Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN


POLIOMIELITIS

Disusun Oleh

Kelompok 7

Delvina Putri Bahrudin 19009

Nurul Tri Putri 19020

PRODI D3 KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA PALU

TAHUN 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
2.1 Rumusan Penulisan.............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2
2.1 Konsep Teori.........................................................................................2
2.1.1 Pengertian Poliomielitis...............................................................2
2.1.2 Etiologi Poliomieletis...................................................................2
2.1.3 Gejala Klinis................................................................................2
2.1.4 Patofisiologi Poliomielitis............................................................3
2.1.5 Penatalaksaan Medis Poliomielitis...............................................3
2.1.6 Penularan Poliomielitis................................................................4
2.1.7 Komplikasi Anemia.....................................................................5
2.1.8 Pencegahan Anemia.....................................................................6
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan................................................................6
2.2.1 Pengkajian....................................................................................6
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ...............................................................9
2.2.3 Perencanaan ................................................................................9
2.2.4 Implementasi .............................................................................13
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................16

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Serta kami mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Keperawatan Anak, dengan judul Asuhan
Keperawatan Anak Dengan Poliomielitis.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Palu, 18-Oktober-2020

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio dan
biasanya menyerang anak-anak dengan gejala lumpuh layuh akut(AFP=Acute
Flaccid Paralysis).
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.Polio
menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalamhitungan jam.
Virus ini memasuki tubuh melalui mulut dan berkembang biak dalam usus. Gejala awal
adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah,kekakuan pada leher dan nyeri pada
anggota badan. Satu dari 200 infeksimenyebabkan kelumpuhan ireversibel (biasanya di
kaki). Di antara mereka yang lumpuh 5% sampai 10% meninggal ketika otot pernapasan
mereka lumpuh.(http:// www. Litbang. Depkes.go.id). Di Indonesia banyak dijumpai
penyakit polio terlebih pada anak-anak halini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang.
Disamping asupan gizi juga dapatdipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua,
apalagi dengan kondisi di negeriini yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu
sehingga kebutuhan gizianaknya kurang mendapat perhatian. Peran serta pemerintah
disini sangat diharapkan untuk membantu dalam menangani masalah gizi buruk yang masih
banyak ditemui khususnya di daerah terpencil atau yang jauh dari fasilitas pemerintah,
sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat pinggiran. Kalau hal ini tidak mendapat
perhatian, maka akan lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menderita penyakit
polio.
1.2 Rumusan Penulisan
Adapun rumusan masalah yang kelompok angkat dalam makalah ini,antara lain :
1. Bagaimana konsep Poliomyelitis?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan Poliomyelitis?
1.3 Tujuan Penulisan
Menambah pengetahuan para pembaca mengenai konsep teori dan asuhan
keperawatan dengan Poliomyelitis.

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian Poliomielitis
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan
predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik
batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi
kelumpuhan serta autropi otot.
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).
Klasifikasi virus Golongan:
-Golongan IV ((+)ssRNA)
-Familia: Picornaviridae
-Genus: Enterovirus
-Spesies: Poliovirus
2.1.2 Etiologi Poliomielitis
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan.
Masa inkubasi : 7-10-35 hari
2.1.3 Gejala Klinis
Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala
karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
2. Poliomielitis abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa
hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri
kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.

2
3. Poliomielitis non paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan poliomyelitis
abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari
kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau
masuk kedalam fase ke2 dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan
hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan
kolumna posterior.
4. Poliomielitis paralitik : Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai
kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut
pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-
bentuk gejalanya antara lain :

 Bentuk spinal, Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher, abdomen,
tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
 Bentuk bulbar, Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa
gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
 Bentuk bulbospinal. Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk
bulbar.
 Kadang ensepalitik, Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor
dan kadang kejang.
2.1.4 Patofisiologi Poliomielitis
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak
semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali
dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala.
Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis ialah :

1. Medula spinalis terutama kornu anterior,


2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio
retikularis yang mengandung pusat vital,
3. Sereblum terutama inti-inti virmis,
4. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang
kadang nucleus rubra,
5. Talamus dan hipotalamus,
6. Palidum dan
7. Korteks serebri, hanya daerah motorik.
2.1.5 Penalaksanaan Medis Poliomielitis

3
1. Poliomielitis aboratif
a. Diberikan analgetk dan sedative
b. Diet adekuat
c. Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas
yang berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.
2. Poliomielitis non paralitik
a. Sama seperti aborif
b. Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres
hangat selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
3. Poliomielitis paralitik
a. Perawatan dirumah sakit
b. Istirahat total
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d. Fisioterafi
e. Akupuntur
f. Interferon
4. Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi
dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai
lagi.Poliomielitis paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling
sedikit 2 minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi
paralysis pernapasan.
Fase akut : Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat
sebaiknya dipasang footboard (papan penahan pada telapak kaki) agar kaki
terletak pada sudut yang sesuai terhadap tungkai..Pada poliomielitis tipe bulbar
kadang-kadang reflek menelan tergaggu sehingga dapat timbul bahaya pneumonia
aspirasi dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah dan dimiringkan
kesalah satu sisi.
Sesudah fase akut : Kontraktur.atropi,dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy.
Tindakan ini dilakukan setelah 2 hari demam hilang.
2.1.6 Penularan Poliomielitis
Mekanisme Penyebaran virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut
dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung
dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang
melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan
4
yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia
sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang
masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap
formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada
keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun. Ketahanan virus di tanah dan air sangat
bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan
lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari
sumber penularan. Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh
virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah
satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah
manusia.
2.1.7 Komplikasi Poliomielitis
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita poliomielitis antara lain :
1. Melena cukup berat sehingga memerlukan transfusi, yang mungkin diakibatkan
erosi usus superfisial.
2. Dilatasi lambung akut dapat terjadi mendadak selama stadium akut atau
konvalesen (dalam keadaan pemulihan kesehatan/ stadium menuju kesembuhan
setelah serangan penyakit/ masa penyembuhan), menyebabkan gangguan respirasi
lebih lanjut.
3. Hipertensi ringan yang lamanya beberapa hari atau beberapa minggu , biasanya
pada stdium akut, mungkin akibat lesi pusat vasoregulator dalam medula.
4. Ulkus dekubitus dan emboli paru, dapat terjadi akibat berbaring yang lama di
tempat tidur, sehingga terjadi pembususkan pada daerah yang tidak ada
pergerakan (atrofi otot) sehingga terjadi kematian sel dan jaringan)
5. Hiperkalsuria, yaitu terjadinya dekalsifikasi ( kehilangan zat kapur dari tulang/
gigi) akibat penderita tidak dapat bergerak.
6. Kontraktur sendi,yang sering terkena kontraktur antara lain sendi paha, lutut, dan
pergelangan kaki.
7. Pemendekan anggota gerak bawah,biasanya akan tampak salah satu tungkai lebih
pendek dibandingkan tungkai yang lainnya, disebabkan karena tungkai yang
pendek mengalami antropi otot.
8. Skoliosis,tulang belakang melengkung ke salah satu sisi, disebabkan kelumpuhan
sebagian otot punggung dan juga kebiasaan duduk atau berdiri yang salah.
5
9. Kelainan telapak kaki, dapat berupa kaki membengkok ke luar atau ke dalam.
2.1.8 Pencegahan Poliomielitis
Cara pencegahan dapat dilalui melalui :
1. Imunisasi
2. Jangan masuk daerah endemis
3. Jangan melakukan tindakan endemis
Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak lainnya. Ibu
harus mencuci tangan setiap kali menyentuhnya. Perlindungan terbaik terhadap polio
ialah dengan memberikan vaksin polio/pemberian kekebalan. Seorang anak yang
cacat akibat polio harrus makan makanan bergizi dan melakukan gerak badan untuk
memperkuat otot-ototnya. Selama tahun pertama, sebagian kekuatan dapat pulih
kembali.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas P as ien
Nama : An. W
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Setro BaruUtara Gg.7 No.50, Surabaya
Agama : Islam
Diagnosa : Poliomyelitis
b. Identitas Penanggung Jawab  
Nama : Tn. P 
Umur : 40 tahun 
Jenis kelamin : Laki-laki 
Pendidikan/ pekerjaan : SLTA/ wiraswasta
Hubungan dg klien : Ayah klien
2. Riw ayat K esehatan Keperawatan
a. Keluhan Utama   : pasien merasa lemas di sekujur tubuhnya.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Kakak pasien menyatakan bahwa adiknya tiba-tiba
merasa lemas di sekujur tubuhnya, dengan gejala awal demam (Suhu 38,9 C),

6
kemudian disertai pusing, hingga sekarang tidak mampu berdiri dan berjalan.
Imunisasi polio (-).
c. Riwayat Penyakit sebelumnya :
- Riwayat Tumbuh Kembang anak :
Imunisasi : Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir, BCG
diberikan saat lahir, Polio oral belum pernah diberikan
- Status Gizi : Baik Tahap perkembangan anak menurut teori psikososial :
Klien An. W mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan
minuman serta kenyamanan dari orang tua sendiri.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
- Komposisi keluarga : Keluarga berperan aktif terutama ibu klien An. W
dalam merawat klien.
- Lingkungan rumah dan komunitas : Lingkungan sekitar rumah berada di area
pemukiman kumuh.
2. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : n o r m a l .
Selama sakit    : n a f s u m a k a n b e r k u r a n g .
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit 
BAB : normal 1X sehari, warna kulit kecoklatan, tekstur lunak, aroma terapik.
BAK : normal, warna kunimg, aromatik.
Selama sakit
BAB : konstipasi
BAK : normal, warna kuning, aromatik.
c. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Ket. :   0 = Mandiri     1= Menggunakan alat bantu  2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat     4 = Tergantung Total

7
d. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : 1 0 j a m s e h a r i , 2 j a m t i d u r s i a n g d a n 8 j a m
tidur malam
Selama sakit    : sering terbangun.
e. Konsep diri
klien belum mampu memaparkan konsep dirinya karena klien masih berusia 3
tahun.
f. Sexual dan Reproduksi
Klien belum berkeluarga
g. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit : Interaksi dengan keluarga, teman, dan lingkungan baik.
Selama sakit  : pasien mengalami perubahan pada interaksi keluarga, teman, dan
lingkungan. Aktivitas meningkat, tetapi terganggu.
h. Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit : Baik.
Selama sakit  : klien belum mampu memaparkan secara tepat keadaan jiwanya
karena klien masih balita, klien dibantu dengan orang tua (ibu) untuk
menyelesaikan masalahnya.
i. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : pasien beragama Islam.
Selama sakit  : pasien tidak pernah melaksanakan sholat karena keterbatasan
aktivitas akibat nyeri sendi
3. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (breat : RR normal, Tidak ada penggunaan otot bantupernafasan Suhu
38,9°C
2. B2 (blood) : normal
3. B3(brain : gelisah (rewel) dan pusing
4. B4 (bladder) : normal
5. B5 (bowel) : mual muntah, anoreksia, konstipasi
6. B6 (bone) : letargi atau kelemahan, tungkai kanan mengalamikelumpuhan,
pasien    tidak mampu berdiri dan berjalan
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : pada pemeriksaan sampel feses ditemukan adanya
Poliovirus. Pada pemeriksaan serumditemukan adanya peningkatan antibody.
8
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : pasien mengatakan lemas, - anoreksia - Perubahan nutrisi
mual muntah. -mual muntah kurang dari
DO : konstipasi kebutuhan.
2. DS : - kakak pasien mengatakan -proses infeksi - hipertermi
belum pernah diimunisasi polio
DO : demam, S: 38,9°c, adanya
peningkatan antibody
3. DS : kakak pasien mengatakan Paralysis -gangguan mobilitas
badan pasien lemas disekujur fisik
tubuhnya, tungkai kanan sulit
digerakkan
DO : tidak mampu berdiri dan
berjalan, letargi

2.2.2 Diagnosa keperawatan sesuai perioritas


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah
d/d
DS : pasien mengatakan lemas, mual muntah.
DO : konstipasi
2. Hipertermi b/d proses infeksi d/d
DS :  kakak pasien mengatakan belum pernah diimunisasi polio
DO : demam, S: 38,9°c, adanya peningkatan antibody
3. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis d/d
DS : kakak pasien mengatakan badan pasien lemas disekujur tubuhnya, tungkai
kanan sulit digerakkan
DO : tidak mampu berdiri dan berjalan, letargi
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Perubahan Kebutuhan nutrisi a. Kaji pola makan a. Mengetah
nutrisi kurang anak terpenuhi. anak  ui intake
dari kebutuhan Kriteria Hasil: b. Kolaborasi dan output

9
tubuh b/d - Pasien dengan ahli gizi anak 
anoreksia, mual memperlihatkan dalam pemberian b. Untuk
dan muntah d/d peningkatan berat nutrisi mencakup
DS : pasien badan yang c. Berikan makanan i masukan
mengatakan progresif  secara adekuat sehingga
lemas, mual - Nilai laboratorium d. Berikan nutrisi output dan
muntah. pasien (albumin, kalori, intake
DO : konstipasi protein, protein,vitamin seimbang
elektrolit)menunjukk dan mineral c. Mencukup
an nilai normal e. Timbang berat i
- Mual muntah badan kebutuhan
berkurang dan nafsu f. Berikan makanan nutrisi
makan bertambah. kesukaan anak  dengan
g. Berikan makanan seimbang
porsi sedikit tapi d. Mengetahui
sering perkemban
gan anak 
e. Menambah
masukan
dan
merangsang
anak untuk
makan lebih
banyak 
f. Memperm
udah
proses
pencernaa
n.
2. Hipertermi b/d Tujuan suhu akan a. Pantau suhu a. Untuk
proses infeksi kembali normal dalam tubuh mencegah
d/d waktu 1x 24 jam. b. Jangan pernah kedingina
DS : - kakak Kriteria hasil :- Suhu menggunakan usap n
pasien normal 36,5°C- 37,5°C an alcohol saat tubuhyang

10
mengatakan - Nadi dan pernapasan mandi/kompres berlebih
belum pernah dalam rentan normal c. Hindari mengigil. b. Dapat
diimunisasi (N= < 160x/ menit , d. Kompres mandi menyebab
polio RR= 30-40 x/menit) hangat durasi 20- kan efek
DO : demam, 30 menit. neurotoksi
S: 38,9°c, c. Menguran
adanya gi
peningkatan penguapan
antibody tubuh
d. Dapat
membantu
menguran
gi demam
3. Gangguan Tujuan: Dalam waktu a. Tentukan a. Memberik
mobilitas fisik 3 x 24 jam, klien aktivitas an
b/d paralysis mampu melaksanakan b. Catat dan terima informasi
d/d aktivitasfisik sesuai keadaan untuk 
DS : kakak dengan kelemahan mengemb
pasien kemampuannya.Kriter (kelelahan yang angkan
mengatakan ia hasil : ada). rencana
badan pasien - Klien dapat ikut serta c. Indetifikasi perawatan
lemas disekujur dalam program factor-faktor yang bagi
tubuhnya, latihan. mempengaruhi program
tungkai kanan - Tidak terjadi kemampuan rehabilitas
sulit digerakkan kontraktur sendi. untuk aktif seperti i.
DO : tidak - Bertambahnya pemasukan b. Kelelahan
mampu berdiri kekuatan otot. makananyang yang
dan berjalan, - Klien menunjukan tidak adekuat. dialami
letargi tindakan untuk d. Evaluasi dapat
meningkatkan kemampuan mengindik
mobilitas untuk melakukan asikan
mobilisasi secara keadaan
aman anak.
e. Kolaborasi c. Memberik

11
dengan an
fisioterapis kesempata
n untuk 
memecahk
an
masalah
untuk 
memperta
hankan
atau
meningkat
kan
mobilitas.
d. Latihan
brjalan dpt
meningkat
kan
keamanan
dan
efektifan
anak
untuk berj
aan.

2.2.4 Catatan Perkembangan


No Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
.
1. Perubahan nutrisi a. Mengkaji pola makan S : keluarga klien
kurang dari anak  mengatakan klien sudah
kebutuhan tubuh b/d b. berkolaborasi dengan ahli tidak mual muntah
anoreksia, mual dan gizi dalam pemberian O : nafsu makan
muntah d/d nutrisi meningkat
DS : pasien c. memberikan makanan secara A : masalah
mengatakan lemas, adekuat keperawatan teratasi

12
mual muntah. d. memberikan nutrisi kalori, P : lanjutkan asuhan
DO : konstipasi protein,vitamin dan keperawatan
mineral
e. menimbang berat badan
f. memberikan makanan
kesukaan anak 
g. memberikan makanan
porsi sedikit tapi sering
2. Hipertermi b/d proses a. memantau suhu tubuh S :  kakak pasien
infeksi d/d b. Jangan pernah mengatakan tidak
DS : -kakak pasien menggunakan usapan demam lagi,
mengatakan belum alcohol saat O : S: 37°c
pernah diimunisasi mandi/kompres3. A : masalah
polio c. menghindari mengigil.4. keperawatan tercapai
DO :demam, S: d. mengompres mandi hangat sebagian
38,9°c, adanya durasi 20-30 menit. P : lanjutkan asuhan
peningkatan antibody keperawatan
3. Gangguan mobilitas a. menentukan aktivitas S : kakak pasien
fisik b/d paralysis d/d b. mencatat dan terima mengatakan pasien
DS : kakak pasien keadaan masih lemas
mengatakan badan kelemahan(kelelahan yang O : pasien belum
pasien lemas ada). mampu berjalan
disekujur tubuhnya, c. mengindetifikasi factor- A : masalah
tungkai kanan sulit faktor yangmempengaruhi keperawatan belum
digerakkan kemampuan untuk aktif tercapai
DO : tidak mampu seperti pemasukan P : lanjutkan asuhan
berdiri dan berjalan, makananyang tidak keperawatan
letargi adekuat.
d. mengevaluasi kemampuan
untuk melakukan
mobilisasi secara aman
e. Kolaborasi dengan
fisioterapis

13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),
masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki
alirandarah dan mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralisis).
Poliomielitis adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit
peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh
melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat
menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam
hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada
anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar
dari 3 hingga 35 hari.
Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang
terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri
sedang terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses
selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth, 2003,  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3 , EGC, jakarta
Long C, Barbara. Perawatan Medikal Bedah. Volume 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran;
1996
Lynda Juall Carpenito, Alih bahasa Yasmin Asih, 1997. Diagnosa Keperawatan, ed 6.
EGC.Jakarta
Marilyn E. Doenges, et al, 1997. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. jakarta
Padmosantjojo, R.M.2000. Keperawatan bedah saraf, bagian bedah saraf. FKUI. Jakarta
Smeltzer Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.Volume
3. Jakarta : EGC.
Sylvia A. Price,  Alih  bahasa Adji Dharma, 1995. Patofisiologi, konsep klinik proses- proses
penyakit ed. 4. EGC. Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai