Anda di halaman 1dari 52

PROYEK PENGEMBANGAN SEKOLAH

PENGEMBANGAN PRODUK TEFA


TATA BOGA
DALAM RANGKA
MENINGKATKAN
KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH

Hj.SRI SUNDHARI,S.Pd,.M.Pd
SMK NEGERI 3 PALANGKA RAYA
PROYEK PENGEMBANGAN SEKOLAH

PENGEMBANGAN PRODUK TEFA TATA BOGA


DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH

Oleh:
Hj. SRI SUNDHARI, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19691209 199412 2 003

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SMK NEGERI 3 PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK PENGEMBANGAN SEKOLAH

PENGEMBANGAN PRODUK TEFA TATA BOGA


DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH
DI SMK NEGERI 3 PALANGKA RAYA

Disetujui dan disahkan oleh:


Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah

Dr. Ir. Mofit Saptono, M.P


NIP 19651113 199103 1 002
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, berkat curahan rahmat, hidayah dan
pertolonganNya jualah, sehingga laporan Proyek Pengembangan Sekolah yang
berjudul “Pengembangan Produk Tefa Tata Boga Dalam Rangka Meningkatkan
Kewirausahaan Sekolah” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini, merupakan suatu


pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Walau diakui terasa sangat
melelahkan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak semua
bisa teratasi.

Pada kesempatan ini ijinkanlah saya menyampaikan terima kasih kepada pihak yang
telah memberikan masukan dan bimbingan selama penyusunan laporan Proyek
Pengembangan Sekolah ini.

Akhirnya saya berharap, semoga laporan proyek pengembangan sekolah yang


berjudul “Pengembangan Produk Tefa Tata Boga Dalam Rangka Meningkatkan
Kewirausahaan Sekolah”  ini, dapat bermanfaat bagi Kepala Sekolah khususnya dan
peningkatan kompetensi kewirausahaan di sekolah pada umumnya.

Palangkaraya, Desember 2020


Penulis

Hj. SRI SUNDHARI, S.Pd, M.Pd


NIP.196912091994122003

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………………………………………………. 4
C. Ruang Lingkup …………………………………………………………………………………. 4

BAB II ANALISIS KONDISI SAAT INI ……………………………………………………………………… 5


A. Profil SMK Negeri 3 Palangka Raya ……………………………………………………….. 5
B. Kondisi Sasaran Proyek Pengembangan Sekolah ………………………………….. 6
C. Analisi SWOT ………………………………………………………………………………………… 7
D. Matriks Analisis SWOT ………………………………………………………………………. 7
E. Pendapatan Per Tahun Produk Tefa Tata Boga ……………………………………… 8
F. Perhitungan Harga Jual Dessert Box Kunjui Bawi Kuwu …………………………. 9

BAB III ANALISIS SOLUSI …………………………………………………………………………………… 10


A. Bisnis Model Canvas ……………………………………………………………………….. 10
B. Langkah-langkah Untuk Mengimplementasikan Solusi …………………………… 13
C. Hasil Pencapaian Target Pengembangan Sekolah …………………………………… 15
D. Hambatan Yang Dihadapi ……………………………………………………………………… 20

BAB IV KESIMPULAN …………………………………………………………………………………… 22


A. Hasil dan Pelajaran Yang Diperoleh Dari Project ……………………………………. 22
B. Rekomendasi Tindak Lanjut ……………………………………………………………………. 23

LAMPIRAN FOTO ……………………………………………………………………………………………….. 25


LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN …………………………………………………………………………………. 36
LAMPIRAN MOU ……………………………………………………………………………………………….. 42

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini terjadi perubahan secara multidimensi dalam dunia pendidikan, di mana
mensyaratkan kemampuan Kepala Sekolah yang handal untuk menjalankan tugas dan
fungsinya secara optimal. Pengetahuan dan keterampilan yang pernah diserap kepala
sekolah ketika mengikuti pendidikan dan latihan seringkali dianggap terbatas dan kurang
sesuai dengan tuntutan persyaratan pekerjaannya saat ini. Oleh karena itu, kepala sekolah
perlu selalu melakukan pembelajaran agar dapat mengikuti dinamika perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan, serta peraturan yang dibuat oleh
pemerintah.
Beberapa peraturan diantaranya PP Nomor 19 tahun 2005 dan perubahannya PP
No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendikbud No. 6 Tahun 2018
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, pada intinya menyebutkan bahwa tenaga
kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja mengelola satuan pendidikan
dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan . Meskipun di dalam PP tersebut tidak
disebutkan tentang pendidikan dan pelatihan khusus kewirausahaan bagi kepala sekolah,
namun di sini ada komitmen kuat dari pemerintah untuk mempersiapkan, secara khusus,
pendidikan dan latihan bagi pengelola satuan pendidikan. Pendidikan khusus yang
bermuatan kewirausahaan bagi para kepala sekolah diperlukan agar nantinya mereka
dapat lebih kreatif dan inovatif memanfaatkan sumber daya dan aset yang dimiliki dalam
mengembangkan jiwa kewirausahaan warga sekolah yang dipimpinnya.
Kelemahan manajemen kewirausahaan lembaga pendidikan kita saat ini sebagian
besar disebabkan oleh ketidakmampuan pengelola menjalankan fungsinya secara
profesional. Efek lanjutan dari kelemahan sistem manajemen kewirausahaan yang
berkepanjangan adalah semakin tertinggalnya kemajuan pendidikan kewirausahaan dilihat

1
dari sudut kemajuan di sektor ekonomi, industri dan perdagangan. Sentuhan kreativitas
dan inovasi dalam berbagai bidang pendidikan kewirausahaan seperti kurikulum, sarana
dan prasarana, pola pendidikan kepada anak didik, dan sebagainya tidak akan banyak
manfaatnya tanpa kemampuan wirausaha yang memadai dari para pengelolanya.
Era global saat ini, persaingan hidup manusia semakin ketat dan penuh kompetisi.
Oleh karena itulah mereka yang mampu bertahan adalah mereka yang kreatif dan memiliki
daya inovasi yang tinggi untuk dapat merebut semua peluang dan kesempatan melalui
kemampuan keterampilan sehingga dengan keterampilan yang dimiliki akan dapat
mengembangkan segala potensi di dalam diri untuk dapat menciptakan kreasi dan
berbagai macam produk yang dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Dalam membuat suatu karya tidak hanya dibutuhkan teori, karena teori yang
mendalam tanpa adanya praktik dalam merealisasikan pengetahuan tersebut tetapi tidak
menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan secara langsung.
Seseorang yang telah memiliki kemampuan memadukan teori dan praktik untuk
menghasilkan sesuatu berarti orang tersebut sudah dapat dikatakan mempunyai jiwa
wirausaha. Hal itulah yang saat ini sedang diupayakan tertanam dalam diri siswa untuk
dapat meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan dengan keterampilan yang
dimilikinya.
Tapi kenyataan yang penulis hadapi saat mendapat amanah untuk memimpin
sebuah sekolah menengah kejuruan yang seharusnya lulusan memiliki jiwa kewirausahaan
yang tinggi sangat berbeda. Siswa masuk SMK dengan tujuan supaya bisa bersekolah tanpa
mempunyai target bahwa dia nantinya mau jadi apa. Mereka praktik membuat produk
hanya sekedar memenuhi kompetensi dasar yang ada di Kurikulum tanpa memikirkan
apakah produk itu nantinya akan menjadi peluang untuk mereka berwirausaha. Produk
yang mereka buat cenderung itu-itu saja dan tidak ada inovasi untuk mencoba hal-hal
baru. Siswa terlihat asal-asalan dalam membuat dan menjual produknya, bahkan
cenderung tidak pede saat memasarkan produknya keluar sekolah. Hal ini disebabkan

2
karena SMK Negeri 3 Palangka Raya belum memiliki produk unggulan yang dapat
dipasarkan dalam jumlah besar
Penulis menduga munculnya masalah ini disebabkan kurangnya arahan dari pihak
sekolah dalam memberikan informasi dan motivasi tentang pentingnya jiwa
kewirausahaan ini. Selain itu kurangnya informasi tentang kearifan lokal yang bisa diolah
untuk menjadi sebuah produk baru yang berbeda dengan yang lain.
Untuk mengatasi masalah kurangnya arahan, informasi dan motivasi tentang
pentingnya jiwa kewirausahaan sekolah, maka penulis mengajak ketua kompetensi
keahlian untuk merancang suatu produk yang berbeda dengan produk lain dengan
mengangkat kearifan lokal yang ada di Kalimantan Tengah. Dan bersamaan dengan
keinginan tersebut SMK Negeri 3 Palangka Raya mendapat bantuan model pembelajaran
Teaching Factory sehingga kompetensi keahlian yang sudah mulai berkeinginan untuk
menciptakan suatu produk baru jadi lebih bersemangat.
Kompetensi Keahlian yang penulis pilih sebagai target pengembangan sekolah
adalah produk Teaching Factory (TEFA) Tata Boga dengan pertimbangan bahwa peluang
usaha boga (kuliner) bisa dikatakan sebagai peluang usaha yang sangat strategis dan
memiliki prospek yang sangat bagus jika direncanakan dengan baik khususnya untuk kota
Palangkaraya yang merupakan kota tempat menampung hasil pertanian dari berbagai
daerah, tidak terkecuali umbi-umbian, biji-bijian dan sayuran. Selain itu Kota Palangka Raya
menjadi tempat tujuan wisata bagi 13 Kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah.
Dengan melihat hasil alam tersebut Kompetensi keahlian Tata Boga SMK Negeri 3
Palangka Raya ingin mengembangkan olahan dari umbi-umbian diantaranya singkong
menjadi produk yang enak dan kekinian untuk menambah variasi produk Tefa Tata Boga
yang sebagian mulai kurang diminati oleh konsumen. Produk baru yang ditawarkan yaitu
brownis dari bahan dasar tepung singkong yang diinovasi dengan olahan dessert box
sehingga menjadi sebuah produk baru yang kami beri nama Dessert Box Kunjui Bawi
Kuwu.

3
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul untuk proyek
pengembangan sekolah kali ini adalah Pengembangan Produk Tefa Tata Boga (Dessert Box
Kunjui Bawi Kuwu) Dalam Rangka Meningkatkan Kewirausahaan Sekolah.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan proyek pengembangan sekolah ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan bagi pendidik dan peserta
didik dalam rangka mengembangkan kewirausahaan sekolah.
2. Untuk mempersiapkan peserta didik dengan kompetensi lulusan yang sesuai
standar IDUKA.
3. Untuk menjadi pusat pembelajaran praktik langsung seperti halnya
pembelajaran di dunia kerja dan industri
4. Membantu pendanaan operasional di kompetensi keahlian Tata Boga
khususnya dan SMK Negeri 3 Palangka Raya umumnya.

C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari proyek pengembangan sekolah ini adalah:
1. Usaha bisnis ini bergerak di bidang kuliner pada kompetensi keahlian Tata Boga
SMK Negeri 3 Palangka Raya.
2. Produk utama yang dibuat adalah Dessert Box, yaitu kuliner kekinian dengan
menggunakan bahan dasar cake dari tepung singkong.
3. Produk pendamping seperti Kopi Bawi Kuwu, Kandas Sarai Behau Bawi Kuwu dan
makanan kemasan untuk oleh-oleh.
4. Sumber daya manusia yang mengelola usaha ini adalah siswa kelas XI dan XII
serta guru kompetensi keahlian Tata Boga.
5. Sumber daya fisik menggunakan fasilitas praktik Teaching Factory SMK Negeri 3
Palangka Raya

4
6. Strategi pemasaran dilakukan secara online (Instagram, facebook , WA group)
dan offline.

BAB II
ANALISIS KONDISI SAAT INI

A. Profil SMK Negeri 3 Palangka Raya


1. Kompetensi Keahlian di SMK Negeri 3 Palangka Raya
Ada 6 Kompetensi Keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Palangka Raya dengan jumlah
siswa sebagai berikut:
a. Tata Boga : 191 Siswa
b. Tata Busana : 201 Siswa
c. Tata Kecantikan Kulit dan Rambut : 128 Siswa
d. Perhotelan : 163 Siswa
e. Usaha Perjalanan Wisata : 94 Siswa
f. Teknik Komputer Jaringan : 138 Siswa
Total : 915 Siswa
2. Jumlah Guru dan Karyawan
a. Guru PNS : 54 orang
b. Guru Tidak Tetap : 8 orang
c. Karyawan PNS : 3 orang
d. Karyawan Tidak Tetap : 7 orang
Total : 72 orang
3. Kurikulum
a. Sudah menerapkan Kurikulum 2013 Revisi
b. Menerapkan model pembelajaran berbasis industry (Teaching Factory /TEFA)

5
c. Menerapakan Kurikulum yang sudah diselaraskan dengan industry.
d. Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam Kurikulum.
4. Business Center/ Unit Produksi
a. Café Bawi Kuwu
b. Rumah Jahit Sampaga
c. Edotel “Kartini” SMK Negeri 3 Palangka Raya
d. Laundry “PH”
e. Salon Bawin Kameloh
f. Raun Travel

B. Kondisi Sasaran Proyek Pengembangan Sekolah (Tefa Tata Boga)


1. Kondisi Internal
Kondisi internal meliputi jumlah guru produktif Tata Boga, jumlah siswa Tata Boga,
ruang praktik, peralatan dan modal dengan rincian sebagai berikut:
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1. Guru produktif 7 orang 5 orang sudah
bersertifikat industri
2. Siswa Tata Boga 191 orang Kelas X, XI dan XII
3. Ruang Praktik 3 Ruang Baik dan memadai
4. Peralatan Mencukupi Baik dan memadai
5. Modal Mencukupi Unit Produksi Tata
Boga

2. Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal terdiri dari:
1. Segmen pasar dalam produk ini adalah semua kalangan masyarakat terutama
anak-anak dan remaja.
2. Daerah pemasaran mencakup wilayah sekitar sekolah, perkantoran dan
perumahan.
3. Kompetitor masih sedikit untuk produk yang sama dan masih skala kecil.

6
4. Penyedia bahan baku ada di daerah sekitar
5. Ada kerjasama pemasaran dengan UMKM dan IDUKA terdekat.
C. Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
a. Lokasi yang Strategis , berada di lingkungan pendidikan dan perkantoran.
b. Guru produktif masih muda dan bersemangat untuk membimbing siswa
c. Peralatan dan ruang produksi mendukung dan dalam kondisi baik
d. Jumlah SDM yang memenuhi kebutuhan
2. Weakness (Kelemahan)
a. Strategi operasional belum optimal
b. Keterampilan dalam pemasaran masih kurang
c. Produk mudah ditiru
d. Potensi Pendapatan tidak dihitung secara akurat
3. Opportunity (Peluang)
a. Potensi pasar yang masih terbuka lebar
b. Bahan baku mudah didapat
c. Pelayanan dengan system pesan order disukai oleh pelanggan
4. Threat (Ancaman)
a. Banyak pesaing
b. Harga bahan baku tidak stabil , yang sewaktu-waktu bisa naik
menyebabkan kenaikan harga jual, yang mungkin dapat mengurangi
pembeli
D. Matriks Analisis SWOT
Matriks SWOT Strenght (S) Weakness (W)
- Lokasi strategis - Strategi operasional belum
- Guru masih muda optimal
- Peralatan dan ruang - Keterampilan pemasaran
mendukung masih kurang
- Jumlah SDM sesuai kebutuhan - Produk mudah ditiru
- Pendapatan tidak dihitung
secara akurat

7
Opportunity (O) Strategi S-O Strategi W-O
- Potensi pasar terbuka lebar - Membuka usaha dessert box - Pelatihan untuk tenaga
- Bahan baku mudah didapat dan produk Tata Boga yang operasional
- Pelayanan disukai lain - Membuat produk spesifik
pelanggan - Meningkatkan promosi - Membuat analisa penjualan
yang akurat
Threat (T) Strategi S-T Strategi W-T
- Banyak pesaing - Inovasi produk - Meningkatkan keterampilan
- Harga bahan baku tidak - Kerjasama dengan pemasok pemasaran
stabil bahan baku - Mengajak pesaing untuk
berkolaborasi
- Membuat variasi harga
produk

Berdasarkan matriks di atas, kekuatan dari usaha ini ada pada lokasi yang strategis,
peralatan dan ruang yang mendukung, tersedia SDM sesuai kebutuhan, dengan peluang
potensi pasar terbuka lebar, bahan baku mudah didapat, pelayanan disukai pelanggan
maka keunggulan ini harus dapat dimanfaatkan untuk membuka usaha dengan selalu
meningkatkan promosi.
Strategi yang digunakan untuk mengurangi sejumlah ancaman seperti banyak
pesaing, harga bahan baku tidak stabil terhadap kekuatan di atas yaitu dengan melakukan
inovasi produk serta kerjasama dengan pemasok bahan baku.
Peluang yang telah diidentifikasi, tetapi kurang maksimal dimanfaatkan karena
kelemahan suatu perusahaan, maka strategi yang digunakan adalah pelatihan bagi tenaga
operasional, membuat produk yang spesifik agar tidak mudah ditiru, membuat analisis
penjualan secara akurat.
Strategi yang digunakan untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
pada usaha pengembangan produk tefa tata boga (dessert box) adalah dengan
meningkatkan keterampilan pemasaran, mengajak pesaing untuk berkolaborasi serta
membuat variasi harga produk.

8
E. Pendapatan per Tahun Produk Tefa Tata Boga
Untuk gambaran mengenai pendapatan produk tefa tata boga tahun 2018 dan 2019
berdasarkan catatan yang ada di unit produksi tata boga, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

BULAN PENDAPATAN
2018 2019
Januari Rp. 6.200.000 Rp. 7.500.000
Februari Rp. 6.800.000 Rp. 6.315.000
Maret Rp. 6.200.000 Rp. 7.500.000
April Rp. 6.500.000 Rp. 6.700.000
Mei Rp. 5.800.000 -
Juni - Rp. 6.500.000
Juli Rp. 6.900.000 Rp. 7.600.000
Agustus Rp. 6.850.000 Rp. 8.500.000
September Rp. 7.650.000 Rp. 7.800.000
Oktober Rp. 7.850.000 Rp. 7.650.000
November Rp. 7.500.000 Rp. 6.500.000
Desember Rp. 5.150.000 Rp. 6.800.000
TOTAL Rp. 73.400.000 Rp. 79.365.000

Pendapatan ini adalah hasil pejualan dari berbagai produk tefa tata boga seperti Kopi
Bawi Kuwu, Rice bowl, snack box dll.
Jika kita lihat dari besarnya pendapatan per tahun, jelas tidak mencukupi untuk
membiayai operasional kompetensi keahlian tata boga. Untuk itu maka saya berkeinginan
lebih focus untuk mengembangan produk baru kekinian yang kami beri nama dessert box
Kunjui Bawi Kuwu untuk mendampingi produk yang sudah ada.

F. Perhitungan Harga Jual Dessert Box Kunjui Bawi Kuwu (50 box)
Berdasarkan segmen pasar dari produk dessert box adalah anak-anak dan remaja,
serta dengan pertimbangan bahwa produk dessert box ini merupakan produk baru kami
dan masing jarang ada di kota Palangka Raya , maka untuk harga kami sesuaikan dengan

9
kantong siswa atau remaja. Adapun perhitungan harga jual untuk 50 box adalah sebagai
berikut:
Harga Bahan : Rp. 700.000
Harga Produksi : Rp. 290.000
- Tenaga Kerja : Rp. 150.000
- Administrasi : Rp. 50.000
- Pemasaran : Rp. 50.000
- Penyusutan Alat : Rp. 40.000
Harga Pokok : Harga bahan + Harga Produksi
: Rp. 700.000 + Rp. 290.000 = Rp. 990.000
Laba = 25% x Rp. 990.000 = Rp. 247.500
Harga jual keseluruhan = Rp. 990.000 + Rp. 247.500 = Rp. 1.237.500
Harga satuan per box = Rp. 1.237.500 : 50 = Rp. 24.750 dibulatkan Rp. 25.000,-
Jika dikalikan dengan 50 box, maka pendapatan menjadi :
Rp 25.000 x 50 = Rp.1.250.000
Untuk saat ini dalam 1 bulan cuma mampu memproduksi 400 box.
Maka pendapatan menjadi Rp. 25.000 x 400 box = Rp. 10.000.000

BAB III
ANALISIS SOLUSI

A. Bisnis Model Canvas


Berdasarkan analisis kondisi saat ini dengan menggunakan analisis SWOT, maka
untuk mencari solusi dalam mengatasi segala kelemahan dan ancaman serta
memanfaatkan kekuatan dan peluang dalam pengembangan bisnis, kami menggunakan
strategi bisnis model canvas.
1. Customer Segment (Segmen Pelanggan)
a. Anak-anak dan Remaja
b. Masyarakat umum

10
c. Sekolah/Perkantoran
2. Value Proposition (Keunggulan/keistimewaan)
a. Makanan kekinian dengan citarasa yang cocok dengan lidah kaum milenial
b. Bahan baku mengangkat kearifan lokal
c. Harga lebih murah dan terjangkau
d. Memiliki banyak varian rasa dengan topping sesuai keinginan
3. Distribution Channels (Saluran)
a. Media Sosial
b. Brosur/pamplet
c. Pameran
4. Revenue Streams (Arus Pendapatan)
a. Keuntungan dari penjualan Dessert Box dengan berbagai varian
b. Keuntungan dari penjualan Kopi bawi kuwu dan produk Bawi Kuwu yang lain
5. Key Resource (Sumber Data Utama)
a. SDM yang handal dan kompeten
b. Ruang Produksi yang bersih
c. Peralatan yang bersih dan mencukupi
d. Jaringan internet lancar
6. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan)
a. Pelayanan khusus untuk pelanggan tetap
b. Ada diskon untuk setiap pembelian 10 Box
7. Key Activities (Aktivitas utama)
a. Promosi
b. Kerjasama dengan pemasok bahan baku
c. Memproduksi dan menjual produk Dessert box dengan berbagai varian rasa
d. Membuat variasi untuk ukuran produk, box kecil, sedang dan premium.
e. Pengantaran
f. Pencatatan penjualan

11
8. Key Partners (Kemitraan Utama)
a. Produsen Bahan Baku
b. Café dan UMKM
c. Toko Oleh-oleh
d. Layanan pesan antar (ojek online)
9. Cost Structure (Struktur Biaya)
Harga Pokok Produksi Dalam 1 Bulan (400 Box) : Rp. 5.600.000

Harga Jual Dalam 1 Bulan (400 Box) : Rp. 10.000.000


Laba Kotor = Harga Jual – Harga Pokok : Rp. 4.400.000
Biaya Operasional : Rp. 2.320.000
- Tenaga Kerja : Rp. 1.200.000
- Administrasi : Rp. 400.000
- Marketing : Rp. 400.000
- Penyusutan Alat : Rp. 320.000
Laba Bersih = Laba Kotor- Biaya Operasional : Rp. 2.080.000

B. Langkah-Langkah Untuk Mengimplementasikan Solusi


1. Membenahi organisasi, manajemen dan administrasi
a. Menata ulang struktur organisasi dan manajemen pengelola Produk Teaching
Factory Tata Boga dengan uraian tugas yang jelas .
b. Melakukan pencatatan keuangan sesuai dengan standar akutansi keuangan
2. Standarisasi dan Pengembangan Produk
a. Menjaga kualitas dan cita rasa produk dengan membuat standar resep
b. Menambah variasi produk supaya pelanggan merasa puas dan tidak bosan,
dengan menambah varian rasa.
c. Menyediakan bahan baku cadangan jika bahan baku utama tidak ada.
d. Membuat variasi ukuran produk box kecil, sedang dan premium

12
e. Inovasi produk dalam bentuk/jenis lain yang menunjang produk utama
f. Inovasi kemasan yang lebih menarik.
g. Selain untuk dessert box, produk ini juga dapat di inovasi untuk kue ulang tahun
didesain tanpa menggunakan box dan dihiasi dengan tambahan potongan buah
segar dengan aneka topping sesuai permintaan konsumen.
3. Meningkatkan Promosi dan Pemasaran
a. Membuat desain produk dalam bentuk brosur dan pamplet
b. Target pasar diperluas tidak hanya anak-anak dan remaja tetapi juga
masyarakat umum
c. Melakukan strategi pemasaran dengan melakukan kerjasama dengan SMK yang
memiliki Alfamart, sentra oleh-oleh dan UMKM
d. Mengikuti pameran.
e. Melakukan pelatihan pemasaran bagi siswa bekerjasama dengan IDUKA
f. Melakukan promosi melalui alumni, stakeholder dan media social.
g. Melakukan pemasaran secara langsung setelah produk selesai dibuat pada Café
Bawi Kuwu yang merupakan tempat praktik Teaching Factory Tata Boga.

4. Meningkatkan Kemitraan
a. Menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku dan box kemasan.
b. Melakukan kemitraan dan MoU dengan Lembaga Pendidikan Multi Karya CC
Borneo Real Bento serta dengan Founder dan CEO Ifafood Palangka Raya
terkait pendampingan kewirausahaan, Legalisasi produk, pemasaran produk
serta Quality dan improvement produk.
c. Melakukan kemitraan dengan hotel yang sudah ada MoU dengan sekolah untuk
pemasaran produk.
d. Melakukan kemitraan dengan instansi sekitar sekolah (SMK terdekat,
Perkantoran, dan Bank).
5. Meningkatkan Pelayanan Kepada Konsumen

13
a. Pengantaran produk ke konsumen akan dibentuk tim khusus yang terdiri dari
peserta didik dan alumni
b. Perencanaan distribusi menggunakan sepeda motor dan ada box khusus untuk
menjaga makanan tetap dalam kondisi higienis dan kualitas tetap terjaga
dengan baik.
6. Pengendalian dan Pengawasan
a. Pengendalian dan pengawasan terhadap kualitas bahan baku yang digunakan,
yaitu dengan menjaga kualitas bahan baku agar tetap segar saat diolah.
b. Pengawasan terhadap produk, apakah sesuai standarisasi yang telah
ditetapkan.
7. Tindak Lanjut dari Hasil Pengawasan
a. Hasil yang didapat dari pengendalian dan pengawasan dijadikan sebagai bahan
evaluasi untuk perbaikan.
b. Sebagai bahan untuk peningkatan terhadap mutu produk.
C. Hasil Pencapaian Target Proyek Pengembangan Sekolah
Komponen pencapaian target Proyek Pengembangan Sekolah yang berjudul
Pengembangan Produk Tefa Tata Boga meliputi: Tempat pelaksanaan, jadwal pelaksanaan
dan tahapan pelaksanaan.
1. Tempat Pelaksanaan
Adapun tempat pelaksanaan adalah ruang praktik Teaching Factory Kompetensi
Keahlian Tata Boga SMK Negeri 3 Palangka Raya.
2. Jadwal Pelaksanaan
No. Kegiatan Oktober November Desember PIC
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan X KS
Proposal PPS
2. Sosialisasi Program X KS
3. Rapat Tim Kerja X KS
4. Pembenahan X Ketua Tim
Tempat dan
struktur organisasi

14
5. Survey Pasar X Ketua Tim
6. Promosi dan X X X X Koordinator
Pemasaran Promosi
7. Proses Produksi X X X X Ketua Tim
8. Evaluasi X KS
9. Pelaporan X KS

3. Tahapan Pelaksanaan
a. Penyusunan Proposal Proyek Pengembangan Sekolah (PPS)
Penyusunan PPS dilaksanakan pada saat daring pada akhir bulan Oktober dan
disempurnakan saat luring pada minggu ke 2 bulan November.

b. Sosialisasi Program
Sosialisasi Program Proyek Pengembangan Sekolah dan penentuan rencana
bisnis yang ingin dikembangkan, yang akhirnya terpilih kompetensi keahlian Tata
Boga yaitu produk Tefa yang diberi nama Dessert Box Kunjui Bawi Kuwu
c. Rapat Tim Kerja
Rapat tim kerja dilakukan untuk menentukan sumber daya manusia yang terlibat
dan bertanggung jawab dalam kegiatan PPS serta menentukan uraian tugas dari
masing-masing pekerjaan yang dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
No Pekerjaan/Tugas Jumlah Uraian Tugas Penanggung
Personil Jawab
.
1. Penyiapan bahan 1 guru, 1. Menginventarisir Guru
2 siswa bahan yang produktif
dibutuhkan Tata Boga
2. Membeli bahan
2. Pengolahan 1 guru, 1. Mengelompokan Guru
5 siswa siswa sesuai bidang Produktif
kerja Tata Boga
2. Mengolah bahan

15
makanan sesuai
standar quality
control.
3. Pengawasan/pengendal 1 guru, 1. Memastikan Guru
i mutu 2 siswa bahan sesuai Produktif
standar quality Tata Boga
2. Memastikan
jumlah sesuai
pesanan
4. Pemasaran 1 guru, 1. Melaksanakan Guru
5 siswa promosi secara Produktif
online dan offline Tata Boga
2. Membuat brusur
dan pamplet
5. Pengantaran 3 siswa 1. Mengiventarisir Guru
barang yang akan Produktif
diantar. Tata Boga
2. Memastkan alamat
pelanggan.
3. Memastkan
barang tidak
tertinggal

d. Pembenahan Tempat dan Struktur Organisasi


Pembenahan tempat untuk kegiatan produksi dengan melakukan pengecekan
terhadap peralatan yang akan digunakan, serta menentukan struktur organisasi
yang meliputi Ketua Tim Kerja/Leader Project , Bagian pemasaran/ promosi,
bagian keuangan, bagian produksi, bagian administrasi , pengendali mutu,
karyawan/ tenaga kerja.
No. Jabatan Jumlah Uraian Tugas
Personil

1. Ketua Tim/Leader 1 orang - Menentukan dan menetapkan


Project prosedur kegiatan pada masing-
masing bagian.
- Melakukan pengawasan, kontroling
dan mengkoordinir kegiatan-
kegiatan dari tiap bagian dan
pertanggungjawabannya.

16
2. Bagian 2 orang - Mengadakan penjualan hasil
Pemasaran/Promosi produksi.
- Menyusun anggaran biaya
distribusi, terutama biaya-biaya
iklan dan promosi.
- Membuat perencanaan strategi
pemasaran yang efektif
berdasarkan trend pasar.
- Melakukan riset pasar untuk
melihat perkembangan pasar.

3. Bagian Keuangan 1 orang - Membuat dan menyusun laporan


tentang kondisi dan perkembangan
keuangan.
- Melakukan pengaturan
administrasi manajemen keuangan
- Menyusun dan melakukan
pembukuan tentang aktivitas
keuangan perusahaan.
4. Bagian Produksi 1 orang - Mengkoordinir, mengawasi dan
bertanggungjawab atas
pelaksanaan produksi agar dapat
terlaksana secara ekonomis dan
efisien.
- Bertanggung jawab atas terjadinya
bahan baku yang dibutuhkan untuk
proses produksi maupun produk
jadi yang ada.
- Membuat dan menciptakan hasil
produk sesuai kualitas dan
kuantitas yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan
5. Bagian Administrasi 1 orang - Melaksanakan kebutuhan
administrasi dan kepegawaian .
- Menangani kegiatan training dan
evaluasi karyawan.
- Membuat system pelaporan
seluruh kegiatan administrasi dan
pengembangan SDM.
6. Pengendali Mutu 1 orang -Memantau dan menguji
perkembangan semua produk yang
diproduksi oleh perusahaan .

17
-Memverifikasi kualitas produk.
-Memonitor setiap proses yang
terlibat dalam produksi
-Memastikan kualitas produk sesuai
standar
7. Karyawan/Tenaga 10 orang -Bertanggung jawab dalam
Kerja pembuatan produk atas kualitas dan
kehigienisan kepada bagian
produksi.
-Menjaga kondisi area kerja supaya
stabil dan kondusif serta tidak
terjadi banyak masalah.
-Melaporkan hasil kerja atau aktivitas
sehari-hari kepada atasan
setingkatnya

e. Survey Pasar
Survey pasar dilaksanakan untuk mengetahui target pemasaran dan pesaing dari
produk yang akan diproduksi, dan ternyata pesaing untuk produk dessert box di
kota Palangkaraya masih sedikit , itupun dengan jenis produk yang berbeda.
f. Promosi dan Pemasaran
Promosi dan pemasaran dilakukan secara online dan offline dengan melibatkan
media sosial, brosur dan pamplet. Yang melakukan promosi dan pemasaran
adalah semua tim kerja , warga sekolah dan alumni yang sudah pernah mencoba
produk dessert box kunjui bawi kuwu.
g. Proses Produksi
Produksi dilaksanakan selama 5 minggu yaitu minggu ke-2, 3 dan 4 November
dan minggu ke 1 dan 2 Desember 2020. Proses produksi dilakukan 2 kali
seminggu dengan pertimbangan kondisi pandemic covid-19 yang belum
mengijinkan untuk kegiatan tatap muka terlalu sering.
Tiap kali produksi menghasilkan 50 box untuk produk dessert box sehingga
selama 1 minggu menghasilkan 100 box dan total yang dihasilkan selama 5
minggu adalah 500 dessert box.

18
Selain dessert box, juga diproduksi makanan kemasan untuk kegiatan pameran
yang dilaksanakan selama 2 hari, tetapi tidak dimasukan dalam perhitungan
biaya.
Adapun rincian biaya produksi, pendapatan dan keuntungan/laba dari produk
dessert box bisa dilihat pada tabel berikut ini.

N Uraian Volume Satuan Harga satuan Harga Total


o
1. Penjualan Produk
Dessert Box 500 Box Rp. 25.000 Rp. 12.500.000

Pendapatan Rp. 12.500.000


2 Biaya operasional
a. Tenaga kerja (5) 10 kegiatan Rp. 150.000 Rp. 1.500.000
b. Administrasi (1) 10 kegiatan Rp. 50.000 Rp. 500.000
c. Pemasaran (1) 10 kegiatan Rp. 50.000 Rp. 500.000
d. Penyusutan alat 10 kegiatan Rp. 40.000 Rp. 400.000

3 Harga Pokok 10 Kegiata Rp. 700.000 Rp. 7.000.000


Produksi n
Biaya Produksi Rp. 9.900.000

Keuntungan/laba = Pendapatan – Biaya Produksi Rp.


2.600.000

Jika diasumsikan rata-rata dalam 1 bulan penjualan sebanyak 500 box, maka
keuntungan dalam 1 tahun menjadi: Rp. 2.600.000 x 12 bulan = Rp. 31.200.000.

D. Hambatan Yang Dihadapi


Selama menjalankan kegiatan Proyek Pengembangan Sekolah, ada beberapa
hambatan yang dialami SMK Negeri 3 Palangka Raya, diantaranya:
a. Ada 4 guru yang terindikasi positif Covid-19 dan bahkan ada 1 orang guru yang
meninggal, ini mengakibatkan Sekolah di Lockdown selama 2 minggu dan
diadakan penyemprotan desinfektan. Hal ini menyebabkan kegiatan produksi

19
tertunda dan dilaksanakan di rumah sehingga jumlah produksi sangat terbatas
yang dikerenakan kurangnya peralatan yang memadai.
b. Masih ada sikap mental guru yang ingin mempertahankan dirinya selalu berada
dalam “zona nyaman” dan agak susah menerima perubahan terkait dengan
peningkatan kewirausahaan sekolah.
c. Ada sebagian guru yang merasa sangat terpaksa dengan adanya pengembangan
kewirausahaan sekolah sehingga kurang maksimal dalam membimbing siswa.
d. Kurangnya kemampuan siswa Tata Boga menguasai IT dalam hal pemasaran
produk secara online.
e. Belum semua kompetensi keahlian menjalankan program yang terkait dengan
peningkatan kewirausahaan sekolah.
f. Belum semua mitra usaha (IDUKA) mampu memberikan contoh dan motivasi
bagi siswa terkait dengan peningkatan kewirausahaan.

20
BAB IV
KESIMPULAN

A. Hasil dan Pelajaran Yang Diperoleh Dari Project


Adapun hasil dan pelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan proyek pengembangan
sekolah yang dalam hal ini adalah Pengembangan Produk Tefa Tata Boga adalah sebagai
berikut:
1. Kompetensi kewirausahaan siswa semakin meningkat
a. Siswa semakin rajin dan tepat waktu.
b. Siswa lebih disiplin, ulet dan mau bekerja keras.
c. Siswa memiliki jiwa toleran dan mau menolong sesama.
d. Siswa menjadi lebih terampil dalam membuat dan menciptakan produk yang
sesuai dengan minat dan permintaan pasar.
e. Daya inovasi dan kreativitas siswa semakin meningkat.
2. Iklim belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi menjadi menyenangkan
a. Siswa merasa bangga dengan produk unggulannya
b. Siswa lebih percaya diri dalam memasarkan produknya
c. Siswa lebih cekatan dalam mencari pelanggan untuk memasarkan produknya
d. Siswa semakin sering terlibat dalam kegiatan kewirausahaan di luar sekolah
e. Siswa lebih mandiri dalam bekerja atau dalam usaha, ini terlihat dari
keberanian siswa untuk menjual produknya di luar sekolah pada hari libur.
3. Produk SMK Negeri 3 Palangka Raya dikenal oleh masyarakat luas

21
4. Terbangunnya ketertiban dan kedisiplinan dilandasi semangat kebersamaan,
kekeluargaan dan semangat berprestasi di kalangan guru dan siswa.
5. Meningkatnya kepercayaan, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan di SMK Negeri 3 Palangka Raya
6. Meningkatnya gairah kerja guru dan karyawan

B. Rekomendasi Tindak Lanjut


Sebagai rekomendasi tindak lanjut dari proyek pengembangan sekolah terkait
dengan peningkatan kewirausahaan melalui Pengembangan Produk Tefa Tata Boga di SMK
Negeri 3 Palangka Raya, akan dilakukan berbagai upaya:
1. Pengembangan produk Tefa Tata Boga tidak hanya untuk produk Dessert Box
Kunjui Bawi Kuwu saja tapi untuk semua produk Tefa Tata Boga yang lain.
2. Pengembangan Produk Tefa tidak hanya untuk kompetensi keahlian Tata Boga
tetapi untuk semua produk Tefa kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 3
Palangka Raya, dan hal ini dibuktikan dengan kegiatan pameran hasil karya
peserta didik yang kami laksanakan pada tanggal 7 Desember 2020 melibatkan
semua kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Palangka Raya dan IDUKA.
3. Semua kompetensi keahlian akan berkolaborasi dalam hal pengembangan
sekolah terkait peningkatan kewirausahaan terutama membantu dalam promosi
dan pemasaran.
4. Mengadakan kolaborasi dengan pihak perindustrian, Koperasi dan UMKM serta
alumni yang sukses.
5. Sekolah akan mencari rekanan untuk mensuplay bahan baku terutama untuk
kemasan produk.
6. Kedepannya akan menggunakan aplikasi layanan pengantaran seperti gojek atau
grab untuk pengantaran produk ke pelanggan.
7. Mengadakan pendampingan pengembangan startup bisnis untuk 20 orang
peserta didik yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Palangka Raya dengan

22
melibatkan IDUKA yang dalam hal ini adalah Founder dan CEO Ifafood Palangka
Raya. Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap semester dalam rangka meningkatkan
jiwa kewirausahaan dan mencari calon-calon pengusaha muda SMK Negeri 3
Palangka Raya.
8. Mengadakan Pengembangan /penguatan Kurikulum untuk guru yang mengajar
mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan dengan mengundang
narasumber dari IDUKA yaitu Borneo Real Bento. Kegiatan ini bertujuan
menyelaraskan kurikulum Kewirausahaan yang sesuai dengan kebutuhan
industry.
9. Pengembangan bentuk kemasan dan label dessert box untuk ke depannya.

23
RAPAT TIM KERJA TERKAIT DENGAN PEMBAGIAN KERJA DALAM
KEGIATAN PROYEK PENGEMBANGAN SEKOLAH

24
BROSUR DESSERT BOX KUNJUI BAWI KUWU

25
DOKUMENTASI KEGIATAN PRODUKSI DESSERT BOX
KUNJUI BAWI KUWU
SMK NEGERI 3 PALANGKA RAYA
PERSIAPAN BAHAN

26
PROSES PENGOLAHAN

27
PROSES PENGEMASAN

28
VARIAN RASA DESSERT BOX KUNJUI BAWI KUWU

29
PENGANTARAN KE KONSUMEN

30
DESSERT BOX KUNJUI BAWI KUWU DALAM
KEGIATAN PAMERAN DAN WORKSHOP

31
MOU DENGAN IDUKA
PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN

32
PENGUATAN KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN
BAGI GURU PRODUKTIF DAN GURU MAPEL PKK

33
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAN
DAN START-UP BISNIS UNTUK SISWA
SMK NEGERI 3 PALANGKA RAYA

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai