Anda di halaman 1dari 27

MAKNA PERSATUAN

DAN KESATUAN
BANGSA
Pak Khoirul Mu’alif

“Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu media yang efektif


dalam pembentukan dan pengembangan karakter bangsa sebagai salah satu
identitas bangsa Indonesia yang mana merupakan suatu hal yang sangat
penting dan sangat berpengaruh terhadap jati diri bangsa Indonesia.”
KELOMPOK V
Ine Lusiana

Muhammad
Ahva Mushlich

Niko Andreas
Algeripsa

Regita Indira
Mutiara Bathari

Shinta Dewi
RahmawatI

1|Makna Persatuan & Kesatuan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kita dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini dengan judul “Makna persatuan daan kesatuan bangsa” dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Dalam makalah ini membaahas makna persatuan dan kesatuan
bangsa serta membahas berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan makna
persatuan dan kesatuan bangsa.
kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang yang membacanya. Dengan
segala kerendahan hati, saran – saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna memperoleh peningkatan pembuatan makalah pada tugas lain
dan pada waktu mendatang.

2|Makna Persatuan & Kesatuan


DAFTAR ISI

Cover....................................................................................................................................1

Kata Pengantar....................................................................................................................2

Daftar Isi...............................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................................6

C. Tujuan Penelitian......................................................................................................6

Bab II Pembahasan............................................................................................................8

1. Pengertian Persatuan & Kesatuan Bangsa..............................................................8

2. Makna Pentingnya Persatuan & Kesatuan Bangsa..................................................8

3. Prinsip-prinsip Persatuan & Kesatuan......................................................................9

4. Pengamalan Nilai-nilai Persatuan & Kesatuan.......................................................10

5. Landasan Hukum Persatuan & Kesatuan Bangsa.................................................11

6. “Bhinneka Tunggal Ika” Berbeda-beda tetapi Tetap Satu Jua : Semboyan Bangsa

Indonesia.................................................................................................................13

7. Arti Penting Sumpah Pemuda ‘Sumpah Sakti’ Sebagai Perekat Persatuan &

Kesatuan Bangsa....................................................................................................14

8. Persatuan & Kesatuan Bangsa Serta Moraliras Modal Utama Kemajuan Bangsa

Dan Kokoh Serta Tegaknya  NKRI.........................................................................16

9. Cara Mewujudkan Persatuan & Kesatuan Bangsa................................................18

10. Mengamalkan nilai – nilai Persatuan & Kesatuan serta prinsip – prinsip kesatuan

dan persatuan.........................................................................................................19

11. Memelihara Persatuan & Kesatuan.......................................................................21

Bab III Penutup.................................................................................................................25

Daftar Pustaka...................................................................................................................26

3|Makna Persatuan & Kesatuan


BAB  I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya


etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar
belakang budaya (cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas
mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat. Kolaborasi
positif orang buta dan orang lumpuh dapat meningkatkan produktivitasnya belasan kali
lipat. Dalam konteks membangun masyarakat multikultural, selain berperan
meningkatkan mutu bangsa agar dapat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan
bangsa-bangsa lain, pendidikan juga berperan memberi perekat antara berbagai
perbedaan di antara komunitas kultural atau kelompok masyarakat yang memiliki latar
belakang budaya berbeda-beda agar lebih meningkat komitmennya dalam berbangsa
dan bernegara. Pengalaman bangsa Indonesia dalam membina kebangsaan genap lah
satu abad, sejak tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian dikokohkan melalui Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 serta dilengkapi dengan kewujudan Indonesia sebagai
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Tentunya, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat sekarang ini telah banyak
pengalaman yang diperoleh bangsa ini tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pedoman acuan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara itu adalah nilai-nilai dan norma-norma yang termaktub dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dan disain bagi
terbentuknya kebudayaan nasional. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri lagi dalam
realitasnya yang dihadapi bangsa ini, sebut saja selama lima tahun terakhir telah terjadi
krisis sosial yang tiada henti. Khalayak sering menyebutnya keadaan seperti itu sebagai
krisis multi-dimensial yang disebabkan oleh benteng terakhir masyarakat, yakni
pendidikan nasional cenderung tidak menjalankan fungsi sosial budayanya dalam
memberikan pencerahan. Dalam tataran itu, seolah-olah acuan kehidupan bernegara
(governance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi tidak menentu dan acapkali

4|Makna Persatuan & Kesatuan


menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Yang kadangkalanya lagi,
dari realitas seperti itu, berawal tindakan-tindakan anarkis, pelanggaran-pelanggaran
moral, dan tentunya pula tidak terkecuali pelanggaran hukum serta meningkatnya
kriminalitas.

Dari realitas sosial seperti itu, apakah disain penumbuhan semangat kebangsaan
bagi segenap warga negara Indonesia yang jumlahnya kini semakin besar serta tersebar
di pelbagai kepulauan sebagai tempat bermukim belum terwujud. Atau, sebagai warga
negara lupa atas disain harmoni sosial yang telah dibangun itu. Timbul pertanyaan:
mengapa bangsa ini dicemooh oleh bangsa lain? Mengapa pula ada sejumlah orang
Indonesia yang tanpa canggung dan tanpa merasa risi dengan mudah berkata, “Saya
malu menjadi orang Indonesia” dan bukannya secara heroik menantang dan
mengatakan, “Saya siap untuk mengangkat Indonesia dari keterpurukan ini”? Dan masih
banyak lagi pertanyaan serupa yang dapat diajukan terlebih dari sisi dunia pendidikan
yang bernuansa nasional. Perjalanan panjang selama enam puluh tiga tahun
kemerdekaan Indonesia telah memberikan banyak pengalaman kepada warganegara
tentang kehidupan berbangsa dan bernegara. Nation and character building sebagai cita-
cita membentuk kebudayaan nasional sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung
belum terwujud. Malah akhir-akhir ini semangat yang menjurus pada kesukubangsaan
semakin bertambah besar sepertinya semangat mengutamakan paham suku-bangsa
lebih beradab dan maju ketimbang suku-bangsa yang lainnya cenderung tumbuh.
Padahal semangat kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-
bangsanya di tengah-tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan
paham kebangsaan yang dikembangkan sejak negara ini berdiri. Pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga, melindungi,
mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab, setara
dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang
sudah ditinggalkan. Manifesto kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekad
untuk membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan
mutualisme (kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan kerjasama yang
didasarkan atas kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin
pudar. Padahal makna dari manifesto kultural itu adalah ternanamnya perasaan saling
memiliki dan menghargai sesama warganegara Indonesia, meski dengan latar belakang
etnik dan kebudayaan yang berbeda-beda.

5|Makna Persatuan & Kesatuan


Dari uraian diatas maka penulis berasumsi untuk membuat makalah yang berjudul
“ Persatuan dan Kesatuan Bangsa  “.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Sejarah Peradaban Manusia Di Jawa , Sejarah Penciptaan Manusia Di Jawa ,
Faktor-faktor yang menyebabkan manusia berperilaku beradab / biadab”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan,


maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa


2. Makna dan Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
3. Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
4. Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan
5. Landasan Hukum Persatuan dan Kesatuan Bangsa
6. Bhinneka Tunggal Ika : Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua – Semboyan Negara
Indonesia
7. Arti Penting Sumpah Pemuda ‘Sumpah Sakti’ Sebagai Perekat Persatuan dan
Kesatuan Bangsa
8. Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Serta Moraliras Modal Utama Kemajuan Bangsa
Dan Kokoh Serta Tegaknya NKRI
9. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
10. Bagaimana cara untuk mengamalkan nilai – nilai Persatuan dan Kesatuan serta
prinsip – prinsip apa saja yang harus kita hayati dan kita amalkan dalam Persatuan dan
Kesatuan Bangsa?
11. Sikap yang bagaimana yang harus dikembangkan dalam memelihara semangat /
jiwa Persatuan d an Kesatuan?

C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama .

6|Makna Persatuan & Kesatuan


Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk  Mengetahui Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa


2. Untuk  Mengetahui Makna dan Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa
3. Untuk  Mengetahui Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
4. Untuk Mengetahui Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan
5. Untuk  Mengetahui Landasan Hukum Persatuan dan Kesatuan Bangsa
6. Untuk  Mengetahui Bhinneka Tunggal Ika : Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua
– Semboyan Negara Indonesia
7. Untuk  Mengetahui Arti Penting Sumpah Pemuda ‘Sumpah Sakti’ Sebagai
Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
8. Untuk  Mengetahui Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Serta Moraliras Modal
Utama Kemajuan Bangsa Dan Kokoh Serta Tegaknya NKRI
9. Untuk  Mengetahui Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
10. Untuk mengetahui cara untuk mengamalkan nilai – nilai Persatuan dan
Kesatuan serta prinsip – prinsip apa saja yang harus kita hayati dan kita amalkan
dalam Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
11. Untuk mengetahui sikap yang harus dikembangkan dalam memelihara
semangat / jiwa Persatuan dan Kesatuan.

7|Makna Persatuan & Kesatuan


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Persatuan Dan Kesatuan Bangsa


 Persatuan / Kesatuan:

Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-
belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”

 Indonesia:

Mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis
dan dari segi bangsa.

 Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95°
sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan atau
wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
 Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan
sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu.

Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam
wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

2. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang
dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari
proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang
ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.

Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun
oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka
terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah

8|Makna Persatuan & Kesatuan


kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka
ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa
Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan musyawarah
dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi
makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat
kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya

Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah
sebagai berikut:

 Perasaan senasib.
 Kebangkitan Nasional
 Sumpah Pemuda
 Proklamasi Kemerdekaan

3. Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji
lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu
kita amalkan.

 Prinsip-prinsip itu adalah :


1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika

Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan


bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang
majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.

2. Prinsip Nasionalisme Indonesia

Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa
kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul
daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain,
sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap

9|Makna Persatuan & Kesatuan


seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab.

3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab

Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki
kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.

4. Prinsip Wawasan Nusantara

Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka


kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan
wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan
setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan
nasional.

5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita    Reformasi

Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur

4. Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan

Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan antara lain :

1. Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia. Pepatah


mengatakan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Oleh karena itu yang perlu
kita tegakkan dan lakukan adalah:
2. meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah;
meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan
3.pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
4.memberikan otonomi daerah;
5. memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hokum
6. perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia; dan

10 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
7.memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa
terlindungi.
8.Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
9.Mengembangkan semangat kekeluargaan.Yang perlu kita lakukan setiap hari
usahakan atau “budayakan saling bertegur sapa.”
10. Menghindari penonjolan sara/perbedaan. Karena bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, bahasa, agama serta adat-istiadat kebiasaan yang
berbeda-beda, maka kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat
menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu yang harus kita hindari antara lain:

 Egoisme
 Ekstrimismesukuisme
 Profinsialisme
 Acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan
 Fanatisme yang berlebih-lebihan dan lain sebagainya.

5. Landasan Hukum Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Suatu negara perlu memiliki landasan hukum, sebab dengan landasan yang dimiliki
oleh suatu negara, maka negara akan menjadi lebih kokoh atau kuat dan tidak
terombang-ambing oleh kekuatan luar manapun (dipengaruhi oleh negara lain).
Diibaratkan jika Anda ingin membangun rumah, maka yang utama (dasar) dibangun lebih
dahulu adalah pondasinya. Dengan dasar pondasi yang kuat bangunan dengan bentuk
apapun pasti akan kuat, tidak goyang diterpa badai. Bagaimana Anda mengerti ‘kan?

Landasan hukum persatuan dan kesatuan bangsa antara lain:

A. Landasan Ideal, adalah Pancasila yaitu sila 3 “Persatuan Indonesia.”terdiri dari 7


butir  pengamalan pancasila yaitu :
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

11 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Landasan Konstitusional, adalah UUD 1945 yang terdiri dari:

1. Pembukaan aline IV: … Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat


dengan berdasar kepada … persatuan Indonesia.
2. Dalam pasal-pasal UUD 1945:

 pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara


kesatuan yang berbentuk Republik.”
 pasal 30 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa:
1. tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.

Untuk penjelasan uraian landasan operasional yang tercantum dalam GBHN, mari
renungkan sejenak dan perlu juga Anda pahami bahwa sejarah mencatat beberapa
peristiwa penting yang merupakan ujian bagi bangsa kita dalam memupuk persatuan dan
kesatuan. Peristiwa sejarah itu antara lain:

1. Pada kurun waktu 1945 – 1950 persatuan dan kesatuan bangsa diguncang oleh
peristiwa pemberontakan PKI (1948).
2. Pada kurun waktu 1950 – 1959 persatuan dan kesatuan bangsa agak terganggu
oleh beberapa akibat sampingan dari praktek demokrasi liberal.
3. Di ujung kurun 1959 – 1965 terjadi peristiwa yang merupakan ujian terhadap
persatuan dan kesatuan bangsa yaitu peristiwa meletusnya G30S/PKI.

Dengan melihat beberapa peristiwa pahit tersebut kita dapat mengambil suatu
hikmah yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Dan dewasa ini, bahaya adanya
perpecahan dikatakan dalam GBHN.

12 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
6. Bhinneka Tunggal Ika : Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua –     Semboyan Negara
Indonesia

Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari
buku atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam
Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku,
agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan
yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata
uang, bahasa dan lain-lain yang sama.

Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik
Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila
mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut
dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari
bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi
tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan
umat Buddha.

Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:

 Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,


 Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
 Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
 Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Terjemahan:

 Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.


 Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
 Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
 Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu. Tidak ada kerancuan dalam
kebenaran

13 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa
dengan dukungan penuh seluruh rakyat telah sepakat mencantumkan kalimat “Bhinneka
Tunggal Ika” pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari
falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai sebagai
motto pemersatu wilayah di kawasan Nusantara. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu
sekali, jauh sebelum jaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini
menjadi terdidik dengan tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan
hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat
anak-anak banga di negeri ini. Tetapi memasuki abad 21, di mana anak-anak Bangsa
Indonesia telah menjadi bangsa yang terdidik, bangsa yang banyak sekali punya orang
pintar alias kaum inteletual yang ilmunya bahkan diperoleh dari sekolah-sekolah tinggi di
luar negeri, sebuah kata, yaitu “pluralisme” yang artinya sama dengan keberagaman,
tiba-tiba saja menjadi istilah yang begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang
yakin dengan keintelekannya bila tidak menyebut kata pluralisme setiap kali bicara,
berdiskusi, berpidato dan lain sebagainya.

7. Arti Penting Sumpah Pemuda ‘Sumpah Sakti’ Sebagai Perekat Persatuan dan
Kesatuan Bangsa

Pada tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda.


Sumpah Pemuda mengingatkan terhadap tiga ikrar pemuda: bertumpah darah satu tanah
air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia. Masih saktikah ‘sumpah’ tersebut bagi upaya membangun
bangsa Indonesia di era pemerintah baru hasil pilihan rakyat.

Ikrar Sumpah Pemuda yang digaungkan pemuda pada 28 Oktober 1928 silam,
memiliki makna yang amat signifikan bagi pembangunan kesadaran rakyat Indonesia.
Hal itu merupakan suatu kenyataan historis yang tidak terbantahkan dalam sejarah
bangsa bahwa ikrar itu memang dapat menggelorakan semangat nasionalisme yang
dasyat.  Gelora nasionalisme yang makin membara menyembul menjadi letupan
keberanian patriotik untuk melawan segala bentuk penjajahan kolonialis yang
mengakibatkan rakyat menderita dan sengasara.  “Patut kita akui bila Sumpah Pemuda
merupakan sumpah bagi tegaknya persatuan dan kesatuan Indonesia, dan sumpah itu
juga telah mampu menyatukan rakyat yang tersebar luas dan tercerai-berai akibat politik
adu domba yang dilakukan penjajah Belanda, sehingga tepat jika umpah pemuda
menjadi roh pemersatu bangsa,”.

14 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
Bunyi Sumpah Pemuda:

1. PERTAMA. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang
Satu, Tanah Indonesia.
2. KEDUA. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu,
Bangsa Indonesia.
3. KETIGA. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan,
Bahasa Indonesia.

Pada saat ini lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda sebagai simbol Persatuan
Indonesia yang disingkat menjadi: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia.

Kalau kita melihat Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu Nusa, Satu Bangsa dan
Satu Bahasa, Indonesia. Ada tiga aspek dari Persatuan Indonesia yaitu:

1. Aspek Satu Nusa: yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang
dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama
Hindia Belanda yang pada saat itu dijajah oleh Belanda. Ini untuk pertama kali secara
tegas para pejuang kemerdekaan meng-klaim wikayah yang akan dijadikan wilayah
Indonesia merdeka. Satu tanah air(satu nusa), berarti mereka merasa menikmati
hidup dalam satu wilayah yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang
sama. Mereka sudah tidak memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan
alam yang berlimpah sehingga mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah
milik bersama dan untuk bersama.
2. Aspek Satu Bangsa: yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada
diwilayah yang tadinya bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajah oleh Belanda
memproklamirkan satu nama baru sebagai bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula
dari rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada dari wilayah Sabang
sampai Merauke yang kalau merdeka akan menjadi bangsa baru yang bernama
bangsa Indonesia. Satu Bangsa , berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan
identitasidentitas primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat
pada suatu kelompok yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun
prinsip-prinsip hidup sendiri juga dicoba untuk dihargai dan dihormati karena memiliki
rasa
3. Aspek Satu Bahasa: agar wilayah dan bangsa baru yang terdiri dari berbagai suku
dan bahasa bisa berkomunkasi dengan baik disediakan sarana bahasa Indonesia

15 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
yang ditarik dari bahasa Melayu dengan pembaharuan yang bernuansakan
pergerakan kearah Indonesia yang Merdeka. Untuk pertama kali para pejuang
kemerdekaan memproklamirkan bahasa yang akan dipakai negara Indonesia
merdeka yaitu bahasa Indonesia. Bahasa persatuan(satu bahasa), berarti mereka
sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan mereka. Suatu persatuan
membutuhkan suatu komunikasi yang terusmenerus. Untunglah hal itu sudah
dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia.
Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu
meninggalkan bahasa daerah masing-masing. Peristiwa Sumpah Pemuda
menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar kesadaran
bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan
bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama.
 Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu
1. Sebagai lambang identitas nasional
2. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya
3. Adat istiadat, dan bahasanya;
4. Sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
 Adapun fungsi Bahasa Indonesia sebagai
1. Bahasa negara atau sebagai bahasa resmi negara;
2. Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan alat perhubungan pada
tingkat nasional; alat pengembangan kebudayaan;
3. Pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, dan tehnologi modern.
8. Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Serta Moraliras ModalUtama Kemajuan
Bangsa Dan Kokoh Serta Tegaknya  NKRI

Bencana, konflik, korupsi dan perseteruan terorisme yang sering ditonton sekarang
ini di Media, sebagai rakyat jelata saya hanya melongok dan melongok kondisi bangsa
yang semakin terpuruk dan memprihatinkan. Disamping banyak disaksikannya anak-
anak terlantar dan jerit masyarakat dengan mahalnya bahan pokok. Dalam benak saya
berkata: Apa yang bisa saya lakukan dan juga berkata kasihan para pahlawa bangsa
yang tulus berjuang untuk kemajuan bangsa karena perjuangan mereka melahirkan
kebangkitan bukan menunggu kebangkitan. Kalau kita runtut kembali sejarah fenomenal
bangsa Indonesia yang menyisakan detak takjub dan kebanggaan terhadap para
pahlawan yang berjuang mati-matian. Dalam upaya mengisi kemerdekaan, berbagai
macam cara ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan

16 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
makmur, seperti telah dicita-citakan dan tercantum dalam Pancasila dan pembukaan
Undang-undang dasar 1945.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri dari bermacam-
macam suku, adat istiadat, bahasa, dan agama. Kemajemukan tersebut, disatu sisi
menjadi suatu potensi kemungkinan terjadinya konflik, disisi lain bisa menjadi unsur
perekat dalam rangka membina persatuan dan kesatuan bangsa.Masalah persatuan dan
kesatuan bangsa menjadi masalah utama negara untuk mencapai kemajuan dan tujuan
bangsa Indonesia. Upaya itu telah ditempuh oleh bangsa Indonesia sejak masa
pergerakan nasional, karena pada masa itu persatuan dan kesatuan bangsa sangat
diperlukan dan menjadi modal utama dalam menghadapi kekuasaan kolonial
( penjajahan ). Penjajahan yang sangat lama sekitar 350 tahun yang dilakukan penjajah
Belanda, luar biasa tidak hanya materi, namun juga masalah sosial politik dan ekonomi
kita dirusak.Lalu Inggris, meski tidak terlalu lama, hanya peralihan kekuasaan saja
dibawah Rafless. Konon, dijajah Inggris adalah keberuntungan tersendiri. Sebab Inggris
disebut mencerdaskan bangsa jajahannya. Tapi tetap saja, namanya penjajah selalu
memberikan lebih banyak kerugian dibanding manfaatnya untuk Indonesia, bangsa yang
dijajahnya.Kemudian dua setengah tahun dibawah kekuasaan Dai Nippon, bangsa ini
sudah merasakan betapa pahitnya dipaksa menyembah matahari setiap pagi. Ritual ini
biasa disebut seikere. Siapa saja yang menolak seikere, kenpetei akan menyiksanya.
Belum lagi kerja paksa yang bernama Romusa dan pemerkosaan perempuan besar-
besaran dalam sejarah Indonesia yang bernama jugun lanfu.

Sebelum merdeka, bangsa Indonesia punya luka besar yang menganga dan parah.
Ketika merdeka, sepintas lalu seolah-olah kita punya kesempatan untuk mengobati luka
dan mengolah lahan bumi pertiwi secara berdaulat. Tapi lagi lagi kekuasaan orde lama,
tak terlalu bisa kita sebut sebagi kekuatan penyelamat.Tumbang Orde lama, tumbuh orde
baru. Lagi-lagi negeri ini menyambutnya dengan penuh harapan. Tapi rupanya, selama
32 tahun negeri ini diolah semaunya, seolah-olah lahan milik pribadi dan bukan milik
bersama. Dan setelah rezim tumbang, yang tersisa kini hanya kubang yang besar,
Hutangnya sampai beranak cucu.Baru 10 tahun, semangat kebaikan mendapat tempat
dan kesempatan. Reformasi. gerakan Islam tumbuh dengan berbagai wadah dan
wajahnya. Ada yang berbentuk partai, ada pula yang merintis gerakan, tak kurang
jumlahnya  yang mengambil metode organisasi kemasyarakatan.Mereka bekerja
membangun negeri mengolah lahan dengan semangat kebaikan. Baru 10 tahun, sejak

17 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
1998. Itupun dilalui dengan segala macam rintangan yang tak pernah ringan. Ada
gerakan kebebasan, ada geliat globalisasi dan ada arus besar pemikiran yang
membahayakan.Baru 10 tahun, Tanahnya belum lagi subur. Kita masih harus menata
lagi irigasi dan pematang. Kita harus menyiangi lahan siang dan malam. Memupuknya,
menanam benih unggulan dan menjaganya dari wereng dan hama lainnya yang siap
mengancam.Tapi sungguh Ironis, ditengah proses berat sedemikian rupa, ternyata ada
saudara kita yang merasa sudah tiba saatnya memetik buah. Bahkan lebih
menyeramkan lagi, sebagian dari mereka ada yang menganggap,  sudah tiba masanya
panen raya.

Dengan segala dalil, mereka membangun dalih agar mereka mendapatkan


pembenaran untuk menikmati usaha yang sedang dilakukan. Kata-kata memukau
diumbar obral. Ada yang bilang strategi, juga ada yang menyebutnya diplomasi. Bahkan
tak sedikit yang mengatakan, bahwa Idealisme dan pragmatisme adalah satu kesatuan
yang harus selalu berdampingan.

9. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan kesatuan.
Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya,
seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu
sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan
perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang
berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam berarti “salam”
[damai] saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak hanya dengan
perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum
Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-
Salam” dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan
perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-
cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik;
bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan,
kekerasan, apalagi terorisme.

Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi


kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki

18 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan
masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan
kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:

1. Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;


2. Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
3. Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4. Selalu membuat perencanaan;
5. Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
6. Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
7. Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
8. Menjunjung tinggi keadilan; dan
9. Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

10. Mengamalkan nilai – nilai persatuan dan kesatuan serta prinsip – prinsip
kesatuan dan persatuan

Mengamalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan


Beberapa penerapan dalam mengamalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan adalah
mengikuti kerja bakti dilingkungan, Kerja bakti,bersosialisasi dgn baik, saling menolong
Prinsip kesatuan dan persatuan

1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika

Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa kita sangat kaya akan budaya karena terdiri
dari beragam bahasa, agama, suku, adat kebiasaan masyarakat. Prinsip ini mewajibkan
kita bersatu dalam Bangsa Indonesia, dan seperti yang kita tahu bahwa Bhineka Tunggal
Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.

2. Prinsip Nasionalisme Indonesia

Nasionalisme adalah sikap politik dari masyarakat yang mempunyai cita-cita dan
tujuan yang sama, sehingga bangsa ini merasakan adanya kecintaan dan kesetiaan
terhadap bangsa tersebut. Bukan berarti ketika kita mencintai bangsa ini, kita
mendewakan bangsa sendiri.

19 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
Nasionalisme Indonesia tidak memaksa kita merasa lebih unggul daripada bangsa
lain, tidak memaksakan kehendak terhadap bangsa lain, karena pandangan terhadap
bangsa yang berlebihan (terlalu cinta dengan bangsa) akan menciptakan sesuatu yang
cenderung tidak baik. Bertentangan dengan sila Pancasila pertama.

3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab

Kebebasan yang bertanggung jawab berarti setiap orang diberikan kebebasan untuk
bertindak dan bersikap sesuai dengan kemauannya, tentunya tanpa menyalahi Hak
Asasi Manusia sehingga orang yang melakukan kebebasan tersebut harus bisa
bertanggungjawab.

Sehingga akhirnya tidak sampai merugikan orang lain. Dan jika sampai merugikan
orang lain maka harus berani menerima semua konsekuensi yang diperbuat.

4. Prinsip Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang beserta sikap bangsa Indonesia tentang
diri dan bentuk geografis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Dalam pelaksanaan wawasan nusantara, kesatuan wilayah dan bhineka tunggal ika
sangat diutamakan guna mencapai tujuan nasional.

Fungsinya yaitu sebagai pedoman, dorongan, motivasi, dan rambu-rambu dalam


menentukan keputusan, kebijaksanaan, sekaligus perbuatan baik bagi penyelenggara
negara di tingkat daerah dan pusat bagi kehidupan di masyarakat, bangsa, dan negara.

5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi

Kita sebagai warga Negara Indonesia harus mampu mengisi kemerdekaan dan
melanjutkan pembangunan dengan stasiun akhir masyarakat yang adil dan makmur.
Pembangunan nasional dimodali dengan rasa persatuan

20 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
11. Memelihara persatuan dan kesatuan

Pemeliharaan persatuan dan kesatuan

 Pertama : Mengembangkan sikap dilihat dari aspek psikologis yaitu sikap


kekeluargaan yang memungkinkan terjadinya proses dialogis segenap unsur bangsa
sehingga dapat menerima pandangan orang lain walaupun berbeda pendapat, cara-
cara ini dikembangkan dengan azas musyawarah mufakat.
 Kedua : Mengembangkan sikap dilihat dari aspek ideologi, menyangkut upaya yang
menjaga agar dinamika yang dikembangkan tidak keluar dari Pancasila yang telah
disepakati sebagai dasar negara, dan ideologi nasional.

Dengan mengembangkan dua sikap tersebut, diharapkan semangat persatuan dan


kesatuan bangsa tetap menggelora didada setiap insan Indonesia sehingga mampu
menciptakan kondisi yang kondusip terhadap perwujudan persatuan dan kesatuan
bangsa melalui berbagai langkah dan kebijakan antara lain :

1. Memantapkan Ideologi Nasional


Belajar dari pengalaman sejarah, salah satu sebab perpecahan bangsa adalah
karena berbagai golongan dan aliran yang tumbuh dimasyarakat mempunyai ideologi
sendiri-sendiri yang masing-masing ingin menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa sehingga menyebabkan sering terjadinya benturan-
benturan sosial dan politik yang memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa. Agar
keutuhan bangsa ini tetap kokoh dalam menghadapi segala tantangan, maka Pancasila
dijadikan sebagai Dasar Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sebagai perekat semua unsur masyarakat yang majemuk. Setiap
perkumpulan dan organisasi baik organisasi kemasyarakatan maupun kekuatan sosial
politik wajib menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian maka semangat
kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan yang bertanggung jawab dan bersumber
pada nilai-nilai Pancasila akan tetap kokoh dihati segenap bangsa Indonesia
sebagaimana dikehendaki para pendiri bangsa ini.
2. Meningkatkan Pembauran Kebangsaan.
Salah satu aspek dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa adalah
melaksanakan pembauran kebangsaan. Pembauran merupakan bagian proses
pembudayaan bangsa yang harus dipacu kearah yang positif dan harus dijiwai sikap

21 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
mawas diri, tahu diri, tenggang rasa, solidaritas sosial ekonomi serta mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap kebersamaan dan kesetiakawanan dalam upaya
memajukan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Upaya mewujudkan pembauran kebangsaan adalah merupakan tugas nasional yang
harus dilaksanakan pemerintah bersama seluruh warga masyarakat.
Proses pembauran harus menyentuh semua segi kehidupan berbangsa dan bernegara
baik perorangan dan keluarga maupun dalam ikatan kelompok organisasi dan lembaga
kemasyarkatan disemua bidang kehidupan. Upaya pembauran ini merupakan tugas yang
tidak akan pernah selesai dalam kehidupan bangsa, mengingat adanya perbedaan asal-
usul, status kewarganegaran Republik Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam pasal
26 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan Bahwa yang menjadi warga
negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disyahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara.
Proses adaptasi atau penyatu paduan segenap unsur masyarakat bangsa Indonesia
menjadi satu kebulatan sosiologis yang utuh dalam semua segi kehidupan inilah yang
harus diupayakan melalui kegiatan pembauran.
Suatu prinsip pembauran kebangsaan hanya akan dapat diwujudkan melalui wadah-
wadah pembauran. Oleh karena itu pembinaannya harus dilakukan melalui jalur-jalur
yang memungkinkan individu atau kelompok saling berkomunikasi dalam rangka
mewujudkan kebersamaan. Jalur yang digunakan adalah melalui organisasi yang
menampung aspirasi politik, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya serta organisasi
yang profesional maupun fungsional dengan memperbanyak frekwensi berlangsungnya
komunikasi dalam wadah-wadah kebersamaan sehingga mengurangi berperannya
wadah yang bersifat ekseklusif.
Dalam melaksanakan pembinaan ini, kebijaksanaan yang ditempuh antara lain :
 Menyelenggarakan kemah Pramuka dan Pemuda agar dapat menumbuhkan proses
pembauran secara dini dikalangan generasi muda.
 Melaksanakan Inpres Nomor 26 Tahun 1998 tentang :
 Penghentian penggunaan istilah pribumi dan non pribumi dalam semua perumusan
dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program ataupun pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
 Memberikan perlakuan dan layanan yang sama kepada seluruh warga negara
Indonesia dalam penyelenggaraan layanan pemerintahan, kemasyarakatan dan
pembangunan dan meniadakan pembedaan dalam segala bentuk, sifat serta

22 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
tingkatan kepada warga negara Indonesia baik atas dasar suku, agama, ras maupun
asal-usul dalam penyelenggaraan layanan tersebut.
 Melaksanakan Permendagri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah.
3. Memantapkan Kerukunan Umat Beragama.
Aspek lain yang sangat penting dalam menunjang tetap kukuhnya persatuan dan
kesatuan bangsa di bumi Indonesia adalah memantapkan kerukunan hidup umat
beragama.
Sebagaimana kita maklumi bahwa setiap agama selalu mengajarkan perdamaian,
keharmonisan dan kerukunan hidup bagi umat manusia, akan tetapi tidak jarang terjadi
bahwa pemahaman ajaran agama yang sempit dapat pula memicu permusuhan yang
menjurus kepada konflik antar pemeluk agama yang pada gilirannya dapat mengganggu
persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik yang dibarengi dengan masalah keagamaan
dapat saja terjadi antara intern umat dalam satu agama ataupun antara umat salah satu
agama dengan agama lainnya.
Salah satu aspek yang banyak menjadi penyebab timbulnya perselisihan adalah
masalah pendirian rumah ibadat dan penyiaran ajaran agama. Seiring dengan hal
tersebut, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Peraturan
Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9-8 Tahun 2006 yang
mengatur Tugas Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama dan
Pendirian Rumah Ibadat.
4. Memantapkan Kehidupan Politik dan Demokrasi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan politik yang tidak stabil dapat menimbulkan
gangguan terhadap upaya pembinaan kesatuan bangsa. Pemerintah telah berupaya
mengakomodasikan kepentingan semua kelompok dan golongan yang dapat lebih
menjamin hak-hak demokrasi.
Menyikapi tuntutan reformasi yang sedang bergulir saat ini pemerintah telah
mengambil berbagai kebijaksanaan yang merupakan agenda politik nasional yaitu
dengan telah diundangkan beberapa Undang-Undang antara lain sebagai berikut :
 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
 Undang-  Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

23 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.

Dan masih banyak lagi Peraturan Perundang-undangan lainnya. Dengan


diundangkannya undang-undang di bidang politik dan pemerintahan tersebut, diharapkan
dapat memberikan landasan yang kuat bagi kehidupan politik dan otonomi daerah dalam
rangka memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

24 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
BAB  III

PENUTUP

Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa
membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini.
Maka, tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang
telah ada dan jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu,
kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-
rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Masalah persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya diperlukan pada saat bangsa
Indonesia menghadapi kekuasaan asing saja, melainkan terus diperlukan hingga
sekarang, agar kemerdekaan bangsa dan negara yang berhasil dicapai oleh para
pendahulu kita tidak digoyah dan hancur di tangan kita. Persatuan dan kesatuan menjadi
obat penenang keonaran dan kekicruhan kondisi bangsa, sekaligus menjadi harga mati
yang harus senantiasa dikedepankan dan dijaga dengan baik Begitu juga dengan nilai
moralitas sebagai pembatas dari perbuatan tidak waras.

Sumpah Pemuda mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke arah kesatuan


dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kalau
sekarang nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa, itu adalah kesalahan
transformasi nilai. Maka, yang kita butuhkan di masa depan adalah sejarah sebagai
pembelajaran moral untuk kepentingan kebangsaan. Masa lalu sebagai pengalaman
adalah guru dan darinya kita dapat berefleksi dan memperoleh banyak nilai yang
terkandung di dalamnya.

“Persatuan dan kesatuan yang dibangun bangsa Indonesia bukanlah uniformasi, dan
juga bukan untuk meniadakan kemajemukan masyarakat. Karena itu, harus didasari
bahwa persatuan dan kesatuan nasional yang kita inginkan adalah persatuan dan
kesatuan yang tetap menghargai pluralisme dan sekaligus menghormati dan memelihara
keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Atau, dengan kata lain, kita tetap
menginginkan adanya Bhinneka Tunggal Ika,” Dan kemajemukan masyarakat bukanlah
merupakan hambatan atau kendala bagi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa,

25 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n
bahkan kemajemukan merupakan potensi dan kekuatan yang amat kaya untuk
memajukan bangsa dan negara.

DAFTAR  PUSTAKA

1. Kartodirdjo, Sartono,Multidimensi Pembangunan Bangsa: Etos Nasionalisme dan


Negara Kesatuan, Yogyakarta, Kanisius, 1999.
2. Ade Makmur Kartawinata. 1999. Persatuan dan Kesatuan Bangsa: Suatu renungan
Pembentukan Indonesia Merdeka Ke Arah Kebudayaan Kebangsaan. Bandung:
Primaco Akademika.
3. _Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV
Bandung.
4. _Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
5. _Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
6. _Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan
Kebangsaan. Malang : UM
7. _http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budaya-asing-terhadap.html
_https://www.google.com/search?
q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+indonesia&ie=utf-8&oe=utf-8

26 | M a k n a P e r s a t u a n & K e s a t u a n

Anda mungkin juga menyukai