Anda di halaman 1dari 8

Enzim

Nadia Sartika (Teknik Lingkungan 15318071)

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim tersusun atas
dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun
keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut
yaitu apoenzim dan koenzim.

1. Apoenzim, bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi menentukan
kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa yang
berlainan, tergantung dari enzimnya.

2. Koenzim, disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan tetapi,
koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat termostabil
(tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya.
Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi
yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen.

Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim meningkatkan laju
reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk reaksi) dari EA1
menjadi EA2. Penurunan energi aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat.
Setelah produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk kompleks
baru dengan substrat yang lain.

Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini,
terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat mengkatalis
reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik
pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.

Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini,
terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat mengkatalis
reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik
pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan
teori kecocokan yang terinduksi.

a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)

Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk dalam
gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah
bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.

b. Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)

Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel.
Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat
membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi
bentuk yang lepas. Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Reaksi enzim berbeda-beda. Salah satunya yaitu reaksi kondensasi pada pemanjangan sintesi
asam lemak. Asetoasetil ACP mengandung bagian terkecil 3-ketoasetil. Nama ‘3-keto’ ini
mengacu pada adanya gugus keto pada posisi C ke 3, atau bisa kita sebut juga atom c ini adalah β-
karbon dan produknya disebut bagian β-ketoasil. Enzim kondensasi juga disebut dengan β-ketoasil
ACP sintase. (Horton,2006:482). Untuk mempersiapkan reaksi kondensasi selanjutnya ,bagian 3 -
ketoasil yang teroksidasi harus dikurangi menjadi bentuk asil dengan transfer elektron (dan proton)
ke posisi atom C ke 3. Tiga reaksi terpisah yang diperlukan . (Horton,2006:482). Enzim hidrolisis
mengkatalis penambahan air ke ikatan spesifik dari substrat. Karena sebagian besar reaksi
hidrolisis dapat balik, maka enzim hidrolisis juga dapat disebut enzim kondensasi atau sintesis.
Contoh enzim ini antara lain esterase, karbohidrase, protease. Enzim transferase mengkatalis
pemindahan satu gugus dari satu molekul donor ke satu molekul akseptor. Kelompok enzim ini
adalah transglikosidase, transpeptidase, transaminase, transmetilase, dan transasilase.

Beberapa enzim juga berperan dalam proses metabolisme. Enzim katalase berfungsi
membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim oksidase berfungsi
mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan
O2, sehingga terbentuk H2O. Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu
senyawa tanpa menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase.
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hydrogen dari suatu zat ke zat yang lain. Enzim
transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan
bantuan ion Mg2+. Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organic secara bolak-
balik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan karbon.
Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan oksigen yang
dipergunakan diambil dari H2O2.

Enzyme repression adalah penghentian sintesis enzim sebagai respon terhadap keberadaan
suatu molekul (repressor). Enzim yang disintesis dengan mekanisme ini disebut repressible
enzyme. Enzim yang bersifat repressible umumnya terlibat dalam jalur biosintesis dan hanya
disintesis ketika molekul hasil sintesis jalur tersebut tidak tersedia. Enzim yang bersifat repressible
merupakan produk gen yang bersifat repressible. Gen tersebut memiliki kecepatan basal
transkripsi yang tinggi, sehingga akumulasi produk akhir (repressor) akan menghentikan sintesis
enzim.

Gambar 1 Perubahan konsentrasi enzim repressible pada saat penambahan repressor (arginin)
Enzim dalam metabolisme dibedakan menjadi 6 golongan yaitu:

1. Oksido-reduktase yaitu enzim yang bekerja pada reaksi oksidasi dan reduksi
2. Transferase bekerja untuk memindahkan gugus kimia
3. Hidrolase bekerja mengubah bentuk kimia tanpa menambah atau mengurangi unsur
4. Hidrolase bekerja pada reaksi yang menggunakan air
5. Ligase bekerja pada reaksi penggabungan dua senyawa atau lebih
6. Liase bekerja pada reaksi pemutusan senyawa

ATP merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang
mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga mudah melepaskan
ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.

Gambar 2 Stuktur ATP

Reaksinya: ATP --> ADP --> AMP (reaksi tersebut merupakan reaksi bolak balik).
Perubahan ATP menjadi ADP di ikuti dengan pembebasan energi sebesar 7,3 kalori/mol ATP.

Fosforilasi adalah penambahan gugus fosfat pada suatu protein atau molekul organik lain.
Fosforilasi dapat meningkatkan efisiensi katalitik enzim, mengubahnya menjadi bentuk aktifnya
dalam satu protein, sementara fosforilasi enzim yang lain akan mengubahnya menjadi bentuk
inaktif yang secara intrinsik tidak efisien.

Reaksi katabolisme adalah reaksi yang sifatnya memecah ikatan kimia yang kompleks
menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. pada waktu ikatan putus dan molekul terpecah terjadi
pembebasan energi (reaksi exergonik). Contoh reaksi katabolisme adalah proses respirasi
(termasuk aerob dan anaerob). Reaksi anabolisme adalah reaksi pembentukkan, yaitu
pembentukkan molekul sederhana menjadi molekul kompleks. reaksi anabolisme merupakan
reaksi sintesis karena adanya transformasi energi yang disimpan dalam bentuk ikatan kimia, oleh
sebab itu reaksi anabolisme disebut juga reaksi yang membutuhkan energi (endergonik). Contoh
reaksi anabolisme adalah sintesis (termasuk fotosintesisi dan kemosintesis).
Gambar 3 Siklus katabolisme dan anabolisme

Glikolisis adalah reaksi pemecahan molekul karbohidrat yang memiliki 6 karbon menjadi
dua bagian. Pada tahap pertama, terjadi pengubahan senyawa glukosa dengan 6 atom C, menjadi
dua senyawa asam piruvat dengan 3 atom C, serta NADH dan ATP. Tahap glikolisis belum
membutuhkan oksigen. Glikolisis yang terdiri atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua
tahap: Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan duamolekul ATP.
Gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP dan 2
molekul NADH. Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP.
Namun karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil akhir energi yang didapat adalah
2 ATP

Gambar 4 Tahapan glikolisis

Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam
mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan
memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil koenzim
A (asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A ini terkadang disebut
tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif. Berikut ini gambar proses pengubahan satu asam
piruvat menjadi asetil koenzim A.

Gambar 5 Dekarboksilasi oksidatif


Kompleks senyawa asetil koenzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang dikenal
juga sebagai siklus asam sitrat. Koenzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan turunan dari
vitamin B. Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar 1930-an. Dalam
siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1 GTP, dan 1 FADH. GTP
(guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang dihasilkan
satu molekul GTP setara dengan energi yang dihasilkan satu molekul ATP. Molekul CO2 juga
dihasilkan dari siklus Krebs ini. Karena satu molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asetil
KoA dan masuk ke siklus Krebs, akan dihasilkan sejumlah energi dari proses tersebut. Selain
dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang direaksikan dengan oksigen
membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti NADH dan FADH2 dari glikolisis dan
siklus Krebs, selanjutnya memasuki tahap transpor elektron untuk menghasilkan molekul
berenergi siap pakai.

Gambar 6 Siklus krebs


Tahap terakhir dari respirasi seluler aerob adalah sistem transpor elektron. Tahap ini terjadi
pada ruang intermembran dari mitokondria. Pada tahap inilah ATP paling banyak dihasilkan.
Seperti Anda ketahui, sejauh ini hanya dihasilkan 4 molekul ATP dari satu molekul glukosa, yaitu
2 molekul dari glikolisis dan 2 molekul dari sikluk Krebs. Akan tetapi, dari glikolisis dan siklus
Krebs dihasilkan 10 NADH (2 dari glikolisis, 2 dari tahap transisi siklus Krebs, dan 6 dari siklus
Krebs) dan 2 FADH2 . Molekul-molekul inilah yang akan berperan dalam menghasilkan ATP.
Jika Anda perhatikan, meskipun glikolisis dan siklus Krebs termasuk tahap respirasi aerob, namun
sejauh ini belum ada molekul oksigen yang terlibat langsung dalam reaksi. Pada tahap transpor
elektron inilah oksigen terlibat secara langsung dalam reaksi. Pada reaksi pertama, NADH
mentranspor sepasang elekron kepada molekul flavoprotein (FP). Transpor elektron mereduksi
flavoprotein, sedangkan NADH teroksidasi kembali menjadi ion NAD+. Elektron bergerak dari
flavoprotein menuju sedikitnya enam akseptor elektron yang berbeda. Akhirnya, elektron
mencapai akseptor protein terakhir berupa sitokrom a dan a3 . Akseptor terakhir dari rantai reaksi
merupakan oksigen. Elektron berenergi tinggi dari NADH dan FADH2 memasuki sistem reaksi.
Dalam perjalanannya, energi elektron tersebut mengalami penurunan energi yang digunakan untuk
proses fosforilasi ADP menjadi ATP sehingga satu molekul NADH setara dengan 3 ATP dan satu
molekul FADH2 setara dengan 2 ATP.

Gambar 7 Sistem transpor elektron

Biosintesis merupakan pembentukkan molekul alami yang terjadi di dalam sel dari molekul
lain yang kurang rumit strukturnya, melalui reaksi endeorganik. Sedangkan jalur biosintetis dapat
diartikan sebagai urutan atau proses yang di dalamnya terdiri atas tahap-tahap pembentukkan dari
senyawa yang sederhana menjadi senyawa kompleks. Proses biosintesis akan berlangsung sangat
kompleks, tergantung dari macam enzim yang tersedia sehingga tumbuhan sejenis yang tumbuh
di daerah yang berbeda sangat memungkinkan untuk mempunyai jalur pembentukkan metabolit
tertentu yang tidak identik. Biosintesis terdiri dari :

1. Fermentasi
2. Amphibolic
3. Gluconeogenesis
4. Beta oxidation
5. Aminoacid
6. Macromolecules

DAFTAR PUSTAKA

A. Rizhwandy. 2015. Biosintesis (Metabolisme).


https://www.academia.edu/4912651/BIOSINTESIS_METABOLISME_ diakses pada 24
Maret 2020 pukul 14.35

Admin. 2019. Tahukah Anda Apa Itu Eznzim?. http://www.akacn.ac.id/artikel/tahukah-anda-apa-


itu-enzim diakses pada 23 Maret 2020 pukul 23.29

Anonim. 2013. Enzim : Aktivitas, Sintesis, Induksi, Represi, Operon, Degradasi, Pengaturan,
Katalitik . https://www.nafiun.com/2013/02/enzim-aktivitas-sintesis-induksi-pengaturan-
katalitik-degradasi-operon-penghambatan.html diakses pada 24 Maret 2020 pukul 13.47

Santi Puspita Sari. 2014. Lipid Metabolism.


https://sites.google.com/site/metabolismemakanan/lipid-
metabolism?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialog=1
diakses pada 24 Maret 2020 pukul 13.34.

Tamam, MH Badrut. 2017. Materi Metabolisme (Katabolisme) dan Cara Mudah


Menghafalkannya. https://www.generasibiologi.com/2017/07/pengertian-tahapan-reaksi-
metabolisme-katabolisme-karbohidrat.html diakses pada 24 Maret 2020 pukul 13.56

Anda mungkin juga menyukai