Anda di halaman 1dari 5

4 Konsep Dasar Dalam Pembuatan

Program CNC
 
1. PENDAHULUAN
 
Pertama-tama saya ucapkan Alhamdulillah, karena melalui tulisan ini saya mencoba
belajar bagaimana menularkan sedikit ilmu dalam hal pemesinan perkakas terutama
yang yang diberikan nilai tambah pengendali pergerakan sumbu (axis) atau orang
sering menyebutnya dengan mesin CNC. Pada Bahasan ini akan membahas 4 konsep
dasar yang harus dipahami oleh seorang programmer mesin CNC.
 
 
Mesin CNC merupakan sebuah mesin perkakas yang diberikan kendali dalam
pergerakan sumbu X,Y atau Z sesuai dengan perintah program yang diberikan.  Seperti
yang kita ketahui bersama contoh dari pemesinan perkakas adalah mesin milling, mesin
bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin sekrap dan lain sebagainya. dari gambaran ini
kalau kita berbicara tentang mesin CNC, berarti jenisnya bisa CNC Milling, CNC bubut,
CNC drilling (bor) dan lain sebagainya.  Berikut adalah  skema yang harus diperhatikan
ketika kita sedang berinteraksi dengan pemrograman CNC.
 

gambar 1 : 4 konsep dasar pemrograman CNC


 

2. EMPAT KONSEP DASAR  PEMROGRAMAN CNC

 
4 konsep dasar pemahaman yang dimaksud adalah bidang keilmuan yang harus di
miliki dan dipahami oleh seorang programmer (pembuat program CNC) yang dalam
teknis pembuatannya merupakan satu kesatuan utuh (terintegrasi) dalam sebuah
struktur program CNC sesuai dengan kontur geometri yang diinginkan.Dengan kata lain
4 konsep dasarini otomatis menjadi syarat yang harus di miliki oleh seorang
programmer CNC atau oleh seseorang yang mau atau sedang belajar pemrograman
CNC.

 
2.1 Geometri
Geometri yang di maksud disini adalah bagian dari ilmu geometri yang sering dipakai
dalam pemrograman baik pembuatan model desain 2 dimensi ataupun pemrograman
langsung CNC, yaitu garis (lines) dan lingkaran (cycle). Garis adalah  Sebuah garis
lurus yang sama diperpanjang antara titik nya. Memiliki panjang tapi tidak ada
lebar.  Sedangkan  Lingkaran adalah bentuk yang memiliki pusat dan dibuat dengan
gabungan poin yang berjarak sama dari pusat.
 
gambar2 : garis pada bidang X dan Y
 

 
gambar 3 : lingkaran dan kontur geometri gabungan dari beberapa lingkaran
 
 
2.2 Sistem Koordinat
 
 
Sistem koordinat yang digunakan dalam pemrograman CNC adalah sistem koordinat
Kartesius. Walaupun dalam kenyataannya data gambar yang ada menginformasikan
penggunaan data dari koordinat kutub atau polar, maka untuk kasus ini kita diharuskan
mengkonversi data dari koordinat kartesius ke dalam data koordinat polar.
 
 
 
2.2.1 Sistem koordinat kartesius
 
 
Sistem koordinat kartesius dalam pemrograman CNC merupakan dasar (basic) dalam
menentukan setiap titik koordinat pada bidang kerja (plane) XY, XZ atau YZ.  Secara
umum dalam pemrograman CNC menggunakan cara kerja koordinat kartesius atau
bahasa perintahnya G90 ( titik acuan koordinat terpusat) kecuali untuk pemrograman
pada mesin Wire-EDM titik acuannya penggunakan perintah G91.
Berikut adalah gambaran sistem koordinat kartesius.
Berikut adalah contoh titik dengan referensi terpusat pada titik origin.
 
 
 

 
 
gambar  4 :  titik koordinat  pada bidang XY
 
 
 

 
 
 
gambar 5 : pembagian bidang kerja /quadran pada koordinat kartesius
 
 
 
 

gambar 6 ; sebuah lingkaran dengan jari-jari 2 dengan titik pusat pada origin
 2.2.2 Sistem koordinat Polar atau kutub
 
Sistem koordinat polar (sistem koordinat kutub) dalam matematika adalah suatu sistem
koordinat 2-dimensi di mana setiap titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu
titik yang telah ditetapkan dan suatu sudut dari suatu arah yang telah ditetapkan.
 
 
Sebuah gambar kerja, adakalanya informasi yang diberikan dalam menunjukan titik
tertentu dalam suatu koordinat berbasis nilai sudut tertentu. Maka dalam sebuah
pemrograman CNC titik atau point itu  yaitu sudut alpa dan radius atau panjang tertentu
(α dan r) adakalanya harus di konversi dulu dalam bentuk nilai koordinat (X dan Y).
berikut adalah gambar yang menunjukan koordinat polar atau kutub.
 
 

gambar 7 :  sebuah titik koordinat P pada sebuah koordinat kutub


 
 

2.3 Parameter Pemesinan


 
 
Dalam  proses pemesinan, kita mengenal tiga parameter utama yang harus kita
perhatikan, diantaranya adalah :
 
 
 Kecepatan potong (cutting speed).  
 Gerak penyayatan (feeding).
 Kedalaman pemakanan (depth of cut).
 
 
 2.3.1 Cutting Speed
 
Kecepatan potong atau sering disebut cutting speed (CS) atau velocity of cutting (VC)
adalah kemampuan alat potong menyayat benda kerja dengan aman dan menghasilkan
tatal dalam satuan panjang per waktu (m/menit atau feet/menit). Kecepatan potong
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu jenis material alat potong dan jenis material
bahan dari benda kerja yang diproses. Semakin keras material alat potong semakin
besar kecepatan potong. Kebalikannya, semakin keras bahan material benda kerja
yang diproses semakin kecil kecepatan potongnya. Kecepatan potong yang paling
optimum untuk proses pemesinan telah banyak diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel
ataupun diagram, kita tinggal menggunakan.
 
 

 
2.3.2 Feeding
 
 
Gerakan penyayatan (feeding) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda
kerja berputar satu kali, sehingga satuan feeding adalah mm/putaran. Gerakan
penyayatan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material
pahat, bentuk pahat dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan.
 
 
 
2.3.3 Depth of Cut
 
 
Gerakan penyayatan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman
pemakanan (depth of cut). Gerakan penyayatan berharga sekitar 1/3 sampai dengan
1/20 kedalaman penyayatan atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki. Kedalaman pemakanan (depth of cut) adalah tebal bagian benda kerja
yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap
permukaan yang belum terpotong.
 
 
2.4 Operasi Pemesinan
 
 
Dalam operasi pemesinan, titik tinjau kita adalah operasi pemesinan yang biasa
dilakukan di pemesinan Milling dan Bubut. Operasi yang dimaksud misalnya untuk
proses milling, yaitu operasi untuk proses makan permukaan (facing), pembuatan alut
(slot), pembuatan kontur berbentuk kolam (pocketing), pembuatan countour spigot dan
lain-lain. Begitupun dalam proses pembubutan operasi yang di maksud adalah : facing,
siklus pembubutan memanjang atau melintang, pembuatan chamfer, radius, under cut,
cut off, threading, dan lain sebagainya.
 
 

Anda mungkin juga menyukai