Anda di halaman 1dari 16

Nama : Aa Saputri

NIM : F1051181006

Kelas : VA2

Hari, Tanggal : Selasa, 13 Desember 2020

UJIAN AKHIR SEMESTER

Jawablah dengan Lengkap dan Benar!

1. Jelaskan menurut pendapat anda peran evaluasi dalam pembelajaran di kelas! (Skor:10 )

2. Jelaskan istilah di bawah ini dan berikan contohnya dalam pembelajaran fisika:

a. Soal HOTS

b. Soal Tes Diagnostik

c. Skala minat

d. Tes Kinerja

(Skor:30 )

3. Jelaskan perbedaan antara toeri tes klasik dan teori tes modern! (Skor: 10 )

4. Ambil sebuah KD, kemudian jabarkan menjadi 2 buah indicator, dan masing-masing indicator
jabarkan menjadi 2 buah tujuan pembelajaran.

Dari 4 buah tujuan pembelajaran yang diperoleh, buatlah indicator soal berupa 2 soal pilihan ganda
dan 2 soal uraian beserta kunci jawaban dan rubric penilaian! (Skor: 50 )

Jawab :

1. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses menentukan tingkat pencapaian tujuan


pembelajaran yang telah di tentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis. Dari
pengertian evaluasi tersebut

Menurut saya peran evaluasi dalam pembelajaran adalah untuk mengukur tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran.evaluasi juga berguna sebagai umpan balik seorang
pengajar untuk memperbaiki proses belajar siswa untuk yang lebih baik lagi atau
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas.
Melalui evaluasi pembelajaran, suatu komponen pembelajaran dapat di ketahui efektivitasnya.
Selain itu membantu pengajar untuk mengetahui kekuaan dan kelemahan peserta didik serta
menyediakan data menjadi landasan dalam pengambilan keputusan untuk pembelajaran
berikutnya.

2. a. Soal HOTS adalah model evaluasi pendidikan yang menguji kemampuan berpikir tingkat
tinggi kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif.dengan
ranah kognitif (C4,C5,C6). Comtoh soal HOTS

No no No Indikator Soal Jenjang Kunci Jawaban


Kognitif
1. Siswa dapat Peluru A dan B C4 A. 1 : 1
menghitung dan ditembakkan dari senapan
menganalisis yang sama dg sudut elevasi Penyelesaian :
perbandingan yg berbeda, peluru A dg h max=(v 0 ¿ ¿ 2)¿ ¿ ¿
jarak jangkauan sudut 30 °. Dan peluru B dg hmax A
peluru A dan B sudut 60 ° berapakah =(v 0 ¿ ¿ 2)¿ ¿ ¿ ¿
dengan sudut hmax B
perbandingan antara tinggi
elevasi tertentu max yg dicapai peluru A hmax A sinα A2
=
dan peluru B.... hmax B sinα B 2
A. 1 : 1 hmax A 30
B. 2 : 1 =
C. 1 : 2
hmax B 60
D2:3 1
E. 3 :2 hmax A 4
=
hmax B 3
4
hmax A 1
=
hmax B 1
2. Siswa dapat Suatu bola glof mulai C5 A. 540 meter
menghitung bergerak dari keadaan
perpindahan diam. Jika percepatan yang a = 12t + 6
yang ditempuh dialami benda pada saat t
bola glof setelah dinyatakan oleh a= 12t + 6, fungsi kecepatan merupakan
selang waktu t dalam sekon dan a dalam integral dari fungsi percepatan
tertentu, jika m/s2 , maka perpindahan fungsi posisi merupakan integral
percepatan yang yang ditempuh bola glof dari fungsi kecepatan
dialami benda setelah 6 sekon dari awal
pada saat t. pengamatan adalah … v = v₀ + ∫a
dinyatakan oleh A. 540 meter v = 0 + ∫ 12t + 6
a= 12t + 6 B. 640 meter v = 6t² + 5t
C. 544 meter
D. 644meter s = s₀ + ∫v
E. 744 meter s = 0 + ∫ 6t² + 6t
s = 2t³ + 3t²

s(2) = 2(6)³ + 3(6)²


s(2) = 432 + 108
s(2) = 540 meter

Jadi, perpindahan yang ditempuh


benda setelah 6 sekon dari awal
pengamatan adalah 540 meter
3. Siswa dapat Sebuah benda bermassa M C6 E . F gesek =mg sinθ−ma
menurunkan bergerak melintasi suatu Pembahasan :
persamaan bidang miring kasar dengan
∑ F=ma
tentang koefisien gesek μ. Jika
w sin θ−F gesek =ma
dinamika kecepatan gravitasi di
Newton tempat itu adalah g, besar F gesek =w sin θ−ma
gaya gesek benda tersebut F gesek =mgsin θ−ma
terhadap bidang miring
adalah...
A. F gesek =masinθ −mg
B. F gesek =mgcosθ+ ma
C. F gesek =mg+ macos θ
D. F gesek =ma+mg sinθ
E . F gesek =mg sinθ−ma

b. Soal tes diagnosik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa
ketika mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar memberikan tindak
lanjut. Tes ini dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan untuk melakukan sesuatu. tujuan
diagnostik adalah melihat kemajuan belajar siswa yang berkaitan dengan proses menemukan
kelemahan siswa pada materi tertentu. Pendekatan yang dilakukan guru dalam mendiagnosis kesulitan
belajar siswa berbeda-beda, tergantung kepada kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Depdiknas
(2002) menguraikan lima pendekatan untuk tes diagnosis yaitu: pendekatan profile materi, pendekatan
prasyarat pengetahuan, pendekatan pencapaian tujuan pembelajaran, pendekatan identifikasi
kesalahan, dan pendekatan pengetahuan berstruktur.

Contoh soal tes diagnosik :

Seperti halnya mengembangkan jenis tes lain, maka sebelum menulis butir soal tes diagnosik harus
disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: (a) kompetensi dasar atau
indikator yang diduga bermasalah, (b) materi pokok yang terkait, (c) dugaan sumber masalah, (d)
bentuk dan jumlah soal, dan (e) indikator soal. Contoh format kisi-kisi tes diagnostik dapat dilihat
pada Tabel

No Kompetensi Dasar Materi Kemungkinan Indikator soal Bentuk


sumber masalah (Nomor Soal)
1.
2.

Soal :

1. Tes diagnostik pilihan ganda satu tingkat (Rusilowati, 2006) Alat pemanas listrik memakai arus
500 mA apabila dihubungkan dengan sumber 110 V. Hambatannya adalah . ...

a. 0,22 ohm

b. 5,5 ohm

c. 55 ohm

d. 220 ohm

e. 550 ohm

Sepintas bentuk soal di atas seperti tes prestasi, tetapi sebenarnya setiap pilihan jawaban memiliki
makna untuk dapat mengetahui letak kelemahan siswa. Pilihan jawaban a menunjukkan kelemahan
dalam mengkonversi satuan, pilihan jawaban b, c, dan e menunjukkan kelemahan dalam menerapkan
rumus, atau pemahaman konsep.

2. Gambar berikut yang menunjukkan pemantulan baur yang benar adalah ….


Tingkat keyakinan Anda dalam memilih jawaban tersebut:

[1] Menebak

[2] Sangat tidak yakin

[3] Tidak yakin

[4] Yakin

[5] Sangat yakin

[6] Amat sangat yakin

Alasan Anda memilih jawaban tersebut adalah …

a. Pemantulan baur merupakan pemantulan pada benda dengan permukaan kasar dan tidak berlaku
hukum pemantulan cahaya.

b. Pemantulan baur merupakan pemantulan pada benda dengan permukaan tidak rata dan tidak
berlaku hukum pemantulan cahaya.

c. Pemantulan baur merupakan pemantulan pada benda dengan permukaan kasar dan berlaku hukum
pemantulan cahaya.

d. .................................................................................................

Tingkat keyakinan Anda dalam memilih alasan tersebut:

[1] Menebak

[2] Sangat tidak yakin

[3] Tidak yakin

[4] Yakin

[5] Sangat yakin

[6] Amat sangat yakin

c. Skala minat digunakan untuk mengukur minat belajar pada siswa yang diberikan perlakuan dan
siswa yang tidak diberikan perlakuan.

Contoh :
Penelitian Minat Siswa SMA Negeri 1 Sandai

Angket minat siswa pada pelajaran fisika

1. Pernyataan Positif : 2. Pernyataan Negatif :


a. SS =4 a. SS =1
b. S =3 b. S =2
c. TS =2 c. TS =3
d. STS =1 d. STS =4

total skor
Penyelesaian akhir = ×100
80
Pada pertanyaan nomor 1 : “Saya tertarik pada pelajaran fisika”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 2 8 10%
Setuju (S) 19 57 71.25%
Tidak Setuju (TS) 2 4 5%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 69

Pada pertanyaan nomor 2: “Saya sudah belajar fisika sebelum pelajaran esok hari”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 2 8 10%
Setuju (S) 12 36 45%
Tidak Setuju (TS) 8 10 12.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1.25%
Total 55
Dari hasil tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden sudah belajar fisika sebelum
pelajaran esok hari.

Pada pertanyaan nomor 3 : “Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran fisika sebelum guru
masuk kedalam kelas”
Alternatif jawaban (positif) Orang Jumlah nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 3 12 15%
Setuju (S) 15 45 56.25%
Tidak Setuju (TS) 1 2 2.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 59
Pada pertanyaan nomor 4 : “Saya tidak antusias/semangat saat pelajaran fisika berlangsung”
Alternatif Jawaban (negatif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 3 3 3.75%
Setuju (S) 4 8 10%
Tidak Setuju (TS) 14 42 52.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 8 10%
Total 61

Pada pertanyaan nomor 5 : “Saya berpartisipasi saat pelajaran fisika berlangsung”


Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 2 8 10%
Setuju (S) 17 51 63.75%
Tidak Setuju (TS) 4 8 10%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 67

Pada pertanyaan nomor 6: “Saya tidak senang mendiskusikan pelajaran fisika saat belajar
kelompok”
Alternatif Jawaban (negatif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 1 1 1.25%
Setuju (S) 2 4 5%
Tidak Setuju (TS) 17 51 63.75%
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 12 15%
Total 80

Pada pertanyaan nomor 7 : “Saya sering mengajukan pendapat dalam kelompok dikelas”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 1 4 5%
Setuju (S) 15 45 56.25%
Tidak Setuju (TS) 6 12 15%
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1.25%
Total 62

Pada pertanyaan nomor 8 : “Saya tidak memiliki buku pendamping, LKS, buku catatan fisika
dan alat tulis lengkap”
Alternatif Jawaban (negatif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 0 0 0%
Setuju (S) 8 16 20%
Tidak Setuju (TS) 14 42 52.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 5%
Total 50

Pada pertanyaan nomor 9 : “Saya memiliki catatan pelajaran fisika yang lengkap”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 11 44 55%
Setuju (S) 9 27 33.75%
Tidak Setuju (TS) 3 6 7.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0%
Total 77

Pada pertanyaan nomor 10 : “Saya tidak suka mengerjakan tugas fisika”


Alternatif Jawaban (negatif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 2 2 2.5%
Setuju (S) 4 8 10%
Tidak Setuju (TS) 13 39 48.75%
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 16 20%
Total 65

Pada pertanyaan nomor 11 : “Saya fokus memerhatikan materi yang disampaikan”


Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 8 32 40 %
Setuju (S) 13 39 48.75%
Tidak Setuju (TS) 2 8 10%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 79

Pada pertanyaan nomor 12 : “Saya akan mengulangi pelajaran fisika setelah pulang dari
sekolah”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 12 48 60%
Setuju (S) 8 24 30%
Tidak Setuju (TS) 2 4 5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1.25%
Total 77

Pada pertanyaan 13 : “Saya belajar fisika ketika akan menghadapi ulangan”


Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 7 28 35%
Setuju (S) 12 36 45%
Tidak Setuju (TS) 3 6 7.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1.25%
Total 71

Pada pertanyaan 14 : “Saya akan selalu berusaha mendapatkan nilai yang baik pada setiap
ulangan dan tugas yang diberikan”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 6 24 30%
Setuju (S) 13 39 48.75%
Tidak Setuju (TS) 3 6 7.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 63

Pada pertanyaan nomor 15 : “Saya tidak peduli pada kesulitan belajar fisika”
Alternatif Jawaban (negatif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 5 5 6.25%
Setuju (S) 14 28 35%
Tidak Setuju (TS) 4 12 15%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 45

Pada pertanyaan nomor 16 : “Saya belajar ketika disuruh orang tua”


Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 2 2 2.5%
Setuju (S) 12 24 30%
Tidak Setuju (TS) 9 27 33.8%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 53

Pada pertanyaan nomor 17 : “Saya mengikuti bimbingan/les fisika dengan rutin”


Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 4 16 20%
Setuju (S) 6 18 22.5%
Tidak Setuju (TS) 11 22 27.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2 2.5%
Total 58

Pada pertanyaan nomor 18 : “Saya sering melakukan praktikum fisika”


Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 3 12 15%
Setuju (S) 14 42 50%
Tidak Setuju (TS) 3 6 7.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 1 1.25%
Total 61

Pada pertanyaan nomor 19 : “Saya senang menggunakan alat-alat peraga fisika untuk belajar”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 11 44 35.2%
Setuju (S) 10 30 37.5%
Tidak Setuju (TS) 1 2 2.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1.25%
Total 77

Pada pertanyaan nomor 20 : “Saya sering melihat tayangan pembelajaran fisika melalui televisi
maupun internet”
Alternatif Jawaban (positif) Orang Jumlah Nilai Persentase
Sangat Setuju (SS) 2 8 10%
Setuju (S) 14 42 52.5%
Tidak Setuju (TS) 7 14 17.5%
Sangat Tidak Setuju (STS) - 0 0%
Total 64
100
Rentang interval : =25
4

0% - 25% : Sangat Tidak Setuju (STS)

26% - 50% : Tidak Setuju (TS)

51% - 75% : Setuju (S)

76% - 100% : Sangat Setuju (SS)

No Pertanyaan Hasil Skala Jawaban


1 86.25% Sangat Setuju
2 68.75% Setuju
3 73.75% Sangat Setuju
4 76.25% Sangat Setuju
5 83.75% Sangat Setuju
6 85% Sangat Setuju
7 77.5% Sangat Setuju
8 77.5% Sangat Setuju
9 96.25% Sangat Setuju
10 81.25% Sangat Setuju
11 98.75% Sangat Setuju
12 96.25% Sangat Setuju
13 88.75% Sangat Setuju
14 86.25% Sangat setuju
15 56.25% Setuju
16 66.3% Setuju
17 72.5% setuju
18 73.75% setuju
19 76.45% Sangat Setuju
20 80% Sangat Setuju
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat apakah siswa-siswi memiliki minat
terhadap pelajaran fisika. Salah satu sampel yang diambil yaitu siswa-siswi SMA Negeri 1 Sandai
yang berjumlah 21 orang. Hal ini dilakukan mengingat siswa-siswi yang meminati pelajaran fisika
cukup sedikit. Pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian non tes berupa
angket. Pertanyaan yang diberikan berupa 20 pernyataan dengan 4 opsi pilihan yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Berdasarkan hasil perolehan data kuisioner lebih dari setengah pertanyaan, siswa menyatakan
Setuju dan Sangat Setuju untuk semua pertanyaan yang disajikan. Maka dapat disimpulkan bahwa
siswa memiliki minat terhadap pelajaran fisika.

d. Tes kinerja merupakan tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dalam
proses penilaiannya dilakukan sejak siswa melakukan persiapan, melaksanakan tugas sampai dengan
hasil akhir. Sebagai alat penunjang dalam melaksanakan tes perbuatan yang digunakan lembar
observasi atau sebuah format pengamatan kerja tau penampilan siswa. Dalam lembar pengamatan
tertera aspek aspek yang diamati sesuai dengan target pembelajaranya. Berdasarkan diskriptor yang
nampak selama proses pengamatan, ditentukan skor kinerja siswa dengan berpedoman pada kriteria
penilaian yang telah dittetapkan sebelumnya.

Contoh tes kinerja

Tabel pengukuran :

Objek yang di Pengukuran ke Nilaiukur (cm) Devisiasi (cm) Deviasi


ukur mutlak (cm )
Balok kayu 1. tinggi
2. lebar
3. panjang
Potonggan 1.diameter
pipa dalam
2.diameter
luar
3. kedalaman
1. Buatlah gambar dari model jangka sorong yang telah dibuat, sertakan nama bagianbagiannya!
Bedakan antara gambar skala utama dan skala nonius menggunakan warna yang berbeda!
2. Berdasarkan data yang telah diperoleh, tulis pula hasil pengukuran panjang balok, yang terdiri
dari skala utama dijumlahkan dengan skala nonius! Ingat, penulisan harus sesuai dengan aturan
penulisan angka penting!
Hasil pengukuran panjang =
Hasil pengukuran lebar =
Hasil pengukuran tinggi =
3. Setelah pengukuran panjang selesai dilakukan, gunakanlah jangka sorong yang disediakan untuk
mengukur diameter dalam, diameter luar dan kedalaman potongan pipa! Tuliskan hasil
pengukuran diameter dalam, diameter luar dan kedalaman potongan pipa sesuai dengan aturan
penulisan angka penting! Konfirmasi 1. Setelah melakukan kegiatan pengukuran, apakah Anda
sudah dapat mengukur panjang dengan jangka sorong dengan tepat sesuai cara pembacaan skala
pada jangka sorong? 2. Berdasarkan pengamatan Anda, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan
dalam pengukuran?
Hasil pengukuran diameter dalam =
Hasil pengukuran diameter luar =
Hasil pengukuran kedalaman =
Aspek penilaian tes kinerja :

3. Teori Klasik
Teori tes klasik merupakan sebuah teori yang mudah dalam penerapannya serta model yang
cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi
skor amatan. Inti teori klasik adalah asumsi-asumsi yang dirumuskan secara sistematis serta dalam
jangka waktu yang lama. Dari asumsi-asumsi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa
kesimpulan. Ada tujuh macam asumsi yang ada dalam teori tes klasik ini. Allen & Yen menguraikan
asumsi-asumsi teori klasik sebagai berikut:
a) Asumsi pertama teori tes klasik adalah bahwa terdapat hubungan antara skor tampak ( observed
score) yang dilambangkan dengan huruf X, skor murni (true score) yang dilambangkan dengan T
dan skor kasalahan (error) yang dilambangkan dengan E.
b) Asumsi kedua adalah bahwa skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X). Dengan demikian
skor murni adalah nilai rata-rata skor perolehan teoretis sekiranya dilakukan pengukuran
berulang-ulang (sampai tak terhingga) terhadap seseorang dengan menggunakan alat ukur.
c) Asumsi ketiga teori tes klasik menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara skor murni dan
skor pengukuran pada suatu tes yang dilaksanakan (ρet = 0). Implikasi dari asumsi adalah bahwa
skor murni yang tinggi tidak akan mempunyai error yang selalu positif ataupun selalu negatif.
d) Asumsi keempat meyatakan bahwa korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan nol
(ρe1e2 = 0). Artinya bahwa skor-skor kesalahan pada dua tes untuk mengukur hal yang sama
tidak memiliki korelasi (hubungan). Dengan kesalahan pada pengukuran kedua adalah nol
(demikian besarnya kesalahan pada suatu tes tidak bergantung kesalahan pada tes lain.
e) Asumsi kelima menyatakan bahwa jika terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama maka
skor kesalahan pada tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada tes kedua (ρelt2).
Asumsi ini akan gugur jika salah satu tes tersebut ternyata mengukur aspek yang berpengaruh
terhadap teradinya kesalahan pada pengukuran yang lain.
f) Asumsi keenam teori tes klasik adalah menyajikan tentang pengertian tes yang pararel. Dua
perangkat tes dapat dikatakan sebagai tes-tes yang pararel jika skor-skor populasi yang
menempuh kedua tes tersebut mendapat skor murni yang sama (T = T’ ) dan varian skor-skor
kesalahannya sama (se  2=se’2). Dalam prakteknya, asumsi keenam teori ini sulit terpenuhi.
g) Asumsi terakhir dari teori tes klasik menyatakan tentang definisi tes yang setara
(essentially t equivalent). Jika dua perangkat tes mempunyai skor-skor perolehan
dan Xt1  dan Xt2 yang memenuhi asumsi 1 sampai 5dan apabila untuk setiap populasi subyek
X1 =X2+ C12, dimana C12 adalah bilangan konstanta, maka kedua tes disebut tes yang pararel

Asumsi-asumsi teori klasik di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan
berbagai formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis

Teori Tes Modern

Teori tes modern sering juga disebut Latent Trait Theory yaitu performance subjek dalam
suatu tes yang dapat diprediksi dari kemampuannya yang bersifat laten. Atau lebih dikenal
dengan Item Response Theory (IRT) yaitu respon subjek terhadap item yang menunjukkan
kognitifnya. Kelebihan kinerja subjek dapat dilihat dengan Item Characteristic Curve (ICC). Artinya
semakin baik performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada aitem tes) yang benar.
Unsur teori dalam tes modern meliputi:

- Butir (item tes)

- Subjek (responnya)

- Isi respon subjek

Asumsi-asumsi dalam tes modern:

a) Parameter butir soal dan kemampuan adalah (Invariant). Artinya soal yang dibuat memiliki
korelasi positif dengan kemampuan yang diukur.
b) Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan. Asumsi ini kurang terbukti karena
pada dasarnya antara item 1 dengan lainnya saling melengkapi.
c) Local independence, artinya respon terhadap suatu item tidak akan berpengaruh terhadap item
lainnya. Parameter butir soal pada IRT

Kesimpulan :

Jadi perbedaan antara tes teori klasik dan tes teori modern terletak pada pengertian dan
penerapan penggunaanya. Teori tes klasik merupakan sebuah teori yang mudah dalam
penerapannya serta model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan
dalam pengukuran dapat mempengaruhi skor amatan. Inti teori klasik adalah asumsi-asumsi yang
dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama. Dari asumsi-asumsi tersebut
kemudian dijabarkan dalam beberapa kesimpulan. Tes teori klasik memiliki 7 asumsi-asumsi
klasik. Sedangkan Teori tes modern sering juga disebut Latent Trait Theory yaitu performance
subjek dalam suatu tes yang dapat diprediksi dari kemampuannya yang bersifat laten. Atau lebih
dikenal dengan Item Response Theory (IRT) yaitu respon subjek terhadap item yang menunjukkan
kognitifnya. Kelebihan kinerja subjek dapat dilihat dengan Item Characteristic Curve (ICC).
Artinya semakin baik performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada aitem tes)
yang benar. Tes teori modern juga memiliki 3 asumsi-asumsi modern dengan Ukuran atau aturan-
aturan yang digunakan untuk mengetahui mana soal yang valid (bisa dipakai) dan mana soal yang
tidak valid (tidak bisa dipakai).

4. Ambil sebuah KD, kemudian jabarkan menjadi 2 buah indicator, dan masing-masing indicator
jabarkan menjadi 2 buah tujuan pembelajaran. Dari 4 buah tujuan pembelajaran yang diperoleh,
buatlah indicator soal berupa 2 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian beserta kunci jawaban dan rubric
penilaian! (Skor: 50 )
Jawab :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
Satuan Pendidikan                  : SMAN 1 SANDAI
Mata Pelajaran                        : IPA
Kelas / Semester                      : X/II
Materi Pokok                          :
Sub Materi                              : Hukum Pascal
Alokasi Waktu                        : 1 x 35 menit

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.1. Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada
benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar
1. Menghitung besar momen inersia sistem partikel terhadap pusat lingkaran.
2. Menghitung besar percepatan sudut roda pada hubungan momen gaya dengan momen
inersia
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa diberi penjelasan oleh guru, dan diberi demonstrasi dalam bentuk gambar
tentang dinamika rotasi, siswa dapat menyebutkan pengertian benda tegar, dinamika
rotasi partikel dan dinamika rotasi benda tegar, mengidentifikasi syarat-syarat dinamika
rotasi benda tegar dan hubungan jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dengan
sumbu rotasi, memformulasikan hubungan momen gaya dengan percepatan sudut
2. Setelah siswa melalui proses pencarian informasi, dan diskusi kelompok, siswa dapat
memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi
benda tersebut, menentukan besar momen gaya total, dan arah momen gaya pada titik di
suatu persegi panjang.
3. Setelah siswa diberi penjelasan oleh guru, dan diberikan contoh soal beserta
penyelesaiannya, siswa dapat menghitung besar lengan momen gaya suatu benda dan
menghitung besar momen inersia partikel terhadap pusat lingkaran.
4. Setelah siswa diberi penjelasan oleh guru, proses pencarian informasi, tanya jawab, dan
pemberian contoh soal mengenai momen inersia, siswa dapat menguraikan persamaan
serta menghitung percepatan sudut roda pada hubungan momen gaya dengan momen
inersia

Soal Uraian :

INDIKATOR SOAL JAWABAN


URAIAN
Menyebutkan Sebutkan 3  Bentuknyatidak berubah jika di beri gaya yag
ciri benda tegar ciri-ciri benda relatif kecil
tegar  Benda tegar yang sedang berputar memiliki
kelelmbaman
 Total gaya dan torsi yang bekerja pada benda
sama dengan 0

Menghitung Seseorang
jarak lengan memikul Dik : WB = 400N
kerja pada beban dengan WA = 100N
benda tegar tongkat AB Dit : x?
homogen Jawab:
dengan Misalkan terlebih dahulu posisi tongkat dibahu orang
panjang 2 m. lalu gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem
Beban tersebut.
Diujung A =
100 N dan di
B = 400 N.
Jika batang
AB
setimbang,
maka bahu
orang itu Maka dari syarat kesetimbangan statis
harus ∑Ʈ = 0
diletakkan WB . x - WA . (2 - x) + N . 0 = 0 (torsi positif
sejauh..... jika arah putaran searah jarum jam dan
sebaliknya)
400 N . x - 100 N (2 - x) = 0
400 N . x = 100 N (2 - x) = 0
4x = 2 – x
4x + x = 2
5x = 2
x = 2/5 = 0,4 m
Jadi posisi bahu 0,4 m B atau 2 m - 0,4 m =
1,6 m dari A

Soal pilihan ganda :


Indikator Soal Jawaban :
Menghitung besarnya moment 1. Sebuah partikel bermasa 1 kg Diketahui
inersia partikel berputar mengelilingi suatu m=1 kg
sumbu yang berjarak 3 m R=3 m
darinya. Maka moment inersia Ditanya I ?
partikel adalah....kg . m 2 Jawab :
a. 6 I =m R 2
b. 7 I =1 ×32
c. 8
I =9 kg . m 2
d. 9
e. 10
Menentukan jarak sumbu putar 2.diketahui Massa Partikel 1 kg . Diketahui :
partikel Agar partikel berputar dengan I =25 kg . m 2
moment inersia 25 kg . m 2 , Maka m=1 kg
partikel harus di putar pada Ditanya R..?
jarak ..... m Jawab :
a. 5 I =m R 2
b. 6 25 kg . m2=1 R 2
c. 7
d. 10 2 25 kg . m 2
R=
e. 2 1 kg
2
R =25 m
R=√25
R=5 m

Rubrik Penilaian Uraian :

No Jawaban Skor
 Bentuknyatidak berubah jika di beri gaya yag
8,3
relatif kecil
 Benda tegar yang sedang berputar memiliki
1 8,3
kelelmbaman
 Total gaya dan torsi yang bekerja pada benda
8,3
sama dengan 0
2 Dik : WB = 400N 25
WA = 100N
Dit : x?
Jawab:
Misalkan terlebih dahulu posisi tongkat dibahu orang
lalu gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem
tersebut.

Maka dari syarat kesetimbangan statis


∑Ʈ = 0
WB . x - WA . (2 - x) + N . 0 = 0 (torsi positif
jika arah putaran searah jarum jam dan
sebaliknya)
400 N . x - 100 N (2 - x) = 0
400 N . x = 100 N (2 - x) = 0
4x = 2 – x
4x + x = 2

Total : 50

Rubrik Pilihan Ganda

Jawaban jawaban : skor

Diketahui 25
m=1 kg
R=3 m
Ditanya I ?
Jawab :
I =m R 2
I =1 ×32
I =9 kg . m 2
Dik : Diketahui : 25
I =25 kg . m 2
m=1 kg
Ditanya R..?
Jawab :
I =m R 2
25 kg . m2=1 R 2
2 25 kg . m 2
R=
1 kg
2
R =25 m
R=√ 25

Total : 5 total : 50

Anda mungkin juga menyukai