Anda di halaman 1dari 2

Kepada Yth

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY


di Yogyakarta

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan bagi
terselenggaranya Seminar Pendidikan yang mengangkat tema Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
DIY yang Transparan dan Berkeadilan, Sabtu (22/2) lalu di Gedung Treatrikal Perpustakaan UIN
Kalijaga.

Seminar yang menghadirkan pembicara Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu
Pendidikan Disdikpora DIY, Dekan FMIPA UNY Prof. Dr. Ariswan, M.Sc. dan mantan orang tua murid
peserta PPDB SMA DIY tahun 2019 yang juga Dosen Fakultas Teknik Sipil UNY, Dr.-Ing. Satoto
Nayono.

Memperhatikan kemungkinan munculnya gejolak dalam pelaksanaan PPDB SMA 2020 di DIY, yang
bersumber pada munculnya anggapan bahwa masih ada diskriminasi pada calon peserta didik,
berdasarkan pada hasil Diskusi Panel tersebut di atas, Formayo mengadakan forum diskusi pengurus
yang memberikan masukan sebagai berikut :

1. Tentang Pembagian Zonasi

Pembagian zona mohon dilakukan secara adil dan transparan dengan memanfaatkan semua
decision support tool yang mungkin digunakan. Pembagian zona diharapkan dapat
mempertimbangkan perbandingan kursi yang tersedia sekaligus mempertimbangkan lokasi
zonasi. Diharapkan tidak ada lagi zona yang lokasinya meloncat-loncat dan perbandingan
antara kursi yang tersedia dengan calon siswa tidak berimbang dengan tetap memberikan
kesempatan kepada calon peserta didik memilih 3 sekolah.
Penentuan Zona 2/Zona 3 bukan dibatasi oleh batas administrasi (kabupaten/kota) namun
kelompok kelurahan terdekat di luar Zona 1/Zona 2. Hal ini untuk menghindari ketidakadilan
bagi masyarakat yang berada di daerah pinggiran/perbatasan wilayah administrasi
kabupaten/kota.

2. Tentang Model Seleksi


Mengingat penyebaran SMA di DIY secara geografis tidak merata, untuk meminimalkan
munculnya diskriminasi kesempatan yang tidak sama karena jarak sekolah, untuk dasar
seleksi tetap mempertimbangkan nilai akademik sekolah yang terstandar. Untuk teknisnya,
dapat dilakukan dengan pemberian skor setiap jarak antara tempat tinggal dan sekolah
ditambah dengan nilai akademik. Dengan sistem ini, maka calon peserta yang tinggalnya
jauh dari sekolah manapun, tetap bisa bersekolah karena perjuangan belajarnya yang
dihasilkan dari nilai akademik.
3. Tentang Kuota PPDB
Untuk pembagian kuota PPDB yang telah direncanakan oleh Disdikpora, yakni jalur zonasi
min. 55 %, jalur afirmasi min. 20 %, jalur prestasi maks. 20 % dan jalur pindah orang tua
maks. 5 %, hendaknya tetap dibuka peluang agar jalur prestasi bisa diterapkansampai maks.
30% sesuai dengan ketentuan nasional. Teknisnya dapat diatur sebagai berikut: apabila jalur
pindah orang tua tidak memenuhi kuota 5%, maka sisanya digunakan untuk jalur prestasi.
Apabila jalur afirmasi tidak memenuhi kuota 20%, sisanya digunakan untuk jalur prestasi
sehingga mencapai 30%. Jika ternyata kuota masih tersisa, maka kuota tersebut dialihkan ke
jalur zonasi. Usulan tersebut dengan pertimbangan tingkat kemiskinan di setiap wilayah di
DIY berbeda-beda, kuota afirmasi yang tidak terpenuhi setiap tahunnya, dan sebagian dari
calon peserta didik afirmasi cenderung memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
4. Tentang Jalur Perpindahan Orangtua
Mengingat adanya kasus pada PPDB tahun sebelumnya, Formayo memohon agar dalam
Petunjuk Teknis, jalur perpindahan orangtua diatur secara tegas, misalnya:
- Apabila perpindahan orangtua di dalam DIY, jarak perpindahan perpindahan tugas
orangtua minimum adalah 40 KM,
- calon siswa yang secara penuh menyelesaikan pendidikan tingkat SMP di wilayah DIY (3
tahun) tidak berhak menggunakan jalur perpindahan luar DIY.
5. Tentang Penyalahgunaan KK (Titip/Pindah KK)
Agar PPDB SMA bisa berlangsung secara adil dan transparan, Formayo memohon adanya
pengawasan yang ketat terhadap penyalahgunaan data penduduk (KK). Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mencantumkan secara tegas cara pengawasan dan sanksi yang bisa
diberlakukan apabila hal tersebut dilanggar. Dalam Juknik PPDB dapat disebutkan bahwa KK
yang bisa dipergunakan untuk proses PPDB adalah yang sudah 1 tahun dihitung dari tanggal
pendaftaran PPDB dan akan diadakan verifikasi melalui kunjungan rumah maupun laporan
masyarakat, apabila ada pelanggaran akan diberikan sanksi.
Meskipun bila verifikasi melalui kunjungan rumah tidak dapat dilaksanakan oleh Disdikpora,
namun bila hal tersebut dicantumkan secara tegas di Juknis, Formayo yakin akan
mengurangi praktik titip KK tersebut karena orangtua akan melakukan pertimbangan sangat
cermat untuk melakukannya.
6. Tentang Penggunaan Teknologi Informasi
Perangkat teknologi informasi (TI) mohon untuk diuji dengan baik berkaitan dengan
skenario-skenario dalam PPDB yang mungkin terjadi sehingga tidak ada potensi yang
merugikan calon siswa.

Demikian usulan dari Formayo semoga proses PPDB SMA DIY 2020 ke depan bisa berjalan
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai