Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________
Talking about literary works will certainly talk about the relationship between literary work
and social problems if based on literary works as realistic portraits. Therefore, literary works
can show the symptoms that can be described by the author through language about
circumstances that indirectly accept influence from the general public, even the existence of
society can also reflect on the social symptoms that are around them.
Based on the above background, the problems and research focus on the forms of social
conflict contained in the novel Because I am not Blind, by Rendy Kuswanto, focuses on the
forms or factors that trigger social conflicts and their resolution.
The research method used in this study is the literary sociology approach using Ian Watt's
theory which focuses on literature as a mirror of society. The data source used in this study is
a novel because I am not blind by Rendy Kuswanto. Ian Watt's theory is the first step in
conducting work analysis techniques to dissect literature, through descriptive analysis
techniques or methods using a sociological approach to literature to get results
47
Afriza Yuan Ardias / Jurnal Sastra Indonesia 8 (1) (2019)
systematically.
The results of the analysis of this study indicate that the social conflicts contained in the
novel, because I am not blind, by Rendy Kuswanto, consist of three main problems which
include social conflicts, causes of social conflict and resolution of social conflicts.
Readers are expected to be able to know and understand the forms of social conflict and
forms of resolution of social conflicts contained in the novel Because I am not Blind by
Rendy Kuswanto in depth and can take lessons from the human side.
© 2019 Universitas Negeri Semarang
48
Afriza Yuan Ardias / Jurnal Sastra Indonesia 8 (1) (2019)
budaya luhur yang ditinggalkan oleh nenek Fya mengatakan kepada Zad bila Gendis berlatar
moyang. Hal inilah yang memicu konflik sosial belakang keluarga serba sederhana dan berasal
berupa sindiran yang dialami oleh Zad. dari desa, tidak mungkin cocok dengan Zad yang
berasal dari kota bila mereka berdua menjalin
Konflik sosial berupa sindiran antara hubungan. Bahkan Fya mengatakan bila Gendis
Yod dengan Zad. Tampak konflik sosial berupa ialah gadis kampungan, yang memiliki streotipe
sindiran yang dialami oleh Yod dengan Zad, gadis kampung tidak berpendidikan dan miskin.
yang dapat dilihat dalam kutipan berikut
Zad tidak terima bila Gendis dikatakan
”Tapi, yang gue maksud di sini, budaya gadis kampungan oleh Fya. Hal tersebut dapat
warisan nenek moyang, Yod.” /”Yah ... mungkin, diketahui dari kutipan berikut.
sudah kodratnya, Zad. Orang yang tinggal di
desa akan dekat dengan kebudayaan asli. “Iya, bener. Eh, maksud gue... perasaan
Sementara, yang tinggal di kota, akan lo ke dia, apa itu wajar?” /Zad memincingkan
mengalami perkembangan susuai kemajuan dan mata, tak paham. “Maksud lo?” /”Bukan karena
moderenisasi zaman.” /Maksud lo, hanya karena cewek kampung itu memengaruhi lo?” /Eh,
sekarang tinggal di kota, lo rela melupakan jangan pernah panggil dia dengan sebutan itu,
budaya daerah, begitu?” suara Zad seperti ya!” Zad menaikkan nada suaranya. (hal. 32, no.
sedang menyesali sesuatu. /”Persoalannya data 01)
bukan rela atau nggak rela, Zad. Look, kita lahir
jauh dari zaman kakek-nenek kita. Yang kita Kalimat Fya “Bukan karena cewek
punya saat ini menjadi bagian dalam perjalanan kampung itu memengaruhi lo?” itulah yang
hidup kita. Kecanggihan teknologi digital, menyebabkan terjadinya pertengkaran antara Fya
multimedia, dan sebangsanya, inilah zaman kita. dengan Zad. Perkataan Fya membuat Zad marah
Rasanya nggak mungkin kalau kita harus dan tidak terima bila gadis yang ia cintai
kembali ke masa lalu, maen bentengan atau mendapat sebutan gadis kampungan. Bahkan Fya
engklek, misalnya. Masa seperti itu sudah lewat menganggap bila Gendis tidak cocok dengan
untuk kita, Zad. Lagian, kalau kita nggak ngerti kehidupan Zad yang memiliki latar belakang
apa-apa tentang tradisi dan budaya, bukan anak kota, berbeda dengan Gendis yang memiliki
mutlak kesalah kita. Bagaimana dengan ayah en latar belakang gadis desa.
ibu, generasi sebelum kita, yang nggak pernah Penyebab Konflik Sosial berupa
mengajari kita. Hmmm, aku bukan sedang pertengkaran mulut saat Fya menggerutu
menyalahkan orang tua, sih. Yang jelas, akan sewaktu ia berada di daerah yang sepi.
sangat nggak bijak kalau kita menyalahkan
pihak tertentu, apalagi menyalahkan zaman.” Ketika Fya, Yod, Rhean, dan Ruth berhenti di
(hal. 107, no. data 17) tempat yang sepi dalam perjalanan ke desa untuk
mencari Zad. Fya selalu mengeluh saat melihat
Kutipan di atas merupakan wujud kondisi desa yang sepi tanpa lalu-lalang
konflik sosial berupa sindiran yang dirasakan kendaraan. Fya merasa tidak cocok dengan
Zad setelah berbicara dengan Gendis, Atma, Ela, kondisi dan keadaan di sekitar desa, lalu
dan warga desa tentang fungsi permainan menyalahkan Yod, Rhean, dan Ruth. Fya merasa
tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Yod bila kondisi desa sangat tidak nyaman, tidak
beranggapan bila generasi seusia dengannya seperti di kota tempat ia berasal, seperti dalam
tidak layak melestarikan warisan nenek moyang kutipan berikut
karena sudah berbeda generasi dan saat seperti
itu sudah lewat untuk generasi saat ini. “Gue bilang juga apa? Ini dunia antah-
berantah. Kalian nekat sih!” seru Fya darin jok
Penyebab Konflik belakang. /Entah sudah berapa kali ia mengeluh
Penyebab Konflik Sosial berupa dan menyalahkan Rhean dan Yod. Di samping
ketegangan saat Fya mengolok-olok Gendis kirinya, Ruth memasang wajah kesal mendengar
dengan sebutan gadis kampungan di depan Zad. Fya yang terus-terusan menggerutu sejak tadi
sore. /”Bayangin, nggak ada sinyal dan hari
mulai gelap. Gimana kalau terjadi sesuatu? Kita
51
Afriza Yuan Ardias / Jurnal Sastra Indonesia 8 (1) (2019)
bisa apa di tengah belantara kayak gini (hal. 62, Zad. Penyelesaian konflik tersebut terdapat
no. data 05) dalam kutipan berikut.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa “Ya, tepat sekali. Tapi, lo harus tahu,
konflik sosial berupa ketegangan antara Fya Fey. Cewek kampung itu orang yang membuat
dengan Yod dimulai ketika Fya, Rhean, Ruth, gue bahagia. Dia pacar gue!” Zad menelusuk
dan Yod berhenti di pinggiran desa dan Fya tidak bola mata Fya dengan tajam. “Dan gue nggak
suka dengan suasana desa yang amat sepi. Fya akan membiarkan siapapun menghina pacar gue.
beranggapan bila desa tak lebih dengan daerah Ingat, gue sayang sama dia. Gue cinta sama
pedalaman. Gendis. Jadi, gue ingetin sekali lagi, kalau lo
masih mau menjadi temen gue, jangan pernah
Penyebab Konflik Sosial berupa sindiran coba-coba nyakitin dia. Jangan pernah sekali
saat Ela mengajak Zad untuk bermain kasti. pun!”(hal. 33, no.data 01)
Namun Zad tidak tahu bagaimana cara
memainkannya. Dari kutipan di atas dapat diketahui
bahwa setelah pertengkaran dan ketegangan yang
“Hmmm, iya, tapi Mas Zad harus cari terjadi antara Zad dengan Fya, Zad memutuskan
tahu dulu gimana cara mainnya, ujar Zad, untuk memberitahu agar Fya tidak lagi menyebut
mencoba mengimbangi semangat mereka, “Nanti Gendis dengan panggilan gadis kampung.
kalau sudah tahu, baru deh ikut gabung. Nggak
Pak Pram , kan?” /”Emang Mas Zad nggak Penyelesaian Konflik Sosial berupa
pernah bermain?” tanya perempuan bernama pertengkaran saat Yod menyalakan CD player di
Ela. /”Ya pernah, sih. Tapi bukan permainan mobil untuk berpaling dari Fya yang tengah
seperti ini,” Zad tersenyum kaku. /”Jadi, Mas menggerutu tak jelas
Zad nggak kenal mainan kita ini, ya? Tio
memandangi wajah Zad dengan tetapan heran. Memainkan CD player merupakan cara Yod
“Emang Mas Zad bukan orang Indonesia?” untuk menyelesaikan konflik sosial yang berupa
/Jantung Zad terasa tertohok benda tumpul ketegangan dan pertengkaran antara Fya dengan
menerima pernyataan itu. Ia mengakui dengan Yod dan Ruth. Penyelesaian konflik tersebut
jujur, dirinya tidak pernah tahu atau mendengar terdapat dalam kutipan berikut.
nama-nama permainan tradisional seperti ini, ”Yod, Stop! Suara lo bikin telinga gue
apalagi memainkannya. Namun ... sakit!” seru Fya geram. /”Heh, suaramu lebih
mengatakannya di depan anak-anak desa yang bikin budeg!” sergah Yod agak kesal. “Kamu
polos seperti mereka, mungkin bukan perkara harus tahu, ya. Ini sama sekali bukan belantara.
mudah, dan rasanya bukan hal yang begitu saja Ini surga! Lagian, bisa nggak sih, gak ngeluh
bisa mereka pahami. (hal. 56, no. data 16) sebentar saja? Daripada mencak-mencak nggak
Konflik sosial antara Zad dengan Ela jelas, mendingan nyanyi gih.” /Ia lalu
terjadi setelah Ela bertanya kepada Zad memasukkan CD Maroon 5, sesaat kemudian
mengenai permaianan tradisional yang Ela dan lagu ‘Love Somebody’ mengalun dengan nada
teman-temannya mainkan bersama. Setelah Ela menghentak, Yod sengaja menaikkan volume
mengajak Zad untuk bergabung, ternyata Zad suaranya. /”Bukan ide bagus, kawan!” komentar
tidak tahu cara memainkannya. Ruth serius, “Orang-orang desa pasti akan
mengira kita sedang melakukan parade.” /Tak
Penyelesaian Konflik ada komentar. Yod menurunkan volume CD
player di mobil itu. Rhean tetap fokus pada
Penyelesaian Konflik Sosial berupa kemudi dan jalan berbatu yang mereka lalui.
ketegangan adalah Zad memberitahukan alasan Sesaat mereka diam, tak ada kegaduhan di
mengapa ia tidak suka bila Gendis dikatakan antara mereka. Hanya suara Adam Levine, yang
gadis kampungan oleh Fya. melengking-lengking indah memecah keheningan
Memberitahu Fya merupakan di antara mereka.(hal. 62, no. data 05)
penyelesaian konflik sosial yang berupa Dari kutipan di atas dapat diketahui
ketegangan dan pertengkaran antara Fya dengan bahwa setelah pertengkaran dan ketegangan yang
52
Afriza Yuan Ardias / Jurnal Sastra Indonesia 8 (1) (2019)
terjadi antara Fya dengan Yod dan Ruth, Yod dalam penelitian ini mendapatkan beberapa
memutuskan untuk memutar CD player agar wujud konflik sosial, penyebab konflik sosial dan
pertengkaran mereka dapat berhenti. Terlebih penyelesaian konflik sosial yang dialami para
Fya selalu mempersoalkan daerah yang sepi yang tokoh yang disajikan dalam tabel berikut ini:
mereka lalui dalam perjalanan menuju kampung
asal Gendis. Maka CD player berfungsi untuk Tabel Wujud, Penyebab dan Penyelesaian
melampiaskan perasaan Yod yang kesal dengan Konflik Sosial dalam novel Karena Aku tak Buta
gerutuan Fya. karya Rendy Kuswanto.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa Fya No. Wuju Tokoh Penye Penyel
berhenti menggerutu setelah Yod memasukkan d yang bab esaian
CD player dan memutarnya agar tak sampai Konfli Berkon- Konfli Konfli
pertengkaran mereka didengar oleh warga k flik k k
kampung. Sosial Sosial Sosial
Permi
Fya dan Memb
ntaan Fya
Yod eri Prasan Melera
yang dengan
dengan penger gka i.
ditolak Gendis
Ruth tian.
.
Zad
Memb berang
Fya gapan
Tidak eri
dengan bila
setuju pemah
Rhean teror
aman. Menge
Zad yang
tahui
dengan dialam
Menan perinta
Tidak Pak Pram i Zad
yakan h.
suka berasal
alamat dari
terhad
untuk ide
Yod, ap
menga Pak
Rhean, makan
khiri Pram
dan Fya an
perten Menjel
yang
gkaran askan
disajik
. niat
an
Zad memb
Pria dengan Angga antu
asing Kabur Fya, pan persia
memin mengg Rhean negatif pan
Zad
ta Zad unaka dan Yod permai
dengan
untuk n nan
pria asing
menja sepeda tradisi
uhi motor. onal.
Perten Gendis Pak
2 gkaran Pram
Tidak
Mulut Memb tidak
setuju
Zad uyarka setuju Menur
terhad Pak Pram
dengan n denga uti
ap dengan
Pak Pram lamun n keingi
keputu Zad
an hubun nan.
san.
gan
Gendis Zad-
tidak Gendis
setuju Berpal
Tidak
bila ing
menge
Zad atau
Zad tahui Memo
memin menin Ela
dengan Sindir cara tong
ta ggalka 3 dengan
Gendis an memai pembi
bantua n Zad
nkan caraan.
n dana lawan
bola
kepada bicara.
kasti.
Pak
Gimin
54
Afriza Yuan Ardias / Jurnal Sastra Indonesia 8 (1) (2019)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian yang
telah peneliti lakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1 Wujud konflik sosial yang terjadi dalam
novel Karena Aku tak Buta karya Rendy
Kuswanto meliputi ketegangan,
pertengkaran mulut, dan sindiran perihal
budaya Indonesia yang mulai ditinggalkan.
55
Afriza Yuan Ardias / Jurnal Sastra Indonesia 8 (1) (2019)
DAFTAR PUSTAKA
Atmowiloto, Arswendo. 2017. Keluarga
Cemara 1. Jakarta: Gramedia.
56