Anda di halaman 1dari 19

Arsitektur Kontemporer Berbasis Material Lokal

Contohnya merupakan karya pembicara sendiri, mengapa material yang kami gunakan

Negeri kita itu sebenarnya diberi sebuah berkah, kita melihat bahwa nusantara, memiliki material yang
sangat berlimpah sekali dalam dunia arsitektur, hamper semua material bisa kita pakai untuk
membangun,
4000 jenis kayu yang dapat di pakai, bamboo juga demikian , 10& jenis bamboo dunia ada di Indonesia,
daun nipah, ilalang, sagu, dan kualitas bata merah yang sangat baik, artefak membuktikan, bangsan
nusantara bangsa kita telah memakai bata merah di abad ke 4.

Nenek moyang kita sudah luar biasa, mereka sadar akan melimpahnya material yang kita punya

Yang diatas adalah wilayah barat, yang tengah itu bagian tengah Sulawesi / jawa, dan timur.

Contohnya rumah nias, kayunya besar akan tetapi pendek, sesuai dengan jenis kayu local yang ada
disana, sedangkan di papua kayunya kecil kecil karena material yang ada di daerahnya seperti itu,

Mereka memiliki jawaban yang sangat baik dalam menjawab persoalan yang ada pada daerahnya
masing-masing,
Ini juga bukti yaitu burobudur dan prambanan dalam menerapkan material lokal, Didekat burobudur
terdapat sungai yang memiliki material batu, memakai satu material saja , masyarakat pada saat itu
mampu membangun bangunan semegah ini.

Setelah kerajaan mataram berkembang menjadi kerajaan majapahit. Material yang di pakai juga tidak di
pakai menggunakan batu, namun mereka membuat material baru yang saat itu belum banyak di pakai
pada zaman itu. Sejak adab 14 sampai saat ini kita masih dapat melihatnya sampai saat ini, ini
merupakan rekonstsruksi bata yang sangat baik di dunia.

Bekerja secara komunal ini sangat diwarisi, bagaimana nenek moyang kita sangat memahami material,
rumah sumba merupakan rumah tertinggi di dunia yaitu sekitar 35 m, dengan menggunakan 1 teknik
saja yaitu teknik ikat dan materialnya hanya bamboo, kayu dan ilalang. Ini tentunya setara dengan
bangunan 5 lantai. Kesadaran itu yang saat ini itu semakin terdegradasi.

Saat ini kita banyak arsitek muda yang tidak memahami potensi material kita yang luar biasa. Mereka
tidak berusaha menggali lagi, lebih mengikuti pasar yang sedang berkembang. Dan kalau kita telusuri
produk tersebut bukan diproduksi bangsa kita sendiri. Justru kita dijadikan bangsa konsumen, meskipun
kita memiliki material yang luar biasa, kita lupa akan itu. Yang memberikan kita tidak memiliki citra dan
tidak menjadi arsitektur yang memiliki jati diri.
2016 membuat andryrahman architect. Tahun 2014 saya masih tersesat dalam memahami material
local, saya bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang telah kami kerjakan, sampai pada kesimpulan kami
menemukan sesuatu yang kurang pas pada karya-karya kami sebelumnya. Selama 2013 kami mencari
jawaban yang benar dalam menyadarkan saya pada arsitektur nusantara. Dan pada 2013 kami berpijak
pada pendekatan arsitektur nusantara dengan cara yang modern.
3 proyek yang kami awali dengan merubah arah arsitektur kea rah nusantara terbangun dengan baik.
Biophilic Boarding House jilid 1-6. Kami bekerja sama pada pengrajin local dari Sidoarjo. Dengan
menggunakan material custom yang terinspirasi pada anyaman bambu (gedhed transformation). Dan
menurut penelitian kami, ini adalah salah satu hal yang cerdik dari nenek moyang kita dalam mengatasi
kelembapan dinding.
Yang lain adalah, kami mencoba mengolah material limbah. Di tanjung perak itu banyak limbah kayu
yang dijadikan limbah. Kami sejak tahun 2014 ingin berkontribusi dalam mengurangi limbah-limbah
tersebut.

Semua furniture kami membuat custom dengan material kayu bekas peti kemas.

Awal mula kami menggunakan bata secara intens dan menggembangkannya yaitu dari kantor kami
sendiri. Kami melihat proses bata yang baik dan tidak melalui proses pembuatan bata yang telah kami
teliti dengan beberapa mahasiswa-mahasiswa magang. Kita mendapatkan bata MRH, bata MTH ini
memiliki cekung kedalam sehingga kami bisa membuat bata seperti teknik yang digunakan oleh candi.
Namun pada bata terdahulu itu menggunakan gosok bata, pada saat ini kita belum memiliki bata yang
demikian, namun bata MTH ini kami kembangkan kembali dengan lebih baik. Bata ini bisa dianyam dan
di atur dengan sangat mudah.

Pada jilid 4 dan 5 , kami menggunakan bata ringan dalam menekan biaya. Karena salah satuyang
menarik juga dalam bata ringan ini yaitu mudah dibentuk, sehingga kita bisa bermain lebih banyak
melalui material ini.

Banyak yang tidak menyadari bahwa material ini memiliki potensi yang luar biasa.
Ketika klien akan datang pada kami banyak yang ingin menggunakan bata pada bangunannya.Salah satu
klien saya di pekanbaru, pembicara mendatangi langsung tempat klien dengan material local yang ada.
Memang benar, historis bata di sumatera itu sudah ada pada abad ke 7 namun setelah era itu
penggunaan bata sudah tidak memakai lagi. Namun saat in kualitas bata tidak terlalu baik di sumatera.
Akan tetapi kayu di daerah suamtera ini memiliki kualitas yang luar biasa (deforestasi pada hutan di
gambar atas). Selain bata, kita memiliki sejarah arsitektur kayu yang luar biasa.
Ini merupakan klien yang menggunakan material kayu merbau. Namun banyak pemproduksi kayu yang
menjelaskan bahwa material kayu banyak dibeli oleh masyarakat luar Indonesia. Ini merupakan hal
sedikit miris, kurang nya keadaran masyarakat kita dalam menggunakan material lokal.

Pengrajin itu membutuhkan dan melakukan riset dalam membuat material custom.

Kami melakukan riset tektonika pada candi jedog. Semua lebar ruang kami kaitkan dengan ukuran
kelipatan bata.
Kami meriset tektonika bata dan susunannya dan menemukan beberapa macam tektonika bata yang
mengambil filosofi dari corak batik

Ini merupakan hasil dari bata tsb


Ini merupakan 5 % bata yang rusak di gunakan kembali dalam membuat ruang komunal

Kami juga tidak hanya mengembangkan produk local, namun kami juga membuat bata yang lebih ramah
lingkungan, yang tidak dibakar, yatu bata interlock lego. Yang terinspirasi dari sistem pembuatan candi.
Mengapa memakai sistem ini, karena sistem ini menumpu bebannya sendiri.
Kami juga mengembangkan bata non bakar pada masjid di jombang. Menggunakan bata setempat,
tergantung tanah yang ada pada daerah setempat. Kenapa? Karena ini bisa menjawab akan biaya.

Tanah yang tidak dibakar juga memiliki warna yang sesuai dengan warna tanah tersebut. dan mudah
akan proses pembuatannya.

Sustainable Brick, melalui pembuatan bata limbah yang gagal 25% dari proses pembakaran. Kami
membuat bata custom yang dapat digunakan kembali.
Bata itu 5000 tahun yang lalu ditemukan bata yang berbentuk kerucut dimesir ini memiliki gambaran
bahwa bata itu memiliki ekspresi tertentu yang saat ini sudah monoton seperti bentuk kotak saja.
From Bagus Fajar N to Everyone: 08:33 PM

Assalamualaikum, pak Andy. Saya Bagus mahasiswa arsitektur Universitas Brawijaya mau bertanya.
1. bagaimana proses konstruksi bata yang dipakai sebagai plafon?
2. seberapa efisien bata bekas yang dihancurkan, lalu dibentuk lagi jadi bata baru. Apakah kualitas bata
yg dibuat dari bata bekas yang dihancurkan bias setingkat dengan bata baru?
Terima kasih..

Jawaban

Utnuk bata yang dijadikan plafon itu kita harus melakuan riset kembali. Kalau riset kami, menggunakan
sistem jepit, dianyam dan menggunakan besi. Menurut saya itu harus dilakukan riset

Untuk bata recyle, memang karakternya berbeda, karena bata bakar seletelah dibakar itu memiliki khas
dengan tidak dibakar, namun ketika kita melakukan penelitian yang cukup panjang, kualitasnya cukup
sama. Ini juga merapakan suatu jawaban akan bata masa depan. Bata bakar ini di ambil oleh tanah
subuh, ketika di bakar akan mengk=hasilkan karbon dan menghabiskan kayu maka inilah latttar belakang
dalam menajwab isu lingkungan tsb

From MUHAMMAD AIRLANGGA HASYIM to Everyone: 08:33 PM

izin bertanya untuk kayu limbah seperti itu apa tingkat tahan nya menjadi lebih lama atau sebaliknya?
Arsitek dalam mendesain harus mempelajari karakter dari material itu sendiri. Meskipun limbah kayu
jika di pakai untuk outdoor itu juga bisa akan tetapi mesti dipelajari terlebih dahulu sebagai tanggung
jawab kita sebagai seorang arsitek.

From Rayhan to Everyone: 08:35 PM

Assalamualaikum Pak Andy, Nama saya Rayhan Alhafiz dari Institut Teknologi Sumatera. “MENURUT
SAYA HASIL KARYA BAPAK SANGAT NICHE, KHUSUS, KARENA MEMANG MENGGUNAKAN MATERIAL
KHUSUS DAN CRAFTMANSHIP LOKAL. PERTANYAAN SAYA BAGAIMANA CARA MEMULAI ATAU
MEMPERSIAPKAN PROYEK SEPERTI ITU KARENA KAYU JATI TUA DENGAN KUALITAS A1 SAJA SUDAH
MAHAL DIBANDINGKAN HASIL PABRIKAN YANG MODERN DAN LEBIH TERJANGKAU?”

Ini adalah proses, yang kami lakukan juga bertahap, karena tukang kita juga butuh belajar. Tidak
langsung bisa menghasilkan craftsmanship yang tinggi. Disini arsitek perannya sangat penting dalam
membangun hal tersebut. Arsitek harus bisa membangun tim yang luar biasa

Terkait kayu, memang ini sebnarnya masalah bersama. Ini tidak bisa dipecahkan oleh arsitek saja namun
harus ada pihak lain seperti pemerintah dalam meningkatkan produk local ini. Namun sebisa mungkin
kita berusaha dalam memperbaiki hal tersebut, mengedukasi hal tersebut kepada masyarakat.

Klien juga mengeluh dalam membeli kayu, padahal kayu sangat melimpah. Disisi lain kita sebagai arsitek
jugaingin mengembangkan peningkatan produk kayu.

From Adinda Kartika to Everyone: 08:35 PM

mau bertanya pak, semisal seperti yang bapak katakan membuat bata menggunakan tanah yang ada
diwilayah perancangan dengan tidak dibakar bagaimana dengan kekuatan dan ketahanannya ? apakah
tidak lebih kuat daripada bata yang dibakar ? terima kasih.

Gambaran proses.

Kualitas tanah itu dilihat terlebih dahulu, apakah banyak lumpur atau clay nya, jika banyak claynya harus
dicampur oleh kapur dan semen

Dan untuk kualitasnya jangan khawatir, kualitasnya tidak kalah oleh bata yang dibakar.

From Rendy Perdana Khidmat to Everyone: 08:37 PM

Malam Pak Andy, biasanya berapa lama study yg dilakukan utk mendapatkan material yg dirasa tepat?
(sejak mendapat SPK sampai eksekusi dilapangan) mengingat tadi di beberapa kasus ada risetnya
terlebih dahulu.. terima kasih, Salam
Jadi proses riset ini berjalan parallel, bukan berarti kita memakai nbata tersebut pada proyek secara
langusng. Karena jika ingin diproduksi secara masal itu sangat panjang prosesnya. Seperti bata lego itu 5
tahun baru bisa kami produksi dan kami pakai di proyek pembangunan.

Kasusnya lain-lain. Riset-riset ini tetap berjalan

From MEYLITA KUSUMA DEWI to Everyone: 08:38 PM

Assalamu'alaykum, pak Andy. saya Meylita dari ITERA. saya ingin bertanya. bagaimana maintenance
pada bata yang berbeda material tanahnya terhadap iklim tropis? apakah berbeda atau sama dengan
bata biasanya. terima kasih

Ada yang menarik pada penelitian kami pada bata mentah, bata ini disebut juga bata hidup.

Pada zaman dahulu bata ini hanya di bentuk dan dibiarkan. Semennya juga alami yaitu lumput. Bata
hidup ini, bisa menyerap kelembapan dan ini penelitiannya sudah banyak. Bata hidup itu adalah bata
yang sangat cocok diiklim tropis. Ynag masyarakatnya ketika tinggal didalamnya merasa lebih sejuk dan
lebih nyaman, berberda dengan bata biasa. Dan tentunya sangat menjawab persoalan kita di iklim tropis

From Siti Aisyah to Everyone: 08:43 PM

Assalamualaikum pak andy. saya dari universitas sriwijaya. izin bertanya pak untuk penggunaan material
kayu merbau sebagai eksterior itu apa ada perawatan khusus?

Sebenarnya kayu itu tidak perlu di apa-apakan jika kita paham karakternya. Justru kayu seperti kayu ulin
itu lebih bagus tidak diapa-apakan.. Nmaun maindset dari masyarakat ini yang perlu diluruskan. Jika
tidak percaya, kita bisa melihat rumah-rumah tradisional yang masih berdiri hingga sekarang. Material
kayu itu selama kita tahu ini material kuat, maka tidak perlu diapa-apakan sebenarnya.

From Margaretha Ratri Satriyo to Everyone: 08:43 PM

Malam Pak Andy, saya tadi melihat ada candi yang sepertinya dari material bata. asumsi saya candi itu
sudah berdiri lama sekali, tetapi seperti tidak ada kerusakan. apakah zaman dahulu lebih advanced
daripada zaman sekarang? Terimakasih

Sebenarnya candi bata itu tidak mengalami rekonstruksi. Rusaknya adalah karena gempa. Ada salah satu
Candi di sidoarjo yang tidak pernah roboh.

From Vhera Kartikasari to Everyone: 08:43 PM


Vhera kartikasari dari institut teknologi sumatera.
Saya pribadi jarang melihat tempat pembuatan batu bata di daerah rumah saya.
Namun yang saya tau sebagian besar proses pembuatan batu bata tanah lahan bahan itu di gali. Apakah
bahan baku di ambil dari tempat yg sama atau berpindah pindah. Lalu bagaimana proses tindak lanjut
pengolahan lahan bekas industri batu bata ? karena pada umumnya menggunakan tanah laterit yg
sangat mudah menyerap air,apakah akan beresiko amblas jika di buat bangunan diatasnya tanpa teknik
khusus?

Kami juga meneliti bata tanah laterit, yang berciri berwarna merah, tanah ini sangat berlimpah di
Indonesia. Saya pernah ketika mengawas proyek di Pekan baru, saya menyempatkan ke candi muara
takus. Sepanjang perjalanan saya melihat banyaknya tanah laterit. Tanah ini unik, tidak bisa jika di bakar.
Karena tanah laterit memiliki sifat yang berbeda pada umumnya. Tanah ini lebih baik jika di produksi
menjadi tanah CID (dikompres dan dicampur semen). Jika ingin mengembangkan tanah non bakar
secara prinsip semua jenis tanah bisa digunakan.

From ERA TAMPUBOLON to Everyone: 08:47 PM

Malam pak, saya ingin bertanya, bagaimana pak caranya supaya kita bisa mendapatkan tukang yang
tepat untuk diajak bekerja sama untuk membuat material custom? Terimakasih

Perlu usaha, karena tidak semua pengrajin local ingin membuat material custom

Yang kami lakukan adalah bekerja sama dan lebih baik menggunakan jasanya secara terus menerus.
Setelah kita menjadi langganan, maka pengrajin local akan lebih loyal dalam bekerja sama.

From Anasthasia Margareth to Everyone: 08:51 PM

selamat malam pak, saya anasthasia pak, izin bertanya mengenai batu bata yang memiliki bentuk yang
berbeda beda, apakah itu di buat untuk estetika saja atau memiliki kelebihan masing masing pak? selain
itu apakah bentuk bata yang berdeda beda itu mempengaruhi gaya Tarik dan tekan pada bata tersebut
pak? terimakasih sebelumnya pak

bentuk bata sebenarnyasebagai jawaban dari study yang kita inginkan. Study ini nantinya akan
melahirkan ekspresi yang memungkin dalam pemodelan. Itu juga tidak serta merta selesai, kita akan
melakukan study kembali yang berkelanjutan

From Alifvio R to Everyone: 08:54 PM


izin bertanya pak andy, saya Alifvio, mahasiswa Arsitektur ITERA. saya sangat tertarik bagaimana cara
bapak berinovasi dengan melakukan riset bersama tim bapak sebelumnya yang menghasilkan cara
terbaik menyusun bata yang terlihat seperti tidak ada gap. nah, pertanyaan saya, selain memakai
material besi seperti yang bapak presentasikan tadi, apakah semen yang dipakai komposisi formulanya
berbeda dari kebanyakan pembangun / arsitek membuat bangunan atau sama saja? terimakasih pak
sebelumnya.

Memang komposisinya lain. Riset-riset yang dilakukan tukang kami melahirkan komposisi-komposisi
tersebut menjadi sangat kompleks. Memang semennya juga khusus dari semen lainnya

Presensi akhir sesi

Anda mungkin juga menyukai