PENDAHULUAN
Lambung sebagai salah satu organ yang penting pada tubuh manusia.
(HCl) dan pepsin (Guyton dan Hall, 2007).Suatu lambung yang sehat terdapat
Dkk, 2015).
yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, submukosa
hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan
dengan cairan lambung asam/pepsin (Sanusi, 2011). Setiap tahun 4 juta orang
peptikum relatif kecil tetapi dapat mengancam kehidupan dengan angka kematian
yang bervariasi dari 10% - 40%. Lebih dari setengah kasus adalah perempuan dan
biasanya mengenai usia lanjut yang mempunyai lebih banyak risiko komorbiditas
1
Sekitar 500.000 orang di Amerika Serikat setiap tahunnya terkena penyakit
tukak peptik, dan 70% terjadi pada usia 25 sampai 64 tahun. Biaya yang
dikeluarkan untuk pasien tukak peptik setiap tahunnya diAmerika Serikat sekitar
Indonesia tahun 2009. Jumlah kasus rawat inap tukak peptik di Indonesia
2012).
tersebut.Kombinasi obat digunakan karena hasil yang diperoleh dari terapi tunggal
terapi kombinasi ini sangat mendukung kepatuhan pasien, karena selain efektifitas
yang tinggi kemungkinan efek samping menjadi lebih kecil walaupun relatif lebih
tergantung pada penyebabnya. Penggunaan obat yang tidak rasional masih sering
2
gangguan musculoskeletal, sepertirematik artritis dan osteoarthritis (Joseph I.S,
saluran cerna bagian atas danperforasi atau tukak lambung/peptik (Brunton 2005).
Adapun rumusan masalah yang kami angkat untuk di bahas pada makalah
3
1.3 Tujuan Penulisan
b. Memahami Resiko apa saja yang dapat terjadi jika mengalamin Tukak
Peptik
c. Memahami Obat apa saja yang di anjurkan untuk Pasien Tukak Peptik
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tukak peptik adalah suatu penyakit terkait asam lambung yang dapat
2.2 Epidemiologi
mereka . Hal ini terjadi dengan variasi antar individu dengan jenis ulkus , ras ,
pekerjaan , kecenderungan genetik , dan sosial usia, jenis kelamin, dan lokasi
geografis yang berbeda. Faktor – faktor ini lebih kecil prevalensinya jika
tahun 1960 , kunjungan dokter terkait ulkus, pada unit rawat inap, operasi, dan
Serikat oleh lebih dari 50 % , terutama karena tingkat penurunan pasien tukak
peptik. Penurunan rawat inap di rumah sakit dapat dilihat dari penurunan
penerimaan pasien tukak duodenum. Namun, untuk rawat inap orang dewasa
5
peningkatan. Meskipun angka kematian secara keseluruhan dari tukak peptik
menurun, angka kematian pada pasien yang lebih tua dari 75 tahun mengalami
NSAID. Tukak peptik tetap menjadi salah satu penyakit yang paling umum
pekerjaan, dan tingginya biaya perawatan medis. Sampai saat ini, antagonis
reseptor H2 (H2RAs), proton pump inhibitor (PPI), dan obat penyakit mukosa
2.3 Etiologi
b. Penggunaan NSAID
2.4 Patofisiologi
lambung dan pepsin) dan mekanisme yang menjaga integritas mukosa (pertahanan
dan perbaikan mukosa).Asam lambung (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal. Sel
ini memiliki reseptor histamin, gastrin, dan asetilkolin (ACh). Sekresi asam
diukur dalam beberapa parameter: basal acid output (BAO), maximal acid output
(MAO), dan sekresi sebagai respon dari adanya makanan. Rasio BAO : MAO
6
merepresentasikan kelebihan sekresi asam lambung. Pepsinogen, yang disekresi
oleh chief cell, diaktifkan menjadi pepsin oleh produksi asam (pH 1,8 – 3,5).
(Joseph,2007).
epitel intrinsik, dan mucosal blood flow. Mukosa mengalami perbaikan setelah
terjadi luka dengan cara regenerasi. Kedua proses tersebut dibantu oleh
ruang antara lapisan mukus dan permukaan sel epitel. Helicobacter Pylori
amonia dan CO2 dalam lambung. Infeksi Hpylori menigkatkan sekresi asam
(Dr.syamsudin, 2013).
saluran cerna.Komplikasi yang dapat terjadi dari tukak peptik adalah pendarahan
akibat erosi bagian ulkus hingga ke arteri, perforasi, penetrasi hingga kestruktur
7
sekitar saluran cerna (pankreas, empedu, hati), dan obstruksi akibat luka atau
beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering
yakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duo denum
meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori
lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
lokal yang memulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan
namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali
timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan
tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
(Ramakrishnan, 2007).
Pirosis (nyeri ulu hati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar
eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
8
Muntah meskipun jarang pada ulkus duo denal tidak terkomplikasi, muntah dapat
jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami
inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa di
dahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang
dengan perdarahan gastroin testinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
tukak peptik.
c. Beberapa makanan seperti kopi, teh, soda, minuman beralkohol, susu, dan
menyebabkan dispepsia.
9
d. Faktor genetik dapat berisiko menyebabkan tukak peptik, namun belum
keparahan dan komplikasi yang terjadi. Secara umum gejalanya berupa rasa sakit
epigastrik, dan dapat juga terjadi komplikasi akut pada saluran cerna bagian atas.
Pada tukak duodenal, rasa sakit dapat terjadi 1 hingga 3 jam setelah makan.
Sedangkan pada tukak gastrik, rasa sakit langsung terasa ketika makanan masuk.
03.00
10
2.4.4 Algoritma Terapi
2.5 Diagnosis
untuk tukak peptik selain akibat infeksi HP lebih sederhana. Pengujian untuk HP,
endoskopik, sampel jaringan diambil dari tiga lokasi dari lambung untuk uji
11
histologi, kultur, dan menganalisis aktivitas urease. Uji histologi dilakukan untuk
menentukan terapi yang sesuai dan atau adanya resistensi antibiotik, dan uji
breath test (UBT), dan stool antigen test. Uji serologi mendeteksi antibodi yang
dihasilkan akibat infeksi HP. UBT didasarkan pada aktivitas urease dari HP,
dimana pasien akan menghirup urea – yang kemudian diuraikan menjadi amonia
dan bikarbonat. Bikarbonat yang dihasilkan akan terabsorpsi ke dalam darah dan
dihitung. Stool antigen test dilakukan untuk mendeteksi antigen HP pada feses
(Misnadiarly, 2009).
Diagnosis tukak peptik dengan cara visualisasi luka tukak dapat dilakukan
diagnosti kawal pada pasien yang suspek tukak peptik karena metode ini lebih
murah dan lebih aman.Tetapi, jika terjadi komplikasi atau jika di inginkan
diagnosis yang akurat, dapat dilakukan endoskopi bagian atas (Graham, 2009).
antara lain studi sekresi asam lambung, konsentrasi gastrin serum puasa, nilai
12
Sebelum dilakukan terapi penyembuhan tukak lambung maka perlu ditentuka
penatalaksanaan terapi yang meliputi sasaran terapi, tujuan terapi, dan strategi
b. Menyembuhkan ulkus
c. Mengobati penyakit
b. Menyembuhkan ulkus
efektif minimum atau dapat di ganti dengan parasetamol jika hanya untuk
analgetik pada nyeri kepala dan antipiretik, atau ganti NSAID yang
13
b. Uji klinis dengan selektif COX-2 inhibitor telah melaporkan penurunan
risiko ulkus gejala dan komplikasi GI atas sebesar 50% sampai 60% bila
c. Mengurangi merokok.
gejala maag.
kolonisasi pada individu yang berisiko dan mungkin memiliki peran dalam
(Dr.syamsudin, 2013).
2.6.3.1 Omeprazole
a. Indikasi
Terapi Jangka pendek lukak doedenal dan yang tidak memberi respon
terhadap antagonis reseptor H2. Terapi janga pendek tukak lambung. Refluk
14
b. Mekanisme
c. Interaksi Obat
d. Efek Samping
Sakit kepala , diare , dan ruam kulit, pruritus , pusing, kelelahan , sembelit ,
mual dan muntah , perut kembung , sakit perut , arthralgia , dan myalgia , urtikaria
e. Pemberian obat
15
2.6.3.2 Lansoprazole
a. Indikasi
b. Mekanisme
pump’ dari sel parietal lambung dan selanjutnya menghambat sekresi HCl
c. Interaksi Obat
d. Efek Samping
e. Perhatian
f. Pemberian obat
2.6.3.3 Rabeprazole
a. Indikasi :
16
Tukak duodenum aktif, tukak lambung jinak
b. Mekanisme
pump’ dari sel parietal lambung dan selanjutnya menghambat sekresi HCl.
c. Interaksi Obat
d. Efek Samping
e. Perhatian
f. Pemberian obat
Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan ( Novi yana santika, 2019).
2.6.3.3 Pantoprazole
a. Indikasi
17
b. Mekanisme
pump’ dari sel parietal lambung dan selanjutnya menghambat sekresi HCl.
c. Interkasi Obat
d. KI
e. Efek Samping
f. Pemberian obat
2.6.3.4 Esomeprazole
a. Indikasi
18
Terapi refluk esophagitis erosif, terapi simtomayik GERd, kombinasi terapi
b. Mekanisme
pump’ dari sel parietal lambung dan selanjutnya menghambat sekresi HCl.
c. Interaksi
d. KI
< 12 tahun. Untuk tab saja, intoleransi fruktosa, malabsorbsi glukosa dan
e. Efek samping
19
Gambar 5. Struktur Esomeprazole
2.6.4 H2 Antagonis
2.6.4.1 Imetidine
a. Indikasi
b. Interaksi
c. Efek samping
d. Kontraindikasi
e. Mekanisme
f. Metabolisme
Oral tablet : 200, 300, 400, 800 mg/oral ; 400 mg per oral/ 12 hari ; gastrik 800
20
2.6.4.2 Famotidine
a. Indikasi
ulkus duodenum, terapi pemeliharaan ulkus duodenum pada pasien yang baru
b. Mekanisme
sekresi lambung.
c. Interaksi
nitrendipin, ponatinib.
crizotinib.
e. Minor
f. Efek samping
g. Sediaan
h. Oral suspensi
45 mg/5 ml
i. Oral tablet
21
10 g ;20 mg; 40 mg (Saverio, 2014).
2.6.4.3 Ranitidine
a. Dosis
b. Indikasi
Esofagitis
c. Mekanisme Kerja
histamin yang dimediasi oleh reseptor H2 seperti sekresi asam lambung dan
pepsin.
d. Kontraindikasi
pankreatitis, trombositopenia
22
f. Interaksi Obat:
lambung.
pH lambung.
g. Tolbutamide
lambung.
h. Sifat Fisikakimia
Kelarutan: sangat larut dalam air, dan sangat sedikit larut dalam diklorometana
(Brunton, 2005).
23
2.6.4.4 Nizatidine
a. Dosis
b. Indikasi
c. Mekanisme Kerja
histamin yang dimediasi oleh reseptor H2 seperti sekresi asam lambung dan
pepsin.
d. Interaksi Obat
lambung.
pH lambung.
lambung
lambung.
pH lambung.
e. Kontraindikasi
24
Sakit kepala, Nyeri perut, Ansietas, Constipation, Insomnia, Anemia,
Mual/muntah
g. Sifat Fisikakimia
h. Kelarutan
infeksi ini dilakukan perawatan standar pada pasien dengan ulkus lambung atau
duodenum. Pada pasien yang tidak menerima NSAID, standar perawatan ini
pada perut yang bisa terjadi secara signifikan setelah dilakukan pengobatan (Novi
25
Table 1. Therapy of Helicobacter pylori Infection
Triple therapy × 14 days: [Proton pump inhibitor + clarithromycin 500 mg +
Dosages:
Proton pump inhibitors: H2-receptor antagonists:
Omeprazole: 20 mg Cimetidine: 400 mg
Lansoprazole: 30 mg Famotidine: 20 mg
Rabeprazole: 20 mg Nizatidine: 150 mg
Pantoprazole: 40 mg Ranitidine: 150 mg
Esomeprazole: 40 mg
See Howden and Hunt, 1998.
pemilihan rejimen untuk mengatasi peptic ulcer dapat dilihat dalam tabel 1
(Graham, 2000).
harus digunakan yang memungkinkan pengobatan lini kedua (jika perlu) dengan
antibiotik yang berbeda. Antibiotik yang paling ekstensif dipelajari dan ditemukan
tidak boleh digunakan sebagai bagian dari awal rejimen H.pylori. Karena data
26
yang kurang, ampicillin tidak boleh menggantikan amoxicillin, dosisiklin serta
diganti untuk klaritromisin. Rejimen terapi kedua adalah pompa pump inhibitor
2.7 Monitoring
(Graham, 2009).
2.8 KIE
piroksikam). Jika piroksikam masih digunakan, diberi jeda 1-2 jam setelah
makan.
27
b. Hindari makanan dan minuman (seperti : makanan pedas, kopi, alkohol)
(Misdiarly,2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sampai bawah epitel (jaringan mukosa, sub mukosa dan lapisan otot saluran
28
pencernaanbagian atas, dapat terjadi di esofagus, gaster, duodenum dan jejenum
yang disebabkan oleh asam lambung dan pepsin.( Price, 2006). Etilogi dari ulkus
peptikum adalah resistensi mukosa terhadap asam getah lambung, kerusakan pada
chusing, erosi akut dan ulkus lambung, esophagus, dan duodenum, kondisi
orang yang ambisius dan beban stress yang tinggi serta hidup tidak teratur
berisiko menderita peptic ulcer, infark pada dinding lambung karena asam
lambung, stress akut pada keadaan terancam atau operasi darurat dan stress
3.2 Saran
ulkus peptikum dan memahami asuhan keperawatan ulkus peptikum yaitu dapat
29
sistematis. Perawat hendaknya selalu menjalin hubungan kerjasama yang baik
atau kolaburasi baik kepada teman sejawat, dokter atau para medis lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan maupun dalam hal pengobatan kepada klien agar
30
DAFTAR PUSTAKA
of America
Doni Anshar Nuari, Cindra Tri Yuniar, Syifa Salsabila. 2019. Anti Peptic
12 November 2019
112-120. http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/download/12762/pdf.
issues. Gastroenterology
31
Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2007. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Irawati
lambung anti inflamasi non steroid pada tikus galur wistar betina.
http://journals.itb.ac.id/index.php/acta/article/viewFile/4041/2160.
Novi Yana santika, Rise Desnita, Muhammad Akib Yuswar. 2019. Evaluasi
Novi. Y.S. 2019. Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik pada Pasien
32
Ramakrishnan. 2007. Peptic ulcer disease.Am. Fam. Physician. Jakarta :
Rinza. B.P, 2015 Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Gangguan Lambung
Rizqah. 2015. Penggunaan Obat Tukak Peptik Pada Pasien Tukak Peptik
33