Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN JAWI WETAN PULONGDUWO

TUMPANG

PAPER

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Sejarah Perkembangan Agama agama di Indonesia

Yang dibina oleh Bapak Drs.Blasius Suprapta,M.Hum

Oleh

Yohanes Iwano Jehaut Masang

170731637501

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN SEJARAH
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang pluralistik,karena keanekaragaman suku,ras,dan


agama.Hal ini dapat terjadi karena selain budaya asli indonesia sendiri,budaya indonesia juga
mendapat pengaruh dari budaya asing yang datang ke indonesia yang telah terjalin sejak
dahulu,sehingga membuat negara indonesia kaya akan budaya yang beragam.Setiap orang-
orang asing dari negara lain yang masuk di indonesia,selain berdagang mereka juga
menyebarkan kebudayaan,termasuk didalamnya tentang agama.Agama tersebut antaranya
Katolik,Kristen,Hindu,Budha,Islam,dan Kong Hu Cu.Agama-agama tersebut tersebar luas
dikalangan masyarakat,akan tetapi tidak semata-mata langsung diterima masyarakat,tetapi
terlebih dahulu melalui proses alkulturasi budaya sehingga sesuai dengan kebudayaan
indonesia.Termasuk agama Kristen yang juga mengalami penyesuaian dengan kebudayaan di
indonesia.Agama kristen masuk pertama kali di indonesia dibawah oleh bangsa
Eropa,maksud kedatangan bangsa eropa yaitu untuk memperoleh rempah-rempah,mereka
juga bermaksud untuk meyebar agama.

Masuknya agama kristen di indonesia terjadi pada abad ke-7,hal itu dibuktikan dengan di
dirikannya gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yaitu,pancur dan barus
disumatera (645 SM).Wilayah-wilayah tradisional kristen di indonesia terkosentrasi Tanah
Batak,Nias,Mentawi,Kalimantan,Minahasa,Sulawesi Tengah,NTT,Papua dan Maluku serta
mulai tersebar diseluruh wilayah indonesia,seperti Jawa.Gereja jawi wetan jemaat
pulongduwo merupakan jemaat kristen yang pada saat ini mempunyai banyak pengikut dan
masih eksis melakukan kegiatan peribadatan,meskipun mayoritas masyarakat Tumpang yakni
beragama islam.Hal ini masih menunjukan adanya toleransi antar umat beragama di
indonesia.

B.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengedukasi penulis dan pembaca khususnya
tentang sejarah gereja kristen di daerah Tumpang,serta untuk semua masyarakat agar dari
membaca paper ini bisa terjalin kerukunan dan hubungan toleransi yang lebih erat antar umat
beragama.Masyarakat juga diharapkan juga bisa mengerti bahwa perbedaan bukan alasan kita
untuk bermusuhan tetapi perbedaan adalah alat pemersatu yang paling utama.
BAB II

PAPARAN DATA

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, dapat diketahui dan
diperoleh informasi tentang Gereja Kristen Jawi Wetan jemaat Pulongduwo. Diantaranya
tentang proses awal berdiri dan tenaga-tenaga yang pernah menjadi anggota majelis gereja
kristen pulongduwo,dan jadwal perayaan ibadat,serta sejarah-sejarah lain tentang gereja
pulongduwo yang dijelaskan langsung oleh Bapak Pendeta.

BAB III

PEMBAHASAN

A.Sejarah berdirinya gereja kristen jemaat pulongduwo

Pada tahun 1926 ada seorang kristen yang bernama Pak Surosewoyo yang bekerja
sebagai mandor tebu,beliau sebernarnya adalah seorang kristen yang pasif dikarenakan ia
sering berpindah-pindah.Namun setelah beliau menikah dengan Mbok Warsinah yang juga
seorang kristen,ia kemudian merasa terpanggil oleh Tuhan untuk menyebarkan kabar
injil,dari berkat ketekunannya ia mendapat banyak berkat sehingga bertambah banyaklah
orang yang ingin mendengarkan kabar injil,suatu ajaran yang menarik.Setelah berjalan begitu
lama pak surosewoyo memberitahukan hal itu kepada Pasamuwan malang selaku organisasi
tertinggi kristen yang terdapat di daerah malang,pasamuwan malang merasa gembira dengan
perkembangan itu sehingga kemudian mereka mengutus seorang Pendeta Belanda bernama
Pendeta Balyon untuk memberikan katekisasi sampai pembaptisan.Pada tanggal 20 mei dan
25 desember 1928 banyak orang yang telah dibaptis untuk menjadi seorang kristen.Namun
peristiwa menyedihkan menimpa pak surosewoyo,ditengah-tengah ia sedang memberikan
kabar injil,beliau ditangkap oleh pemerintah belanda ia diduga menjadi pelopor pendirian
Serikat Rakyat ,organisasi berhaluan Komunis yang dibenci dan ditakuti
belanda.Penangkapan terjadi pada tahun 1927 dan menjadi tahanan berbulan-bulan akibatnya
kebaktian dan katekisasi menjadi tersendat-sendat.Pada tanggal 11 November 1930 pak
surosewoyo meninggal dan dimakamkan dikuburan pulongduwo.
Setelah pak surosewoyo meninggal beliau digantikan oleh Pak Saroja
al.Martowijoyo,yakni selaku pemimpin yang mengantikan pak surosewoya,beliau kemudian
mendirikan gereja pulongduwo yang terlaksana pada tahun 1932-1933.Selesai pembangunan
gereja pulongduwo tersebut pak sarjo pindah kesurabaya.seiring berjalannya waktu gereja
pulongduwo mengalami kemajuan pesat akan tetapi pada tahun 1942 banyak para pendeta
belanda dan indonesia ditangkap oleh pemerintah Jepang yang menganggap para pendeta
sebagai antek belanda.Gereja pulongduwo mengalami keterlantaran yang terjadi sangat lama
hingga tahun 1954 karena para pendeta dari malang tak pernah datang.Pada tahun 1954 untuk
pertama kali gereja pulongduwo diberi pendeta vikaris bernama bapak soetedjo
waringin,sayangnya hanya jangka waktu 9 bulan beliau bisa memimpin kemudian
dipindahkan ke probolinggo.Akibatnya pulongduwo kembali komplang selama kurang lebih
4 tahun,yaitu dari tahun 1955-1959.Pada tahun 1959 pulongduwo mulai berjalan kembali
hingga tahun 1963 dan dipimpin oleh pak pendeta Moertodjo,pada saat itu pulongduwo
masih dalam keadaan merana karena faktor ekonomi yang sangat parah pengunjung gereja
tiap hari minggu antara 20-30 orang,sudah tentu persembahannya sedikit.Hingga pada tahun
1992,pulongduwo dipimpin oleh pendeta Agus Kurnianto S.Th dari kediri,pada saat ini gereja
mulai bangkit kembali dan mulailah rencana pemugaran dan perbaikan gereja.jemaat betul-
betul dipenuhi dengan semangat juang untuk memugar,membangun dan memperbaiki gedung
gereja yang sudah sejak lama tak terawat lagi,serta pada saat itu banyak pihak yang
menyumbangkan dana dan banyak tenaga kerja yang bekerja secara sukarela.Tetapi pada saat
jemaat mulai bersemangat jemaat dikejutkan dengan berita bahwa Pdt.Agus dipindahkan ke
Malang Selatan.Setelah Pdt.Agus dipindahkan ia digantikan oleh Pdt.Drs.Digdo Tjahjanto
dan kemudian memupuk kembali semangat para jemaat untuk kembali melakukan perbaikan
gereja yang telah hampir selesai,sejak tanggal 5 November 1995 pendeta digdo sekeluarga
sudah berdomisili di pulongduwo dan sejak saat itu jemaat mulai tergerak untuk ikut ambil
bagian dalam kegiatan.Pada tahun 2002 pendeta digdo kembali dipindahkan ke gereja jemaat
wiyung-surabaya.
Data gereja pulongduwo(data yang diberikan oleh pendeta saat penulis melakukan
penelitian):

Tenaga-Tenaga yang Pernah Jadi

Anggota Majelis

GKJW Pulungdowo

Th. 1928-1940 : Pak Soerosewojo; P. Randim; P. Doer; P. Soemarto; P. Katoen;

Th. 1940-1950 : P. Soeparto; P. Roestam; P. Rakim; P. Sastro; P. Soemarto; Bu


Soestipah; Bu Sri Soenari; Bu Sih Bingah

Th. 1950-1960 : P. Soeparto; P. Bowo Simson; P. Akaskijo; P. Soerijono; Pak Rakim;


Bu Soestipah

Th. 1960-1970 : P. Soerijono; P. Bowo Simson; P. Malaki; P. Soepandri; Pak


Soeparman; P. Masdik; P. Rakim; P. Roestam

Th. 1970-1980 : P. Soepandri; P. Soeparman; P. Wartoadi; P. Satiman; Pak Kasiran;


P. Wakit; P. Dakelan; P. Mari; P. Kardis; Pak Ngudioroso; P. Sosro;
P. Slamet Paulus; Bu Akaskijo; Bu Malaki; Bu Muntinah; P. Lewi

Th. 1980-1990 : P. Soeparman; P. Butar Butar; P. Wartoadi; P. Kasiran; Pak Resiadji;


P. Satiman; P. Sosro; P. Riyono; P. Hardjo; P. Mari; Pak Soeharto; P.
Ngudioroso; dll

Th. 1990-1999 : P. Butar Butar; P. Soeharto; P. Jos Soedijono; P. Adiwinarno; Pak


Nurhadi; P. Amanadi; P. Bakat; P. Mariadi; P. Waki; P. Hari Ismiadi;
P. Hari Subagiyo; Bu Adi Buwono; Bu Soeparman; Bu Parmin; Bu
Amanadi; Bu Soeharto; P. Ngudioroso; Bu Sukiran; P. Hardjo; P.
Riyono; dll

Th. 1999-2006 : P. Wartoadi; P. Jos Soedijono; P. Lukas Widiarsaya; P. Hari Ismiadi;


P. Ngudioroso; P. Riyono; Bu Soekiran; P. Edy Purwanto; Bu Sri
Mintayu (Adi Buwono); P. Djaman; P. Sartono; P. Waki; Bu
Soeparman; P. Butar Butar; P. Mariadi; Pak Soekarman; Bu
Suharliningsih Nurhadi; Bu Rubiati Amanadi; Bu Parmin; Bu
Ngatemi Firatno; P. Nurhadi; Bu Sulistyo Heru; P. Pramudji; Bu
Sriwulan Jefri; P. Harjo Sungkowo; Bu Susilowati Adiwinarno
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Gereja jawi wetan jemaat pulongduwo lahir pada tahun 1928 yang dimulai dengan
dibaptisnya segelintir masyarakat yang ingin mendengarkan kabar injil sebagai seorang
kristen.Tokoh pertama yang mempelopori berdirnya gereja pulongduwo yaitu pak
surosewoyo yang pada saat itu bekerja sebagai mandor tebu dan ia harus berpindah-pindah
karena faktor pekerjaannya,akhirnya ia mersa terpanggil oleh Tuhan untuk menyebarkan
kabar injil dan dengan ketekunan bapak surosewoyo bertambah banyak masyarakat yang ikut
mendengarkan kabar injil,setelah berjalan beberapa lama pak surosewoyo memberitahukan
hal itu kepada Pasamuwan Malang.Merasa gembira dengan hal itu Pasamuwan Malang
mengutus seorang pendeta belanda bernama Baylon untuk memberikan katekesi.

Pada tahun 1932-1933 gereja pulongduwon resmi dibangun dan kemudia berkembang
begitu maju serta semakin banyak masyarak yang ikut mendengar kabar injil,akan tetapi pada
saat masa penjajahan jepang para pendeta belanda serta pendeta indonesia ditangkap karena
dianngap antek belanda.Setelah peristiwa tersebut gereja pulongduwo mengalami kesendatan
dan dengan berjalannya waktu gereja pulongduwo semakin prihatin,begitu banyak pendeta
pendeta yang memimpim gereja pulongduwo setelah peristiwa tersebut tetapi mereka tidak
bisa mengelolah dengan baik serta faktor perpindahanlah yang membuat gereja pulongduwo
semakin merana.Hingga pada tahun 1992-1995 pada saat pendeta Agus memimpin mulailah
jemaat tergerak kembali untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan kegerejaan dengan
direncanakannya perbaikan gedung gereja,jemaat betul-betul dipenuhi rasa semangat
dibuktikan dengan begitu banyak tenaga kerja yang bekerja secara sukarela serta begitu
banyak sumbangan-sumbangan yang diberikan warga untuk memperbaiki gedung gereja.

Sebuah perjuangan yang sangat luar bisa yang ditunjukan jemaat gereja
pulongduwo,sejak pertama kali didirikan jemaat sangat aktif dalam kegiatan kegerejaan
meskipun begitu banyak peristiwa menyedihkan yang terjadi tetapi gereja pulongduwo dapat
bangkit kembali dengan semangat kegerejaan yang mereka tunjukan.
DAFTAR PUSAKA

Hasil Wawancara Narasumber

Data Berupa Arsip dan Jadwal Perayaan Ibadat Gereja

End,V. Den 1989 : Sejarah gereja di Indonesia 1 :1860-sekarang.Jakarta : Gunung Mulia.

LAMPIRAN

Suasana didalam gedung bersama narasumber

Suasana diluar gedung bersama narasumber

Anda mungkin juga menyukai