Gambaran CT scan tampak Ground glass opacity dan opasitas berbentuk nodular pada
lobus kiri bawah 1 hari setelah trauma berat. Ini adalah kontusio dengan hematoma
bersamaan.
Gambaran radiologi pada pneumothoraks yang khas adalah : 3,4 hiperlusen dengan corakan
bronkovaskular yang menurun pada sisi paru-paru yang bermasalah. Seringkali juga
disertai dengan adanya pergeseran dari mediastinum kesisi yang sehat (midline shift)
Gambar Rontgen Thorax tampak Pneumothorax kanan besar dengan pergeseran
mediastinal yang parah ke arah kiri dan perpindahan hemidiafragma kanan.
Ini adalah karakteristik untuk tension pneumothorax.
Sumbatan jalan nafas: pembebasan jalan nafas dengan 2 cara tanpa alat/ dengan
bantuan alat.
Fraktur kosta: Immobilisasi, dan pastikan fraktur kosta tidak melukai jaringan
sekitar.
Tension Pneumothorax: harus segera dilakukan penanganan needle thoracocentesis
sebagai upaya drainase dan dilanjutkan dengan mini-WSD sebagai upaya re-
ekspansi paru.
Hematorhorax massif: Pasang chest tube (wsd), bila perdarahan > 200 cc/ jam
(dalam 2-4jam pertama) indikasi dilakukan tindakan torakotomiu untuk
penghentian sumber perdarahan.
Flail chest: pemasangan Chest tube (untuk penanganan komplikasinya seperti
pneumotorak ), pemberian analgetika, perisapan pemasangan intubasi dan ventilasi
mekanik karena sangat berisiko terjadi distress pernafadsan
Tamponade jantung: dilakukan tindakan Perikardiostomi (tusuk dengan jarum
besar/ abocath 14-16 F dengan spuit pada ujung proc. Xipoideus, pasang EKG
Monitoring.
Kontusio paru: seringkali saat awal kejadian Trauma tidak timbul gejala apapun
pada pernafasan oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan ketat.
Pantau tekanan darah dan nadi untuk menilai ada tidaknya tanda-tanda syok yang
dapat terjadi terutama pada kasus hematotorax, tamponade jantung, kontusio paru,
dan fraktur kosta.
Pantau Respiraasi rate dan saturasi oksigen : terutama pada kasus tension
pneumotorak, dan flail chest, dan sumbatan jalan nafas
Rutin periksa jalan nafas pasien dan bersihkan dengan cara disuction untuk
menghindarin terjadinya aspirasi
Lakukan foto rontgen dada ulang untuk mengetahui perkembangan penyakit dan
keberhasilan tatalaksana.
Referensi:
1. Singh M. Basic Airway Management. CMI. 2015;13(2):74-79
2. Rendeki S. Pulmonary Contusion. J Thorac Dis.2019;11(Suppl 2):S141-S151
3. Castantino M. The ABC’s of Thoracic Trauma Imaging. Elsevier. Seminar in
Roentgenology. 2006
4. Malik RH. Penanganan Gawat Darurat Tension Pneumothorax Dengan Needle
Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan Mini-WSD: A Case Report. Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 2020;11(2):113-19
5. Ludwig C. Management of chest trauma. J Thorac Dis 2017;9(Suppl 3):S172-
S177