Anda di halaman 1dari 4

Senja, Jaga Dia Untuk Ku

Senja itu sangat indah sungguh sangat indah, entah dari kapan aku sangat menyukai
senja. Namaku Alesha Syifa Az Zahra, umur ku saat ini menginjak 20 tahun, yah aku biasa di
sebut dengan gadis senja karena aku sangat menyukai senja. Aku memiliki seorang sahabat
nama sahabatku Azzam Raihan Alifian biasanya aku memanggil dengan sebutan Al dan Al
memanggilku dengan Zahra, kami bersahabat dari kecil mungkin bisa dibilang sebelum kami
lahir di dunia ini karena orang tua kita bersahabat.
Setiap hari ku lalui bersama Al, Al merupakan sahabat sekaligus kakak kedua setelah
kakak kandung ku Kak Fadhlan, Al selalu melindungi ku disaat teman-temanku mengejek ku
pokoknya Al merupakan Sahabat The Best.
Namun, kebahagiaan kami berdua tidaklah berlangsung lama karena orang tua Al
dimutasi ke kota lain, maka Al pun juga ikut pindah saat itu umurku 10 tahun aku sangat
sedih harus berpisah dengan Al, begitu pun juga apa Al.
Setelah kepergiaan Al dan Orang Tuanya hari-hari ku terasa sepi, tak ada lagi sosok
kakak yang selalu ada untuk ku selalu menjadi pelindung dan menjadi teman bermain ku.
Ayah dan Bunda sangat sedih melihat kesedihan ku, dan bahkan sejak kepergiaan Al aku
jatuh sakit selama 1 bulan, setiap malam aku selalu menyebut nama- nama Al didalam tidur
ku. Bunda selalu menangis disaat melihat ku seperti ini.
Tepat 7 tahun kepergian Al, dan aku melewati hari-hari ku dengan sepi, suram dan
sendiri. Selama disekolah aku hanya menghabiskan waktu sendiri, tidak ada yang berani
mengajak ku mengobrol atau pun berteman karena aku akan menolak mereka mentah-
mentah.
Berbeda halnya dengan Al di kota sana, Al melewati hari-harinya dengan sakit yang
dideritanya, yah Al menderita Leukemia. Hari-hari Al hanya diisi dengan perawatan, obat-
obatan dan rumah sakit. Al sangat merindukan teman kecilnya Zahra.
2 tahun Al menjalani masa pengobatan, dan atas izin Allah akhirnya Al dapat melewati
hari-harinya berjuang melawan rasa sakitnya demi Zahra. Al telah berjanji suatu saat nanti
pasti akan bertemu dengan Zahra, Al janji. Setelah Al diperbolehkan pulang, Al meminta izin
untuk bertemu Zahra dan orang tua Al mengizinkan untuk bertemu Zahra.
Hari itu tepatnya hari sabtu, Al pergi ke pantai untuk menikmati Senja yang telah lama
tidak bisa ia lewati. Setiap melihat Senja Al selalu merindukan gadis kecilnya, selalu
merindukan sahabat kecilnya, dan sangat-sangat merindukan Zahra. Lama Al berdiam
menatapi perginya senja, senja mulai pergi dan berganti gelapnya malam yang dingin. Al
menutup matanya lekat-lekat dan pikirannya kembali menerawang akan kenangan-
kenangannya bersama Zahra. Akan kah semua itu bisa terulang ? apakah allah mengizinkan
aku bertemu dengan Zahra ? pikiran itu terus dan terus merasuki pikiran Al. setelah
pikirannya kembali pulih, Al beranjak pulang kerumah nya di Bandung yang telah lama ia
dan keluarganya tinggalkan.
Malam itu, Al kembali tak bisa tidur karena pikirannya selalu dipenuhi Zahra dan
Zahra, hingga pukul 03.00 dini hari barulah ia bisa memejamkan matanya. Tepat matahari
menampakan sinarnya Al terbangun dan segera bergegas mandi dan pergi ke rumah Zahra.
Tapi, harapan demi harapan, Allah belum mengizinkan Al bertemu dengan Sahabatnya
karena beberpa bulan setelah Al pergi dari Bandung, Zahra dan keluarga juga pindah ke
Pontianak. Kecewa sudah pasti, tapi apalah daya jika allah belum meridhoi pertemuan
mereka, sesungguhnya segala sesuatu sudah di atur oleh allah. Allah merupakan sutradara
terbaik.
Al tidak menyerah begitu saja, Al berangkat ke pontianak saat itu juga, Al meminta
bantuan teman-temannya untuk mencari tahu keberadaan Zahra. Lelah mencari namun tidak
kunjung mereka di pertemukan. Andai kisah ini layaknya FTV yang berakhir Happy Ending
maka Al dengan senang hati bersabar menunggu hari bahagia itu. Bertemu dengan orang
yang spesial di waktu yang spesial. Tapi saat ini ?? apakah hayalan dan harapan itu bisa
terwujud ?
6 bulan berlalu Al menjelajahi kota pontianak namun tak ditemukan sosok Zahra dan
Keluarganya, dan 6 bulan itu juga Al dan keluarga pindah ke Pontianak. Al saat ini berkuliah
di Universitas Tanjung Pura. Al telah berputus asa untuk mencari Zahra, Al menyerahkan
semuanya kepada Allah. Al melewati hari-harinya di kampus dengan kesibukan-kesibukan
kuliah dan organisasi yang diikutinya. Namun, sesibuk apapun Al Zahra tetap ada di
pikirannya dan di hatinya.
Hari Sabtu, 08 Desember 2012 sore itu hujan turun dengan deras, petir dan angin kini
bersaut – sautan. Suasana sore itu sangatlah sepi, waktu baru menunjukan pukul 04.00 sore
tapi layaknya pukul 06.00 karena saat itu amat sangat gelap, rasa dingin menyelimuti tubuh
Zahra. Zahra mengeratkan kembali jaket yang ia kenakan, yah pada saat itu Zahra masih
berada di kampus karena ada tugas yang ia harus selesaikan. Setelah tugas itu selesai dan
hasilnya yah begini lah zahra menunggu hujan redha. Tanpa disangka ad sosok lain yang
sedang memperhatikan Zahra sangat lekat, tatapan rindu lebih tepatnya. Dia memperhatikan
Zahra inchi demi inchi dan tak lupa pula senyum yang sangat manis ia tampakkan. Tanpa
menunggu lama akhirnya dia menghampiri Zahra.
Zahra... panggilnya .. Zahra yang dipanggil pun menoleh saat mendengar namanya di
panggil. Dan ketika itu pula Zahra sangat kaget melihat orang yang ada di depannya. Apakah
ini mimpi pikirnya ? mereka terpaku cukup lama, hingga suara petir menyadarkan
kebungkaman mereka. Al langsung memeluk Zahra sangat erat, sungguh ia sangat
merindukan wanita yang ada didalam pelukannya ini. Rindu yang selama ini di pendam,
Zahra kamu harus membayar rasa rindu dan perjuangan ku Zahraa.. batin Al.
Al kenapa kamu bisa berada disini ?? kapan kamu pindah ke sini ?? kamu baik-baik aja
kan ? kamu apa kabar ? aku kangen kamu, tanya Zahra. Eiitt.. bisa nggak nanyanya satu-satu,
aku emang ngangenin Zah aku tau itu, akhirnya mereka tertawa bersama.
Al kita pulang yuk ? hujannya uda redah. Iya kita pulang tapi temanin aku makan dulu
yah Zah pintah Al. Zahra pun mengangguk dan masuk ke mobil Al.
Sungguh kebahagiaan yang luar biasa, bertemu seseorang yang spesial di waktu yang
spesial, kesabaran dan penantian mereka telah terbayarkan. Sahabat yang dulu pergi kini
kembali membawa kebahagiaan dan membawa kenangan yang tertinggal.
Setelah mereka makan, akhirnya Al mengajak Zahra pulang. Selama makan banyak
sekali hal yang mereka ceritakan saat mereka tidak bersama, tapi ada 1 hal yang tidak Al
ceritakan kepada Zahra yaitu tentang penyakitnya selama ini.
Beberapa bulan mereka menghabiskan waktu bersama, selalu bersama-sama dan
berbagi kebahagiaan serta kesedihan. Tak sehari pun Al tak membuat Zahra tertawa, setiap
bersama Al rasanya bahagia banget, Al emang cocok jadi pelawak karena selalu ada-ada aja
yang dilakukannya sehingga membuat orang disekelilingnya tertawa.
Aku sangat sayang sama kamu Al, kamu jangan pernah tinggalkan aku, sampai kapan
pun ? aku nggak bisa hidup tanpa kamu Al. hidup ku seakan hampa tanpa mu. Kamu yang
selalu membuat aku ketergantungan akan kehadiran kamu Al. kamu janji kan nggak akan
ninggalin aku ? mendengar perkataan Zahra, ada rasa ngilu di dalam hati Al ntahlah ia juga
tidak tau. Apakah aku bisa selamanya menemani dia ? gadis senja ku tercinta.
Setiap hari mereka selalu bercerita, belajar bersama dan selama bersama-sama.hingga
tanpa terasa 4 tahun telalh berlalu dan mereka sebentar lagi lulus dari Universitas ini. Waktu
wisuda semakin dekat. Tuntutan dan deadline kian semakin memikat, akhir-akhir ini Al
maupun Zahra tengah disibukkan dengan skripsi mereka. Skripsi yang membuat kepala
rasanya mau pecah, membuat makan tak teratur dan tidur pun tak teratur, bergadang
semalaman hanya demi skripsi. Al yang notabenya memiliki otak yang sedikit pas-pas sangat
kesusahan didalam menyelesaikan skripsinya dibandingkan dengan Zahra yang otaknya super
pintar. Zahra pun dengan senang hati membantu Al menyelesaikan Skripsi tersebut hingga
akhirnya mereka Wisuda bareng. Wisudawan/i tebaik jatuh kepada Alesha Shifa Az Zahra.
Zahra pun langsung memeluk Al dan naik keatas panggung. Betapa sangat bahagianya Zahra
maupun Al.
Setelah mereka menyelesaikan Studynya, Al bekerja di kantor Papanya dan Zahra
bekerja di Kantor Akuntan Publik. Walaupun mereka berbeda tempat kerja tapi mereka selalu
bersama. Al yang selalu menjemput Zahra pada saat Berangkat dan Pulang kantor.
Rabu, Tepatnya 27 april 2016, Al tidak menjemput Zahra karena Zahra masih ada tugas
yang harus diselesaikan, akhirnya Al setelah pulang kantor langsung pulang kerumah. Al
mengendarai mobilnya sangat santai tidak ngebut dan tidak juga pelan, tapi disaat
persimpangan jalan sebuah bus berjalan dengan kecang kearah mobil Al dan kecelakaan pun
tak bisa dihindarkan. Mobil Al rusak berat dan keadaan Al saat ini sangat memperhatinkan.
Al segera dibawa kerumah sakit. Zahra dan orang tua Al setelah mendapat kabar itu segera
menuju rumah sakit. Sesampainya mereka di rumah sakit 30 menit kemudian Al sadar dan
mereka dokter meminta Zahra dan orang tuanya masuk kedalam. Al tersenyum melihat
Zahra, papa dan mamanya, mereka orang – orang yang sangat berharga di hidupnya.
Zah, pa, ma jangan sedih. Al nggak papa ? kalian jangan nangis, al nggak ingin melihat
kalian sedih. Zah, kamu jaga diri baik-baik yah, maafin aku nggak bisa nemanin kamu
selamanya, kamu harus bahagia zah, tolong jagaiin papa dan mama ku zah. Maafin aku.
Al....jangan bicara begitu. Kamu pasti sembuh.. zahra menangis.. tapi takdir allah siapa
yang bisa menghindar ? Al telah dinyatakan meninggal dunia. Al .. terimakasih untuk semua
kenangan ini.. terimakasih untuk waktu berharga yang pernah kamu berikan ke aku. Aku
akan selalu mengingat kamu sampai kapanpun. Aku akan lakuin apa yang kamu pintah Al..

Anda mungkin juga menyukai