Pagi yang kelam matahari pun enggan menampakan sinarnya.
Pagi itu tepatnya pukul
11.00, matahari yang biasanya bersinar terang kini tak terlihat sedikit pun. Awan pekat menyelimuti hari itu, seolah – olah bumi merasakan perih dan kecewanya hati ku. Aku tau aku tak seharusnya sesakit ini, ku tak seharusnya sedih. Namun, aku hanyalah seorang wanita yang lemah, yang rapuh akan ketidakpastian. Dia ? dia pergi meninggalkan ku tanpa pamit. Dia pergi ntah kemana menghilang seakan ditelan bumi. Aku sibuk mencari ? tidak . tak sedikitpun aku mencari keberadaannya. Walau haiti ini ingin, namun akal sehat ku masih berfungsi. Berat. Berat rasanya ketika hati, pikiran dan perasaan saling beradu saling berlomba dan terus-terusan mendesak ku untuk mencari. Ntah aku