Bab 2 Resultante Dan Mengurai Gaya
Bab 2 Resultante Dan Mengurai Gaya
BAB II
MEMADU DAN MENGURAI GAYA
A. Keseimbangan Gaya
Adanya gaya yang bergerak pada benda mengakibatkan benda bergerak.
Gerak benda tersebut mungkin merupakan gerak translasi, rotasi, dan rotasi
bersama-sama dengan translasi. Statika konstruksi menyaratkan benda dalam
keadaan diam atau setimbang sempurna. Oleh karena itu, dalam statika 2D harus
dipenuhi syarat keseimbangan translasi (∑GV = 0, dan ∑GH = 0) dan
keseimbangan rotasi (∑M = 0).
Gaya merupakan besaran Vektor. Sebagai besaran vektor gaya mempunyai
besar, arah, garis kerja dan titik tangkap. Satuan gaya menurut Sistem Satuan
Internasional (SI) adalah Newton (N; kN). Namun dalam Mekanika Teknik masih
sering digunakan satuan konvensional yaitu kg atau ton. Pada teknik sipil, gaya
dapat berasal dari berat sendiri (batu, beton, baja, dsb), beban bergerak
(kendaraan, angin, dsb), beban gempa, dsb yang dalam teori mekanika teknik
diidealisasikan sebagai gaya (beban) terpusat, merata, dsb.
Suatu gaya yang dipindahkan dalam garis kerja yang sama tidak
berpengaruh terhadap besarnya gaya tersebut.
A P P
Bila gaya – gaya bekerja dalam garis kerja yang satu bidang datar disebut
Gaya Koplanar. Bila garis gaya–gaya yang kerjanya berpotongan pada sebuah
titik disebut Gaya Konkuren (bertitik tangkap tunggal). Sedang bila gaya-gaya
mempunyai garis kerja dalam satu garis lurus disebut Gaya Kolinier (satu garis
lurus ). Dalam Mekanika Teknik 1 ini hanya dibahas gaya yang terletak dalam
satu bidang (2D). Sedang gaya pada suatu ruang (3D) dibahas dalam Mekanika
Teknik Lanjut.
7
B. Memadu Gaya
Istilah lain memadu gaya adalah menyusun gaya atau mencari resultan beberapa
gaya. Pada prinsipnya gaya-gaya yang dipadu harus seimbang dengan gaya
resultannya.
1. Memadu Gaya Kolinier
a. Memadu Gaya Kolinier Satu Arah
P1 P2 P3
A B C
A R
Gambar 9. Resultan Gaya Kolinier Searah
Secara analitis : R = P1 + P2 + P3
P1 P2 P3
A B C
A R
Gambar 10. Resultan Gaya Kolinier tidak Searah
α α
P2 P2
P2
P3
R
P4
P3
Cara Analitis,
Gaya-gaya yang akan dicari resultannya diuraikan dalam arah sumbu X dan
sumbu Y. Titik tangkap gaya-gaya harus dilalui oleh kedua sumbu tersebut.
Sumbu X dapat horisontal ataupun miring. Dipilih mana yang memudahkan
perhitungan, prinsifnya kedua sumbu itu saling tegak lurus. Perhatikan gambar
dibawah ini (gambar 6). Dalam gambar 6 dipilih sumbu X horisontal dan sumbu
Y vertikal. P1 diuraikan menjadi X1 = P1 cos α1 dan Y1 = P1 sin α1 ; P2 diuraikan
menjadi X2 = P2 cos α2, dan Y2 = P2 sin α2 dan seterusnya sehingga Pn diuraikan
menjadi Xn = Pn cos αn dan Yn = Pn sin αn. Jadi diperoleh :
Xr = P1 cos α1 + P2 cos α2 + …….. + Pn cos αn atau secara umum ditulis:
Xr =Σ Pn cos αn
Y+
Dengan cara yang sama diperoleh: Yr = ΣPn sin αn
P3 P1 P3sinα3 P1sinα1
P3
α2 P1
P3cosα3 α1
α3
A X+
P2cosα2 P1cosα1
P2
P2 P2 sinα2
Besarnya resultan : R = √X r
2
+ Y r2
Yr Yr
Arah resultan : tg φ = atau φ = arc tg
Xr Xr
9
Contoh Perhitungan,
Diketahui gaya-gaya seperti gambar 7 di bawah ini. P1 = 15 kN, P2 = 20 kN,
P2
P1 P1
P3
Xr
A X+ R
φ =70 23’ 26’’
0
P4
P3
Yr R P4
Gambar 14: Soal gaya Konkuren Gambar 15: Solusi Cara Grafis
Penyelesaian:
Cara analitis
1 15 30 12 ,99 7,5
-21,22
Arah resultan : φ = arc tg -------- = -700 23’ 26” atau φ = 289036’33”
7,56
10
Ada tiga hal yang akan dicari yaitu: besar, arah, dan letak resultannya.
Cara Grafis
P1 = 1 kN R = 3 kN P2 = 2 kN
A B
1
P1
5-x x 2
O
5m 3
R P2
H
garis kerja R
II
I
III
-1 . 5 = - 3 x
5
x = = 1,7 m
3
P1 = 1 kN P1 = 2 kN
R
B
A
a = 5m
x P2
garis
kerja R 3
R
1 O
II III 2
P1
I
Gambar 17: Cara Grafis Mencari Resultan gaya Sejajar berlawanan Arah
Cara melukis sama seperti pada a, tetapi harus dipahami benar urutan lukisannya.
Dalam soal ini gaya P2 ke atas, oleh karena itu walaupun ujung P2 diatas,
lukisannya paling akhir. Tampak letak R tidak diantara P1 da P2, tetapi diluar P1
dan P2.. Secara analitis juga dapat dihitung seperti cara diatas.
Misal jarak resultan dengan titik A adalah x,
Statis momen terhadap titik A
Momen Resultan = Jumlah Momen Komponen
- R . x = - P2 . a R = P2 – P1 = 2 – 1 = 1 ton (Arahnya ke atas)
P2 . a 2. 5
x = -------- = ----------- = 10 m
R 1
Jadi letak resultan 10 m dari titik A
12
Resultan gaya dapat digunakan untuk membagi luas bidang sama rata dan untuk
menentukan letak pusat berat bidang.
Contoh 1,
Tentukan titik berat bidang gambar 11.
Penyelesaian:
Bentuk bidang dibagi-bagi menjadi bentuk bidang yang secara mudah dapat
ditentukan luas dan letak titik beratnya. Misal dipilih sumbu X melalui sisi yang
paling kiri, dan letak titik beratnya pada titik Z (X0; Y0).
Elemen bidang 1 dengan luas F1 dan koordinat titik beratnya (X1; Y1).
Elemen bidang 2 dengan luas F2 dan koordinat titik beratnya (X2; Y2).
Elemen bidang 3 dengan luas F3 dan koordinat titik beratnya (X3; Y3).
Elemen bidang 4 dengan luas F4 dan koordinat titik beratnya (X4; Y4).
Elemen bidang 5 dengan luas F5 dan koordinat titik beratnya (X5; Y5).
Elemen bidang 6 dengan luas F6 dan koordinat titik beratnya (X6; Y6).
Dengan menggunakan dalil “Momen resultan sama dengan jumlah momen
komponennya, maka letak titik berat penampang dapat dicari. Dalam bentuk tabel
dapat dilihat berikut ini
Tabel 1. Perhitungan Momen
∑M ∑M
X =
yi 137612,5
= = 39,52 dan y = xi = 118687,5 = 34,03
0 ΣF 3487,5 0 ΣF 3487,5
i i
Cara Grafis,
Secara grafis dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Resultan gaya (dalam hal ini
luas bidang) dicari dalam dua arah yaitu arah vertikal dan arah horisontal.
Perpotongan dua resultan tersebut merupakan letak titik beratnya.
15 15 60
Y
F6 30
Z6
F2 XII
15 Z2 XI
Z5 F5
XIII
X
X0 Fx
60 Z
Z1
F1
45
IX
Y0
F3 VII
15 Z3
VIII
Z4 30
F4 X
o
F1 F2 F3 F1 1
F5 F6
F4
F2 2
3
F3
4
II O
III F4 5
I IV VI
V F5 6
VII 7 8 9 10 11 12 13
F6
F4 F3 F1 F5 F2 F6
Fy
30
Z Z1 Z2 Z3
Y0
F1 O
X
4
X0 15 20 Ry 3
F3
2
F2
F1
III
IV
Ry II
I
Berbeda dengan memadu gaya, membagi gaya adalah mengurai sebuah gaya
menjadi dua atau tiga buah gaya (dalam sekali lukisan tidak dapat mengurai 1
Secara grafis dapat dilakukan dengan jajaran genjang gaya dan atau segitiga gaya.
Cara Jajaran Genjang Cara Segitiga
Garis kerja L1 diketahui
A A A
α β P
α
β P
P
α
β
Garis kerja L2 P P
P diketahui P
Gambar 20 Gambar 21
a b c
-------- = ------- = -------
sin α sin β sin γ
Bila salah satu sisinya (gaya yang akan dibagi) diketahui besar gaya dan sudut
dalamnya, maka panjang (besarnya gaya) sisi yang lain dapat diketahui.
A A
α β α
Garis kerja P1
Garis kerja P2
P1 γ
β
P P
P2
Gambar 22
Contoh :
Diketahui gaya P = 10 kN akan dibagi menjadi dua gaya yang bergaris kerja l1
dan l2 seperti gambar 16a. Diminta besar dan arah gaya komponen (P1 dan P2).
A B
450 30 0 (b) 600
P
Garis kerja P1 C Garis kerja P2 750 (a)
(c)
4
P 50
P P= 10 kN
Gambar 23. Soal Uraian Gaya Gambar 24. Lukisan Uraian Gaya
16
Cara analitis :
P1 P2 P
------- = ------- = ------- β = 450 ; γ = 600
sin β sin γ sin α
α = 1800 – 450 – 600
α = 750
Menghitung P1
P1 P sin 450
--------- = -------- P1 = -------- 10 = 7,32 kN
sin 450 sin 750 sin 750
Menghitung P2
P2 P sin 600
--------- = -------- P2 = -------- 10 = 8,97 kN
sin 600 sin 750 sin 750
Lihat gambar 25. Gaya P = 10 kN akan dibagi menjadi P1 dan P2 yang garis
Pangkal Gaya P
A B C
P= 10 kN P2 1
P1 a1 = 3 m a2 = 3 m
P1 s O
ŝ
II P2 P
I H
Gambar 25. Membagi Sebuah Gaya Menjadi Dua Gaya tidak Konkuren
17
Cara grafis,
a. Gambarlah garis kerja gaya P, P1 dan P2 dengan skala jarak antar garis kerja
Tentukan titik kutub O (sembarang). Usahakan jarak kutub ini sedemikian rupa
sehingga lukisan poligon batang tidak terlalu tumpul dan tidak terlalu runcing.
d. Lukis garis I sejajar garis 1, yang memotong garis kerja gaya P1 dan gaya P.
f. Lukis garis II sejajar garis 2, yang melalui perpotongan garis I dan garis kerja
g. Lukis garis S yang melalui titik potong antara garis kerja P1 dan garis I, dan
h. Lukis garis S sejajar garis ŝ yang melalui titik kutub, memotong gaya P = 10 kN.
panjang garis yang menyatakan besarnya P1 dan P2. Besarnya gaya P1 diukur dari
dengan skala gaya yang dipakai. Dalam persoalan ini diperoleh gaya P1 = 3 . 2 =
Misalnya gaya P akan diganti menjadi gaya P1, P2 dan P3 yang telah ditentukan
L2
P C P2
l1
P1
P
P1
l1 l 2 c P1 P2
B d L3
A
P3 P3
D
a b
Gambar 27. Lukisan Gaya
Gambar 26. Soal
Usaha pertama adalah membuat gaya–gaya tersebut menjadi konkuren.
Dalam membuat konkuren tidak dapat dilakukan sekali, tetapi harus dilakukan
dua kali. Dalam hal ini, carilah lebih dulu titik pertemuan antara garis kerja gaya
yang diganti dengan salah satu garis kerja gaya pengganti, misalnya titik
pertemuannya di A. Kemudian agar diperoleh titik tangkap yang konkuren, maka
dua garis kerja pengganti yang lain disatukan menjadi sebuah garis kerja (garis
kerja persekutuan).
Misal titik pertemuan antara antara dua gaya pengganti tersebut di C. Garis
yang menghubungkan titik A dengan titik C merupakan garis kerja persekutuan
yang dimaksud diatas, dan membuat gaya diganti dengan ketiga gaya
penggantinya yang konkuren. Dari tiga garis kerja yang konkuren inilah dapat
dilukis penggantian sebuah gaya menjadi dua buah gaya, yaitu sebuah gaya
pengganti P3 dan sebuah gaya persekutuan (paduan P1 dan P2). Selanjutnya gaya
persekutuan ini diganti menjadi gaya P1 dan P2.
Jadi tiga gaya pengganti telah diketahui semua, besarnya gaya tinggal
mengukur panjang garisnya dikalikan dengan skala gaya yang dipakai. Mengganti
/membagi sebuah gaya menjadi tiga buah gaya yang tidak konkuren ini
Cara analitis,
Karena gaya–gayanya tidak konkuren, maka untuk menghitung gaya yang
belum diketahui dipakai “Statis Momen“. Pemilihan titik yang dipakai sebagai
pusat momen harus diperhatikan sedemikian sehingga dalam sebuah persamaan
hanya mengandung sebuah bilangan yang belum diketahui. Untuk persoalan
diatas dipilih dahulu titik C sebagai pusat momen, sehingga dapat dihitung gaya
P3 (bila dipilih titik A sebagai pusat momen, maka ada dua bilangan yang belum
diketahui yaitu P1 dan P2).
Statis momen terhadap titik C,
Momen Resultan = Jumlah Momen Komponen
P.(a+b)
P3 = - -------------- Berarti arah P3 sebenarnya kekiri
c
Hitungan cara analitis ini merupakan dasar dari metode Ritter untuk mencari
besarnya gaya batang pada konstruksi rangka batang. Untuk lebih memahami
sebuah gaya menjadi tiga buah gaya yang tidak konkuren, baik secara grafis
Contoh,
Hitunglah gaya pengganti P1, P2 dan P3, dari sebuah gaya P = 2 kN, yang masing–
L2 l1
E
1,732 m
300
B C D
A L3
5m 3m 1m
Penyelesaian :
Cara grafis,
Skala gaya yang dipakai 1 cm = 0.5 kN ; skala jarak 1cm = 1 m. Lukisan untuk
P2
P1
L2
E
P
1,732 m
l1
L3 300 600
B C D
A P3
5m 3m 1m
P2
P1
P = 2 kN
P1P2
P3
Cara analitis,
Statis momen terhadap titik E,
Momen Resultan (gaya yang diganti) = Jumlah Momen Komponen (gaya pengganti)
P.8 2.8
P3 = - ------- = ------- = - 9,24 kN ke kiri
1,732 1,732
P.9 2.9
P1 = ------- = ------- = 9 kN ke atas
2 2
Bila sebuah rangkaian beban tertentu, misalnya P1, P2, P3, dan P4, dilukis
dua buah lukisan kutub dan dua buah lukisan poligon batang, maka kedua poligon
adalah bahwa perpotongan garis poligon batang pertama dan kedua yang
setangkup bertemu pada suatu titik, dimana tempat kedudukan titik–titik potong
tersebut dalam satu garis lurus. Garis lurus ini sejajar dengan garis hubung titik
kutub kedua poligon tersebut. Garis ini disebut sumbu kutub. Bukti pernyataan
P1 P2 P3 P4
C1
1
I IV
P1 2
C2 III 1’
II O
I’ V 2’
3
P2
3’
C3
4
II’ O’
P3 4’
III’ IV’
R 5
5’
C4 V’
P4
C5
Garis Sumbu Kutub
Pada lukisan kutub tampak bahwa resultan komponen S1 dan S5 = R, begitu pula
resultan komponen S1’ dan S5’ = R
S1
S1’
O
O’
S5
S5’
R
R
Gambar 31
Bila arah S1’ dan S5’ dibalik (menjadi -S1’ dan - S5’), maka resultan R dari gaya
S1 dan S5 akan dihapus oleh resultan R dari gaya -S1’ dan - S5’.
[ S1 + S5 ] + [ -S1’+ ( -S5’) ] = 0
S1 + S5 – S1’ - S5’ = 0
( S1 – S1’ ) + ( S5 – S5’ ) = 0
R1 + R5 = 0
23
S1
R5
S5
-S1’ R1
-S5’
E. Soal – Soal
1.Tentukan besar dan letaknya resultan dari gaya P1 = 2 kN, P2 = 3 kN, dan
P3 = 5 kN (lihat gambar 33 )
P1 = 5 kN
0,5 m
P2 = 10 kN
4m
P3 = 15 kN
Gambar 33
2. Hitunglah besar dan arah gaya P3 dan P4 secara grafis dan analitis dari susunan
gaya seperti gambar 34.
P1 = 8 kN
800
P3
P2 =10 kN 700
900
Gambar 34
P4
24
3. Hitunglah besar, arah , dan letak resultan gaya P1, P2, P3 dan P4, secara grafis
dan analitis dari susunan gaya seperti gambar 35.
P1 = 4 kN P2 =7 kN P1 = 6 kN P2 =12 kN
Gambar 35
3m 2m 1m
4. . Diketahui gaya P = 8 kN, diminta besar dan arah gaya pengganti P1 dan P2
P =8 kN P1
300
S0 P2
Gambar 36
5. Sebuah gaya P = 6 kN akan diganti menjadi gaya P1, P2, dan P3 yang garis
kerjanya masing–masing l1, l2, dan l3. Tentukan besar dan arah gaya pengganti
tersebut.
P2 =6 kN
3m
2m 5m
Gambar 37
SB Y
25cm 50 cm 30 cm
20 cm
30 cm
10cm
SB X
25cm 30 cm 50 cm
Gambar 38
25
5 kN 2 kN
10 kN 4 kN
10 kN 4 kN
3m 5 kN 2 kN
2m 2m 2m 2m 2m 2m
Gambar 39