Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERHITUNGAN DOSIS OBAT PADA ANAK

Pengertian  Suatu tindakan untuk mengetahui dosis obat pada anak


Tujuan  Mengetahui dosis obat pada anak sesuai dengan kebutuhan
Prosedur tindakan 1. Pra Interaksi
1. Alat tulis
2. Obat yang digunakan sesuai dengan program medik
2. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan perkenalan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Kontrak waktu
3. Fase Kerja
1. Mecuci tangan
2. Menghitung dosis obat
1) Dosis obat berdasarkan umur
a. Rumus Fried (Anak yang berusia hitungan bulan)

Keterangan :
Da : Dosis anak
m   : Umur anak dalam bulan
Dd : Dosis dewasa
150 : Ketetapan

b. Rumus Dilling (Anak yang berusia 8 tahun ke atas)

Keterangan :
Da : Dosis anak
n    : Umur anak dalam tahun
Dd : Dosis dewasa
20 : Ketetapan

c. Rumus Young (Anak yang berusia 1 tahun – 8


tahun)
Keterangan :
Da : Dosis anak
n : Umur anak dalam tahun
Dd : Dosis Dewasa
12 : Ketetapan

2) Berdasarkan Sediaan

4. Fase Terminasi
1. Mencatat hasil perhitungan dosis obat pada anak
Referensi  Anggraini sapariah, 2018, Modul Keperawatan Anak 1, Yudha
English Galeri
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERHITUNGAN DOSIS OBAT PADA ANAK

Pengertian  Salah satu metode skrining untuk mengetahui kelainan tumbuh


kembang anak.
Tujuan  Mengetahui perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik
kasar, dan bahasa pada anak
Prosedur tindakan 1. Pra Interaksi
a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/ manik-manik,
Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan
ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus
warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung
usia kronologis anak saat diperiksa).
b. Lembar formulir DDST
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-
cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
2. Fase Orientasi
a. Memberikan salam dan perkenalan diri
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Kontrak waktu
3. Fase Kerja
a. Mecuci tangan
b. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan(Jika dalam
perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan
ke atas).
c. Tarik garis vertikal pada lembar DDST II sesuai dengan
umur yang telah ditentukan
d. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan
batasan garis yang ada milai dari motorik kasar, bahasa,
motorik halus, dan personal social.
e. Selanjutnya nilai tugas perkembangan setiap kotak yang
terpotong garis vertikal pada setiap sektor.
f. Beri tanda (P) passed di depan kotak bila anak mampu
melaksanakan. Beri tanda F(Fail) bila anak tidak mampu
dan R(Refused) bila anak menolak
g. Lakukan penilaian setelah pemeriksaan berdasarkan
pedoman ini, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
 Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan,
pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2
atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia
 Meragukan
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan
atau lebih
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
 Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan
hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
 Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di
atas.

4. Fase Terminasi
a. Mencatat hasil perkembangan anak
b. Menyimpulkan hasil perkembangan anak
Referensi  SOP PEMERIKSAAN DDST NO. DOKUMEN
001/SOP/LABORATORIUM UNIVERSITAS PGRI ADI
BUANA SURABAYA, 2018
Nama : Aprilia Ayu WulanDari
Npm. : 2011515092

Anda mungkin juga menyukai