Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2
1. FIRMAN ARIF MARZUKI
2. MOHAMMAD KHAERUL AMIN
3. ADITYA RAMADHANI
4. LUTFIATUNNISA FADHILLAH
5. FARAH AUDINA RIF’ATI
6. AMRINA ROSADA DWI LESTARI
7. ANNA SYAROFATUL M
8. DINA FAHARA
9. IHDA AMELIA RAHMAWATI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana
sehingga dapat memberikan suatu pelayanan keperawatan yang efektif kepada
pasien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2007).
Sehingga Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu
tatanan pelayanan nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga
perawat perlu memahami konsep dan aplikasi.Konsep manajemen
keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana strategi melalui
pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-
langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam suatu
pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan
pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.

Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional


yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya (Sabarguna, 2008). Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian
untuk melancarkan jalan sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin
dan staf-staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi di rumah sakit
mampu mejalankan pelayanan yang optimal.Pengorganisasian dalam
manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain
bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk
sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas
yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerjasama, dan koordinasi
sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang optimal. Oleh karena itu
menejer keperawatan perlu menetapkan kerangka kerja, yaitu dengan cara:
mengelompokan dan membagi kegitan yang harus dilakukan, menentukan
jalinan hubungan kerja antara tenaga dan menciptakan hubungan antara
kepala-staf melalui penugasan,delegasi dan wewenang.

Dalam model pengembangan praktik keperawatan profesional peran dan


fungsi kepala ruang merupakan hal yang sangat penting sehingga kompetensi
kepemimpinan dan manajemen yang mutlak dibutuhkan karena kemampuan
itu manajer kepala ruang akan diuji untuk menata pengorganisasian staf dan
menentukan sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien sebagai
refleksi pelaksanaan praktik keperawatan profesional.

1.2 Tujuan Umum


Menganalisa dan memahami MPKP di ruangan Aster RSUD Dr. Soesilo
Slawi
1.3 Tujuan Khusus
a. Mampu membuat struktur organisasi model praktik keperawatan
professional di ruangan.
b. Menerapkan pengorganisasian di ruangan rawat inap
c. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktik
keperawatan professional.
d. Mampu menentukan jadwal dinas pada bulan Februari 2021
e. Mampu mengklasifikasikan pasien sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan pasien ( Total , Parsial, Minimal )
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Manajemen Keperawatan
Menejemen keperawatan merupakan suatu proses kerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
menejemen keperawata berjalan dengan metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga di harapkan keduanya dapat saling mendukung.
Proses keperawatan sebagaimana menejemen keperawatan terjadi seperti
identifikasi masalah, perancanaan, pengumpulan data, pelaksanaan dan evaluasi
hasil ( Nursalam, 2013).

Menejemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi


sumber sumber keperawatan dengan menerapkan proses menejemn untuk
mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan. Menejemen keperawatan
adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan
kenyamanan data pasien. Tugas menejemen keperwatan adalah merencanakan,
mengatur, mengarahkan dan mengawasai keuangan yang ada, perawtana dan
sumber daya manusia untuk memberikan oengobatan yang efektif dan ekonomis
pada pasien ( Gillies, 2000).

Fungsi Menejemen Keperawatan ada empat fungsi yang utama yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Perencanaan yaitu suatu keputusan
masa yang akan datang. Merupakan apa siapa, kapan, dimana, berapa dan
bagaimana dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
perorganisasian merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yang teratur
dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian pergerakan merupakan
kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka
menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama.
Lalu pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan dan
sasaran yang sudah di tentukan sebelumnya (Suarli & Bakhtiar, 2009 )
2.2 Gambaran Kasus Ruang Medikal Bedah
Mahasiswa menangani 21 pasien, yakni 19 pasien bedah dan 2 pasien dalam. Ada
3 tingkat ketergantungan pasien yang mahasiswa kelola, yakni 5 pasien total, 7
pasien parsial, dan 9 pasien minimal. Pasien dengan klasifikasi ketergantungan
total terdiri dari beberapa kasus, yaitu:
1. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat, Hasil pengkajian didapatkan
ulkus pada kaki kanan dan segera di lakukan Op pasien terpasang kateter
TD:140/80 mmHg, BB 70 kg, TB 160 cm, GDS 450 mg/dl pasien selalu
membutuhkan bantuan keluarganya untuk mobilisasi dari tempat tidur.
2. Ny.A umur 35 tahun dirawat di RS.X bangsal bedah. post KLL dengan dx.
Multiple trauma terdapat fraktur femur dan mandibula. Pasien post op
pemasangan pen, terpasang NGT ,kateter dan neck collar. Terpasang infus
NaCl 20tpm. GCS 10 E=3 V=2 M=5. Pasien tampak menyeringai, lemas
dan kesulitan berbicara. TTV TD: 110/70 mmHg, N: 96x/m, RR: 22x/m,
S: 38 °C .
3. Seorang pasien Ny. M berusia 45 tahun dirawat akibat kecelakaan lalu
lintas dengan Dx fraktur femur dextra dalam, dan fraktur humerus. Pasca
pembedahan 6 jam, pasien terpasang infuse, kateter, dan terpasang pen
pada bagian lengan dan femur. Pasien mengeluh nyeri pada bagian femur
dan lengan kanan, dan sepenuhnya dibantu oleh keluarga dan perawat.
Nilai GCS pasien adalah 10 dengan nilai TTV, TD : 110/80 mmHg, T : 36o
C N : 80x/ mnt.
4. Seorang pasien bernama Tn. J dengan post op. orif fraktur femur dan
humerus sebelah kanan, terpasang kateter. Pasien juga terpasang infus di
tangan sebelah kiri. Makan, minum, duduk, dan aktivitas lainnya harus
dibantu oleh keluarga atau perawat. TD: 110/90 mmHg, S: 37,7o, nilai
GCS pada pasien adalah 10.
5. Seorang pasien perempuan dengan usia 27 tahun di rawat di ruang bedah
RS Bhamada dengan post Op fraktur pada kepala akibat kll, pasien
terpasang kateter dan NGT terpasang infus disebelah kanan, makan dan
minum harus dibantu oleh perawat dan kebutuhan lainya di bantu oleh
keluarganya TD : 110/90 GCS 12.
Untuk pasien dengan klasfikasi ketrgantungan parsial sendiri terdiri dari 7
kasus, yakni:
1. Tn. S dirawat ruang bedah dengan BPH post operasi TURP pasca 12 jam
pembedahan, pasien mengeluh sakit pada bagian luka post operasi dengan
skala nyeri 6, TD 110/80 mmHg, HR 100x/Menit, RR 22x/Menit dan suhu
37,2
2. Seorang klien Tn. A berusia 54 tahundenganDx. Bph post op 2 hari, klien
mengeluh nyeri pada saat bergerak. Terpasang infus, terpasang kateter,
dengan kesadaran composmentis, GCS 13, hasil pemeriksaan TTV TD :
130/80 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, T : 36,5 o C.
3. Seorang klien Tn. D berusia 30 tahun dengan Dx. Fraktur femur sinistra,
klien mengeluh nyeri pada kaki bagian kiri akibat kkl. Kesadaran
composmentis dengan nilai GCS 14. Hasil pemeriksaanTTV : TD : 110/90
mmHg, N : 88x/menit, RR : 24x/menit, T : 36o C
4. Tn. B dirawat ruang bedah dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah,
dokter mengatakan pasien mengalami usus buntu dan harus dilakukan
operasi, pasien mengatakan nyeri tertusuk-tusuk ketika bergerak skala 7,
TD 130/90 mmHg, HR 100x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu 36,8
5. Seorang laki-laki berumur 45 tahun ( Tn.D) dirawat kamar bedah dengan
luka bakar akibat tersiram air panas, hasil pengkajian terdapat luka bakar
di bagian lengan kanan , kiri dan punggung. TD 110/70 mmHg, HR
100x/Menit, RR 24x/Menit BB, 60kg TB 160 cm
6. Tn. A berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post op lengan atas. Klien
mengeluh nyeri pda bagian lengan atas akibat jatuh dari kamar mandi.
Dengan kesadaran composmentis GCS 12
TD : 130/80 mmhg
HR : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,0C
7. Seorang Ny. B berusia 25th dengan Dx Tumor mammae post op 2 hari,
pasien terpasang kateter, infuse RL pasien masih mengeluh nyeri di bagian
luka oprasi dan pasien masih mengatakan lemas GCS 12 TD : 110/80
mmhg S : 36,7C N : 100x/mnt
Dan yang terakhir adalah pasien dengan klasifikasi ketergantungan minimal:

1. Tn. Y berusia 60 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri dan
kaku sendi skala nyeri 4 dan bertambah ketika pagi, lemas, kesulitan
bergerak dan nyeri bertambah saat bergerak pada ekstremitas atas, pasien
juga mengeluh sakit tidak sembuh sembuh TD 110/60 mmHg, HR
100x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu 36
2. Seorang klien Nn. M berusia 22 tahun dengan Dx. Tonsillitis 5 jam, klien
mengatakan nyeri pada bekas operasi, sulit untuk menelan. Terpasang
infus, dengan kesadaran composmentis GCS : 12, hasil pemeriksaan TTV
TD : 110/80 mmHg, N : 90x/menit, RR : 20x/menit, T : 37o C.
3. Tn, A masuk keruang bedah dengan katarak pada mata kiri, pasien
mengatakan pusing, dokter menganjurkan operasi mata katarak besok
pagi. TD 110/80 mmHg, HR 90x/Menit, RR 20x/Menit dan suhu 37,6,
pasien mengaku cemas dan takut untuk menjalani oerasi karena baru
pertama kalinya
4. Seorang pasien Ny. E berusia 56th dirawat di RSUD dengan Dx SNNT
( kelenjar tyroid ) post Op. pasien terpasang kateter dan pasien terpasang
infus RL dengan kesadaran composmentis GCS 12 dan di sertai nyeri
karena post Op saat berbicara
TD : 140/90 mmhg
HR : 85x/mnit
RR : 21x/mnt
S : 36,7C
5. Pada suatu hari ada seorang perempuan 14 tahun dirawat di ruang bedah di
Rs Bhamada Slawi dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kirinya
dan tidak bisa di gerakan. Dari hasil pengkajian didapatkan pergelangan
tangannya yang bengkok. Pasien meringis kesakitan. Pasien dalam
keadaan sadar dan bisa berkomunikasi Td 120/90 mmhg. Nadi 88x/mnt.
Suhu 36.0°C. RR 18x/mnt. BB 45kg. TB 130 cm.
6. Nn.W umur25 tahun dirawat di RS.X bangsal bedah dengan dx fraktur
radius. Pasien mengatakan nyeri pada tangan kirinya. TTV TD:
120/70mmHg, N:85x/m, RR: 20x/m, S: 37,1°C. terpasanginfus RL 20tpm.
7. Seorang pasien Tn. Z berusia 60 tahun dirawat dengan diagnosa Katarak
post operasi 1 hari, pasien mengatakan nyeri pada bagian mata yang telah
dioperasi. Nilai GCS pasien adalah 15 tingkat kesadaran composmentis
dengan nilai TTV : TD : 120/80 mmHg, T : 37o C N : 80x/mnt.
8. Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang pasien mengalami CKR
terjatuh dari tangga dengan GCS 14 dan akan dilakukan operasi karena ada
fraktur tertutup pada humerus dan pasien ketika datang ke IGD dalam
keadaan mual dan muntah 1x . Pasien mampu melakukan ADL secara
mandiri seperti makan, minum, berpindah tempat, toileting dengan
pengawasan, pemantauan TTV setiap pergantian shift
9. Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di ruang bedah RS Bhamada
Paska tindakan Debridemen karena femur dekstra luka tersebut terpasang
nekslap dan balut dengan elastis verban, keesokan harinya pasien
mengeluh nyeri kesemutan dan CRT jari Kaki kanan Lebih dari 2 detik.

BAB 3
3.1 Gambaran Kasus
Ada 21 pasien yang terdiri dari 19 pasien bedah dan 2 pasien penyakit dalam.
Setiap mahasiswa menangani kasus sesuai dengan klasfikasi pasien yang sudah
dibagi oleh ketua kelompok. Firman menangani 1 pasien minimal, dan 1 pasien
parsial. Amel menangani 1 pasien minimal dan 2 pasien minimal. Amin
menangani 1 pasien minimal dan 2 pasien parsial. Anna menangani 1 pasien
minimal dan 2 pasien parsial. Adit, Farah, Lutfi, Dina, dan Amrina masing-
masing menangani 1 pasien total dan 1 pasien minimal.
3.2 Ringkasan Pelaksanaan Menejemen Ruangan
Setiap mahasiswa memiliki perannya masing-masing, Farah sebagai kepala
ruang, Anna dan Amin sebagai Ketua Tim, Lutfi, Adit, Firman, Dina, dan
Amel, dan Amrina sebagai perawat Pelaksana. Sebagai kepala ruang, ketua
tim, dan juga perawat pelaksana tentunya sudah memliki tugas masing-
masing sesuai dengan jobdesk pada umumnya.

3.2.1 Struktur Organisasi Ruangan


DAFTAR PENGORGANISASIAN RUANG PANDAWA

KEPALA RUANG

Azky Diar

KETUA TIM I KA. TIM II


M. Abduh Ridho Afrizal

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Vinna Rike

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Hikmatul Fatin

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Nia Selma

PERAWAT PELAKSANA
Fitri
3.2.2 Jadwal Dinas Bulan Februari 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M

Farah P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L
Audina
Tim 1
Anna P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P
Amrina * P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P
Lutfi** P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P
Dina *** M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M
Amel P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L
Amanda S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P
Tim 2
Amin L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P
Firman S S M L P P S S C M L P P S S C M L P P S S S M L P P S
Adit S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S
Aldebaran L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M
Arya M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S
JUMLAH
Pagi 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
Siang 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3.2.3 Klasifikasi Pasien
No Nama Kriteria Tingkat
Pasien Kterganung
n
1 Tn.Y berusia 60 tahun dirawat di ruang bedah Minimal
dengan keluhan nyeri dan kaku sendi skala
nyeri 4 dan bertambah ketika pagi, lemas,
kesulitan bergerak dan nyeri bertambah saat
bergerak pada ekstremitas atas, pasien juga
mengeluh sakit tidak sembuh sembuh TD
110/60 mmHg, HR 100x/Menit, RR
24x/Menit dan suhu 36

2 Tn. S dirawat ruang bedah dengan BPH post Parsial


operasi TURP pasca 12 jam pembedahan,
pasien mengeluh sakit pada bagian luka post
operasi dengan skala nyeri 6, TD 110/80
mmHg, HR 100x/Menit, RR 22x/Menit dan
suhu 37,2

3 Nn. M berusia 22 tahun dengan Dx. Tonsillitis 5 jam, Minimal


klien mengatakan nyeri pada bekas operasi,
sulit untuk menelan. Terpasang infus, dengan
kesadaran composmentis GCS : 12, hasil
pemeriksaan TTV TD : 110/80 mmHg, N :
90x/menit, RR : 20x/menit, T : 37o C.

4 Tn. A berusia 54 tahun dengan Dx. Bph post op 2 Parsial


hari, klien mengeluh nyeri pada saat bergerak.
Terpasang infus, terpasang kateter, dengan
kesadaran composmentis, GCS 13, hasil
pemeriksaan TTV TD : 130/80 mmHg, N :
80x/menit, RR : 20x/menit, T : 36,5 o C.

5 Tn. D berusia 30 tahun dengan Dx. Fraktur femur Parsial


sinistra, klien mengeluh nyeri pada kaki
bagian kiri akibat kkl. Kesadaran
composmentis dengan nilai GCS 14. Hasil
pemeriksaanTTV : TD : 110/90 mmHg, N :
88x/menit, RR : 24x/menit, T : 36o C

6 Tn, A masuk keruang bedah dengan katarak pada Minimal


mata kiri, pasien mengatakan pusing, dokter
menganjurkan operasi mata katarak besok
pagi. TD 110/80 mmHg, HR 90x/Menit, RR
20x/Menit dan suhu 37,6, pasien mengaku
cemas dan takut untuk menjalani oerasi
karena baru pertama kalinya

7 Tn. B dirawat ruang bedah dengan keluhan nyeri Parsial


pada perut bagian bawah, dokter mengatakan
pasien mengalami usus buntu dan harus
dilakukan operasi, pasien mengatakan nyeri
tertusuk-tusuk ketika bergerak skala 7, TD
130/90 mmHg, HR 100x/Menit, RR
24x/Menit dan suhu 36,8

8 Tn.D Seorang laki-laki berumur 45 tahun dirawat Parsial


kamar bedah dengan luka bakar akibat
tersiram air panas, hasil pengkajian terdapat
luka bakar di bagian lengan kanan , kiri dan
punggung. TD 110/70 mmHg, HR
100x/Menit, RR 24x/Menit BB 60kg TB 160
cm

9 Ny. E Seorang pasien berusia 56th dirawat di RSUD Minimal


dengan Dx SNNT ( kelenjar tyroid ) post Op.
pasien terpasang kateter dan pasien terpasang
infus RL dengan kesadaran composmentis
GCS 12 dan di sertai nyeri karena post Op
saat berbicara

TD : 140/90 mmhg
HR : 85x/mnit
RR : 21x/mnt
S : 36,7C
10 Tn. A berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post Parsial
op lengan atas. Klien mengeluh nyeri pda
bagian lengan atas akibat jatuh dari kamar
mandi. Dengan kesadaran composmentis
GCS 12

TD : 130/80 mmhg
HR : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,0C
11 Ny. B Seorang pasien berusia 25th dengan Dx Tumor Parsial
mammae post op 2 hari, pasien terpasang
kateter, infuse RL pasien masih mengeluh
nyeri di bagian luka oprasi dan pasien masih
mengatakan lemas GCS 12 TD : 110/80
mmhg S : 36,7C N : 100x/mnt

12 Ny. S Pada suatu hari ada seorang perempuan 14 Minimal


tahun dirawat di ruang bedah di Rs Bhamada
Slawi dengan keluhan nyeri pada pergelangan
tangan kirinya dan tidak bisa di gerakan. Dari
hasil pengkajian didapatkan pergelangan
tangannya yang bengkok. Pasien meringis
kesakitan. Pasien dalam keadaan sadar dan
bisa berkomunikasi Td 120/90 mmhg. Nadi
88x/mnt. Suhu 36.0°C. RR 18x/mnt. BB
45kg. TB 130 cm.
13 Tn.P Suatu hari ada seorang laki-laki berusia Total
60tahun dirawat, Hasil pengkajian didapatkan
ulkus pada kaki kanan dan segera di lakukan
Op pasien terpasang kateter TD:140/80
mmHg, BB 70 kg, TB 160 cm, GDS 412
mg/dl pasien selalu membutuhkan bantuan
keluarganya untuk mobilisasi dari tempat
tidur.
14 Nn.W umur25 tahun dirawat di RS.X bangsal bedah Minimal
dengan dx fraktur radius. Pasien mengatakan
nyeri pada tangan kirinya. TTV TD:
120/70mmHg, N:85x/m, RR: 20x/m, S:
37,1°C. terpasanginfus RL 20tpm.

15 NY.A umur 35 tahun dirawat di RS.X bangsal Total


bedah. post KLL dengan dx. Multiple trauma
terdapat fraktur femur dan mandibula. Pasien
post op pemasangan pen, terpasang NGT
,kateter dan neck collar. Terpasang infus
NaCl 20tpm. GCS 12 E=3 V=4 M=5. Pasien
mengatakan nyeri, lemas dan kesulitan
berbicara. TTV TD: 110/70 mmHg, N:
96x/m, RR: 22x/m, S: 37,6 °C .

16 Tn. Z Seorang pasien berusia 60 tahun dirawat Minimal


dengan diagnosa Katarak post operasi 1 hari,
pasien mengatakan nyeri pada bagian mata
yang telah dioperasi. Nilai GCS pasien adalah
15 tingkat kesadaran composmentis dengan
nilai TTV : TD : 120/80 mmHg, T : 37o C N :
80x/mnt.

17 Ny. M Seorang pasien berusia 45 tahun dirawat Total


akibat kecelakaan lalu lintas dengan Dx
fraktur femur dextra dalam, dan fraktur
humerus. Pasca pembedahan 6 jam, pasien
terpasang infuse, kateter, dan terpasang pen
pada bagian lengan dan femur. Pasien
mengeluh nyeri oada bagian femur dan
lengan kanan, dan sepenuhnya dibantu oleh
keluarga dan perawat. Nilai GCS pasien
adalah 10. Tingkat kesadaran composmentis
dengan nilai TTV, TD : 110/80 mmHg, T :
36o C N : 80x/ mnt.

18 Ny.R Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, Minimal


seorang pasien mengalami CKR terjatuh dari
tangga dengan GCS 14 dan akan dilakukan
operasi karena ada fraktur tertutup pada
humerus dan pasien ketika datang ke IGD
dalam keadaan mual dan muntah 1x . Pasien
mampu melakukan ADL secara mandiri
seperti makan, minum, berpindah tempat,
toileting dengan pengawasan, pemantauan
TTV setiap pergantian shift.
19 Tn.J Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, Total
seorang pasien dengan post op. orif fraktur
femur dan humerus sebelah kanan, terpasang
kateter. Pasien juga terpasang infus di tangan
sebelah kiri. Makan, minum, duduk, dan
aktivitas lainnya harus dibantu oleh keluarga
atau perawat. TD: 110/90 mmHg, S: 37,7 o,
nilai GCS pada pasien adalah 10.
20 Tn.H Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di Minimal
ruang bedah RS Bhamada Paska tindakan
Debridemen karena femur dekstra luka
tersebut terpasang nekslap dan balut dengan
elastis verban, keesokan harinya pasien
mengeluh nyeri kesemutan dan CRT jari Kaki
kanan Lebih dari 2 detik.
21 Ny.I Seorang pasien perempuan dengan usia 27 Total
tahun di rawat di ruang bedah RS Bhamada
dengan post Op fraktur pada kepala akibat kll,
pasien terpasang kateter dan NGT terpasang
infus disebelah kanan, makan dan minum
harus dibantu oleh perawat dan kebutuhan
lainya di bantu oleh keluarganya TD : 110/90
GCS 12.

3.2.4 Daftar Pasien Ruang Rawat Inap Tanggal 1 Bulan Februari Tahun
2020

Nama Pasien Perawat pelaksana


Dokter Katim
Pagi Sore Malam
Tim 1
Tn.D , Ny. I , Ny.B , Tn.H Anna
Tn.Y , Tn.S , Tn.P , Nn.M , Rina
Tn.D , Tn.A , Nn.W , Tn.Z Lutfi
Tn.H, Tn.A , TN.J , Ny.S Amel
Tn.D , Ny. I , Ny.B , Tn.H, Manda
Tn.Y , Tn.S , Tn.P
Tn.D , Ny. I , Ny.B , Tn.H, Dina
Tn.Y , Tn.S , Tn.P , Tn.D ,
Tn.A, Ny.E
Tim 2
Ny.A , Ny.M , Tn.A , Amin
Tn.S , Ny.E
Ny.A , Ny.M , Tn.A , Firma
Tn.S , Ny.E , Tn.D , Tn.A,
Tn.H, Tn.A , TN.J , Adit
Ny.S , , Tn.Z, Nn.M,
Nn.W,
Tn.H, Tn.A , TN.J , Arya
Ny.S , , Tn.Z, Nn.M,
Nn.W, Ny.A , Ny.M ,
Tn.A . Tn.S
3.2.5 Kebutuhan tenagaPerawatan
3.2.5.1 Menurut Douglas
Pasien Total : 5 pasien
Pasien Parsial : 7 pasien
Pasien Minimal : 9 pasien
Jumlah total keseluruhan : 21 pasien

Minimal
Pagi : 0,17 x 9 = 1,53
Siang : 0,14 x 9 = 1,26
Malam : 0,10 x 9 = 0,9

Partial
Pagi : 0,27 x 7 = 1,89
Siang : 0,15 x 7 = 1,05
Malam : 0,07 x 7 = 0,49

Total
Pagi : 0,36 x 5 = 1,8
Siang : 0,30 x 5 = 1,5
Malam : 0,20 x 5 = 1

Sift Pagi : 5,22 (5)


Siang : 3,81 (4)
Malam : 2,39 (2)
11 perawat + 1 kepala ruang = 12 perawat

3.2.5.2 Metode Departemen Kesehatan


P. Bedah: 19 (rata- rata jam perawatan :4)
: 19 pasien x 4 jam= 76
P. Dalam: 2 ( rata- rata jam perawatan: 3,5)
: 2 pasienx 3,5= 7
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah jam perawatan ruangan/hari = 83= 11,9 perawat (12 perawat)
Jam kerja efektif perawat 7

ditambah  (factor koreksi) dengan : loss day:


Jml hari Minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar x Jml perawat tersedia
Jml hari kerja efektif
= 52+ 12+14 x 12
286
= 3, 27
Ditambah lagi  non-nursing jobs 25%
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (12 + 3, 27) x 25% = 3,8

Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + faktor


koreksi
= 12 + 3, 27 + 3,8 = 19, 07 (dibulatkan menjadi 19 orang perawat).

 Jadi kebutuhan perawat di ruang Pandawa adalah 19.


Sedangkan tenaga perawat yang dimiliki hanya 12, jadi ruangan
kekurangan tenaga perawat sebanyak 7 orang yang akan
mempengarui beban kerja perawat.
3.2.6 Laporan kegiatan timbangterima
Jumlah perawat yang mengikuti : 8 Orang
Dimulaipukul : 07.00
Selesaipukul : 07.40
Rangkaiankegiatan:Pembukaan, Penyampaian kondisi pasien, Penyampaian
Intervensi, Laporan , Melihat kondisi pasien.
Hambatan pelaksanaan kegiatan: Tidak ada Hambatan selama kegiatan
berlangsung.
Saran perbaikan : Tidak Ada .
3.2.7 Laporan Kegiatan Preconference
Jumlah perawatyangmengikuti: 4 orang
Dimulaipukul :07.45
Selesaipukul : 08.00
Rangkaiankegiatan : Pembukaan, Penyampaian Intervensi yang akan
dilakukan
Hambatan pelaksanaan kegiatan: Tidak Ada hambatan selama kegiatan
berlangsung
Saran perbaikan : Karu Menanyakan apakah perawat mampu menguasai tindakan
yang akan dilakukan .
3.2.8 Laporan Kegiatan Post conference
Jumlah perawatyangmengikuti 4 orang
Dimulaipukul :20.00
Selesaipukul : 20.30
Rangkaiankegiatan: Pembukaan, Menjelaskan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan.
Hambatan pelaksanaan kegiatan: Tidak Ada Hambatan
Saran perbaikan : menjelaskan evaluasi kondisi pasien terakhir.
3.2.9 Laporan Kegiatan Ronde Keperawatan
Jumlah perawatyangmengikuti 6 orang
Dimulaipukul :10.00
Selesaipukul : 10.45
Rangkaiankegiatan : Pembukaan, Menjelaskan kepada keluarga,
Melakukan Informconcet, berdiskusi dengan perawat ahli gizi dan diikuti oleh
keluarga pasien
Hambatan pelaksanaan kegiatan: Tidak Ada
Hambatan selama kegiatan.
Saran perbaikan : Tidak ada.
3.2.10 Laporan Kegiatan Role Play Menejemen Konflik
Jumlah perawatyangmengikuti 4 orang
Dimulaipukul :07.00
Selesaipukul : 13.00
Rangkaiankegiatan: Pembukaan, Masalah konflik, menyelesaikan masalah ,
penutupan.
Hambatan pelaksanaan kegiatan: Tidak Ada Hambatan
Saran perbaikan : Tidak ada
3.2.11 Laporan Kegiatan Supervisi Askep Dari Karu Ke Katim
Jumlah perawatyangmengikuti 4 norang
Dimulaipukul : 07.00
Selesaipukul : 07.45
Rangkaiankegiatan: Pembukaan, Melakukan supervisi , Evaluasi , Penutupan
Hambatan pelaksanaan kegiatan: Salah Presepsi Dalam pembuatan naskah
supervisi, seharunya untuk karu ke katim tetapi malah dilakukan dari karu ke PP .
Saran perbaikan : Seharusnya dilakukan Supervisi atau Bimbingan dari karu ke
katim meliputi supervisi askep.

LAMPIRAN
4.1 SKENARIO MENEJEMEN KONFLIK
SEKENARIO ROLE PLAY MANAJEMEN KONFLIK
DisebuahruangPandawa
RSBhamadaSlawiterjadisebuahcomplaindaripasien(Ny.W) dan
keluarga(Ny.S)karenaperawataditterlambatmemberikanobat yang
seharusnyadiberikan jam 07.00 WIB diberikan jam 08.00 WIB.
KeluargadaripasienNy.Wmendatangi nurse station.
Pasien (Ny.W) : Bu akubelumminumobatpagiini,
perawatnyabelumdatangngasihobatya?
Keluarga(Ny.S) : iyabelum, koktumbenyaperawatbelumkesinibiasanya jam 07.00
sudahjadwalnyaminumobat
Pasien (NY.W) : iyasudahmintatolongibucobakeruangperawat
bilangakubelumdapetobat
Keluarga(Ny.S) : iyaaibukeruangperawatduluya. ( laluberjalankeruangperawat)
Keluarga (Ny. S) :pak, anaksayakokbelumdikasihobat yang pagiya ? biasanya jam
07.00 WIB anaksayaminumobattapisudahsatu jam belum juga diberikan.
PerawatAdit (A) :Maafbu,
tadiadakerepotandipelayanansayalupamemberikanobatpagi.
Keluarga(Ny.S) : Gimanasih, kanseharusnyapasien lain tetapdiperhatikan !
(ekspresimarah)
PerawatAdit (A) :Yabu, sayamintamaaf. Saya ambilkanobatnyadulu.
Tiba-tibaPerawat Lutfi datangke nurse station dan
mendengarcomplaindarikeluargapasienNy.WkeperawatAdit.
TanpakonfirmasidenganperawatAdit, perawatLutfi langsungmelaporkankejadian
pada ketua Tim.
PerawatLutfi (B) :Maafbu, di nurse station adacomplaindaripasienkamar 1 dan
keluarganyakarenaperawatAdittidakmemberikanobatpagi.
Ketua Tim 1 (Anna) : Oh ya,
terimakasihinformasinyasayaakanmenemuiperawatAdit.
Ketua Tim datingmenemuiperawatAdit dan menegurnyakarenacomplainpasien.
Ketua Tim 1 (Anna) :PerawatAditmengapaobatpagikamar 1 tidakdiberikan,
sehinggakeluargapasien complain dan andatidaklaporkesaya.
TetapisayajustrumendapatlaporandariperawatLutfi .
Perawat (A): Yabu, sayamintamaafataskelalaiansaya.
Setelah kejadianituperawatAditkonfirmasikeperawatLutfi
atastindakannyamelaporkankekatim 1tanpasepengetahuannya
Perawat (A) : Lut, kenapakamutadilaporkekatimtanpakonfirmasikesayadulu !
Perawat (L) :Lapormasalahapaya ?
Perawat (A) : Itulhomasalahkamar 1 komplaintentangobatpagi.
Perawat (L) : Oh yang itu, kanmemangkamutidakmemeberikanobatpagi.
Sehinggakeluarga complain, makanyasayalaporkekatim
Perawat (A) :Harusnyakamukonfirmasisayadulu,
apasebabnyasayatidakmemberikanobatpagi. Tidaklangsunglaporkekatim. Saya
jadiditegurkatim
Perawatlutfimeninggalkanperawatadittanpamintamaaf. Setelah
kejadianituselamasatu sift perawataditmendiamkanperawatlutfi. Katim
1melihatsuasanakerja yang tidaknyamankarenaperawatadit dan
perawatlutfitidaksalingbicaraselamadinas.
Akhirnyaketuatimmelaporkankekaruataskejadinini.
Katim 1 (anna) :Selamat Pagi bu, maafmaumelaporadacomplaindarikamar 1
karenaperawatadittidakmemberikanobatpagi. Dan
sayamendapatkanlaporandariperawatlutfi, perawataditsudahsayategur.
Tetapisekarangmerekatidaksalingbicaraselamadinas.
Sehinggasuasanakerjamenjaditidaknyaman
Karu (farah) :Baiklah, setelah sift
pagikitaberkumpulbersamadiruanganiniuntukmenyelesaikanmasalahitu.
Katim (anna) :Baikbu, nantisayasampaikankeperawatadit dan perawatlutfi.
Selanjutnyakatimmeninggalkanruangankaru dan menyampaikanpesan pada
perawataditdan lutfiuntukberkumpuldiruangkarusehabisdinaspagi. Setelah sift
pagiselesaikatim, perawatadit dan lutfimenujukeruangkaru.
Katim :Selamatsiangbu, dinaspagi kami sudahselesai. Perawatadit dan
perawatlutfisudahsayaajakkesini
Karu :Yasilahkan duduk
Karu :selamatsiang, bagaiamanadinaspagihariini ?
Katim :Seperti yang sudahsayalaporkantadibu, sayapulangdinaspagiini pun
merekatidakbertegursapa.
Karumengklarifikasilaporan yang disampaikan oleh katim
Karu :Perawataditbagaimanaceritanyaobatpagikamar 1
tidakdiberikansehinggakomplain?
Perawat (A) :Maafbu, tadisayamasihmengurus program operasicitokamar 2. Jadi
sayalupauntukmemberikanobatpagikamar 1. Lalu
perawatlutfilangsunglaporkekatimtanpakonfirmasikesaya, sehinggasayaditegur
oleh katim. Kan sayajengkelbu?
Karu :perawatlutfikenapakamulaporkekatimtanpakonfirmasidulu.
Perawati (L) :karenasayamelihatada complain di nurse station
makalangsunglaporkekatim
Karu : Oh begituceritanya, sudahbenarlaporkekatim. Tapiseharusnyaperawatadit
yang melaporkankekatimsehinggadapatmenceritakankronologisnyasecarabenar.
Dan katimharusmengklarifikasi juga tentangkronologiskejadianitu.
Sehinggasemuanyamenjadijelassebab dan akibatnya. Dan
untukmasalahinitidakperludiperpanjanglagidenganbermusuhan,
karenasebenarnyamaksudperawatlutfimelaporkankekatimitubaiktapikurangtepatka
renabelumkonfirmasidengan yang bersangkutan.
Perawat (L) :iyabu, terimakasih. Saya mintamaafataskejadianini. Saya
berjanjitidakakanmengulanginyalagi
Perawat (A) :saya juga mintamaafataskejadianini. Dan
tidakakanmengulanginyalagi.
Karu : Nah, masalahsudahselesaisilahkanberdamai dan tidakadapermusuhanlagi.
Perawataditdan Perawatlutfi: iyabu, terimakasih
Perawatadit dan perawatlutfisalingberjabattangan.
Perawat (L) : sayamintamaafataskejadiantadiya ?
Perawat (A) :yasama-sama
Karu :Baiklahmasalahsudahselesai, sayaakhiripertemuanhariini.
Silahkanpulangkerumah masing-masing.
Perawatadit, perawatlutfii, katimmeninggalkanruangankaru.
Katim(anna) :terimakasihbu, kami pamitdulu.
4.2 PRE PLANING KEGIATAN
PRE PLANING TIMBANG TERIMA
1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui perkembangan pasien dengan cara mengkomunikasikan
keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
4. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam sudah dilakukan
dalam asuhan keperawatan pada klien
c. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan
yang sudah terselesaikan.
d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
f. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara secara paripurna
g. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
h. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab
antar  anggota tim perawat
i. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan sesuai dengan planing dan kondisi pasien sampai
kondisi klien membaik dan diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Pandawa
6. Waktu
Jumat, 31 Desember 2020, jam 07.00 – 07.30
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : Farah Audina
KA Tim 1 : Anna Syarofatul
KA Tim 2 : M. Khaerul Amin
PP : 1. Dina Fahara
2. Amrina Rosada
3. Lufi Annisa
4. Ihda Amelia
5. Firman Arif
6. Aditya
7. Arya Saloka
8. Aldebaran
9. Amanda

9. Tempat
Di ruang Pandawa
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
1. Status Pasien
2. Alat Tulis
3. Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian

Kegiatan Kalimat Verbal


Pre converence Assalamualaikum warahmatullahi
Dihadiri oleh katim, dan PP wabarakatuh, selamat malam semua..
dalam timnya masing-masing bagaimana? Masih semangat? Ya sebelum
kita beralih ke tim yang bertugas pada
shift malam, langsung saja bagaimana
hasil tindakan yang telah dilaksanakan
oleh rekan-rekan termasuk  kendala
selama rekan-rekan melakukan tindakan.
Intervensi apa saja yang perlu dilakukan
oleh petugas pada shift berikutnya, saya
mulai dari pasien yang saya beri
implementasi ya
Ketua tim menyampaikan Di sini saya menangani pasien parsial dan
hasil evaluasi kemarin dan minimal, saya sudah mengukur TTV serta
kondisi klien terbaru skala nyerinya, memberi terapi obat
melalu injeksi, tadi dibantu perawat
Firman juga untuk melakukan penyuluhan
tentang ROM, terimakasih Firman..untuk
pasien parsial , saya sudah koordinasi
dengan fisioterapi untuk lebih detail
mengajarkan ROM pada keluarga pasien,
alhamdulillah tidak ada kendala, untuk
intervensi lanjutan pada pasien parsial
tolong dibantu keluarganya untuk
melakukan perawatan kebersihan pada
pasien. Terimakasih..

13. Evaluasi
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift  
b. Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien Setiap perawat
mengetahui perkembangan pasien
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM TIMBANG TERIMA
A. Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilaksanakan atau belum
dilaksanakan dan  perkembangan  perkembangan pasien saat itu. Informasi
Informasi yang disampaikan disampaikan harus akurat sehingga
berkesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh tim keperawatan kepada tim keperawatan
pada shift selanjutnya dengan dipimpin oleh kepala ruang secara tertulis atau
lisan.
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan.
Timbang atau tulisan. Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat
mengikuti perkembangan klien secara kontinu dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat. Ketentuan dalam timbang terima itu adalah sebagai
berikut :
1. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift
2. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
3. Diikuti perawat yang akan berdinas
4. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis,
menggambarkan keadaan klien saat ini dan tetap menjaga kerahasiaan
klien
6. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan
keperawatan, rencana, tindakan dan perkemabangan kesehatan klien
7. Timbang terima di kamar pasien menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia  bagi
klien. Sesuatu Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
dibicarakan secara langsung di dekat pasien
8. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
B. Manfaat
1) Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
perawat pada shift berikutnya.  
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan
dengan keadaan klien yang sebenarnya.
c. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
2) Bagi Pasien
a. Mengetahui perkembangan dari kesehatan klien  
b. Mendapatkan pelayanan yang komprehensif 
c. Mengetahui program/ rencana therapi yang akan dilakukan

C. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan
rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat
kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu klien
satu persatu.
D. Prosedur
1. Kedua kelompok dinas sudah siap.
2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan
(tanggung jawab)
3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
petugas  berikutnya.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a. Identitas klien dan diagnosa medis.  
b. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
d. Intervensi kolaboratif yang telah telah dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan
padat.
7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
E. Tugas/peran
1. Kepala ruang Kepala ruang Kepala ruang memimpin/memfasili mfasilitasi
jalannya timbang terima dengan terima dengan membuka pre konferen
kemudian menyerahkan kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang jaga
malam untuk  menyampaikan identitas pasien, jumlah pasien, masalah
keperawatan dan tindakan yang dilakukan serta program lain jika ada di
ners station.
3. Perawat pelaksana Perawat pelaksana yang sift jaga malam menyampaikan
Identitas pasien dan diagnosa medis, masalah keperawatan yang masih
muncul, tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum),
intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan, rencana umum dan
persiapan yang  perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemerikasaan
laboratorik/pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau
terhadap prosedur yang terhadap prosedur yang tidak rutin dijalankan, pros
tidak rutin dijalankan, prosedur rutin edur rutin yang biasa yang biasa
dilakukan tidak perlu disampaikan di ruang perawatan klien.
F. Alur dan Mekanisme Timbang Terima
1. Alur Timbang Terima

Klien

Diagnosa Diagnosa
Medis Keperawatan
Rencana
Tindakan

Telah Dilakukan Belum Dilakukan

Perkembangan
keadaan klien

MASALAH :
1. Teratasi keseluruhan
2. Sebagian
3. Belum Teratasi
4. Terdapat Masalah
Baru

2. Mekanisme Timbang Terima

Kepala Ruang
Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan
masalah( problem solving )

Diskusi di Nurse Station (Karu, Katim, PP) kondisi klien


bersifat rahasia

Timbang terima disamping Klien, Karu, PP,


Dokumentasi
PRE PLANING PRE CONFERENCE

1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui rencana kegiatan asuhan keperawatan yang akan diberikan
kepada pasien.
4. Tujuan Khusus
j. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
k. Menyampaikan rencana harian masing masing perawat.
l. Menyampaikan Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien
m. Memberikan reinforcement kepada PP.
n. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan sesuai dengan planing dan kondisi pasien sampai
kondisi klien membaik dan diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Pandawa
6. Waktu
Jumat, 1 Februari 2020, jam 07.00 – 07.30
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : Farah Audina
KA Tim 1 : Anna Syarofatul
PP : 1. Dina Fahara
2. Amrina Rosada
3. Lufi Annisa
4. Ihda Amelia

9. Tempat
Di ruang Pandawa ( Meja Masing Masing )
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
4. Rencana Harian Perawat Pelaksana atau Katim
5. Alat Tulis
6. Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian

Kegiatan Kalimat Verbal


Pre converence Asalamualaikum Wr.Wb . Selamat pagi
Dihadiri oleh katim, dan PP semua ...
dalam timnya masing-masing Puji syukur kita ucapkan Kepada Allah
(Memebuka Acara ) Swt. Yang telah memberikan kesehatan
kepada kita sehingga kita masih bisa
menjalankan tugas kita sebagai seorang
perawat.
Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali
dengan sama sama membaca doa . berdoa
dipersilahkan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing masing.

Ketua tim menanyakan Terimakasih kepada ibu Farah selaku


rencana harian masing kepala ruang, Asalamualaikum wr.wb.
masing perawat pelaksana Selamat pagi rekan rekan semua Puji
syukur kita semua masih diberikan
kesehatan pada kesempatan Preconference
Pagi ini, di ruang perawatan pandawa
dengan jumlah pasien 21 dengan 19 pasien
bedah dan 2 pasien penyakit dalam, dalam
hal ini saya selaku kepala tim 1 membagi
tugas sebagai berikut Perawat Amrina
selaku Pj sift siang menangani pasien
Bedah dengan kebutuhan Tota 1 Parsial 2
Dan Minimal 2 Perawat Amel Total 2
parsial 2 dan minimal 2 sedangkan
Perawat Lutfi pasien bedah kebutuhan
Total 2 Parsial 1 dan pasien penyakit
dalam kebutuhan minimal 2 sedangkan
saya sendiri Parsial 2 minimal 3. Baik
langsung saja kepada Perawat Amrina ,
Lutfi dan perawat amel silahkan untuk
menyampaikan tindakan yang akan
dilakukan
Perawat pelaksana Selamat pagi Saya Perawat Amrina akan
menjelaskan rencana menyampaikan bahwa di ruangan pendawa
( asuhan keperawatan yang ini saya menangani pasien bedah dengan
akan diberikan kepada pasien kebutuhan total 1 parsial 2 dan minimal 2,
) pasien dengan kebutuhan total akan
dilakukan tindakan
08.00 Pemberian Makanan melalui NGT
08.30 mengukur TTV Dan memantau
intake dan output cairan sembari
memeriksa GCS
09.00 Mmemberikan Injeksi sesuai dengan
kolaborasi dengan dokter
09.30 mengkolaborasikan dengan dokter
perubahan terapi medis jika keadaan
pasien mulai membaik atau memburuk
( Melepas NGT).
10.00 Mengkolaborasikan dengan gizi
tentang makanan dan diet yang diperlukan
Pasien dengan kebutuhan parsial dan
minimal akan dilakukan
08.20: Mengukur TTV dan sekala nyeri
09.20 : memberikan terapi injeksi sesuai
dengan resep dokter
10.20 : mengkolaborasikan dengan
keluarga tentang penangganan nyeri
( Melakukan kompres atau Rom )
11.00 : mengkolaborasikan dengan dokter
dan tenaga medis lainya ( Fisoterapi)
11.20 : Mengkolaborasikan dengan ahli
gizi
Amel : Selamat pagi Saya Perawat Amel
akan menyampaikan bahwa di ruangan
pendawa ini saya menangani pasien bedah
dengan kebutuhan Total 2 parsial 2 dan
minimal 2. Pasien total akan di lakukan
tindakan.
08.00 : memberi makan melalui NGT
08.20 : memeriksa TTV
08.30 mengontrol rangsang nyeri dan
memeriksa GCS
09.30 mengukur intake dan out put cairan
10.00 memberi obat sesuai terapi yang
diberikan dokter
Pasien parsial dan minimal akan dilakukan
tindakan
09.00 : Memeriksa TTV
09:20 : memberikan terapi sesuai dengan
terapi yang diberikan
10.30 : mengganti balut post op yang telah
dilakukan pasien.
Lutfi : Selamat pagi Saya Perawat Lutfi
akan menyampaikan bahwa di ruangan
pendawa ini saya menangani pasien bedah
dengan kebutuhan Total 2 Parsial 1 dan
pasien penyakit dalam kebutuhan minimal
2
pasien dengan kebutuhan total akan
dilakukan tindakan
08.00 Pemberian Makanan melalui NGT
08.30 mengukur TTV Dan memantau
intake dan output cairan sembari
memeriksa GCS
09.00 Mmemberikan Injeksi sesuai dengan
kolaborasi dengan dokter
09.30 mengkolaborasikan dengan dokter
perubahan terapi medis jika keadaan
pasien mulai membaik atau memburuk
( Melepas NGT).
10.00 Mengkolaborasikan dengan gizi
tentang makanan dan diet yang diperlukan
Pasien Dalam dengan kebutuhan Minimal
Akan dilakukan tindakan
08.20: Mengukur TTV dan sekala nyeri
09.20 : memberikan terapi injeksi sesuai
dengan resep dokter
10.20 : mengedukasi dengan keluarga
tentang penangganan nyeri atau asam urat
yang di deritanya ( Melakukan kompres
atau Rom )

13. Evaluasi
d. Pre Conference dapat dilakukan jika yang berdinas lebih dari 1 orang
meliputi Karu bisa diganti dengan katim dan PP lebih dari 1 dan
dilakukan sesudah pergantian shift  .
e. Setiap perawat mampu mengetahui perkembangan pasien
f. Pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan evektif.

Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRE CONFERENCE
A. Pengertian
Pre Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri sehingga dapat mengurangigangguan
dari luar.Konferensi terdiri dari pre conference dan postconference yaitu Pre
Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpinoleh ketua
tim atau penanggung jawab tim. Jikayang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang,maka pre conference ditiadakan
Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim (ModulMPKP, 2006). Sebelum
operan ke dinas berikutnya. Tempat : Meja masing – masing tim.Penanggung
jawab : ketua tim atau Pj timKegiatan :1) Ketua tim atau Pj tim membuka
acara.2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendaladalam asuhan yang telah
diberikan.3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakantindakan lanjut asuhan
klien yang harus dioperkankepada perawat shift berikutnya.4) Ketua tim atau
Pj menutup acara.2. Tujuan Pre dan Post Conference

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah


secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapanganyang dapat menjadi masukan untuk
menyusunrencana antisipasi sehingga dapat meningkatkankesiapan diri dalam
pemberian asuhankeperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).
B. Syarat
a. Pre conference di laksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu yang efektif yang diperlukan 10 atau sampai 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan dan data yang perlu di tambakan.
d. Yang terlibat dalam pre conference adalah kepala ruang katim dan
anggota tim.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti
oleh perawat terkait pasien yang di kelolanya.
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang asuhan keperawatan
yang akan dilaksanakanya.
D. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada Karu atau Katim terkait tindakan atau asuhan keperawatan yang akan
di lakukan kepada pasien.
2. Pelaksanaan Preconference dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan dengan Interverensi kepada pasien.
E. Prosedur
1. Melakukan preconference setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas
2. Dipimpin oleh karu atau katim
3. Preconferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam tim nya
masing masing
4. Menyampaikan perkembangan dan maslah pasien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondidi pasien yang dilaporkan dinas
sebelumnya.
5. PP menyampaikan hal meliputi : Keluhan pasien, TTV dan GCS , Hail
pemeriksaan Lab atau diagnosis terbaru , masalah keperawatan, RH,
Perubahan terapi medis, dan Rencana , medis.
6. Perawat Pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet
tentang masalahyang terkait dengan perawatan yang terkait.
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang telah ditentukan
F. Tugas/peran
1. Kepala ruang memimpin/memfasili jalannya dengan membuka pre konferen
kemudian menyerahkan kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang akan melakukan
tindakan untuk  menyampaikan RH, keluhan pasien dan tindakan yang akan
diberikan.
3. Perawat pelaksana yang akan berjaga menyampaikan Identitas pasien dan
diagnosa medis, masalah keperawatan yang masih muncul, tindakan
keperawatan yang akan dilakukan (secara umum), intervensi kolaboratif yang
akan dilaksanakan, rencana umum dan persiapan yang  perlu dilakukan dalam
kegiatan.

PRE PLANING RONDE KEPERAWATAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama
dalampengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan
tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional.
Pelayanan keperawatan yang disebut profesional bukan sekedar terampil
dalam melakukan prosedur keperawatan, tetapi mencakup keterampilan
interpersonal, keterampilan intelektual, dan keterampilan teknikal. Dalam
keterampilan intelektual dan interpersonal, komunikasi antara dua orang atau
kelompok yang dianggap ada dalam lingkungan keperawatan profesional
misalnya antara perawat dengan sesama perawat, perawat dengan pasien, perawat
dengan dokter dan perawat dengan manajer (Roger, 2000 dalam Gaffar, 1997;
32).
Rumah Sakit sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu
sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi,
dan tenaga kesehatan lainnya, yang mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit di daerah Kota Padang
yang mengutamakan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien khususnya di Ruang irna bedah. Sementara itu, perawat merupakan
ujung tombak dalam pelayanan di rumah sakit, dimana perawat dituntut untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang berkualitas guna meningkatkan mutu
pelayanan di rumah sakit dan memberi kepuasan pada pasien yang dalam hal ini
adalah sebagai konsumen (Adill et all, 2009).
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari
pelayanan keperawatan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga serta
masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian asuhan keperawatan merupakan
kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien rawat inap oleh perawat.
Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang merupakan
kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan timbang
terima pasien merupakan tindakan keperawatan yang secara langsung akan
berdampak pada perawatan pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun
sebagai sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan
legalitas yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Wallis,
2010).
Catatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan, tanpa
memperhatikan tipe atau lokasi dalam catatan. Apapun jenis sistem
pendokumentasian yang digunakan, pendokumentasian harus mengomunikasikan
status pasien, pemberian perawatan spesifik, dan respon pasien terhadap
perawatan (Marrelli, 2008).
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Marelli (2008)
mendefiniskan dokumentasi sebagai penyediaan bukti pencatatan dan
pengumpulan, ringkasan, dan pengkodean informasi yang tercetak atau tertulis
untuk referensi di masa mendatang. Definisi sederhana ini menyesuaikan berbagai
peran bahwa dokumentasi atau proses pendokumentasian dan pendemonstrasian
pemberian perawatan pasien penting dalam perawatan kesehatan.
Berdasarkan pengkajian ulang terhadap pasien luka bakar yangbelum
berjalan optimal, dimana luka pasien tidak kunjung membaik stelah dilakukan
perawatan selama 3 hari. Dan pasien juga masih mengeluhkan tentang sakitnya
dan cemas lukanya tidak akan sembuh.
Pemecahan masalah tersebut, menurut kelompok perlu diadakan pertemuan
dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang Kepala Ruang, Kepala Tim,
Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di
ruangbedah RSUD BHAMADA beserta staf, pembimbing klinik dan pembimbing
akademik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempresentasikan hasil kajian data awal mahasiswa praktek profesi manajemen
keperawatan STIKES BHAMADA kepada KARU, KATIM, Perawat Pelaksana,
Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di RSUD BHAMADA RUANG
PANDAWA
2. Tujuan Khusus
Setelah mempresentasikan hasil kajian awal diharapkan kepada KARU, KATIM,
Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien :
a. Memperoleh gambaran masalah tentang pelayanan kesehatan di Ruang
Pandawa RSUD BHAMADA.
b. Memperoleh kesepakatan bersama terkait permasalahan yang menjadi
prioritas di Ruang Pandawa RSUD BHAMADA.
c.       Memperoleh kesepakatan dari semua jajaran keperawatan dan
mengimplementasikan hasil temuan di Ruang Irna Bedah Pria RSUP DR. M.
Djamil Padang.

C. Sasaran
KARU, KATIM, Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan
Keluarga Pasien.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. Media dan alat


-

F. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Rabu, 30 Desember 2020
Waktu : 10.00 – 11.50 WIB
Tempat : RuangKepala Ruang
G. Setting Tempat
 

5 4 3

6 3

KETERANGAN:
1=KARU
2 = KATIM
3 = Perawat Pelaksana
4 = Ahli Gizi
5 = Perawat Konsuler
6 = Keluarga Pasien
H. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Moderator& Penyaji Kegiatan Peserta
1 10.00 Pembukaan
a.       Mengucapkan salam Menjawab salam
b.      Memperkenalkan diri dan Memperhatikan
c.       Menjelaskan tujuan dilakukan
pertemuan

2 10.10 – Presentasi Kajian Awal


11.50 a.       Mempresentasikan hasil kajian Mendengarkan dan
awal. memperhatikan
b.      Mendiskusikan kajian yang telah Berpartisipasi
di presentasikan.
c.       Membuat kesepakatan bersama Mendengarkan dan
dalam penetapan hasil diskusi. memperhatikan
3 11.50 PENUTUP
a.       Menyimpulkan hasil diskusi Mendengarkan
b.      Menanyakan kembali tentang, Berpartisipasi
c.       Mengucapkan salam Menjawab salam

I. Evaluasi Hasil
a. Adanya kesepakatan tentang prioritas masalah.
b. Adanya kesepakatan pelaksanaan Tindakan keperawatan.
c. Adanya kesepakatan tentang petunjuk pelaksaan Tindakan keperawatan.

LAMPIRAN
1. Definisi Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
 
2. Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

3. Tujuan Ronde Keperawatan


Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
4. Tipe Ronde
Tipe ronde keperawatan dikenal dlm studi kepustakaan. Diantaranya ialah
menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’
rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds & teaching nurse.
a. Matron nurse menurut Close & Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan keadann pasien sesuai jadwal
rondenya. Yg dikerjakan perawat ronde ini ialah memeriksa standart
pelayanan, kebersihan & kerapihan, & menilai penampilan & kemajuan
perawat dlm memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde ini
ialah ronde manajerial yg melihat pada rencana pengobatan & implementasi
pada sekelompok pasien. Buat melihat prioritas tindakan yg sudah dikerjakan
serta melibatkan pasien & keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tak
terjadi proses pembelajaran antara perawat & head nurse.
c. Patient comport nurse menurut Close & Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yg dibutuhkan pasien di rumah sakit. Fungsi
perawat dlm ronde ini ialah mencukupi semua kebutuhan pasien. Misalnya
ketika ronde dikerjakan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur buat
pasien tidur.
d. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dikerjakan antara
teacher nurse dgn perawat / mahasiswa perawat, dimana terjadi proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dikerjakan karena perawat / mahasiswa
perawat.Dgn pembelajaran langsung. Perawat / mahasiswa bisa langsung
mengaplikasikan ilmu yg didapat langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yg tersusun dari nursing round, physician-nurse
rounds / interdisciplinary rounds. Nursing rounds ialah ronde yg dikerjakan
antara perawat dgn perawat. Physician-nurse ialah ronde pada pasien yg
dikerjakan karena dokter dgn perawat, sedangkan interdisciplinary rounds ialah
ronde pada pasien yg dikerjakan karena aneka macam tenaga kesehatan
meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

5. Tahapan Ronde Keperawatan


Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan ialah :
a. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation.
b. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
c. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
6. Langkah-langkah Ronde Keperawatan ialah sebagai berikut:

a. Persiapan
• Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
• Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
• Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yang mau/ sudah
dikerjakan & memilih prioritas yang butuh didiskusikan.
• Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang kasus klien serta tindakan yang mau dikerjakan.
• Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yg butuh dikerjakan.
7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah sebagai berikut.
a. Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.
b. Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
c. Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
• Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara berpikir
yg sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien, Menaikkan
kemampuan menentukan diagnosis keperawatan, Menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan yg berorientasi pada kasus klien, Menaikkan
kemampuan memodifikasi rencana askep, Menaikkan kemampuan justifikasi,
Menaikkan kemampuan menilai hasil kerja.

PRE PLANING SUPERVISI


1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
setelah dilakukan penyegaran tentang supervise dapat diciptakan kondisi
kerja yang kondusif dan nyaman
4. Tujuan Khusus
a. Dapat melatih staff dalam melaksanakan asuhan keperawatan
b. Memeberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan diruangan
c. Meningkatkan kesadaran akan peran dan fungsi staff
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Pandawa
6. Waktu
Jumat, 31 Desember 2020, jam 10.00-12.00
7. Materi
Supervisi merupakan cara ampuh untuk mencapai tujuan pelayanan rumah
sakit, khusunya pelayanan keperawatan. Supervise keperawata adalah
proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan dari
supervise adalah pemenuhan dan peningkatan kepuasan pelayanan kepada
pasien dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan akhir ini ditetapkan tujuan
awal supervise yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan
kemampuan perawat untuk dapat melakukan tugasnya. Didalam proses
supervise dilakukan :
a. Apa yang dibutuhkan perawat agar dapat mengetahui tugasnya dan
dapat melakukan tugasnya.
b. Membantu perawat untuk mengembangkan ketrampilan yang
diperlukan dalam melakukan tugasnya.
c. Mempunyai kemampuan penuh yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Supervise adalah salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh
pengelola (manajer) dari yang terendah, menengah, dan atas. Manajer
yang melakukan fungsi supervise disebut supervisor. Didalam rumah
sakit yang termasuk manajer keperawatan yang melakukan fungsi
supervise adalah kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala
bidang, dan wakil direktur keperawatan.
Pada situasi nyata, jenjang manager keperawatan bervariasi baik
macamnya maupun pemegang posisi manager keperawatan. Semua
manager keperawatan perlu mengetahui, memahami, dan melaksankan
peran dan fungsinya sebagai supervisor.
Supervisi modern berfokus pada keunikan indvidu. Supervisor
diharapkan dapat menghargai potensi tiap individu dan menerima
perbedaan tiap individu serta mengembangkan potensi tiap individu
untuk mencapai kepuasan pasien dan keluarganya.
8. Pengorganisasian

Keterangan :
: Observer

: Perawat
9. Tempat
Di ruang Pandawa
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
Lembar checklist
12. Penyampaian

Kegiatan Kalimat Verbal


Pre converence Assalamualaikum, baik, pagi ini saya akan
Dihadiri oleh katim, dan PP melakukan supervisi. Jadi, tujuan untuk
dalam timnya masing-masing dilakukannya supervise adalah untuk
mempelajari dan memperbaiki tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien kita
Ketua ruang menyampaikan Baik tadi saya sudah melakukan penilaian
hasil evaluasi kemarin dan terhadap hasil kerja perawatan luka pada
kondisi klien terbaru hari ini. Untuk secara prosedur perawatan
luka secara keseluruhan sudah baik, tapi
tadi ada hal- hal yang perlu kita perhatikan
bersama.

Dalam pemasangan tadi kurangnya


interksi/komunikasi kepada pasien, nah
tujuan untuk komunikasi kepada pasien
dalam melakukan tindakan yaitu pertama
untuk distraksi/pengalihan rasa nyeri
pasien. Sepertinya hal itu yg perlu kita
perhatikan Dan yang kedua adalah pada
saat membuka  balutan usahakan untuk
pelan-pelan agar pasienya tidak
mengalami nyeri.

13. Evaluasi
Setelah dilakukan supervisi perawat menjadi lebih memahami kekurangan
dalam melaukan tindakan perawatan kepada pasien yang dirawat diruang
Pandawa.

PRE PLANNINGPOST CONFERENCE

A. Topik
Post Conference
B. Subtopik
Penyampaian intervensi yang telah dilaksanakan
C. TujuanUmum
Mengetahui intervensi yang yang telah dilakukan oleh perawat untuk
mendapatkan hasil tindakan yang akan dilanjutkan kepada perawat
selanjutnya
D. TujuanKhusus
1. Mengetahui intervensi yang telah dilakukan
2. Mengetahui kendala apa saja ketika tindakan
3. Mengetahui intervensi lanjutan yang akan diteruskan oleh perawat pada
shift selanjutnya
E. Sasaran
Perawat yang menangani pasien di bangsal Pandawa
F. Waktu
Jam: 20.30
Tanggal: Rabu, 30 Desember 2020
G. Materi
Laporan Asuhan Keperawatan 21 pasien

H. Pengorganisasian

: Ketua Tim

: Perawat Pelaksana

I. Tempat
Bangsal Pandawa Rumah Sakit Bhamada (ruang bedah dan dalam)

J. Metode
Diskusi

K. Media
Asuhan keperawatan pasien

L. Penyampaian(prolognaskah)danpelaksanaankegiatan)

Kegiatan Kalimat V erbal


Ketua tim Amin: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
membuka post selamat malam semua.. bagaimana? Masih semangat? Ya
conferences dan sebelum kita beralih ke tim yang bertugas pada shift
menyampaikan malam,langsung saja bagaimana hasil tindakan yang telah
apa yang sudah dilaksanakan oleh rekan-rekan termasuk  kendala selama
dilakukan pada rekan-rekan melakukan tindakan. Intervensi apa saja yang
har ini, perlu dilakukan oleh petugas pada shift berikutnya, saya
menanyakan mulai dari pasien yang saya beri implementasi ya..
intervensi yang Di sini saya menangani pasien parsial dan minimal, saya
telah diberikan sudah mengukur TTV serta skala nyerinya, memberi terapi
perawat obat melalu injeksi, tadi dibantu perawat Firman juga untuk
pelaksana yang melakukan penyuluhan tentang ROM, terimakasih
lain Firman..untuk pasien parsial , saya sudah koordinasi dengan
fisioterapi untuk lebih detail mengajarkan ROM pada
keluarga pasien, alhamdulillah tidak ada kendala, untuk
intervensi lanjutan pada pasien parsial tolong dibantu
keluarganya untuk melakukan perawatan kebersihan pada
pasien. Terimakasih..
Dina : Ya, saya Dina akan menyampaikan bahwa di
ruangan pandawa ini saya menangani pasien bedah dengan
kebutuhan Total 2 parsial 2 dan minimal 2. Pasien total
sudah dilakukan pemberian makan melalui NGT, kemudia
saya juga sudah memeriksa TTVnya, mengontrol rangsang
nyeri serta menghitung GCSnya, tadi juga saya sudah
menghtiung intake dan output cairannya sudah saya tulis di
askepnya ya pak.. terus tadi jam 18.00 sudah masuk terapi
obat. Kemudian untuk pasien parsial dan minimal juga
sudah saya observasi TTVnya, tadi juga sudah diganti balut
untuk pasien yang post op pak.. untuk intervensi lanjutan
observasi apakah ada masalah pada balutan yang sudah
diganti, dan juga kerjasama perawat terhadap kebersihan
mandiri pasien, terimakasih..oh iya pak, alhamdulillah
untuk kendala tidak ada
Adit: baik pak, saya Adit akan menyampaikan bahwa di
ruangan pandawa ini saya menangani pasien bedah dengan
kebutuhan Total 2 Parsial 1 dan pasien penyakit dalam
kebutuhan minimal 2, sama seperti yang lain pak.. untuk
pasien total sudah dilakukan pemberian makan lewat NGT,
saya juga sudah mengukur TTVnya, memeriksa GCS,
menghitung intake dan output cairan, tadi jam 18. 15 juga
sudah masuk terapi obat melalui injeksi, kemarin memang
ada rencana untuk melepas NGT pak.. tapi saya lihat tadi
keadaannya belum benar-benar siap untuk dilepas NGTnya
pak..
Sedangkan untuk pasien minimal saya sudah mengkaji
TTVnya dan skala nyeri, memberi terapi obat melalui
injeksi, tadi juga sudah diberikan penkes tentang nyeri dan
asam urat pak, saya dibantu Dina tadi pak..untuk intervensi
lanjutan observasi keadaan umum pasien saja pak.
Terimakasih..
Firman: Saya Firman pak, saya bertanggung jawab
menangani pasien bedah dengan kebutuhan total 1 parsial 2
dan minimal 2, untuk pasien total saya sudah melakukan
pemberian makan melalui NGT, mengukur TTV, memberi
terapi injeksi sesuai dosis, memantau intake output cairan,
juga mengevaluasi nilai GCS, tadi saran dari Dr. Rina,
untuk pasien ini diganti ya dietnya, tapi tetap diberikan
lewat NGT. Sudah pak.. terimakasih..
Penyampaian rasa Amin : Terimakasih Kepada rekan rekan semua atas
terimakasih karena laporanya dan kerjasamanya, bagus sekali kerja kalian pada
telah bekerajsama hari ini semoga ke depannya dapat ditingkatkan lagi
pada hari ini ya..nanti untuk intervensi lanjutan jangan lupa disampaikan
ketika timbang terima ya...

M. Evaluasi
PRE PLANNING MENEJEMEN KONFLIK
A. Topik
Manajemenkonflik
B. Sub topik
Proses pelaksanaanprosedurmanajemenkonflik di ruangpandawa
C. TujuanUmum
Menciptakanprosedur dan mekanismepenyelesaiankonflik
D. TujuanKhusus
a. Mendemonstrasikan proses manajemenkonflik
b. Menerapkan proses manajemenkonflik
c. Mengevaluasi proses manajemenkonflik
E. Sasaran
Kepalaruangan, ketuatim dan perawatpelaksana
F. Waktu
Setelah sift pagi
G. Materi
1. Definisi
Manajemenmerupakansuatu proses khas yang terdiridari Tindakan-
tindakanperencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang
dilakukanuntukmenentukansertamencapaisasaransasaran yang
telahditentukanmelaluipemanfaatansumberdayamanusia dan
sumbersumberlainnya. Konflikadalahperselisihan internal yang
dihasilkandariperbedaan ide, nilainilai dan perasaanantaradua orang
ataulebih (Marquis &huston, 1996 dalam Hendel dkk, 2005).
Makadapatdisimpulkanbahwa management
konflikmerupakanlangkah- langkah yang di ambil para
pelakuataupihakketigadalamrangkamengarahkanperselisihankearahpen
yelesaian yang kontruktifataudestruktif.
2. Penyebabkonflik
Konflikdisebabkankarena: (1) perbedaan interpersonal pada
setiapdimensi-umur, jenisklamin, ras, pandangan, perasaan,
pendidikanpengalamantingkahlaku, pendapat, budaya, kebangsaan,
keyakinan, dll. (2) perbedaan
kepentingandalamhubunganantarmanusiakarenaperbedaanbudaya,
posisi, peran, status, dan tingkathirarki (shetach,2012).
Menurutrobbins (2008), konflikmunculkarenaadakondisi yang
melatarbelakanginya (antecendt conditions). Kondisitersebut, yang
disebut juga sebagaisumberterjadinyakonflik,
terdiridaritigakategoriyaitu: komunikasi, struktur, dan variable pribadi.
3. SumberKonflik
a. Salah pengertianatau salah pahamkarenakegagalankomunikasi
b. Perbedaantujuankerjakarenaperbedaannilaihidup yang di pegang
c. Persaingandalanhal yang terbatassepertifasilitaskerja dan jabatan
d. Masalahwewenang dan tanggungjawab
e. Penafsiran yang berbedaatassatuhal, perkara dan peristiwa yang
sama
f. Kurangnyakerjasama
g. Tidakmenaati tata tertib dan peraturankerja yang ada
h. Ada usahauntukmenguasai dan merugikan
i. Pelecehanpribadi dan kedudukan
j. Perubahandalamsasaran dan prosedurkerjasehingga orang
menjadimerasatidakjelastentangapa yang di harapkandarinya
4. KategoriKonflik
a. Konflik interpersonal konflik yang terjadi pada individusendiri
b. Konflik interpersonal terjadiantara 2 orang
ataulebihdimananilaitunjuan dan keyakinanberbedaan
c. Konflik inter kelompok
d. Konflikantarkelompok

H. Pengorganisasian( settingpelaku dan setingtempat)

Kepalaruangan : Farah Audina R


Kepalatim :Annasyarofatul
Perawat A: Aditya ramadhani
Perawat B: Lutfiannisafadhillah

Setting tempat:

Keterangan :
= kepalaruangan

= kepalatim

= perawat A dan B

I. Tempat
Di ruangkepalaruangpandawa
J. Metode
Role play
K. Media
-
L. Penyampaian (prolog naskah) dan pelaksanaankegiatan)

Kegiatan Kalimat Verbal


Manajemen Perawataditlupamemberikanobatkepasienkamar 1
konflik sehinggaperawataditmendapat complain
darikeluargapasien,laluperawatlutfimenyampaikankepadake
tuatimbahwaperawataditmendapat complain
daripasientanpakonfirmasiterlebihdahuludenganperawatadit
sehinggaperawataditmarah
Penyelesaia Katimmelaporkepadakarubahwamendapat complain
nkonflik daripasienkarnaperawataditlupamemberikanobat dan
katimmendapat info complain
tersebutdariperawatlutfisehinggaperawataditmarahtidakbert
egursapaselama sift. Lalu
karumenyampaikankepadakatimsetelahselesai sift
perawatadit dan
lutfiberkumpuldiruangankaruuntukmenyelesaikanmasalahte
rsebut.

M. Evaluasi
Setelah karumengumpulkanperawatadit dan
perawatlutfimasalahsudahterselesaikan.

FORMAT EVALUASI POST CONFERENCE

No. Aspek Yang dinilai Dilakukan Tidak


Semua anggota tim hadir dalam
konferensi akhir √
1

Menanyakan hasil dari kegiatan


yangsudah dilaksanakan anggota

2 tim terkait dengan asuhan
keperawatan
Mengevaluasi tentang
kelengkapan dokumentasi

3 ASKEP, pelaksanaanprogram dan
administrasi pasien
Memberikan pujian akan apa yang

4 telah dilaksanakan dengan baik
Mengevaluasi hambatan yang

5 dialamisetiap anggota tim
Memberi umpan balik kepada √
anggota tentang pelaksanaan yang
6
telahdilakukan
Mengucap Terimakasih atas

7 kerjasamanya
Semua anggota tim menyepakati

8 pertemuan konferensi selanjutnya
TOTAL 8

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners
STIKes Bhamada Slawi diruang Pandawa didapatkan masalah :
1. Tindakan keperawatan : kinerja perawat belum optimal
2. Berdasarkan perhitungan Depkes jumlah perawat belum terpenuhi
3. Pengorganisasian : manajemen pemberian asuhan keperawatan metode tim
cukup optimal
4. Pengorganisasian : sasaran keselamatan pasien cukup optimal
B. SARAN
1. Pihak Rumah Sakit
a. Hasil evaluasi kegiatan praktek keperawatan manajemen ini sebagai
bahan masukan berdasarkan observasi untuk diperhatikan dan
ditindaklanjuti agar Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan yang
terbaik dan prima.
b. Pihak rumah sakit menambah jumlah perawat khusunya diruang
pandawa
2. Perawat Ruangan
a. Mengoptimalkan tugas sesuai dengan tupoksinya
b. Disiplin dalam menjalankan tugas sesuai peran dan tanggung jawab
c. Mengadakan pendidikan keshatan yang rutin dan terjadwal untuk
mengoptimalkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai