Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SEJARAH

Faktor Faktor yang Mempercepat Islamisasi di Indonesia

DISUSUN OLEH

Mayda Dwi Hapsari


X MIPA 6/21

SMA NEGERI 4 SEMARANG


Faktor Yang Mempercepat Islamisasi di Indonesia

1. Tidak ada sistem kasta dalam masyarakat muslim


Sebelum Islam masuk di Nusantara, kehidupan masyarakat masih memakai
konsep Hindu-Buddha, seperti sistem kasta. Di dalam Hindu terbagi menjadi 4
golongan atau kasta, yaitu
 kasta Brahmana
Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi. Kaum Brahmana bertugas
menjalankan upacara- upacara keagamaan.
 kasta Ksatria
Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan.
Golongan kasta ksatria seperti raja, bangsawan, dan prajurit masuk dalam
kelompok tersebut.
 kasta Waisya
Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat biaya, yaitu petani dan
pedagang.
 kasta Sudra
Kasta Sudra adalah kasta dari golongan hamba sahaya dan para budak.
Di luar kasta tersebut masih ada golongan yang tidak termasuk dalam
kasta, yaitu golongan Paria yang tidak diterima dalam kasta masyarakat Hindu.
Lalu masuknya Islam ke Nusantara memberi pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat pada masa itu, salah satunya dengan tidak diterapkannya kasta.
Dalam Islam menunjukkan semua orang memiliki derajat yang sama, tidak ada
pemisahan seperti dalam sistem kasta. Karena hal inilah banyak masyarakat
yang kemudian memeluk agama Islam. Bahkan mereka menganggap bahwa
Islam telah membebaskan mereka dari sistem kasta.
Kesimpulan
Jadi, tidak adanya kasta dalam masyarakat Islam menarik perhatian rakyat
terutama rakyat yang merasakan ketidakadilan terhadap sistem kasta, hal ini
menjadi pemicu banyaknya rakyat yang memutuskan untuk menjadi muslim
sehingga islam pun semakin berkembang di Indonesia.

2. Penyebaran agama Islam dilakukan secara damai


Penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah
di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak
masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena
hasil bumi yang dijual di sana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah
lintasan penting antara Cina dan India.
Karena hasil bumi yang melimpah, banyak pedagang yang datang ke
Indonesia bersamaan dengan itu datanglah pedagang dari Timur Tengah.
Mereka tidak hanya membeli dan berdagang namun ada juga yang
menyebarkan agama Islam.
Di kawasan lain seperti afrika dan eropa, dakwah Islam dilakukan melalui
kekuasaan. Dakwah disebarkan bersamaan dengan penaklukan wilayah.
Sedangkan di Nusantara, Islam disebarkan melalui pendekatan perkawinan
yang terbukti dapat mengamankan posisi Islam dengan terjalin kekerabatan
antara bangsawan setempat maka posisi Islam tidak akan diganggu. Selain itu
di kalangan rakyat biasa Islam tidak disebarkan dengan cara yang arogan dan
keras melainkan disebarkan lewat kebudayaan dan tradisi masyarakat yang
telah ada sejak berabad abad.
Proses penyebaran Islam yang telah dilakukan oleh para leluhur seperti
Wali Songo dan ulama-ulama terdahulu dilakukan dengan cara yang damai
atau penuh dengan kelembutan dan kesantunan. Penyebaran Islam dengan
akhlak yang mulia ini tentunya membuat hati masyarakat luas tergerak untuk
memeluk Islam.
Kesimpulan
Jadi, dengan melalui perdagangan, perkawinan, kesenian, Islam dapat
disebarkan di Indonesia. Cara inilah yang disebut dengan cara damai, tanpa
kekerasan dan juga tanpa unsur politik.

Melalui perdagangan, Islam disebarkan secara damai.

3. Syarat masuk agama Islam mudah, hanya mengucapkan dua kalimat


syahadat
Islam yang damai, toleran, memandang semua orang dengan derajat yang
sama, membuat masyarakat Nusantara terpincut untuk menjadi muslim dan
dengan syarat untuk menjadi seorang muslim yang tergolong mudah tanpa
memerlukan ritual tertentu dan juga biaya yang besar melainkan hanya dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat dan meyakininya dari hati, semakin
menambah antusiasme masyarakat untuk menjadi seorang muslim. Adapun dua
kalimat syahadat seperti berikut ini "Asyhadu allaa ilaaha ilallaah, wa asyhadu
anna Muhammadar Rasuulullah".
Kesimpulan
Syarat yang mudah untuk menjadi muslim semakin membuat yakin rakyat
yang berkeinginan untuk masuk Islam dan hal ini menjadikan Islam semakin
mudah berkembang di Indonesia.
Proses menjadi seorang muslim

4. Upacara upacara dalam Islam sangat sederhana


Berbeda dengan agama lain yang membutuhkan biaya yang tentunya tidak
murah untuk melaksanakan upacara upacara keagamaannya, agama Islam
memiliki ibadah yang sederhana bahkan tidak memerlukan biaya.
Setiap agama tentunya memiliki cara beribadah masing masing. Sedangkan
dalam pelaksanaan ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua yakni yang Wajib
dan Sunnah. Untuk ibadah wajib sendiri seperti sholat 5 waktu, puasa di bulan
ramadhan, zakat dan haji bagi yang mampu saja. Untuk ibadah sunnah
berpahala jika dikerjakan dan bila ditinggalkan tidak berdosa. Kemudahan
inilah yang membuat Islam lebih mudah diterima dan sehingga lebih cepat
berkembang di Indonesia.
Kesimpulan
Aturan dalam Islam yang sangat memudahkan bagi penganutnya untuk
menjalankan ibadah menyebabkan Islam cepat diterima oleh masyarakat
Nusantara.

Salah satu ibadah dalam Islam yaitu sholat

5. Hubungan baik antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang


muslim selama berabad-abad

Masyarakat Nusantara banyak yang memiliki hubungan baik dengan para


pedagang muslim yang berdagang di Nusantara menjadi tonggak sejarah
masuknya Islam. Dengan karakteristik para pedagang muslim yang damai,
ramah, toleran, dan tidak adanya unsur politik menjadikan sikap masyarakat
Nusantara lebih mudah untuk terbuka dengan budaya Islam yang dibawa oleh
para pedagang sehingga banyak terjadi perkawinan antara para pedagang
muslim dengan penduduk setempat.
Seperti yang sudah kita ketahui, Islam masuk ke Nusantara pada awal abad
ke-7 M. Hal ini sesuai dengan berita dari dinasti Tang yang menyebutkan
adanya hunian wirausahawan Arab muslim di pantai barat Sumatra pada abad
ke-7 M. Meskipun masih terbatas di Sumatra, tetapi ini sudah cukup
membuktikan bahwa di abad ke-7 M agama Islam sudah masuk ke Nusantara.
Agama Islam yang disebarkan oleh para pedagang muslim arab ini mendapat
sambutan baik dari masyarakat Nusantara.

Agama Islam disebarkan dari pasar ke pasar, bukan dari istana ke istana
seperti agama lain. Jadi bukan masyarakat menjadi muslim karena rajanya
muslim, tetapi sebaliknya, seorang raja menjadi muslim setelah melihat fakta
bahwa mayoritas masyarakatnya adalah muslim. Inilah yang terjadi di berbagai
wilayah termasuk Nusantara.

Bagi para pedagang muslim, pasar bukan saja tempat untuk mencari uang,
tetapi juga sebagai tempat pertukaran bahasa, ekonomi, politik, ideologi, sosial,
budaya, dan juga sebagai medan dakwah. Dari dakwah di pasar inilah
selanjutnya dibangun masjid, yang nantinya berlanjut menjadi sebuah
pesantren sebagai tempat pendidikan bagi umat muslim

Kesimpulan

Hubungan yang baik antara pedagang dengan masyarakat setempat


semakin memudahkan para pedagang tersebut untuk menyebarkan agama Islam
di Nusantara.

Para pedagang berbaur dengan masyarakat setempat.

6. Penggunaan Kesenian Dalam Menyebarkan Agama Islam


Islam yang masuk ke Nusantara dengan damai sehingga terjadi penerimaan dua
kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya
khazanah budaya sehingga tidak mengakibatkan hilangnya unsur unsur asli
kebudayaan, adat istiadat, dan tradisi asli masyarakat. Terlebih penyebaran
dilakukan secara damai sehingga menghasilkan akulturasi dan asimilasi yang
masih tersisa dan dipertahankan oleh sebagian orang.
Ketika agama Islam masuk ke wilayah Indonesia, kebudayaan Hindu masih
berakar sangat kuat, khususnya di Pulau Jawa. Para penyebar agama Islam
tidak mengubah kebudayaan tersebut, namun menggunakan kebudayaan yang
telah ada sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam. Penyebaran Islam
melalui seni ini juga tidak lepas dari Wali Songo.

Unsur-unsur permainan dan kesenian yang dibawakan Wali Songo


memang sederhana. Namun, memiliki nilai dan arti yang sarat dengan pesan
moral dan etika syar'i yang memiliki multidimensi, baik spiritual maupun
sosial. Kesenian, semisal wayang, gamelan, suluk, dan jelungan, misalnya,
pada akhirnya menjadi faktor penyebaran kebudayaan yang diterima dengan
cepat oleh masyarakat setempat.

Kesimpulan

Menyebarkan agama Islam melalui kesenian yang digemari oleh


masyarakat Nusantara semakin membuat masyarakat tertarik dengan Islam
sehingga membuat Islam berkembang pesat di Nusantara terutama di tanah
Jawa.

Penggunaan wayang kulit dalam dakwah Islam

7. Jatuhnya kerajaan Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan


Islam berkembang pesat
Kerajaan Majapahit yang termasuk dalam kerajaan Hindu Buddha terbesar di
daerah Nusantara memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap keyakinan
masyarakat pada masa itu. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada abad ke 15
membuat Islam semakin mudah untuk berkembang.
Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit kemudian lahirlah kerajaan baru
yakni kesultanan Demak Bintaro. Dengan berdirinya kesultanan ini tentunya
berpengaruh sangat besar terhadap penyebaran Islam. Politik tidaklah selalu
berdampak negatif, akan tetapi bisa menjadi cara untuk memudahkan
penyebaran Islam di Nusantara.
Hal ini dapat kita lihat saat peran Wali Songo yang masuk dalam lingkaran
pemerintahan Majapahit. Dengan hal tersebut, lambat laun Islam mulai diakui
eksistensinya bersama dengan ajaran Hindu-Buddha. Dengan peran dari Wali
Songo itu juga lah, kesultanan Demak berdiri sebagai cikal bakal dari
meluasnya ajaran Islam di Nusantara.
Kesimpulan
Runtuhnya kerajaan Majapahit mengakibatkan berkurangnya pengaruh
Hindu dan Buddha di Nusantara sehingga penyebaran agama Islam di
Nusantara menjadi lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai