Laporan Tugas Akhir Manajemen Keperawatan
Laporan Tugas Akhir Manajemen Keperawatan
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. FIRMAN ARIF MARZUKI
2. MOHAMMAD KHAERUL AMIN
3. ADITYA RAMADHANI
4. LUTFIATUNNISA FADHILLAH
5. FARAH AUDINA RIF’ATI
6. AMRINA ROSADA DWI LESTARI
7. ANNA SYAROFATUL M
8. DINA FAHARA
9. IHDA AMELIA RAHMAWATI
Fungsi Menejemen Keperawatan ada empat fungsi yang utama yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Perencanaan yaitu suatu keputusan
masa yang akan datang. Merupakan apa siapa, kapan, dimana, berapa dan
bagaimana dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
perorganisasian merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yang teratur
dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian pergerakan merupakan
kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka
menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama.
Lalu pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan dan
sasaran yang sudah di tentukan sebelumnya (Suarli & Bakhtiar, 2009 )
2.2 Gambaran Kasus Ruang Medikal Bedah
Mahasiswa menangani 21 pasien, yakni 19 pasien bedah dan 2 pasien dalam. Ada
3 tingkat ketergantungan pasien yang mahasiswa kelola, yakni 5 pasien total, 7
pasien parsial, dan 9 pasien minimal. Pasien dengan klasifikasi ketergantungan
total terdiri dari beberapa kasus, yaitu:
1. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat, Hasil pengkajian didapatkan
ulkus pada kaki kanan dan segera di lakukan Op pasien terpasang kateter
TD:140/80 mmHg, BB 70 kg, TB 160 cm, GDS 450 mg/dl pasien selalu
membutuhkan bantuan keluarganya untuk mobilisasi dari tempat tidur.
2. Ny.A umur 35 tahun dirawat di RS.X bangsal bedah. post KLL dengan dx.
Multiple trauma terdapat fraktur femur dan mandibula. Pasien post op
pemasangan pen, terpasang NGT ,kateter dan neck collar. Terpasang infus
NaCl 20tpm. GCS 10 E=3 V=2 M=5. Pasien tampak menyeringai, lemas
dan kesulitan berbicara. TTV TD: 110/70 mmHg, N: 96x/m, RR: 22x/m,
S: 38 °C .
3. Seorang pasien Ny. M berusia 45 tahun dirawat akibat kecelakaan lalu
lintas dengan Dx fraktur femur dextra dalam, dan fraktur humerus. Pasca
pembedahan 6 jam, pasien terpasang infuse, kateter, dan terpasang pen
pada bagian lengan dan femur. Pasien mengeluh nyeri pada bagian femur
dan lengan kanan, dan sepenuhnya dibantu oleh keluarga dan perawat.
Nilai GCS pasien adalah 10 dengan nilai TTV, TD : 110/80 mmHg, T : 36o
C N : 80x/ mnt.
4. Seorang pasien bernama Tn. J dengan post op. orif fraktur femur dan
humerus sebelah kanan, terpasang kateter. Pasien juga terpasang infus di
tangan sebelah kiri. Makan, minum, duduk, dan aktivitas lainnya harus
dibantu oleh keluarga atau perawat. TD: 110/90 mmHg, S: 37,7o, nilai
GCS pada pasien adalah 10.
5. Seorang pasien perempuan dengan usia 27 tahun di rawat di ruang bedah
RS Bhamada dengan post Op fraktur pada kepala akibat kll, pasien
terpasang kateter dan NGT terpasang infus disebelah kanan, makan dan
minum harus dibantu oleh perawat dan kebutuhan lainya di bantu oleh
keluarganya TD : 110/90 GCS 12.
Untuk pasien dengan klasfikasi ketrgantungan parsial sendiri terdiri dari 7
kasus, yakni:
1. Tn. S dirawat ruang bedah dengan BPH post operasi TURP pasca 12 jam
pembedahan, pasien mengeluh sakit pada bagian luka post operasi dengan
skala nyeri 6, TD 110/80 mmHg, HR 100x/Menit, RR 22x/Menit dan suhu
37,2
2. Seorang klien Tn. A berusia 54 tahundenganDx. Bph post op 2 hari, klien
mengeluh nyeri pada saat bergerak. Terpasang infus, terpasang kateter,
dengan kesadaran composmentis, GCS 13, hasil pemeriksaan TTV TD :
130/80 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, T : 36,5 o C.
3. Seorang klien Tn. D berusia 30 tahun dengan Dx. Fraktur femur sinistra,
klien mengeluh nyeri pada kaki bagian kiri akibat kkl. Kesadaran
composmentis dengan nilai GCS 14. Hasil pemeriksaanTTV : TD : 110/90
mmHg, N : 88x/menit, RR : 24x/menit, T : 36o C
4. Tn. B dirawat ruang bedah dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah,
dokter mengatakan pasien mengalami usus buntu dan harus dilakukan
operasi, pasien mengatakan nyeri tertusuk-tusuk ketika bergerak skala 7,
TD 130/90 mmHg, HR 100x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu 36,8
5. Seorang laki-laki berumur 45 tahun ( Tn.D) dirawat kamar bedah dengan
luka bakar akibat tersiram air panas, hasil pengkajian terdapat luka bakar
di bagian lengan kanan , kiri dan punggung. TD 110/70 mmHg, HR
100x/Menit, RR 24x/Menit BB, 60kg TB 160 cm
6. Tn. A berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post op lengan atas. Klien
mengeluh nyeri pda bagian lengan atas akibat jatuh dari kamar mandi.
Dengan kesadaran composmentis GCS 12
TD : 130/80 mmhg
HR : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,0C
7. Seorang Ny. B berusia 25th dengan Dx Tumor mammae post op 2 hari,
pasien terpasang kateter, infuse RL pasien masih mengeluh nyeri di bagian
luka oprasi dan pasien masih mengatakan lemas GCS 12 TD : 110/80
mmhg S : 36,7C N : 100x/mnt
Dan yang terakhir adalah pasien dengan klasifikasi ketergantungan minimal:
1. Tn. Y berusia 60 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri dan
kaku sendi skala nyeri 4 dan bertambah ketika pagi, lemas, kesulitan
bergerak dan nyeri bertambah saat bergerak pada ekstremitas atas, pasien
juga mengeluh sakit tidak sembuh sembuh TD 110/60 mmHg, HR
100x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu 36
2. Seorang klien Nn. M berusia 22 tahun dengan Dx. Tonsillitis 5 jam, klien
mengatakan nyeri pada bekas operasi, sulit untuk menelan. Terpasang
infus, dengan kesadaran composmentis GCS : 12, hasil pemeriksaan TTV
TD : 110/80 mmHg, N : 90x/menit, RR : 20x/menit, T : 37o C.
3. Tn, A masuk keruang bedah dengan katarak pada mata kiri, pasien
mengatakan pusing, dokter menganjurkan operasi mata katarak besok
pagi. TD 110/80 mmHg, HR 90x/Menit, RR 20x/Menit dan suhu 37,6,
pasien mengaku cemas dan takut untuk menjalani oerasi karena baru
pertama kalinya
4. Seorang pasien Ny. E berusia 56th dirawat di RSUD dengan Dx SNNT
( kelenjar tyroid ) post Op. pasien terpasang kateter dan pasien terpasang
infus RL dengan kesadaran composmentis GCS 12 dan di sertai nyeri
karena post Op saat berbicara
TD : 140/90 mmhg
HR : 85x/mnit
RR : 21x/mnt
S : 36,7C
5. Pada suatu hari ada seorang perempuan 14 tahun dirawat di ruang bedah di
Rs Bhamada Slawi dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kirinya
dan tidak bisa di gerakan. Dari hasil pengkajian didapatkan pergelangan
tangannya yang bengkok. Pasien meringis kesakitan. Pasien dalam
keadaan sadar dan bisa berkomunikasi Td 120/90 mmhg. Nadi 88x/mnt.
Suhu 36.0°C. RR 18x/mnt. BB 45kg. TB 130 cm.
6. Nn.W umur25 tahun dirawat di RS.X bangsal bedah dengan dx fraktur
radius. Pasien mengatakan nyeri pada tangan kirinya. TTV TD:
120/70mmHg, N:85x/m, RR: 20x/m, S: 37,1°C. terpasanginfus RL 20tpm.
7. Seorang pasien Tn. Z berusia 60 tahun dirawat dengan diagnosa Katarak
post operasi 1 hari, pasien mengatakan nyeri pada bagian mata yang telah
dioperasi. Nilai GCS pasien adalah 15 tingkat kesadaran composmentis
dengan nilai TTV : TD : 120/80 mmHg, T : 37o C N : 80x/mnt.
8. Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang pasien mengalami CKR
terjatuh dari tangga dengan GCS 14 dan akan dilakukan operasi karena ada
fraktur tertutup pada humerus dan pasien ketika datang ke IGD dalam
keadaan mual dan muntah 1x . Pasien mampu melakukan ADL secara
mandiri seperti makan, minum, berpindah tempat, toileting dengan
pengawasan, pemantauan TTV setiap pergantian shift
9. Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di ruang bedah RS Bhamada
Paska tindakan Debridemen karena femur dekstra luka tersebut terpasang
nekslap dan balut dengan elastis verban, keesokan harinya pasien
mengeluh nyeri kesemutan dan CRT jari Kaki kanan Lebih dari 2 detik.
BAB 3
3.1 Gambaran Kasus
Ada 21 pasien yang terdiri dari 19 pasien bedah dan 2 pasien penyakit dalam.
Setiap mahasiswa menangani kasus sesuai dengan klasfikasi pasien yang sudah
dibagi oleh ketua kelompok. Firman menangani 1 pasien minimal, dan 1 pasien
parsial. Amel menangani 1 pasien minimal dan 2 pasien minimal. Amin
menangani 1 pasien minimal dan 2 pasien parsial. Anna menangani 1 pasien
minimal dan 2 pasien parsial. Adit, Farah, Lutfi, Dina, dan Amrina masing-
masing menangani 1 pasien total dan 1 pasien minimal.
3.2 Ringkasan Pelaksanaan Menejemen Ruangan
Setiap mahasiswa memiliki perannya masing-masing, Farah sebagai kepala
ruang, Anna dan Amin sebagai Ketua Tim, Lutfi, Adit, Firman, Dina, dan
Amel, dan Amrina sebagai perawat Pelaksana. Sebagai kepala ruang, ketua
tim, dan juga perawat pelaksana tentunya sudah memliki tugas masing-
masing sesuai dengan jobdesk pada umumnya.
KEPALA RUANG
Azky Diar
PERAWAT PELAKSANA
Fitri
3.2.2 Jadwal Dinas Bulan Februari 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
Farah P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L
Audina
Tim 1
Anna P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P
Amrina * P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P
Lutfi** P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P
Dina *** M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M
Amel P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L
Amanda S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P
Tim 2
Amin L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P
Firman S S M L P P S S C M L P P S S C M L P P S S S M L P P S
Adit S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S
Aldebaran L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M
Arya M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S
JUMLAH
Pagi 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
Siang 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3.2.3 Klasifikasi Pasien
No Nama Kriteria Tingkat
Pasien Kterganung
n
1 Tn.Y berusia 60 tahun dirawat di ruang bedah Minimal
dengan keluhan nyeri dan kaku sendi skala
nyeri 4 dan bertambah ketika pagi, lemas,
kesulitan bergerak dan nyeri bertambah saat
bergerak pada ekstremitas atas, pasien juga
mengeluh sakit tidak sembuh sembuh TD
110/60 mmHg, HR 100x/Menit, RR
24x/Menit dan suhu 36
TD : 140/90 mmhg
HR : 85x/mnit
RR : 21x/mnt
S : 36,7C
10 Tn. A berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post Parsial
op lengan atas. Klien mengeluh nyeri pda
bagian lengan atas akibat jatuh dari kamar
mandi. Dengan kesadaran composmentis
GCS 12
TD : 130/80 mmhg
HR : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,0C
11 Ny. B Seorang pasien berusia 25th dengan Dx Tumor Parsial
mammae post op 2 hari, pasien terpasang
kateter, infuse RL pasien masih mengeluh
nyeri di bagian luka oprasi dan pasien masih
mengatakan lemas GCS 12 TD : 110/80
mmhg S : 36,7C N : 100x/mnt
3.2.4 Daftar Pasien Ruang Rawat Inap Tanggal 1 Bulan Februari Tahun
2020
Minimal
Pagi : 0,17 x 9 = 1,53
Siang : 0,14 x 9 = 1,26
Malam : 0,10 x 9 = 0,9
Partial
Pagi : 0,27 x 7 = 1,89
Siang : 0,15 x 7 = 1,05
Malam : 0,07 x 7 = 0,49
Total
Pagi : 0,36 x 5 = 1,8
Siang : 0,30 x 5 = 1,5
Malam : 0,20 x 5 = 1
LAMPIRAN
4.1 SKENARIO MENEJEMEN KONFLIK
SEKENARIO ROLE PLAY MANAJEMEN KONFLIK
DisebuahruangPandawa
RSBhamadaSlawiterjadisebuahcomplaindaripasien(Ny.W) dan
keluarga(Ny.S)karenaperawataditterlambatmemberikanobat yang
seharusnyadiberikan jam 07.00 WIB diberikan jam 08.00 WIB.
KeluargadaripasienNy.Wmendatangi nurse station.
Pasien (Ny.W) : Bu akubelumminumobatpagiini,
perawatnyabelumdatangngasihobatya?
Keluarga(Ny.S) : iyabelum, koktumbenyaperawatbelumkesinibiasanya jam 07.00
sudahjadwalnyaminumobat
Pasien (NY.W) : iyasudahmintatolongibucobakeruangperawat
bilangakubelumdapetobat
Keluarga(Ny.S) : iyaaibukeruangperawatduluya. ( laluberjalankeruangperawat)
Keluarga (Ny. S) :pak, anaksayakokbelumdikasihobat yang pagiya ? biasanya jam
07.00 WIB anaksayaminumobattapisudahsatu jam belum juga diberikan.
PerawatAdit (A) :Maafbu,
tadiadakerepotandipelayanansayalupamemberikanobatpagi.
Keluarga(Ny.S) : Gimanasih, kanseharusnyapasien lain tetapdiperhatikan !
(ekspresimarah)
PerawatAdit (A) :Yabu, sayamintamaaf. Saya ambilkanobatnyadulu.
Tiba-tibaPerawat Lutfi datangke nurse station dan
mendengarcomplaindarikeluargapasienNy.WkeperawatAdit.
TanpakonfirmasidenganperawatAdit, perawatLutfi langsungmelaporkankejadian
pada ketua Tim.
PerawatLutfi (B) :Maafbu, di nurse station adacomplaindaripasienkamar 1 dan
keluarganyakarenaperawatAdittidakmemberikanobatpagi.
Ketua Tim 1 (Anna) : Oh ya,
terimakasihinformasinyasayaakanmenemuiperawatAdit.
Ketua Tim datingmenemuiperawatAdit dan menegurnyakarenacomplainpasien.
Ketua Tim 1 (Anna) :PerawatAditmengapaobatpagikamar 1 tidakdiberikan,
sehinggakeluargapasien complain dan andatidaklaporkesaya.
TetapisayajustrumendapatlaporandariperawatLutfi .
Perawat (A): Yabu, sayamintamaafataskelalaiansaya.
Setelah kejadianituperawatAditkonfirmasikeperawatLutfi
atastindakannyamelaporkankekatim 1tanpasepengetahuannya
Perawat (A) : Lut, kenapakamutadilaporkekatimtanpakonfirmasikesayadulu !
Perawat (L) :Lapormasalahapaya ?
Perawat (A) : Itulhomasalahkamar 1 komplaintentangobatpagi.
Perawat (L) : Oh yang itu, kanmemangkamutidakmemeberikanobatpagi.
Sehinggakeluarga complain, makanyasayalaporkekatim
Perawat (A) :Harusnyakamukonfirmasisayadulu,
apasebabnyasayatidakmemberikanobatpagi. Tidaklangsunglaporkekatim. Saya
jadiditegurkatim
Perawatlutfimeninggalkanperawatadittanpamintamaaf. Setelah
kejadianituselamasatu sift perawataditmendiamkanperawatlutfi. Katim
1melihatsuasanakerja yang tidaknyamankarenaperawatadit dan
perawatlutfitidaksalingbicaraselamadinas.
Akhirnyaketuatimmelaporkankekaruataskejadinini.
Katim 1 (anna) :Selamat Pagi bu, maafmaumelaporadacomplaindarikamar 1
karenaperawatadittidakmemberikanobatpagi. Dan
sayamendapatkanlaporandariperawatlutfi, perawataditsudahsayategur.
Tetapisekarangmerekatidaksalingbicaraselamadinas.
Sehinggasuasanakerjamenjaditidaknyaman
Karu (farah) :Baiklah, setelah sift
pagikitaberkumpulbersamadiruanganiniuntukmenyelesaikanmasalahitu.
Katim (anna) :Baikbu, nantisayasampaikankeperawatadit dan perawatlutfi.
Selanjutnyakatimmeninggalkanruangankaru dan menyampaikanpesan pada
perawataditdan lutfiuntukberkumpuldiruangkarusehabisdinaspagi. Setelah sift
pagiselesaikatim, perawatadit dan lutfimenujukeruangkaru.
Katim :Selamatsiangbu, dinaspagi kami sudahselesai. Perawatadit dan
perawatlutfisudahsayaajakkesini
Karu :Yasilahkan duduk
Karu :selamatsiang, bagaiamanadinaspagihariini ?
Katim :Seperti yang sudahsayalaporkantadibu, sayapulangdinaspagiini pun
merekatidakbertegursapa.
Karumengklarifikasilaporan yang disampaikan oleh katim
Karu :Perawataditbagaimanaceritanyaobatpagikamar 1
tidakdiberikansehinggakomplain?
Perawat (A) :Maafbu, tadisayamasihmengurus program operasicitokamar 2. Jadi
sayalupauntukmemberikanobatpagikamar 1. Lalu
perawatlutfilangsunglaporkekatimtanpakonfirmasikesaya, sehinggasayaditegur
oleh katim. Kan sayajengkelbu?
Karu :perawatlutfikenapakamulaporkekatimtanpakonfirmasidulu.
Perawati (L) :karenasayamelihatada complain di nurse station
makalangsunglaporkekatim
Karu : Oh begituceritanya, sudahbenarlaporkekatim. Tapiseharusnyaperawatadit
yang melaporkankekatimsehinggadapatmenceritakankronologisnyasecarabenar.
Dan katimharusmengklarifikasi juga tentangkronologiskejadianitu.
Sehinggasemuanyamenjadijelassebab dan akibatnya. Dan
untukmasalahinitidakperludiperpanjanglagidenganbermusuhan,
karenasebenarnyamaksudperawatlutfimelaporkankekatimitubaiktapikurangtepatka
renabelumkonfirmasidengan yang bersangkutan.
Perawat (L) :iyabu, terimakasih. Saya mintamaafataskejadianini. Saya
berjanjitidakakanmengulanginyalagi
Perawat (A) :saya juga mintamaafataskejadianini. Dan
tidakakanmengulanginyalagi.
Karu : Nah, masalahsudahselesaisilahkanberdamai dan tidakadapermusuhanlagi.
Perawataditdan Perawatlutfi: iyabu, terimakasih
Perawatadit dan perawatlutfisalingberjabattangan.
Perawat (L) : sayamintamaafataskejadiantadiya ?
Perawat (A) :yasama-sama
Karu :Baiklahmasalahsudahselesai, sayaakhiripertemuanhariini.
Silahkanpulangkerumah masing-masing.
Perawatadit, perawatlutfii, katimmeninggalkanruangankaru.
Katim(anna) :terimakasihbu, kami pamitdulu.
4.2 PRE PLANING KEGIATAN
PRE PLANING TIMBANG TERIMA
1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui perkembangan pasien dengan cara mengkomunikasikan
keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
4. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam sudah dilakukan
dalam asuhan keperawatan pada klien
c. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan
yang sudah terselesaikan.
d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
f. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara secara paripurna
g. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
h. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab
antar anggota tim perawat
i. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan sesuai dengan planing dan kondisi pasien sampai
kondisi klien membaik dan diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Pandawa
6. Waktu
Jumat, 31 Desember 2020, jam 07.00 – 07.30
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : Farah Audina
KA Tim 1 : Anna Syarofatul
KA Tim 2 : M. Khaerul Amin
PP : 1. Dina Fahara
2. Amrina Rosada
3. Lufi Annisa
4. Ihda Amelia
5. Firman Arif
6. Aditya
7. Arya Saloka
8. Aldebaran
9. Amanda
9. Tempat
Di ruang Pandawa
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
1. Status Pasien
2. Alat Tulis
3. Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian
13. Evaluasi
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift
b. Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien Setiap perawat
mengetahui perkembangan pasien
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM TIMBANG TERIMA
A. Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilaksanakan atau belum
dilaksanakan dan perkembangan perkembangan pasien saat itu. Informasi
Informasi yang disampaikan disampaikan harus akurat sehingga
berkesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh tim keperawatan kepada tim keperawatan
pada shift selanjutnya dengan dipimpin oleh kepala ruang secara tertulis atau
lisan.
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan.
Timbang atau tulisan. Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat
mengikuti perkembangan klien secara kontinu dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat. Ketentuan dalam timbang terima itu adalah sebagai
berikut :
1. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift
2. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
3. Diikuti perawat yang akan berdinas
4. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis,
menggambarkan keadaan klien saat ini dan tetap menjaga kerahasiaan
klien
6. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan
keperawatan, rencana, tindakan dan perkemabangan kesehatan klien
7. Timbang terima di kamar pasien menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
klien. Sesuatu Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
dibicarakan secara langsung di dekat pasien
8. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
B. Manfaat
1) Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
perawat pada shift berikutnya.
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan
dengan keadaan klien yang sebenarnya.
c. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
2) Bagi Pasien
a. Mengetahui perkembangan dari kesehatan klien
b. Mendapatkan pelayanan yang komprehensif
c. Mengetahui program/ rencana therapi yang akan dilakukan
C. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan
rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat
kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu klien
satu persatu.
D. Prosedur
1. Kedua kelompok dinas sudah siap.
2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan
(tanggung jawab)
3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a. Identitas klien dan diagnosa medis.
b. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
d. Intervensi kolaboratif yang telah telah dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan
padat.
7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
E. Tugas/peran
1. Kepala ruang Kepala ruang Kepala ruang memimpin/memfasili mfasilitasi
jalannya timbang terima dengan terima dengan membuka pre konferen
kemudian menyerahkan kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang jaga
malam untuk menyampaikan identitas pasien, jumlah pasien, masalah
keperawatan dan tindakan yang dilakukan serta program lain jika ada di
ners station.
3. Perawat pelaksana Perawat pelaksana yang sift jaga malam menyampaikan
Identitas pasien dan diagnosa medis, masalah keperawatan yang masih
muncul, tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum),
intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemerikasaan
laboratorik/pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau
terhadap prosedur yang terhadap prosedur yang tidak rutin dijalankan, pros
tidak rutin dijalankan, prosedur rutin edur rutin yang biasa yang biasa
dilakukan tidak perlu disampaikan di ruang perawatan klien.
F. Alur dan Mekanisme Timbang Terima
1. Alur Timbang Terima
Klien
Diagnosa Diagnosa
Medis Keperawatan
Rencana
Tindakan
Perkembangan
keadaan klien
MASALAH :
1. Teratasi keseluruhan
2. Sebagian
3. Belum Teratasi
4. Terdapat Masalah
Baru
Kepala Ruang
Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan
masalah( problem solving )
1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui rencana kegiatan asuhan keperawatan yang akan diberikan
kepada pasien.
4. Tujuan Khusus
j. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
k. Menyampaikan rencana harian masing masing perawat.
l. Menyampaikan Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien
m. Memberikan reinforcement kepada PP.
n. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan sesuai dengan planing dan kondisi pasien sampai
kondisi klien membaik dan diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Pandawa
6. Waktu
Jumat, 1 Februari 2020, jam 07.00 – 07.30
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : Farah Audina
KA Tim 1 : Anna Syarofatul
PP : 1. Dina Fahara
2. Amrina Rosada
3. Lufi Annisa
4. Ihda Amelia
9. Tempat
Di ruang Pandawa ( Meja Masing Masing )
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
4. Rencana Harian Perawat Pelaksana atau Katim
5. Alat Tulis
6. Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian
13. Evaluasi
d. Pre Conference dapat dilakukan jika yang berdinas lebih dari 1 orang
meliputi Karu bisa diganti dengan katim dan PP lebih dari 1 dan
dilakukan sesudah pergantian shift .
e. Setiap perawat mampu mengetahui perkembangan pasien
f. Pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan evektif.
Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRE CONFERENCE
A. Pengertian
Pre Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri sehingga dapat mengurangigangguan
dari luar.Konferensi terdiri dari pre conference dan postconference yaitu Pre
Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpinoleh ketua
tim atau penanggung jawab tim. Jikayang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang,maka pre conference ditiadakan
Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim (ModulMPKP, 2006). Sebelum
operan ke dinas berikutnya. Tempat : Meja masing – masing tim.Penanggung
jawab : ketua tim atau Pj timKegiatan :1) Ketua tim atau Pj tim membuka
acara.2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendaladalam asuhan yang telah
diberikan.3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakantindakan lanjut asuhan
klien yang harus dioperkankepada perawat shift berikutnya.4) Ketua tim atau
Pj menutup acara.2. Tujuan Pre dan Post Conference
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama
dalampengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan
tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional.
Pelayanan keperawatan yang disebut profesional bukan sekedar terampil
dalam melakukan prosedur keperawatan, tetapi mencakup keterampilan
interpersonal, keterampilan intelektual, dan keterampilan teknikal. Dalam
keterampilan intelektual dan interpersonal, komunikasi antara dua orang atau
kelompok yang dianggap ada dalam lingkungan keperawatan profesional
misalnya antara perawat dengan sesama perawat, perawat dengan pasien, perawat
dengan dokter dan perawat dengan manajer (Roger, 2000 dalam Gaffar, 1997;
32).
Rumah Sakit sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu
sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi,
dan tenaga kesehatan lainnya, yang mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit di daerah Kota Padang
yang mengutamakan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien khususnya di Ruang irna bedah. Sementara itu, perawat merupakan
ujung tombak dalam pelayanan di rumah sakit, dimana perawat dituntut untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang berkualitas guna meningkatkan mutu
pelayanan di rumah sakit dan memberi kepuasan pada pasien yang dalam hal ini
adalah sebagai konsumen (Adill et all, 2009).
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari
pelayanan keperawatan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga serta
masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian asuhan keperawatan merupakan
kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien rawat inap oleh perawat.
Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang merupakan
kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan timbang
terima pasien merupakan tindakan keperawatan yang secara langsung akan
berdampak pada perawatan pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun
sebagai sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan
legalitas yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Wallis,
2010).
Catatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan, tanpa
memperhatikan tipe atau lokasi dalam catatan. Apapun jenis sistem
pendokumentasian yang digunakan, pendokumentasian harus mengomunikasikan
status pasien, pemberian perawatan spesifik, dan respon pasien terhadap
perawatan (Marrelli, 2008).
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Marelli (2008)
mendefiniskan dokumentasi sebagai penyediaan bukti pencatatan dan
pengumpulan, ringkasan, dan pengkodean informasi yang tercetak atau tertulis
untuk referensi di masa mendatang. Definisi sederhana ini menyesuaikan berbagai
peran bahwa dokumentasi atau proses pendokumentasian dan pendemonstrasian
pemberian perawatan pasien penting dalam perawatan kesehatan.
Berdasarkan pengkajian ulang terhadap pasien luka bakar yangbelum
berjalan optimal, dimana luka pasien tidak kunjung membaik stelah dilakukan
perawatan selama 3 hari. Dan pasien juga masih mengeluhkan tentang sakitnya
dan cemas lukanya tidak akan sembuh.
Pemecahan masalah tersebut, menurut kelompok perlu diadakan pertemuan
dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang Kepala Ruang, Kepala Tim,
Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di
ruangbedah RSUD BHAMADA beserta staf, pembimbing klinik dan pembimbing
akademik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempresentasikan hasil kajian data awal mahasiswa praktek profesi manajemen
keperawatan STIKES BHAMADA kepada KARU, KATIM, Perawat Pelaksana,
Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di RSUD BHAMADA RUANG
PANDAWA
2. Tujuan Khusus
Setelah mempresentasikan hasil kajian awal diharapkan kepada KARU, KATIM,
Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien :
a. Memperoleh gambaran masalah tentang pelayanan kesehatan di Ruang
Pandawa RSUD BHAMADA.
b. Memperoleh kesepakatan bersama terkait permasalahan yang menjadi
prioritas di Ruang Pandawa RSUD BHAMADA.
c. Memperoleh kesepakatan dari semua jajaran keperawatan dan
mengimplementasikan hasil temuan di Ruang Irna Bedah Pria RSUP DR. M.
Djamil Padang.
C. Sasaran
KARU, KATIM, Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan
Keluarga Pasien.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
5 4 3
6 3
KETERANGAN:
1=KARU
2 = KATIM
3 = Perawat Pelaksana
4 = Ahli Gizi
5 = Perawat Konsuler
6 = Keluarga Pasien
H. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Moderator& Penyaji Kegiatan Peserta
1 10.00 Pembukaan
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri dan Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dilakukan
pertemuan
I. Evaluasi Hasil
a. Adanya kesepakatan tentang prioritas masalah.
b. Adanya kesepakatan pelaksanaan Tindakan keperawatan.
c. Adanya kesepakatan tentang petunjuk pelaksaan Tindakan keperawatan.
LAMPIRAN
1. Definisi Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
2. Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
a. Persiapan
• Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
• Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
• Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yang mau/ sudah
dikerjakan & memilih prioritas yang butuh didiskusikan.
• Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang kasus klien serta tindakan yang mau dikerjakan.
• Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yg butuh dikerjakan.
7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah sebagai berikut.
a. Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.
b. Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
c. Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
• Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara berpikir
yg sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien, Menaikkan
kemampuan menentukan diagnosis keperawatan, Menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan yg berorientasi pada kasus klien, Menaikkan
kemampuan memodifikasi rencana askep, Menaikkan kemampuan justifikasi,
Menaikkan kemampuan menilai hasil kerja.
Keterangan :
: Observer
: Perawat
9. Tempat
Di ruang Pandawa
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
Lembar checklist
12. Penyampaian
13. Evaluasi
Setelah dilakukan supervisi perawat menjadi lebih memahami kekurangan
dalam melaukan tindakan perawatan kepada pasien yang dirawat diruang
Pandawa.
A. Topik
Post Conference
B. Subtopik
Penyampaian intervensi yang telah dilaksanakan
C. TujuanUmum
Mengetahui intervensi yang yang telah dilakukan oleh perawat untuk
mendapatkan hasil tindakan yang akan dilanjutkan kepada perawat
selanjutnya
D. TujuanKhusus
1. Mengetahui intervensi yang telah dilakukan
2. Mengetahui kendala apa saja ketika tindakan
3. Mengetahui intervensi lanjutan yang akan diteruskan oleh perawat pada
shift selanjutnya
E. Sasaran
Perawat yang menangani pasien di bangsal Pandawa
F. Waktu
Jam: 20.30
Tanggal: Rabu, 30 Desember 2020
G. Materi
Laporan Asuhan Keperawatan 21 pasien
H. Pengorganisasian
: Ketua Tim
: Perawat Pelaksana
I. Tempat
Bangsal Pandawa Rumah Sakit Bhamada (ruang bedah dan dalam)
J. Metode
Diskusi
K. Media
Asuhan keperawatan pasien
L. Penyampaian(prolognaskah)danpelaksanaankegiatan)
M. Evaluasi
PRE PLANNING MENEJEMEN KONFLIK
A. Topik
Manajemenkonflik
B. Sub topik
Proses pelaksanaanprosedurmanajemenkonflik di ruangpandawa
C. TujuanUmum
Menciptakanprosedur dan mekanismepenyelesaiankonflik
D. TujuanKhusus
a. Mendemonstrasikan proses manajemenkonflik
b. Menerapkan proses manajemenkonflik
c. Mengevaluasi proses manajemenkonflik
E. Sasaran
Kepalaruangan, ketuatim dan perawatpelaksana
F. Waktu
Setelah sift pagi
G. Materi
1. Definisi
Manajemenmerupakansuatu proses khas yang terdiridari Tindakan-
tindakanperencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang
dilakukanuntukmenentukansertamencapaisasaransasaran yang
telahditentukanmelaluipemanfaatansumberdayamanusia dan
sumbersumberlainnya. Konflikadalahperselisihan internal yang
dihasilkandariperbedaan ide, nilainilai dan perasaanantaradua orang
ataulebih (Marquis &huston, 1996 dalam Hendel dkk, 2005).
Makadapatdisimpulkanbahwa management
konflikmerupakanlangkah- langkah yang di ambil para
pelakuataupihakketigadalamrangkamengarahkanperselisihankearahpen
yelesaian yang kontruktifataudestruktif.
2. Penyebabkonflik
Konflikdisebabkankarena: (1) perbedaan interpersonal pada
setiapdimensi-umur, jenisklamin, ras, pandangan, perasaan,
pendidikanpengalamantingkahlaku, pendapat, budaya, kebangsaan,
keyakinan, dll. (2) perbedaan
kepentingandalamhubunganantarmanusiakarenaperbedaanbudaya,
posisi, peran, status, dan tingkathirarki (shetach,2012).
Menurutrobbins (2008), konflikmunculkarenaadakondisi yang
melatarbelakanginya (antecendt conditions). Kondisitersebut, yang
disebut juga sebagaisumberterjadinyakonflik,
terdiridaritigakategoriyaitu: komunikasi, struktur, dan variable pribadi.
3. SumberKonflik
a. Salah pengertianatau salah pahamkarenakegagalankomunikasi
b. Perbedaantujuankerjakarenaperbedaannilaihidup yang di pegang
c. Persaingandalanhal yang terbatassepertifasilitaskerja dan jabatan
d. Masalahwewenang dan tanggungjawab
e. Penafsiran yang berbedaatassatuhal, perkara dan peristiwa yang
sama
f. Kurangnyakerjasama
g. Tidakmenaati tata tertib dan peraturankerja yang ada
h. Ada usahauntukmenguasai dan merugikan
i. Pelecehanpribadi dan kedudukan
j. Perubahandalamsasaran dan prosedurkerjasehingga orang
menjadimerasatidakjelastentangapa yang di harapkandarinya
4. KategoriKonflik
a. Konflik interpersonal konflik yang terjadi pada individusendiri
b. Konflik interpersonal terjadiantara 2 orang
ataulebihdimananilaitunjuan dan keyakinanberbedaan
c. Konflik inter kelompok
d. Konflikantarkelompok
Setting tempat:
Keterangan :
= kepalaruangan
= kepalatim
= perawat A dan B
I. Tempat
Di ruangkepalaruangpandawa
J. Metode
Role play
K. Media
-
L. Penyampaian (prolog naskah) dan pelaksanaankegiatan)
M. Evaluasi
Setelah karumengumpulkanperawatadit dan
perawatlutfimasalahsudahterselesaikan.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners
STIKes Bhamada Slawi diruang Pandawa didapatkan masalah :
1. Tindakan keperawatan : kinerja perawat belum optimal
2. Berdasarkan perhitungan Depkes jumlah perawat belum terpenuhi
3. Pengorganisasian : manajemen pemberian asuhan keperawatan metode tim
cukup optimal
4. Pengorganisasian : sasaran keselamatan pasien cukup optimal
B. SARAN
1. Pihak Rumah Sakit
a. Hasil evaluasi kegiatan praktek keperawatan manajemen ini sebagai
bahan masukan berdasarkan observasi untuk diperhatikan dan
ditindaklanjuti agar Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan yang
terbaik dan prima.
b. Pihak rumah sakit menambah jumlah perawat khusunya diruang
pandawa
2. Perawat Ruangan
a. Mengoptimalkan tugas sesuai dengan tupoksinya
b. Disiplin dalam menjalankan tugas sesuai peran dan tanggung jawab
c. Mengadakan pendidikan keshatan yang rutin dan terjadwal untuk
mengoptimalkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan