Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Asma
udara.
Jadi asma atau reactive air way disease (RAD) adalah penyakit
obstruksi pada jalan napas yang bersifat reversible kronis yang ditandai
9
2. Etiologi Asma
a. Genetik
alergi ini penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar
a. Alergen
tiga, yaitu:
sebagainya.
10
menimbulkan asma bronkhial, diperkirakan dua pertiga penderita asma
c. Perubahan cuaca
d. Lingkungan kerja
e. Olahraga
asma bila sedang bekerja dengan berat/aktivitas berat. Lari cepat paling
f. Stress
asma, selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada.
3. Patofisiologi Asma
asap rokok, bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-
benda tersebut setelah terpapar ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh
11
penderita sehingga dianggap sebagai benda asing (antigen). Anggapan itu
mukosa. Penderita jadi sering batuk dengan produksi mucus yang cukup
12
a. Stadium Dini
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
2) Wheezing
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
7) Sianosis
13
6) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada
Ro paru
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan Sputum
kristal eosinopil.
cabang bronkus.
2) Pemeriksaan darah
14
b. Pemeriksaan penunjang
2) Pemeriksaan Radiologi
akan bertambah
15
b) Bila ada empisema (COPD), gambaran radiolusen semakin
bertambah
paru.
paru.
4) Elektrokardiografi
5) Scanning paru
asma yaitu :
16
Tabel 1
Penilaian derajat serangan penyakit asma
17
7. Pencegahan Asma
akan mempengaruhi perkembangan paru anak, dan bayi dari ibu perokok,
Sehingga jelas bahwa pajanan asap rokok lingkungan baik periode prenatal
8. Komplikasi
18
a. Status Asmatikus: suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas Thoraks
g. Gagal Jantung
9. Penatalaksanaan
yaitu:
dan pengobatannya.
1) Pengobatan farmakologi
terbutalin/bricasama.
19
b) Kromalin
c) Ketolifen
secara oral.
a) Memberikan penyuluhan
c) Pemberian cairan
20
e) Dexametason 10-2- mg per 6 jam secara IV
(Padila, 2013)
Kesehatan
Tabel 2
Tanda dan Gejala Kesiapan Peningkatan Manjemen Kesehatan Berdasarkan SDKI
Subjektif Subjektif
1 2
21
1 2
mengatasi masalah
kesehatan.
2. Menggambarkan
berkurangnya faktor risiko
terjadinya masalah kesehatan
Objektif Objektif
Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk Tidak ditemukan adanya gejala masalah
memenuhi tujuan program kesehatan. kesehatan atau penyakit yang tidak
terduga
Kesehatan
a. DM
c. PPOK
d. Asma
e. Sklerosis multipel
f. Lupus sistemik
g. HIV positif
h. AIDS
i. Prematuritas
22
4. Manajemen Kesehatan pada pasien Asma
asma
8) Satu dari dua orang anak melewatkan 1 hari tidak sekolah akibat
asma
23
WAAPs hanya satu bagian dari manajemen mandiri namun dasar
person
1. Pengkajian
24
pengumpulan data dengan tujuan yang berbeda (NANDA, 2015).
program kesehatan
a. Anamnesis
dan jenis kelamin. Hal ini perlu dilakukan pada pasien asma karena
pencetus serangan asma. Perkerjaan serta suku bangsa juga perlu dikaji
25
untuk mengetahui adanya pemaparan bahan alergen. Hal lain yang perlu
dikaji dari identitas klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS),
utama meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada, dan
batuk-batuk berkala dan kering. Batuk ini terjadi karena iritasi mukosa
yang kental dan mengumpul. Pada stadium ini terjadi edema dan
mukus yang jernh dan berbusa. Klien merasa sesak napas, berusaha
(wheezing). Pada stadium ini posisi yang nyaman dan disukai klien
Stadium ketiga ditandai dengan suara napas hampir tidak terdengar ini
dikarenakan aliran udara kecil, batuk (-), pernapasan tidak teratur dan
26
memeriksa kembali apakah obat masih relevan untuk digunakan
kembali.
e. Pengkajian psiko-sosio-kultural
dari lingkungan pasien mulai dari tempat kerja, tetangga, dan keluarga..
Koping tidak efektif dan ansietas yang berlebih juga akan mudah
27
f. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
oleh persepsinya. Cara memandang diri yang salah juga akan menjadi
kehidupan.
28
j. Pola sensori dan kognitif
l. Pemeriksaan fisik
otot bantu pernapasan, sianosis, batuk dengan lendir lengket, dan posisi
istirahat klien.
1. B1 (Breathing)
29
Auskultasi: terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan
ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari tiga kali inspirasi, dengan
2. B2 (blood)
dan CRT.
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
nutrisi, hal ini karena terjadi dipneu saat makan, laju metabolisme,
30
6. B6 (Bone)
bekas atau tanda urtikraria atau dermatitis. Pada rambut, dikaji warna
meliputi: berapa lama klien tidur dan istirahat, serta berapa besar
2. Diagnosa keperawatan
respon klien terhadap masalah kesehatan yang dialami baik secara aktual
31
penelitian ini adalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan termasuk
3. Intervensi keperawatan
Tabel 3
Intervensi Keperawatan Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
32
1 2 3
a. Mengetahui penyebab d. Monitor reaksi asma
dan faktor-faktor yang e. Tentukan pemahaman
berkontribusi klien/keluarga mengenai
b. Mengetahui Strategi penyakit dan manajemen
untuk mengelola asma intruksikan pada
c. Mengetahui pentingnya klien/keluarga mengenai
akses terus-menerus pengobatan anti inflamasi dan
terhadap inhaler bronkodilator dan
d. Mengetahui pentingnya penggunanya dengan tepat
kepatuhan terhadap f. Ajarkan teknik yang tepat
rejimen pengobatan untuk menggunakan
e. Mengetahui tindakan- pengobatan dan alat (inhaler,
tindakan yang dilakukan nebulizer, peak slow meter)
saat keadaan darurat g. Tentukan kepatuhan dengan
f. Mengetahui kondisi yang penanganan yang diberikan
memicu asma h. Identifikasi pemicu yang
g. Strategi untuk mengelola diketahui dan reaksi yang
faktor risiko lingkungan biasa terjadi
yang bisa dikendalikan i. Ajarkan klien untuk
h. Mengetahui teknik menghindari dan
pernapasan yang efektif mengidentifikasi pemicu
i. Mengetahui aktivitas sebisa mungkin
yang direkomendasikan j. Dapatkan rencana tertulis
j. Mengetahui obat-obatan dengan klien untuk mengatasi
yang digunakan untuk Kekambuhan
asma k. Bantu untuk mengenal tanda
2. Manajemen Diri: Asma gejala sebelum terjadi reaksi
a. Mengenali pemicu asma asma dan implementasi dari
b. Menginisiasi tindakan respon tindakan yang tepat
untuk mengelola pemicu l. Monitor kecepatan, irama,
abadi kedalaman, dan usaha
33
1 2 3
c. Mengikuti perencanaan m. Amati pergerakan dada,
kegawatan untuk termasuk juga simetris atau
serangan akut tidak, penggunaan otot bantu
d. Menyesuaikan napas, dan retraksi otot
kehidupan rutin untuk supravaskular dan interkostal.
mengoptimalkan Auskultasi suara napas, catat
kesehatan area adanya penurunan atau
e. Melakukan modifikasi hilangnya suara ventilasi dan
lingkungan yang tepat suara adventitious.
f. Menggunakan buku n. Ajarkan teknik
harian untuk memantau bernapas/relaksasi
gejala dari waktu ke o. Anjurkan minum hangat
waktu dengan tepat
g. Mendapatkan 2. Manajemen jalan napas
pengobatan dini untuk a. Posisikan pasien untuk
infeksi memaksimalkan ventilasi
h. Berpartisipasi dalam b. Lakukan fisioterapi dada
aktivitas sesuai usia c. Intruksikan cara batuk efektif
i. Melaporkan dengan tepat
pengontrolan gejala d. Kelola pemberian
dengan penggunaan obat bronkodilator dengan tepat
yang minimal e. Ajarkan pasien cara
j. Menggunakan inhaler, menggunakan inhaler sesuai
spacer, dan nebulizer resep dan semestinya
dengan tepat f. Kelola pengobatan aerosol
3. Perilaku patuh: sebagaimana mestinya
Aktivitas dan 3. Manajemen Obat
Pengobatan yang a. Tentukan kemampuan pasien
Disarankan untuk mengobati diri sendiri
a. Minum obat sesuai dosis dengan cara yang tepat
b. Mengikuti tindakan b. Monitor pasien mengenai efek
34
1 2 3
kehati-hatian terkait Teraupetik obat
obat-obatan c. Monitor efek samping obat
c. Menyimpan obat dengan d. Kaji ulang pasien dan atau
tepat keluarga secara berkala
d. Mengatur isi ulang untuk mengenai jenis dan jumlah
memastikan pasokan obat yang dikonsumsi
yang cukup e. Monitor respon terhadap
e. Memantau tanggal perubahan pengobatan dengan
kadaluarsa obat cara yang tepat
f. Membahas aktivitas f. Pantau kepatuhan mengenai
rekomendasi dengan regimen pengobatan
profesional kesehatan g. Pertimbangkan faktor-faktor
g. Memantau tingkat yang dapat menghalangi
pernapasan pasien untuk mengkonsumsi
h. Melaporkan gejala yang obat yang diresepkan
dialami selama aktivitas h. Buat protokol untuk
kepada profesional penyimpanan, penyimpanan
kesehatan. ulang, dan pemantauan obat
yang tersisa untuk tujuan
pengobatan sendiri
4. Modifikasi perilaku
a. Tentukan motivasi pasien
terhadap perlunya perubahan
waktu
b. Beri umpan balik terkait
dengan perasaan saat pasien
tampak bebas dari gejala-
gejala dan terlihat rileks
c. Tawarkan penguatan positif
dalam pembuatan keputusan
mandiri pasien
35
1 2 3
d. Kembangkan program
perubahan perilaku
5. Pendidikan Kesehatan
a. Identifikasi faktor internal dan
eksternal yang mampu
menghambat motivasi pasien
untuk berperilaku
Sehat
b. Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat sosial
budaya dari individu, keluarga,
dan masyarakat
c. Tekankan manfaat kesehatan
positif yang dapat diterima
oleh perilaku gaya hidup
positif dibandikan
ketidakpatuhan
d. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk menolak
perilaku yang tidak sehat atau
berisiko daripada memberikan
saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku
e. Libatkan individu, kelarga, dan
kelompok dalam perencanaan
dan rencana implementasi
gaya hidup atau modifikasi
perilaku sehat
Sumber: PPNI, T.P.S.D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI. PPNI, T.P.S.D. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
36
4. Implementasi keperawatan
dan respons klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2011).
5. Evaluasi keperawatan
(Manurung, 2011).
37
38