Anda di halaman 1dari 4

TATALAKSANA KASUS

PERDARAHAN PASCA
PERSALINAN
No. Dokumentasi :
S 005/SOP/UKP/RI/SUSUT I/2017
O No Revisi : 00
P TanggalTerbit : 20 Februari 2017
Jumlah Halaman :4

UPT Puskesmas dr. Ni Nyoman Kurniawati


TTD Kapus
Susut I NIP. 19840609 201001 2 008
1. Pengertian Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang terjadi setelah
partus kala II lebih dari 500cc pada persalinan pervaginam.
Faktor risiko penyebab perdarahan pasca persalinan:Atonia uteri (Tonus),
Robekan jalan lahir (Trauma), Retensio/sisa plasenta (Tissue), Gangguan
pembekuan darah (Thrombin)
Pendarahan post partum terdiri atas:
a. Primer apabila terjadi dalam 24 jam pertama setelah
persalinan
b. Sekunder apabila terjadi setelah 24 jam pertama
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
- Penanganan pasien perdarahan pasca persalinan
- Mengurangi morbiditas dan mortalitas Ibu
- Mencegah terjadinya komplikasi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 008/UKP/SUSUT I/2017 tentang layanan
klinis
4. Referensi 1. Protap Obgyn Sanglah 2015

5. Persiapan 1. Alat b. Kassa Steril


a. Stetoskop c. Set pasang Infus
b. Thermometer d. Misoprostol
c. Tensimeter e. Metyl Ergometrin
d. Satu set PPP f. Oxytocin
2. Bahan g. Hand gloves panjang
a. Alat Perlindungan Diri h. Kondom Catheter
6. Langkah-langkah Anamnesa Pasien
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien
- Menanyakan keluhan utama pasien yang dapat berupa keluhan
berdebar, keringat dingin, lemah, sesak nafas dan keluha
penyerta pada pasien dengan segera
Menanyakan riwayat kesehatan terdahulu seperti, hipertensi, diabetes
melitus, jantung, asthma,obat – obatan yang dikonsumsi, riwayat
kesehatan keluarga serta riwayat sosial yang berkaitan dengan
penyakit dan komplikasi yang saat ini diderita pasien
Pemeriksaan Fisik
- Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan.
- Petugas cuci tangan dan menggunakan APD
- Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
- Petugas melakukan fisik menyeluruh
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik obstetric serta evaluasi
kegawatan dan faktor risiko dan pantau selama 2 jam pasca
persalinan dan pastikan telah diberi uterotonika 10 IU IM
sebelumnya serta metyl ergometrin 0,125mcg apabila dalam kala
III kesan plasenta lahir komplit
- Periksa tinggi fundus uteri serta kontraksi, explorasi sisa plasenta
serta robekan jalan lahir dengan pemeriksaan digitalisasi maupun
pemeriksaan bimanual
- Pasang infus berikan cairan isotonis 1000 ml dalam 30 menit
serta kosongkan kandung kemih dengan pemasangan dower
catheter
Kriteria Diagnosis (Umum)
- Perdarahan >500 cc pada partus pervaginam atau perdarahan
aktif
- Keadaan umum cukup atau buruk
- Kesadaran GCS ≤ 15
- Tekanan darah sistolik ≤ 100 mmhg dan diastolic ≤ 60 mmhg
- Nadi ≥ 100x/menit dan lemah
- Respirasi > 20x/menit, cepat dan dangkal (kussmaul)
- Suhu tubuh dala batas normal
- Skala nyeri
Kriteria diagnosis (khusus)
- Pada atonia uteri teraba tinggi fundus setinggi pusat atau lebih
dan kontraksi uterus yang lembek
- Pada robekan jalan lahir teraba tinggi fundus 2 jari bawah pusat
dan kontraksi baik, namun pada inspeksi vulva dan inspekulo
vagina tampak robekan dengan perdarahan aktif. Pada
pemeriksaan bimanual terba robekan uterus
- Pada retensio plasenta yang mengakibatkan PPP primer
sebelumnya terjadi plasenta yang tidak lahir dalam 30 menit pada
kala III dan plasenta lahir inkomplit hal ini menyebabkan palpasi
tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat dan kontraksi baik namun
pada digitalisasi ditemukan sisa jaringan
- Pada retensio plasenta yang mengakibatkan PPP sekunder akan
ditandai dengan palpasi fundus uteri tidak sesuai dengan involusi,
pada inspeksi dan inspekulo perdarahan merembes dari OUE dan
dapat disertai tanda-tanda infeksi puerperalis
- Pada gangguan pembekuan darah palpasi fundus teri sesuai
dengan involusi, pada inspeksi dan inspekulo perdarahan
merembes dari OUE atau timbul hematoma dari bekas jahitan
atau tempat suntikan
Tatalaksana Kasus
Apabila pada pemeriksaan mengarah pada atonia uteri lakukan:
A. Pasang infus, beri uterotonika kemudian lakukan pijatan uterus
Jenis Uterotonika dan cara pemberiannya:
- OKSITOSIN:
7. Diagram Alir
Pasien datang/melahirkan
di puskesmas

Anamnesa

Petugas mencuci tangan


dan gunakan APD

Pemeriksaan fisik dan


obstetri

Penegakan Diagnosa

Tindakan sesuai dengan diagnose berupa


atonia uteri, retensio plasenta, robekan
jalan lahir, atau gangguan faal hemostasis

Rujuk apabila ada indikasi untuk


pemantauan tindakan lebih lanjut di
pelayanan kesehatan tingkat lanjut

Pencatatan rekam medis dan


register pasien serta kelengkapan
administrasi

7. Hal-hal yang perlu 1. Keadaan umum pasien dan komplikasi


diperhatikan 2. Kelengkapan ketersediaan alat- alat kesehatan
3. Pemakaian APD
4. Konseling dan edukasi
8. Unit terkait - Ruangan Pemeriksaan Umum
- Ruangan VK UGD
- Ruangan rawat inap
- Ruangan Laboratorium
- Ruangan Konseling
9. Dokumen terkait 1. Buku register
2. Dokumen/ rekam medik
10. Rekaman Historis
No. Perubahan
Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai