Anda di halaman 1dari 110

PENDIDIKAN LALU LINTAS

PADA MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
SMP/MTs. KELAS VII

BERDASARKAN KURIKULUM 2013


REVISI 2016

KORPS LALU LINTAS POLRI


DIREKTORAT KEAMANAN DAN KESELAMATAN
SUB DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

JAKARTA 2018
ii Pendidikan Lalu Lintas
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
TIM PENYUSUN

Pengarah
Kepala Korps Lalu Lintas Polri
Direktur Keamanan dan Keselamatan Korps Lalu Lintas
Kasubdit Pendidikan Masyarakat Direktorat Keamanan dan Keselamatan
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI
Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI

Narasumber
AKBP Subono, S.Pd., S.H., M.M.
AKBP Yus Nurjaman, S.I.K., M.Si.

Penulis
Drs. Supandi, M.Pd.
Dr. Jajang Hendar Hendrawan, M.Pd.
Dr. Achmad Husen, M.Pd.

Produksi
Korps Lalu Lintas Polri
Direktorat Keamanan dan Keselamatan
Sub Direktorat Pendidikan Masyarakat
Tahun Anggaran 2018

Cetakan Ke-1, 2018

ISBN 978-623-90961-2-0
ISBN 978-623-90961-2-0 (jil.1)

9 786239 096120
ISBN 978-623-90961-3-7 (jil.2)

9 786239
Pendidikan 096137
Lalu Lintas iii
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
ISBN 978-623-90961-4-4 (jil.3)

9 786239 096144
iv Pendidikan Lalu Lintas
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
KATA PENGANTAR
Kepala Korps Lalu Lintas Polri

Pendidikan Lalu lintas merupakan salah satu strategi yang mampu memfasilitasi upaya
pembentukan karakter untuk dapat memahami nilai positif dari pentingnya arti etika
dan budaya tertib lalu lintas dalam sebuah kehidupan. Peserta didik merupakan investasi
terbaik dalam mendukung pembangunan nasional . Hal ini dapat dimulai dari ketaatan,
kepatuhan, disiplin dan taat terhadap peraturan lalu lintas sebagai perwujudan kegiatan
atas amanat Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Dengan upaya tersebut diharapkan para peserta didik secara sadar dan aktif mampu
menerapkan kegiatan berlalu lintas yang aman, nyaman, selamat dan lancar. Dalam
penanaman nilai-nilai tersebut menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak dini, baik
melalui pendidikan norma, moral, disiplin, dan etika berlalu lintas di sekolah dilakukan
melalui pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas (PLL) ke dalam proses pembelajaran
khususnya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Pendidikan lalu lintas yang diintegrasikan pada mata pelajaran PPKn dilaksanakan di
satuan tingkat pendidikan SD/MI, SMP/M.Ts., SMA/MA dan SMK/MAK secara berkelanjutan
yang menekankan pada pembentukan sikap, perilaku tanpa mengabaikan pengetahuan
dan keterampilan, serta menerapkan sikap keteladanan dalam berlalu lintas, maka
diperlukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta monitoring hasil pembelajarn
yang disusun berdasarkan peraturan dan hukum yang berlaku.

Buku pengintegrasian Pendidikan Lalu Litas ini disusun sebagai bahan dan panduan bagi
Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Dinas Pendidikan serta Kepolisian dalam
menananmkan nilai-nilai, norma, moral dan etika berlalu lintas pada pembelajaran PPKn
berdasarkan Kurikulum 2013 revisi tahun 2016, sehingga Pendidikan Lalu Lintas dapat
diimplementasikan secara efektif dan efisien, serta diharapakan peserta didik mampu
mewujudkan etika dan budaya tertib berlalu lintas dan bertanggung jawab dalam
pencapaian Program Keselamatan Berlalu Lintas.

Jakarta, Maret 2018

KEPALA KORPS LALU LINTAS POLRI

Drs. Royke Lumowa, M.M.


INSPEKTUR JENDERAL POLISI

Pendidikan Lalu Lintas v


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
vi Pendidikan Lalu Lintas
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
KATA PENGANTAR
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Secara umum, lalu lintas dapat diartikan sebagai sebuah gerak berpindah barang atau
orang dalam sebuah ruang jalan. Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan manusia da-
lam berintegrasi sosial demi meningkatkan nilai kehidupan melalui kegiatan yang pro-
duktif dan bermanfaat. Kegitan tersebut merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat
pengguna jalan. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pemanfaatan ruang jalan ha-
rus dapat dilindungi oleh Polri sebagai bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang Lalu
Lintas Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 memberikan tanggung jawab kepada Polri mewujud-
kan dan memelihara keamanan, keselamatan, kelancaran serta ketertiban berlalu lintas
(Kamseltibcar Lantas), meningkatkan kualitas keselamatan, menurunkan tingkat fatalitas
korban kecelakaan lalu lintas, membangun budaya tertib berlalu lintas serta meningkat-
kan pelayanan kepada publik.

Oleh karena itu, aspek keamanan dan keselamatan harus menjadi fokus perhatian dalam
upaya mewujudkan budaya tertib berlalu litas, terutama melalui sarana pendidikan di
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Fakta menunjukkan bahwa anak usia sekolah
dasar dan menengah masih menjadi korban terbesar dalam kecelakaan lalu lintas. Hal ini
dikarenakan usia sekolah belum mampu memahami dan melaksanakan kegiatan berlalu
lintas yang berkeselamatan. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka kegiatan Disem-
inasi Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas dapat menjadi soulsi untuk menanamkan
karakter etika berlalu linyas sebagai sebuah nilai budaya bangsa.

Akhirnya saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan
buku ini sebagai tindak lanjut kerjasama Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Besar harapan saya agar buku Pendidikan Lalu
Lintas yang terintegrasi dalam mata pelajaran PPKn ini dapat disebarluaskan dan diimple-
mentasikan oleh peserta didik, sehingga dapat memberi motivasi yang baik dan berke-
lanjutan dalam membangun bangsa yang memiliki budaya berkeselamatan berlalu lintas.

Jakarta, Maret 2018


D IDI KA N
EN D
Direktur Jenderal
EN TRI A N P

Pendidikan Dasar dan Menengah,


AN

DIREKTOR
AT
KEBUDA

JENDERA
PENDIDIK L
AN DASAR
DAN MENEN
GAH
EM

Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D.


Y

AA
K N
NIP. 195905121983111001

Pendidikan Lalu Lintas vii


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
viii Pendidikan Lalu Lintas
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
daftarisi daftarisi
TIM PENYUSUN............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
KATA SAMBUTAN......................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

A. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1. Mengapa Pendidikan Lalu Lintas Penting?....................... 1
2. Apakah Tujuan Pendidikan Lalu Lintas?............................. 5
3. Apakah Manfaat Pendidikan Lalu Lintas? ......................... 6

B. BAGAIMANA PENDIDIKAN LALU LINTAS DALAM


PEMBELAJARAN................................................................................... 5
1. Mari Kita Wujudkan Norma yang Berlaku
di Masyarakat dalam Berlalu Lintas...................................... 7
2. Ayo Kita Wujudkan Kerukuan dan Saling
Menghargai Keberagaman dalam Berlalu Lintas............ 15
3. Ayo Kita Wujudkan Saling Bekerjasama dalam
Berlalu Lintas................................................................................ 25
4. Mari Kita Wujudkan Daerah Tempat Tinggal
Tertib dalam Berlalu Lintas...................................................... 35

C. BAGAIMANA PENDIDIKAN LALU LINTAS DALAM ................... 54


KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
1. Apakah Tugas PKS?..................................................................... 55
2. Apakah Tujuan Pembentukan PKS ...................................... 56
3. Siapakah Anggota PKS? ........................................................... 56
4. Apakah Syarat-syarat Menjadi Anggota PKS?.................. 56
5. Bagaimana Bentuk Pelayanan PKS? .................................... 57
6. Materi Patroli Keamanan Sekolah ........................................ 57

D. BAGAIMANA PENDIDIKAN LALU LINTAS BERBASIS


PORTOFOLIO......................................................................................... 63

E. PENUTUP................................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 87

Pendidikan Lalu Lintas ix


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
x Pendidikan Lalu Lintas
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
A. PENDAHULUAN
1. Mengapa Pendidikan Lalu Lintas Penting?
Kompleksitas permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan merupakan
hal krusial yang dihadapi negara dan bangsa Indonesia saat ini. Keamanan
dan keselamatan dalam berlalu lintas sangat penting diperhatikan karena
masih banyak pelanggaran dan kecelakaan yang terjadi terentang mulai dari
pelanggaran dan kecelakaan ringan sampai ke pelanggaran dan kecelakaan
yang berat dan menghilangkan nyawa manusia. Selain itu terjadinya
kemacetan di jalan khususnya di kota-kota besar merupakan fenomena yang
dapat disaksikan setiap hari bahkan setiap waktu. Tentu saja hal ini berdampak
bagi pengguna jalan, seperti tidak tertib/disiplin supaya tidak terlambat dalam
bekerja dan sekolah, saling serobot tanpa menghargai orang lain, dan tidak
peduli terhadap keselamatan diri dan orang lain.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menyadarkan
masyarakat untuk tertib dan disiplin berlalu lintas, seperti adanya Undang-
Undang tentang lalu lintas, dipasangnya berbagai rambu-rambu lalu lintas,
dan dipasangnya berbagai poster/spanduk tentang keselamatan berlalu
lintas. Namun demikian angka pelanggaran dan kecelakaan dalam berlalu
lintas masih tetap tinggi, sebagaimana data pelanggaran dan kecelakaan Lalu
Lintas dari tahun 2015 s.d. tahun 2016 dari Korps Lalu Lintas POLRI berikut ini.

Tabel 1. Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintaas Tahun 2015 – 2016
NO JUMLAH LAKA LANTAS 2015 2016 %
1  JUMLAH KEJADIAN 98,970 105,374 6%
 2 KORBAN MD 26,495 25,859 -2%
 3 KORBAN LB 23,937 22,939 -4%
 4 KORBAN LR 110,714 120,913 9%
 5 KERMAT 272,314,014,600 226,416,414,497 -17%

Tabel 2. Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintaas


Tahun 2015 – 2016 Berdasarkan Usia Korban
NO JUMLAH LAKA LANTAS 2015 2016 %

 1 USIA 0 – 4 3,750 3,152 -16%


 2 USIA 5 -9 4,303 4,123 -4%
 3 USIA 10 – 14 15,032 16,245 8%
 4 USIA 15 – 19 30,636 29,654 -3%

Pendidikan Lalu Lintas 1


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
 5 USIA 20 – 24 10,498 9,652 -8%
 6 USIA 25 – 29 22,548 21,456 -5%
 7 USIA 30 – 34 13,891 14,521 5%
 8 USIA 35 – 39 12,514 13,256 6%
 9 USIA 40 – 44 12,598 12,456 -1%
 10 USIA 45 – 49 12,592 12,478 -1%
 11 USIA 50 – 54 5,227 5,478 5%
 12 USIA 55 – 59 4,352 4,125 -5%
 13 USIA 60 LEBIH 7,032 6,852 -3%
 14 DATA TIDAK DIKETAHUI 6,411 16,263 154%
  JUMLAH 161,384 169,711 5%
Sumber : Korlantas Polri 2018

Menyikapi fenomena tersebut diperlukan suatu upaya yang komprehensif
dalam menangani masalah lalu lintas baik dari segi aparat penegak hukum,
kebijakan pengelolaan negara, partisipasi masyarakat, sampai ke pendidikan
formal di sekolah. Beberapa Negara telah melaksanakan pendidikan lalu lintas
di sekolah dan telah menunjukan hasil yang signifikan. Jepang, misalnya telah
menerapkan pendidikan lalu lintas pada usia siswa sejak dini. Nampaknya
pendidikan transportasi sejak dini yang dilakukan Jepang menjadi salah satu
kunci ketertiban lalu lintas di Jepang. Sedemikian detilnya penggambaran
tentang tata aturan warga kota dalam memanfaatkan transportasi dijelaskan
kepada siswa baik melalui buku maupun lisan dari para guru, hal inilah
nampaknya yang menjadikan kedisiplinan warga Jepang dalam berlalu lintas.
(https://robikurnia1.wordpress.com/Mar 25, 2016)
Jika dibandingkan dengan strategi pembinaan berlalu lintas lainnya
pelaksanaan pendidikan lalu lintas di sekolah secara formal seperti yang
dilakukan di beberapa negara, akan memberikan berberapa keuntungan
kepada negara baik secara pragmatis maupun secara teoritis dan filosofis.
Pertama, lembaga pendidikan formal merupakan lembaga yang sudah stabil.
Kedua, tidak menambah budget (pembiayaan) pemerintah secara besar-
besaran. Ketiga, dapat dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan,
dan terakhir merupakan investasi bangsa dalam jangka panjang.
Faktor pengetahuan terkait keselamatan lalu lintas menjadi sangat penting
dan dominan dalam kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran yang sangat
strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional, sehingga

2 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
perkembangan sosial ekonomi masyarakat, dinamika politik, budaya dan
kemajuan pendidikan dapat tercermin dari eksistensi ruang lalu lintas sebagai
urat nadi kehidupan serta sebagai simbol peradaban dan modernitas.
Pola pendidikan dilaksanakan melalui lembaga pendidikan maupun
lingkungan keluarga dan masyarakat secara menyeluruh dengan
menginternalisasi nilai-nilai yang diharapkan dapat dilakukan kepada seluruh
kelompok masyarakat disegala tingkatan status maupun usia, baik kelompok
masyarakat terorganisir maupun masyarakat tidak terorganisir. Namun
internalisasi nilai-nilai tersebut terhadap kelompok masyarakat sejak usia dini
akan memberi dampak lebih lama dan permanen.
Pendidikan diberikan melalui metode yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kejiwaan/psikologi anak, juga berisi materi yang dapat
dengan mudah dicerna dan diingat. Melalui gerak maupun suara yang
menjadikan materi yang diberikan menjadi lebih menarik dan mudah untuk
dipahami. Terlebih pada anak pada usia dini penggunaan materi disesuaikan
dengan perkembangan anak itu sendiri. Ki Sugeng Subagya mengatakan:
Memberi pengetahuan tentang etika berlalu lintas sudah baik, tetapi belum
cukup untuk membenahi perilaku buruk berlalu lintas. Oleh karena itu wujud
pendidikan etika berlalu lintas harus diperjelas. Implementasinya bukan hanya
pada ranah kognitif saja, melainkan harus berdampak positif terhadap ranah
afektif dan psikomotorik yang berupa sikap dan perilaku peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari” (Gemari edisi 112/ tahun XI/ mei 2010).
Dengan demikian jika nilai-nilai yang di internalisasikan mulai sejak
dini tentang etika berlalu lintas menjadi standar normatif dalam berperilaku
sosial yang merupakan acuan-acuan sikap dan perasaan yang diterima oleh
masyarakat, kemudian dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan apa yang
dianggap benar dan penting, maka norma tersebut merupakan bentuk
kongkrit dari nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada saatnya
ketika kelompok usia dini ini menjadi kelompok pengguna jalan diharapkan
akan menjadi agent of change (agen perubahan) dari perubahan pola perilaku
berlalu lintas itu sendiri, minimal akan melaksanakan nilai-nilai yang telah
tertanam kepada dirinya sendiri maupun lingkup kecil keluarga.
Di dalam sistem norma terdapat aturan-aturan dan sanksi-sanksi jika
aturan-aturan tersebut dilanggar. Dengan demikian, sistem nilai dan sistem
norma tersebut akan melandasi perilaku setiap individu dalam berinteraksi.
Semakin banyak yang menerapkan nilai-nilai etika berlalu lintas maka akan
terbentuk sistem kontrol dari masyarakat terhadap nilai dan norma tersebut.

Pendidikan Lalu Lintas 3


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Akan terjadi kesadaran dari masyarakat untuk malu apabila melangggar nilai
atau norma yang ada, bahkan akan terjadi sanksi dari masyarakat terhadap
pengguna jalan yang masih melakukan pelanggaran lalu lintas sebagai
bentuk pengendalian sosial. Sebagai contoh, masyarakat akan berani untuk
menegur pengguna kendaraan bermotor yang parkir tidak pada tempatnya
atau kendaraan yang melawan arus lalu lintas.
Berdasarkan uraian diatas maka Internalisasi nilai-nilai etika berlalu
lintas melalui pendidikan menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan.
Karena dengan pendidikan dapat membentuk nilai-nilai yang diharapkan
akan menjadi norma yang membentuk perilaku budaya berlalu lintas yang
diharapkan. Internalisasi nilai-nilai etika berlalu lintas akan melahirkan
kelompok-kelompok yang akan membawa perubahan kepada lingkungannya
terutama dalam berlalu lintas di jalan yang karena nilai-nilai tersebut telah
tertanam dengan baik dan menjadi standar dalam budaya masyarakat.
Pentingnya pendidikan lalu lintas di sekolah perlu dilaksanaan sejak usia
dini dan berkelanjutan, dengan dilandasi pada pertimbangan bahwa sebagian
besar korban kecelakaan lalu lintas didominasi oleh pelajar yang disebabkan
oleh kurangnya kesadaran pelajar akan pentingnya keselamatan berlalu
lintas. Terbukti bahwa pengetahuan akan keselamatan berkendaraan sangat
dibutuhkan dalam rangka menanamkan pengetahuan dan disiplin berlalu
lintas di lingkungan pelajar serta membekali pelajar dalam hal pengetahuan,
sikap, etika dan perilaku berlalu lintas.
Penanaman kesadaran hukum dan ketaatan warga masyarakat terhadap
peraturan perundang-undangan khususnya dibidang lalu lintas perlu
ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian akan
terwujud generasi yang bertanggung jawab dan berperilaku disiplin berlalu
lintas dalam kehidupan sehari-hari yang patuh pada hukum dan terlindungi
melalui penanaman disiplin berlalu lintas.
2. Apakah Tujuan Pendidikan Lalu Lintas?
Tujuan pendidikan lalu lintas bagi pelajar SMA/MTs adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan tentang cara berlalu lintas yang tertib, aman
dan selamat
b. Memberikan pemahaman tentang cara berlalu lintas yang tertib, aman
dan selamat
c. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya peraturan lalu lintas dan

4 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
keselamatan dalam berkendara, agar tidak merugikan diri sendiri dan
orang lain.
d. Menumbuhkan kesadaran untuk berperilaku patuh terhadap peraturan
lalu lintas
e. Menaati peraturan lalu lintas.
3. Apakah Manfaat Pendidikan Lalu Lintas?
Berdasarkan kepada tujuan pendidikan lalu lintas tersebut, maka manfaat
pendidikan lalu lintas bagi pelajar SMP/MTs adalah sebagai berikut:
a. Mau dan mampu menerapkan peraturan lalu lintas
b. Mengubah perilaku berlalu lintas (road user behavior) yaitu mengarah
kepada perilaku untuk selamat dalam berkendara (savety riding)
c. Menurunkan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas
d. Mengkampanyekan disiplin lalu lintas
e. Menjadi pelopor keselamatan lalu lintas

B. BAGAIMANA PENDIDIKAN LALU LINTAS DALAM PEMBELAJARAN


Peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan lalu lintas sangat
penting. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari bahwa pendidikan
harus dipahami berperan sebagai transfer of knowledge dan transformation
of values. Peran transfer of knowledge menekankan pada proses peningkatan
kemampuan kognitif, yakni mentransfer atau mengalihkan pengetahuan
dari sumber ilmu pengetahuan (guru, buku teks, dan sumber balajar lainnya)
kepada peserta didik sebagai subyek belajar. Dilain pihak peran transformation
of values menekankan pada proses transformasi (penanaman) nilai-nilai
yang terkandung pada seluruh aktifitas di lingkungan sekolah, terutama
keteladanan pimpinan dan guru di sekolah, baik dalam proses pembelajaran
di kelas, kegiatan ekstra kurikuler, maupun dalam berbagai kegiatan lainnya.
Terkait dengan pendidikan lalu lintas, kompetensi dan perilaku yang
berlandaskan kepada nilai-nilai, moral, dan etika berlalu lintas berwujud atau
berupa sikap dan kepribadian siswa yang memiliki integritas sehingga mampu
menolak, menghindar, mengawasi serta mencegah terjadinya perilaku
atau tindak pelanggaran lalu lintas. Keteladanan pimpinan dan guru di
sekolah menjadi pintu masuk (entry-points) dari kesuksesan penyelenggaraan
pendidikan lalu lintas. Oleh karena itu pimpinan dan guru di sekolah hendaknya
memiliki wawasan tentang keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas dan
bagaimana cara membelajarkan kepada peserta didik agar proses pembelajaran

Pendidikan Lalu Lintas 5


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
bermakna bagi mereka. Berikut contoh-contoh cara membelajarkan
pendidikan lalu lintas kepada peserta didik sesuai dengan kompetensi
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang pendidikan SMP/MTs.

Gambar 1: Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru


Sumber: Dokumen Korlantas Polri, 2017

1. Guru menjelaskan materi PPKn sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)


dari Kompetensi Inti Pengetahuan (KI3).
2. Guru mengkaitkan Materi PPKn pada setiap KD dengan Pendidikan Lalu
Lintas (PLL).
3. Guru mengikuti langkah-langkah penyajian yang tertera dalam buku.
4. Guru mengamati, membimbing, mendampingi, dan menyemangati
siswa selama proses pembelajaran.
5. Guru mengklarifikasi apabila terjadi perbedaan pendapat dalam proses
pembelajaran.
6. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pada akhir
pembahasan.
7. Guru melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.
8. Guru menyampaikan tindak lanjut pembelajaran dalam bentuk
penugasan.

6 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam pembelajaran
berlalu lintas, baik kompetensi dasar spiritual, sosial, pengetahuan dan
ketrampilan PPKn SMP Kelas VII berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2016
sebagai berikut.
Kompetensi Dasar 1
1.1 Menghargai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dengan jujur
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.1 Mematuhi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk


mewujudkan keadilan

3.1 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk


mewujudkan keadilan

4.1 Berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehiudpan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan

1. Mari Kita Wujudkan Norma yang Berlaku di Masyarakat dalam Berlalu


Lintas.
a. Pengertian, Macam Norma dan Etika Berlalu Lintas.
Norma adalah pedoman atau aturan dasar orang berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat, termasuk kehidupan berlalu lintas.
Macam-macam norma antara lain norma agama, mengatur bagaimana
orang berperilaku dalam kehidupan beragama. Norma kesusilaan,
mengatur bagaimana orang berperilaku sesuai dengan ukuran baik dan
buruk. Norma kesopanan mengatur bagaimana seseorang berperilaku
sesuai dengan ukuran kepantasan. Sedangkan norma hukum mengatur
bagaimana seharusnya seseorang berperilaku sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku di masyarakat.
b. Norma Berlalu Lintas
Di manapun kita berada, tentu terikat oleh norma yang berlalu di
masyarakat. Begitu juga ketika kita berada di perjalanan, terikat oleh
norma berlalu lintas sesuai dengan undang-undang yang berlaku yaitu
UU No. 22 Tahun 2009.
Keragaman letakposisiwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) akan membawa keberagaman suku, ras, agama dan budaya,
dan masing-masing memiliki ciri karakter perilaku penduduk di daerah
masing masing
Apalagi wilayah NKRI yang begitu luas yang terbagi dalam daerah
provinsi, kabupaten kota yang begitu banyak akan membawa pengaruh

Pendidikan Lalu Lintas 7


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
terhadap jenis dan macam
ragam budaya dan norma-
norma yang berlaku di
daerah tersebut. Tentunya
akan berpengaruh pula pada
perilaku berlalu lintas. Antara
daerah yang satu dengan
daerah yang lain dihubungan
dengan jalur darat, laut,
sungai dan udara. Setiap jalur
Gambar 2: Melanggar rambu-rambu disediakan alat transportasi
yang berbeda satu dengan yang lain sesuai karakteristik daerah masing-
masing. Berarti terdapat alat penghubung daerah yang satu dengan
yang lain dan terdapat lalu lintas sesuai dinamika penduduk. Lalu lintas
dan angkutan jalan dibangun untuk mendukung program-program
pembangunan nasional, oleh karena itu setiap warga negara harus
memahami bagaimana seharus kita berlalu lintas.
Setiap daerah ingin daerah sekitar
tempat tinggal tertib dan lancar
berlalu lintas, tidak ingin terjadi
kemacetan dan kecelakaan lalu
lintas, sehingga warga masyarakat
merasa selamat, aman, nyaman,
tertib, dan lancar.
Di jalan raya daerah sekitar tempat
tinggal, tentu banyak lalu lalang
kendaraan bermotor, Mulai dari
Gambar 3: Rambu-rambu Larangan atau Perintah
kendaran minibus, pickup, bus,
truk, tronton dan sebagainya. Setiap daerah pasti dilalui berbagai macam
kendaraan yang berasal dari daerah lain maupun dari daerah itu sendiri.
Oleh karena itu di setiap daerah diperlukan pengaturan berlalu lintas
secara baik dan tepat. Kerjasama dan saling membantu antar instansi yang
terkait seperti Menteri Dalam Negeri, Kepolisian, Menteri Perhubungan,
Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Kesehatan, Menteri Risert
dan Teknologi, Menteri Perindustrian, Kehakiman dan Menteri Pekerjaan
Umum sangat diperlukan. Bahkan kerjasama dengan pihak swasta,
seperti jasa marga, industri otomotif, industri mobil, lembaga-lembaga
asuransi dan sebagainya juga penting untuk dikembangkan.

8 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Menteri Perhubungan menyediakan sarana dan prasarana jalan (rambu-
rambu lalu lintas, lampu penerangan, marka jalan, dan alat pemberi isyarat
lalu lintas). Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menyediakan infra sturkturnya (jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kota/kabupaten, dan jalan desa). Sedangkan Kepolisian melalukan
registrasi lalu lintas, pemberian SIM, STCKB, STNKB dan pengaturan,
pengawasan, pengendalian serta penindakan pelanggaran lalu lintas.
Tidak kalah penting kerjasama dan saling membantu antara kepolisian
dengan masyarakat sebagai pengguna jalan raya, dan antar warga
masyarakat. Tanpa adanya kerjasama yang baik tidak akan terwujud
tertib dan lancar berlalu lintas. Salah satu wujud kerjasama kepolisian
dengan warga masyarakat adalah ketika terjadi kecelakaan lalu lintas
(lakalantas), pasti pertama kali yang segera menolong korban adalah
warga masyarakat, atau pengguna jalan yang sedang berada di sekitar
kejadian tersebut, sebelum polisi datang.

Gambar 4: Kecelakaan Lalu Lintas


Memberikan pertolongan kepada orang lain yang tertimpa musibah,
termasuk kecelakaan lalu lintas, adalah perbuatan mulia dihadapan
Tuhan.
Agar tidak terjadi kecelakaan dalam berlalu lintas, caranya adalah dengan
mengikuti petunjuk rambu-rambu lalu lintas dan patuh terhadap semua
aturan berlalu lintas. Misal ketika di antar memakai motor, maka harus
memakai helm SNI. Ketika akan mengemudikan motor harus ingat
membawa kelengkapan surat-surat seperti Surat Ijin Mengemudi (SIM),
Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atau Surat Tanda Coba Kendaraan
(STCK). Di samping itu juga harus mengecek kelengkapan sepeda motor
seperti kaca spion, lampu sign, plat nomor asli, dan lain-lain.

Pendidikan Lalu Lintas 9


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Di jalan raya, banyak
ragam kendaraan yang
melintasi (seperti,
becak, delman, gerobak,
kereta dorong, bus, truk,
sepeda motor, sepeda
kayuh, angkutan kota,
angkutan pedesan,
kereta api, pesawat
udara, kapal laut dan alat
Gambar 5: Penyeberang Jalan transportasi tradisional
lainnya). Beragam pula sikap perilaku para pengguna jalan. Ada yang
bersikap baik, seperti: sabar, santun, seperti memberi kesempatan kepada
kendaraan lain yang mendahului, saling menghormati, peduli, dan selalu
membantu serta bekerja sama dengan polisi dan warga masyarakat
sesama pengguna jalan ketika terjadi kecelakaan. Sebelum polisi datang
memberi pertolongan, alangkah mulianya bila warga yang berada
di sekitar lakalantas berkenan memberi pertolongan penyelamatan
terhadap orang yang tertimpa musibah tersebut.
Ada pula pengguna jalan yang memiliki sikap yang kurang baik seperti:
jenuh, kesal karena macet, tidak sabar, emosi, mudah tersinggung,
cepat marah, keras kepala, serba tergesa-gesa. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kelancaran, keselamatan, keamanan dan ketertiban berlalu
lintas. Oleh karena itu semua sikap negatif tersebut harus bisa dikendalikan
karena dapat berakibat fatal.
Oleh karena itu setiap pengguna jalan raya harus berusaha untuk
menciptakan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu
lintas. Hal tersebut akan terwujud
bila setiap pengguna jalan selalu
patuh terhadap norma-norma
yang berlaku seperti selalu berdoa
sebelum berangkat, sopan dalam
mengendarai kendaraan, tidak
ugal-ugalan, tidak memotong
jalan tanpa memberi lampu
isyarat atau isyarat lainnya,
saling menghormati, saling
menghargai, peduli terhadap Gambar 6: Keselamatan menuju sekolah
Sumber: Dokumen Korlantas Polri, 2017

10 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
keselamatan dirinya dan orang lain, bertanggung jawab bila melakukan
kesalahan, tidak tabrak lari, memberi kesempatan kepada kendaraan
lain yang akan mendahului, memberi kesempatan pejalan kaki, dan
sebagainya.

Mari kita berlatih sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat


dalam berlalu lintas.Isilah titik-titik pada tabel berikut ini.

Studi Kasus
Baca dengan baik pada tabel berikut sesuai dengan norma, indikator perilaku
dalam berlalu lintas, dan beri tanggapan manfaat yang diperoleh terhadap diri
Anda maupun orang lain.

Tabel 3 Studi Kasus Perilaku Berlalu Lintas sesuai Norma Masyarakat

` Norma Indikator Perilaku Manfaat yang diperoleh


1 Kesopanan Berperilaku sopan terhadap Dihargai sesame pengguna jalan
sesame pengguna jalan
Memberi kesempatan kepada
kendaraan lain yang akan ……………………………
mendahului.
Tidak memotong kendaraan
……………………………
lain
Tidak membunyikan klakson
yang tidak sesuai ukuran …………………………….
berlalu lintas
2 Kesusilaan Tidak mengejek pengguna
……………………………
jalan lain
Tidak membuang sampah di
……………………………
jalan raya
Ikhlas dalam menolong orang
lain yang sedang kecelakaan …………………………….
lalu lintas

Pendidikan Lalu Lintas 11


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
` Norma Indikator Perilaku Manfaat yang diperoleh
3 Norma Hu- Selalu menggunakan helm
……………………………
kum ketika naik motor
Berhentikan ketika alat perm-
beri isyarat lalu lintas berwar- ……………………………
na merah
Tidak zik zak dalam berkenda-
…………………………….
raan bermotor
Tidak menggunakan trotoar
ketika macet
Mengutamakan keselamatan
dalam berlalu lintas
4 Agama Selalu berdoa sebelum be-
……………………………
rangkat ke tempat tujuan
Mengucapkan puji syukur
……………………………
bila tidak di tujuan
Selalu mohon perlindungan
…………………………….
dalam perjalanan

Dalam kehidupan berlalu lintas, masih banyak kita jumpai perilaku yang
tidak sesuai dengan norma yang berlaku seperti menggunakan handphone,
menyeberang tidak di tempat penyembarangan, membelokkan kendaraan
tanpa memberi lampu isyarat, knalpot yang terlalu bising, klakson yang terlalu
keras sehingga mengagetkan orang lain, membawa barang yang berlebihan,
menyuruh anak yang belum cukup umur naik motor, dan sebagainya.
Perilaku tersebut dapat membahayakan keselamatan dan kenyamanan
orang berlalu lintas, bahkan dapat terjadi lakalantas dan berakibat fatal. Oleh
karena itu agar tercipta suasana
tertib berlalu lintas, patuhi
semua aturan berlalu lintas,
janganlah main srobat-srobot,
potong jalan sesuka hati, dan
tidak ugal-ugalan. Ada pepatah
“Sepandai-pandai tupai melom-
pat akhirnya jatuh juga “.
Contoh etika berlalu
lintas: bagi pengendara
Gambar 7 Perilaku Ugal-ugalan
sepeda motor, jalan di jalur
yang paling Kiri; bus umum tidak sembarangan menaikkan dan menurunkan
penumpang. Ingat keselamatan orang lain sesama pengguna jalan raya, juga

12 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
ditentukan oleh anda. Ketika mengemudikan kendaraan, hindari menggunakan
handphone, membaca sms, berboncengan lebih dari 1 orang, memotong jalan,
melawan arus, menggunakan trotoar, naik motor di jembatan layang. Semua itu
jelas-jelas tidak sesuai dengan etika berlalu lintas.
Pemecahan Masalah
Petunjuk .
1. Amati gambar kasus berlalu lintas
2. Diskusikan dengan kelompok belajar Anda
3. Catatlah hasil diskusi dan laporan dalam bentuk presentasi

Tabel 4. Pemecahan masalah

Pemecahan masalah
Perilaku berlalu lintas Masalah dan landasan pasal serta
sanksinya.

Pendidikan Lalu Lintas 13


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Pemecahan masalah
Perilaku berlalu lintas Masalah dan landasan pasal serta
sanksinya.

Mari mengevaluasi atau melihat potret diri kita masing-masing. Pernahkan


Anda melakukan tindakan seperti dalam gambar di atas? Setelah mengetahui
pasal dan sanksi menurut UU No. 22 Tahun 2009, apa yang bisa Anda tunjukkan
dalam berlalu lintas? Renungkan, pikirkan dan laksanakan.

14 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Membangun Karakter Berlalu Lintas.
1 Buatlah rencana aksi (action plan) mulai dari diri Sendiri dalam
berlalu lintas. Misalnya berhenti ketika ada alat pemeri isyarat lalu
lintas berwarna merah
2. Berjanjilah pada diri Anda bahwa setiap berkendaraan selalu patuh
dan taat pada aturan dan menerapkan norma yang berlaku.

Kompetensi Dasar 2
1.2 Mensyukuri keberagaman norma-norma, suku,agama, ras, dan antargolongan
dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika secara adil sebagai sesama ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa
2.2 Menghargai keberagaman suku,agama, ras,dan antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
3.2 Mengkarakteristikkan keberagaman suku,agama,ras,antar golongan dalam bing-
kai Bhinneka Tunggal Ika
4.2 Melaksanakan tanggung jawab terkait keberagaman suku,agama,ras, dan antar-
golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

2. Ayo Kita Wujudkan Kerukunan dan Saling Menghargai Keberagaman


dalam Berlalu Lintas
a. Makna Keberagaman dalam Berlalu Lintas
Keberagaman suku
bangsa, agama, budaya,
bahasa, status sosial,
pekerjaan dan profesi
adalah anugerah Tuhan.
Bangsa Indonesia
dianugerahi berbagai
keberagaman adalah
berkah. Keberagaman
menjadikan kita bersatu,
kaya akan budaya,
Gambar 8. Menyeberang jalan oleh karena itu harus
dipertahankan. Untuk mempertahankan kita harus saling menghormati,
saling menghargai keberadaan kita masing-masing.

Pendidikan Lalu Lintas 15


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Dalam berlalu lintas kita juga
akan berhadapan dengan
keberagaman pengguna jalan.
Agar tercipta kerukunan dan
kelancaran, ketertiban dan
keselamatan berlalu lintas, kita
harus saling menghargai dan
menghormati sesama penguna
jalan.
Gambar 9. Anak bersepeda di jalan raya Saling menghormati sesama
pengguna jalan, akan tercipta kerukunan di jalan, karena pada dasarnya
setiap manusia memiliki martabat atau harga diri. Oleh karena itu ketika
berjalan di jalan raya tidak boleh saling meremehkan dan merendahkan
orang lain.
Dalam beralu lintas kita juga akan berhadapan dengan keberagaman
watak dan karakter pengguna jalan. Ada yang emosional, egois, tidak
mau mengalah atau mau menang sendiri, asal potong kendaraan di jalan,
tidak mau di dahului, tidak patuh rambu-rambu maupun alat pemberi
isyarat lalu lintas dan sebagainya. Oleh karena itu demi keselamatan dan
kelancaran berlalu lintas kita harus sabar, mengendalikan emosi bahkan
mengalah.
Mengalah bukan berarti lemah, mengalah adalah sikap perilaku satria,
luhur. Orang mengalah dalam berkendaraan berarti kita menyelamatkan
diri dan orang lain. Sebaliknya bila tidak ada yang mengalah dalam
berkendaraan maka bisa berakibat fatal, seperti tabrakan, serempetan,
dan sebagainya.
b. Keberagaman dalam Berlalu Lintas.
Keberagaman dapat ditinjau dari jenis kendaraan, watak perilaku
pengguna jalan, suku pengguna jalan, jenis alat angkut, profesi/pekerjaan
orang yang menggunakan jalan, status sosial, atau pekerjaan lainnya.
1) Keberagaman Jenis Kendaraan.
Jenis kendaraan di jalan antara lain bus, truk, tronton, angkutan kota,
angkutan pedesaan, ojek, kendaraan pribadi, kendaraan dinas, bus
metro mini, mikrolet, dsb.
Setiap akan dipakai jenis kendaraan tersebut harus disertai dengan

16 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
surat-surat kendaraan, perlengkapan kendaraan, dicek fungsi
tidaknya semua perlengkapan kendaraan,
2) Keberagaman Watak Perilaku Pengguna Jalan
Orang yang mengendarai kendaraan ada hatinya lembah lembut,
sabar, selalu mengalah, santun, tidak tergesa-gesa, biasanya memiliki
prinsip menaiki kendaraan yang penting selamat. Namun ada
sebaliknya, ada yang emosi, egois, mengendarai kendaraan dengan
ugal-ugalan, zik zak, ngebut, dan sebagainya. Bila menemukan
watak karakter semacam ini kita harus sabar dan mengalah, demi
terciptanya kelancaran dan keselamatan berlalu lintas.
3) Keberagaman Suku Pengguna Jalan
Ketika dijalan mung-
kin kita menemukan
orang-orang dari
suku yang berbeda-
beda: suku Jawa,
suku Betawi, suku
Madura, suku Batak,
suku Sunda, dsb.
Kita harus hormati
dan
hargai keberagaman
asal suku pengguna jalan, karena jalan memang dibangun untuk
melayani semua orang tanpa memandang dari suku manapun.
Saling menghragai dan menghormati adalah kunci kerukunan.
4) Keberagaman Jenis alat angkut.
Di kota-kota besar, ada berbagai macam alat angkut barang seperti
mobil boks, pick up, truk dan sebagainya. Jenis alat angkut lain di
daerah pedesaaan berupa gerobak dorong, dokar, pedati, kereta
tempel, dan lain-lain. Terkait hal ini harus diperhatikan, muatan tidak
boleh melebihi ketentuan undang- undang lalu lintas, karena akan
membayakan diri sendiri dan orang lain. Kelebihan muatan akan
merusak jalan, karena jalan dibuat dengan kekuatan ukuran tertentu.

Pendidikan Lalu Lintas 17


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
5) Keberagaman Profesi Pengguna Jalan.
Setiap orang berhak menggunakan jalan, ada mahasiswa, pelajar, TNI,
POLRI, pedagang, pengusaha, dan sebagainya. Mereka beraktivitas
dengn sarana jalan untuk mencapai tujuan masing-masing dengan
berbagai kendaraan yang ditumpanginya.

c. Upaya Menjaga Kerukunan dalam Keberagaman Berlalu Lintas.


Saling menghormati dan menghargai dalam keberagaman, akan tercipta
kerukunan di jalan. Terciptanya kerukunan di jalan akan berdampat
ketertiban dan kelancaran berlalu lintas. Oleh karena itu kerukunan
harus dijaga dan dipertahankan, antara lain melalui:
1) Menghormati setiap warga pengguna jalan
2) Menghargai setiap warga masyarakat pengguna jalan
3) Memberi kesempatan terhadap penyebarang jalan
4) Memberi kesempatan terhadap kendaraan yang akan mendahului
5) Tidak emosi ketika didahului oleh kendaraan lain
6) Mengendalikan emosi
7) Sabar menghadapi berbagai watak dan karakter warga msyarakat
pengguna jalan
8) Tidak memotong kendaraan lain
9) Tidak zik zak ketika mengendarai kendaraan bermotor
10) Memberi pertolongan terhadap orang yang mengalami musibah
kecelakaan
11) Tidak egois dalam mengendarai kendaraanya
12) Selalu memikirkan keselamatan diri dan orang lain

18 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Sebagai bahan instrospeksi diri, sudahkah kita berhati-hati dalam
berkendaraan? Mari kita baca grafik pertumbuhan sepada motor dari
tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan distribusi keandaraan
sepeda motor membawa dampak terhadap meningkatnya angka
kecelakaan. Perhatikan grafik berikut ini.

Gambar 9: Grafik Produksi Sepeda Motor d Indonesia

Pertanyaan selanjutnya? Apakah dengan meningkatnya produksi


kendaraan bermotor, adakah hubungan jumlah kecelakaan yang
melibatkan sepeda motor? Mari dibaca grafik dan data-data di bawah ini.
Berdasarkan data di atas, trend kenaikan penjualan sepeda motor terus
meningkat tahun ke tahun, juga meningkat pula sepeda motor yang
terlibat kecelakaan. Perhatikan data kecelakaan sampel tahun 2012 saja
perhari korban meinggal 81 orang, berarti 1 bulan 243, pertahun korban
meninggal 2916 orang. Belum kerugian dan keluarga yang ditinggalkan,
karena menjadi tulang punggung pencari nafkah.

Pendidikan Lalu Lintas 19


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Rerata
Uraian Tahun 2012 Rerata per bulan
perhari
Jumlah Kejadian 117.949 9.829 322
Meninggal Dunia 29.544 2.462 81
Luka Berat 39.704 3508 108
Luka Ringan 128.312 10.697 351

Betapa menderitanya keluarga yang ditinggalkan, kalau si korban sebagai


tulang punggung keluarganya. Bagaimana masa depan anak yang masih
bersekolah? Renungkan dan pikirkan dalam-dalam. Negara ini sangat
memerlukan Anda, karena Anda adalah calon pemimpin masa depan
(student leader at tomorrow)
Ayo kita mengambil hikmah untuk menilai diri kita masing-masing
sudahkan diri kita mematuhi aturan berlalu lintas? Sudahkah kita
menghormati, peduli keselamatan, menghargai warga masyarakat
sesama pengguna jalan? Mari kita ciptakan di jalan raya yang tertib,
aman, dan lancar.

Sekarang carilah informasi dari internet bagaimana kira-kira di tahun


2018 ini? Setelah membaca tabel di atas, apa yang bisa kalian lakukan
agar tidak terus meningkat angka kecelakaan dan korban.

20 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Jumlah kecelakaan lalu lintas tersebut (74,77%) melibatkan sepeda motor
dan korban meninggal 27.000 orang yang mayoritas berada pada usia
produktif yaitu antara 16–40 tahun.
Bagaimana perasaan bila kejadian ini menimpa keluarga Anda, adik,
kakak atau siapapun dari kelarga Anda? Sudahkah Anda ketika bersepeda
motor sudah menggunakan helm yang standar?
Mari kita selamatkan diri kita masing-masing dari kecelakaan dan menjadi
korban lalu lintas. Pada dasarnya “Menjaga keselamatan diri Anda
berarti menjaga kesalamatan orang lain”. Menyayangi diri Anda berarti
menyayangi diri orang lain.
Semoga selamat hai generasi muda. Hingar bingar di dunia ini hanyalah
sementara. Tapi ketika Anda cacat seumur hidup, maka penyesalan baru
Anda rasakan.

d. Mari membantu ketika orang lain tertimpa musibah kecelakaan.


Ketika di jalan kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kecelakaan bisa
terjadi kepada siapapun dan kapanpun, tidak mengenal usia, jabatan,
kekuasaan, status dan sebagainya. Kecelakaan diawali ketidaktertiban

Pendidikan Lalu Lintas 21


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
dalam berkendaraan. Kecelakaan bisa juga terjadi karena emosi, egois,
mengabaikan keselamatan orang lain. Karena itu semua perilaku yang
tidak mengutamakan keselamatan seperti zik-zak, ugal- ugalan atau
karena pengemudi melakukan aktivitas yang menimbulkan kurang
konsentrasi itu melanggar undang-undang lalu lintas. pasal 263 No.22
tahun 2009 dinyatakan Pengemudi yang tidak wajar (ugal-ugalan,
ngebut, sik-zak), atau melakuan aktivitas lain sehingga mengganggu
konsentarasi. Sanksi terhadap pelanggaran ini adalah pidana kurungan
minimal 3 bulan atau denda Rp 750,000,-
Dalam situasi seperti itu kita harus berbagi rasa peduli kepada orang lain.
Ajaran agama mengatakan kalau kamu berbuat baik, maka akan dibalas
kebaikan. Oleh karena itu ketika melihat adanya kejadian kecelakaan lalu
lintas, sebaiknya kita segera memberi pertolongan, utamanya berupaya
untuk keselamatan si korban.

Studi Kasus
Petunjuk
1. Baca kasus berlalu lintas di bawah ini
2. Bentuklah kelompok @ 4 orang kemudian pecahkan permasalahan
di bawah ini melalui diskusi dan.
3, Laporkan dalam bentuk tertulis

“Kasus yang terjadi pada umumnya di kota-kota besar di Indonesa,


timbul fenomena atau
permasalahan lalu lintas
yang komplek. Dalam
berlalu lintas akan
berhadapan dengan
berbagai ragam karakter
perilaku pengguna jalan.
Ada pengemudi yang
patuh dan taat terhadap
etika dan norma berlalu
lintas, namun ada juga

22 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
yang nyelonong, memotong kendaraan lain, melanggar marka jalan,
tergesa-gesa, tidak mau mengalah dan sebagainya. Keberagaman akan
terwujud indah apabila dalam berlalu lintas, saling menghargai, saling
menghormati dan yang pertama dan utama adalah keselamatan.
Sering kita temukan ketika masuk ke dalam angkutan umum seperti
bus, kereta api, berjubel di depan pintu, tidak mau mengantri. Sesama
penumpang tidak ada yang mengalah, bahkan rasa peduli atau belas
kasih kepada penumpang lain yang sudah lanjut usia (lansia) kadang
sudah hilang.
Oleh karena itu setiap pengguna jalan harus mampu mengendalikan diri
atau menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang membahayakan
keselamatan dan kenyalaman berlalu lintas. Demikian juga sesama
penumpang pada kendaraan umum harus memiliki rasa kepedulian
dan belas kasih kepada orang-orang lanjut usia.
Selanjutnya diskusikan permasalahan di bawah ini!
1. Bagaimana sikap yang harus ditunjukkan kepada sesama
pengguna jalan ketika berhadapan dengan berbagai
karakter, suku, agama, profesi, status sosial, pekerjaan dan
sebagainya.………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………
2. Apa manfaat yang kita dapat bila kita selalu menghormati sesama
pengguna jalan?
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
………………………………………
3. Apa akibatnya kalau kita tidak saling menghormati sesama
pengguna jalan yang terdiri dari berbagai macam karakter, sikap,
suku, profesi, pekerjaan dan sebagainya?
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………

Pendidikan Lalu Lintas 23


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
4. Anda ketika mengetahui penunpang lanjut usia naik kendaraan
umum berdiri karena kehabisan tempat duduk? Pada hal ketika
itu Anda sedang duduk. Apa yang bisa Anda lakukan terhadap
kenyataan tersebut?
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………
Membangun Kapasitas berlalu lintas
1. Buatlah kesepakatan di kelas atau komunitas kelompok Anda berupa
Gerakan Bersama Untuk menciptakan Tertib dan Taat Berlalu Lintas
2. Lakukan kesepakatan tersebut dalam berlalu lintas sehari-hari.
3. Berikrarlah pada diri Anda “Stop Pelanggaran Stop Kecelakaan”

24 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Kompetensi Dasar 3
1.3 Menanggapi pendapat secara jujur tentang arti penting kerjasama dalam berb-
agai bidang kehidupan di masyarakat
2.3 Mendukung pendapat tentang arti pentingnya kerjasama dalam berbagai bidang
kehidupan di masyarakat
3.3 Menganalisis pentingnya kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan di mas-
yarakat
4.3 Bertanggung jawab dalam bekerjasama di berbagai bidang kehidupan masyarakat

3. Ayo Kita Wujudkan Saling Bekerjasama dalam Berlalu Lintas


a. Makna Kerjasama dalam berlalu lintas,
Sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Esa, bahwa manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai makhluk
sosial ia selalu berhubungan dengan manusia lain. Hubungan tersebut
didasari oleh karena saling membutuhkan, karena pada prinsipnya secara
individual manusia tidak bisa hidup dan berkembangt anpa berhubungan
dan berinteraksi dengan manusia lain. Kerjasama merupakan bentuk
interaksi sosial paling mendasar yaitu bergabungnya orang perorangan

atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama


dalam berlalu lintas dimaksudkan sebagai usaha saling membantu untuk
mencapai tujuan tertentu. Bentuk kerjasama di sini dapat terjadi di antara
siapapun dan dalam keadaan apapun. (sumber: m.barsal.blogspot.co.id)

Pendidikan Lalu Lintas 25


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Demikian juga ketika berlalu lintas diperlukan saling kerja sama, seling
menolong, saling membantu dengan sesama pengguna jalan. Apalagi
bila terjadi kecelakaan lalu lintas, maka kerjasama sangat diperlukan.
b. Arti Pentingnya Kerjasama dan Saling Menghormati dalam Berlalu
Lintas.
Kerjasama (cooperation) dimaksudkan sebagai usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau tujuan
bersama. Kerjasama dalam berlalu lintas adalah usaha antar individu/
perorangan atau kelompok untuk mencapai tempat tertentu. Ada yang
menuju ke tempat kerja, sekolah, bepergian wisata, belanja, stasiun,
hiburan, pasar, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan masing-masing
digunakan alat transportasi, seperti mobil, sepeda motor, delman, bus,
angkutan kota, angkutan pedesaaan, metro mini, bajaj, kereta api, pesawat
terbang, kapal laut, kapal ferry dan lain sebagainya.
Semua sopir atau pengemudi, pengendara motor, atau orang yang
menjalankan kendaraan bermotor harus saling menghormati dalam
perjalanan dan saling bekerjasama untuk menciptakan kesalamatan,
kelancaran, ketertiban, dan keamanan berlalu lintas.
Kalau kita amati, kemacetan di kota-kota besar, diawali karena kurang
kerjasama antar sesama pengguna jalan, yaitu kerjasama menciptakan
ketertiban berlalu lintas. Ada kendaraan yang menyelonong, sehingga akan

26 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
menghambat kelancaran kendaraan lain. Di kota-kota besar, diperlukan
kerjasama menciptakan disiplin berlalu lintas. Orang yang disiplin berlalu
lintas, adalah orang yang selalu patuh dan taat pada peraturan dan etika
serta norma berlalu lintas.
Dalam berlalu lintas kita akan berhadapan dengan pengguna jalan lain,
semua memiliki watak dan karakter yang berbeda-beda, oleh karena itu
diperlukan pengendalian diri agar tidak terjadi emosi, kesabaran dan
ketenangan dalam berlalu lintas.
Kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan
yang sama dan adanya organisasi merupakan faktor-faktor yang penting
dalam kerjasama yang berguna. (Soekanto, 2002: 73).
Seperti diketahui masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
majemuk baik dilihat dari aspek bahasa, budaya, agama, maupun
kelompok-kelompok sosial. Dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia,
kerjasama ini bukan saja sebagai sebuah kewajiban, tetapi lebih sebuah
kebutuhan bagi seseorang. Untuk dapat bekerjasama setiap orang sebagai
anggota masyarakat sesama pengguna jalan harus dikembangkan sikap-
sikap yang mendukung terjadinya kerjasama dalam masyarakat pengguna
jalan tersebut.
1) Sikap dan perilaku yang mendukung kehidupan berlalu lintas
Untuk terwujudnya keadaan lalu lintas yang tertib, aman, lancar
dalam berlalu lintas diperlukan sikap kerjasama. Oleh karena berikut
ini diperlukan sikap-sikap yang mendukung kehidupan berlalu lintas,
antara lain:
a) sikap dan perilaku bekerjasama untuk menciptakan ketertiban,
keamanan, kelancaran dalam berlalu lintas.
b) sikap dan perilaku pengendalian diri dari emosi, egois, dalam
menggunakan jalan.
c) sikap dan perilaku saling menghormati sesama pengguna jalan.
d) sikap dan perilaku saling menghargai sesama pengguna jalan

Pendidikan Lalu Lintas 27


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
2) Sikap dan perilaku bekerjsama dalam menciptakan disiplin berlalu
lintas
a) sikap saling menolong sesama pengguna jalan ketika terjadi
kesulitan, kerusakan kendaraan, atau kecelakaan.
b) sikap dan perilaku peduli terhadap sesama pengguna jalan
ketika terjadi kecelakaan,
c) sikap dan perilaku patuh mentaati terhadap semua aturan
berlalu lintas seperti menggunakan helm, sabuk pengaman,
membawa surat-surat, menyalakan lampu utama sepeda mtor,
ketika belok memberi petunjuk belok, dan sebagianya.
d) sikap dan perilaku santun, sabar dan tenang dalam berlalu
lintas.

c. Manfaat kerjasama dalam berlalu lintas

1) sikap kerja sama mendorong terciptanya keamanan, keselamatan


dan kelancaran berlalu lintas
2) sikap dan perilaku kerja sama mendorong berbagai upaya individu
maupun kelompok tercipta suasana efektif, dan efisien.
3) Sikap dan perilaku kerja sama mendorong terciptanya sinergi
sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah dan

28 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
tidak boros menggunakan bahan bakar, tidak boros waktu dan
tenaga.
4) Sikap dan perilaku kerja sama mendorong terciptanya hubungan
yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa
kesetiakawanan sesama pengguna jalan..
5) Sikap dan perilaku kerja sama menciptakan praktek yang sehat
serta meningkatkan semangat kebersamaan dalam berlalu lintas.
6) Sikap dan perilaku kerja sama mendorong ikut serta memiliki
situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara
otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi
yang telah baik dalam berlalu lintas,.

d. Bentuk kerjasama dalam berlalu lintas


Bentuk dan pola-pola kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok
manusia, termasuk kelompok pengguna jalan. Bentuk kerjasama itu
antara lain:
1). Kerjasama spontan (spontaneous coorperation), yaitu kerjasama
serta merta. Artinya kerja sama dilakukan secara spontan tanpa ada

perintah. Hal ini bisa terjadi ketika terjadi kecelakaan, bencana alam,
musibah dan sebagainya.
2) Kerjasama kontrak (contructural cooporation), yaitu kerjasama atas
aturan dan kesepakatan tertentu.

Pendidikan Lalu Lintas 29


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
3) Kerjasama langsung (directed cooperation) yaitu kerjasama yang
timbul karena ada perintah atasan atau penguasa.
4) Kerjasama tradisional (traditional coorperation), merupakan bentuk
kerjasama sebagai bagian dari sistem sosial.
Bentuk-bentuk kerjasama antara lain saling membantu, saling peduli,
saling bertanggung jawab, saling menolong, saling bekerjasama, saling
menghormati, saling menghargai. Kebiasasaan-kebiasaan dan sikap-
sikap demikian sangat baik bila dimulai sejak kanak-kanak di dalam
kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Atas dasar
itu anak tersebut akan menggambarkan bermacam-macam pola atau
bentuk kerjasama setelah dia menjadi dewasa.
Bentuk kerjasama tersebut dapat berkembang dan terwujud apabila
orang memiliki kesadaran dalam dirinya dimanapun berada, di rumah, di
sekolah, di jalan raya dsb..
Bentuk-bentuk kerjasama dalam berlalu lintas antara lain sebagai berikut::

1) Saling membantu.
Ketika kita berlalu lintas, kemungkinan mengalami kesulitan seperti
ban meletus, kendaraan rusak, dan sebagainya. Dalam keadaan
seperti itu kita memberlukan bantuan orang lain. Oleh karena
kerjasama saling membantu sesama pengguna jalan diperlukan
sekali.

30 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
2) Saling peduli
Sikap peduli adalah sikap yang responsive atau tanggap terhadap
kejadian di lingkungan. Ketika orang lain mengalami kecelakaan,
maka sikap peduli kita wujudkan dengan cara melaporkan kejadian
kepada kepolisian, memberi pertolongan kepada orang yang
mengalami kecelakaan,
3) Saling bertanggung jawab.
Tanggung jawab adalah sikap satria seseorang. Dalam berlalu
lintas bentuk tanggung jawab diperlukan sekali. Tanggungjawab
menciptakan ketertitiban berlalu lintas menjadi kewajiban kita
bersama. Ketika kita menjadi penyebab musibah kecelakaan di
jalan, maka harus bertanggung jawab. Tidak bleh melarikan diri,
menghindari dari tanggung jawab, atau tidak mau berurusan. Coba
bayangkan bila kejadian itu menimpa diri Anda, kemudian tabrak
lari, bagaimana perasaan Anda? Pasti jengkel, kesal, marah-marah,
dan sebagainya.
4) Saling menolong.
Hidup ini tidak bisa sendirian, semua orang memerlukan sikap
saling menolong. Demikian juga ketika berlalu lintas diperlukan
sikap saling menolong, seperti ketika terjadi kecelakaan, kita
memerlukan pertolongan orang lain. Siapa yang suka menolong,
kelak akan ditolong bila mengalami kesulitan, musibah, atau
kecelakaan. Saling menolong adalah perilaku luhur, mulia, karena
itu dalam berlalu lintas harus kita terapkan
5) Saling membantu
Komponen pengguna jalan harus saling bekerjasama dalam berlalu
lintas. Komponen pengguna jalan meliputi warga masyarakat,

Pendidikan Lalu Lintas 31


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
pengguna jalan, kepolisian, dinas kesehatan, dinas transportasi,
dan pekerjaan umum. Bila terjadi kecelakan, tanah longsor atau
bencana alam yang berakibat jalanan rusak, maka kita harus
bekerjsama untuk mengatasi hambatan tersebut.
6) Saling menghormati.
Setiap orang berhak untuk menggunakan jalan. Oleh karena
itu diperlukan sikap saling menghormati. Saling menghormati
merupakan bentuk kerjasama menempatkan posisi orang lain
seperti dirinya. Kalau posisi dirinya merasa berhak menggunakan
jalan, maka orang orang lain juga mempunyai hak yang sama
dalam menggunakan jalan. Oleh karena itu kalau diri Anda ingin
dihormati, hormatilah orang lain. Saling menghormati diperlukan
agar tercipta suasana tertib di manapun berada, termasuk di jalan
raya.
7) Saling menghargai.
Setiap orang diciptakan memiliki martabat. Martabat adalah hargai
diri seseorang di tengah-tengah orang lain. Saling menghargai
sesama pengguna
jalan merupakan
sikap kerjasama yang
diperlukan, karena
sikap tersebut akan
dapat mendorong
terciptanya suasana
harmonis dalam
berlalu lintas. Agar
Anda dihargai
sesama pengguna
jalan, maka ketika
berlalu lintas harus santun, tidak memotong jalan, tidak zig-zag
dalam berkendaraan, tidak ugal-ugalan dalam berkendaraan, tidak
berkata-kata kotor di depan sesama pengguna jalan, memberikan
kesempatan kepada orang lain yang mendahului, dan sebagainya.

32 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Studi Kasus
Petunjuk
1. Bacalah dan cermati kasus di bawah ini.
2. Jawabanlah kasus atau permasalahan di bawah ini

Apakah dalam berlalu lintas diperlukan kerjasama? Kita melihat kejadian di jalan
raya bahwa sebagai pengguna jalan, ada yang sebagai penumpang umum, atau
pribadi. Selama ini ketika terjadi kecelakaan, ada yang tidak peduli. Walau kita
makluk sosial, sikap/perilaku tersebut masih kita jumpai di masyarakat. Tapi ada
juga yang secara spontan muncul kerjasama tanpa ada komando atau perintah,
atau dengan kata lain muncul atas kesadaran hati nurani yang bersangkutan.
Kerjasama juga bisa terjadi antar lembaga atau institusi pemerintahan dalam
menangani fenomena/permasalah lalu lintas.
1. Kasus apa yang terdapat dalam bacaan di atas?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………. .……
2. Bagaimana peran diri kita ketika melihat kerjadian keelakaan di sekitar kita?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………...
3. Mengapa semua komponen seperti kepolisian, dinas pekerjaan umum,
dinas perhubungan, dinas kesehatan, masyarakat pengguna jalan, dinas
transportasi, dsb, dalam menangani permasalahan berlalu lintas diperllukan
kerjasama?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………
4. Berikan contoh minimal 5 sikap dan perilaku yang mendukung kelancaran
dan ketertiban serta keselamatan berlalu lintas.
……………………………………………………………………………

Pendidikan Lalu Lintas 33


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5. Bagaimana membangun bentuk-bentuk kerjasama dalam berlalu lintas?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………
Membangun Kapasitas Berlalu Lintas
Mari kita biasakan diri kita untuk saling memberi pertolongan atau bantuan
ketika terjadi kecelakaan, musibah atau permasalahan dalam berlalu lintas.

34 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Kompetensi Dasar 4
1.4 Mendukung karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Ke-
satuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.4 Menampilkan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Ke-
satuan Republik Indonesia
3.4 Mengasosiasikan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia
4.4 Mewujudkan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Ke-
satuan Republik Indonesia.

4. Mari Kita Wujudkan Daerah Tempat Tinggal Tertib dalam Berlalu Lintas.
a. Daerah Tempat Tinggal Menuju Tertib Berlalu Lintas
Dalam pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa
Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan. Ini mengandung
makna bahwa daerah menjadi bagian utuh tak terpisahkan dalam wadah
NKRI.

Dikaitkan dengan kehidupan berlalu lintas, maka daerah merupakan


bagian utuh berlakunya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, walaupun daerah memiliki hak otonomi. Setiap
daerah memiliki hak untuk mengatur kendaraan berlalu lintas. Daerah
juga berhak untuk mengendalikan dan merekayasa alur kendaraan agar
tidak terjadi kemacetan. Kerjasama pemerintah pusat dan daerah, maka

Pendidikan Lalu Lintas 35


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
daerah juga berhak untuk meregistrasi kendaraan di daerah, tetapi tetap
dalam pengawasan dan komando Kepolisian Negara Republik Indonesia
Oleh karena itu daerah sebagai bagian
NKRI, berhak untuk menciptakan lalu
lintas yang tertib, aman, lancar dan
terkendali. Karena luasnya wilayah
NKRI maka sebagian tugas pemerintah
pusat diserahkan kepada daerah,
termasuk ke kepolisian daerah (POLRES
dan POLRESTA). Kerjasama Kepolisian
dengan pemerintah daerah dapat
dilihat dalam administrasi dalam satu
atap. Disitu ada unsur kepolisian yang
memeriksa kelengkapan administrasi
kendaraan bermotor, dinas pajak yang
menentukan besaran pajak yang harus
dibayarkan ke negara.
Terciptanya ketertiban, kenyamanan, keamanan dan keselamatan berlalu
lintas di daerah, juga menjadi indikator ketertiban berlalu lintas di tingkat
nasional. Di sekitar kita banyak perilaku berlalu lintas yang tidak sesuai
dengan aturan yang berlaku. Ingat bahwa kecelakaan lalu lintas berawal
dari kecerobohan dalam berkendaraan. Pernahkah Anda melihat
kejadian itu? Mari kita perhatikan kejadian kecelakan yang berakibat fatal.
Mungkin orang tua tidak sadar, bahwa anak belum cukup umur
mengendarai motor bisa terjadi kecelakaan. Itulah kecerobohan.
Pernahkah Anda melakukannya?
b. Peran Daerah untuk Menciptakan Ketertiban, Keselamatan dan
Kelancaran Berlalu Lintas.
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa menanagni masalah lalu
lintas melibatkan berbagai komponen instansi pemerintahan, baik
swasta maupun negeri.
1) Dinas Perhubungan
Berperan memberikan rambu-rambu di jalan, memberikan
penerangan jalan, menyediakan dan mengendalikan jumlah
transportasi umum di daerah masing-masing. Pengendalian ini

36 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
penting agar tidak terjadi kelebihan jumlah angkutan umum, karena
bisa menimbulkan masalah sosial seperti kemacetan, rawan konflik
antar sopir, rebutan penumpang dan sebagainya.
2) Dinas Pekerjaan Umum.
Berperan menyediakan sarana infrastruktur jalan, perbaikan jalan,
pengaspalan jalan, dan sebagainya.
3) Kepolisian daerah
Kepolisian daerah berperan melakukan identifikasi kendaraan,
pemberian SIM, pemberian sanksi bagi pelanggar lalu lintas,
pembinaan, rekayasa kelancaran kendaraan, pengendalan kepadatan
kendaraan di jalan dan sebagainya.
4) Dinas Pajak.
Melakukan penarikan pajak kendaraan bermotor di daerahnya,
menentukan biaya balik nama, menentukan denda keterlambatan
pembayaran pajak kendaraan bermotor dan sebagainya.
5) Jasa raharja.
Pihak swasta yang terlibat dalam peran lalu lintas adalah memberikan
jaminan sosial kepada siapa saja yang menurut Undang-Undang
berhak memperoleh asuransi atau jaminan sosial.

Pendidikan Lalu Lintas 37


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Studi Kasus
Coba Anda amati dari gambar. Catat dalam format ini dan tunjukkan
dimana letak pelanggarannya?

Kasus Perilaku Jenis pelaranggan Komentar terhadap


kesalahan
1 Tidak menggunakan Setiap naik motor harus
helm menggunakan helm SNI
agar kepala terlindungi
dari benturan
2.
3
1
2
3
4

1. 1
2. 2
3. 3
4. 4

Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan nomor 22 Tahun 2009


pada pasal 77 ayat 1 menyatakan “Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi
sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan. Untuk
memperoleh SIM harus berusia 17 tahun atau sudah nikah. Oleh
karena itu anak belum cukup umur atau memenuhi syarat tidak boleh
mengendarai kendaraan bermotor.
Pengemudi mobil ketika mengendarai kendaraan memakai handphone,
sehingga tidak konsentrasi, akibatnya menabrak pengendara motor di
depannya. Hal ini melanggar pasal 283 yang menyatakan “Pengemudi
yang tidak wajar (ugal-ugalan, ngebut, zig-zag), atau melakuan aktivitas
lain sehingga mengganggu konsentarasi dalam mengemudikan
kendaraannya, dapat dikenakan sanksi pidana kurungan maksimal 3
bulan atau denda Rp 750.000,-. Bisa juga dikenakan pasal 273 ayat 2 yang
menyatakan Pengemudi mengakibatkan orang lain korban luka berat

38 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
pidana kurungan maksimal 1 tahun atau denda 24 juta rupiah. Apabila
korban meninggal dunia sesuai dengan pasal 273 ayat 3 dikenakan
sanksi pidana kurungan maksimal 5 tahun atau denda120 juta rupiah.
Karena itu janganlah naik motor kalau belum memenuhi syarat sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Penyesalan muncul ketika sudah kejadian, Oleh karena itu sebelum
penyesalan datang, patuhi rambu-rambu dan aturan berlalu lintas,
Kadang orang tua bangga ketika anak yang belum cukup umur bisa
menaiki motor, bahkan menyetir.
c. Ayo Belajar UU No. 22 Tahun 2009.
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 bagi pengendara bermotor yang
melanggar aturan dapat dikenai sanksi sebagai berikut:

Apakah Anda sudah Tahun tentang Undang-Undang


Nomor 22 Tahun 2009

Pasal UU No. 22
No Jenis Peraturan Sanksi
Tahun 2017
1 Pengemudi tidak bisa menunjuk- Pasal 281 jo Pasal 77 Pidana kurungan maksimal 4
kan surat ijin mengemudi ayat (1) bulan atau denda 1 juta rupiah

Pendidikan Lalu Lintas 39


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Pasal UU No. 22
No Jenis Peraturan Sanksi
Tahun 2017
2 Untuk mendapatkan Surat Izin Pasal 81 ayat 1 Pidana kurungan maksimal 4
Mengemudi sebagaimana dimak- bulan atau denda 1 juta rupiah
sud dalam Pasal 77, setiap orang
harus memenuhi

persyaratan usia, administratif, kese-


hatan, dan lulus ujian
3 Syarat usia sebagaimana dimaksud Pasal 81 ayat 2 Pidana kurungan maksimal 4
pada ayat (1) bulan atau denda 1 juta rupiah

ditentukan paling rendah sebagai


berikut
4 Syarat memperoleh SIM Pasal 81 ayat 2 Pidana kurungan maksimal 4
a. usia 17 (tujuh belas) tahun bulan atau denda 1 juta rupiah
untuk Surat Izin Mengemudi
A, C dan D
b. usia 20 (dua puluh) tahun
untuk Surat Izin Mengemudi B
I; dan
c. usia 21 (dua puluh satu) tahun
untuk Surat Izin Mengemudi B
II
5 Pengemudi motor tidak meng- pasal 281 ayat (1) Pidana kurungan maksimal
gunakan helm standar nasional 1 bulan atau denda 250 ribu
Indonesia (SNI) rupai
6 Pengemudi motor membawa pen- pasal 291 ayat 2 pidana kurungan maksimal
umpang dan tidak memakai helm 1 bulan atau denda 200 ribu
standar nasional Indonesia rupiah
7 Pengemudi tidak menyalakan pasal 293 ayat 3 pidana kurungan maksimal
lampu utama 1 bulan atau denda 100 ribu
rupiah
8 Pengemudi yang tidak wajar pasal 283 pidana maksimal 3 bulan atau
(ugal-ugalan, ngebut, sik-zak), atau denda 750 ribu rupiah
melakuan aktivitas lain sehingga
mengganggu konsentarasi
9 Pengemudi mengakibatkan orang pasal 273 ayat 2 pidana kurungan maksimal
lain korban luka berat 1 tahun atau denda 24 juta
rupiah
10 Pengemudi mengakibatkan orang pasal 273 ayat 3 pidana kurungan maksimal
lain meningga dunia 5 tahun atau denda120 juta
rupiah
11 Pengemudi motor yang tidak layak pasal 285 (1) dipidana kurungn maksimul
memenuhi syarat teknis dan laik 1 tahun atau denda 250 ribu
jalan rupiah
12 Pengemudi kendaraan bermotor pasal 284 pidana kurungan maksimal
tidak mengutamakan keselamatan 2 bulan atau denda 500 juta
pejalan kaki rupiah
13 Pengemudi kendaraan yang pasal 287 ayat 2 pidana kurungan maksimal
melanggar aturan peintah atau 2 bulan atau denda 500 ribu
larangan yang dinyatakan dengan rupiah
alat pemberi isyarat lalu lintas

40 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Pasal UU No. 22
No Jenis Peraturan Sanksi
Tahun 2017
14 Kendaraan Bermotor tidak dileng- Psl 288 ayat (1) jo Psl 106 Pidana kurungan maksimal 2
kapi dengan STNK atau Surat Tanda ayat (5) huruf a. bulan atau denda maksimal Rp.
Coba Kendaraan (STCK) 500.000
15 Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Pasal 280 jo pasal 68 Pidana kurungan maksimal 2
(STNKB) tidak Sah. yang ditetapkan ayat (1) bulan atau denda maksimal Rp.
oleh Polri 500.000

16 Perlengkapan yg dapat membaha- Pasal 279 jo Pasal 58. Pidana kurungan maksimal 2


yakan keselamatan pengendara/ bulan atau denda maksimal Rp.
orang lain seperti Bumper tanduk 500.000
dan lampu menyilaukan
17 Tidak mengenakan Sabuk Kesela- Psl 289 jo Psl 106 Ayat Pidana kurungan maksimal 1
matan (6) bulan atau denda maksimal Rp.
250.000
18 Melanggar aturan tata cara Pasal 287 ayat (6) jo Pidana kurungan maksimal 1
penggan- dengan dan penempe- pasal 106 (4) hrf h bulan atau denda maksimal Rp
lan dengan kendaraan lain 250.000

18 Membelok atau berbalik arah tidak Pasal 294 jo pasal 112 Pidana kurungan maksimal 1
memberikan isyarat dengan lampu (1). bulan atau denda maksimal Rp
penunjuk arah atau isyarat tangan 250.000
saat akan membelok atau berbalik
arah
20 Melanggar Rambu atau maka Psl 287 ayat(1) jo psl Pidana kurungan maksimal 2
jalan.melanggar aturan Perintah 106(4) hrf (a) dan Psl 106 bulan atau denda maksimal Rp
atau larangan yang dinyatakan ayat(4) hrf (b) 500.000
dengan Rambu lalu lintas atau
Marka
21 Berpindah lajur atau bergerak Pasal 295 jo pasal 112 Pidana kurungan maksimal 1
ke samping. Tidak memberikan ayat (2) bulan atau denda maksimal Rp
isyarat saat akan ber[pindah lajur 250.000
atau bergerak kesamping

22 Melanggar aturan Perintah atau Psl 287 ayat (2) jo Pidana kurungan maksimal 2
larangan yang dinyatakan dgn alat psl 106(4) hrf (c) bulan atau denda maksimal Rp
pemberi isyarat Lalu Lintas. 500.000

23 Tidak mengutamakan pejalan kaki Pasal 284 jo 106 ayat (2). Pidana kurungan maksimal 2
atau pesepeda bulan atau denda maksimal Rp
500.00
24 Pengemudi kedaraan bermotor Pasal 287 ayat 2 Pidana kurungan maksimal 1
yang melanggar perintah atau bulan atau denda maksimal Rp
larangan yang dinyatakan dengan 250.000
alat pemberi lalu lintas (bleok ke
kekiri dan atau kekanan
25 Pengemudi kedaraan bermotor Pasal 296 pidana maksimal 3 bulan atau
yang melanggar perlintasan kereta denda 750 ribu rupiah
apiketika sinyal sudah berbunyi,
palang pintu sudah tertutup.

Pendidikan Lalu Lintas 41


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Pasal UU No. 22
No Jenis Peraturan Sanksi
Tahun 2017
26 Setiap orang yang menggunakan Pasal 105 Pidana kurungan maksimal 1
Jalan wajib:berperilaku tertib. bulan atau denda maksimal Rp
250.000
27 Setiap orang yang mengemu-dikan Pasal 106 ayat 4 Pidana kurungan maksimal 1
Kendaraan Bermotor di bulan atau denda maksimal Rp
Jalan wajib mematuhi ketentuan 250.000
a. rambu perintah atau rambu
larangan;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas;
d. gerakan Lalu Lintas;
e. berhenti dan Parkir;
peringatan dengan bunyi dan
sinar;
g. kecepatan maksimal atau
minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan
penempelan dengan Kenda-
raan lain.
28 Setiap orang yang mengemudi-kan Pasal 106 ayat 9 Pidana kurungan maksimal 1
Sepeda Motor tanpa kereta samp- bulan atau denda maksimal Rp
ing dilarang membawa Penump- 250.000
ang lebih dari

1 (satu) orang.

d. Parkir Sembarang Dapat Mengganggu Kelancaran Berlalu Lintas


Di beberapa daerah, khususnya kota metropolitan untuk menjaga
keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas
pemerintah daerah setempat membuat peraturan daerah, seperti
pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan Peraturan daerah No. 5 Tahun
2014) salah satu pasalnya berbunyi Setiap kendaraan yang diparkir di
tepi jalan umum dan dapat mengganggu kelancaran lalu lintas dapat di
derek, diambil pentil, dan dikunci rodanya.

42 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Banyak rambu-rambu yang diabaikan para pengguna jalan, pada hal
rambu-rambu jalan dipasang untuk peringatan, larangan dan petunjuk.
Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagai
peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
Setelah memahami rambu-rambu dan sanksi-sanksinya marilah
pemahaman tersebut kita praktikan dalam kehidupan berlalu lintas
sehari-hari. Semoga dalam kehidupan yang tertib dapat menyelamatkan
diri kita maupun orang lain.
Studi Kasus
Mari berlatih agar semakin memahami aturan-aturan berlalu lintas dan
tidak meniru seperti pada gambar-gambar di bawah ini.

Pasal dalam UU No. 22 Sanksi Pelang-


Jenis pelanggaran
Tahun 2017 gar

Pendidikan Lalu Lintas 43


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Pasal dalam UU No. 22 Sanksi Pelang-
Jenis pelanggaran
Tahun 2017 gar

e. Ayo Kita Memahami Rambu-Rambu Lalu Lintas


Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi
sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna
Jalan (pasal 1 ayat 17 UU No 22 Tahun 2009)
Rambu-rambu dengan warna dasar kuning merupakan rambu-
rambu peringatan, artinya memberi peringatan kepada pengguna
jalan. Rambu warna dasar putih merupakan rambu larangan, artinya
menyatakan perbuatan yang di larang atau tidak boleh dilakukan bagi
pengguna jalan. Seangkan rambu-rambu warna dasar biru adalah rambu
untuk memberi petunjuk bagi pengguna jalan. Disamping ketiga rambu
tersebut, terdapat rambu tambahan yang digunakan untuk waktu-waktu
tertentu. Berikut ini fungsi rambu sesuai dengan warna dasarnya.

44 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
1) Rambu Larangan
Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang
dilarang dilakukan oleh pengguna jalan.

RAMBU-RAMBU LARANGAN

Pendidikan Lalu Lintas 45


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
2). Rambu Peringatan
Rambu-rambu peringatan
digunakan untuk peringatan
kemungkinan ada bahaya atau
tempat berbahaya di bagian jalan
di depannya

RAMBU-RAMBU PERINGATAN

46 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
3) Rambu Petunjuk
Rambu-rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk
jurusan, jalan, situasi, kota, tempat pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi
pengguna jalan.

Pendidikan Lalu Lintas 47


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
RAMBU-RAMBU PETUNJUK

Berdasarkan Permenhub No 13 tahun 2014 pasal 18 menyatakan bahwa


rambu petunjuk digunakan untuk memandu Pengguna Jalan saat
melakukan perjalanan atau untuk memberikan informasi lain kepada
pengguna jalan. Rambu Petunjuk merupakan rambu yang bertujuan
untuk memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi/
pengguna jalan atau pemakai jalan lainnya, mengenai arah yang harus

48 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
ditempuh atau letak suatu kota atau tempat populer/ instalasi/instansi/
fasum penting yang akan dituju lengkap dengan nama dan petunjuk
arah letak di mana lokasi fasilitas umum dan sosial.
Rambu petunjuk di Indonesia mempunyai background warna hijau atau
biru mencolok dengan tulisan dan tanda putih, memiliki bentuk persegi
panjang dengan ukuran besar, karena secara umum dipasang pada
tempat yang tinggi di tengah jalan raya besar untuk menarik perhatian
para pengguna jalan raya sehingga penggunaan efek retro-reflektif wajib
untuk rambu petunjuk ini.
4). Rambu Tambahan
Berdasarkan Permenhub No 13 tahun 2014 pasal 30 menyatakan bahwa
Papan Tambahan digunakan untuk memberi keterangan tambahan yang
diperlukan untuk menyatakan Rambu Lalu Lintas hanya berlaku untuk
nilai dan arah tertentu dengan menggunakan kata-kata. Papan tambahan
harus memuat tulisan yang bersifat khusus, singkat, jelas, mudah, dan
cepat dimengerti oleh pengguna jalan. Contoh rambu papan tambahan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Rambu tambahan digunakan untuk memuat keterangan yang diperlukan
untuk menyatakan hanya berlaku untuk waktu-waktu tertentu jarak &
jenis kendaraan tertentu ataupun perihal lainnya

Gambar 14 Papan Tambahan

Pendidikan Lalu Lintas 49


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
.
Penyelenggaraan Rambu Lalu Lintas dilakukan oleh: a) Menteri, untuk
jalan nasional; b) gubernur, untuk jalan provinsi; c) bupati, untuk jalan
kabupaten dan jalan desa; dan d) walikota, untuk jalan kota. Sedangkan
penyelenggaraan Rambu Lalu Lintas untuk jalan tol dilakukan oleh
penyelenggara jalan tol setelah mendapatkan penetapan Menteri.
5). Rambu Sementara
Rambu sementara tidak dipasang secara tetap dan digunakan dalam
keadaan dan kegiatan tertentu.
Studi Kasus
Banyak rambu yang harus Anda kenal dan pahami demi keselamatan di jalan.
Memahami rambu-rambu, alat pemberi isyarat dan mematuhi aturan berlalu
lintas adalah awal dari keselamatan. Untuk itu isilah latihan berikut ini.

Pasal Dan Sanksi Dalam UU No.


Rambu-Rambu Kasus pelanggara
22 Tahun 2009
Bila ada pengemudi me- ……………………………………..
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi ……………………………………..
pelanggaran tersebut ……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
Bila ada pengemudi me- ……………………………………..
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi ……………………………………..
pelanggaran tersebut ……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
Bila ada pengemudi me- ……………………………………..
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi ……………………………………..
pelanggaran tersebut ……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….

50 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Pasal Dan Sanksi Dalam UU No.
Rambu-Rambu Kasus pelanggara
22 Tahun 2009
Bila ada pengemudi ……………………………………..
melanggar alat pemeri
isyarat lalu lintas berwar- ……………………………………..
na merah Jelaskan pasal ……………………………………..
dan sanksi pelanggaran
tersebut …………………………………….
…………………………………….
Bila anda tidak mengi- ……………………………………..
kuti petunjuk rambu ini
apa akibatnya? ……………………………………..
……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
Bila ada pengemudi me- ……………………………………..
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi ……………………………………..
pelanggaran tersebut ……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
Bila ada pengemudi me- ……………………………………..
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi ……………………………………..
pelanggaran tersebut ……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
Bila ada pengemudi me- ……………………………………..
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi ……………………………………..
pelanggaran tersebut ……………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
Bila ada pengemudi me-
langgar tanda rambu ini.
Jelaskan pasal dan sanksi
pelanggaran tersebut

Pendidikan Lalu Lintas 51


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
6) Marka Jalan
Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan Jalan atau
di atas permukaan Jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang
membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang
yang berfungsi untuk mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi
daerah kepentingan Lalu Lintas

12 GERAKAN ABA-ABA LALU LINTAS

Berhenti dari Berhenti dari Berhenti dari arah


arah depan arah belakang depan dan belakang

52 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Berhenti dari Berhenti dari Berhenti dari arah
arah depan arah belakang depan dan belakang

Percepat dari Percepat dari Perlambat dari


kiri Polisi kanan Polisi Depan Polisi

Perlambat dari Berhenti untuk Berhenti untuk


Belakang Polisi kendaraan dari kendaraan yang
semua arah ditunjuk

Pendidikan Lalu Lintas 53


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
C.
BAGAIMANA PENDIDIKAN LALU LINTAS DALAM KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
Pendidikan lalu lintas dapat dilakukan sekaligus disosialisasikan melalui
berbagai kegiatan ekstra kurikuler, misalnya pelatihan di kepramukaan,
patroli kemanan sekolah, dan kegiatan-kegiatan lain yang mengarah pada
penumbuhan kesadaran kepada siswa agar bisa menjaga dirinya dari berbagai
tindakan tidak terpuji, seperti melanggaran aturan berlalu lintas (berkendaraan
sepeda motor tanpa surat-surat; tanpa helm; menyeberang sembarangan
dan lain sebagainya) tidak berdisipilin diri, tidak bertanggungjawab, dan
selalu menghargai atau peduli pada keadaan orang lain. Kegiatan lain seperti
pertandingan olah raga dapat melatih sportifitas siswa, kegiatan Paskibra
dapat melatih siswa untuk disiplin dan tanggungjawab.
Patroli Keamanan Sekolah atau dapat disingkat PKS adalah salah satu jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang umum ditemui di sekolah-sekolah di Indonesia
yang dibentuk 5 Mei 1965.

Gambar 15: Siswa SMP Menggunakan Seragam PKS


Sumber: khopip.wordpress.com

54 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Jika kita mendengar
kata Patroli, tentunya
kita teringat tugas-
tugas pengawasan
daerah sesuai dengan
perincian tugas yang
dibebankannya,
Misalnya Patroli Jalan
Raya (PJR) adalah patroli
Polisi Lalu Lintas yang
tugasnya mengadakan
pengawasan keamanan,
ketertiban, kelancaran lalu lintas sepanjang jalan tersebut. Begitu pula PKS
tidak jauh beda tugasnya dengan PJR tetapi yang membedakannya adalah
ruang lingkup tugasnya, PJR bertugas di sepanjang jalan raya sedangkan PKS
di lingkungan sekolah serta jalan menuju ke sekolah.
Didasarkan oleh rasa memiliki terhadap sekolah di dalam menjaga ketertiban
dan keamanannnya, maka para pelajar mewujudkan hal tersebut ke dalam
suatu wadah organisasi guna mempermudah pengkoodinasiannya. Untuk
itulah maka pada tanggal 5 Mei 1975 dibentuklah suatu wadah yang
bernama Polisi Keamanan Sekolah. Pada saat itulah ruang lingkup tugas
yang diemban Polisi Keamanan Sekolah masih sempit, yaitu hanya sebatas
menjaga keamanan sekolah dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
siswa tersebut. Untuk memperluas ruang lingkup dari tugas Polisi Keamanan
Sekolah, maka pada tanggal 5 Juni 1975 Polisi Keamanan Sekolah diganti
namanya dengan Patroli Keamanan Sekolah dengan persetujuan dari Bapak
Letkol. Anton Soedjarwo. Ruang lingkup dari Patroli Keamanan Sekolah
mengalami peluasan dan penyempitan. Tugas disempitkan dalam bidang
keamanan, Di mana tugas yang diemban Patroli Keamanan Sekolah hanya
sebagai pengawas atau pemantau dari tindakan-tindakan negatif yang terjadi
di sekolah untuk selanjutnya dilaporkan kepada pihak guru. Sedangkan
perluasannya yaitu pada bidang kelalulintasan, di mana seluruh anggota
Patroli Keamanan Sekolah wajib mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas.
1. Apakah tugas PKS?
Tugas PKS adalah mengatur lalu lintas di lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitar sekolah, terutama pada saat menyeberangkan siswa-
siswi yang akan menuju ke sekolah maupun yang akan meninggalkan
sekolah. PKS juga dapat bertugas di tempat-tempat lain yang sedang

Pendidikan Lalu Lintas 55


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
melaksanakan kegiatan sekolah, umpamanya pada saat kegiatan Porseni,
menyambut perayaan hari-hari besar dan kegiatan lainnya. Walaupun
semata-mata PKS bertugas untuk kawan-kawan sesekolahnya, dibenarkan
juga kalau mereka melaksanakan tugasnya terhadap pemakai jalan lain,
seperti menyeberangkan siswa-siswi dari sekolah lain. Orang lanjut usia
atau siapa saja yang ada di tempat itu dan memerlukan pertolongan,
bahkan anggota PKS pun bisa membantu tugas para Polisi yang ada di
jalan, oleh karena itu seluruh anggota Patroli Keamanan Sekolah wajib
mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas.
2. Apakah tujuan pembentukan PKS
Dibentuknya Patroli Keamanan Sekolah tiada lain agar terciptanya rasa
aman, kenyamanan, ketertiban di kelas dan di lingkungan sekolah,
sehingga seluruh siswa dan guru dapat melaksanakan pembelajaran
dengan baik.
3. Siapakah anggota PKS?
Pada dasarnya keanggotaan Patroli Keamanan Sekolah terbuka bagi
seluruh siswa yang ada di sekolah itu, namun yang dapat menjadi anggota
PKS adalah siswa yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana tertulis
di bawah ini.
4. Apakah syarat-syarat menjadi anggota PKS?
Setelah melewati masa pendidikan minimal 12 kali masa latihan (3 bulan).
Para siswa yang dinyatakan lulus akan dilantik oleh inspektur upacara
pada saat penutupan yang dimaksud inspektur upacara adalah gubernur
atau kapolda atau yang mewakili. Pada waktu pelantikan setelah
salah satu dari siswa mendapatkan penyematan tKalian PKS (lencana)

56 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
dan diterimanya kelengkapan lainnya serta piagam Tanda lulus maka
semua anggota yang mengikuti kegiatan pendidikan telah sah menjadi
anggota PKS. Keanggotaan ini akan batal atau berakhir pada waktu yang
bersangkutan telah pindah ke lain daerah atau telah lulus dari sekolahnya
dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Bagaimana bentuk pelayanan PKS?
Bentuk pelayanan PKS kepada waga sekolah dan warga masyarakat
sekitar adalah memberikan bantuan untuk kelancaran, keamanan dan
kenyamanan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah, misalnya Porseni,
Peringatan Hari Besar Keagamaan, Acara kelulusan atau kenaikan kelas.
Sementara di bidang pengaturan lalu lintas, menjaga ketertiban dan
kelancaran lalu lintas di sekitar sekolah, termasuk menyeberangkan
temannya, menyeberangkan orang yang memerlukan pertolongan untuk
menyeberang.
6. Materi Patroli Keamanan Sekolah
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Apill)
1) Pengertian
Pengertian Alat Pemberi isyarat Lalu
Lintas menurut UU No. 22 Tahun
2009 adalah Perangkat elektronik
yang menggunakan isyarat lampu
yang dapat dilengkapi dengan
isyarat bunyi untuk mengatur Lalu
Lintas orang dan / atau kendaraan
dipersimpangan atau pada ruas
jalan
2) Jenis dan Fungsi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, terdiri dari 3 (tiga)
jenis, yaitu:
a) Lampu 3 (tiga) warna, terdiri dari warna merah, kuning dan hijau.
Lampu tiga warna ini digunakan untuk mengatur kendaraan.
Lampu tiga warna dapat dipasang dalam posisi vertikal atau
horisontal.
Apabila dipasang vertikal susunan lampu dari atas kebawah
dengan urutan merah, kuning dan hijau. Sedangkan kalau di

Pendidikan Lalu Lintas 57


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
pasang horisontal, susunan
lampu dari kiri ke kanan
menurut arah lalu lintas
dengan urutan merah,
kuning dan hijau.
Lampu tiga warna tersebut
dapat dilengkapi denagan
lampu warna merah dan
atau hijau yang memancarkan cahaya berupa tanda panah.
b) Lampu 2 (dua) Warna, terdiri dari warna merah dan hijau. Lampu
ini digunakan untuk mengatur kendaraan dan atau pejalan kaki.
Lampu dua warna dapat dipasang dalam posisi vertikal atau
horisontal. Bila dipasang dalam bentuk vertikal maka susunan
lampu dari atas kebawah adalah warna merah dan hijau.
Sedangkan bila dipasang secara horisontal maka susunan lampu
dari kiri ke kanan menurut arah lalu lintas dengan urutan merah
kemudian hijau.
c) Lampu 1 (satu) warna, yaitu berwarna kuning atau merah. Lampu
ini digunakan untuk memberikan peringatan bahaya kepada
pemakai jalan. Lampu satu warna ini dapat dipasang dalam posisi
vertikal atau horisontal.
3) Fungsi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
a) Lampu Tiga Warna
(1) Lampu warna hijau menyala setelah lampu warna merah
padam, mengisyaratkan bahwa kendaraan harus berjalan.
Apabila lampu Hijau yang memancarkan cahaya berupa
tanda panah menyala, lalu lintas yang akan menuju ke arah
yang ditunjuk oleh tanda panah tersebut harus berjalan.
(2) Lampu warna kuning menyala setelah lampu warna hijau
padam mengisyaratkan kendaraan yang belum sampai pada
batas berhenti atau sebelum tanda pemberi isyarat lalu lintas,
bersiap untuk berhenti dan bagi kendaraan yang sudah
sedemikian dekat dengan batas berhenti sehingga tidak
dapat lagi dengan aman dapat berjalan.

58 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
(3) Lampu warna merah menyala setelah lampu warna kuning
padam, mengisyaratkan kendaraan harus berhenti sebelum
batas berhenti dan apabila lajur lalu lintas tidak dilengkapi
dengan batas berhenti, kendaraan harus berhenti sebelum
alat pemberi isyarat lalu lintas.
(4) Apabila lampu warna merah yang memancarkan cahaya
berupa tanda panah menyala, lalu lintas yang akan menuju ke
arah yang ditunjuk oleh tanda panah, harus berhenti. Apabila
lampu tiga warna mengalami kerusakan sehingga tidak
berfungsi, secara otomatis lampu warna kuning menyala
berkedip yang mengisyaratkan agar pemakai jalan berhati-
hati.
(5) Dalam keadaan tertentu, dengan mempertimbangkan
kelancaran dan keselamatan lalu lintas, fungsu lampu tiga
warna dapat diganti dengan lampu kuning yang menyala
berkedip.
b) Lampu Dua Warna

Pendidikan Lalu Lintas 59


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
(1) Lampu Dua Warna, menyala secara bergantian berfungsi :
(a) Mengatur lalu lintas pada tempat penyebrangan pejalan
kaki.
(b) Mengatur lalu lintas kendaraan pada jalan tol atau
tempat-tempat tertentu lainnya.
(2) Lampu dua warna yang berfungsi mengatur lalu lintas apada
tempat penyebrangan, dapat dilengkapi dengan isyarat suara
dan harus memiliki simbol:
(a) Berbentuk orang berdiri, untuk lampu yang berwarna
merah yang apabila menyala mengisyaratkan agar
pejalan kaki dilarang memasuki jalur lalu lintas.
(b) Berbentuk orang berjalan untuk lampu yang berwana
hijau yang apabila menyala mengisyaratkan pejalan kaki
dapat menyebrang.
(3) Apabila lampu warna hijau sebagai mana dimaksud huruf b)
tersebut diatas menyala berkedip, mengisyaratkan pejalan
kaki yang berada dijalur lalu lintas segera mendekati jalur
lalu lintas yang terdekat atau seberang jalan, dan pejalan kaki
yang belum berada pada jalur lalu lintas dilarang memasuki
jalur lalu lintas.
c) Lampu Satu Warna
(1) Lampu satu warna yang berwarna kuning berkedip yang
dipasang pada jalur lalu lintas, mengsiyaratkan pengemudi
harus berhati-hati.
(2) Lampu satu warna yang berwarna merah dipasang pada
persilangan sebidang dengan jalan kereta api dan apabila
menyala, mengisyaratkan pengemudi harus berhenti.
(3) Lampu satu warna dapat dilengkapi dengan isyarat suara atau
tanda panah pada lampu yang menunjukkan arah datangnya
kereta api.
(4) Mamfaat Apil
a) Meningkatkan keselamatan LL pada persimpangan

60 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
b) Mengurangi/menghilangkan konflik
c) Mengontrol kecepatan kendaraan
d) Meningkatkan efisiensi pergerakan LL pada persimpangan
melalui efektivitas pemanfaatan kapasitas persimpangan
e) Pemberian fasilitas bagi penyeberang pejalan kaki
f ) Pengaturan distribusi dari kapasitas berbagai arah arus
lalu lintas (kendaraan umum, kendaraan pribadi, sepeda
motor dan lain-lain).
4) Keberhasilan ditentukan oleh :
a) Berkurangnya penundaan waktu (delay)
b) Angka kecelakaan berkurang
5) Penetapan Alat pemberi Isyarat Lalu Lintas.
a) Alat pemberi isyarat lalu lintas pada persimpangan, ditempatkan
pada sisi kiri jalur lalu lintas menghadap arah lalu lintas dan dapat
diulangi pada sisi kanan atau diatas jalur lalu lintas.
b) Alat pmberi isyarat Lalu Lintas pada persilangan sebidang
dengan jalan kereta api, ditempatkan pada sisi kiri jalur lalu lintas
menghadap arah lalu lintas dan dapat diulangi pada sisi kanan
jalur lalu lintas.
c) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas pada tempat penyebrangan
pejalan kaki, ditempatkan pada sisi kiri jalan/ kanan jalur lalu lintas,
menghadap ke arah pejalan kaki yang dilengkapi dengan tombol
permintaan untuk menyebrang.
d) Penempatan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintasdilakukansedemikian
rupa sehingga mudah dilihat dengan jelas oleh pengemudi,
pejalan kaki dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan.
e) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas yang ditempatkan pada
persimpangan di sisi jalur lalu lintas, tinggi lampu bagian paling
bawah sekurang-kurangnya 3,00 meter dari permukaan jalan.
f ) Apabila Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas ditempatkan di atas

Pendidikan Lalu Lintas 61


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
permukaan jalan, tinggi lampu bagian paling bawah sekurang-
kurangnya 5,50 meter dari permukaan jalan.
g) Ketinggian dan lokasi Penempatkan Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas tersebut di atas harus memenuhi ketentuan atau
mempertimbangkan :
(1) Kondisi Jalan dan Lingkungan
(2) Kondisi Lalu Lintas
(3) Aspek keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas

62 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
D. BAGAIMANA PENDIDIKAN LALU LINTAS BERBASIS PORTOFOLIO
Pendidikan Lalu Lintas telah menjadi agenda nasional dan internasional.
Perhatian yang serius ini merupakan bukti konkrit bahwa Pendidikan Lalu
Lintas diharapkan menjadi bagian yang integral dalam memperkuat dan
memperkokoh nilai-nilai karakter bangsa melalui proses pembelajaran di
sekolah.
Pendidikan Lalu Lintas untuk siswa di SMP/MTs dimaksudkan agar mereka
sebagai pelajar sekaligus sebagai warga negara memiliki pengetahuan tentang
berlalu lintas yang baik dan benar. Berdasarkan pengetahuan dan pemahaman
tersebut diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari dalam berlalu lintas. Dengan demikian dapat mengurangi atau bahkan
tidak akan terjadi pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, seperti tindakan
menyerobot lampu merah, bersepeda motor tidak menyalakan lampu di
siang hari, tidak menggunakan helm, berkendara dengan kecepatan tinggi
dengan zigzag sehingga membahayakan diri sendiri maupun orang lain, dan
sebagainya yang disebabkan kurangnya wawasan tentang peraturan berlalu
lintas.
Keterlibatan siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran pendidikan lalu
lintas, oleh karena itu perlu dikembangkan melalui pembelajaran yang dapat
memunculkan bahkan mengoptimalkan kreatifitas dan aktualisasi diri siswa,
bersifat menyenangkan, dan dilaksanakan dalam nuansa kebersamaan.
Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan
dan mengekspresikan diri sebagai individu maupun kelompok dalam proses
pembelajaran pendidikan lalu lintas. Oleh karena itu, guru hendaknya
mempelajari dan menerapkan model pembelajaran ini. Berikut dijelaskan
tentang langkah-langkah Pembelajaran Pendidikan Lalu Lintas Berbasis
Portofolio yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama antara guru dan
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas atau sekolah.

Pendidikan Lalu Lintas 63


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Langkah-langkah
Pembelajaran

Langkah 1: Langkah 2:
Mengidentifikasi Memilih Masalah
Masalah untuk Dikaji di Kelas

Langkah 3: Langkah 4:
Membuat dan
Mengumpulkan Mengembangkan
Informasi Portofolio Kelas

Langkah 5: Langkah 6:
Menyajikan Portofolio Merefleksi
Kelas Pengalaman Belajar

Gambar 17. Langkah-langkah Pembelajaran


Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie (2009:41)

Langkah-langkah pembelajaran tersebut secara terperinci dijelaskan


sebagai berikut:

No. Uraian Kegiatan Penjelasan


1 2 3
I Mengidentifikasi Masalah Lalu Lintas di Masyarakat
Contoh masalah yang dikaji/dibahas: • Pilihlah masalah
1. Pelanggaran lalu lintas di lingkungan lalu lintas yang
sekolah, kalian anggap
2. Pelanggaran lalu lintas di lingkungan sangat penting di
masyarakat, lingkunganmu.
3. Masalah yang berkaitan dengan standar • Carilah informasi
dan etika berlalu lintas di masyarakat, tentang masalah
4. Masalah Lalu lintas berkaitan dengan yang kalian pilih
lingkungan hidup, dengan cara
5. Masalah-masalah usia remaja yang bertanya
berkaitan dengan lalu lintas, dan lain-lain.

64 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Daftar pertanyaan: • kepada guru,
1. Apakah masalah yang dipilih adalah anggota keluarga,
masalah yang penting bagi kalian dan teman, tetangga,
masyarakat sekitar? Mengapa penting, dan orang yang
berikan alasan! kalian anggap
2. Lembaga manakah atau siapakah yang memahami
bertanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut,
masalah tersebut? membaca majalah,
3. Kebijakan apakah, jika sudah ada, yang koran/ tabloid,
diambil pemerintah dalam mengatasi mendengarkan
masalah tersebut? radio dan
Jika memang sudah ada kebijakan dari menyaksikan TV/
pemerintah, jawablah pertanyaan berikut: internet.
a. Apakah kelebihan dan kekurangan • Catatlah informasi
adanya kebijakan tersebut? yang diperoleh
b. Adakah kemungkinan kebijakan itu untuk didiskusikan
diperbaharuhi? Bagaimana caranya? di kelas. Hal yang
c. Apakah kebijakan itu perlu diganti? dicatat merupakan
Mengapa? jawaban dari
pertanyaan-
4. Apakah dalam masyarakat ditemukan pertanyaan pada
adanya perbedaan-perbedaan pendapat daftar yang
berkenaan dengan dibuatnya kebijakan terdapat di kolom
tersebut? Jelaskan silang pendapat dua tabel ini.
tersebut !
5. Dari mana kalian dapat memperoleh
lebih banyak informasi tentang masalah
itu? Langkah-langkah apakah yang dapat
kalian lakukan ?
II Memilih Masalah untuk Dikaji/Dibahas di Kelas
1. Tulislah judul masalah yang kalian pilih di Berdasarkan
papan tulis/white board pengetahuan kalian
2. Adakan pemilihan secara demokratis dari hasil pencarian
tentang judul masalah yang akan dibahas informasi dalam
di kelas dengan cara memilih salah satu mengidentifikasi
judul masalah yang telah ditulis di papan masalah,
tulis/ white board.

Pendidikan Lalu Lintas 65


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
3. Setelah terpilih satu judul masalah yang kalian pilih tersebut
dikaji, selanjutnya identifikasi bersama untuk dikaji/dibahas
dengan teman-teman di kelas dari mana di kelas dengan
mendapatkan sumber informasi berkaitan langkah seperti
dengan masalah yang dipilih. dijelaskan pada
4. Langkah selanjutnya adalah pembagian kolom dua tabel
kelompok untuk mencari informasi dari ini. selanjutnya
sumber yang telah ditentukan pada usulkanlah judul
langkah ketiga. masalah yang sudah
III Mengumpulkan Informasi Berkaitan dengan Masalah yang Dikaji
Buatlah format sebagai panduan untuk • Contoh format
mencari informasi, misalnya: wawancara,
1. Format Wawancara sumber-sumber
2. Format sumber informasi media cetak cetak, maupun
3. Format sumber informasi radio/televisi elektronik, dan
4. Format untuk mengecek apakah kebijakan format landasan
yang diusulkan sesuai dengan UUD NRI konstitusional
1945 merupakan
lampiran yang tidak
terpisahkan dari
buku ini.
• Informasi yang
diperoleh dari
satu pok, sering
bermanfaat bagi
lebih dari satu pok.
• Jika satu atau dua
pok tidak memiliki
seluruh informasi
yang diperlukan
untuk mengerjakan
tugasnya, pok lain
membantunya.
IV Membuat dan Mengembangkan Portofolio Kelas
Pada tahap ini kalian telah menyelesaikan penelitian yang memadai
untuk memulai membuat portofolio kelas. Selanjutnya ikuti langkah
berikut:

66 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
1. Konsultasikan kepada Gurumu tentang
tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh
kelas secara bersama-sama.
2. Kelas dibagi dalam 4 kelompok dan setiap
kelompok akan bertanggung jawab
untuk membuat satu bagian portofolio.
Keempat kelompok tersebut adalah
sebagai berikut.
Portofolio Kelompok 1:
Menjelaskan masalah yang dikaji, dengan cara seperti di bawah ini.
1. Menjawab pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana seriusnya masalah yang ada di masyarakat
b. Seberapa luas masalah tersebut tersebar pada bangsa atau
negara
c. Mengapa masalah tersebut harus ditangani pemerintah (jika
ada)
d. Jika ada, lembaga pemerintah manakah yang harus
bertanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut
e. Haruskah seseorang juga bertanggung jawab untuk
memecahkan masalah tersebut, dan mengapa
f. Adakah silang pendapat di masyarakat berkenaan dengan
masalah tersebut
g. Siapakah orang, kelompok atau organisasi masyarakat yang
berpihak pada masalah tersebut
h. Apa yang kelompok lakukan berkenaan dengan masalah
tersebut .
2. Mengidentifikasi dan mencatat sumber-sumber informasi yang
diperoleh, seperti dari pakar, profesional, tokoh masyarakat, tokoh
agama, lembaga pemerintah atau swasta dan lain-lain, selanjutnya
ditulis/diketik.
3. Menyajikan masalah dengan grafik, peta, photo, kartun, artikel
surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya yang berasal dari
sumber cetakan atau penerbitan atau bahkan dibuat sendiri oleh
kelompok.
4. Hasil pekerjaan disusun pada portofolio tayangan I (satu) dengan
cara menempelkan pada papan/karton/stereofoam/kardus bekas.
Sumber informasi lainnya yang tidak ditempel disimpan pada
portofolio dokumentasi kelompok 1 (satu) yang disusun pada
map.

Pendidikan Lalu Lintas 67


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Portofolio Kelompok 2
Menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah,
dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih dua atau tiga kebijakan, setiap kebijakan yang dipilih berilah
rangkuman jawaban atas pertanyaan berikut :
a. Kebijakan apakah yang kelompok usulkan
b. Apakah kelebihan dan kekurangan kebijakan tersebut
2. Mengidentifikasi dan mencatat sumber-sumber informasi yang,
diperoleh seperti dari pakar, profesional, tokoh masyarakat, tokoh
agama, lembaga pemerintah atau swasta dan lain-lain, selanjutnya
ditulis/diketik.
3. Menyajikan masalah dengan grafik, yang meliputi grafik, peta,
photo, kartun, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya
yang berasal dari sumber cetakan atau penerbitan atau bahkan
dibuat sendiri oleh kelompok.
4. Hasil pekerjaan disusun pada portofolio tayangan 2 (dua) dengan
cara menempelkan pada papan/karton/stereofoam/kardus bekas.
Sumber informasi lainnya yang tidak ditempel disimpan pada
portofolio dokumentasi kelompok 2 (dua) yang disusun pada map.
Portofolio Kelompok 3
Menjelaskan satu usulan kebijakan untuk mengatasi masalah.
Kebijakan yang diusulkan kelompok harus disepakati dan mendapat
dukungan kelas, selanjutnya melakukan justifikasi terhadap usulan
kebijakan tersebut, artinya kebijakan yang diusulkan hendaknya
sesuai dengan konstitusi (hukum dan perundang-undangan negara)
dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara. Dalam
membuat satu usulan kebijakan ini kelompok dengan mendapat
dukungan kelas dapat memilih :
1. Mendukung salah satu kebijakan alternatif yang telah dibuat oleh
kelompok 2 (dua)
2. Memodifikasi salah satu kebijakan yang telah dibuat oleh kelompok
2 (dua)
3. Membuat/menyusun kebijakan kelompok sendiri.
Portofolio tayangan kelompok 3 memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Penjelasan dan justifikasi tertulis untuk satu kebijakan yang
diusulkan kelompok dan telah mendapat dukungan dari kelas,
meliputi:

68 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
a. Usulan kebijakan yang diyakini kelas akan mengatasi masalah
b. Kelebihan dan kekurangan kebijakan yang diusulkan
c. Penjelasan mengapa kebijakan tersebut tidak melanggar
konstitusi dan peratuiran perundangan negara.
d. Penjelasan pemerintahan/lembaga mana yang bertanggung
jawab untuk menjalankan kebijakan yang diusulkan beserta
alasannya
2. Mengidentifikasi dan mencatat sumber-sumber informasi yang
diperoleh seperti dari pakar, profesional, tokoh masyarakat, tokoh
agama, lembaga pemerintah atau swasta dan lain-lain, selanjutnya
ditulis/diketik.
3. Menyajikan bukti-bukti adanya dukungan atas usulan kebijakan
tersebut melalui grafik, peta, photo, tabel statistik, judul surat
kabar, kartun, lukisan, dan ilustrasi lainnya yang berasal dari
sumber cetakan atau penerbitan atau bahkan dibuat sendiri oleh
kelompok.
4. Hasil pekerjaan disusun pada portofolio tayangan 3 (tiga) dengan
cara menempelkan pada papan/karton/stereofoam/kardus bekas.
Sumber informasi lainnya yang tidak ditempel disimpan pada
portofolio dokumentasi kelompok 3 (tiga) yang disusun pada map.
Portofolio Kelompok 4
Membuat rencana tindakan untuk mengatasi/memecahkan masalah,
yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi
pemerintah untuk menerima dan melaksanakan rencana tindakan
yang diusulkan oleh kelompok yang telah disepakati dan mendapat
dukungan dari kelas. Portofolio tayangan kelompok 4 (empat) ini
memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Penjelasan tertulis tentang bagaimana kelas dapat menumbuhkan
dukungan pada individu dan kelompok dalam masyarakat
terhadap rencana yang diusulkan. Pada bagian ini diskripsikan
gagasan utama dari rencana tindakan kelas.
2. Mendeskripsikan individu dan kelompok berpengaruh dalam
masyarakat yang mungkin hendak mendukung rencana tindakan
yang diusulkan serta menjelaskan bagaimana kelompok dan kelas
mempengaruhi dukungan mereka.

Pendidikan Lalu Lintas 69


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
3. Mengidentifikasi kelompok di masyarakat yang mungkin
menentang rencana tindakan yang diusulkan, selanjutnya
menjelaskan bagaimana cara meyakinkan kelompok masyarakat
tersebut supaya mendukung rencana tindakan yang diusulkan.
4. Menjelaskan bagaimana kelompok yang didukung kelas dapat
menumbuhkan dukungan dari pemerintah terhadap rencana
tindakan yang diusulkan. Pada bagian ini memuat :
a. Deskripsi pejabat dan lembaga pemerintah berpengaruh
yang mungkin akan mendukung kebijakan yang diusulkan,
gambarkan dengan singkat bagaimana kelompok/kelas dapat
memperoleh dukungan pejabat dan lembaga pemerintah
terhadap rencana tindakan yang diusulkan.
b. Identifikasi orang-orang dalam pemerintah yang mungkin
menentang rencana tindakan yang diusulkan
5. Menyajikan rencana tindakan melalui grafik, peta, photo, lukisan,
kartun, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya yang
berasal dari sumber cetakan atau penerbitan atau bahkan dibuat
sendiri oleh kelompok.
6. Mengidentifikasi dan mencatat sumber-sumber informasi yang
diperoleh seperti dari pakar, profesional, tokoh masyarakat, tokoh
agama, lembaga pemerintah atau swasta dan lain-lain, selanjutnya
ditulis/diketik.
7. Hasil pekerjaan kelompok empat disusun pada portofolio
tayangan 4 (keempat) dengan cara menempelkan pada papan/
karton/stereofoam/kardus bekas. Sumber informasi lainnya yang
tidak ditempel disimpan pada portofolio dokumentasi kelompok
4 (empat) yang disusun pada map.
V Menyajikan Portofolio / Dengar Pendapat (show case)
Tingkatan Pelaksanaan Show Case: • Penyajian
1. Satu kelas, diikuti oleh kelas yang portofolio (show
bersangkutan, terdiri dari empat case) dilaksanakan
kelompok. Di pimpin oleh guru dan atau setelah kelas
beberapa guru lain sebagai Dewan Juri. menyelesaikan
Tempat di kelas masing-masing. portofolio tayangan
2. Antar kelas dalam satu sekolah, diikuti maupun portofolio
oleh beberapa kelas yang masing-masing dokumentasinya.
kelas terdiri dari empat kelompok.

70 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Di pimpin oleh guru dan beberapa guru • Pelaksanaan dapat
lainnya dengan penanggung jawab dilakukan pada
Kepala Sekolah. Pihak sekolah dapat akhir semester satu
mengundang sekolah lain (guru dan atau akhir semester
siswa), pejabat yang terkait dengan dua bersamaan
masalah yang dikaji, pejabat dari Dinas dengan kenaikan
Pendidikan dan orang tua siswa. kelas (tergantung
3. Antar sekolah dalam lingkup wilayah, situasi dan kondisi
kota/ kabupaten, propinsi dan nasional. sekolah).
Diikuti oleh sekolah-sekolah yang berada • Setiap kelompok
dalam wilayah, kota atau kabupaten, membuat yel-yel
propinsi dan secara nasional. sesuai dengan
masalah yang di
bahas, dan disajikan
pada awal atau
akhir penyajian.
Langkah-langkah pelaksanaan Show Case: Hal-hal yang perlu
1. Persiapan diperhatikan oleh
a. Menyiapkan portofolio tayangan peserta:
maupun portofolio dokumentasi kelas, 1. Juru bicara
b. Memilih juru bicara setiap kelompok, setiap kelompok
c. Menyiapkan moderator dari setiap menyajikan
kelompok, secara lisan
informasi yang
d. Menyiapkan pembawa acara, yang paling bermakna
akan mengatur jalannya Show Case. dari bagian
e. Menyiapkan juri yang dapat dilakukan portofolionya yang
dengan mengundang pejabat dari disajikan kurang
kantor lembaga pemerintah atau lebih selama 5
swasta, tokoh masyarakat, tokoh (lima) menit,
agama dan pihak-pihak lain yang 2. Penyajian berdasar-
terkait dengan masalah-masalah yang kan pada seksi
dikaji, tayangan dan
f. Menyiapkan lembar penilaian untuk dokumentasi,
dewan juri, tetapi dianjurkan
g. Menyiapkan tempat untuk untuk tidak dibaca
melaksanakan kegiatan, kata demi kata dari
tayangan tersebut,

Pendidikan Lalu Lintas 71


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
h. Menyiapkan peralatan yang 3. Gunakan grafik
diperlukan seperti sound system, mic atau gambar,
untuk peserta, moderator dan dewan photo dan lain-lain
juri, tape recorder, dokumentasi (tustel, untuk membantu
handycam), alat pengatur waktu (stop menjelaskan
wach), meja dan kursi. masalah,
i. Menyiapkan tanda penghargaan dan/ 4. Pertanyaan
atau hadiah untuk pemenang. lanjutan, 10
(sepuluh) menit
berikutnya
2. Pelaksanaan merupakan forum
a. Pembukaan, Pembawa acara tanya jawab
memimpin acara pembukaan. antara penyaji
Biasanya dibuka oleh Kepala Sekolah, dengan para
Kepala Dinas Pendidikan Kota/ penilai (dewan juri)
Kabupaten dan pihak terkait lainnya, tentang penyajian
b. Pembawa acara mengundi peserta, portofolionya.
untuk menentukan kelompok/kelas/ Dalam tanya jawab
sekolah mana yang tampil pertama, ini setiap siswa
kedua dan seterusnya dalam kelompok
c. Pembawa acara mempersilakan boleh menjawab
pengatur waktu untuk mempersiapkan pertanyaan atau
diri. memberikan
d. Pembawa acara memperkenalkan dukungan serta
dewan juri. penegasan dari
pertanyaan
dewan juri, jadi
3. Acara inti penyajian portofolio
tidak hanya
a. Moderator kelompok yang
juru bicara yang
mendapatkan nomor undian pertama
menjawabnya.
akan memimpin acara ini dengan
5. Pertanyaan, dan
menjelaskan masalah yang akan dikaji
tanggapan dari
oleh kelas/sekolahnya.
undangan boleh
b. Moderator mempersilakan dewan juri dijawab dan
untuk mengamati portofolio kelas ditanggapi oleh
baik portofolio tayangan maupun setiap orang dalam
portofolio dokumentasi. kelompok yang
c. Moderator memulai penyajian tergabung dalam
portofolio kelas/sekolahnya, dengan satu kelas/sekolah.

72 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
meminta juru bicara kelompok satu
(1) menyajikan secara lisan dalam
waktu kurang lebih lima (5) menit
dan dilanjutkan tanya jawab dengan
dewan juri kurang lebih selama 10
menit. Demikian selanjutnya sampai
pada kelompok empat (4).
d. Moderator mempersilakan undangan
yang hadir untuk memberikan
pernyataan atau tanggapan terhadap
penyajian portofolio.
e. Apabila diperlukan, diadakan acara
selingan berupa pembacaan puisi,
nyanyian, tarian, atau kreatifitas
lainnya sesuai dengan masalah yang
dikaji. Selingan ini dilaksanakan
setelah penampilan lisan kelompok
satu (1) dan dua (2) dengan maksud
menghindari situasi yang monoton
dan berusaha menggairahkan suasana
kegiatan ini.
f. Penyajian lisan portofolio kelas/
sekolah yang mendapat nomor
undian kedua, ketiga dan seterusnya
sampai selesai. Apabila peserta terlalu
banyak, maka pelaksanaan kegiatan
ini dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok secara bersamaan untuk
mempersingkat waktu.
g. Setelah seluruh peserta menyajikan
secara lisan portofolionya, Pembawa
acara mempersilakan seluruh peserta
dan undangan untuk beristirahat.
Dapat juga pada saat ini diadakan
gelar kreatifitas siswa seperti yang
terdapat dalam acara selingan sebagai
pengisi waktu, sementara dewan juri

Pendidikan Lalu Lintas 73


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
menjumlahkan nilai untuk
menentukan kelas/ sekolah mana
yang menjadi pemenangnya.
h. Pengumuman pemenang oleh dewan
juri dan pemberian penghargaan serta
hadiah.
i. Pembawa acara menutup acara
kegiatan.
VI Melakukan Refleksi Pengalaman Belajar
Pelaksanaan refleksi pengalaman belajar Refleksi pengalaman
adalah membuat pertanyaan yang berkaitan belajar dilakukan
dengan masalah, antara lain : sebagai upaya
1. Apakah kamu merasa telah belajar sesuatu untuk mengetahui
dari proses penyusunan Portofolio? seberapa jauh kalian
2. Apa saja yang kamu dapatkan selama telah mempelajari
proses belajar baik pengetahuan, sikap berbagai hal yang
maupun keterampilan? berkenaan dengan
3. Menurut pendapatmu, apakah semua yang masalah HAM.
telah dipelajari dirasakan dapat membekali Penyajian Portofolio
dan meningkatkan pengetahuan, sikap kelas yang telah
maupun ketrampilanmu? dilakukan, sangat
4. Menurut pendapatmu, apakah semua bermanfaat dalam
yang telah dipelajari dirasakan dapat pelaksanaan refleksi
membekalimu untuk hidup bermasyarakat ini, sebab pertanyaan-
dan bernegara? pertanyaan dan
5. Apakah tindakan yang kamu lakukan reaksi-reaksi dari
secara berbeda, seandainya kamu diminta audien memberikan
membuat Portofolio dengan Topik yang umpan balik yang
lain? penting bagi kalian.
Kesimpulan dari jawaban kalian dimasukkan
pada portofolio dokumentasi dalam map
tersendiri (merupakan gabungan dari
kelompok 1 s.d. 4) atau dapat juga dimasukkan
pada Bab V portofolio dokumentasi apabila
kelas menyusunnya dalam satu dokumen.

74 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Demikianlah proses pengembangan pembelajaran pendidikan lalu lintas
berbasis Portofolio. Selanjutnya, terdapat beberapa hal yang perlu diingatkan
bahwa setiap kelompok harus membuat portofolio tayangan dan portofolio
dokumentasi. Portofolio tayangan, berisi pernyataan-pernyataan tertulis,
daftar sumber, peta, grafik, photo, karya seni asli, gambar dan lain sebagainya.
Tidak diperbolehkan adanya tayangan ulang/duplikasi artinya hal-hal yang
telah ditayangkan oleh kelompok satu atau dua tidak boleh ditayangkan
oleh kelompok lainnya. Portofolio tayangan ini terbuat dari karton atau
kardus bekas atau stereofoam berbentuk segi empat atau bentuk lain sesuai
kesepakatan kelas, berukuran sekitar 60 Cm x 60 Cm. Portofolio tayangan
hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan di atas meja.
Contoh bagan portofolio tayangan adalah sebagai berikut.

1 2 3 4

Gambar 18: Portofolio Tayangan Bentuk Bujur Sangkar

1 2 3 4

Gambar 19: Portofolio Tayangan Bentuk Segi Tiga Sama Sisi


Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009

1 2 3 4

Gambar 20: Portofolio Tayangan Bentuk Oval


Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009

Pendidikan Lalu Lintas 75


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Contoh Portofolio Tayangan yang sudah jadi dapat diamati pada gambar-
gambar di bawah ini.

Gambar 21: Portofolio Tayangan 1 Gambar 22: Portofolio Tayangan 2


Berisi Rangkuman Permasalahan yang Dikaji Berisi Berbagai Alternatif Kebijakan untuk
Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009 Mengatasi Masalah
Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009

Gambar 23: Portofolio Tayangan 3 Gambar 24: Portofolio 4


Berisi satu Usulan Kebijakan untuk Mengatasi Berisi Rencana Tindakan
Masalah Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009
Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009

76 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Gambar 25: Portofolio Tayangan 1, 2, 3, dan 4
Merupakan Satu Kesatuan Pola Pikir yang Runtut
Sumber: Adopsi dari Fajar, Arnie, 2009

Portofolio dokumentasi, berisi kumpulan dokumen selama mencari informasi


seperti catatan, gambar, photo, daftar sumber, dan sebagainya. Selanjutnya
seluruh portofolio bagian dokumentasi disusun secara sistematis sesuai
dengan kelompok masing-masing yang disimpan dalam map. Dapat juga
keseluruhan dokumentasi dijadikan satu map yang disusun per bab sesuai
dengan urutan kelompok.
Selanjutnya portofolio dokumentasi kelas disusun secara menyeluruh
dilakukan oleh seluruh kelompok yang bekerja bersama-sama. Penyusunan
portofolio dokumentasi ini dapat dipisah dan terdiri dari map 1 (satu) sampai
dengan map 4 (empat), namun juga dapat disusun secara sistematis dalam
satu map dengan membuat daftar isi secara berurutan sehingga menjadi Bab
1 (satu) sampai dengan Bab 4 (empat). Hal ini dilakukan untuk memudahkan
orang yang membacanya.

Gambar 26. Portofolio


Dokumentasi

Pendidikan Lalu Lintas 77


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Walaupun setiap kelompok mempunyai tugas khusus, kalian harus saling
berkomunikasi satu sama lainnya untuk berbagi informasi dan pemikiran.
Setiap kelompok hendaknya menjaga agar seluruh kelas mengetahui betul
kemajuannya dan bekerja sama dengan kelompok lainnya sehingga kelas
dapat membuat portofolio terbaiknya. Dengan demikian walaupun setiap
kelompok mengerjakan penggalan-penggalan tertentu, namun secara
keseluruhan membentuk satu kerangka pemikiran yang utuh sebagai suatu
proses pemecahan masalah yang kritis dan kreatif.
Format untuk Mencari Informasi dalam
Pembelajaran Berbasis Portofolio

FORMAT
TEKNIS MENGAWALI WAWANCARA

Nama Saya : …………………………..


Asal Sekolah : …………………………..
Dibimbing Oleh Guru : …………………………..
Mata Pelajaran : …………………………..

Saya/ Kami mendapat tugas dari mata pelajaran ………………….


untuk mempelajari masalah-masalah di masyarakat yang
membutuhkan penanganan dengan segera dari pemerintah,
masyarakat, maupun dari kami sendiri sebagai bentuk peran serta
sebagai wargnegara.
Apakah Bp/Ibu/Anda berkenan, apabila kami mengajukan
beberapa pertanyaan mengenai masalah yang saat ini dianggap
penting untuk ditangani atau dicari pemecahannya ?
Apabila tidak bisa saat ini, kapan kami dapat menemui Bp/Ibu/
Anda? Adakah orang lain yang dapat kami hubungi? Adakah informasi
tertulis yang dapat Bp/Ibu/Anda berikan kepada kami berkaitan
dengan masalah ........................................................................................................
Kami sangat berterima kasih, Bp/Ibu/Anda telah meluangkan
waktu dan telah memberikan informasi yang kami butuhkan.

Selamat siang/ sore/ malam.

78 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
FORMAT WAWANCARA

FORMAT WAWANCARA
Nama Pewawancara ...............................................................................................
Tanggal ...............................................................................................
Masalah ...............................................................................................
Nama yang diwawancarai Misalnya pengusaha, pensiunan, orang tua
(Apabila yang diwawan- siswa, pakar, birokrat, anak sekolah, mahasiswa
carai tidak mau dicatat dan sebagainya.
namanya, hormatilah
keinginan itu. Kalian
dapat menulis jenis
pekerjaannya saja)
Jelaskan permasalahan yang kalian teliti, kemudian ajukan pertanyaan
berikut.
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bp/Ibu/Anda menganggap
masalah ini penting ? Mengapa?
2. Apakah menurut Bp/Ibu/Anda
warga masyarakat yang lain juga
menganggap masalah ini adalah
masalah penting ? Mengapa ?
3. Kebijakan apakah, apabila ada, yang
harus digunakan untuk menangani
masalah ini ?
4. Apabila memang kebijakan untuk
mengatasi permasalahan itu sudah
dibuat,
• Apakah kelebihan dari kebijakan
tersebut ?
• Apakah kekurangan dari
kebijakan tersebut ?
• Adakah kemungkinan kebijakan
tersebut diperbaharui?
Bagaimana caranya?

Pendidikan Lalu Lintas 79


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
• Apakah kebijakan itu perlu
diganti? Mengapa?
• Apakah dalam masyarakat
ditemukan adanya perbedaan
pendapat berkenaan dengan
dibuatnya kebijakan tersebut?
5.
Dimanakah saya/kami dapat
memperoleh lebih banyak informasi
tentang masalah ini serta berbagai
langkah-langkah yang dilakukan
dalam menghadapi masalah ini ?

FORMAT
SUMBER INFORMASI MEDIA CETAK
Nama Pengobservasi
Tanggal
Masalah
Nama/ Tanggal Penerbitan
Tema/ Artikel / Berita
Pertanyaan Jawaban dari Media Cetak
1. Apakah langkah-langkah yang
diambil (yang ditulis dalam
artikel) berkaitan dengan
masalah yang menjadi bahan
kajian kelas?
2. Apakah langkah-langkah pokok
yang ditulis dalam artikel itu?
3. Menurut artikel itu, dari kebijakan
yang sudah ada, kebijakan
manakah yang harus digunakan
dalam menangani masalah
tersebut ? Apabila memang
kebijakan untuk mengatasi
permasalahan itu sudah dibuat,
carilah jawaban dari pertanyaan
berikut.

80 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
a. Apakah kelebihan dari
kebijakan tersebut?
b. Apakah kekurangan dari
kebijakan tersebut?
c. Adakah kemungkinan
kebijakan tersebut
diperbaharui? Bagaimana
caranya?
d. Apakah kebijakan itu perlu
diganti? Mengapa?
e. Apakah dalam masyarakat
ditemukan adanya perbedaan
pendapat berkenaan dengan
dibuatnya kebijakan tersebut?
Sebutkan beberapa silang
pendapat tersebut!

FORMAT
SUMBER INFORMASI RADIO/TELEVISI
Nama Pengobservasi
Tanggal
Masalah
Nama Radio/Televisi
Tema/ Artikel / Berita
Petunjuk:
1. Tuliskan nama-nama sumber informasi. (Informasi dapat diperoleh dari
program berita radio/ televisi, rekaman berbagai kejadian, dokumentasi,
talk-show, dialog interaktif, atau program lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang dikaji)
2. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantumu
mengumpulkan informasi dari radio/ televisi !
Pertanyaan Jawaban dari Media
Radio/Televisi

Pendidikan Lalu Lintas 81


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
1. Apakah masalah yang kalian teliti
dianggap sebagai masalah yang
penting?
2. Menurutsumber informasi tersebut,
kebijakan apakah yang harus
digunakan dalam menangani masalah
tersebut ? Apabila memang kebijakan
untuk mengatasi permasalahan itu
sudah dibuat, carilah jawaban dari
pertanyaan berikut.
a. Apakah kelebihan dari kebijakan
tersebut?
b. Apakah kekurangan dari kebijakan
tersebut?
c. Adakah kemungkinan kebijakan
tersebut diperbaharui? Bagaimana
caranya?
d. Apakah kebijakan itu perlu diganti?
Mengapa?
e. Apakah dalam masyarakat ditemukan
adanya perbedaan pendapat
berkenaan dengan dibuatnya
kebijakan tersebut? Sebutkan
beberapa silang pendapat tersebut!

82 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
FORMAT UNTUK MENGECEK
APAKAH KEBIJAKAN YANG DIUSULKAN SESUAI DENGAN
UUD NRI 1945
UUD 1945 dan perundang-undangan di bawahnya memuat hal-hal yang
berkenaan dengan tanggung jawab pemerintah dalam melindungi warganya.
Setiap warganegara memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengawasi
apakah kebijakan (perundang-undangan) yang berlaku bertentangan dengan
batas-batas kebijakan pemerintah atau tidak. Kebijakan yang dibuat anggota
kelas yang diusulkan kepada pemerintah harus dapat digunakan untuk
mengatasi suatu masalah. Kalian tidak boleh menyarankan pemerintah untuk
membuat kebijakan yang bertentangan dengan UUD 1945 dan perundang-
undangan lainnya.
Checlist di bawah ini menguraikan beberapa batasan penting yang
ditetapkan oleh negara untuk melindungi hak-hak warganegaranya. Gunakan
Checlist tersebut pada saat kalian mengembangkan sebuah kebijakan. Kalian
harus yakin bahwa kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan
batas-batas yang ditetapkan pemerintah. Seluruh anggota kelas harus
memperhatikan/mempertimbangkan Format ini.
DAFTAR CHECKLIST Jawaban
Pernyataan Ya Tidak
1. Pemerintah tidak diperkenankan melakukan perbuatan
yang melanggar hak-hak asasi manusia. Kebijakan yang
kami usulkan (bertentangan/tidak bertentangan) dengan
batasan kekuasaan pemerintah. Jelaskan alasan kalian !
2. Pemerintah tidak diperkenankan tidak adil dan tidak
jujur, membatasi hak seseorang untuk mengungkapkan
pendapatnya baik lisan maupun tulisan, atau dengan cara-
cara lainnya. Kebijakan yang kami usulkan (bertentangan/
tidak bertentangan) dengan batasan kekuasaan
pemerintah. Jelaskan alasan kalian !
3. Pemerintah tidak diperkenkan mencabut kehidupan,
kebebasan, atau harta milik seseorang tanpa melalui
pengadilan yang adil dan jujur. Kebijakan yang kami
usulkan (bertentangan/tidak bertentangan) dengan
batasan kekuasaan pemerintah. Jelaskan alasan kalian !

Pendidikan Lalu Lintas 83


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
4. Pemerintah tidak diperkenankan membuat aturan
hukum yang tidak rasional dan bersifat diskriminatif, serta
mengelompokkannya berdasarkan ras, agama, dan etnis
tertentu. Kebijakan yang kami usulkan (bertentangan/tidak
bertentangan) dengan batasan kekuasaan pemerintah.
Jelaskan alasan kalian !

PERNYATAAN SINGKAT
Tulislah pernyataan singkat yang mendukung keyakinan kalian bahwa
kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan UUD 1945. Berikan
penjelasannya !

84 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
FORMAT PENILAIAN
FORMAT I
PORTOFOLIO TAYANGAN

No Undian Peserta : ……………………………


Kelas/Sekolah : ……………………………

Untuk setiap kriteria, berilah nilai bagian portofolio tayangan/ tampilan


dengan skala 1-5; skor 5 adalah nilai tertinggi. Gunakanlah lembar penilaian
ini untuk menilai portofolio tayangan/ tampilan.
1 = rendah 2 = cukup 3 = rata-rata 4 = di atas rata-rata 5 = istimewa

Nilai Kelompok *)
No. Kriteria dan Uraian
1 2 3 4 Total
1. Hanya Untuk Kelompok Satu (1)
KELENGKAPAN
Deskripsi tentang:
• Keluasan/penyebaran masalah dalam
masyarakat, bangsa, dan negara.
• Pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani masalah
• Kememadaian kebijakan publik yang
ada saat ini untuk mengatasi masalah
• Ketidaksepakatan dalam masyarakat
yang ditemukan (jika ada), tentang
masalah tersebut
• Individu atau kelompok mayoritas
yang berpihak pada masalah tersebut
dan analisis langkah-langkah yang
mereka ambil
Hanya Untuk Kelompok Dua (2)
Deskripsi tentang:
• Kebijakan dari Pemerintah beserta
keuntungan dan kerugiannya
• Kebijakan dari masyarakat beserta
keuntungan dan kerugiannya
• Kebijakan dari kelompok beserta
keuntungan dan kerugiannya
• Pendukung
• Oposisi

Pendidikan Lalu Lintas 85


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Hanya Untuk Kelompok Tiga (3)
Deskripsi tentang:
• Kebijakan kelas yang dianjurkan
• Keuntungan dan kerugian
• Konstitusionalitas
• Badan atau pemerintah yang
hendaknya melaksanakan kebijakan
yang dianjurkan dan alasannya.
• Kesesuaian antara usulan kebijakan
kelas dan masalah yang dikaji
Hanya Untuk Kelompok Empat (4)
Deskripsi tentang:
• Masyarakat yang memberi dukungan
• Masyarakat yang menentang
• Badan-badan / Lembaga pemerintah
yang memberi dukungan
• Badan-badan / Lembaga pemerintah
yang menentang
• Penjelasan tentang bagimana
masing-masing dari yang telah
disebutkan di atas dapat diyakinkan
untuk mendukung kebijakan yang
diusulkan.
2. No. 2 – 6 Untuk Kelompok I sd IV
KEJELASAN
• Terorganisasi dengan baik
• Tertulis dengan baik
• Mudah dipahami
3. INFORMASI
• Akurat
• Cukup
• Penting
4. HAL-HAL YANG MENDUKUNG
• Contoh-contoh yang berkaitan
dengan hal-hal utama
• Cukup beralasan

86 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
5. GRAFIS
• Berkaitan dengan isi bagian
• Pemberian judul yang tepat
• Memberikan informasi
• Meningkatkan pemahaman
6. BAGIAN DOKUMENTASI
• Cukup
• Dapat dipercaya
• Berkaitan dengan tayangan
• Selektif
Total Nilai

.........................,..............................2018
Juri,

Catatan :
*) Penilaian diberikan terhadap masing-masing dari keenam kriteria dalam
bentuk angka (1 - 5), sehingga jumlah nilai maksimal adalah 30 (5x 6).

Pendidikan Lalu Lintas 87


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
FORMAT PENILAIAN FORMAT II
PORTOFOLIO DOKUMEN KELOMPOK

No Undian Peserta : ……………………………


Kelas/Sekolah : ……………………………

Untuk setiap kriteria, berilah nilai bagian portofolio tayangan/ tampilan


dengan skala 1-5; skor 5 adalah nilai tertinggi. Gunakanlah lembar penilaian
ini untuk menilai portofolio tayangan/ tampilan.
1 = rendah 2 = cukup 3 = rata-rata 4 = di atas rata-rata 5 = istimewa

Nilai Kelompok *)
No. Kriteria dan Uraian
1 2 3 4 Total
1. KELENGKAPAN
• Catatan lapangan
• Copy sumber asli
• Data dari lapangan
2 KEJELASAN
• Terorganisasi dengan baik
• Tertulis dengan baik
• Mudah dipahami
3. INFORMASI
• Akurat
• Cukup
• Penting
4. HAL-HAL YANG MENDUKUNG
• Contoh-contoh yang berkaitan
dengan hal-hal utama
• Cukup beralasan
5. GRAFIS
• Berkaitan dengan isi bagian
• Pemberian judul yang tepat
• Memberikan informasi
• Meningkatkan pemahaman

88 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
6. BAGIAN DOKUMENTASI
• Cukup
• Dapat dipercaya
• Berkaitan dengan tayangan
• Selektif
Total Nilai

.........................,..............................2018
Juri,

Pendidikan Lalu Lintas 89


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
LEMBAR PENILAIAN
FORMAT III
PRESENTASI KELOMPOK

No Undian Peserta : ……………………………


Kelas/Sekolah : ……………………………

Untuk setiap kriteria, berilah nilai bagian portofolio tayangan/ tampilan


dengan skala 1-5; skor 5 adalah nilai tertinggi. Gunakanlah lembar penilaian
ini untuk menilai portofolio tayangan/ tampilan.
1 = rendah 2 = cukup 3 = rata-rata 4 = di atas rata-rata 5 = istimewa

Nilai Kelompok *)
No. Kriteria dan Uraian
1 2 3 4 Total
Untuk Kelompok I sd IV
1. SIGNIFIKANSI :
Seberapa besarkah tingkat
kebermaknaan informasi yang dipilih
oleh peserta didik berkaitan dengan
bagian portofolio yang disajikan ?
2 PEMAHAMAN :
Seberapa besarkah tingkat pemahaman
peserta didik terhadap hakekat dan
ruang lingkup masalah ?
3. ARGUMENTASI :
• Seberapa tepatkah alasan yang diaju-
kan peserta didik dalam menyakinkan
• Signifikansi masalah yang dipilih ?
• Seberapa baiklah cara mereka mem-
pertahankan langkah-langkah yang
mereka pilih ?
4. RESPONSIF :
Seberapa besar tingkat kesesuaian
jawaban peserta didik dengan
pertanyaan yang diajukan ?

90 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
5. KERJASAMA KELOMPOK :
• Seberapa besar kontribusi
anggota-anggota kelompok dalam
menyampai-kan presentasi ?
• Adakah bukti tanggung jawab
bersama
• Apakah penyaji menghargai
pendapat orang lain ?

PENGELOLAAN EMOSI
• Seberapa besar penguasaan emosi
anggota kelompok dalam penyajian ?

Total Nilai

.........................,..............................2018
Juri,

Pendidikan Lalu Lintas 91


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
FORMAT IV
LEMBAR REKAPITULASI
PENILAIAN PORTOFOLIO KESELURUHAN

No Undian Peserta : ……………………………


Kelas/Sekolah : ……………………………

Lembar ini dipergunakan untuk merekapitulasi hasil penjurian tiga (3) orang
juri (J1, J2, J3) dalam melakukan pengolahan dan pembobotan, melalui
tahapan berikut :
1. Pindahkan nilai total hasil penjurian untuk masing-masing peserta, yang
terdiri dari penilaian tayangan, dokumen, dan presentasi.
2. Kalikan masing-masing bagian dengan bobot 25 % untuk tayangan, 15
% untuk dokumen, dan 60 % untuk presentasi.
3. Jumlahkan hasil vertikal (tayangan, dokumen, dan presentasi) untuk
memperoleh hasil akhir.

Hasil Juri Total Nilai


No. Kriteria
J1 J2 J3 Total Bobot Akhir
Tayangan/Tampilan
1.
(Bobot 25 %)
Dokumentasi
2.
(Bobot 15 %)
Presentasi
3.
(Bobot 60 %)

Jumlah

..............................,..........................................2018
Koordinator Juri,

Catatan :
1. Dilaksanakan setelah ketiga juri menyelesaikan kegiatan penilaian
2. Format ini diisi oleh koordinator juri.

92 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
FORMAT V
FORMAT HASIL AKHIR PENILAIAN
LOMBA KEUNGGULAN
PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PPKn

NO. PESERTA LOMBA NILAI AKHIR RANKING

1.

2.

3.

4.

Dst

..............................,..........................................2018

Nama Tanda Tangan

Juri 1 ............................................................... ....................................................................

Juri 2 ............................................................... ....................................................................

Juri 3 ............................................................... ....................................................................

Pendidikan Lalu Lintas 93


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
E. PENUTUP

Pendidikan Lalu Lintas merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk


meningkatkan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perbuatan dalam
berlalu lintas, dalam rangka mewujudkan keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
Tujuan tersebut akan dapat dicapai secara optimal manakala didukung
dengan baik oleh semua pihak yang terlibat, yakni guru, siswa, orang tua,
dan komponen masyarakat lain.
Buku Pendidikan Lalu Lintas ini disusun untuk membantu guru
dan siswa untuk mengetahui, memahami, menyikapi, dan melakukan
perbuatan dalam berlalu lintas sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku serta norma-norma kehidupan lainnya dalam masyarakat.
Guru, sebagai sosok yang sentral dalam proses pendidikan, sudah
barang tentu diharapkan mampu memainkan peran dan fungsi dengan
baik, tidak hanya mentransfer pengetahuan, melainkan mentransfer nilai-
nilai, khususnya dalam pendidikan lalu lintas melalui sikap dan perilaku
keteladanan guru di hadapan para siswanya, agar menjadi inspirasi dan
sumber motivasi bagi siswa untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan lalu
lintas dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi model pembelajaran yang interaktif dan inspiratif dalam
penerapan pendidikan lalu lintas yang terintegrasi dalam pembelajaran
PPKn ini, merupakan suatu keniscayaan, agar nilai-nilai karakter pendidikan
lalu lintas yang hendak ditanamkan dapat dilaksanakan secara optimal.

94 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Dinas Pendidikan Prov. DKI Jakarta - Dit Lantas Polda Metro Jaya, 2010,
Pendidikan Keselamatan Dan Ketertiban Berlalu Lintas Tingkat SMP/MTs,
Jakarta: Pt. Media Pres
Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, 2015, Modul Pembelajaran Lalu
Lintas Tingkat SMP/MTs, Semarang: Ditlantas Jateng
Djoko Susilo, 2007. Polmas Fungsi Lalu Lintas, Ditlantas Polri, Jakarta.
Fajar, Arnie, 2009, Pembelajaran IPS Berbasis Portofolio, Bandung: Remaja
Rosda Karya
Farouk Muhammad, 1998. Penegakan Hukum Bidang Lalu Lintas, PTIK
Press, Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan SD/SMPSMA/MA/SMK/, Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Model Pengintegrasian
Pendidikan Lalu Lintas pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) SMP/MTs Kelas VIII Berdasarkan Kurikulum 2013,
Jakarta: Kemendikbud.
Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2010, Bahan Pengajaran Pendidikan,
Etika dan Budaya Berlalu Lintas, Jakarta.
Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility, New York: Bantam Books.
Subono, 2009. Etika dan Budaya Berlalu Lintas, Ditlantas Polri, Jakarta
Supandi,, 2016, Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMP Kelas VII Berdasarkan
Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

B. Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah di
amandemen.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan Lalu Lintas 95


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22.Tahun 2016
Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2017 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2004 tentang Jalan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan PP No.
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

C. Media Massa
http://www.infosimabc-korlantaspolri.net/2016/08/pertanyaan-yang-
sering-diajukan-ujian.html
Foto: Instagram/@kemenhub151
https://kumparan.com/indra-subagja/9-aturan-berlalu-lintas-yang-perlu-
kamu-ketahui#lrwmW5I0ousQir3G.99
http://ntmc-korlantaspolri.blogspot.co.id/2014/09/jenis-rambu-rambu-
lalu-lintas.html
http://www.pasbana.com/2017/10/jadilah-pelopor-keselamatan-berlalu.
html.
hrome-extension://mallpejgeafdahhflmliiahjdpgbegpk/product.html

96 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
LAMPIRAN
NOMOR KENDARAAN DI WIALAYAH INDONESIA
Provinsi/ Provinsi/
Kode Kode
Kota/Kabupaten Kota/Kabupaten
Jawa dan Madura
A Banten, kecuali Tangerang B Jakarta, Tangerang, Bekasi
Kota dan Kabupaten dan Depok
D Bandung kota dan Kabupaten E ex Karesidenan Cirebon
F ex Karesidenan Bogor kecuali K ex Karesidenan Pekalongan
Depok
H ex Karesidenan Semarang K ex Karesidenan Pati
L ex Karesidenan Surabaya M ex Karesidenan Madura
N ex Karesidenan Malang P ex Karesidenan Besuki
R ex Karesidenan Banyumas S Bojonegoro, Lamongan,
Tuban, Jombang
T Karawang W Gresik, Sidoarjo, Mojokerto
Priangan Timur: ex Karesidenan Kedu
Z Tasikmalaya, Garut, Ciamis, AA
Kota Banjar, dan Sumedang
ex Karesidenan Yogyakarta ex Karesidenan Surakarta
AB atau DIY AD

Sumatera
BA Sumatera Barat BB Suamtera Utara bagian
selatan
BD Bengkulu BE Lampung
BG Sumatera Selatan BH Jambi
BL Nanggroe Aceh Darussalam BK Suamtera Utara bagian
utara
BM Riau BN Bangka-Belitung
Sulawesi
DB SUlawesi Utara DC Sulawesi Barat
DD Sulawesi Selatan dan DL Sangihe dan pualu-
Sulawesi Barat pulaunya
DM Gorontalo DN Sulawesi Tengah
Bali dan Nusa Tenggara
DH Timor (Barat) DK Bali
EA Sumbawa EB Flores

Pendidikan Lalu Lintas 97


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
Bali dan Nusa Tenggara
ED Sumba
Maluku dan Papua
DE Maluku Selatan DG Maluku Utara
DS Papua (Barat)
Kalimantan
DA Kalimantan Selatan KB Kalimantan Barat
KT Kalimantan Timur KH Kalimantan Tengah
Daftar Nomor Polisi Kendaraa Bermotor Negara Asing di Indonesia
Kode Negara Kode Negara
CD = Corps Diplomatique (Diplomat dari Perwakilan Luar Negeri
CD 12 Amerika Serikat CD 13 India
CD 14 Britania Raya CD 15 Vatikan
CD 16 Norwegia CD 17 Pakistan
CD 18 Myanmar CD 19 China
CD 20 Swedia CD 21 Arab Saudi
CD 22 Thailand CD 23 Mesir
CD 24 Perancis CD 25 Filipina
CD 26 Australia CD 27 Irak
CD 28 Belgia CD 29 Uni Emirat Arab
CD 30 Italia CD 31 Swiss
CD 32 Jerman CD 33 Sri Lanka
CD 34 Denmark CD 35 Kanada
CD 36 Brazil CD 37 Rusia
CD 38 Afghanistan CD 39 Yugoslavia
CD 40 Republik Ceko CD 41 Finlandia
CD 42 Meksiko CD 43 Hongaria
CD 44 Polandia CD 45 Iran
CD 47 Malaysia
CD 48 Turki CD 49 Jepang
CD 50 Bulgaria CD 51 Kamboja
CD 52 Argentina CD 53 Romania
CD 54 Yunani CD 55 Yordania

98 Pendidikan Lalu Lintas


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
CD 56 Austria CD 57 Suriah
CD 58 UNDP CD 59 Selandia Baru
CD 60 Belanda CD 61 Yaman
CD 62 UPU CD 63 Portugal
CD 64 Aljazair CD 65 Korea Utara
CD 66 Vietnam CD 67 Singapura
CD 68 Spanyol CD 69 Bangladesh
CD 70 Panama CD 71 UNICEF
CD 72 UNESCO CD 73 FAO
CD 74 WHO CD 75 Korea Selatan
CD 76 ADB CD 77 Bank Dunia
CD 78 IMF CD 79 ILO
CD 80 Papua Nugini CD 81 Nigeria
CD 82 Chili CD 83 UNHCR
CD 84 WFP CD 85 Venezuela
CD 86 ESCAP CD 87 Colombia
CD 88 Brunei CD 89 UNIC
CD 90 IFC CD 91 UNTAET
CD 97 Pa Palang Merah
CD 98 Maroko CD 99 Uni Eropa
CD 100 ASEAN (Sekretariat) CD 101 Tunisia
CD 102 Kuwait CD 103 Laos
CD 104 Palestina CD 105 Kuba
CD 106 AIPO CD 107 Libya
CD 108 Peru CD 109 Slowakia
CD 110 Sudan CD 111 ASEAN (Yayasan)
CD 112 ASEAN (Utusan) CD 113 CIFOR
CD 114 Bosnia-Herzegovina CD 115 Libanon
CD 116 Afrika Selatan CD 117 Kroasia
CD 118 Ukraina CD 119 Mali
CD 120 Uzbekistan CD 121 Qatar
CD 122 UNFPA CD 123 Mozambik
CD 124 Kepulauan Marshall

Pendidikan Lalu Lintas 99


pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7
100 Pendidikan Lalu Lintas
pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas 7

Anda mungkin juga menyukai