Tahan Kusut Fix
Tahan Kusut Fix
O O
O O
b) Katalis
Zat terpenting dalam penyempurnaan resin adalah katalis, yaitu
suatu senyawa yang mempercepat reaksi kimia, dalam hal ini reaksi
polimerisasi dan pembentukan ikatan silang pada saat pemanasawetan.
Pemilihan dan pemakaiannya ditentukan oleh beberapa faktor berikut:
1) Jenis dan kereaktifan resin (atau pengikat silang)
2) Jenis serat
Walaupun prakondensat resin akan berpolimer membentuk senyawa
resin kompleks dengan pemanasan pada umumnya lebih menguntungkan
menambahkan katalis untuk mempercepat reaksi dan hingga batas
tertentu mengendalikan reaksinya. Katalis yang ditambahkan umumnya
asam atau bahan yang dapat melepaskan asam pada kondisi
pemanasawetan.
Selain mampu mempercepat pembentukan resin, katalis harus
memenuhi persyaratan seperti tidak menurunkan stabilitas larutan
prakondensat yang ditandai pembentukan endapan. Katalis juga tidak
mempercepat polimerisasi prakondensat dalam larutan sehingga
partikelnya menjadi terlalu besar untuk dapat masuk kedalam serat.
Larutan prakondensat akan lebih stabil bila katallis yang digunakan tidak
dalam bentuk asam bebas melainkan sebagai garam dari basa lemah dan
asam kuat yang dapat terdisosiasi pada kondisi yang sesuai dan berfungsi
sebagai asam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan katalis yaitu : jenis dan
kereaktifan resin, jenis serat, kondisi pemanasawetan, sifat yang
diinginkan pada kain, dan pengaruhnya terhadap derajat putih atau warna
bahan.
c) Pemanasawetan (curing)
Proses pemanasawetan merupakan proses yang paling banyak
dipakai karena alasan ekonomi. Prosesnya meliputi rendam peras–
pengeringan-pemanasawetan(pad-dry-cure). Teknik ini menghasilkan
ketahanan kusut basah dan kering yang sangat baik walaupun penurunan
kekuatan dan ketahanan gosok mencapai 30-50% untuk serat selulosa.
Proses pemansawetan dilakukan pada suhu 160oC. Kecepatan kain
(waktu pengerjaan) ditentukan oleh jenis resin dan katalis, jenis serat,
dan konstruksi kain.
III. PERCOBAAN
3.1 Alat
Gelas beker 500 ml
Pengaduk kayu
Gelas ukur 100 ml
Neraca analitik
Pipet ukur 1 ml
Nampan plastik
Mesin stenter
Mesin padder
Stiffnes tester
Crease Recovery Tester
Dinamo meter
3.2 Bahan
Resin (Self Cross Linking)
Katalis
Sabun Netral
Kain kapas
Kain poliester
Kain T/C
Air
3.3 Fungsi Zat
Resin (SCL) berfungsi memberikan lapisan film pada permukaan kain
dengan berpolimerisasi antar resin
Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dan membantu polimerisasi
resin
Sabun netral digunakan untuk proses pencucian guna menghilangkan
sisa resin yang tidak berpolimerisasi
Natrium karbonat membantu proses penyabunan/pencucian
Drying
Curing
Pencucian
Drying
Evaluasi
Ketahanan Kusut
Kekakuan
Kekuatan Tarik
3.5 Skema Proses
3.6 Resep
3.6.1 Resep Penyempurnaan
Resin (SCL) : 80 g/L
Katalis :12% dari resin
WPU : 70%
Drying : 100°C 2 menit
Curing : 170°C 2 menit
3.6.2 Resep Pencucian
Sabun Netral : 1 /L
Na2CO3 : 1 ml/L
Suhu : 70°C
Waktu : 10 menit
4.2 Kekakuan
4.2.1 Gramasi
Kain Tanpa cuci Dengan cuci
T/C Berat = 0,31 g Berat = 0,29 g
100 x 100 100 x 100
Gramasi = 0,31 Gramasi = 0,29
5x 5 5x 5
Sisi
Kain Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
T/C 4 3,4 3,5 3,65 14,55 3,64
Poliester 3,6 3,8 4 3,75 15,15 4,7
Sisi
Kain Jumlah Rata-
rata
1 2 3 4
Kekakuan Kain
0,1 x gramasi x (rata-rata panjang lengkung)3
Kekuatan Tarik
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan penyempurnaan tahan kusut menggunakan
resin (self cross linking) dengan variasi jenis serat yakni kapas, poliester dan
campuran poliester-kapas untuk mengetahui ketahanan kusut, kekakuan dan
kekuatan tarik yang paling baik. Hal ini dilakukan agar diperoleh kondisi terbaik
dalam penggunaan serat dan jenis resin untuk penyempurnaan tahan kusut dengan
proses pencucian ataupun tanpa pencucian.
Resin self cross linking (SCL) merupakan jenis resin yang hanya melapisi
bagian permukaan serat saja sebab resin cenderung berpolimerisasi dengan
sesama resin saja tidak dengan serat. Resin SCL akan membuat ikatan 3 dimensi
dengan molekulnya sendiri dan mengisi ruang-ruang kosong pada serat yang
menyebabkan serat lebih kaku dan mencegah serat untuk kusut atau menggeser
ikatan hidrogen antar serat. Resin SCL dapat membentuk senyawa yang sangat
kompleks dengan molekulnya sendiri dan membentuk polimer yang panjang
sehingga dapat mengisi daerah amorf pada serat.
Proses polimerisasi dibantu dengan katalis garam asam. Hal ini dikarenakan
proses polimerisasi terjadi pada saat curing (pemanasawetan) yang terjadi dengan
syarat suhu tinggi dan suasana asam. Garam asam ini hanya dapat melepaskan H +
pada suhu tinggi. Pemakaian garam asam ini juga dilakukan agar tidak terjadi
polimerisasi dini sehingga resin sulit masuk kedalam serat serta dapat
menimbulkan kerusakan serat apabila yang diproses penyempurnaan adalah serat
selulosa.
Proses penyempurnaan dilakukan dengan metode pad-dry-cure. Proses pad
merupakan proses yang singkat sehingga untuk menempelkan larutan pada kain
resin dipaksa masuk kedalam dengan menekannya melalui rol-rol mangel/padder.
Pada penekanan ini diatur wet pick up/jumlah larutan yang dibawa oleh kain
adalah 70%. Besarnya wet pick up ini tergantung dengan MR atau penyerapan
serat. Setelah itu kain dikeringkan (dry) untuk menguapkan air sebab berpengaruh
pada handling atau pegangan. Lalu proses cure agar terjadi polimerisasi.
Ketahanan Kusut
180
160
140
120
ᵒ(derajat)
100
80
60
40
20
0
T/C PES COTTON
Kekuatan Tarik
35
30
25
20
Kg
15
10
5
0
T/C PES COTTON
Berdasarkan grafik hasil evaluasi diatas, kekuatan tarik paling baik dimiliki
oleh kain T/C tanpa proses pencucian. Hal ini dikarenakan resin SCL telah
mengisi bagian amorf pada serat, serta kain poliester dengan derajat kristalinitas
yang sangat tinggi membuat strukturnya lebih rapat sehingga membantu serat
dalam mengemban beban tarikan. Sedangkan serat kapas memiliki kekuatan tarik
yang paling jelek. Hal ini mingkin disebabkan terjadi kerusakan serat akibat
proses dilakukan pada suasana asam dan curing dengan suhu yang tinggi.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh kesimpulan bahwa resin Self Cross
Linking (SCL) paling baik digunakan untuk penyempurnaan kain campuran
poliester kapas yang diproses tanpa pencucian.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Diktat Teknologi Penyempurnaan. Institut Teknologi Tekstil :
Bandung
Seoprijono, P., Poerwanti, Widayat, & Jumaeri. 1974. Serat-serat Tekstil.
Bandung: Institut Teknologi Tekstil
Susyami, N.M., Mohamad Widodo dan Hardianto. Bahan Ajar Praktek
Teknologi Penyempurnaan Kimia. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Susyami, N.M. 2017. Teknologi Penyempurnaan 1. Bandung : Politeknik
STTT Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1
Pengaruh Resin Tahan Kusut (Self Cross Linking) terhadap Ketahanan Kusut,
Kekakuan dan Kekuatan Tarik Kain Kapas, Poliester dan Campuran poliester-
kapas.
Oleh :
Kelompok 1
Asri Indriyani(16020029)
Grup : 2-K1
2018