Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Islam di desa Tanah

Merah dusun C.

Assalamualaikum Wr, Wb.

PENDAHULUAN

Agama Islam mulai masuk ke Nusantara pada abad ke-7 Masehi dengan mengganti
agama-agama sebelumnya yang telah dipeluk oleh masyarakat setempat. Agama Islam
tersebar di Indonesia pertama kali terjadi di Pulau Sumatera, hal ini terjadi terutama
disebabkan oleh letak geografis dan dalam alur pelayaran serta adanya pelabuhan yang
menjadi persinggahan para pedagang atau hanya untuk menunggu waktu datangnya angin
untuk balik.

Masuknya Islam ke Nusantara sendiri, terjadi melalui dua proses. Pertama, penduduk
pribumi mengalami kontak dengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Kedua,
orang-orang asing Asia (Arab, India, Cina, dan lain-lain) yang telah memeluk agama Islam
tinggal secara tetap di suatu wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk asli, dan mengikuti
gaya hidup lokal sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa, melayu,
atau suku lainnya. ada tiga metode penyebaran Islam. Pertama, pedagang muslim yang
datang dari India atau Arab yang sengaja bertujuan mengislamkan orang-orang kafir. Kedua,
meningkatkan pengetahuan mereka yang telah beriman. Ketiga, dengan kekuasaan atau
memaklumkan perang terhadap negara-negara penyembah berhala. Jadi Islam disebarkan
dengan cara perdagangan, pendakwah sufi dan politik.

Bagian 1.
(Awal mula masuknya Islam ke desa Tanah Merah)

Karena awal mula masuknya agama Islam ke Indonesia di mulai dari pulau Sumatra yaitu
kota Baros atau Barus yang berada di Sumatra Utara. Maka dari itu agama Islam dengan
cepat menyebar di berbagai daerah di Sumatera Utara termasuk ke desa desa pedalaman
khususnya desa Tanah Merah. Persebaran Islam disini terjadi karena ajaran ajaran agama
Islam yang sudah turun temurun sejak abad ke-7 Masehi.

Karena pengaruh kerajaan Islam di Sumatra Utara terutama kesultanan Deli, membuat
banyak penganut agama Islam yang tersebar di berbagai daerah termasuk ke desa tanah
merah. Pada jaman 1900-an para Tengku kesultanan Deli menyebar ke daerah Sumatra
Utara. Salah satu Tengku tersebut datang kedesa ini untuk menyebarkan lebih dalam
tentang ilmu agama Islam. Walaupun sejak abad ke-7 ada penduduk desa yang sudah
memeluk agama Islam, tapi pengaruh terbesar di akibatkan oleh adanya kerajaan Islam di
Sumatra Utara.
Bagian 2
(Perkembangan Islam pada masa kini di desa Tanah Merah dusun C)

Desa Tanah merah tersendiri adalah desa yang berada di kecamatan Perbaungan,
kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Desa Tanah merah ini memiliki 3
dusun, Yaitu Dusun A, Dusun B, dan dusun C. Nah disini kami akan menjelaskan tentang
perkembangan Islam di desa yaitu desa tanah merah dusun C.

Tanah merah dusun C memiliki mayoritas penduduk Islam, yang saya ketahui tidak ada
agama lain disini selain agama Islam sejak 2018. Sebelum tahun 2018 di desa ini ada 1
keluarga pendatang yang menganut agama Kristen, mereka datang ke dusun ini sejak 2014
Sampai 2018. Pada saat itu tak ada kericuhan atau keributan karena perbedaan agama,
keluarga itu juga sangat ramah dan baik. Warga desa pun tak segan untuk membantu
keluarga itu, begitu juga sebaliknya. Tapi di karenakan di desa ini tidak ada gereja, keluarga
itu mungkin merasa kesulitan saat beribadah karena harus menempuh jarak yang cukup
jauh melewati beberapa desa lagi hingga sampai di gereja di desa lain. Hingga saat 2018
keluarga itu pulang kembali ke kampung halamannya yang berada di Jakarta. Dari yang
saya tau, mereka tinggal didesa ini untuk mengecek atau melihat sawah dan ternak mereka.

Desa tanah merah dsn C yang mayoritas penduduknya Islam sangat sering mengadakan
wirit'an dan pengajian. Tak jarang juga mereka mengundang beberapa ahli agama ke masjid
untuk mengkaji ilmu agama islam. Tapi sayang nya semua itu kebanyakan di lakukan oleh
para orang tua. Anak muda di desa ini jarang sekali aktif dalam hal ini. Menurut pengamatan
kami, para remaja jarang ada yang sholat di masjid, mereka lebih memilih sholat di rumah.
Kurang aktif nya organisasi Remaja masjid di desa ini membuat para anak muda semakin
jauh dari sosialisasi agama. Padahal dulu sekitar tahun dua ribu belasan, organisasi Remaja
Mesjid sangat aktif dan membara. Mereka sering mengadakan event seperti hafalan Qur'an,
hafalan surah, menyanyikan lagu Islam, sholawat, dll. Tapi ntah mengapa saat ini semangat
para remaja menurun secara drastis. Kebanyakan anak remaja saat ini terfokus pada
dunianya sendiri. Hal yang sangat saya inginkan adalah mengembalikan semangat para
Remaja masjid seperti dulu, tapi pada masa sekarang saat para remaja masjid akan
mengadakan pertemuan banyak sekali alasan yang datang, seperti sedang pergi, lagi sibuk,
gak ada kendaraan, lagi nggak di rumah, dan banyak alasan lain. Itu membuat para remaja
yang ingin menghidupkan kembali organisasi ini merasa jengah.

Para anak-anak kecil didesa ini justru sangat aktif, sering sekali kami melihat anak-anak
kecil pergi mengaji ke rumah guru ngaji di desa ini pada saat sore hari dan malam hari.
Bahkan tak jarang saya melihat beberapa anak yang rumahnya cukup jauh dari rumah sang
guru pergi hanya jalan kaki. Sungguh ketangguhan yang luar biasa demi menuntut ilmu
agama. Seharusnya anak remaja bisa mencontoh semangat para anak-anak itu. Mungkin di
masa depan para anak-anak itu akan tumbuh menjadi pembangun semangat untuk
memeriahkan syariat Islam di desaku seperti dulu lagi.
Bagian 3
(Penutup)

Cukup sekian dari hasil pengamatan perkembangan Islam di desa Tanah Merah dsn C yang
dapat kami amati, saya tidak tahu bagaimana situasi di dusun lain karena kurangnya
informasi. Mohon maaf jika ada kesalahan kata atau informasi karena makalah ini dibuat
setelah bertanya kepada tetua didesa ini dan beberapa pendapat dari pengamatan kami.

Terima kasih atas perhatiannya anda sekalian.

Wassalamu'alaikum Wr, Wb.

Anda mungkin juga menyukai