Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR RESPONSIF

Pemateri : Dirgantara I Ketut., S.T., M.T


(Principal DDAP Architect)
Peresume : Beryl Khalif Arachman
25 September 2020

1. Materi
Secara tidak langsung semua arsitektur memiliki sebuah respon. Makna dari arsitektur
responsive itu sangat luas, disini kita akan memfokuskan konteks itu dalam membuat sebuah
konsep. Konsep dari bangunan yang kita analisa itu sangat berhubungan kepada konteks
responsive tersebut. Tujuan dari penjelasan ini yaitu
- Mengerti antara analisa site dan proses desain. Bagaimana site itu sangat mempengaruhi
desain.
- Teknik-teknik menganalisa site yang mengenterpretasi sebuah konteks. Bagaimana site
merespon desain dan konteks (kearah luar).
Seperti tubuh, tubuh merespon keringat ketika beraktivitas, tanaman yang menguncup dalam
menandakan adanya respon, pada hewan seperti kura-kura yang akan merespon masuk pada
cangkangnya ketika melawan bahaya. Seperti itu juga, sebisa mungkin arsitektur bisa merespon
alam. Arsitektur Responsif itu sebenarnya arsitektur yang merespon lingkungan, iklim , budaya,
vegetatasi, aktivitas, dan merespon dirinya sendiri, jangan sampai dia lupa akan respon terhadap
dirinya sendiri.
Responsif pada bangunan arsitektur dalam tanda luas dibagi dalam beberapa konteks,
1. Dynamic

Gambar : Contoh Ide Kota Bergerak


Sumber : Dirgantara I Ketut., S.T., M.T
Ini bukan hanya menggerakkan sebuah bangunan arsitektur, namun ia juga
menggerakkan kota, walaupun ide, kota bergerak ini bisa berkoneksi dan berkoloni ke kota-kota
lainnya (nomaden). Ide yang lumayan unik.

2. Kinetic
Gambar : Contoh Fasade yang Merespon Panas
Sumber : Dirgantara I Ketut., S.T., M.T

Dinding yang bisa terbuka dan tertutup, jika bagian yang terkena matahari maka akan
tertutup, ini termasuk pada responsive fasade. Contoh lainnya yaitu terdapat pada Higros skin,
yaitu material yang merespon kelembapan, ketika lembab ia akan terbuka, jika tidak lembab ia
akan tertutup kembali, dan ini dikerjakan oleh alam bukan sebuah mesin yang suatu saat mesin
akan rusak namun alam tidak.

Gambar : Higros Skin


Sumber : Dirgantara I Ketut., S.T., M.T

3. Static
Di Indonesia jarang adanya bangunan yang dynamic, akan tetapi bukan berarti di Indonesia
tidak ada responsive, di Indonesia banyak kita temukan bangunan yang statis. Salah satu
contohnya yaitu bagunan Central library karya Oma, merespon bagian luar dan dalam. Respon
bagian dalam yaitu dari segi program sedangkan ke arah luar yaitu dalam segi lingkungan.
Terkait Site Responsive Design terdapat jurnal menarik yang membahas desain site, seperti
yang dibilang A. gaudi,” Bagaimana kita merancang yang paling baik, dari mana yang paling
baik itu lahir yaitu tuhan, yaitu natural, kita dapat mempelajari desain dari alam itu sendiri.”
Sebelum kita merancang, secara jujur site itu sudah ada desainnya dari alam.

Gambar : Nanjing Tech


Sumber : Dirgantara I Ketut., S.T., M.T
Ini salah satu desain yang pernah kami desain di luar dalam merespon 4 musim. Nanjing Tech
University. Diawali kita analisa matahari,

Gambar : Analisa Matahari Nanjing Tech


Sumber : Dirgantara I Ketut., S.T., M.T

Terdapat winter sun dan summer sun, Ditengah ketika winter celah atas akan ditutup agar
kehangatan masih terjaga di dalam, terdapat biotermal. Selain respon pada iklim, respon terhadap
user juga ada, owner kampus ini ada dua, yaitu china dan Thailand, sehingga keluar bentuk yang
terlahir dari pattern yang dari china dan Thailand, sisanya terdapat ornamen china dan Thailand.
Pada beberapa desain yang kami kerjakan, kami kembali pada analisa responsive terhadap
lingkungan. Seperti pepohonan pada site, kebanyakan hal tersebut yang membentuk sebuah
desain. Terkadang kita harus mengalah dalam memahami kejujuran dalam berarsitektur
Seperti contohnya kami merespon sebuah site yang memiliki pepohonan yang rimbun,
dengan mengalah dengan memundurkan beberapa bangunan dan jadinya menjadi lebih baik.
Selain itu, pada desain-desain kami, kami juga menganalisa bagaimana terusan sebuah angina
setelah bangunan ini selesai dibangun. Dalam arsitektur berkelanjutan, kami juga mengantisipasi
dengan tetap memperhatikan bagaimana kondisi yang dialami oleh bangunan-bangunan
disebelahnya ketika nantinya akan menjadi padat oleh sebuah bangunan.
Bagaimana peran kita juga dalam mengatasi lahan yang sempit, lahan yang panas, lahan yang
memiliki tumbuhan-tumbahan disekitarnya, dan lain sebagaiannya. Itu semua tentunya dapat kita
tekuni dengan terus belajar dan menganalisa dengan mempertimbangkan konteks tersebut secar
bertahap.
2. Sesi Tanya Jawab dan Diskusi

1. Adinda Kartika (07:48 PM)


Selamat malam pak dirgantara, saya mau bertanya. Kebanyakan rancangan bapak bermula dari
bagaimana bangunan dapat merespon iklim seperti matahari,angin, dll. Kalau boleh tau aplikasi
apa yang bapak gunakan untuk menganalisis hal tersebut ? selain menggunakan sunchart ?
Jawaban,
Kita hanya memakai sedikit pada sunchart, sisanya kami memakai ecotect dan beberapa kami
memakai dengan sketchup dan bioteging, dan sisanya yaitu maket. Dari maket kita mendapatkan
banyak hal yang lebih real dari yang lainnya.
2. Ngr. Wisnu Achintya - PPAr Petra (07:47 PM)
Bagaimana sebaiknya seorang Arsitek merespon sebuah pohon besar pada site yang sangat kecil?
Misal dengann ukuran site 100 m2 dengan 3 buah pohon Asam Jawa berdiameter 50-60cm
Apabila dianalisa. Pohon memberikan efek bayang yang baik, mampu mendistribusikan angina
serta memberikan efek sensory (suara daun). Namun apabila kondisi pohon tersebut sangat
rindang, sehingga cahaya matahari sangat sedikit yang masuk, apakah sebaiknya dipangkas?
Jawaban,
Pangkas saja tidak masalah, jadi ide saya cenderung ke bagaimana bangunan sebagai port.
Karena pohonnynya sudah ada disana, maka bangunanya yang kita jadikan sebuah port, bisa saja
terjadi dan terdapat standarisasi dan langkah langkah yang lebih natural setiap site memiliki
desain tersendiri, langkah baiknya anda harus langsung datang ke site. Sebagian besar ide itu
terdapat di site.
2. Fa'id (08:10 PM)
Selamat malam, saya ingin bertanya apakah disetiap project yang dikerjakan responsive terhadap
bencana alam (hujan badai, banjir,dsb) perlu di perhatikan pada setiap site dan akankah ada
kaitannya dengan pertimbangan design nantinya?
Jawaban,
Beberapa proyek kami terdapat pantai, sebenarnya kita kita terdapat beberapa prilaku seperti
setelah banjir atau setelah hujan, dari situ kita mengetahui dimana posisi air dan banjir, selain itu
site peraturan dari pemerintah juga ada, bagaimana batas minimum ke sungai dan pantai, jadi
kita juga harus mengikuis site back dari pemerintah sendiri dalam mendesain.
3. Amanda Pragita (08:11 PM)
Selamat malam Pak Dirgantara, perkenalkan saya Pragita, permisi pak saya mau bertanya. Di
proyek terakhir ketika menggabungkan beberapa komponen yg berbeda, dan setiap komponen
punya karakternya masing2, bagaimana menghamorniskan mereka dalam sebuah desain?
Terimakasih
Mungkin yang dimaksud setelah kita menganalisa terdapat ada beberapa ikon yang harus kita
respon, seni merancang dalam konsep itu tidak ada pakem, setiap site memiliki pakem yang
berbeda, melatih ilmu sense/rasa. Ketika ada pohon bagaimana kita merespon hal tersebut. Kita
harus melatih multisensory kita dalam mengandalkan konteks, mesti memang bisa meramu,
namun kita pastinya akan mengalah pada satu pihak.
4. Cindy Aminoto (08:14 PM)
Selamat malam. Bagaimana memperlakukan material bekas agar memiliki ketahanan untuk
jangka waktu panjang? Karena pada material atap bekas yang disarankan oleh client tadi, Anda
mengatakan bahwa "semoga tidak pecah"? Apakah belum dipertimbangkan unsur ketahanannya?
Terima kasih
Jawaban
Sudah, kebetulan client saya prof. bidang kayu. Material jati yang saya sebutkan sebelumnya itu
sudah memalui proses rendaman 100 sampai 200 tahun, jadi kualitas kayunya pasti sangat kuat.

3. Bukti Presensi dan Pendaftaran

Bukti Presensi :

Presensi Awal Sesi Presensi Akhir Sesi

Bukti Pendaftaran :

Anda mungkin juga menyukai