Anda di halaman 1dari 18

BEST PRACTICE KEPALA SD NEGERI KRATON KECAMATAN

PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012

PEMBINAAN GURU DALAM RANGKA MEMBIMBING


DAN MELATIH SISWA PESERTA LOMBA
DENGAN METODE TUTOR SEBAYA DAN KUNJUNGAN KELAS

Diajukan dalam rangka Lomba Kepala Sekolah Berprestasi


Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun 2012

Oleh
TRI MARTININGSIH, M.Pd
NIP. 19700308 199303 2 006

DINDIKPORA KOTA PEKALONGAN

2011
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tulisan : BEST PRACTICE KEPALA SD NEGERI KRATON


KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA
PEKALONGAN TAHUN 2012

(Pembinaan Guru Dalam Rangka Membimbing


dan Melatih Siswa Peserta Lomba dengan Metode Tutor
Sebaya dan Kunjungan Kelas)

Penyusun : Tri Martiningsih, M.Pd.

NIP : 19700308 199303 2 006

Pangkat/Golongan : IVA / Pembina

Tugas : Kepala SD Negeri Kraton Pekalongan.

Petugas Perpustakaan Pekalongan, 2 Mei 2012


SD Negeri Kraton Pekalongan Penyusun

NURUL JAMILAH TRI MARTININGSIH, M.Pd


NIP. NIP.19700308 199303 2 006

Mengetahui/Mengesahkan :
Kepala UPTD Dikpora Kec. Pekalongan Utara

Hj. SRI SUHARYATI, S.Pd


NIP. 19600606 198012 2 006
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Best Practice Kepala Sekolah yang berjudul “
Best Practice Kepala SD Negeri Kraton Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan
Tahun 2012” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan Best Practice ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepala
sekolah memberi pembinaan kepada guru yang diberi tugas untuk melatih siswa-siswi SD
Negeri Kraton yang akan berlomba di luar sekolah baik lomba akademik maupun lomba
non akademik baik. Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. Abdul Jalil selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota
Pekalongan
2. Ibu Hj. Sri Suharyati, S.Pd., selaku Kepala UPTD Dikpora Kec. Pekalongan Utara
3. Ibu Sriyanti selaku Pengawas TK/SD Dabin 3 Kec. Pekalongan Utara
4. Bapak Ali Suparman selaku Pengawas Pendais Kec. Pekalongan Utara
5. Kepala SD se Dabin 3 Kec. Pekalongan Utara
6. Kepala SD Gugus Manunggal Kec. Pekalongan Utara
7. Pengurus Komite SD Negeri Kraton
8. Pengurus Paguyuban Orang tua SD Negeri Kraton
9. Dewan guru dan Staf SD Negeri Kraton
10. Seluruh Orangtua Siswa SD Negeri Kraton
11. Seluruh Siswa SD Negeri Kraton
12. Segenap Mitra Kerja SD Negeri Kraton
Serta kepada semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan motivasi, kesempatan dan sumbangan dana dan pikiran sehingga penulisan
Best Practice ini dapat terselesaikan.
Akhirnya penyusun berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan sekolah-sekolah yang lain
Penulis

Tri Martiningsih, M.Pd


NIP. 19700308 199303 2 006
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iii

DAFTAR ISI ……. iv


v
ABSTRAK ………………………………………………
vi
DAFTAR LAMPIRAN …….
………………………………………………
1
BAB I     PENDAHULUAN …….
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………
2
B. Permasalahan ……. 3
C. Tujuan ……………………………………………… 3
D. Manfaat
…….
5
BAB II     PEMBAHASAN
……………………………………………… 5
A. Lomba Akademik dan Lomba Non
…….
Akademik
……………………………………………… 6
B. Tutor Sebaya
8
C. Kunjungan Kelas
…….
8
D. Langkah-Langkah Pembimbingan ………………………………………………
11
E. Kendala dan Cara Mengatasinya …….
………………………………………………
13
BAB III     SIMPULAN DAN SARAN ……. 13
A. Simpulan ………………………………………………
B. Saran …….

DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….
………………………………………………
…….

………………………………………………
…….
………………………………………………
…….

DAFTAR LAMPIRAN

Lampira 1 Struktur Organisasi SDN Kraton


n 2 Daftar kejuaraan akademik dan non akademik
Lampira
n
.

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Sepertinya Pasal 5 ayat 1 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas


yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu” adalah salah satu hal yang mendasari
penggabungan SD Negeri Kraton 01, SD Negeri Kraton 02, dan SD Negeri Kraton 03
menjadi SD Negeri Kraton. Dengan dasar surat dari Kepala Dinas Pendidikan Kota
Pekalongan bernomor 421/442 tahun 2005 tentang Penghapusan /penggabungan Sekolah
Dasar Negeri Kota Pekalongan maka mulai tanggal 26 Mei 2005 ketiga SD tersebut
digabung menjadi satu dibawah satu manajemen . Adapun alasan lain dari penggabungan
ketiga sekolah tersebut adalah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar
mengajar.
Tujuan penggabungan sekolah di atas mestinya menjadi semangat bagi kepala
sekolah, guru, dan seluruh warga sekolah untuk berusaha sekuat tenaga agar SD Negeri
Kraton menjadi sekolah yang efektif dan bermutu.
Kenyataannya 2 tahun setelah penggabungan SD Negeri Kraton belum
menunjukkan adanya peningkatan mutu. Penilaian ini didasarkan pada data sekolah, baik
data yang berhubungan dengan sarana prasarana, kurikulum, pengelolaan guru, peran
serta masyarakat, pembiayaan maupun kesiswaan.
Visi SD Negeri Kraton adalah Terwujudnya SD Negeri Kraton sebagi lembaga yang
unggul dalam bidang akademik dan non akademik. tetapi data kesiswaan, terutama dalam
hal perolehan kejuaraan siswa dalam lomba-lomba baik lomba akademik maupun lomba
non akademik yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan maupun instansi lain masih
sangat minim padahal SD Negeri Kraton adalah SD Inti yang seharusnya menjadi contoh
bagi 5 sekolah lain yang mengimbas pada sekolah ini. Lomba-lomba yang diikuti
sekolah biasanya berjenjang (dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, maupun
nasional) dan dilaksanakan rutin setiap tahun.Lombanya meliputi lomba akademik dan
non akademik.
Untuk lomba non akademik materinya selalu berhubungan dengan materi yang dipelajari
di sekolah.
Minimnya hasil perolehan kejuaraan di SD Negeri Kraton kemungkinan
disebabkan oleh beberapa hal antara lain sarana dan prasarana yang kurang mencukupi,
keterbatan dana, kurangnya peran serta masyarakat, serta kesiapan guru.
Kesiapan guru adalah factor terpenting untuk mengantarkan siswa menjadi juara.
kesiapan ini tercermin dari bagaimana guru tersebut membuat perencanaan pembimbingan
serta bagaimana guru menindaklanjuti rencana yang telah dibuat. Hanya saja sesuai
pengamatan penulis (mulai bertugas sebagai kepala sekolah di SD Negeri Kraton tanggal
20 Juli 2007) kesiapan guru di SD Negeri Kraton belum terkelola dengan baik. Guru
sering melaksanakan pembimbingan siswa yang akan berlomba saat jam mengajarnya.
Akibatnya kelas hanya diberi tugas dan ditinggalkan oleh guru pembimbing lomba.
Kondisi ini berlangsung terus-menerus dan sudah menjadi tradisi di SD Negeri Kraton.
Hal ini sangat merugikan siswa yang lain sehingga sangat perlu dilakukan beberapa
strategi/trik pembimbingan dan pelatihan kepada guru. Di sini sangat diperlukan peran
kepala sekolah untuk membina guru-guru dalam hal pengelolaan siswa yang akan
mengikuti lomba. Mengingat begitu besar manfaatnya hasil lomba ini, maka penulis
berusaha untuk mencari solusi dalam rangka meningkatkan hasil lomba siswa.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan pada

bagian sebelumnya, maka masalah yang diangkat dalam penulisan best practice ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah metode tutor sebaya dapat meningkatkan efisiensi pembimbingan lomba?

2. Apakah teknik kunjungan kelas bisa meningkatkan efisiensi pembimbingan lomba?

3. Apakah metode tutor sebaya dan teknik kunjungan kelas dapat meningkatkan efisiensi

pembimbingan lomba?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penulisan best practice kepala sekolah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah tutor sebaya dapat meningkatkan efisiensi pembimbingan

lomba

2. Untuk mengetahui apakah kunjungan kelas dapat meningkatkan efisiensi pembimbingan

lomba

3. Untuk mengetahui apakah tutor sebaya dan kunjungan kelas dapat meningkatkan

efisiensi pembimbingan lomba

D. Manfaat Penelitian
Best Practice ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa
Yang akan mengikuti lomba :
a. Mendapatkan pembimbingan dan pelatihan saat akan mengikuti lomba dengan
maksimal
b. Latihan perform di depan orang banyak sehingga terbentuk kepercayaan diri
c. Mendapatkan kejuaraan
d. Dapat mengembangkan bakat dan minat sedini mungkin.
e. Sebagai bekal untuk mendaftar di sekolah menengah yang difavoritkan.
f. Bagi siswa yang tidak terpilih untuk mengikuti lomba tetap mendapat
kesempatan untuk mengikuti kegiatan pembimbingan dan latihan materi lomba.

2. Bagi guru:
a. Dapat melatih siswa yang akan berlomba sekaligus mengajar
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran
c. Membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan guru lain
d. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karier keprofesian secara
rutin dan berkelanjutan.

3. Bagi kepala sekolah yang bersangkutan


a. Meningkatkan kinerja kepala sekolah
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran
c. Mendapatkan kepuasan batin sebagai pemimpin

4. Bagi Sekolah
a. mendapatkan prestise dari masyarakat dan pemerintah
b. menaikkan standar sekolah
c. Meningkatnya kualitas mutu lulusan sekolah.
d. Terciptanya budaya sekolah yang lebih efisien.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Lomba Akademik dan Non Akademik

Sekolah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat komponen kepala


sekolah, guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu
dalam melancarkan program. Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah dituntut
menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan,
sikap dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Tuntutan ini bukanlah hal yang mengada-ada mengingat misi
pendidikan nasional adalah menghasilkan manusia yang cerdas komprehensip dan
kompetitif.
Definisi cerdas berfariasi. Biasanya orang yang pandai Bahasa Inggris secara
otomatis akan menjawab ‘bright, intelegence, smart’(yang terakhir menurut English
America), brilliant, genius.  Kata cerdas banyak dipakai dalam hal yang berkaitan dengan
pendidikan, terutama sekali saat merumuskan tujuan pendidikan, tujuan sekolah, dan
beberapa target pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional dalam pasal 3 UU Sisdiknas 2003 adalah sbb :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat , maka salah satu kegiatan dinas pendidikan
maupun instansi lain adalah membuat program tahunan yang berupa pelaksanaan lomba-
lomba baik lomba akademik maupun non akademik. Lomba ini berjenjang dari tingakt
kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional, bahkan internasional.
Lomba akademik yang rutin dilaksanakan di pekalongan utara setiap tahun
meliputi lomba siswa berprestasi, cerdas cermat, dokter kecil, lomba Pendidikan Agama
Islam, synopsis, membaca cepat, olimpiade matematika, olimpiade IPA, bahasa jawa,
bahasa inggris, computer, calistung. Lomba non akademik meliputi popda (13 cabang),
pekan seni (5 cabang), fls2n (5-7 cabang), lomba Mapsi dan lomba-lomba lain yang
diselenggarakan diluar dinas pendidikan dan kesehatan.
Kegiatan Dinas Pendidikan ini selaras dengan visi SD Negeri Kraton yaitu
Terwujudnya SD Negeri Kraton Sebagai Lembaga yang Unggul dalam Bidang Akademik
dan Non Akademik Berlandaskan Keimanan dan Ketaqwaan. Oleh karena itu menurut
penulis penggiatan terhadap kegiatan lomba di SD Negeri Kraton tidak bisa ditawar lagi.
Di SD Negeri Kraton, selain sebagai sarana pengembangan minat, bakat,
kemampuan dan bukti kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, maka lomba-lomba juga
menjadi prestise bagi siswa, orang tua siswa, sekolah dan masyarakat. Seorang siswa yang
mendapatkan piagam kejuaraan akademik dan non akademik bisa digunakan sebagai nilai
tambah bagi siswa yang akan masuk pada sekolah-sekolah tertentu (SMP). Mengingat
begitu besar manfaatnya hasil lomba ini, maka penulis berusaha untuk mencari solusi
dalam rangka meningkatkan hasil lomba siswa. Beberapa upaya sudah dilaksanakan untuk
meningkatkan hasil lomba, namun ada satu cara yang menurut penulis sangat efektif untuk
meningkatkan hasil lomba.
Adapun solusi yang sudah dilakukan penulis dalam rangka meningkatkan hasil
lomba siswa. adalah membina semua guru dengan kegiatan tutor sebaya dan kunjungan
kelas.

B. Tutor Sebaya
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap
saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid
lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat
bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan
teman lainnya.” Dari dua pendapat tersebut maka jika ditarik benang merahnya terlihat
bahwa setiap anak itu sangat membutuhkan anak lain dalam proses pembelajaran. Anak
akan lebih nyaman belajar dengan teman lain karena saat itu anak tidak memiliki rasa
takut, canggung, malu, dan lain-lain. Intinya kita bisa mengambil keuntungan dengan
adanya kondisi anak saat belajar yaitu memanfaatkan anak lain untuk dijadikan tutor.
Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, tapi juga
bisa berasal dari siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya
dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki
kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan
menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih
menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan,
maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya. Pengertian di atas sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1986:77) bahwa tutor sebaya adalah seseorang
atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam
melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada
beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai
prestasi belajarnya lebih besar atau pemahamannya melebihi temaan lain dalam satu kelas
dan dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.
Siswa yang ditunjuk sebagai tutor akan ditugaskan membantu siswa yang akan
mendapat program pembelajaran, sehingga setiap tutor harus diberikan petunjuk yang
sejelas-jelasnya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak diperlukan
bagi setiap tutor karena hanya gurulah yang mengetahui kelemahan siswa, sedangkan tutor
hanya membantu melaksanakan perbaikan dan latihan bukan mendiagnosa.
Pendekatan tutor sebaya adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana yang melakukan
kegiatan pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kemampuan lebih
cepat menyerap materi pelajaran akan membantu siswa yang kurang cepat menyerap
materi pelajaran. Karena memiliki usia yang hampir sebaya, adakalanya seorang siswa
lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawannya yang lain karena tidak
adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya.

C. Kunjungan ke Kelas
Yang dimaksud dengan kunjungan kelas di sini sangat berbeda dengan kunjungan
kelas yang dilakukan kepala sekolah maupun pengawas dalam rangka supervise atau
lainnya. Kunjungan kelas yang dimaksud di sini adalah kunjungan siswa-siswa yang akan
mengikuti lomba ke kelas lain dalam satu sekolah dalam rangka mendapatkan materi
penting dari kelas-kelas yang dituju sebagai persiapan untuk mengayaan materi lomba.
Sebagai contoh pada lomba siswa berprestasi maka siswa yang akan berlomba harus
menguasai materi kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Oleh karena itu siswa tersebut perlu
mendapatkan pengayaan materi dari guru kelas 4, guru kelas 5 dan guru kelas 6 dengan
cara mengikuti pembelajaran di kelas tersebut. .
Manfaat lain dari cara ini adalah melatih kepercayaan diri siswa di depan orang
banyak karena kepercayaan diri ini sangat berpengaruh terhadap hasil lomba. siswa cerdas
tetapi tidak terlatih untuk perform di depan banyak orang bisa menyebabkan siswa kurang
optimal pencapaian kejuaraannya. Selain itu diharapkan dengan kunjungan kelas ini agar
siswa tidak sindrom panggung. Siswa yang akan berlomba diajak oleh guru pembimbing
untuk mengikuti kegiatan pembimbingan yang dilakukan oleh guru kelas lain misalnya
guru kelas VI ataupun guru kelas IV saat pembelajaran. hanya saja guru kelas VI atau kelas
IV juga sudah mempersiapkan rencana pembimbingan untuk anak yang akan lomba .
Scenario yang digunakan sama dengan scenario yang digunakan di kelasnya yaitu dengan
menggunakan tutor sebaya sebagai penyaji soal-soal maupun pelaksana kegiatan.

D. Langkah-langkah Pembimbingan Siswa Peserta Lomba


Agar lebih jelasnya akan disampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam membimbing siswa menghadapi lomba dengan menggunakan metode tutor sebaya
dan kunjungan kelas :
1. Kepala sekolah memahami kompetensi masing-masing guru di SD Negeri Kraton (dilakukan
mulai penulis menjadi kepala sekolah di SD Negeri kraton)
2. Menempatkan guru-guru sebagai guru kelas sesuai dengan kompetensinya.(dilakukan pada
awal tahun ajaran baru tahun 2008/2009)
Penempatan guru adalah modal pertama yang harus dilakukan secara profesional oleh
kepala sekolah terutama pada kelas V karena sebagian besar lomba menunjuk siswa
yang duduk di kelas V. Namun begitu perlu juga lebih memperkuat kelas IV dan kelas
VI karena materi lomba sering mengambil materi kelas tersebut.
3. Menginventarisir data tentang jenis-jenis lomba dan jadwal pelaksanaan lomba.
4. Menyusun time schedule dan rencana pembimbingan dan pelatihan bagi siswa yang akan
mengikuti lomba serta menentukan nama guru yang akan diberi tugas membimbing
5. Sosialisasi ide pembimbingan dari kepala sekolah kepada seluruh guru-guru di SD Negeri
Kraton. Intinya adalah perlu adanya kolaborasi antara kepala sekolah, guru dan siswa dalam
pembimbingan siswa.
6. Menerbitkan surat tugas bagi guru yang akan membimbing dan melatih 12siswa.disertai waktu
pembimbingan. Tujuannya adalah untuk pengendalian pada frekuensi minimal pembimbingan
yang akan dilakukan guru. Selain itu juga sebagai salah satu perlengkapan administrasi BOS
agar kegiatan ini bisa dianggarkan
7. Scenario pembimbingan dan latihan yang dirancang oleh penulis adalah :
a. Guru diminta untuk mencari, menginventarisir, materi lomba dan mempersiapkan materi
tersebut untuk kebutuhan pembimbingan.
b. Guru melaksanakan pembimbingan awal selama kurang lebih 4-5 kali pemmbimbingan
dengan waktu 1-1,5 jam di luar jam pelajaran misalnya sore hari, jam istirahat, dll.
Pembimbingan pada siswa pada saat ini harus dipantau dengan sebaik-baiknya agar
efisiensi dapat dilaksanakan.
c. Guru merancang pembimbingan siswa di kelas dengan menggunakan tutor sebaya.
a. Beberapa siswa yang pandai diposisikan sebagi tutor dan dibekali dengan
materi/pertanyaan dan jawabannya sesuai dengan materi loimba. Seorang atau dua
orang siswa bertugas untuk menilai kegiatan
b. Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menjadi tim penjawab
jika siswa yang dilatih lomba tidak bisa menjawab /melakukan apa yang diinginkan
penanya (tutor sebaya)
c. Untuk jenis lomba akademik setting kelas diatur dengan posisi siswa peserta lomba di
depan kelas. Tim tutor di samping kiri siswa tersebut dan guru di samping kanan.
Sedangkan untuk lomba non akademik disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Tutor mulai menanyakan satu persatu pertanyaan yang sudah dipersiapkan guru
kepada siswa yang dilatih lomba. Jika tidak bisa menjawab pertanyaan diberikan
kepala kelompok kelas dengan adil dan bergilir. Pencatat nilai mencatat perolehan
kelompok dan peserta lomba.
e. Tutor akan menjawab dengan benar jika peserta lomba dan kelompok siswa sudah
tidak bisa menjawab pertanyaan
f. Di saat inilah guru kemudian mengupas secara mendalam hal-hal yang berkaitan
dengan pertanyaan tadi secara klasikal agar dipahami oleh siswa yang akan berlomba
pada khususnya dan seluruh siswa di kelas itu.
g. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan berulang-ulang sehingga siswa betul-betul
percaya diri dan menguasai materi lomba.
d. Guru merancang pembimbingan siswa di kelas lain dengan menggunakan teknik
kunjungan ke kelas lain (misalnya kelas IV, kelas V, maupun kelas VI)
a. Sebelum proses pembimbingan di kelas lain maka Guru pembimbing lomba
berkolaborasi membuat rancangan pembimbingan dengan guru kelas lain
menyangkut materi dan strategi pembimbingan
b. Strategi pembimbingan sama dengan strategi yang sudah dilakukan guru pembimbing
di kelasnya yaitu dengan memanfaatkan tutor sebaya untuk memandu kegiatan
pembimbingan dengan setting seperti kegiatan cerdas cermat.
c. Guru kelas yang dikunjungi siswa yang akan lomba juga bertindak sama dengan yang
sudah dilakukan oleh guru membimbing tadi, yaitu dengan cara menyelenggarakan
kegiatan layaknya cerdas cermat, siswa yang berkunjung diposiisikan sebagai peserta
cerdas cermat, siswa lain juga peserta cerdas cermat, kemudian menunjuk beberapa
siswa untuk membacakan soal sekaligus jawabannya dan guru menjadi nara sumber
yang diharapkan mampu mengupas secara tajam dan mendalam tentang materi kelas
yang diampunya sekaligus dibutuhkan siswa untuk lomba.
d. Catatan penting saat kunjungan adalah pada saat pembimbingan, guru pembimbing
tidak ikut menunggui siswa yang dibimbing, tetapi tetap mengajar di kelasnya.

E. Kendala-kendala yang menyebabkan kegiatan pembimbingan dan latihan dan


cara mengatasinya
Pembimbingan dan latihan untuk siswa yang akan mengikuti lomba yang dilakukan
di SD Negeri kraton tidak berjalan mulus tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan
kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan, diantaranya adalah :
1. Input siswa dari tahun ke tahun berfariasi. Bakat, minat dan kemampuan siswa yang berbeda
kualitas menyebabkan hasil lomba juga bervariasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru
sangat selektif terhadap siswa yang akan diikutkan lomba. Dengan berkomunikasi pada guru
kelas sebelumnya adalah salah satu cara untuk betul-betul mengetahui kapasitas siswa pada
lomba-lomba tertentu. Selain itu juga memperbanyak kegiatan ekstra kurikuler seperti
drumband, renang, karate, dan teater. Jika dalam tahun tertentu tidak ada siswa yang berbakat
dalam bidang lomba tertentu maka guru pembimbing memilih siswa yang ada tetapi lebih
intensif dalam pembimbingan dan latihan pada siswa tersebut .
2. Tidak semua lomba bisa dibimbing dengan langkah-langkah di atas karena setiap lomba
mempunyai kekhususan. contohya seperti lomba ketrampilan, olah raga. oleh karena itu
langkah menghadapi masalah ini adalah dengan menginventarisir jenis dan meteri lomba unruk
kemudian dirancang program pembinbingannya sesuai dengan kebutuhan.
3. Lomba-lomba yang dilakukan baik oleh dinas pendidikan maupun instansi lain biasanya
terpusat pada bulan-bulan tertentu sehingga waktu pembimbingan menjadi terbagi-bagi. Solusi
untuk mengatasi hal ini adalah dengan melibatkan tenaga dari luar sekolah, misalnya guru
ekstra kurikuler, guru les, maupun orang tua siswa.
4. Kadang ada perubahan jadwal lomba yang tiba-tiba dari dinas pendidikan sehingga program
yang sudah dibuat sekolah menjadi tidak sesuai. Untuk mengatasi hal ini kepala sekolah selalu
berkoordinasi dengan dinas pendidikan.
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah untuk kegiatan lomba terbatas, maka dalam setiap
tahunnya penulis selalu menganggarkan untuk pengadaan sarana lomba misalnya, buku-buku
sumber, alat-alat praktek ipa, pemasangan hotspot area, alat drumband, pakaian lomba, alat
music islami, alat music modern, alat olahraga,

Beberapa hal yang dipaparkan penulis di atas adalah sebagian dari capaian SD
Negeri Kraton yang menurut penulis bisa disebut best practice mengingat kemanfaatannya
yang sangat besar bagi seluruh warga sekolah, orang tua, serta masyarakat. Semoga saja
best practice ini bisa berimbas pada mutu lulusan SD Negeri Kraton. Insya Allah…
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Dalam membimbing dan melatih siswa yang akan mengikurti lomba, seorang guru harus
mampu membuat rencana yang cerdas sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien
2. Melatih siswa yang akan mengikuti lomba dengan menggunakan teman sekelasnya / teman
kelas lain sebagi tutor sebaya memiliki banyak keuntungan yaitu guru dapat membimbing
siswa tanpa harus meninggalkan kelas, siswa lain mendapat kesempatan untuk ikut
mengembangkan diri,
3. Melatih siswa yang akan mengikuti lomba dengan cara kunjungan kelas memiliki keuntungan
yaitu guru dapat mengembangkan budaya kolaborasi, bagi trugas dan kerjasama antar guru,
dan melatih mental siswa yang akan berlomba dan menambah ilmu.
4. Kultur sekolah sangat mendukung pencapaian visi sekolah, oleh karena itu berbagai kegiatan
seperti pembiasaan dan ekstra kurikuler dilakukan dilakukan di SD Negeri Kraton

Saran

1. Dalam mengelola sekolah hendaknya selalu mengedepankan hubungan baik dengan warga
sekolah serta komunikasi ke segala arah.
2. Pemimpin sebaiknya selalu menyertai dalam setiap kegiatan di sekolah karena dengan
menyertai bisa memberi motivasi bagi guru untuk mengembangkan kemampuannya.
3. Laksanakan pengelolaan sekolah dengan manajemen barokah, artinya ada keseimbangan antara
memenuhi aturan yang berlaku dengan aturan Allah SWT.
4. Mulai dari diri kita, tidak perlu terlalu banyak menuntut perubahan dari orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi dan Prasetyo. 2005. SGM Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia.

http://kamusbahasaindonesia.org/cerdas/mirip#ixzz1vI96DeOv

Mantja, Willem. 2007. Profesionalisme Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan dan


Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas
Manajemen Sekolah, Pendidikan Indonesia, Penelitian Pendidikan, Renungan di Juli 21,
2008 pada 11:03 am

MS, Djohar. 2006. Guru, Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta. Grafika Indah

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.


Diperbanyak oleh PT Sekala Jalmakarya

Wayan Koster 2001, Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak
Efektif,

Anda mungkin juga menyukai