Anda di halaman 1dari 3

OKSIGENASI

Jika tersedia, pemberian oksigen harus dipandu dengan pulse oxymetry (Merupakan


suatu alat untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah secara non-invasif. Alat ini
memancarkan cahaya ke jaringan seperti jari, jempol kaki, atau pada anak kecil, seluruh
bagian tangan atau kaki. Saturasi oksigen diukur pada pembuluh arteri kecil, oleh sebab itu
disebut arterial oxygen saturation (SaO2). Ada yang dapat digunakan berulang kali hingga
beberapa bulan, adapula yang hanya sekali pakai). Berikan oksigen pada anak dengan kadar
SaO2 < 90%, dan naikkan pemberian oksigen untuk mencapai SaO2 hingga > 90%.

Metode Pemberian Oksigen:


1. Nasal Prongs/ Kanu Nasal
Nasal prongs adalah pipa pendek yang dimasukkan ke dalam cuping hidung.
Letakkan nasal prongs tepat ke dalam cuping hidung dan rekatkan dengan plester di
kedua pipi dekat. Jaga agar cuping hidung bersih dari kotoran hidung/lendir, yang
dapat menutup aliran oksigen.
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara kontinu
dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. Ini adalah pemberian O2
sistem aliran rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih
mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume
Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Indikasi terapi oksigen adalah hipoksia, yang ditandai dengan PaO2 < 60
mmHg dan SaO2 < 90%. Pemilihan nasal kanul atau metode terapi oksigen lainnya
didasarkan pada usia, kebutuhan oksigen atau tujuan terapeutik, toleransi pasien, dan
kebutuhan humidifikasi.
Nasal kanul tanpa sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen
dengan laju 1-4 L/menit. Pada anak di bawah 2 tahun, laju oksigen maksimal 2
L/menit, dan pada neonatus, laju maksimal 1 L/menit.
Nasal kanul dengan sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen
hingga 10 L/menit. Laju oksigen maksimal pada anak dengan berat badan <30 kg
adalah 6 L/menit, dan pada anak di bawah 2 tahun 4 L/menit.

Indikasi Terapi Oksigen atau pemberian Oksigen:


1. Indikasi Primer adalah HIPOKSEMIA (Penurunan tekanan parsial oksigen [PaO2}
dalam darah). Derajat Hipoksemia:

2. Indikasi Lain:
 Trauma berat
 Syok
 IMA atau penyakit kardiovaskular
 Keracunan CO
 Pasca anestesia

Tujuan Terapi O2 atau pemberian oksigen:


1. Mengatasi keadaan hipoksemia
2. Menurunkan kerja pernafasan
3. Menurunkan beban kerja otot Jantung (miokard)

Edukasi Pasien:
 Pasien yang melepas sendiri kanul hidung karena merasa tidak nyaman, sehingga
perlu diberi pengertian ulang tujuan pemasangan alat tersebut
 Ingatkan pasien untuk segera memberitahu petugas bila alat lepas, terpasang terlalu
longgar, atau terlalu ketat sehingga mengganggu kenyamanan
 Ingatkan pasien juga untuk segera memberitahu petugas bila tidak ada aliran oksigen
melalui kanul
PERNAPASAN
Interpretasi:

a. Takhipnea : Bernapas dengan cepat dimana frekuensi napas pada dewasa lebih dari 24
x/menit sedangkan pada bayi 0 sampai 12 bulan lebih dari 60x/menit (Donna L. Wong,
2003). Keadaan ini biasanya menunjukkan adanya penurunan keregangan paru atau rongga
dada.

b. Bradipnea : penurunan frekuensi napas atau pernapasan yang melambat. Keadaan ini
ditemukan pada depresi pusat pernapasan. Bila kurang dari 10 x/menit disebut:

c. Apnea : Bila tidak bernapas

Anda mungkin juga menyukai