PAI / Semester VI
BAB II
PEMBAHASAN
1
Moh. Rosyid, UpayaKomunitasSamin Di Kudus Jawa Tengah
DalamMempertahankanJatiDiri Di Tengah ProblematikaKehidupannya, Jurnal Masyarakat
IndonesiaVol. 42 No.2Desember 2016, 174.
b. Larangan menuduh, mencuri, mengambil barang yang masih
menyatu dengan alamnya, mengambil barang yang ditemukan
dijalan.
A. Peribadatan
1. Sholat
Orang samin melakukan peribadatan doa atau sholat sebanyak tiga
kali dalam sehari, yaitu pagi hari, sore hari, dan tengah malam. Sholat
dilakukan di tempat-tempat husus. Pada hakikatnya orang samin
melakukan sholat dengan bersemedi dengan mengingat dan mempercayahi
bahwa adanya manusia karna adanya tuhan, memenuhi segala kebutuhan
manusia, serta keberadaan manusia sebagai anak cucu dari Adam.
2. Puasa
Puasa merupakan aktifitas menahan lapar dan dahaga sebagai wujud
memahami orang lain yang kurang dalam hal materi. Ada beberapa puasa
pada kepercayaan samin, yaitu puasa suro, Puasa hari kelahiran dan puasa
pati geni. Puasa suro dilakukan setiap tanggal satu suro, dengan menahan
lapar dan haus selama 24 jam penuh. Puasa kelahiran bertujuan untuk
mengenang hari kelahiran dan meminta doa keselamatan menuju
kehidupan berikutnya. Sedangkan puasa pati geni yaitu melakukan puasa
dengan berdiam diri di suatu tempat dan titak boleh melihat sinar mata
hari.
2
MohRosyid, Perkawinan Samin Dan Dampaknya Pada Status Hukum Anak Dan
Perempuan, Kafa’ah Journal, Vol. 8 No. 1 2018, 117
33
MohRosyid, Perkawinan Samin Dan Dampaknya Pada Status Hukum Anak Dan
Perempuan, Kafa’ah Journal, Vol. 8 No. 1 2018, 118
“dumateng sedulur kulo sedoyo, poro mbah, poro bapak, ibu,
kadang kulo seng pernah nem, jaler miwah estri sing wonten
mondoane kulo mriki. Kulo niki gadah kondo mangke do ndiko
sekseni. Kulo duwe turun wong jeneng wedok pengaran...
(menyebutkan nama), empun dijawab wong jeneng lanang
pengaran ... (menyebut nama), kulo empon ngelegaake, yen
miturut kandane wong jeneng lanang pengaran ... turune
tatanane wong sikep rabi pun dilakoni.” Selanjutnya dijawab
forum: inggih. Kemudian dilanjutkan “Niku kondo kulo do
ndiko sekseni piyambak”.
Setelah ayah calon mempelai putri selesai berbicara, kemudian
calon mempelai putra menjawab dengan:
“kulo duwe kondo ndiko sekseni. Kulo ajeng ngandaake
syahadat kulo, kulo wong jeneng lanang pengaran ..., toto-toto
noto wong jeneng wedok pengaran ...(menyebut nama), kulo
sampun kukuh jawab demen janji, janji sepisan kanggo
selawase, inggih niku kondo kulo ndiko sekseni.” Kemudian
dijawab forum: yo le...”
5. Tingkep
Tingkep yaitu selamatan saat ibu hamil sudah mencapai 7 bulan
usia kehamilan. Acara ini disebut juga dengan brokohan. Dalam acaa
ini diisi dengan petuah yang punya hajat atau diwakilkan
botoh(Sesepuh Samin), petuah tersebut berbunyi:
“poro sederek, kondo kulo ndiko sekseni. Kulo gadah niyat
tiyang sekalian, karep brokohan, kawitan hinggo wekasan,
brokohi sageto sae, ngajeng ngantos wingkeng dateng turun
kulo asale ngandut turune sampon pitung sasi. Anake kulo
brokohi sageto sae ngantos ngajeng lan wingking. Tiyang
sekalian gadah niat brokohi kersane bantu sageto waras
ngajeng ngantos wingkeng. Danyange kulo brokohi kersane
sae, ngajenge ngantos wingkinge kulo brokohi rinten kalayan
ndalu kersane bantu karepe tiyang sekaliyan.”
3. Pendidikan Dalam Masyarakat Samin
Dalam hal pendidikan, para orangtua mayarakat Samin mendidik anak mereka
sendiri di pondokan (rumah). Hal-hal yang diajarkan meliputi tata krama, do’a-
do’a, dan ajaran-ajaran agama adam. Namun, seiring berkembangnya zaman ada
beberapa orangtua yang menyekolahkan anakanya di sekolah formal. Mereka
berharap keturunan mereka mempunyai kehidupan yang lebih baik, walaupun
para orangtua sebenarnya tetap menginginkan agar anaknya menjadi petani.
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran
Transkrip wawancara
Nama Narasumber
Umur
Alamat
Hari tanggal
Lokasi wawancara
Dokumentasi Foto