Nama: Cita Erina Kelas: X TKRO 1 No. Absen: 8 Tugas: Bhs. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

Nama : Cita Erina

Kelas : X TKRO 1
No. Absen : 8
Tugas : bhs. Indonesia

Soal Diskusi!!
1. Apa yang dimaksud dengan antonim, sinonim,
hipernim, hiponim dan contohnya dalam bentuk
kalimat
Jawab : Sinonim
Pengertian Sinonim

Istilah sinonim pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita.


Dimana ini merujuk kepada rangkaian kata-kata yang berbeda
namun tetap memiliki artian yang sama. Karena, di dalam bahasa
Indonesia sendiri, kita memiliki banyak sekali kosa kata yang
memiliki artian yang sama tersebut. Hal ini yang dinyatakan
sebagai sinonim alias persamaan kata. Biasanya, sinonim ini akan
ditulis dan digunakan agar tulisan kita tidak terlihat kaku.

Contoh Kata Sinonim dan Penggunaannya

Untuk lebih memahami tentang sinonim, maka berikut contoh kata-kata dan
penggunaannya:

 Berjumpa = Bertemu : Setelah pulang dari sekolah aku bertemu


dengan Ibu. Setelah pulang sekolah aku berjumpa dengan Ibu.
 Sedih = Berduka. Ayah sangat sedih ketika Adik akan pergi
merantau. Ayah sangat berduka ketika Adik akan pergi
merantau.
 Binatang = Hewan. Ular merupakan jenis binatang yang melata.
Ular merupakan hewan melata.
 Mati = Meninggal. Hewan itu mati setelah tertabrak sepeda
motor. Ayahnya meninggal kemarin malam.
 Bahagia = Senang. Nini sangat senang mendapatkan juara kelas
tahun ini. ayah sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan
Paman.
 Benda = Barang. Benda mati pastinya tidak dapat bergerak dan
berpindah tempat. Barang dagangan Ibu selalu habis ketika sore
hari datang.
 Abadi = Kekal. Tidak ada benda atau hal apapun yang akan abadi
di dunia ini. Hanya Tuhanlah yang memiliki kekuasaan kekal
tanpa ada yang bisa mengalahkan Nya.
 Musibah = Bencana. Musibah banjir sebenarnya bisa
ditanggulangi jika kita sama-sama peduli akan kebersihan
lingkungan sekitar. Bencana alam adalah hal yang tidak bisa
diprediksi kapan akan merusak pemukiman penduduk.
 Cara = Langkah. Cara untuk mengatasi penyakit adalah dengan
menambah kekebalan tubuh kita. Langkah terpenting yang
harus diambil saat panik adalah mencoba selalu berpikir positif.
 Khusus = Spesifik. Hal yang paling khusus agar bisa
mendapatkan bea siswa adalah dengan belajar lebih giat. Bisa
membahagiakan kedua orang tua adalah cita-cita paling spesifik
dirinya saat ini.

Antonim
Pengertian Antonim

Berbeda dengan sinonim, antonim merupakan lawan atau perbedaan tiap kosa
kata dalam bahasa Indonesia. Ketika kita menggunakan kata-kata antonim,
maka hubungan antara kedua kata tersebut akan sangat berbeda. Hal ini juga
yang dimaksud dengan lawan kata. Karena memang memiliki makna yang
sangat jauh berbeda.

Contoh Kata Antonim dan Penggunaannya

Agar tidak salah dalam memaknai kata antonim, berikut contoh kata-katanya
dan bagaimana penggunaanya tersebut:
 Siang = Malam. Ayah selalu pulang di malam hari. Ibu pergi ke
pasar ketika siang hari.
 Dekat = Jauh. Ibu selalu berjalan kaki untuk pergi ke sawah,
karena jaraknya dekat dari rumah. Ayah harus menggunakan
sepeda motor untuk sampai tepat waktu karena tempat dirinya
bekerja sangat jauh.
 Untung = Rugi. Ketika datang ke kota ini, Ana selalu bercerita
tentang untung jualan yang diterimanya. Paman merasa sangat
rugi karena telah menjual banyak barang berharga akibat terlilit
hutang.
 Panas = Dingin. Mama sangat menyarankan untuk tidak
langsung memakan makanan yang masih panas. Minuman
dingin sangat disukai oleh Bibi.
 Keras = Lunak. Suara hajatan kali ini terdengar sangat keras
sekali. Ana tidak terlalu pandai memasak lontong, hasilnya
terlalu lembut.
 Bagus = Jelek. Ami mendapatkan nilai yang sangat bagus pada
semester awal ini. Anton selalu mendapatkan nilai jelek karena
malas belajar.
 Pintar = Bodoh. Anak tersebut dikenal dengan kegigihan, rajin
dan sangat pintar di kelasnya. Ani dinyatakan bodoh oleh kedua
orang tuanya sebab tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus
saat hasil ujian dibagikan.
 Sedikit = Banyak. Sedikit uang yang kita sumbangkan akan tetap
berharga di mata mereka yang membutuhkan. Biaya operasi
untuk menyembuhkan luka Paman sangatlah banyak.
 Bersatu = Berpisah. Jika ingin bangsa ini selalu bersatu, maka
jangan ada sikap yang memicu pertikaian antar kaum, ras dan
marga tertentu. Mereka berdua sepakat untuk berpisah dan
memulai semuanya dari awal lagi.
 Buka = Tutup. Swalayan ini hanya buka pada hari senin sampai
jum’at saja. Pintu rumah bibi sudah tutup sedari tadi.

Hipernim
Pengertian Hipernim

Hipernim atau juga dikenal dengan istilah monograf adalah frasa atau sebuah
kata yang memiliki makna lebih umum atau luas. Hiponim akan terdiri dari
beberapa kata dari hipernimnya. Boleh dikatakan, hiponim adalah kumpulan
kata yang ada di dalam sebuah hipernim. 

Penggunaan Kata Hipernim dan Contohnya

Agar lebih memahami tentang hipernim ini, maka berikut contohnya:

 Senam : Setiap akhir pekan, banyak anak-anak yang akan


melakukan senam bersama.
 Kendaraan : Ayah selalu menggunakan kendaraan
kesayangannya untuk mengantarku pergi ke sekolah.
 Buah : kita harus mengkonsumsi buah agar melengkapi
kebutuhan sehari-hari.
 Mata Uang : kita harus menggunakan mata uang untuk
membayar dan membeli barang dagangan.
 Makanan : Makanan sehat sangat disarankan agar bisa menjaga
kesehatan tubuh manusia.
 Ikan : Semua ikan pasti membutuhkan air agar tetap bisa
bertahan hidup.
 Tempat Tinggal: Tidak peduli bagaimanapun bentuknya, daerah
ini merupakan tempat tinggal Ibuku sedari kecil.
 Minuman : manusia pastinya akan sangat membutuhkan
minuman di dalam kehidupan mereka.

Hiponim
Pengertian Hiponim

Hiponim adalah istilah yang berada di bawah istilah hipernim yang sudah kita
bahas di atas. Hiponim ini sendiri berasal dari kata asing, yakni onoma yang
berarti nama serta hypo yang memiliki makna di bawah. Sehingga, jika diartikan
secara umum, hiponim memiliki makna nama yang berada di bawah
pengertian nama lainnya.

Hipernim merupakan frasa di atas yang merupakan bagian paling tinggi jika
dibandingkan dengan hiponim. Hiponim adalah gabungan kata-kata yang lebih
khusus jika dibandingkan dengan kata hipernim. Bahkan, tidak jarang satu kata
hipernim akan memiliki banyak kumpulan kata-kata hiponim yang berbeda di
sebut dengan istilah kohiponim.
Relasi Makna Hiponim

Selain sinonim dan antonim, relasi makna atau sebuah jalinan makna yang
saling bersangkutan juga di dapatkan di istilah hiponim ini sendiri. Relasi
makna ini akan menyatakan:

 Kesamaan arti
 Pertentangan makna
 Jangkauan arti
 Kegandaan makna
 Kelebihan arti

Jenis – Jenis Hiponim

Agar tidak salah dalam menentukan hiponim dengan istilah lainnya, maka kita
perlu mengetahui jenis-jenisnya, yaitu:

Hiponim Tulen

Hiponim jenis ini merupakan jenis kata yang nantinya bisa mewakilkan dua kata
sekaligus. Misalkan penggunaan istilah “padi” yang bisa digunakan untuk
memaknai nasi dan beras.

Hiponim Umum

Contoh hiponim yang satu ini memerlukan satu kata baku dan imbuhan kata
lainnya agar bisa dikenali secara spesifik. Misalnya saja rumah banglo, dimana
kata banglo harus digabungkan dengan kata rumah untuk memberikan artian
rumah khusus.

Contoh Penggunaan Kata Hiponim

Beberapa contoh kata hiponim ini adalah:

 Ikan (hipernim)= bawal, mas, lele, paus, nila dan jenis ikan
lainnya. (hiponim)
 Sayuran (hipernim) = gambas, kol, wortel, kentang, bayam dan
sayuran lainnya (hiponim)
 Warna (hipernim) = merah, hijau, jingga, hitam, biru, hijau dan
jenis lainnya (hiponim)
2.Paragraf kan baik jika ada koheren dan
koherensi apa maksudnya sehingga dikatakan
paragraf berkualitas
Jawab : A.    Kohesi
Kohesi atau kepaduan wacana ialah keserasian hubungan antarunsur yang
satu dengan unsur yang lain dalam wacana, sehingga terciptalah pengertian
yang koheren. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa,
dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat. Sehubungan dengan hal tersebut,
Tarigan (1987: 96) mengatakan bahwa kohesi atau kepaduan wacana
merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Dengan kata lain, bahwa
kepaduan wacana merupakan organisasi sintaktik, wadah kalimat-kalimat
disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Hal ini berarti
pula bahwa kepaduan wacana ialah hubungan antarkalimat di dalam sebuah
wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu
(Gutwinsky dalam Tarigan, 1987: 96).
Kohesi atau kepaduan wacana banyak melibatkan aspek gramatikal dan
aspek leksikal. Sehingga penanda yang digunakan untuk mencapai kepafuan
sebuah wacana juga meliputi kedua aspek tersebut. Penanda yang dipakai
untuk menandai kohesif tidaknya uatu wacana, meliputi: pronomina,
substitusi, elipsis, konjugasi, dan leksikal (Halliday dan Hasan dalam Tarigan,
1987: 97).
Penanda yang digunakan untuk mencapai kekohesifan wacana ialah
sebagai berikut :
1.      Pronomina, disebut juga kata ganti. Dalam bahasa Indonesia kata ganti
terdiri dari kata ganti diri, kata ganti petunjuk, kata ganti empunya, kata ganti
penanya, kata ganti penghubung, dan kata ganti taktentu.
a.       Kata ganti diri, dalam bahasa Indonesia meliputi: saya, aku, kami, kita,
engkau, kau, kamu. Kalian, anda, dia, dan mereka.
b.      Kata ganti petunjuk, dalam bahasa Indonesia meliputi: ini, itu, sini, sana, di
sini, di sana, di situ, ke sini, dan ke sana.
c.       Kata ganti penanya, dalam bahasa Indonesia meliputi: apa, siapa, dan mana.
d.      Kata ganti penghubung, dalam bahasa Indonesia yaitu yang.
e.       Kata ganti taktentu, dalam bahasa Indonesia meliputi: siapa-siapa, masing-
masing, sesuatu, seseorang, para.
2.      Substitusi merupakan hubungan gramatikal, lebih bersifat hubungan kata
dan makna.Substitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal,
klausal, dan campuran.Misalnya: satu, sama, seperti itu, sedemikian rupa,
demikian pula, melakukan hal yang sama.
3.      Elipsis ialah peniadaan kata atau satuan lai yang wujud asalnya dapat
diramalkan dari konteks luar bahasa. Elipsis dapat pula dikatakan penggantian
nol (zero), sesuatu yang ada tetapi tidak diucapkan atau tidak dituliskan. Elipsis
dapat pula dibedakan atas elipsis nominal, elipsis verbal, dan elipsis klausal.
4.      Konjungsi digunakan untuk menggunakan kata dengan kata, frasa dengan
frasa, klausa dengan klausa, atau paragraf dengan paragraf (Tarigan, 1987:
101). Konjungsi dalam bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi:
a.       konjungsi adversatif : tetapi, namun
b.      konjungsi kausal : sebab, karena
c.       konjungsi koordinatif : dan, atau, tetapi
d.      konjungsi korelatif : entah, baik, maupun
e.       konjungsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
f.       konjungsi temporal : sebelum, sesudah
5.      Leksikal diperoleh dengan cara memilih kosakata yang serasi, misalnya
pengulangan kata yang sama, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, dan
ekuivalen. Ada beberapa cara untuk mencapai aspek leksikal kohesi, antara
lain:
a.       pengulangan kata yang sama : pemuda – pemuda
b.      sinonim : pahlawan – pejuang
c.       antonim : putra – putri
d.      hiponim : angkutan darat – kereta api, bis, mobil
e.       kolokasi : buku, koran, majalah – media massa
f.       ekuivalensi : belajar, mengajar, pelajar, pengajaran

B.     Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan,
fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami
pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang
digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan
(seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan
(komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal),
kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).
1.         Penambahan (aditif), penanda koherensi yang bersifat aditif atau berupa
penambahan antara lain: dan, juga, selanjutnya, lagi pula, serta.
2.       Rentetan (seri), penanda koherensi yang berupa rentetan atau seria ialah
pertama, kedua, …, berikut, kemudian, selanjutnya, akhirnya.
3.     Keseluruhan ke sebagian, yaitu pembicaraan atau tulisan yang dimulai dari
keseluruhan, baru kemudian beralih atau memperkenalkan bagian-bagiannya.
4.       Kelas ke anggota, yang dimaksud penanda koherensi ini ialah dengan
menyebutkan bagian yang umum menuju ke bagian-bagian lebih khusus.
5.     Penekanan, yang dimaksud penenda koherensi ini ialah kata atau frasa yang
memberikan penekanan terhadap kalimat sebelumnya ataupun kalimat
sesudahnya.
6.       Perbandingan (komparasi), penanda koherensi ini ialah sama halnya, hal
serupa, hal yang sama, seperti, tidak seperti, dll.
7.     Pertentangan (kontras), penanda koherensi ini dapat berupa tetapi, tapi,
meskipun, sebaliknya, namun, walaupun, dan namun demikian.
8.     Hasil (simpulan), yag dimaksud penanda koherensi ini ialah kata atau frasa
yang mengacu pada simpulan.
9.     Contoh (misal), penanda koherensi ini dapat berupa antara lain: umpamanya,
misalnya, contohnya.
10.   Kesejajaran (paralel)
11.   Tempat (lokasi), penanda koherensi ini antara lain: di sini, di situ, di rumah,
dll.
12.   Waktu (kala), penanda koherensi ini antara lain: mula-mula, sementara itu,
tidak lama kemudian, ketika itu.
3.Apa yang dimaksud dengan paragraf dan
berapa jenisnya lalu buatkan contohnya!
Jawab: Pengertian Paragraf adalah kumpulan kalimat yang biasanya
mempunyai satu ide pokok dan cara penulisannya sedikit menjorok ke
bagian dalam atau menggunakan garis baru.

Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya


Yang pertama ada jenis paragraf berdasarkan letak utamanya tersebut.
Untuk jenis dari paragraf yang satu ini ternyata terdiri dari 3 jenis. Apa
sajakah itu? Berikut penjelasannya.

 Paragraf Deduktif
Yang dimaksud dengan sebuah paragraf deduktif adalah sebuah
paragraf yang dimulai dengan mengungkapkan persoalan pokok yang
kemudian diikuti dengan beberapa kalimat penjelas di belakangnya.
Untuk paragraf deduktif ini, contohnya sebagai berikut:

1. Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya


sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para
peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2. Merk smartphone sekarang banyak sekali pilihannya seiring
bertambahnya perusahaan teknologi yang berdiri. Ada
beberapa merk smartphone yang terkenal di antara kita
contohnya Samsung, Apple, Xiaomi dan Oppo. Meskipun
begitu janganlah menghamburkan uang untuk membeli
smartphone yang tidak kita butuhkan, belilah sesuai dengan
kebutuhan.
 Paragraf Induktif
Paragraf ini sendiri merupakan sebuah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan beberapa penjelasannya terlebih dahulu, lalu diakhiri
dengan kalimat topik. Contoh dari kalimat induktif adalah:

1. Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana


pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi
kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat
komunikasi yang paling efektif dan efisien.
2. Perkembangan game pada zaman ini sangatlah pesat, kita
mengenal game PS4 seperti GTA, PES, FIFA dan game yang
bisa dimainkan di smartphone. Bermain permainan semacam
itu memang sangat mengasyikkan, grafiknya yang sudah
mendekati nyata terlebih bisa bermain secara online bersama
dengan yang lainnya.
Waktu demi waktu tak terasa kita tenggelam dalam permainan tersebut.
Berbeda waktu kita SD, mungkin kita hanya mengenal PS 1 dan grafiknya
biasa-biasa saja atau permainan di Hp yang Cuma berukuran paling
besar 1 MB.

 Paragraf Campuran
Jenis-jenis paragraf lainnya yang berdasarkan letak dari kalimat utama
tersebut adalah paragraf campuran. Paragraf yang satu ini diawali
dengan menjelaskan sebuah persoalan pokok atau kalimat topik.
Selanjutnya, diikuti dengan kalimat penjelas dan diakhiri dengan
menggunakan kalimat topik.

Nah, untuk kalimat topik yang terdapat pada akhir paragraf ini
merupakan sebuah penegasan dari kalimat topik yang terdapat di awal
paragraf. Untuk contoh dari paragraf campuran yang satu ini adalah
sebagai berikut.

1. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan


dari komunikasi. Kegiatan apapun yang dilakukan manusia
pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju
seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2. Dalam kehidupan ini, kita tidak bisa hidup tanpa adanya
udara. Udara merupakan sumber kehidupan ini selain air,
silahkan kamu coba bagaimana rasanya menahan nafas
selama setengah jam, pasti tubuh kita melemah dan mau
pingsan.
Manfaat udara sangat banyak sekali, karena semua orang tubuh
membutuhkannya seperti otak, jantung, kulit dan lainnya. Oleh karena
itu, wajib bagi kita untuk menjaga udara agar selalu bersih, supaya organ
yang ada di dalam tubuh dapat berjalan dengan normal.

Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya


Jenis paragraf selanjutnya ialah paragraf yang berdasarkan tujuan. Untuk
paragraf yang satu ini terdiri dari beberapa jenis paragraf yang wajib
untuk Anda ketahui. Kiranya, apa sajakah jenis paragraf yang
berdasarkan tujuannya tersebut? Berikut ini penjelasannya.

 Paragraf Narasi (Paragraf yang Menceritakan)


Anda pastinya sering menjumpai paragraf yang satu ini. Paragraf narasi
adalah sebuah paragraf yang menceritakan tentang sebuah peristiwa
ataupun kejadian yang mana di dalamnya terdapat alur cerita, tokoh,
konflik dan setting. Akan tetapi, untuk jenis paragraf yang satu ini tidak
memiliki kalimat utama.

Anda biasanya menemukan jenis paragraf narasi pada sebuah cerpen


(cerita pendek), novel dan lain sebagainya. Untuk paragraf tersebut
terdiri dari beberapa ciri-ciri seperti: ada suatu kejadian yang akan
diceritakan dan disampaikan kepada para pembaca, adanya pelaku serta
adanya waktu kejadian.

Berikut ini contoh paragraf narasi:


1. Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda
sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya
menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitkan
dan kembali menulis. Asyik sekali seakan di ruang
perpustakaan hanya ada dia.
2. Pak Haji adalah orang yang paling dihormati di kampungku
dan dia adalah ayahku. Setiap pagi kami selalu melakukan
olahraga jogging. Ketika lewat pasar, kami disapa oleh para
penjual dan pembeli. Dan terakhir melewati pemukiman
warga kami disapa bahkan dikasih minum. Meskipun begitu,
Pak Haji tidak pernah sombong.
 Paragraf Deskripsi (Paragraf yang Menggambarkan)
Lain halnya dengan paragraf narasi, untuk paragraf deskripsi yang satu
ini artinya adalah sebuah paragraf yang menggambarkan suatu objek
sehingga para pembaca seakan-akan dapat melihat, mendengar,
ataupun merasakan objek yang digambarkan tersebut. Nah, untuk objek
yang dideskripsikan bisa orang, tempat ataupun suatu benda.

Ciri-ciri dari paragraf yang satu ini ialah ada suatu objek yang nantinya
bisa digambarkan ataupun dengan menggunakan panca indra, isinya
berupa kata-kata yang dapat dibayangkan. Pastinya, untuk jenis paragraf
deskripsi Anda sering menemukannya dalam beberapa bacaan,
contohnya seperti:

1. Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang


menutupi kepalanya membuat kulit wajahnya yang kuning
tampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu
mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan
para wanita palestina.
2. Kucing yang berada di pojok warung itu memiliki warna bulu
hitam dengan variasi abu-abu. Tubuhnya kotor dan kurus,
matanya berbinar seakan sedang mencari makanan yang
jatuh dari pelanggan. Bahkan, tampaknya tubuhnya pun
sangat lemas.
 Paragraf Persuasi (Paragraf yang Mengajak)
Untuk jenis paragraf yang satu ini sering Anda temukan pada beberapa
jenis iklan. Paragraf persuasi isinya berupa ajakan, bujukan ataupun
mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu sesuai dengan yang
dituliskan.

Ciri-ciri dari paragraf yang satu ini ialah adanya bukti ataupun fakta
untuk meyakinkan pembaca, terdapat kata bujukan ataupun anjuran
seperti sebaiknya; mari; dan lain sebagainya. Nah, biasanya paragraf
persuasi juga dilengkapi dengan alasan ataupun keuntungan bagi siapa
saja yang mau mengikuti bujukan ataupun anjuran.

Contoh paragraf persuasi:


1. Mari kita kembali jaga lingkungan kita dari berkembang
biaknya nyamuk demam berdarah. Dengan selalu menjaga
lingkungan tetap bersih dan melakukan 3P yaitu,
pembuangan, pengurasan dan penyemprotan, kita akan
senantiasa terjaga dari penyakit tersebut.
2. Susu sangat baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung
banyak kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan
tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein
yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita.
Oleh karena itu, marilah kita perbanyak minum susu.
 Paragraf Argumentasi (Paragraf yang Berisi Pendapat)
Ada banyak jenis-jenis paragraf yang harus Anda ketahui. Selain
beberapa paragraf yang sudah dijelaskan diatas, paragraf argumentasi
juga menjadi salah satu paragraf yang sering muncul dan sering Anda
baca.

Paragraf persuasi adalah merupakan paragraf yang menjelaskan tentang


sebuah pendapat dan dilengkapi dengan berbagai macam keterangan
serta alasan. Hal tersebut ditujukan untuk meyakinkan para pembaca.

Ciri-ciri dari pendapat argumentasi yang satu ini ialah adanya pendapat
beserta alasannya. Bahkan, paragraf tersebut juga dilengkapi dengan
bukti ilmiah, subjektif, kesimpulan, bahkan bukti dan referensi.

Berikut adalah contoh dari paragraf argumentasi:


1. Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati
kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah
dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan
Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15
tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah
oleh orang tuanya.
Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau
mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA,
kemudian  hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga.
Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang
tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin
terlihat dimana-mana.

1. Bermain game merupakan salah satu kegiatan yang


bermanfaat bagi kita. Dengan bermain game, segala stress
dan galau kita akan terobati. Banyak game yang bisa kita
mainkan, terutama hadirnya smartphone memudahkan kita
untuk memilih permainan. Terlepas banyaknya yang kontra
dari game, ternyata game memiliki banyak sekali manfaat
untuk kita.
 Paragraf Eksposisi (Paragraf yang Menjelaskan)
Yang dimaksud dengan paragraf eksposisi ini ialah sebuah paragraf yang
berisi tentang pendapat, ide, buah pikiran, pengetahuan ataupun
informasi yang ditujukan untuk memperluas wawasan dari pembaca.

Dalam sebuah paragraf narasi, umumnya berisi kata “adalah” yang


bermaksud untuk menyampaikan sebuah informasi. Paragraf yang satu
ini juga berisi tentang berbagai macam hal yang berkaitan dengan ilmiah
ataupun faktual. Umumnya, dalam paragraf tersebut juga dilengkapi
dengan bukti seperti grafik, contoh, tabel dan sebagainya.

Contoh dari paragraf eksposisi adalah sebagai berikut:


1. Ciplukan adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di
tanah-tanah kosong dan tidak terlalu becek dan hanya bisa
ditemukan saat musim penghujan. Tumbuhan ini biasanya
mempunyai tinggi antara 30 hingga 50 cm, batangnya
berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan
berwarna kuning.
Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata buah ciplukan menyimpan
beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

1. Handphone sudah berkelana kemana-mana. Mulai dari anak


usia 7 tahun atau bahkan lebih kecil lagi hingga ke orang
dewasa. Bahkan, handphone sudah menjadi pegangan di
setiap harinya. Handphone sangat mempermudah kita ketika
dalam kesulitan entah dalam translate paragraf atau cara
memasak kita dapat akses di gadget dengan mudahnya.
Namun, selain memiliki dampak positif, ada pula dampak negatifnya.
Banyak orang yang berkomentar jika dengan HP banyak orang yang lupa
waktu. Tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, sulit menyimak dengan
baik, lama-lama memiliki sifat individual, lebih asyik bermain dengan
gadget dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai