0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan3 halaman
Pasien didiagnosa menderita tuberkulosis paru setelah dicek sputumnya. Lingkungan rumah pasien kurang higienis dan bersebelahan dengan tempat sampah. Keluarga kurang memahami penyakit TB yang diderita anggota keluarga dan hanya mencari perawatan ketika sakit. Peran perawat adalah memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang gejala, penanganan, dan pencegahan TB serta meningkatkan kesadaran akan pentingny
Pasien didiagnosa menderita tuberkulosis paru setelah dicek sputumnya. Lingkungan rumah pasien kurang higienis dan bersebelahan dengan tempat sampah. Keluarga kurang memahami penyakit TB yang diderita anggota keluarga dan hanya mencari perawatan ketika sakit. Peran perawat adalah memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang gejala, penanganan, dan pencegahan TB serta meningkatkan kesadaran akan pentingny
Pasien didiagnosa menderita tuberkulosis paru setelah dicek sputumnya. Lingkungan rumah pasien kurang higienis dan bersebelahan dengan tempat sampah. Keluarga kurang memahami penyakit TB yang diderita anggota keluarga dan hanya mencari perawatan ketika sakit. Peran perawat adalah memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang gejala, penanganan, dan pencegahan TB serta meningkatkan kesadaran akan pentingny
Nn. S, 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMA berdomisili di Jl. Karang
Raya Barat Nomor 17 bekerja sebagai cleaning service di perusahaan swasta. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien datang ke Puskesmas Panjang dengan keluhan batuk beradahak sejak ± satu bulan yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Pasien pergi berobat ke dokter dan rumah sakit untuk mengobati keluhan batuknya. Setelah mengkonsumsi obat yang diberikan keluhan batuk berkurang, tetapi setelah obat habis keluhan kembali dirasakan. Pasien merasa kebingungan mengenai pengobatan yang dijalani karena berobat ke beberapa dokter dan diberikan obat yang berbeda. Akhirnya pasien berobat kembali ke puskesmas dan dicek sputum. Hasilnya pasien dinyatakan menderita tuberkulosis. Pasien tinggal di rumah dengan tiga kamar yang ukuran rumah 35 m x 20 m. Sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar tidur. Dinding terbuat dari tembok semen. Ventilasi kurang, rumah terasa lembab, terdapat beberapa jendela ukuran 100 cm x 50 cm di kamar dan ruang tv namun jarang untuk dibuka. Kebersihan dan kerapian rumah kurang. Pakaian di tumpuk ‐ tumpuk menjadi satu. Sprei, sarung bantal, serta tirai jarang dicuci. Kamar mandi ada didalam rumah dan jamban dengan wc jongkok. Air minum didapat dengan membeli air mineral isi ulang dalam galon, dan air untuk mandi‐cucikakus dari sumur. Jarak sumur dengan dapur dua meter. Saluran air dialirkan ke penampungan di depan rumah. Lingkungan rumah pasien bersebelahan dengan tempat rongsokan barang. Pola pengobatan dalam keluarga merupakan kuratif, dimana anggota keluarga mencari pelayanan kesehatan jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit saja. Pasien mengaku memiliki riwayat kontak dengan penderita yang mempunyai keluhan seperti ini serta menjalani pengobatan TB sebelumnya yaitu teman di lingkungan kerja, dimana saat itu pasien masih tidak banyak mengetahui mengenai TB paru dan bagaimana penularannya. Pembahasan
Dalam kasus tersebut tugas keluarga yang belum terlaksana yaitu
mengenal masalah kesehatan keluarga masih belum mengerti tentang pengertian dan gejala TB yang diderita oleh anggota keluarganya, peran perawat untuk mengatasi tugas keluarga yang belum mampu terlaksana adalah yang pertama perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan tersebut karena pasien memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakit yang ia derita lalu mengenalkan penyakit TB dengan cara edukasi memberikan penyuluhan dengan baik tentang pengertian, gejala, cara menangani TB agar keluarga lebih paham tentang penyakit TB, perawat juga harus memberikan edukasi mengenai penyakit TB paru harus rutin minum obat dan dsmpsk bils tidak minum obat serta melakukan control ke pelayanan kesehatan, dan menghindari factor yang dapat memperberat penularan penyakit, dan selalu memakai alat pelindung diri. Dalam kasus tersebut tugas keluarga lain yang belum terlaksana yaitu memodifikasi lingkungan yang kondusif keluarga tersebut masih belum membersihkan rumah seperti Sprei, sarung bantal, serta tirai jarang dicuci dan Lingkungan rumah pasien bersebelahan dengan tempat rongsokan barang, peran perawat untuk mengatasi tugas keluarga yang belum mampu terlaksana adalah memberikan pengetahuan kepada keluarga upaya pencegahan penyakit dalam hal ini ditekankan pada titik gaya hidup sehat berupa menjaga lingkungan serta manfaat pemeliharaan lingkungan kondusif untuk perawatan pasien TB, pentingnya hygene sanitasi yaitu upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan pasien TB. Selain itu upaya kesehatan dengan lindungi kebersihan lingkungan dari pasien. Dalam kasus tersebut tugas keluarga lain yang belum terlaksana yaitu memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, keluarga tersebut dimana anggota keluarga mencari pelayanan kesehatan jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit. peran perawat untuk mengatasi tugas keluarga yang belum mampu terlaksana adalah memberikan edukasi/pendidikan kesehatan kepada keluarga sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, agar keluarga mengetahui gejala penyakit apa yang diderita pasien dan mengetahui tindakan apa yang harus diberikan keluarga terhadap pasien TB tersebut sehingga terjadi perilaku yg kondusif dari pasien dan keluarga setelah diberikan pendidikan kesehatan tersebut. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan strategi promosi kesehatan dengan metode yang tepat sehingga informasi yang diterima dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang TB Paru. Pengetahuan merupakan salah satu domain penting untuk menumbuhkan sikap penerimaan terhadap upaya penanggulangan TB Paru sehingga terlaksana dalam perbutan yang mendukung pennanggulangan TB paru. Metode yang paling sering dilaksanakan selama ini adalah berbagi informasi kesehatan dan ceramah karena pertimbangan waktu dan biaya. Tetapi hasil dari tindakan tersebut masih belum mampu menurunkan kejadian TB Paru di Indonesia. Karena itu perlu dianalisis metode-metode baru dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini mendorong kami untuk menelaah tentang upaya promosi dengan pendekatan pemberdayaan dan bagaimana perawat dapat mengambil peran dalam kegiatan tersebut.