Disusun oleh
Salma Chairunnisa
SEMARANG
2021
Studi Kasus :
Terjadinya tumpahan zat radioaktif pada saat membuat radiofarmaka di instalasi kedokteran
nuklir di suatu rumah sakit.
Kecelakaan ini berpotensi memberikan dosis radiasi kepada pekerja radiasi. Tingkat
penerimaan dosis ini setara dengan potensi penerimaan dosis pada kegiatan di instalasi nuklir
untuk daerah kerja radiasi rendah, sehingga jenis kecelakaan ini belum termasuk sebagai
kecelakaan radiologis, namun dapat digolongkan sebagai tumpahan bahan radioaktif skala kecil.
Upaya penanggulangan tumpahan zat radioaktif yaitu :
1. Pengamanan Lokasi
Segera setelah kejadian tumpahan zat radioaktif, pekerja harus meninggalkan
daerah kecelakaan dan sambil keluar menutup pintu akses ke dalam daerah tersebut.
Sehingga lokasi kejadian terisolasi dan tidak terjadi penyebaran radioaktif melalui udara.
Kondisi ini dibiarkan sampai diperkirakan sebagian besar zat radioaktif telah terdeposisi
kembali ke permukaan lantai di daerah tersebut.
2. Pengamanan personal
Pekerja yang berada saat kecelakaan radiasi diperkirakan akan menghirup udara
yang terkontaminasi dalam waktu beberapa menit dan permukaan tubuh yang
menggunakan alat keamanan dan keselamatan kerja akan terkontaminasi. Pekerja ini
selanjutnya dibantu oleh petugas proteksi radiasi (PPR) untuk melakukan dekontaminasi
mandiri. Langkah dekontaminasi yang dialkukan yaitu :
1. Buka pakaian korban atau lakukan pengguntingan baju atau celana pada daerah yang
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi ke daerah lain (apabila masih ada).
2. Masukkan semua barang, pakaian yang berasal dari korban ke dalam wadah yang sudah
disiapkan.
3. Korban melakukan dekontaminasi mandiri (mandi) dengan air yang mengalir, limbah
airnya ditampung ke dalam tempat yang sudah disiapkan.
4. Lakukan penggosokan dengan menggunakan sikat halus/spons yang sudah diberi sabun
cair dengan arah melingkar dari tepi menuju ke dalam. Semua spons bekas pakai
ditempatkan/dimasukkan kedalam kantong plastik.
5. Lakukan pembilasan dengan air yang mengalir, tampung air bilasan ke wadah yang sudah
disiapkan.
6. Kemudian keringkan dengan kapas/kassa.
7. Melakukan pengukuran setelah proses dekontaminasi.
8. Apabila hasil pengukuran menyatakan kontaminan masih ada dengan aktifitas yang lebih
kecil/menurun, maka dilakukan dekontaminasi ulang.
Bila sudah bersih dari kontaminasi, pekerja tersebut diistirahatkan untuk bekerja,
namun selanjutnya urine pekerja ditampung untuk analisis dosis interna. Bila hasil
analisis penerimaan dosis memberikan hasil penerimaan dosis yang relatif tinggi
melampaui NBD yang diperkenankan, pekerja tersebut diistirahatkan untuk tidak bekerja
di medan radiasi untuk waktu tertentu sesuai rekomendasi BAPETEN, sebaliknya bila
penerimaan dosis lebih kecil dari NBD, pekerja yang akan kembali bekerja di medan
radiasi harus mendapat persetujuan dari PPR.
3. Pemulihan Keadaan