Modul Praktikum Labtek 1
Modul Praktikum Labtek 1
4. Pelaporan
Pelaporan praktikum per modul ditulis tangan dengan rapi dan dapat dibaca
dengan jelas, sedangkan laporan akhir merupakan kumpulan dari seluruh laporan
percobaan yang diketik sesuai format. Pengolahan data grafik dengan MS Excel
yang diprint dan/atau ditempel. Ketentuan kertas yang digunakan adalah HVS A4
70 GSM. Format laporan praktikum terdiri dari:
a. COVER
b. Abstrak
Abstrak ditulis dengan format: untuk judul (times new roman 14 pt, bold) dan
untuk isi 1 spasi , times new roman 12 pt.
5. Ujian Akhir
Pelaksanaan ujian akhir akan diinformasikan lebih lanjut oleh koordinator
praktikum laboratorium instruksional teknik kimia
6. PERATURAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa dapat melaksanakan praktikum jika telah lulus responsi dengan
Dosen Pembimbing
b. Mahasiswa dilarang melakukan plagiat seperti mengetik ulang karya orang
lain walaupun satu kalimat, mengutip gambar tanpa izin serta mengopi data
percobaan milik orang lain.
c. Pengumpulan laporan praktikum dilaksanakan segera mungkin, penyelesaian
pelaporan termasuk revisi adalah 2x24 jam sejak diberikan data dan video oleh
Dosen Pembimbing. Jika mahasiswa tidak dapat menyelesaiakan laporan
maka mahasiswa akan mendapatkan nilai E pada mata kuliah laboratorium
instruksional teknik kimia 1
d. Nilai akhir praktikum adalah
ℎ ℎ
= 70% + 30% ℎ
6
A≥ 85
75 ≤ AB ≥ 84,99
66 ≤ B ≥ 74,99
58 ≤ BC ≥ 65,99
50 ≤ C ≥ 57,99
45 ≤ D ≥ 49,99
D > 45
Modul Praktikum Lab. Instruksional Teknik Kimia
SEDIMENTASI
Tujuan
1. Mempelajari hukum Stokes
2. Menghitung kecepatan sedimentasi partikel padatan
3. Membandingkan konsentrasi suspensi pada percobaan terhadap konsentrasi
menggunakan hukum Kynch
4. Mencari hubungan antara kecepatan sedimentasi partikel padatan dengan
konsentrasi slurry berdasar data percobaan serta membuat grafiknya
Teori
Jika suatu partikel padatan yang mempunyai berat jenis lebih besar dari cairan
dan berada dalam cairan tersebut, maka partikel akan bergerak jatuh ke bawah
dengan percepatan tertentu sampai dicapai suatu kecepatan yang maksimum
(terminal velocity). Resultan gaya ƩF yang bekerja pada padatan tersebut terdiri dari
gaya berat atau gravitasi Fg, gaya dorong ke atas atau apung (bouyanci force) Fb, dan
gaya gesek (drag force) Fd, seperti yang dirumuskan dalam Persamaan (1) dan
diilustrasikan pada Gambar 1.
F Fg Fb Fd (1)
C D v 2p A p w
pV p g wV p g
dv p (2)
mp
dt 2
C D v p Ap w
2
p w V p g
dv p (3)
mp
dt 2
Keterangan:
mp : massa partikel (kg)
vp : kecepatan pengendapan partikel (m/s)
t : waktu pengendapan (s)
3
ρp : densitas partikel (kg/m )
3
ρw : densitas cairan/air (kg/m )
1
Modul Praktikum Lab. Instruksional Teknik Kimia
3
Vp : volume partikel (m )
2
g : gaya gravitasi (m/s )
CD : drag coefficient (unitless)
2
Ap : luas tampang lintang partikel pada arah aliran (m )
Pada saat kecepatan mencapai kecepatan terminal (vp(t)), percepatan (dvp/dt) akan
sama dengan nol. Kecepatan terminal dapat diperoleh dari penyelesaian Persamaan
(4).
C D v 2p t Ap w
0 p w Vp g
(4)
2
C D v 2p t Ap w
p w Vp g
(5)
2
Dengan menyusun ulang Persamaan (5), diperoleh Persamaan (6):
2 p w V p g
v 2p t (6)
C D Ap w
Diasumsikan partikel berbentuk bola, maka diketahui:
3
4 1
V p D p D 3p (4)
3 2 6
Ap D p2 (6)
4
Jika Persamaan (6) diselesaikan akan diperoleh Persamaan (7).
2 p w D 3p g
v 2 6 (7)
p t
2
CD Dp w
4
4
w Dp g
v 2p t (8)
p
3C D w
4 p w D p g (9)
v p t
3C D w
Untuk aliran laminer CD = 24/Re, sehingga diperoleh:
gDp2 p w
v p t (10)
18 w
Keterangan:
vp(t) : kecepatan terminal partikel (m/s)
2
μw : viskositas cairan/air (N s/m )
Dp : diameter partikel (m)
2
Modul Praktikum Lab. Instruksional Teknik Kimia
Sedimentasi merupakan suatu peristiwa turunnya partikel zat padat yang tersebar atau
tersuspensi dalam cairan karena gaya berat sehingga cairan jernih dapat dipisahkan
dari zat padat yang menumpuk didasarnya.
gD2p p w (12)
vH R
18 w
3. Perlakuan awal
Pada partikel yang mengalami flukolasi, meskipun kecepatan jatuh flock akan lebih
cepat dari kecepatan partikel secara sendirian, ada kemungkinan flock akan
mengandung air yang terperangkap dalam flock yang terbentuk. Bentuk flock dan
densitasnya menjadi sangat kompleks untuk diperkirakan secara matematis.
Kecepatan sedimentasi hanya dapat diperkirakan berdasar data percobaan secara
empiris.
Keterangan:
A : cairan bening
B : zona konsentrasi seragam
C : zona ukuran butir tidak seragam
C’ : zona transisi
D : zona dengan partikel padat terendapkan
terhadap dinding dan v+vL terhadap lapisan. Jika lapisan diasumsikan mempunyai
padatan yang tetap, maka neraca massanya adalah:
c dcv dv vL At cv vL At (13)
dengan:
A : luas penampang tabung
t : waktu sedimentasi
c : konsentrasi
v : kecepatan sedimentasi
Dengan cara substitusi dan integrasi, maka didapat Persamaan (14):
c0 Z 0
c (14)
Z vt
Berdasarkan percobaan dapat diperoleh hubungan antara tinggi interface dengan
waktu sedimentasi. Dari slope dapat diperoleh Persamaan (15):
Z Z (15)
v tg i atau Z i Z vt
t
Dari Persamaan (14) dan (15) diperoleh Persamaan (16):
Z0 (16)
c c0
Zi
keterangan:
c0 : konsentrasi slurry awal
Z0 : tinggi interface awal
6
Modul Praktikum Lab. Instruksional Teknik Kimia
Bahan Percobaan
1. Kalsium karbonat (bubuk kapur)
2. Aquadest
Alat Percobaan
1. Tabung gelas berskala
2. Gelas ukur
3. Stop watch
4. Neraca Ohaus
5. Gelas pengaduk
6. Alat-alat gelas lainnya
Langkah Kerja
Daftar Pustaka
Putra, S., Sutopo, A., Megasari, K., Swantomo, D., dan Giyatmi, 2018, Petunjuk
Praktikum Mekanika Fluida, Yogyakarta: Jurusan Teknokimia Nuklir, STTN-BATAN
Perry R. H., dan Green D., 1988, Perry’s Chemical Engineer’s Hand Book, Sixth Edition,
Tokyo: McGraw-Hill
Brown G. G., 1978, Unit Operation, Fourteenth Printing, New York: John Wiley and
Sons Inc
8
Modul Praktikum Lab. Instruksional Teknik Kimia
9
Modul Praktikum Lab. Instruksional Teknik Kimia
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Pengolahan data yang diperlukan pada percobaan dapat dilakukan dengan mengikuti
langkah berikut:
1. Buat grafik hubungan tinggi interface terhadap waktu pengendapan, kemudian
bahas pada bab hasil dan pembahasan.
2. Hitung kecepatan pengendapan saat tertentu (vi) menggunakan Persamaan (15).
3. Hitung konsentrasi slurry saat tertentu (ci) menggunakan Persamaan (16) (hukum
Kynch), kemudian analisis perbandingan konsentrasi slurry tersebut terhadap
konsentrasi yang digunakan pada percobaan.
4. Buat grafik hubungan kecepatan pengendapan (poin 2) terhadap konsentrasi
slurry (poin 3), kemudian bahas pada bab hasil dan pembahasan.
10
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA
TANGKI BERPENGADUK
TIM PENYUSUN
2020
TK3001-02 1
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
DAFTAR ISI
LAMPIRAN A .................................................................................................................... 12
LAMPIRAN B .................................................................................................................... 14
LAMPIRAN C .................................................................................................................... 17
TK3001-02 2
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
DAFTAR TABEL
TK3001-02 3
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
DAFTAR GAMBAR
TK3001-02 4
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
BAB I
PENDAHULUAN
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan bahan yang
diaduk seperti molekul-molekul, zat-zat yang bergerak, atau komponennya menyebar
(terdispersi). Secara umum, pengadukan bertujuan untuk mencampur dua cairan yang saling
melarut, melarukan padatan dalam cairan, mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk
gelembung, atau mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan
jaket pada dinding banana.
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran, antara lain:
konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran
pengaduk, dan sifat fisik fluida yang diaduk. Jenis dan geometri pengaduk erat kaitannya
dengan pola aliran pengadukan yang terjadi. Pencampuran dalam tangki terjadi karena
adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini ‘memotong’ fluida
tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang berak ke seluruh sistem fluida tersebut.
Pemilihan jenis dan geometri pengaduk biasanya berdasarkan sifat fisik fluida, terutama
viskositas. Kecepatan pengadukan juga dapat mempengaruhi pola aliran melingkar.
Kecepatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pusaran atau biasa disebut vorteks.
Vorteks adalah hal yang tidak diharapkan dalam pengadukan karena menyebabkan kualitas
pengadukan buruk, masuknya udara ke dalam fluida, dan tumpahnya fluida akibat naiknya
permukaan fluida.
TK3001-02 5
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
BAB II
3. Melaksanakan observasi visual pola aliran dan memberikan analisis terhadap pola
aliran yang terjadi, dan
TK3001-02 6
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
keterangan :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J = lebar baffle
W = lebar pengaduk
TK3001-02 7
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
3. Viskometer 8. Pipet
4. Piknometer 9. Impeller
5. Gelas ukur
1. Air keran
2. Aqua DM
4. Pewarna
TK3001-02 8
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Percobaan terdiri dari 2 bagian yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan utama.
Pengukuran sifat fisik cairan dalam tangki berpengaduk dilakukan pada percobaan
pendahuluan. Sifat fisik yang akan diukur ialah densitas dan viskositas cairan. Pengukuran
densitas cairan dilakukan dengan menggunakan piknometer sedangkan penentuan viskositas
dilakukan dengan menggunakan viskometer Ostwald. Alat ini dipilih karena sederhana dan
dapat dipakai untuk cairan yang tidak kental.
Pada percobaan utama, data yang diamati adalah mixing time, waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai keseragaman komponen fluida di dalam tangki. Mixing time ini dapat dianalisa dari
pengamatan kehomogenan warna. Kecepatan pengadukan diatur dengan speed regulator
(tetapi kecepatan tercatat adalah yang tertera dalam speed display), dan daya yang diperlukan
dapat diukur dari tegangan dan arus. Pengukuran tegangan dan arus dilakukan dengan
menggunakan amperemeter dan voltmeter yang terpasang pada pengaduk. Setelah mengukur
mixing time, percobaan dilanjutkan dengan pengamatan pola aliran. Pengamatan dilakukan
dengan mengamati pergerakan butiran didalam fluida saat pengadukan berlangsung.
Diagram alir percobaan tangki berpengaduk terdapat dalam gambar 3 dan gambar 4.
TK3001-02 9
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
Percobaan pendahuluan:
Percobaan utama:
Persiapan alat dan bahan
TK3001-02 10
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
DAFTAR PUSTAKA
1. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill Book
Co., New York, 1978
2. Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 6th
Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984
3. Brodley, and Hershey, Transport Phenomena: A Unified Approach, McGaw-Hill Book
Co., New York, 1988, Chapter: Application of Mixing
4. Moo-Young et al., The Blending Efficiencies of Some Impellers in Batch Mixing, AIChEJ,
18 (1), 1972, pp. 178-182
5. Tatterson, and Gary, B., Fluid Mixing and Gas Dispersion in Agitated Tanks, McGraw-
Hill Book Co., New York, 1991, Chapter 1,2, and 4
TK3001-02 11
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
LAMPIRAN A
I II
TK3001-02 12
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
Jenis pengaduk :
Posisi pengaduk :
Baffle/non-baffle :
Jenis Pengaduk :
( ...rpm) (...rpm)
Baffle Centre
Off-centre
Non-baffle Centre
Off-centre
TK3001-02 13
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis rejim aliran yaitu laminar, transisi dan turbulen.
Rejim aliran laminar terjadi pada bilangan Reynolds 10, sedangkan turbulen terjadi pada
bilangan Reynolds 104 [Broadkey, 1988].
2. Bilangan Fraude
Bilangan Fraude menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi.
Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut:
TK3001-02 14
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
Bilangan Fraude bukan merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan unbaffled. Pada sistem ini bentuk permukaan cairan
dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk vorteks. Vorteks menunjukkan
keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.
3. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan daya yang dihasilkan aliran
dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat distribusi pada permukaan pengaduk dapat
diintegrasikan menghasilkan torsi total dan kecepatan pengaduk.
TK3001-02 15
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
TK3001-02 16
Laboratorium Teknologi Kimia 1 Tangki Berpengaduk
LAMPIRAN C
DATA LITERATUR
TK3001-02 17
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III-1
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
2. Simpan file
III-2
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
III-3
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
III-4
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
III-5
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
11. Setelah data sudah terisi, pilih menu hydrodinamics kemudian general flow pattern
untuk melihat profil aliran fluida. Selain itu menu-menu yang ada pada pilihan
hydrodinamics juga dapat dipilih untuk mengetahui parameter-parameter lainnya.
III-6
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
III-7
Link download: https://visimix.com/free-visimix/
BAB III
III-8
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
PERPINDAHAN PANAS
(Fluida Cair)
BAB I
PENDAHULUAN
Panas atau kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya
perbedaan temperatur. Panas atau kalor tersebut akan bergerak dari temperatur tinggi ke
temperatur yang lebih rendah. Ketika panas atau kalor bergerak maka akan terjadi pertukaran
panas dan kemudian akan berhenti ketika kedua tempat tersebut sudah memiliki temperatur
yang sama. Contohnya, kopi panas ke lingkungan yang mempunyai temperatur 20°C, hingga
terjadi kesetimbangan atau kesamaan temperatur pada gelas dan lingkungan (Syaichurrozi
dll, 2014).
Terdapat dua aliran penukaran panas yaitu penukaran panas dengan aliran searah (co-
current) dan penukaran panas dengan aliran berlawanan arah (counter-current).
1. Aliran Co-Current
Penukaran panas jenis ini , kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi penukar
yang sama, mengalir dengan arah yang sama dan keluar pada sisi yang sama pula.
Karakter penukar panas jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari alat penukar
panas tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar dari alat penukar panas,
sehingga diperlukan media pendingin/pemanas yang banyak.
Gambar 1. Profil Temperatur Aliran co-current (Syaichurrozi dll, 2014)
2. Aliran Counter-current
Penukar panas jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk dan keluar pada sisi yang
berlawanan. Temperatur fluida dingin yang keluar dari penukar panas lebih tinggi
dibandingkan temperatur fluida panas yang keluar dari penukar kalor, sehingga dianggap
lebih baik dari aliran searah.
Perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin tergantung pada beda temperatur
rata-rata logaritma (LMTD), luas permukaan perpindahan panas (A), dan koefisien
perpindahan panas overall (U).
q = U . A . ΔTLMTD
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
3.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
a. Rangkaian plate and frame heat exchanger tipe TIUS – TITC Edibon
b. Pompa
c. Termometer
1. Tangki air panas berbahan stainless steel dilengkapi dengan sensor temperatur (T-16).
2. Pressure Regulator (RP-1).
3. Pompa sentrifugal untuk air panas (AB-1).
4. Katub baypass (VR-1).
5. Katub pengatur laju aliran air dingin (VR-2).
6. Katub pengatur laju aliran air panas (VR-3).
7. Katub yang menghubungkan air dari base unit ke area kerja (V-1 dan V-6).
8. Katub aliran air panas maupun dingin masuk dan keluar (V-2, V-3, V-4 dan V-5).
9. SC-1 = sensor aliran air panas.
10. SC-2 = sensor aliran air dingin.
Aliran Co-Current
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Brown G. G., 1978, Unit Operation, Fourteenth Printing, New York: John Wiley and Sons
Inc
Kern, D. G. 1980. Process Heat Transfer. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha, Tokyo.
Perry R. H., dan Green D., 1988, Perry’s Chemical Engineer’s Hand Book, Sixth Edition,
Tokyo: McGraw-Hill
Syaichurrozi, I., Karina, A M., Imanuddin, A., 2014, “Kajian Performa Alat Penukar Panas
Plate and Frame : Pengaruh Laju Alir Massa, Temperatur Umpan dan Arah Aliran terhadap
Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh”, Eksergi, Vol XI, No. 02, 11-18
LAMPIRAN A TABEL DATA MENTAH
LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI LITERATUR
Spesifikasi Alat
Four ports or connections of hot and cold water input and output.
Maximum flow : 12 m³/h.
Maximum work pressure : 10 bar.
Maximum work temperature : 100 °C.
Minimum work temperature : 0 °C.
Maximum number of plates : 20.
Internal circuit capacity : 0.176 l.
External circuit capacity : 0.22 l.
Area : 0.32 m².
Plate: Depth : 500mm
High : 300mm
Width : 100mm
Max Flow : 12 m3/h
Max P : 10 bar
Halaman 1 dari 20
Laboratorium Teknik Kimia Perpindahan Panas (Fluida Cair) 2021
Halaman 2 dari 20
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
DAFTAR TABEL
Halaman 3 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pabrik kimia merupakan rangkaian berbagai unit pengolahan yang terintegrasi secara
sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik secara keseluruhan adalah
mengubah bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai guna. Dalam
pengoperasiannya, pabrik akan selalu mengalami gangguan (disturbance) dari
lingkungan eksternal. Selama beroperasi, pabrik harus terus mempertimbangkan aspek
teknis, keekonomian, dan kondisi sosial untuk mengurangi pengaruh signifikan dari
perubahan-perubahan eksternal tersebut.
Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya selalu berubah terhadap
waktu, terjadi selama sistem proses belum mencapai kondisi tunak. Keadaan dinamika
terjadi ketika ada gangguan terhadap kondisi proses tunak. Agar proses selalu stabil,
karakteristik dinamika sistem proses dan sistem pemroses harus diidentifikasi.
Pemahaman terhadap dinamika peralatan dan perlengkapan operasi akan memudahkan
pengendalian, pencegahan kerusakan, dan pemonitoran tempat terjadi kerusakan pada
kondisi unjuk kerja peralatan berkurang atau peralatan bekerja tidak sesuai dengan
spesifikasi operasinya. Pembelajaran tentang dinamika proses juga penting untuk
meramalkan kelakuan proses dalam suatu kondisi tertentu.
Halaman 4 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN
Halaman 5 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
Halaman 6 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN PERHITUNGAN
Halaman 7 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
juga dapat berupa penambahan aliran input dengan membuka valve gangguan (Q2).
Setelah diberi gangguan, dilakukan kembali pencatatan ketinggian air setiap rentang
waktu tertentu dan pencatatan dihentikan pada saat sistem mencapai kondisi tunak.
ln − = x ln ℎ + ln …(3)
2) Metode integrasi
Dari rumus hubungan antara perubahan ketinggian terhadap ketinggi air,
dapat dicari ketinggian air pada saat tertentu dengan cara integral.
∫ − ℎ=− ∫ …(4)
ℎ= ℎ − (1 − ) …(5)
Halaman 8 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 9 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH
Halaman 10 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Halaman 11 dari 13
Laboratorium Teknik Kimia Elektrolisis Air 2021
LAMPIRAN C
SUPLEMENT
Halaman 12 dari 13
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNOLOGI KIMIA
ALIRAN FLUIDA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...................................................................................................................... 4
PUSTAKA ............................................................................................................................... 14
2
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
DAFTAR GAMBAR
3
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
DAFTAR TABEL
Tabel A.1. Pengukuran head loss alat ukur / fitting / pipa ...................................................... 15
4
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
BAB I
PENDAHULUAN
Fluida merupakan suatu jenis zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen, sehingga apabila terjadi perubahan bentuk di dalam fluida, maka akan terbentuk
lapisan-lapisan yang mengalir di atas lapisan lain dan terbentuklah lapisan baru. Pada proses
tersebut terdapat tegangan geser yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju alir
fluida relatif terhadap suatu arah. Tegangan geser ini akan hilang setelah fluida mencapai
keadaan kesetimbangan.
Berdasarkan densitas, fluida dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: fluida compressible dan
fluida incompressible. Fluida compressible mempunyai densitas yang peka terhadap
perubahan temperatur dan tekanan (misalnya: gas), dan fluida incompressible kebalikan dari
fluida compressible (misalnya: zat cair).
Dalam suatu sistem perpipaan transportasi fluida, terdapat beberapa komponen atau peralatan
umum yang digunakan, seperti: pipa/tabung, valve, blower, pompa, dll. Pipa merupakan
tempat mengalirnya fluida, dan valve dipasang untuk mengatur laju alir/bukaan fluida. Dalam
suatu sistem perpipaan dibutuhkan penambahan energi mekanik untuk mempercepat laju alir
fluida. Alat yang dapat digunakan antara lain pompa, blower, kipas, dan kompresor. Peralatan
pemindah fluida dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerja menggunakan tekanan langsung
ke fluida, atau dengan membangkitkan rotasi menggunakan momen punter.
5
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
Jumlah kerja dari pompa bergantung pada kapasitas dan head. Kapasitas adalah laju alir
massa per volume fluida yang dialirkan, sedangkan head adalah perbedaan total tekanan
masuk dan keluar alat, yang dinyatakan dalam tinggi kolom fluida pada kondisi adiabatik.
Efisiensi pompa dinyatakan sebagai perbandingan daya output terhadap input. Dalam operasi
pompa harus dihindari fenomena kavitasi, yaitu fenomena berubahnya sebagian fluida
menjadi uap akibat tekanan hisap yang lebih tinggi dibandingkan tekanan uap fluida yang
menyebabkan timbulnya gelembung yang dapat merusak pompa. Agar tidak terjadi kavitasi,
nilai (NPSH)R harus terpenuhi. (NPSH)R merupakan total head cairan pada garis pusat
pompa, dikurangi tekanan uap P. NPSH dapat dihitung menggunakan persamaan:
𝑔𝐶 𝜌𝐴 − 𝜌𝑣
𝑁𝑃𝑆𝐻 = ( − ℎ𝑓𝑠 ) − 𝑧𝐴
𝑔 𝜌
(NPSH)A dalam instalasi pompa harus lebih besar atau sama dengan (NPSH) R untuk kapasitas
yang diinginkan.
Laju alir fluida dapat diukur dengan berbagai jenis alat ukur, contohnya pitot tube,
orificemeter, dan venturimeter. Ketiga alat ini menggunakan prinsip Bernoulli untuk
menentukan laju alir fluida.
6
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN
7
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
3.2. Bahan
Bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah:
a) Aqua dm
b) Air keran
8
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
A
B
C
D
E
F
G
J K L
C
H
I
C
R Q P O N M
C
S
T
9
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Mulai
Piknometer dan
aseton disiapkan
Temperatur Massa
aqua dm piknometer
+ fluida
Piknometer dikosongkan;
Densitas air keran
dibilas dengan aseton; Selesai
dihitung
keringkan
Densitas
air keran
10
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
Mulai
Masukkan aqua dm ke
dalam viskometer
Selesai
11
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
Mulai
Alat disiapkan
Power supply
dinyalakan
Selesai
12
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
Mulai
Power supply
dimatikan
Bereskan peralatan
Selesai
13
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
PUSTAKA
Geankoplis, C. J., 2003, Transport Process and Separation 4th edition, USA: Prentice Hall
(halaman 90 – 107; 136 – 149)
SOLTEQ, Fluid Friction Measurements Apparatus Model : FM 100, Equipment for
Engineering Education & Research, 2011
14
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH
Contoh tabel pengamatan yang digunakan pada percobaan adalah sebagai berikut.
CONTOH
Variasi Laju Alir ke- Volume (mL) Waktu (s) Head Loss (mm H2O)
15
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
16
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Perhitungan yang dilakukan pada modul Aliran Fluida ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
3. Perhitungan hubungan laju alir dengan head loss pada pipa halus
Pertama-tama hitung kecepatan aliran fluida dalam pipa (u) dan hubungkan dengan
head loss (Δh) dengan menggunakan plot regresi linear sehingga diperoleh persamaan
berikut :
𝑢 = 𝑘 (∆ℎ)
Hubungan laju alir dengan head loss dapat diketahui dengan menghitung nilai k
4. Perhitungan hubungan bilangan Reynold terhadap koefisien friksi pada pipa kasar
Hitung bilangan Reynold pada aliran pipa kasar dengan persamaan berikut :
𝜌𝑢𝑑
𝑅𝑒 =
𝜇
Dengan 𝜌 = densitas air keran (kg/m3), 𝑢 = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s),
d = diameter pipa (m), 𝜇 = viskositas air keran (kg/m.s)
Setelah itu, hubungkan bilangan Reynold dengan koefisien friksi yang ada pada
Moody diagram yang terletak pada Lampiran C. Sehingga dapat diperoleh persamaan
hubungan antara bilangan Reynold dengan koefisien friksi pipa kasar secara linear.
17
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
18
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI LITERATUR
19
Laboratorium Teknik Kimia Aliran Fluida
20
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
MODUL PRAKTIKUM
TIM
KUC i
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
DAFTAR ISI
KUC ii
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
DAFTAR GAMBAR
KUC iii
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
DAFTAR TABEL
KUC iv
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
BAB I
PENDAHULUAN
KUC 1
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
2.1 Tujuan
Dengan melakukan praktikum Modul Kesetimbangan Uap Cair, praktikan mempelajari
kesetimbangan fasa uap-cair sistem biner.
2.2 Sasaran
Setelah melakukan praktikum diharapkan:
1. Praktikan mempunyai pengalaman sehingga terampil dalam percobaan pengukuran
kesetimbangan uap-cair.
2. Praktikan mampu melakukan perhitungan kesetimbangan uap-cair berdasarkan salah
satu model termodinamika di literatur.
3. Praktikan dapat menentukan parameter-parameter model termodinamika di atas.
KUC 2
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
3.1. Perangkat dan Alat Ukur
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:
KUC 3
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
KUC 4
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Diagram Alir Percobaan
Secara umum, percobaan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dalam diagram alir
yang ditmapilkan pada Gambar 4.1.
Mulai
Kalibrasi
Refraktometer
Start Up alat
SOLTEQ VLE
Masukkan umpan,
Buat Umpan
Nyalakan heater
Pengambilan
sampel, dicek
dengan
Data
refraktometer
hingga data sama 3
kali berturut-turut
Selesai
KUC 5
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
KUC 6
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
KUC 7
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
DAFTAR PUSTAKA
KUC 8
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH
Komponen A = __________ KomponenB = ___________
Densitas A = __________ Densitas B = ___________
Mr A = __________ Mr B = ___________
Tabel A.1 Kalibrasi Refraktometer
Volume Volume Fraksi Indeks
A B Mol wt% Bias
KUC 9
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
Contoh:
Misal: Komponen A = Metanol 99,9% Komponen B = Air
Densitas A = 0,79 g/mL Densitas B = 1 g/mL
Mr A = 32,04 g/mol Mr B = 18 g/mol
Tabel A.3 Contoh Kalibrasi Refraktometer
Volume Volume Fraksi Indeks
A B Mol wt% Bias
0 10 0.0000 0.00 1.3334
1 9 0.0470 8.07 1.3354
2 8 0.0999 16.49 1.3369
3 7 0.1598 25.29 1.3404
4 6 0.2283 34.50 1.3414
5 5 0.3074 44.13 1.3425
6 4 0.3997 54.23 1.3417
7 3 0.5087 64.83 1.3406
8 2 0.6397 75.96 1.3387
9 1 0.7998 87.67 1.3342
10 0 1.0000 100.00 1.33
1.344
1.342
1.34
1.338
Indeks Bias
1.336
1.334
1.332
1.33
1.328
1.326
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000
Fraksi Mol
KUC 10
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
KUC 11
Laboratorium teknologi Kimia Kesetimbangan Uap Cair
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Pengolahan data yang diperlukan pada percobaan dapat dilakukan dengan mengikuti langkah
berikut:
KUC 12
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL............................................................................................................................... 2
2.1. Tujuan Percobaan.......................................................................................................... 4
2.2. Sasaran Percobaan ........................................................................................................ 4
3.1. Alat ................................................................................................................................ 5
3.2. Kondisi Percobaan......................................................................................................... 5
DUR KERJA..................................................................................................................................... 5
4.1. Penentuan Densitas dan Viskositas............................................................................... 6
4.2. Penentuan Titik Didih.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 14
LAMPIRAN A TABEL DATA MENTAH............................................................................................ 15
LAMPIRAN B PROSEDUR PERHITUNGAN .................................................................................... 16
LAMPIRAN C SPESIFIKASI LITERATUR.......................................................................................... 17
Halaman 1 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAHULUAN
Halaman 2 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman 3 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
RAN PERCOBAAN
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN
GAN PERCOBAAN
Halaman 4 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
3.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
a. Laptop/Notebook
b. Aspen Plus
DUR KERJA
Halaman 5 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan sifat multikomponen menggunakan Aspen Plus ialah
sebagai berikut:
Halaman 6 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
d. Klik Parameter, lalu binary interaction dan rubah source menjadi APV110 EOS-LIT.
Selanjutnya klik Run
e. Membuat Simulasi
Halaman 7 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
Halaman 8 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
g. Klik Run, lalu klik Stream Summary untuk dapat melihat hasil
Halaman 9 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
Halaman 10 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
d. Klik Parameter, lalu binary interaction dan rubah source menjadi APV110 EOS-LIT.
Selanjutnya klik Run
e. Membuat simulasi
Halaman 11 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
h. Klik Run, lalu klik Stream Summary untuk dapat melihat hasil
Halaman 12 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
Halaman 13 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 14 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH
Halaman 15 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
titik didih
densitas
viskositas
x x x
Halaman 16 dari 18
Laboratorium Teknik Kimia Sifat Fisik Campuran Multikomponen 2021
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI LITERATUR
Halaman 17 dari 18