Anda di halaman 1dari 7

266 | JURNAL ILMU BUDAYA

Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

EFEKTIFITAS CERITA PENDEK SEBAGAI MEDIA KAMPAYE


“STOP BULLYING” TERHADAP SISWA SMP DIKOTA MAKASSAR:
FUNGSI EDUKATIF KARYA SASTRA

Andi Inayah Soraya1, M. Syafri Badaruddin2


1,2
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin

andiinayahsoraya@unhas.ac.id
msyafri@unhas.ac.id

Abstract
This study aims to: 1) Know the effectiveness of short story in educating about bullying toward secondary
school students in Makassar 2) Know the students responds toward moral values which exist in selected
short stories. The design of this study is quasi-experimental using one group design. The respondents in
this research are 206 students from three of secondary schools in Makassar. Based on Wilcoxon Signed
Rank Test there are 203 students (99%) scoring post-test > pre-test and p-value 0.00 which means the p-
value < 0.05 so Ho was rejected. The researcher concluded that there is significant improvement between
pre-test and post-test. Based on analysis of students responds toward moral values which exist in selected
short stories the researcher found that there is positive reception where students are able to classified kinds
of bullying, the effect of bullying, and what they should do in facing bullying at school.
Keywords: short story, bullying, students

PENDAHULUAN cerpen sebagai salah satu produk


kebudayaan jenis karya sastra yang mampu
Cerita pendek (cerpen) adalah prosa menghadirkan unsur edukasi didalamnya.
fiksi singkat secara kuantitas jumlah kata Ide ini sejalan dengan pendapat Ismayani
dibandingkan prosa fiksi jenis novel. Cerpen (2013) yang mengatakan bahwa teks sastra
adalah cerita atau kisah pendek dengan merupakan sebuah kesatuan antara bahasa,
jumlah kata kurang dari 10.000 dengan makna, dan tujuan tertentu. Tujuan dalam
memberikan kesan tunggal dan ceritanya sebuah teks sastra tentunya tidak lepas dari
terpusat pada salah satu tokoh (Pembinaan fungsi didaktif karya sastra yang diharapkan
2011). Edgar Allan Poe dalam Suyanto mampu mengarahkan atau mendidik
(2012), mengatakan bahwa ukuran pendek pembacanya mengenai nila-nilai moral dan
dalam cerpen adalah bacaan yang mampu kebaikan yang terkandung dalam karya
selesai dibaca dalam sekali duduk, yakni tersebut. Karya sastra yang salah satu
kira-kira kurang dari satu jam. Namun meski jenisnya adalah cerpen sepatutnya juga
cerpen ditulis dengan singkat tetapi amanat mengandung unsur didaktif tersebut.
yang disampaikan mampu memberikan Nuryatin (2010) mengatakan bahwa sebuah
pesan moral yang sangat komprehensif dan karya sastra tidak hanya memberi kesan
bermanfaat bagi pembacanya. hiburan bagi penikmatnya melainkan juga
Pemilihan cerpen sebagai media memberi ajaran kebaikan yang disampaikan
kampanye “Stop Bullying” didasari oleh oleh pengarang secara tersirat dalam alur
beberapa pertimbangan diantaranya bahwa cerita yang disajikan. Sehingga tidak salah
267 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

jika dikatakan bahwa melalui karya sastra nya diharapkan mampu menjadi tempat
pembaca secara tidak langsung mampu pendidikan moral dan intelektual.
belajar berbagai persoalan kehidupan yang Nurida (2018) menyebutkan
sengaja ditawarkan pengarang dengan tujuan gambaran perilaku bullying terbagi atas
membuat pembacanya mampu merefleksi beberapa tipe diantaranya bullying fisik
nilai-nilai moral sehingga mampu dimana pelakunya melakukan tindakan
menjadikannya sebagai insan yang lebih memukul, meninju, menendang, menampar,
bijaksana yang bermuara pada kemampuan mendorong dan memalak terhadap
memanusiakan manusia (Nurgiyantoro korbannya. Selanjutnya adalah bentuk
2013). bullying verbal dimana pelaku menggunakan
Pertimbangan selanjutnya adalah ujaran atau kata-kata untuk memarahi,
efesiensi waktu. Cerpen adalah jenis karya menghina, mengejek dan memanggil dengan
sastra yang secara struktur jumlah kata lebih sebutan yang buruk bagi korbannya. Adapun
singkat dibandingkan dengan novel jenis bullying yang jarang terdeteksi adalah
meskipun keduanya sama-sama merupakan bentuk cyber bullying dimana para pelaku
prosa. Suyanto (2012) mengatakan bahwa menggunakan media sosial digital untuk
jika dibandingkan antara cerpen dengan melakukan bullying verbal diantaranya
puisi maka cerpen lebih jelas dalam menghasut orang atau kelompok lain untuk
menyajikan gambaran perilaku atau watak menghina orang lain yang menjadi
manusia sebab mampu memberikan korbannya. Wiyani (2012) mengatakan
gambaran melalui unsur perwatakan tokoh bahwa perilaku bullying cenderung tidak
dan alur cerita dengan penggunaan bahasa diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari
sehari-hari yang mudah untuk dipahami oleh hal ini dikarenakan masih banyaknya yang
pembaca. Adapaun tema cerpen layaknya menganggap bahwa perilaku ini tidak
prosa pada umumnya yang secara kreatif berbahaya, namun faktanya bullying dapat
mampu menggambarkan peristiwa maupun memberikan dampak negatif bagi korban
fenomena yang terjadi di masyarakat. dan pelaku bullying sendiri.
Salah satu dari sekian banyak Dilansir dari nasional.sindonew.com,
peristiwa yang menyita perhatian penulis Novianto (2018) menuliskan bahwa
adalah maraknya kasus bullying. Bullying berdasarkan informasi data Komisioner
merupakan istilah bahasa Inggris yang KPAI Bidang Pendidikan, terdapat beberapa
diambil dari kata bull yang berarti hewan kasus bidang pendidikan yakni anak korban
banteng. Banteng diasosiasikan sebagai tawuran, anak pelaku tawuran, anak korban
hewan yang memiliki tanduk dan identik kekerasan dan bullying, anak pelaku
dengan perilaku menyerang secara kekerasan dan bullying, dan anak korban
membabibuta sehingga istilah bullying kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah,
diidentikkan dengan perilaku kekerasan tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah).
(Simbolon 2012). Bullying yang diartikan Berdasarkan pengkategorian tersebut
sebagai penindasan oleh sesorang terhadap didapatkan data anak korban kekerasan
orang lain merupakan tindakan amoral dan bullying sebanyak 36 kasus (22,4 %)
tentunya membawa dampak negatif bagi sedangkan anak pelaku kekerasan dan
generasi muda Indonesia. Ironisnya, kasus bullying sebanyak 41 (25,5%). Berdasarkan
bullying kerap terjadi dilingkungan data tersebut dapat ditarik kesimpulan
pendidikan yaitu disekolah yang notabene- bahwa terdapat 47,9% kasus yang
berhubungan dengan bullying. Hal ini
268 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

mebuktikan bahwa kasus bullying patut mengalami kasus bullying. Berdasarkan data
menjadi perhatian berbagai pihak, salah tersebut peneliti menilai kampanye “stop
satunya dengan cara menemukan metode bullying” harus dilakukan secara lebih
yang efektif dalam mengkamapanyekan kreatif, salah satunya melalui penggunaan
“stop bullying” khususnya dilingkungan media karya sastra yaitu cerpen.
sekolah. Pada penelitian ini, peneliti
Berdasarkan observasi dilapangan, membatasi fokus penelitian dengan rumusan
peneliti melihat pemerintah telah melakukan permasalahan sebagai berikut. Pertama,
langkah preventif dalam bentuk kampanye yaitu mengetahui efektifitas cerita pendek
stop bullying melalui metode penyuluhan dalam memberikan informasi tentang
secara langsung diberbagai sekolah di bullying terhadap siswa SMP di Makassar.
Indonesia. Namun untuk didaerah Sulawesi Kedua, mengetahui respon siswa terhadap
Selatan khususnya di Kota Makassar, nilai moral yang terkandung dalam cerita
kegiatan ini masih sangat jarang pendek
diselenggarakan. Hal ini terbukti dari hasil Sejumlah penelitian mengenai
analisis pre-test responden yang menyatakan pemanfaatan cerpen telah dilakukan oleh
bahwa tidak satupun dari siswa yang pernah beberapa peneliti terdahulu. Diantaranya
mengikuti workshop/ pelatihan/ penyuluhan Prayitno (2018) dengan judul Kajian Tema
tentang bullying. Persoalan lain yang muncul Cerpen-Cerpen dalam Kumpulan Cerpen
adalah metode yang umum digunakan dalam Anak Arloji Karya Kurnia Effendi dan
kampanye “Stop Bullying” berupa poster Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi
dan penyuluhan yang dilakukan secara Pembelajaran Sastra di SMA. Tujuan
formal tersebut tidak memberikan kesan penelitian ini yaitu untuk menganalisis tema-
yang mendalam kepada siswa. tema pada cerpen yang nantinya digunakan
Berdasarkan pemaparan diatas, sebagai alternatif materi pembelajaran sastra
penelitian ini bertujuan untuk menciptakan di SMA. Hasil dari penelitian ini
metode alternatif dalam mengkampanyekan membuktikan bahwa karya sastra cerpen
“Stop Bullying” yaitu dengan menggunakan mempunyai potensi sebagai media
media karya sastra jenis cerita pendek pembelajaran. Hal inilah yang dijadikan
(cerpen). Adapaun responden pada pertimbangan pemilihan cerpen sebagai
penelitian ini berjumlah 206 siswa SMP di media kampanye “stop bullying” terhadap
Makassar. Hal ini mempertimbangkan umur siswa SMP di Makassar.
mereka yang berada di rentan 12-15 tahun Selanjutnya peneitian tentang
sehingga memungkinkan mereka memiliki kampanye bullying oleh Syafitri (2018)
kemampuan membaca yang baik. Kampanye Anti-Perundungan (Bullying)
Kemampuan membaca yang baik diartikan Untuk Mencegah Perundungan (Bullying)
sebagai kompetensi membaca yang tidak Pada Siswa Kelas Tinggi Di SD Negeri
sekedar memaknai rangkaian kata namun Pacitan. Hasil penelitian menunjukkan
secara mendalam mereka mampu bahwa ada perbedaan antara kelompok-
memahamu nilai – nilai moral yang kelompok yang diberikan kampanye anti-
terkandung dalam teks yang dibacanya. bullying dengan kelompok-kelompok yang
Selain itu, Mentri Sosial Khofifah Indar tidak diberikan kampanye anti-bullying.
Parawansa (2017) mengatakan bahwa salah Berdasakan penelitian tersebut membuktikan
satu survei yang dia temukan menyebutlan bahwa kampanye dinilai efektif dalam
bahwa anak rentang usia 12-17 tahun; 84% mengatasi kasus bullying. Sejalan dengan
269 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

hasil tersebut, peneliti melihat memang observasi sesudah eksperimen disebut post
diperlukan adanya langkah preventif salah test. Desain yang dipergunakan dalam
satunya dengan melakukan kampanye baik penelitian ini seperti yang digambarkan
mengenai langkah pencegahan, pengenalan berikut ini :
jenis bullying dan efek bullying.
Selanjutnya Sukmanjaya (2018) Gambar 1. Desain Penelitian
Manfaat Membaca Novel Negeri 5 Menara
Karya Ahmad Fuadi bagi Perubahan
Perilaku Pembacanya: Studi Kasus Pusat Sampel
Sumber Belajar Dompet Dhuafa Bogor. O1_____________X_____________O2
Hasil penelitian Sukmanjaya menunjukkan
bahwa setelah membaca novel tersebut, Keterangan :
pembaca termotivasi lebih optimis dalam O1 = Tes awal (pre test)
mengejar cita-cita dan mampu membentuk O2 = Tes akhir (post test)
prilaku pergaulan yang sehat berdasarkan X = Pemberian bacaan cerpen
beberapa jargon yang ditemukan didalam
novel. Hasil yang dikemukakan tersebut Data pada penelitian berupa
memperkuat ide peneliti untuk memberikan kuesioner pre-test dan post-test mengenai
bahan bacaan berupa karya sastra kepada pemahaman mereka tentang bullying.
pembaca dalam hal ini adalah siswa SMP di Sedangkan untuk mengetahui respon siswa
Kota makassar dengan asusmsi media karya terhadap nilai moral yang terkandung dalam
sastra lebih kreatif, menarik, dan ketiga cerpen yang telah dibaca maka
menyenangkan sehingga pesan moral yang peneliti menggunakan data berupa hasil
disampaikan mampu diterima oleh pembaca wawancara terhadap siswa. Adapun prosedur
dengan baik. penelitian yang dilakukan adalah dilakukan
pre-test kepada responden yang dilanjutkan
METODE dengan intervensi (pembacaan cerpen I).
Setelah melakukan intervensi kepada
Penelitian ini menggunakan metode sampel, peneliti langsung melakukan
campuran (mix methods). Metode ini wawancara. Proses ini berlangsung hinga
merupakan suatu prosedur untuk pembacaa cerpen ke-3 yang dilanjutkan
mengumpulkan dan menganalisis serta dengan pengambilan data post-test.
mencampur metode kuantitatif dan kualitatif
dalam suatu penelitian (Cresswell, 2011). HASIL PENELITIAN
Rancangan mix methods pada peneltian ini
menggunakan aspek pengumpulan data Efektifitas Cerpen Dlam Memberikan
quasi eksperimen ( pre test and post test one Informasi bullying terhadap siswa SMP di
group) yang bertujuan unutk mengetahui Makassar.
efektifitas cerita pendek sebagai media
kampanye “Stop Bullying” terhadap siswa
SMP di kota Makassar. Pada desain ini Table 1.
observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu Distribusi Pre-Test Responden
sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen. Observasi yang dilakukan
sebelum eksperimen disebut pre test, dan
270 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

Kriteria Berdasarkan tabel diatas


Sangat Baik Cukup Kurang menunjukkan sebanyak 181 orang (88%)
Baik berada dalam kategori sangat baik, 18 orang
N % N % N % N % (9%) baik, kategori cukup sebanyak 7 orang
Pre- 82 40 8 41 3 1 8 4 (3%) dan tidak seorangpun (0%) dalam
Test 5 1 5
kategori kurang. Berdasarkan angka tersebut
Sumber : Data Primer, 2019 dapat ditarik kesimpulan terjadi peningkatan
persentasi pemahaman mengenai tindakan
Tabel diatas memuat distribusi bully oleh responden diamana pada pre-test
responden berdasarkan analisis uji pre-test sebesar 40% pada kategori sangat baik
pemahaman awal tentang perilaku bully. kemudian meningkat menjadi 88% pada
Diketahui sebanyak 82 orang (40%) berada hasil post-test. Hal ini tentu saja secara tidak
dalam kategori sangat baik, 85 orang (41%) langsung berdampak pada menurunnya
baik, 31 orang (15%) cukup, dan 8 orang persentasi responden yang berada pada
(4%) berada dalam kategori kurang. kategori cukup dimana sebelumnya sebesar
Berdasarkan persentasi dari kriteria diatas, 15% menurun menjadi 3 % dan kriteria
maka penelitian ini bertujuan untuk cukup menurun dari 4% menjadi 0%
meningkatkan persentasi pada kriteria sangat berdasarkan hasil analisis kuesioner post-tes.
baik dan baik dan menurunkan persentasi Penurunan peresntasi kategori cukup dan
pada kriteria cukup dan kurang. kurang ini didasarkan bahwa responden yang
Langkah selanjutnya adalah telah diberikan bacaan karya sastra dalam
responden diberikan bacaan berupa cerita hal ini cerpen mengalami penambahan
pendek dengan tema bullying. Adapun judul informasi mengenai perilaku bullying
cerita yang diberikan adalah Group ABC, sehingga pada saat post-test mereka telah
Kejahilan Berujung Petaka, dan Tak Kasat berada pada kategori baik dan sangat baik.
Mata. Ketiga cerpen tersebut oleh responden Selanjutnya distribusi pre-post test
dibaca satu per satu dan diakhir masing- yang dilaukan diperkuat dengan uji
masing cerita mereka diminta untuk Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test)
mengemukakan pesan moral yang mereka didapatkan hasil sebagai berikut:
temui dari masing-masing cerpen tersebut. Tabel 3.
Adapun hasil analisis post-test mengenai Hasil Uji Analisis Pre-Post Test
pemahaman responden setelah membaca
ketiga cerpen tersebut adalah sebagai Variabel N % p-
berikut: Pengetahuan value
Tabel 2. Bullying
a. Postest < Pretest 0 0 0.00
Distribusi Post -Test Responden
Sumber : Data Primer, 2019 b. Postest > Pretest 203 99
c. Postest = Pretest 3 1
Kriteria
Total 206 100
Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
N % N % N % N % Berdasarkan table diatas diperoleh
Post- 181 88 18 9 7 3 0 0 hasil uji analisis pre-post test dengan Uji
Test Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test)
Sumber : Data Primer, 2019 diperoleh hasil sebanyak 203 siswa (99%)
hasil post-testnya lebih besar dari nilai
271 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

pretest yang diperoleh sebelumnya, 3 siswa tidak mengajak teman untuk memberikan
(1%) hasil post dan pretestnya sama, dan komentar buruk terhadap seseorang melalui
tidak ada siswa (0%) yang hasil post-test media sosial, tidak mencela barang/benda
lebih rendah dari pretestnya. Selanjutnya milik orang lain melalui media sosial, dan
dengan melihat p-value 0.00, maka dimana tidak membuat grup/akun kebencian
p-value < 0,05 maka Ho ditolak sehingga difacebook/instagram atau dimedia sosial
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lainnya.
secara signifikan antara pengetahuan tentang Respon yang diberikan siswa
bullying sebelum (pre- test) dan sesudah terhadap cerpen yang dibaca tentunya
(post-test) pembacaan cerpen dengan tema menjadi bukti bahwa karya sastra dalam hal
bullying pada siswa SMP di Kota Makassar. ini cerpen mampu menyampaikan pesan
edukatif kepada pembaca khususnya dalam
Respon Siswa Terhadap Nilai-Nilai Moral hal perilaku bullying yang sudah sepatutnya
Dalam Cerpen dihindari dalam lingkungan sekolah. Lebih
Respon pembaca dapat diartikan jauh, responden juga mampu menjelaskan
sebagai penerimaan pembaca terhadap karya dampak bullying terhadap korbannya
sastra yang telah dibaca. Dalam hal ini diantaranya munculnya perasaan sakit hati
pembaca diberikan ruang untuk memberikan hingga berujung dendam, tersakiti secara
makna terhadap ketiga cerita pendek yang fisik, merasa dikucilkan, menjadi pendiam,
telah mereka baca. Dalam penelitian ini cedera fisik baik ringan hingga fatal, dan
pembaca difokuskan untuk memaknai nilai- adanya keinginan tidak mau masuk sekolah.
nilai moral yang terkandung dalam cerpen Selanjutnya responden juga
Group ABC, Kejahilan Berujung Petaka, mengatakan bahwa tindakan bullying tidak
dan Tak Kasat Mata. hanya berdampak negatif terhadap
Berdasarkan hasil wawancara yang korbannya tetapi juga pada pelaku bullying
dilakukan kepada responden, disetiap sesi itu sendiri. Contoh dampak negatif yang
akhir pembacaan ketiga cerpen tersebut diperolah setelah membaca cerpen tersebut
didapatkan hasil bahwa mereka mampu adalah dilaporkan ke guru BK, dijauhi
mengungkapkanmnilai-nilai moral yang teman-teman, dikeluarkan dari sekolah
terkandung dalam ketiga cerpen tersebut. bahkan hingga kehilangan nyawa.
Adapun pesan moral yang mampu diresepsi
KESIMPULAN
para siswa yaitu jangan mengolok-olok
orang lain didepan umum, tidak memanggil Sesuai hasil uji analisis pre-post test
teman dengan sebutan banci (padahal dia diperoleh hasil sebanyak 203 siswa (99%)
laki-laki), tidak mencela kekurangan orang hasil post-testnya lebih besar dari nilai
lain, tidak menghina keadaan orang tua pretest yang diperoleh sebelumnya, 3 siswa
seseorang, jangan memukul/ manampar (1%) hasil post dan pretestnya sama, dan
orang lain, tidak boleh menjegal orang lain tidak ada siswa (0%) yang hasil post-test
secara sengaja,tidak memanggil teman lebih rendah dari pretestnya. Selanjutnya
dengan nama ayah/ ibu nya, tidak berkata dengan menggunakan Uji Wilcoxon
kasar/jorok terhadap orang lain, tidak (Wilcoxon Signed Rank Test) dengan melihat
memfitnah seseorang melalui media sosial, p-value sebesar 0.00, dimana p-value < 0,05
tidak menyembunyikan barang milik orang maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
lain dengan tujuan melihatnya kesusahan, bahwa terdapat perbedaan secara signifikan
272 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN: 2354-7294

antara pengetahuan tentang bullying Nuryatin, Agus. (2010). Sastra sebagai


sebelum (pre- test) dan sesudah (post-test) Mata Pelajaran Vokasi dan Media
pembacaan cerpen dengan tema bullying Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
pada siswa SMP di Kota Makassar. Pembinaan, Tim Penyusun Kamus Pusat.
Mengenai respon siswa siswa Kamus Besar Bahasa Indonesia.
terhadap nilai-nilai moral yang terkandung Online. (2011). Balai Pustaka:
dalam ketiga cerpen yang telah dibaca dapat Depdikbud
disimpulkan bahwa pembaca mampu Prayitno, M.S.H., (2018). Kajian Tema
merespon secara positif nilai-nilai Cerpen-Cerpen dalam Kumpulan
moralyang terkndung didalam cerpen yang Cerpen Anak Arloji Karya Kurnia
telah dibacat. Hal ini dapat dilihat dari Effendi dan Pemanfaatannya
kemampuan siswa mengidentifikasi jenis Sebagai Alternatif Materi
perilaku bullying, dampak yang dialami oleh Pembelajaran Sastra di SMA.
korban dan pelaku bullying serta hal yang Jember: Undergraduat Thesis
harus dilakukan ketika menjumpai peristiwa Universitas Jember.
bullying dilingkungan sekolah. Simbolon, Mangadar. (2012). Perilaku
Bullying Pada mahasiswa
Berasrama. Jurnal Psikologi Nomor:
DAFTAR PUSTAKA 39 N0. 2(233-243)
Sukmanjaya. AM. (2018). Manfaat
Creswell, Jhon. (2015). Riset Pendidikan.
Membaca Novel Negeri 5 Menara
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Karya Ahmad Fuadi bagi Perubahan
Ismayani, R.M. (2013). Kreativitas dalam
Perilaku Pembacanya: Studi Kasus
Pembelajaran Literasi Teks Sastra.
Pusat Sumber Belajar Dompet
Jurnal Ilmiah Program Studi
Dhuafa Bogor. Jakarta: Universitas
Pendidikan Bahasa dan sastra
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Indonesia. Vol 2, No 2 (67-86)
Suyanto, Edi. (2012). Perilaku Tokoh
Novianto, R. D. (2018). Catatan KPAI
Dalam Cerpen Indonesia. Bandar
Bidang Pendidikan: Kasus Bullying
Lampung: Universitas Lampung.
Paling Banyak.
Syafitri, F. 2018. Kampanye Anti-
https://nasional.sindonews.com/read/132434
Perundungan (Bullying) Untuk
6/15/catatan-kpai-bidang-
Mencegah Perundungan (Bullying)
pendidikan-kasus-bullying-paling-
Pada Siswa Kelas Tinggi Di Sd
banyak-1532346331 Diakses pada
Negeri Pacitan. Skripsi: Universitas
hari Minggu, 26 November 2018
Muhammadiyah Surakarta.
Nurida, Nur. (2018). Analisis perilaku
Wiyani, N. A. (2012). Save our children
pelaku Bullying dan upaya
from school bullying. Yogyakarta:
penanganannya (studi kasus pada
AR-RUZZ Media.
siswa Man 1 Barru). Indonesian
Journal of Educational Sciences
(IJES) Vo.1. No.1, ISSN: 2622-6197
Nurgiyantoro, B. (2017). Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Anda mungkin juga menyukai