran
8. Melakukan Upaya Pengelolaan disajikan
sebagai
Lingkungan (UKL) dan Upaya investasi atas
Pemantauan Lingkungan (UPL) yang lingkungan
dilaporkan secara rutin kepada Bapedal. sedangkan
aktiva terkait
UKL/UPL ini diterapkan untuk lingkungan
mengawasi, mengurangi dan tidak
mengantisipasi kemungkinan dampak didepresiasikan.
4. Aset nasional:
yang muncul bagi lingkungan dan menginterpresta
masyarakat. sikan
Berikut ini perbandingan antara pembiayaan
lingkungan
klasifikasi pengelompokan dalam tahap sebagai aset
analisis lingkungan berdasarkan PSAK nasional.
menurut Mulyani, (2013) dengan 4. Pengungkap Belum ada standar Mengungkapka
perusahaan: an biaya yang mengatur n dan
lingkungan tentang menyajikan
Tabel Klasifikasi Tahap Analisis pengungkapan biaya
Lingkungan PSAK lingkungan. lingkungan
dalam laporan
tambahan
No. Keterangan PSAK Perusahaan mengenai
1. Pengakuan Belum adanya Ada pengakuan lingkungan
biaya peraturan tentang tentang biaya hidup dan
lingkungan pengakuan biaya- lingkungan laporan nilai
biaya lingkungan. dalam laporan tambah
Yang diatur dalam keuangan. perusahaan.
PSAK tentang
kewajiban dan Berdasarkan perbandingan tersebut
aktiva.
2. Pengukuran Belum mengatur Pengukuran
perusahaan menggambarkan biaya
biaya tentang pengukuran biaya lingkungan dengan kebijakan sendiri dan
lingkungan biaya lingkungan. lingkungan di diungkapkan secara sukarela karena belum
Yang diatur dalam ambil dari acuan
PSAK pengukuran realisasi
ada peraturan tertentu dari PSAK tentang
tentang aktiva, anggaran pengungkapan biaya lingkungan dalam
kewajiban diukur periode laporan keuangan.
sebesar historical sebelumnya.
cost. Karena biaya
Pada tabel dibawah ini disajikan
lingkungan dasar pegelompokan biaya-biaya berdsarkan
diakui secara teori Hansen Mowen, 2007 dalam Burhany
periodik oleh
perusahaan.
2014) dengan yang telah diterapkan oleh
3. Penyajian 1. Normatif: Biaya suatu perusahaan:
biaya mengakui dan lingkungan
lingkungan, mencatat biaya- disajikan Tabel Klasifikasi Aspek
Menurut biaya dengan model
Haryono, lingkungan normatif. Perhitungan dan
terdapat secara Pencatatan Biaya Lingkungan
empat keseluruhan
model yakni dalam No Deskrips
Hansen Mowen Perusa
penyajian lingkup satu . i
haan
biaya ruang akun 1. Akuntan Biaya Pencegahan Lingkungan:
lingkungan secara umum si
yaitu model bersama akun Lingkun 1 Perhitungan dan
normatif, lain yang pencatatan biaya, √
modal hijau, serumpun. mengevaluasi dan
34
Vol. 6 No. 2, 2019
gan memilih peralatan dan persentase
Moneter pengendalian bahan yang didaur
lingkungan ulang
2 Perhitungan dan 2. Melakukan
pencatatan biaya perhitungan dan
pengembangan/desain √ pencatatan jumlah √
proses/produk yang energi yang
ramah lingkungan dihemat
3 Perhitungan dan 3. Melakukan
pencatatan biaya perhitungan dan
pelatihan karyawan √ pencatatan jumlah √
untuk masalah air yang diambil
lingkungan dari alam
4 Perhitungan dan 4. Melakukan
. pencatatan biaya perhitungan dan
pengembangan sistem √ pencatatan jumlah
pengelolaan dan persentase air √
lingkungan yang didaur ulang
5 Pemilihan bahan baku dan digunakan

. ramah lingkungan kembali
5. Melakukan
perhitungan dan
Biaya Deteksi Lingkungan: pencatatan jumlah √
6 Perhitungan dan air yang
. pencatatan biaya audit √ dibuang/terbuang
lingkungan
7 Perhitungan dan
. pencatatan biaya Kelompok Output:
pemeriksaan proses 6. Melakukan
produksi untuk √ perhitungan dan
menjamin kepatuhan pencatatan jumlah √
terhadap peraturan emisi gas yang
lingkungan dihasilkan
8 Perhitungan dan 7. Melakukan
. pencatatan biaya perhitungan dan

dalam melakukan uji pencatatan jumlah √
emisi limbah yang
9 Perhitungan dan dihasilkan
. pencatatan biaya 8. Melakukan
pemeriksaan perhitungan dan

kandungan limbah pencatatan jumlah / √
berbahaya dalam persentase limbah
produk yang diolah
9. Melakukan
Biaya Kegagalan Internal perhitungan dan
Lingkungan: pencatatan jumlah √
10. Melakukan limbah yang
perhitungan dan dibuang
pencatatan biaya

pengolahan dan
pembuangan limbah
berbahaya DAFTAR PUSTAKA
11. Melakukan Aniela, Yoshi. (2012). “Peran Akuntansi
perhitungan dan
pencatatan biaya
Lingkungan dalam Meningkatkan
√ Kinerja Lingkungan dan Kinerja
daur ulang bahan
sisa untuk Keuangan Perusahaan”.
digunakan kembali
12. Melakukan
Astuti, Neni (2012). “Mengenal Green
perhitungan dan Accounting”.
pencatatan biaya √ blh.kepriprov.go.id
daur ulang air untuk
digunakan kembali
Dewa, Aditya Putra, (2015). “Analisis
2. Akuntan Kinerja Keuangan PT. Indofood
Kelompok Input:
si
1. Melakukan
Sukses Makmur, Tbk di Bursa Efek
Lingkun
perhitungan dan √ Indonesia”.
gan Fisik
pencatatan jumlah
35
Vol. 6 No. 2, 2019
Dewi, Santi Rahma. (2016). “Pemahaman Nuryanti, Tira Novi, Nurlely dan Yuni
dan Kepedulian Penerapan Green Rosdiana, (2015). “Pengaruh
Accounting : Studi Kasus UKM Tahu Akuntansi Lingkungan terhadap
di Sidoarjo” Kinerja Lingkungan pada Perusahaan
Hamta, Firdaus. “Metodologi Penelitian Tekstil Wilayah Bandung”.
Akuntansi”. Penerbit: Deepublish. Riska Dewi Setyaningsih dan Nur Fadjrih
Yogyakarta. 2015. Asyik, (2016). “Pengaruh Kinerja
Hidayati, Nurul, Afriyanto, dan Arma Lingkungan terhadap Kinerja
Yuliza. (2016). “Analisis Penerapan Keuangan dengan Corporate Social
Akuntansi Biaya Lingkungan pada Responsibility sebagai Pemoderasi.
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Suka, Eka Andala (2016). “Efektivitas
Rokan”. Akuntansi Lingkungan dalam
Ikhsan, Arfan. “Akuntansi Manajemen Meningkatkan Nilai Perusahaan”.
Lingkungan”. Penerbit: Graha Ilmu. Supit, Thessalonica S.F, Welly .A. Areros,
Jakarta. 2008. Johny .R.E. Tampi, (2015). “Analisis
Islamey, Fika Erisya (2016). “Perlakuan Kinerja Keuangan pada PT. Astra
Akuntansi Lingkungan tehadap Internasional, Tbk”.
Pengelolaan Limbah pada Rumah Wanggono, Antonius Wasi (2016). “Analisis
Sakit Paru Jember”. Perlakuan Akuntansi Biaya
menlh.go.id Lingkungan”
Musyarofah, Siti (2013). “Analisis ___________. Undang-undang No. 23
Penerapan Green Accounting di Kota Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Semarang” Lingkungan Hidup.
___________. Undang-undang No. 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal.

36

Anda mungkin juga menyukai