Oleh
TRI MARTININGSIH, M.Pd
NIP. 19700308 199303 2 006
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui/Mengesahkan :
Kepala UPTD Dikpora Kec. Pekalongan Utara
JUDUL ……………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iii
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan pada
bagian sebelumnya, maka masalah yang diangkat dalam penulisan best practice ini
3. Apakah metode tutor sebaya dan teknik kunjungan kelas dapat meningkatkan efisiensi
pembimbingan lomba?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penulisan best practice kepala sekolah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah tutor sebaya dapat meningkatkan efisiensi pembimbingan
lomba
lomba
3. Untuk mengetahui apakah tutor sebaya dan kunjungan kelas dapat meningkatkan
D. Manfaat Penelitian
Best Practice ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa
Yang akan mengikuti lomba :
a. Mendapatkan pembimbingan dan pelatihan saat akan mengikuti lomba dengan
maksimal
b. Latihan perform di depan orang banyak sehingga terbentuk kepercayaan diri
c. Mendapatkan kejuaraan
d. Dapat mengembangkan bakat dan minat sedini mungkin.
e. Sebagai bekal untuk mendaftar di sekolah menengah yang difavoritkan.
f. Bagi siswa yang tidak terpilih untuk mengikuti lomba tetap mendapat
kesempatan untuk mengikuti kegiatan pembimbingan dan latihan materi lomba.
2. Bagi guru:
a. Dapat melatih siswa yang akan berlomba sekaligus mengajar
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran
c. Membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan guru lain
d. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karier keprofesian secara
rutin dan berkelanjutan.
4. Bagi Sekolah
a. mendapatkan prestise dari masyarakat dan pemerintah
b. menaikkan standar sekolah
c. Meningkatnya kualitas mutu lulusan sekolah.
d. Terciptanya budaya sekolah yang lebih efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tutor Sebaya
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap
saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid
lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat
bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan
teman lainnya.” Dari dua pendapat tersebut maka jika ditarik benang merahnya terlihat
bahwa setiap anak itu sangat membutuhkan anak lain dalam proses pembelajaran. Anak
akan lebih nyaman belajar dengan teman lain karena saat itu anak tidak memiliki rasa
takut, canggung, malu, dan lain-lain. Intinya kita bisa mengambil keuntungan dengan
adanya kondisi anak saat belajar yaitu memanfaatkan anak lain untuk dijadikan tutor.
Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, tapi juga
bisa berasal dari siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya
dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki
kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan
menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih
menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan,
maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya. Pengertian di atas sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1986:77) bahwa tutor sebaya adalah seseorang
atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam
melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada
beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai
prestasi belajarnya lebih besar atau pemahamannya melebihi temaan lain dalam satu kelas
dan dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.
Siswa yang ditunjuk sebagai tutor akan ditugaskan membantu siswa yang akan
mendapat program pembelajaran, sehingga setiap tutor harus diberikan petunjuk yang
sejelas-jelasnya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak diperlukan
bagi setiap tutor karena hanya gurulah yang mengetahui kelemahan siswa, sedangkan tutor
hanya membantu melaksanakan perbaikan dan latihan bukan mendiagnosa.
Pendekatan tutor sebaya adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana yang melakukan
kegiatan pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kemampuan lebih
cepat menyerap materi pelajaran akan membantu siswa yang kurang cepat menyerap
materi pelajaran. Karena memiliki usia yang hampir sebaya, adakalanya seorang siswa
lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawannya yang lain karena tidak
adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya.
C. Kunjungan ke Kelas
Yang dimaksud dengan kunjungan kelas di sini sangat berbeda dengan kunjungan
kelas yang dilakukan kepala sekolah maupun pengawas dalam rangka supervise atau
lainnya. Kunjungan kelas yang dimaksud di sini adalah kunjungan siswa-siswa yang akan
mengikuti lomba ke kelas lain dalam satu sekolah dalam rangka mendapatkan materi
penting dari kelas-kelas yang dituju sebagai persiapan untuk mengayaan materi lomba.
Sebagai contoh pada lomba siswa berprestasi maka siswa yang akan berlomba harus
menguasai materi kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Oleh karena itu siswa tersebut perlu
mendapatkan pengayaan materi dari guru kelas 4, guru kelas 5 dan guru kelas 6 dengan
cara mengikuti pembelajaran di kelas tersebut. .
Manfaat lain dari cara ini adalah melatih kepercayaan diri siswa di depan orang
banyak karena kepercayaan diri ini sangat berpengaruh terhadap hasil lomba. siswa cerdas
tetapi tidak terlatih untuk perform di depan banyak orang bisa menyebabkan siswa kurang
optimal pencapaian kejuaraannya. Selain itu diharapkan dengan kunjungan kelas ini agar
siswa tidak sindrom panggung. Siswa yang akan berlomba diajak oleh guru pembimbing
untuk mengikuti kegiatan pembimbingan yang dilakukan oleh guru kelas lain misalnya
guru kelas VI ataupun guru kelas IV saat pembelajaran. hanya saja guru kelas VI atau kelas
IV juga sudah mempersiapkan rencana pembimbingan untuk anak yang akan lomba .
Scenario yang digunakan sama dengan scenario yang digunakan di kelasnya yaitu dengan
menggunakan tutor sebaya sebagai penyaji soal-soal maupun pelaksana kegiatan.
Beberapa hal yang dipaparkan penulis di atas adalah sebagian dari capaian SD
Negeri Kraton yang menurut penulis bisa disebut best practice mengingat kemanfaatannya
yang sangat besar bagi seluruh warga sekolah, orang tua, serta masyarakat. Semoga saja
best practice ini bisa berimbas pada mutu lulusan SD Negeri Kraton. Insya Allah…
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Dalam membimbing dan melatih siswa yang akan mengikurti lomba, seorang guru harus
mampu membuat rencana yang cerdas sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien
2. Melatih siswa yang akan mengikuti lomba dengan menggunakan teman sekelasnya / teman
kelas lain sebagi tutor sebaya memiliki banyak keuntungan yaitu guru dapat membimbing
siswa tanpa harus meninggalkan kelas, siswa lain mendapat kesempatan untuk ikut
mengembangkan diri,
3. Melatih siswa yang akan mengikuti lomba dengan cara kunjungan kelas memiliki keuntungan
yaitu guru dapat mengembangkan budaya kolaborasi, bagi trugas dan kerjasama antar guru,
dan melatih mental siswa yang akan berlomba dan menambah ilmu.
4. Kultur sekolah sangat mendukung pencapaian visi sekolah, oleh karena itu berbagai kegiatan
seperti pembiasaan dan ekstra kurikuler dilakukan dilakukan di SD Negeri Kraton
Saran
1. Dalam mengelola sekolah hendaknya selalu mengedepankan hubungan baik dengan warga
sekolah serta komunikasi ke segala arah.
2. Pemimpin sebaiknya selalu menyertai dalam setiap kegiatan di sekolah karena dengan
menyertai bisa memberi motivasi bagi guru untuk mengembangkan kemampuannya.
3. Laksanakan pengelolaan sekolah dengan manajemen barokah, artinya ada keseimbangan antara
memenuhi aturan yang berlaku dengan aturan Allah SWT.
4. Mulai dari diri kita, tidak perlu terlalu banyak menuntut perubahan dari orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi dan Prasetyo. 2005. SGM Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia.
http://kamusbahasaindonesia.org/cerdas/mirip#ixzz1vI96DeOv
MS, Djohar. 2006. Guru, Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta. Grafika Indah
Wayan Koster 2001, Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak
Efektif,