SMK/MAK
jilid 1
Sistem Kendali
Instrumentasi dan
Otomatisasi Proses
Syamsumardi Gusti
Engkos Tino Lesmana
Laras Anjari
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Syamsumardi Gusti
Engkos Tino Lesmana
Laras Anjari
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Nur’aini Farida
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Rifda Ayu Satriana
Ratna Murni Asih
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES iii
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
KATA
PENGANTAR
INSTRUMENTASI DAN
iv OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PRAKATA
Syamsumardi Gusti
Engkos Tino Lesmana
Laras Anjari
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES v
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PETA KONSEP BUKU
APERSEPSI
INSTRUMENTASI DAN
vi OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES vii
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1.1 Komponen elektronika
Gambar 1.2 Bentuk dan simbol resistor
Gambar 1.3 Perbandingan nilai standar resistor series E6, E12, dan E24
Gambar 1.4 Bentuk dan simbol thermistor
Gambar 1.5 Karakteristik thermistor PTC
Gambar 1.6 Karakteristik thermistor NTC
Gambar 1.7 Bentk dan simbol LDR
Gambar 1.8 Karakteristik LDR
Gambar 1.9 Bentuk dan simbol VDR
Gambar 1.10 Karakteristik VDR
Gambar 1.11 Dioda sambung P-N dan simbolnya
Gambar 1.12 Karakteristik dioda silokon
Gambar 1.13 Bentuk dan simbol kapasitor
Gambar 1.14 Bentuk dan simbol transistor
Gambar 1.15 Pemberian bias transistor NPN dan PNP
Gambar 1.16 Konfigurasi transistor bipolar
Gambar 1.17 Karakteristik input transistor bipolar
Gambar 1.18 Karakteristik output transistor
Gambar 1.19 Konfigurasi FET
Gambar 1.20 Bentuk dan simbol JFET
Gambar
Source 1.21 Karakteristik ID terhadap perubahan VGS JFET kanal N common-
Gambar 1.22 Karakteristik output ID JFET kanal N
Gambar 1.23 Karakteristik MOSFET kanal N
Gambar 1.24 Alarm kebakaran
Gambar 1.25 Rangkaian lampu otomatis menggunakan LDR
Gambar 1.26 Rangkaian catu daya sederhana
Gambar 1.27 Rangkaian pengukuran resistansi NTC
Gambar 1.28 Rangkaian pengujian karakterisik dioda
Gambar 1.29 Rangkaian pengujian capasitor
Gambar 1.30 Rangkaian pengujian transistor
Gambar 1.31 Replika transistor pertama
Gambar 1.32 Perkembangan transistor
Gambar 2.1 Pabrik mobil yang menggunakan teknologi industry 4.0
Gambar 2.2 Sistem elektronika daya dasar
Gambar 2.3 Kontruksi internal SCR dan simbolnya
Gambar 2.4 Bentuk fisik dan identifikasi kaki SCR
INSTRUMENTASI DAN
viii OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 2.5 Ilustrasi kerja SCR
Gambar 2.6 Rangkaian SCR dengan sumber tegangan AC
Gambar 2.7 Bentuk gelombang input dan tegangan beban
Gambar 2.8 Konstruksi Diac dan simbolnya
Gambar 2.9 Grafik karakteristik Diac
Gambar 2.10 Struktur bahan dan simbol Triac
Gambar 2.11 Bentuk fisik Triac dan rangkaian ekivalennya
Gambar 2.12 Pengtrigeran Triac
Gambar 2.13 Rangkaian Triac dengan sumber AC
Gambar 2.14 Aplikasi SCR
Gambar 2.15 Aplikasi Triac pengendali blower AC
Gambar 2.16 Rangkaian penyearah tak-terkendali setengah gelombang
Gambar 2.17 Rangkaian gelombang penuh
Gambar 2.18 Penyearah terkendali setengah gelombang
Gambar 2.19 Regulator AC
Gambar 2.20 DC Chopper
Gambar 2.21 Rangkaian inverter Half Bridge VSI
Gambar 2.22 Inverter 100 watt
Gambar 2.23 Rangkaian pengujian Triac
Gambar 2.24 Rangkaian pengujian Triac
Gambar 2.25 Variable frequency drive
Gambar 3.1 Penguat sinyal
Gambar 3.2 LM741
Gambar 3.3 Rangkaian internal Op-Amp 741
Gambar 3.4 Skema dasar Op-Amp Ideal
Gambar 3.5 Op-Amp Inverting
Gambar 3.6 Op-Amp Non Inverting
Gambar 3.7 Op-Amp Buffer
Gambar 3.8 Diferensial Amplifier
Gambar 3.9 Inverting Summing Voltage
Gambar 3.10 Op-Amp Comparator
Gambar 3.11 Op-Amp Integrator
Gambar 3.12 Op-Amp Differensiator
Gambar 3.13 Driver motor DC
Gambar 3.14 Saklar suhu
Gambar 3.15 Penguat sensor LM35
Gambar 3.16 Tabung hampa udara KW-2
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES ix
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 7.16 Rangkaian Demultiplexer 1-to-4
Gambar 7.17 Rangkaian Multiplexer 1-to-4
Gambar 7.18 Decoder 1-ke-2
Gambar 7.19 Decoder 2-ke-4
Gambar 7.20 Binary Decoder 2-ke-4
Gambar 7.21 Decoder 3-ke-8
Gambar 7.22 Seven Segment
Gambar 7.23 BCD-to-7 Segment
Gambar 7.24 Enkoder 4-ke-2
Gambar 7.25 P-Enkoder 8-ke-3
Gambar 7.26 Rangkaian Logika 8-ke-3
Gambar 7.27 Mengontrol posisi motor stepper menggunakan Rotary Enkoder
Gambar 7.28 BCD-to-Seven Segment
Gambar 7.29 Mikroprosesor intel
Gambar 8.1 Control Loop System pada Tangki Heat Exchanger
Gambar 8.2 Control Loop System
Gambar 8.3 SR Flip-flop gerbang NAND
Gambar 8.4 Diagram waktu SR Flip-flop
Gambar 8.5 SR Flip-flop gerbang NOR
Gambar 8.6 SR Flip-flop berdetak saat Clock berlogika 1
Gambar 8.7 SR Flip-flop berdetak saat Clock berlogika 0
Gambar 8.8 Simbol SR Flip-flop berdetak
Gambar 8.9 Rangkaian Logika D Flip-flop
Gambar 8.10 Simbol D Flip-flop
Gambar 8.11 IC D Flip-flop
Gambar 8.12 IC JK Flip-flop
Gambar 8.13 JK Flip-flop
Gambar 8.14 Diagram Waktu JK Flip-flop
Gambar 8.15 Shift Register
Gambar 8.16 Shift Register Serial in Paralel Out
Gambar 8.17 Diagram Waktu Shift Register Serial in Paralel Out
Gambar 8.18 Shift Register Serial in Serial Out
Gambar 8.19 Shift Register Paralel in Serial Out
Gambar 8.20 Shift Register Serial in Paralel Out
Gambar 8.21 Rangkaian Modulus 4
Gambar 8.22 Rangkaian Modulus 8
Gambar 8.23 Decade Counter
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES xi
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 8.24 Down Counter
Gambar 8.25 Ring Johnson Counter
Gambar 8.26 Diagram Waktu Ring Johnson Counter
Gambar 8.27 Pengendali Motor Stepper
Gambar 8.28 Pengendalian Motor Stepper
Gambar 8.29 Suasana pekerjaan akuntan di Baltimore tahun 1936
Gambar 9.1 Sinyal Analog dan Digital
Gambar 9.2 Representasi sinyal digital
Gambar 9.3 Sinyal Digital dan Analog
Gambar 9.4 Analog to Digital Converter
Gambar 9.5 Rangkaian Analog to Digital Converter
Gambar 9.6 Kecepatan Sampling ADC
Gambar 9.7 Proses Konversi Analog to Digital
Gambar 9.8 Pengambilan sampling dari sinyal analog menjadi diskrit
Gambar 9.9 Penentuan Sinyal Diskrit Menjadi Sinyal Digital
Gambar 9.10 Transfer Function ADC 3-bit
Gambar 9.11 Rangkaian Pembaca Suhu Ruangan
Gambar 9.12 Rangkaian Lampu Taman Otomatis
Gambar 9.13 Digital to Analog Converter
Gambar 9.14 Rangkaian Digital to Analog Converter
Gambar 9.15 Karakteristik Keluaran DAC
Gambar 9.16 Konversi Gelombang Sinus
Gambar 9.17 DAC 4-bit
Gambar 9.18 Grafik karakteristik DAC 4-bit
Gambar 9.19 Audio Amplifier dengan LM386, Gain = 200
Gambar 9.20 Kendali motor dengan prinsip DAC
Gambar 9.21 Digital Potensiometer untuk Mengatur Volume
Gambar 9.22 Era Digital
Gambar 10.1 Kontrol Temperatur
Gambar 10.2 Kontrol Open Loop
Gambar 10.3 Kontrol Close Loop
Gambar 10.4 Kontrol Level Menggnakan Kontrol Flow
Gambar 10.5 Kondisi Offset
Gambar 10.6 Sistem Kontrol
Gambar 10.7 I/P Converter
Gambar 10.8 V/I Converter
Gambar 10.9 Pressure Transmitter
INSTRUMENTASI DAN
xii OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 10.10 Level Transmitter
Gambar 10.11 Flow Transmitter
Gambar 10.12 Temperatur Transmitter
Gambar 10.13 Control Valve FC
Gambar 10.14 Control Valve FO
Gambar 10.15 PID Controller
Gambar 10.16 Programmable Logic Controller
Gambar 10.17 Aksi Pengendali
Gambar 10.18 Indikator Bar Graph
Gambar 10.19 Karakteristik Pengisian Tangki
Gambar 10.20 Sistem Kontrol temperatur
Gambar 10.21 Karakteristik Kontrol temperatur
Gambar 10.22 Keadaan Steady State Sistem Kontrol temperatur
Gambar 10.23 Blok Diagram Kontrol Proses
Gambar 10.24 Respon Terhadap frekuensi
Gambar 10.25 P&ID Sistem Kontrol Temperatur
Gambar 10.26 Sistem Kontrol Tekanan
Gambar 10.27 P&ID Sistem Kontrol Tekanan
Gambar 10.28 Sistem Kontrol Aliran
Gambar 10.29 P&ID Sistem Kontrol Aliran
Gambar 10.30 Sistem Kontrol Tinggi Permukaan
Gambar 10.31 P&ID Sistem Kontrol Tinggi Permukaan
Gambar 10.32 Sistem Kontrol Temperatur
Gambar 10.33 P&ID Sistem Kontrol Temperatur
Gambar 10.34 Gambar Sistem Kontrol Temperatur
Gambar 10.35 Memilih Template P&ID pada Ms. Visio
Gambar 10.36 Jendela Shape dan Lembar kerja Visio
Gambar 10.37 Pemilihan Simbol P&ID
Gambar 10.38 Pengaturan Tag number dan identification Number
Gambar 10.39 Pengaturan Garis Pipa
Gambar 10.40 Pemilihan Simbol Sinyal
Gambar 10.41 P&ID Kontrol Temperatur
Gambar 10.42 Ruang Kontrol
Gambar 11.1 PLC Modular
Gambar 11.2 Blok Diagram CPU
Gambar 11.3 Jalur komunikasi pada CPU
Gambar 11.4 Blok Diagram Z80
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES xiii
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
GAMBAR
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES xv
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
TABEL
INSTRUMENTASI DAN
xvi OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Sistem Kendali Instrumentasi dan
Otomatisasi Proses Jilid I yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya
dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik.
Mengingat pentingnya buku ini, disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES xvii
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PETA KONSEP
INSTRUMENTASI DAN
xviii OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
APERSEPSI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES xix
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
A B
C.
Pengertian Jenis Komponen
Penerapan
komponen Elektronika Analog
Komponen
Elektronika Analog
Elektronika Analog
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 1
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
2 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam praktek dibidang elektronika hampir semua rangkaian listrik
mempergunakan resistor. Untuk menggunakan resistor kita harus
memperhatikan karakteristik masing-masing jenis resistor. Resistor
merupakan sarana untuk mengontrol arus dan tegangan yang bekerja
dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon . Besarnya hambatan resistor berbanding
terbalik dengan besarnya arus yang mengalir pada resistor tersebut seperti
dirumuskan dalam hukum Ohm.
V = I x R atau R = V / I ohm
dimana V = tegangan,
R = hambatan
I = arus yang mengalir didalam resistor.
Dengan kata lain semakin besar hambatan sebuah resistor maka semakin
besar pula daya hambat terhadap arus yang mengalir atau sebaliknya.
Resistor yang sudah dikembangkan sampai saat ini dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu resistor bernilai tetap dan resistor yang nilainya berubah
terhadap pengaruh suhu.
a. Resistor Tetap
Resistor jenis ini mempunyai nilai hambatan yang tetap. Namun nilai
yang tertera pada suatu resistor bukanlah nilai eksaknya. Nilai yang
ditampilkan dengan kode gelang warna itu menyatakan nilai resistansi
dan nilai toleransinya. Semakin kecil nilai toleransinya maka semakin
baik karena tingkat penyimpangan akibat sesuatu hal akan semakin kecil.
Bentuk dan simbol resistor tetap dapat dilihat pada gambar 1.2 Dengan
tabel 1.1 kita dapat menentukan nilai sebuah resistor dengan berdasarkan
gelang warnanya.
a b
Gambar 1.2 Bentuk dan simbol resistor
Sumber: Dokumen pribadi
Contoh 1.1:
Sebuah resistor mempunyai gelang warna merah, ungu, coklat dan emas.
Tentukan nilai hambatan resistor tersebut berdasarkan gelang warna!
Tabel 1.1 Nilai warna gelang resistor
Warna Gelang ke-1 Gelang ke-2 ( Gelang ke-3 Gelang ke-4
angka kedua (Toleransi)
( angka ) ( x 10n )
pertama )
Hitam 0 0 x 100
Coklat 1 1 x 1021 +1 %
Merah 2 2 x103 +2 %
Orange 3 3 x10
Kuning 4 4 x10 4
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 3
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Penyelesaiannya:
warna merah = 2 Angka pertama
warna ungu = 7 Angka kedua
warna coklat = 1 x 101
warna emas = + 5% Toleransi
Nilai hambatan resistor tersebut = 27 x 10 + 5% ohm
Nilai resistor yang umum dijual di masyarakat tersedia dalam nilai resistor standar
yang dikenal dengan istilah E series yang nilai-nilainya merupakan kelipatan
sepuluh. Jumlah nilai yang diberikan setiap seri ditentukan oleh toleransinya.
Series E6 untuk resistor yang bertoleransi +20% harus menyediakan enam nilai
dasar. Dengan demikian untuk series E12 (toleransi +10%) harus menyediakan
12 nilai dasar dan series E24 (untuk toleransi +5%) harus menyediakan 24 nilai
dasar. Gambar 1.3 dapat menjelaskan hubungan antara series E6, seri E12 dan
seri E24.
Gambar 1.3 Perbandingan Nilai Standard Resistor Series E6, E12, dan E24
Sumber: Dokumen pribadi
Contoh 1.2:
Jika standar nilai resistor yang dikembangkan di masyarakat adalah E6 dengan
deret sebagai berikut: 1,0 – 1,5 – 2,2 – 3,3 – 4,7 – 6,8. Tuliskan 6 nilai resistor
lainnya yang termasuk E6 series!
Penyelesaian:
Nilai resistor lainnya didapatkan dengan mengalikan deret yang ada dengan 10.
Jadi deret lanjutannya adalah: 10 –15 – 22 – 33 – 47 – 68
atau 10 – 100 – 1KΩ – 10 KΩ – 100 KΩ – 1 MΩ
b. Resistor Variabel
1) Thermal Resistor (Thermistor)
Resistansi suatu termistor berubah seiring dengan berubahnya suhu
atau temperatur yang dikenakan kepadanya. Terdapat dua jenis
thermistor yaitu PTC dan NTC. Gambar 1.4 menjelaskan bentuk dan
symbol dari masing-masing thermistor. Thermistor terbuat dari
bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan atau Nikel
Oksida yang dilapisi dengan kaca.
Keuntungan dari Thermistor adalah:
a) Memiliki respon yang cepat atas perubahan suhu.
b) Lebih murah dibanding dengan Sensor Suhu jenis RTD (Resistive
INSTRUMENTASI DAN
4 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Temperature Detector).
c) Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000
Ohm hingga 10.000 Ohm.
d) Memiliki sensitivitas suhu yang tinggi.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 5
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
6 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Semakin tinggi intensitas cahaya mengenai LDR, maka semakin kecil nilai
resistansinya.
d. VDR (Voltage Dependent Resistor)
Jenis resistor ini nilai resistansinya akan berubah tergantung dari
tegangan yang diterimanya
a. Bentuk VDR
b. Simbol VDR
2. Dioda
Struktur utama dioda adalah dua buah kutub elektroda berbahan
konduktor yang masing-masing terhubung dengan semikonduktor silikon
jenis P dan jenis N. Elektroda yang terhubung dengan silikon jenis P dimana
elektron yang terkandung lebih sedikit dinamakan kaki Anoda. Sedangkan
elektroda yang terhubung dengan silikon jenis N dimana elektron yang
terkandung lebih banyak dinamakan kaki Katoda. Pertemuan antara silikon N
dan P akan membentuk suatu perbatasan yang disebut P-N Junction seperti
dapat dilihat pada gambar 1.11
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 7
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Daerah yang berwarna coklat adalah daerah P-N junction yang merupakan
lapisan serapan dimana tidak terdapat pembawa muatan bebas.
Dioda jika diberi panjaran maju (forward-bias ), maka lapisan serapan akan hilang.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tegangan positif ke kaki anoda
dan tegangan negatif ke kaki katoda. Sebaliknya apabila anoda dihubungkan
dengan tegangan negatif dan katoda ke tegangan positif atau disebut juga
dipanjar terbalik (reverse-bias), maka arus yang mengalir sangat kecil dan
dapat diabaikan. Secara grafik cara kerja dioda dapat digambarkan seperti pada
gambar 1.12. Karena sifat dioda yang hanya menghantar ke satu arah inilah yang
menjadikan dioda sebagai komponen penyearah.
Pengkodean dioda:
a. Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan:
A = germanium,
B = silikon,
C = arsenide gallium,
D = fotodioda
b. Huruf kedua menyatakan aplikasi:
A = dioda serba guna,
B = dioda kapasitansi variable,
E = dioda tunel,
P = poto dioda,
Q =dioda pemnacar cahaya,
T = rectifier terkendali,
X = dioda varaktor,
Y = rectifier daya,
Z = dioda zener
INSTRUMENTASI DAN
8 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
3. Kapasitor
i=C
dimana:
i = arus yang mengalir di dalam kapasitor
C = kapasitas kapasitor
dv = perubahan tegangan
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 9
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
MATERI PEMBELAJARAN
Tegangan yang diberikan kepada kapasitor mengalami perubahan tetap dari 5 volt
sampai 24 volt dalam selang waktu 0,2 detik. Jika kapasitor mempunyai kapasitansi
sebesar 10 uF, tentukan arus yang mengalir di dalam kapasitor tersebut!
Penyelesaian
i = 10 x 10-6 x
= 0,95 mA
Muatan listrik yang dapat disimpan di dalam medan listrik antara pelat-pelat
kapasitor akan sebanding dengan perkalian antara tegangan yang diberikan dan
kapasitansi dari kapasitor. Secara rumus dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = C.V
Dimana:
Q adalah muatan dalam Coulomb,
C adalah kapasitansi dalam Farad, dan
V adalah beda potensial dalam volt.
CONTOH SOAL
Karakteristik Kapasitor:
a. Bla dihubungkan dengan tegangan dc maka kapasitor merupakan hambatan
yang sangat besar.
b. Tetapi bila dihubungkan dengan tegangan ac, kapasitor mempunyai
resistansi ( disebut reaktansi kapasitif) yang nilainya berubah-ubah sesuai
dengan frekuensi kerja.
c. Terhadap tegangan ac akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus
90o mendahului tegangannya.
Resistansi kapasitif disimbolkan dengan notasi Xc. Besarnya reaktansi kapasitor
ditulis dengan rumus :
XC = 1/( w.C )
Karena w = 2πf, maka:
XC = 1/(2πf.C)
Dimana:
Xc = Reaktansi kapasitif (ohm)
f = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
C = kapasitansi (farad)
Dengan menggunakan rumus reaktansi kapasitif tersebut dapat menjelaskan
karakterisitik kapasitor point a) dan b).
INSTRUMENTASI DAN
10 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERICONTOH SOAL
PEMBELAJARAN
Penyelesaian:
Diketahui kapasitas kapasitor 100 uF = 100 x 10-6 Farad
Frekuensi kerja 100 Hz
Xc = 1 / (2 x 3,14 x 100 x 100 x 10-6 )
= 15,92 Ω
4. Transistor
a. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor adalah singkatan dari transfer resistor, yang merupakan komponen
semikonduktor yang terdiri dari 3 lapis P-N junction. Transistor bipolar
memiliki tiga kaki yaitu basis, kolektor dan emitor. Berdasarkan lapisan P-N
junction nya transistor dibedakan menjadi dua macam yaitu transistor jenis
PNP dan transistor jenis NPN seperti dapat dilihat simbolnya pada gambar
1.14.
Seperti halnya dengan dioda, transistor juga mempunyai pengkodean tertentu
sebagai berikut:
1) Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor:
A = Germanium,
B = Silikon
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 11
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
MATERI PEMBELAJARAN
Jelaskan makna dari kode transistor berikut: BC 109, BD 140, dan AF 115
Penyelesaian:
BC 109: Transistor silikon untuk daya rendan dan frekuensi rendah.
BD 140: Transistor silikon untuk daya tinggi dan frekuensi rendah.
AF115: Transistor germanium untuk daya rendah frekuensi tinggi.
Ada tiga konfigurasi dasar rangkaian penguat transistor bipolar yaitu common-
emitor, common-kolektor, dan common-basis seperti ditunjukkan dalam gambar
1.16.
a b c
Commom-emitor common-kolektor common-basis
Gambar 1.16 Konfigurasi transistor bipolar
Sumber: Dokumen pribadi
INSTRUMENTASI DAN
12 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk memahami cara kerja transistor bipolar lebih jauh lagi dapat dilakukan
dengan menganalisa karakteristik input (gambar 1.17) dan karakteristik output
transistor (gambar 1.18). Sebagai contoh kita gunakan transistor tipe NPN.
Tampak dari grafik tersebut bahwa arus basis baru akan mengalir apabila
tegangan basis-emitor sudah mencapai 0,6 volt.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 13
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Keluarga FET yang penting adalah JFET (junction field-effect transistor) dan
MOSFET (metaloxide semiconductor field-effect transistor). JFET terdiri
atas kanal-P dan kanal-N. Sedangkan MOSFET terdiri atas MOSFET tipe
pengosongan (D-MOSFET = Depletion-mode metal-oxide semiconductor
FET) dan MOSFET tipe peningkatan (E-MOSFET = Enhancement-mode metal-
oxide semiconductor FET). Masing-masing tipe MOSFET ini masih terbagi
juga dalam kanal-P dan kanal-N.
1) Junction FET (JFET)
Elektron atau Hole akan mengalir dari Terminal Source (S) ke
Terminal Drain (D). Besar arus pada outputnya (disebut arus drain, ID)
akan sama dengan besar arus inputnya yaitu arus source (IS). Besarnya
arus listrik tergantung pada tinggi rendahnya tegangan yang diberikan
pada terminal gerbangnya (G). Fluktuasi Tegangan pada Terminal Gate
(VG) akan menyebabkan perubahan pada arus listrik yang melalui saluran
IS atau ID. Fluktuasi yang kecil dapat menyebabkan variasi yang cukup
besar pada arus aliran pembawa muatan yang melalui JFET tersebut. Hal
ini menunjukkan proses penguatan arus yang terjadi di JFET. Dengan
bantuan grafik karakteristik JFET kanal N seperti pada gambar 1.21,
INSTRUMENTASI DAN
14 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 15
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Seperti halnya JFET, komponen MOSFET pun terbagi menjadi dua macam yaitu
kanal N dan kanal P. Cara kerja MOSFET berdasarkan pada prinsip kendali-
INSTRUMENTASI DAN
16 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
tegangan. Pada saat terminal gerbang-sumber (VGS) diberi tegangan yang cukup
besar maka MOSFET akan ON, sehingga menghasilkan tegangan yang kecil antara
terminal drain-sumber(VDS). Perlu diketahui pada saat keadaan ON, perubahan
tegangan (VDS) berbanding lurus dengan arus drain (ID).
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 17
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
3. Catu daya dc
INSTRUMENTASI DAN
18 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Pengukuran Thermistor
Tujuan Praktikum:
Setelah melaksanakan praktik ini peserta didik diharapkan dapat lebih
memahami tentang karakteristik NTC
Keselamatan kerja:
a. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
d. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus dilakukan
dengan seijin guru pendamping praktik.
e. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman sebelum dan sesudah praktik
f. Tidak bersenda gurau selama melakukan praktik
Gambar Kerja:
Alat/Bahan Praktik:
a. Avo-meter 1 buah
b. NTC 3 buah
c. Solder listrik 1 buah
Langkah Kerja:
a. Susunlah alat / bahan seperti gambar kerja
b. Ukurlah resistansi NTC pada saat jauh dari sumber panas ( suhu kamar)
c. Catatlah hasil pengukuran pada tabel 2
d. Simpanlah solder yang sudah panas pada posisi ke 1(lihat gambar kerja)
selama 1 menit
e. Setelah satu menit bacalah penunjukan jarum avo-meter dan catatlah
hasil ukur pada tabel 2
f. Ulangi langkah d) dan e) untuk posisi solder listrik pada posisi 2, 3, 4,
dan 5
g. Gantilah NTC dengan komponen NTC yang lain
h. Ulangi langkah praktik dari a) sampe f)
i. Buatlah grafik hubungan antara suhu dengan resitansi NTC
j. Buatlah kesimpulan dari hasil praktik
k. Kembalikan semua peralatan pada tempatnya semula dengan rapih
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 19
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Pengukuran Dioda
Tujuan Praktikum:
Setelah melaksanakan praktik ini peserta didik diharapkan dapat lebih
memahami tentang karakteristik dioda
Keselamatan kerja:
1. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
2. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
3. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
4. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus dilakukan
dengan seijin guru pendamping praktik.
5. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman sebelum dan sesudah
praktik
6. Tidak bersenda gurau selama melakukan praktik
Gambar Kerja:
a. Forwad bias
INSTRUMENTASI DAN
20 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
b. Reverse bias
Alat/Bahan Praktik:
a. Volt-meter 1 buah
b. Ampere-meter 1 buah
c. Catu daya 9 Vdc 1 buah
d. Potensiometer 1 buah
e. Dioda 1 buah
Langkah Kerja:
a. Susunlah alat / bahan seperti gambar kerja 1.27a)
b. Aturlah posisi potensiometer pada posisi minimum
c. Hubungkanlah rangkaian pada sumber tegangan
d. Catatlah tegangan yang terukur pada volt-meter dan arus yang
mengalir melewati D1 yang ditunjukkan oleh ampere-meter
e. Naikkan tegangan forward-bias sesuai yang tercantum dalam
tabel pengukuran dan catatlah arus yang diukur oleh ampere-
meter
f. Ulangi langkah e) untuk tegangan forward-bias yang lebih tinggi
sesuai tabel pengukuran hingga mencapai 0,8 volt.
g. Putuskan hubungan rangkain ke sumber tegangan dan ubahlah
rangkaian kerja dengan membalikkan dioda pada titik P-Q
seperti gambar 1.27b
h. Ulangi langkah b) hingga f) untuk pemberian tegangan reverse-
bias
i. Buatlah grafik karakteristik dioda dari data hasil pengukuran
j. Buatlah kesimpulan dari hasil praktik
k. Putuskan sambungan dari sumber tegangan dan kembalikan
semua peralatan ke tempatnya semula dengan rapih.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 21
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
(V) (m A )
1 Forward-bias 0
2 Forward-bias 0,1
3 Forward-bias 0,2
4 Forward-bias 0,3
5 Forward-bias 0,4
6 Forward-bias 0,5
7 Forward-bias 0,6
8 Forward-bias 0,8
9 Riverse-bias 0
10 Riverse-bias 2
11 Riverse-bias 3
12 Riverse-bias 4
13 Riverse-bias 5
14 Riverse-bias 6
15 Riverse-bias 7
16 Riverse-bias 8
3. Pengukuran Kapasitor
Tujuan Praktikum:
Setelah melaksanakan praktik ini peserta didik diharapkan dapat lebih
memahami tentang karakteristik kapasitor
Keselamatan kerja:
a. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan
praktik.
b. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan
praktik.
d. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus
dilakukan dengan seijin guru pendamping praktik.
e. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman sebelum dan sesudah
praktik
f. Tidak bersenda gurau selama melakukan praktik
INSTRUMENTASI DAN
22 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Gambar Kerja:
Alat/Bahan Praktik:
a. Volt-meter 1 buah
b. Ampere-meter 3 buah
c. Catu daya 5 Vdc 1 buah
d. Resistor 100 Ω 1 buah
e. Capasitor 4700uF 1 buah
f. LED 1 buah
Langkah Kerja:
a. Susunlah alat / bahan seperti gambar kerja
b. Aturlah posisi potensiometer pada posisi minimum
c. Hubungkanlah rangkaian pada sumber tegangan
d. Catatlah tegangan yang terukur pada volt-meter dan arus yang
mengalir melewati D1 yang ditunjukkan oleh ampere-meter
e. Naikkan tegangan forward-bias pada tegangan tertentu dan
catatlah tegangan yang terukur pada volt-meter dan arus yang
diukur oleh ampere-meter
f. Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel hasil pengamatan
g. Ulangi langkah e) dan f) untuk tegangan forward-bias yang lebih
tinggi
h. Lakukan langkah g) sebanyak 6 kali untuk tegangan forward-
bias yang terus diperbesar
i. Buatlah grafik karakteristik dioda dari data hasil pengukuran
j. Buatlah kesimpulan dari hasil praktik
k. Putuskan sambungan dari sumber tegangan dan kembalikan
semua peralatan ke tempatnya semula dengan rapih.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 23
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Tabel 1.4 Hasil Pengukuran praktik 3
No Saklar Waktu Tegangan Ampermeter
A3
V1
(m A )
( mV )
1 Off T0
2 On T1
3 T2
4 T3
5 Off T1
6 T2
7 T3
8 T4
9 T5
4. Pengukuran Transistor
Tujuan Praktikum:
Setelah melaksanakan praktik ini peserta didik diharapkan dapat lebih
memahami tentang karakteristik Transistor.
Keselamatan kerja:
a. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan
praktik.
b. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan
praktik.
d. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus
dilakukan dengan seijin guru pendamping praktik.
e. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman sebelum dan
sesudah praktik
f. Tidak bersenda gurau selama melakukan praktik
Gambar Kerja:
INSTRUMENTASI DAN
24 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Alat/Bahan Praktik:
a. Volt-meter 2 buah
b. Ampere-meter 3 buah
c. Catu daya 9 Vdc 1 buah
d. Resistor 1 KΩ 1 buah
e. Potensiometer (P1) 1 KΩ 1 buah
f. Potensiometer (P2) 500 KΩ 1 buah
g. Transistor 1 buah
Langkah Kerja:
a. Susunlah alat / bahan seperti gambar kerja 1.29
b. Aturlah posisi kedua potensiometer pada posisi minimum
c. Hubungkanlah rangkaian pada sumber tegangan
d. Atur P1 agar arus basis ( Ampermeter A1 ) menjadi 10 uA
e. Atur P2 agar tegangan VCE ( voltmeter V2) menjadi 1 volt
f. Amati arus yang terukur pada A2 ( arus emitor, IE ) dan A3
(arus kolektor,IC ) dan catatlah ke dalam tabel 1.5.
g. Ulangi langkah e) untuk tegangan sesuai tabel 1.5
h. Buatlah kesimpulan dari hasil praktik
i. Putuskan sambungan dari sumber tegangan dan kembalikan
semua peralatan ke tempatnya semula dengan rapih.
Tabel 1.5 Hasil Pengukuran praktik 4
No Arus basis Tegangan Tegangan Arus Arus
VCE
VB E Emitor Koleltor
(V)
( mV ) ( mA ) (m A )
1 10 uA 1
2 10 uA 2
3 10 uA 3
4 10 uA 4
5 10 uA 5
6 10 uA 6
7 10 uA 7
8 10 uA 8
9 10 uA 9
10 10 uA 10
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 25
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
Perkembangan Transistor
INSTRUMENTASI DAN
26 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
1947 dan transistor bipolar pada tahun 1948.Transistor MOS atau MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor), kemudian ditemukan
oleh Mohamed Atalla dan Dawon Kahng di Bell Labs pada tahun 1959, yang
menyebabkan produksi massal transistor MOS untuk berbagai macam kegunaan.
Sejak itu MOSFET telah menjadi perangkat yang paling banyak diproduksi dalam
sejarah.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 27
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
INSTRUMENTASI DAN
28 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
1. Rekaplah nilai-nilai resistor dengan standar E24 yang berada dalam rentang
100 Ω hingga 1500 KΩ dan tuliskan kode warnanya masing-masing!
2. Carilah rangkaian elektronika yang menggunakan komponen PTC dan jelaskan
cara kerjanya!
3. Banyak peristiwa alam yang terjadi merupakan akibat prinsip-prinsip
kapasiitor , coba kamu sebutkan satu diantaranya dan jelaskan!
4. Lapisan serapan Dioda akan hilang jika diberi panjaran maju (forward-bias ),
jelaskan kenapa terjadi demikian!
5. Gunakan berbagai sumber seperti internet maupun buku cetak elektronika
kemudian buatlah rangkaian saklar elektronik menggunakan komponen
MOSFET!
6. Dengan bantuan software aplikasi LiveWire lakukanlah percobaan
pengukuran karakteristik transistor seperti pada percobaan 4. Arus basis
yang digunakan 20 uA, 30 uA, dan 40 uA. Dari hasil pengukuran buatlah
grafik karakteristiknya!
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 29
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi paham tentang
konsep dasar komponen elektronika analog. Dari semua materi yang sudah
dijelaskan dalam bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling sulit
dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena
apabila telah memahami konsep komponen analog ini akan membantu Anda
dalam memahami materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.
INSTRUMENTASI DAN
30 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BAB
ELEKTRONIKA DAYA
II
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
A B
C.
Pengertian Jenis Komponen
Penerapan
Elektronika Daya
Komponen
Elektronika Daya
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 31
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Seperti telah diuraikan dalam bab 1 bahwa dalam bidang elektronika terdapat
bermacam-macam komponen elektronika. Berdasarkan besaran listrik yang digunakan
dalam rangkaian maka dikenal komponen elektronika analog dan digital. Disamping
itu kita juga mengenal rangkaian elektronika daya yang pada dasarnya merupakan
rangkaian yang menggunakan komponen-komponen semikonduktor elektronika daya.
Rangkaian ini banyak digunakan di industri terutama pada pengontrolan peralatan
yang membutuhkan daya yang cukup besar. Pengontrolan motor listrik untuk berbagai
pekerjaan industri adalah salah satu contoh pengontrolan yang membutuhkan daya
besar. Contoh lainnya seperti pengontrolan temperature, pengontrolan tekanan dan
pengontrolan kecepatan aliran. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar 2.1 yang
menggunakan teknologi insdusti 4.0. Salah satu pabrik yang banyak menggunakan
pengontrolan alat-alat bergerak yang berarti ada fungsi motor di dalamnya.
INSTRUMENTASI DAN
32 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Elektronika Daya
Ada beberapa pendapat tentang pengertian elektronika daya yaitu:
1. Elektronika Daya (Power Electronics) didefinisikan sebagai sebuah aplikasi
elektronika yang menitikberatkan pada pengaturan peralatan listrik yang
berdaya besar dengan cara melakukan pengubahan parameter-parameter
listrik (arus, tegangan, daya listrik), Muhamad Ali,2011.
2. Power electronics involves the study of electronic circuits intended to control
the flow of electrical energy. These circuits handle power flow at levels
much higher than the individual device ratings.(Muhamad H. Rashid,2001)
Disini elektronika daya melibatkan studi tentang rangkaian elektronika
yang dimaksudkan untuk mengontrol aliran energi listrik. Rangkaian ini
menangani aliran listrik pada tingkat jauh lebih tinggi daripada peringkat
perangkat individu.
Jadi bila disimpulkan dari kedua pengertian iu maka dapatlah kita
artikan secara umum bahwa elektronika daya merupakan studi tentang
rangkaian elektronika yang bertujuan mengontrol peralatan listrik
berdaya besar dengan cara melakukan perubahan parameter listrik.
Rangkaian elektronika yang dimaksud adalah rangkaian-rangkaian yang
menggunakan komponen semikonduktor yang difungsikan sebagai saklar
(switching) yang mempunyai dua kondisi “ON” dan “OFF”. Disamping fungsi
switching, rangkaian elektronika daya juga difungsikan sebagai pengubah
(converting) dan sebagai pengatur (controlling).
Sumber
Beban
energy listrik
Rangkaian
kontrol
Gambar 2.2 Sistem Elektronika Daya dasar
Sumber: Dokumen pribadi
Secara blok diagram system elektronika daya dasar dapat dilihat pada gambar
2.2.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 33
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
P
Gerbang
N
Gerbang P
Gerbang
N
Katoda Katoda
Katoda
Bentuk fisik dan identifikasi kaki SCR dapat dilihat pada gambar 2.4. SCR
hanya menghantar ke satu arah saja. Cara kerjanya menyerupai cara kerja
dioda penyearah. Oleh karena itu SCR sangat tepat digunakan sebagai
saklar. Pada saat SCR “ON” maka arus akan mengalir dari anoda ke katoda.
Kondisi ini didapat apabila SCR diberikan forward-bias dan gerbang
diberikan tegangan positif. SCR akan tetap ON walaupun tegangan
gerbang sudah diputuskan.
INSTRUMENTASI DAN
34 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 35
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan menekan SW1 sesaat maka SCR akan menghantar karena kaki
gerbang SCR mendapat tegangan positif. Lampu pun akan tetap menyala
walaupun kaki gerbang sudah tidak mendapatkan tegangan positif lagi.
Untuk mematikan lampu cukup dengan menekan SW2 sehingga kaki
anoda kehilangan tegangan positif.
SCR pada dasarnya bisa menggunakan sumber tegangan dc maupun ac.
Seperti telah diuraikan sebelumnya dengan gambar 2.5 adalah contoh
rangkaian SCR dengan sumber dc Untuk rangkaian dengan sumber ac
dapat dilihat pada gambar 2.6.
Ingat bahwa diode hanya bisa menghantar ke satu arah. Jadi walaupun SCR
diberi tegangnan catu ac, maka tegangan yang dapat memberi forward-
bias ke anoda-katoda SCR hanya setengah dari gelombang input ac.
Sehingga bentuk gelombang yang bekerja pada SCR menjadi gelombang
dc yang berdenyut setengah gelombang.
Jadi SCR akan ON hanya pada saat kaki anoda mendapat tegangan positif
atau dibias-maju. Dengan menekan tombol SW1 secara terus menerus,
maka lampu tampak nyala berdenyut (nyala dan mati secara priodik). Hal ini
membuktikan bahwa arus yang mengalir melalui SCR berlangsung selama
setengah gelombang sumber ac. Gambar 2.7 memperlihatkan hubungan
antara bentuk gelombang yang diberikan oleh sumber tegangan dengan
bentuk gelombang tegangan pada beban lampu BL1.
INSTRUMENTASI DAN
36 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Anoda 1
P1 N1
N2
N3 P2
P2 Anoda 2
DIAC adalah termasuk jenis diode yang hanya akan mengalirkan arus
(ON) apabila tegangan yang diberikan kepadanya sudah melebihi batas
tegangan breakover (breakover voltage =VBO). Apabila tegangan yang
diberikan ke kaki anoda A1 lebih positif dibandingkan kaki A2, maka diode
sebelah kiri yang menghantar (arus mengalir melalui P1-N2-P2-N3). Begitu
juga bila kaki A2 lebih positif terhadap kaki A1, maka diode sebelah kanan
yang akan menghantar ( arus mengalir melalui P2-N2-P1-N1). Karena sifat
Diac yang bisa ON dengan dua panjaran positif maupun negatif inilah
makanya Diac disebut juga Bidirectional Thyristor.
Grafik karakteristik Diac (gambar 2.9) memaparkan cara kerja Diac dengan
lebih jelas lagi. Ketika tegangan yang diberikan kecil di kedua polaritas
tegangan positif dan negatif, arus yang mengalir sangat kecil. Arus ini
dikenal sebagai arus bocor, karena sangat kecil dapat diabaikan dan Diac
tetap dalam kondisiOFF.
Setelah tegangan yang diberikan di kedua polaritas melebihi tegangan
breakover (30,40V), arus DIAC naik dengan cepat. Pada kondisi ini Diac
dinyatakan ON. Kondisi ON akan bertahan walaupun tegangan yang
diberikan ke Diac sudah turun sampai dibawah tegangan breakover.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 37
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Terminal utama 2
Anoda 2/MT2
N P N
NP G
P
N PN
P Anoda 1/MT1
INSTRUMENTASI DAN
38 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Dilihat dari konstruksi triac maka dapat kita simpulkan bahwa output triac
adalah arus bolak-balik. Triac mampu menghantarkan dengan salah satu
polaritas tegangan, baik positif maupun negatif.
a) Bentuk Triac
+
b) Rangkaian ekivalen
Gambar 2.11 Bentuk fisik triac dan rangkaian ekivalennya
Sumber: https://teknikelektronika.com/
Tombol OFF
MT2
+ ON
G
-
Beban MT1
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 39
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar ini 2.11 menjelaskan bahwa pada saat tombol ON ditekan maka
gerbang menjadi positif dan terminal MT2 juga menjadi positif. Tegangan
output pada beban merupakan tegang dc.
Apabila triac kita gunakan pada sumber tegangan arus bolak-balik, maka
bentuk rangkaiannya menjadi seperti pada gambar 2.13.
MT2
ON
~ G
Beban MT1
INSTRUMENTASI DAN
40 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. Converter
Fungsi lainnya dari komponen elektronika daya adalah sebagai pengubah
atau converter. Yang dimaksud pengubah disini adalah kemampuan
rangkaian elektronika daya dalam mengubah dari satu bentuk besaran
energy ke bentuk besaran enenrgi yang lain berupa gelombang arus,
tegangan atau lainnya. Ada beberapa jenis pengubahan energy dalam
elektronika daya yaitu: pengubahan tegangan AC menjadi tegangan DC,
pengubahan tegangan tegangan AC yang tetap menjadi tegangan AC yang
dapat dikendalikan, pengubahan tegangan DC menjadi tegangan AC dan
pengubahan tegangan DC yang tetap menjadi tegangan DC yang dapat
dikendalikan.
Untuk melakukan macam-macam konversi itu, dalam prakteknya
menggunakan rangkaian-rangkaian elektronika daya tertentu seperti
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 41
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
a) Rangkaian penyearah
INSTRUMENTASI DAN
42 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Vm = √2 x Vrms
Vdc= atau
Vdc = 0,318 x Vm
Dimana:
π = 3,14,
Vrms = Tegangan efektif
Kajian dalam bentuk gelombang input dan output untuk penyearah 1
fasa setengah gelombang akan didapat seperti gambar 2.16 berikut
ini. Frekuensi output sama dengan frekuensi input.
a) Rangkaian penyearah
Vdc=
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 43
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
a) Rangkaian penyearah
INSTRUMENTASI DAN
44 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
beban. Oleh karena itu tegangan output Vdcmenjadi 0 sampai dengan
2π + α. Kemudian akan berulang kembali seperti langkah awal secara
terus menerus.
Tegangan beban rata-rata menjadi:
Vdc =
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 45
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Tegangan output rata-rata:
Vdc =
D=
T= 1/f
Dimana: f adalah frekuensi chopping
Tegangan output rata-rata:
Vdc = D.Vs
Atus beban rata-rata:
IR = ( D.Vs)/R
Tegangan output pada beban dapat diubah-ubah dengan mengatur duty
ratio D. Pada rangkaian yang diuraikan ini tegangan rata-rata pada output
selalu lebih rendah daripada tegangan sumber. Seandainya diperlukan
pengaturan tegangan output yang lebih besar dari tegangan sumber, maka
kita harus menggunakan rangkaian chopper dc yang lainnya. Apabila
diuraikan lebih lanjut, sebenarnya chopper dc dapat dibagi menjadi lima
jenis ditinjau dari arah arus dan tegangan yang mengalir. Ada chopper dc
kelas A sampai chopper dc kelas E. Pada pembahasan (gambar 2.20) ini
hanya memperkenalkan chopper dc kelas A saja.
4) Konversi Tegangan DC ke tegangan AC
Rangkaian yang digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi
tegangan AC disebut Inverter. Komponen yang digunakan sama dengan
rangkaian-rangkaian pengubaha terdahulu yaitu SCR, MOSFET, diode atau
komponen elektronika daya lainnya.
INSTRUMENTASI DAN
46 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Contoh nyata penerapan rangkaian inverter adalah pada
Uninterruptible Power Supply (UPS). Salah satu rangkaian yang
digunakan untuk UPS dapat dilihat dalam gambar 2.22
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 47
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
.
Gambar 2.22 Inverter 100 watt
Sumber: https://panduanteknisi.com/
LEMBAR PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum:
Setelah melaksanakan praktik ini peserta didik diharapkan dapat lebih memahami
tentang cara kerja komponen SCR
Keselamatan kerja:
1. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
2. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
3. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
4. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus dilakukan dengan
seijin guru pendamping praktik.
5. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman sebelum dan sesudah praktik
6. Tidak bersenda gurau selama melakukan praktik
INSTRUMENTASI DAN
48 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Gambar Kerja:
`
S1
A1
Beban
15 – 50 Vdc R3
Vs
VS
V1
Vs Vs R2 P
A2
S2
R1
Vs
Vs
Langkah Kerja:
1. Rakitlah rangkaian percobaan sesuai gambar kerja 2.23
2. Setelah mendapat izin guru praktik hubungkan rangkaian percobaan ke sumber
tegangan dengan S1 dan S2 masih dalam terbuka.
3. Aturlah posisi P agar tegangan gate menjadi nol, amati tegangan V1
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 49
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum:
Setelah melaksanakan praktik ini peserta didik diharapkan dapat lebih memahami
tentang cara kerja komponen triac
Keselamatan kerja:
1. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
2. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
3. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
4. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus dilakukan dengan
seijin guru pendamping praktik.
5. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman sebelum dan sesudah praktik
6. Tidak bersenda gurau selama melakukan praktik
INSTRUMENTASI DAN
50 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Gambar Kerja:
Gambar 2.24 Rangkaian pengujian Triac
S1
V3 R
VR
Diac Beban
220 Vac/50Hz T
Vs TriacL
C Vs
V1 V2
G
Vs Vs
Vs
Sumber: Dokumen pribadi
Vs
Langkah Kerja:
1. Rakitlah rangkaian percobaan sesuai gambar kerja 2.24
2. Setelah mendapat izin guru praktik hubungkan rangkaian percobaan ke sumber
tegangan
3. Aturlah posisi VR pada posisi minimum.
4. Perhatikan penunjukan voltmeter 1, 2, dan 3 dan catalah pada tabel 2.3
5. Ukurlah gelombang tegangan pada titik sumber tegangan AC, titik T , titik G, dan
parallel beban lampu menggunakan osciloskop.
6. Gambarlah bentuk gelombang yang terukur oleh osciloscop
7. Putarlah VR pada posisi tertentu (anggap posisi 1) hingga terbaca tegangan pada
V1 dan bandingkan gelombang sumber tegangan AC dengan gelombang pada
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 51
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
VARIABLE FREQUENCY DRIVE
Dalam perkembangan industri
dewasa ini, penggunaan motor induksi
sebagai penggerak berbagai mesin
pemroses seperti : Pompa, Kompresor,
Fun, Blower, Konveyor, dan penggerak
mesin proses produksi lainnya
sangatlah pesat. Hal ini disebabkan
karena motor induksi memiliki banyak
keunggulan dibanding motor sinkron
INSTRUMENTASI DAN
52 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
atau motor DC. Konstruksi motor induksi lebih sederhana dan perawatan mudah
dan efisiensinya tinggi.
Adapun kelemahan dari motor induksi adalah pada pengaturan kecepatan
dan torsi awal yang rendah. Dengan pesatnya perkembangan teknologi
elektronika daya masalah tersebut dapat diatasi dengan mengatur tegangan
input dan frekuensinya guna mendapatkan pengaturan kecepatan dan torsi yang
sesuai dengan kebutuhan proses produksi di Industri. Salah satu perangkat yang
digunakan untuk mengatur kecepatan motor adalah inverter Variable frequency
drive (VFD).
Pada dasarnya VFD merupakan perangkat elektronika daya yang terdiri
dari penyearah tak terkendali atau penyearaha terkendali. Inverter mengubah
tegangan AC menjadi DC dan kemudian diubah menjadi AC kembali dengan
frkuensi yang berbeda atau dapat diatur. Pengembangan inverter kedepan akan
lebih baik lagi sehingga effiseinsi kerja dalam proses produksi di industri akan
tercapai.
JELAJAH INTERNET
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 53
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
1. Pada umumnya komponen diac digunakan untuk mentriger Triac agar bisa
bekerja. Coba anda cari fungsi diac lainnya melalui buku cetak atau elektronik
kemudian rangkumlah dengan dilengkapi gambar rangkaiannya.
2. Bandingkan cara kerja SCR dengan Triac kemudian buat kesimpulan mengapa
triac lebih banyak digunakan!
3. Buat rangkaian aplikasi yang menggunakan komponen TRIAC. Simulasikan
dengan menggunakan Software aplikasi yang sesuai. Buatlah kesimpulan dari
hasil percobaanmu!
4. Kembangkan pengetahuanmu tentang Chopper dc dengan mencari dari
berbagai sumber termauk chopper 3 fasa, kemudian buatlah rangkumannya
5. Dengan bantuan internet carilah rangkaian-rangkaian terapan elektronika
daya yang banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga maupun yang
digunakan dalam dunia industry. Hasilnya buatlah dalam bentuk kliping.
INSTRUMENTASI DAN
54 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang konsepdasar
elektronika daya. Dari semua materi yang sudahdijelaskan dalam bab kedua ini,
materi manakah yang menurut Anda paling sulit dipahami?Coba Anda diskusikan
dengan teman maupun guru Anda. Karena apabila telah memahami konsep
komponen elektronika daya iniakan membantu Anda dalam memahami materi-
materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 55
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
56 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Berbagai jenis sensor saat ini telah digunakan secara luas baik untuk aplikasi IOT yag
digunakan secara terbatas ataupun untuk industri. Sensor bertugas mendeteksi dan
mengkonversi besaran fisik menjadi sinyal listrik. Sinyal yang dihasilkan oleh sensor
masih terlalu kecil hingga perlu diperkuat.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 57
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
1. Arus yang masuk ke Op Amp = 0, pada prakteknya konsumsi arus pada kisaran
pA ( Pico Amper)
Op-Amp terdiri dari input Inverting (-) dan Non Inverting (+) serta output. Berikut
ini adalah skema dasar dari Op Amp.
Pada rangkaian ini resistor penguat input terdapat pada terminal inverting,
output Op-Amp memiliki polaritas terbalik dari input.Rangkaian ini berfungsi
sebagai penguat sinyal, AV merupakan faktor penguatan.
Pada rangkaian ini resistor penguat input terhubung pada terminal Non
inverting, Output memiliki polaritas yang sama dengan input. Rangkaian
ini berfungsi sebagai penguat sinyal, Av merupakan faktor penguatan
rangkaian.
INSTRUMENTASI DAN
58 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 59
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
5. Voltage Summing Amplifier
6. Comparator
7. Integrator
INSTRUMENTASI DAN
60 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
8. Differensiator
C. PENERAPAN OP-AMP
1. Driver Motor DC
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 61
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
62 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Percobaan 1
1. Buatlah rangkaian OP Amp seperti pada gambar berikut pada Proteous
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 63
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Jalankan simulasi atur RV1, catat nilai Vin, kemudian isi tabel berikut
NO VIn Vout (Perhitungan) Vout (Percobaan)
1
2
3
4
5
Percobaan 2
1. Buatlah rangkaian OP Amp seperti pada gambar berikut pada Proteous
2. Jalankan simulasi atur RV1, catat nilai Vin, kemudian isi tabel berikut
V1 > V2 V1 < V2
NO V1 V2 VOUT V1 V2 VOUT
1
2
INSTRUMENTASI DAN
64 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Percobaan 3
1. Buatlah rangkaian OP Amp seperti pada gambar berikut pada Proteous
2. Jalankan simulasi atur RV1 dan RV2, catat nilai Vout ketika V1>V2 dan
V1<V2, kemudian isi tabel berikut
NO V1 V1 > V2 VOUT V1 < V2 VOUT
V2 V1 V2
Percobaan 4
1. Buatlah rangkaian Op-Amp seperti gambar berikut pada Proteous
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 65
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
3. Pilih bentuk sinyal input lihat bentuk gelombang output pada Oscilloscop,
masukan pada tabel berikut.
NO GELOMBANG INPUT GELOMBANG OUTPUT
CAKRAWALA
Tabung Hampa
Penggunaan komponen elektronika tabung hampa (Vacum tube) pada pada tahun
1940 untuk komponen komputer oleh Bell Labs menjadi permulaan pengembangan
Op-Amp. Istilah Op-Amp pertama di perkenalkan oleh Jhon Ragazzini, istilah
Operational Amplifier adalah penguat yang dapat melakakukan operasi matematika
dan kalkulus. Op-Amp tabung hampa komersil pertama bernama K2-W yang di-
produksi oleh George A Philbrick Research. Inc pada tahun 1946. K2-W memiliki 8
pin dengan tegangan 300V. Op-Amp dalam bentuk Integrated Circuit(IC) pertama
kali di produksi oleh Fairchild Semikonduktor Corporation dengan nama µA702
pada tahun 1963.
INSTRUMENTASI DAN
66 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 67
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
INSTRUMENTASI DAN
68 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
Setelah mempelajari tentang Op-Amp apakah masih ada yang belum di pahami.
Jika masih ada dapat di diskusikan dengan teman atau tanyakan pada pembimbing
agar dapat di pahami
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 69
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
SISTEM BILANGAN
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
70 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti tidak akan terlepas dari masalah angka dan
bilangan. Setiap anak yang sudah bisa berbicara pada umumnya sudah dikenalkan
dengan bermacam simbol termasuk angka dan bilangan. Kita diajarkan cara menulis
angka dan terus diajarkan pula cara mengucapkannya. Semakin lama kita semakin
akrab dengan angka-angka dan bilangan yang selanjutnya kita kenal bahwa angka 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 itu adalah sistem bilangan decimal.
Ternyata dengan bertambahnya level pendidikan maka bertambah pula pemahaman
akan angka dan bilangan. Seperti ditunjukkan dalam gambar 4.1 sebagai ilustrasi
bahwa ternyata banyak sekali simbol angka yang berkembang dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sistem bilangan pun bukan hanya bilangan decimal, tetapi masih
ada beberapa sistem bilangan lainnya. Dalam bab ini akan diuraikan lebih jauh lagi
tentang sistem bilangan yang nantinya bermanfaat pada saat kita membuat suatu
sistem kendali instrumentasi dan otomatisasi proses.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 71
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Sistem Bilangan
Didalam pelajaran matematika kita pasti berhubungan dengan penggunaan
angka dan bilangan. Mungkin timbul pertanyaan, apa sebenarnya angka dan
bilangan itu? Bilangan merupakankonsep matematika yang digunakan sebagai
pencacahan dan pengukuran. Bilangan dapat juga digunakan untuk menyatakan
kuantitas. Lambang atau simbol untuk mewakili bilangan tersebut dikenal dengan
angka, digit atau lambang bilangan. Sebagai contoh, kita sudah sangat mengenal
angka 0 sampai 9. Seandainya ada yang menulis 10, maka secara umum orang
akan menyebutnya “sepuluh”. Kenapa demikian? Karena bilangan tersebut
menggunakan simbol angka antara 0 sampai 9 yang secara keseluruhan jumlahnya
10 angka. Jadi dapat dipahami bahwa bilangan-bilangan yang menggunakan 10
simbol angka merupakan bilangan-bilangan yang menggunakan sistem bilangan
sepuluh atau decimal. Dengan demikian secara umum dapatlah disimpulkan
bahwa sistem bilangan yang digunakan ditentukan oleh berapa jumlah simbol
angka yang digunakan dalam bilangan tersebut.Jadi penyebutan “10” seharusnya
bukanlah angka sepuluh, tetapi yang benar adalah angka satu nol. Hanya oleh
karena angka 10 ini kita gunakan dalam konteks angka 0 sampe 9 (bilangan dasar
10), makanya disebut “sepuluh” mengikuti nama sistem bilangannya.
INSTRUMENTASI DAN
72 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
MATERI PEMBELAJARAN
1). 123 = ( ……)10
Penyelesaian:
123 = 3 x 100+ 2 x 101 + 1 x 102
= 3 x 1 + 2 x 10 + 1 x 100
Posisi digit bilangan mempunyai nilai dengan kelipatan 10 sehingga
menjadi 1, 10 dan 100. Digit “1” disebut sebagai digit yang paling berarti
(Most Significant Digit, MSD) dalam bilangan 123 dan “3” disebut digit
yang paling tidak berarti (Least Significant Digit, LSD)
MSD LSD
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 73
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
ABCD2 = D x 20 + C x 21 + B x 22 + A x 23
CONTOH SOAL
1) 1012= ( …..)10
Penyelesaian:
1012 = 1 x 20 + 0 x 21 + 1 x 22
= 1x1+ 0x2+1x4
= 1+0+4
= 510
2) 11012 = ( …..)10
Penyelesaian:
11012= 1 x 20 + 0 x 21 + 1 x 22 + 1 x 23
= 1x1 + 0x2 + 1x4 +1x8
= 1 + 0 + 4 + 8
= 1310
INSTRUMENTASI DAN
74 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
MATERI PEMBELAJARAN
3). 101,0112 = ( …..)10
Penyelesaian:
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 75
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Hasil konversi bilangandiambil dari sisa pembagian dan ditulis
sesuai arah anak panah:
2310 = 101112
2) 12510 = ( ……)2
125 : 2 = 62 sisa 1(LSD)
62 : 2 = 31 sisa 0
31 : 2 = 15 sisa 1
15 : 2 = 7 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1(MSD)
Hasil konversi adalah:
12510 = 11111012
INSTRUMENTASI DAN
76 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. 0,110 = .( …. )2
Penyelesaian:
0,1 x 2 = 0,2
0,2 x 2 = 0,4
0,4 x 2 = 0,8
0,8 x 2 = 1,6
0,6 x 2 = 1,2
0,2 x 2 = 0,4
0,4 x 2 = 0,8
0,8 x 2 = 1,6
0,6 x 2 = 1,2
0,2 x 2 = …
Hasil konversi: 0,110 = 0,0001100112
Untuk penyelesaian konversi dari bilangan decimal pecahan ke
bilangan biner bisa diambil beberapa angka dibelakang koma untuk
mendapatkan hasil yang mendekati harga sebenarnya.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 77
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI
CONTOHPEMBELAJARAN
SOAL
a. 2578 = ( …..)10
Penyelesaian:
2578 = 7 x 80 + 5 x 81 + 2 x 82
= 7 x 1 + 5 x 8 + 2 x 64
= 7 + 40 + 128
= 17510
b. 7648 = (……)10
Penyelesaian:
7648 = 4 x 80 + 6 x 81 + 7 x 82
= 4 x 1 + 6 x 8 + 7 x 64
= 4 + 48 + 448
= 50010
c. 235,148 = (…….)10
Penyelesaian:
d. 0,578 = ( …..)10
Penyelesaiannya:
0,578 = 5 x 8-1 + 7 x 8-2
= 5 x 0,125 + 7 x 0,015625
= 0,625 + 0,109375
= 0,73437510
INSTRUMENTASI DAN
78 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
4. Konversi Bilangan Desimal ke Oktal
Untuk mengkonversi bilangan decimal ke octal dilakukan dengan cara
membagi bilangan decimal dengan bilangan dasar octal yaitu 8.
CONTOH SOAL
a. 50010 = (….)8
Penyelesaian:
500 : 8 = 62 sisa 4 (LSD)
62 : 8 = 7 sisa 6
7 : 8 = 0 sisa 7 (MSD)
Hasil konversi diambil dari sisa pembagian yang urutan penulisannya
dari angka yang paling bawah kearah atas sesuai arah panah.
50010 = 7648
b. 16910 = (…..)8
Penyelesaian:
169 : 8 = 21 sisa 1 (LSD)
21 : 8 = 2 sisa 5
2 : 8 = 0 sisa 2 (MSD)
Hasil konversi: 16910 = 2518
c. 64,12510 = ( ……..)8
Bagian bilangan bulat:
6410 = ( …)8
Penyelesaiannya:
64 : 8 = 8 sisa 0
8 : 8 = 1 sisa 0
1 : 8 = 0 sisa 1
Hasilnya: 6410 = 1008
Bagian Pecahan:
0,12510 = (…..)8
Penyelesaiannya:
0,125 x 8 = 1 0,12510 = 0,18
Jadi hasil konversi:
64,12510 = 100,18
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 79
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI
CONTOHPEMBELAJARAN
SOAL
d. 0,2187510 = (…..)8
Penyelesaian:
0,21875 x 8 = 1,75
0,75 x 8 = 6
Hasil konversi: 0,2187510 = 0,168
Contoh:
37AH = ( …)10
Penyelesaian:
b. 3BH = ( ….)10
Penyelesaian:
3BH = B x 160 + 3 x 161
= 11 x 1 + 3 x 16
= 11 + 48
= 5910
c. 0,8H = (….)10
Penyelesaian:
0,8H = 8 x 16-1
= 8 x 0,0625
INSTRUMENTASI DAN
80 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
= 0,510
d. 0,C3H = (….)
Penyelesaian:
0,C3H = C x 16-1 + 3 x 16-2
= 12 x 0,0625 + 3 x 0,00390625
= 0,75 + 0.01171875
0,C3H = 0,7617187510
b. 17510 = (……)
Penyelesaian:
175 : 16 = 10 sisa 15 = F
10 : 16 = 0 sisa 10 = A
Jadi hasil konversi: 17510 = AF16
c. 0,187510 = (…..)H
Penyelesaian:
0,1875 x 16 = 3
Jadi hasil konversi: 0,187510 = 0,3H
d. 16,1610 = (….)
Penyelesaian:
Konversi bagian bilangan bulat:
16 : 16 = 1 sisa 0
1 : 16 = 0 sisa 1
Jadi hasil konversi bagian bilangan bulat: 1610 = 1016
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 81
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. 101010102 = (….)8
Penyelesaian:
Bagi per tiga digit: .10 101 010
2 5 2
Jadi hasil konversi: 101010102 = 2528
INSTRUMENTASI DAN
82 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2) 110011012 = CD16
3) 10012 = 916
4) .1010101111002 = ABC16
b. BACAH = 10111010110010102
c. 10H = 100002
d. ED1H = 1110110100012
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 83
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
Sistem bilangan yang digunakan dunia saat ini merupakan hasil karya pemikiran
para ahli yang sudah selayaknya diberikan gelar pakar atau ilmuwan matematika
dunia. Berawal dari kondisi alam disekitar tempat tinggal manusia mendorong
manusia untuk berpikir bagaimana untuk mencapai kehidupan yang lebih baik
dalam segi keselamatan dan keamanan maupun dalam hubungan bermasyarakat.
Bagaimana manusia waktu itu yang umumnya bertempat tinggal di sekitar sungai
memerlukan penanggalan agar mereka tahu tentang perubahan musim. Mereka
juga harus tahu tata cara menyatakan ukuran, jumlah dan sebagainya.
INSTRUMENTASI DAN
84 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
Sistem bilangan yang umum digunakan dalam teknik digital dan komputer dapat
dibedakan menjadi empat yaitu bilangan biner, bilangan oktal, bilangan desimal
dan bilangan heksadesimal. Perbedaan sistem bilangan itu berdasarkan bilangan
dasar yang dipakai tiap sistem bilangan. Nama sistem bilangan sesuai dengan
jumlah bilangan dasarnya masing-masing, misalnya bilangan oktal yang terdiri
atas delapan bilangan dasar dan bilangan desimal yang mempunyai 10 bilangan
dasar.Nilai suatu bilangan dapat dikonversikan ke bentuk sistem bilangan lainnya.
Untuk konversi ini menggunakan aturan tertentu.
TUGAS MANDIRI
1. Buatlah suatu tabel konversi bilangan yang mencakup bilangan desimal, biner,
octal dan heksadesimalsebanyak 25 bilangan.
2. Untuk mengkonversi suatu bilangan ke bilangan lain dapat dilakukan dengan
Microsoft exel. Coba anda pelajari dari buku atau melalui internet. Buatlah
laporan tentang tata cara pembuatan tabel konversi yang meliputi bilangan
biner, bilangan desimal, bilangan octal dan bilangan heksadesimal
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 85
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang sistem bilangan
digital. Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab ini, mana yang
menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman
maupun guru Anda, karena apabila telah memahami konsep tentang sistem
bilanganini akan dapat membantu Anda dalam memahami materi-materi teknik
digital lainnya seperti gerbang dasar, sistem sandi digital yang akan dibahas di
dalam bab-bab selanjutnya.
INSTRUMENTASI DAN
86 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari tentang sistem sandi digital, peserta didik dapat menjelaskan
jenis-jenis sistem sandi digital serta mampu melakukan konversi dari satu sistem
sandi ke sistem sandi yang lain dengan benar.
PETA KONSEP
A B C.
Pengertian Jenis-jenis sistem Sandi Konversi sistem
Digital sandi Digital
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 87
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa data yang diproses di dalam peralatan sistem digital adalah data-
data yang direpresentasikan dalam bentuk bilangan biner. Perangkat digital hanya
mengenal digit 1 dan 0. Karena itu data yang akan diproses di dalam peralatan-peratan
digital haruslah dalam bentuk binary coded. Di sisi lain di lapangan penggunaan
kode biner tidak mudah. Masyarakat sudah sangat familiar dengan bilangan desimal.
Misalnya seperti kalkulator pada gambar 5.1. Penggunaan alat ini sangatlah mudah
bagi masyarakat. Apabila ditekan angka 1 maka yang muncul pada layar display adalah
angka 1. Dan apabila ditekan angka 7 maka muncullah angka tujuh pada layar display.
Kenapa bisa demikian? Angka 7 decimal tersebut tidak akan bisa diproses langsung
oleh kalkulator sebagai perangkat digital. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
perangkat digital hanya bisa memproses data biner. Berarti ada suatu mekanis tertentu
yang bekerja di dalam kalkulator sehingga input data desimal dapat diproses. Di dalam
teknik digital hal tersebut bisa dilakukan dengan piranti pengubah data. Pengubahan
data misalkan dari desimal menjadi sandi tertentu. Dalam kasus kalkulator, karena
input data desimal lebih banyak daripada outputmya yaitu kode biner, maka piranti
yang digunakan adalah Encoder. Setelah diproses dengan kode biner dan hasilnya
mau ditampilkan di layar display, maka piranti yang digunakan adalah Decoder.
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
88 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
A. Jenis-Jenis Sistem Sandi Digital
1. Sandi BCD (Binary Coded Decimal)
BCD adalah suatu sistem sandi yang umum digunakan untuk menyatakan
angka desimal secara digital. Oleh karena bilangan decimal itu dari 0 sampai
9, maka untuk menyatakan desimal dalam biner diperlukan 4 digit biner.
Kode ini sering juga disebut dengan istilah kode BCD 8421. Hal ini dikrenakan
nilai tiap bit dari kode ini berurutan dari bit yang paling kanan adalah 1, 2,
4, dan 8. Bila kita menggunakan biner 4 bit tentunya peluang kombinasi
yang dihasilkan adalah 24 sama dengan 16 peluang kombinasi. Tetapi oleh
karena kode BCD ini adalah pengkodean desimal dalam bentuk biner, maka
hanya sejumlah bilangan decimal saja yang dikonversikan ke biner yaitu dari
0 sampai dengan 9. Sehingga ada 6 kombinasi biner yang tidak digunakan
atau 6 kode terlarang dalam kode BCD. Kode terlarang tersebut adalah 1010,
1011, 1100, 1101, 1110, 1111. Apabila dalam proses penjumlahan misalnya
hasilnya merupakan salah satu kode tersebut maka akan muncul pesan Error.
Yang perlu diingat bahwa kode BCD walaupun menggunakan digit biner ,
tetapi bukanlah bilangan biner. Perhatikan perbandingan berikut:
27510 = 1000100112
27510= 001001110101BCD
Dengan bilangan desimal yang sama, ternyata ekivalen binernya berbeda
antara hasil konversi ke biner dengan yang dikodekan ke biner. Voltmeter
digital, pengukur frekuensi, kalkulator, dan jam digital adalah contoh peralatan
yang menggunakan BCD karena informasi output ditampilkan dalam desimal
Tabel 5.1 Kode BCD
Decimal BCD
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
2. Sandi Excess-3 (XS-3)
Sandi Excess-3 (atau XS-3) adalah sandi tidak berbobot yang digunakan
untuk mengekspresikan angka decimal. Sandi XS-3 terdiri dari 4 digit untuk
melambangkan sebuah digit decimal. Sandi ini pada dasarnya menyerupai
kode BCD. Bahkan tidak jarang kode excess-3 digunakan untuk menggantikan
kode BCD. Sandi ini diperoleh dengan menambahkan 3 kepada tiap digit
decimal kemudian baru disandikan ke biner.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 89
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
3. Sandi Grey
Sandi gray adalah suatu sandi yang dibentuk dari bilangan biner dimana antara
bilangan sebelumnya dengan bilangan selanjutnya hanya berbeda satu digit
atau angka. Walaupun sandi ini menggunakan bilangan biner tetapi sandi ini
tidak memiliki bobot sehingga tidak dikenal LSB dan MSB. Artinya kode ini
tidak bisa digunakan untuk operasi aritmatika.
4. Sandi ASCII
Sandi ini merupakan sandi alfanumerik untuk bagian input/output komputer.
ASCII merupakan singkatan dari American Standard Code for Information
Interchange yang dipatenkan oleh American National Standards Institute
(ANSI). Jadi sandi ASCII merupakan sandi Standar Amerika untuk Pertukaran
Informasi atau sebuah standar internasional dalam pengkodean huruf
dan simbol yang bersifat universal. Jadi ASCII bukan untuk perhitungan
matematis.
INSTRUMENTASI DAN
90 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Tabel 5.4 Sandi ASCII
X3 X2 X1 X0 X X X4
010 011 1006 5 101 110 111
0000 SP 0 @ P p
0001 ! 1 A Q a q
0010 “ 2 B R b r
0011 # 3 C S c s
0100 $ 4 D T d t
0101 % 5 E U e u
0110 & 6 F V f v
0111 ‘ 7 G W g w
1000 ( 8 H X h x
1001 ) 9 I Y i y
1010 * : J Z j z
1011 + ; K k
1100 ‘ < L l
1101 _ = M m
1110 . ? N n
1111 / ? O o
Sandi ASCII merupakan sandi 7 bit terdiri atas 255 sandi. Desimal 0 sampai
127 merupakan sandi untuk manipulasi teks dan 128 sampai 255 untuk
manipulasi gambar/grafik. Kalau dikaitkan dengan keyboard komputer; 26
tombol untuk huruf kecil, 26 tombol untuk huruf besar, 10 tombol untuk
angka, dan 25 tombol untuk tombol fungsi khusus.
Format sandi 7 bit sebagai berikut:
X6 X5 X4 X3 X2 X0
Dimana: X = 0 atau 1
Contoh:
1) Sadi ASCII huruf “S”
Penyelesaian:
Cari huruf “S” pada tabel 5.4 terlelak pada kolom X6 X5 X4:
Ternyata pada kolom “101”
Cari huruf “S” pada tabel 5.4 terletak pada baris X3 X2 X1 X0:
Ternyata pada baris “0011”
Jadi sandi ASCII huruf “S” capital adalah: 101 0011
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 91
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2) 1000001101100101BCD = ( …….)10
Penyelesaian:
Kelompokkan per nible: 1000001101100101
8 3 6 5
Hasilnya: 1000001101100101BCD = 836510
INSTRUMENTASI DAN
92 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
d. Bit sandi Gray ke empat merupakan fungsi logika EX-OR bit ketiga dan bit
ke empat bilangan biner, begitu seterusnya.
Contoh:
1) 10012 = ( ……)gray code
Penyelesaian:
1 0 0 1
1 1 0 1
Hasil konversi: 10012 = 1101gray code
0 1 0 0
Hasil konversi: 01112 = 0100gray code
4. Konversi sandi Gray ke bilangan biner
Cara konversi ini adalah kebalikan dari konversi bilangan Biner ke sandi gray.
a. Bit pertama (paling kiri) sandi Gray sama dengan
bit pertama dari bilangan biner.
b. Bit kedua sandi gray:
1) Sama dengan 0 apabila bit biner kedua sama dengan bit gray
pertama, atau
2) Sama dengan 1 apabila bit biner kedua tidak sama dengan bit
gray pertama.
1) Bit ketiga sandi gray:
a) Sama dengan 0 apabila bit biner ketiga sama dengan bit
gray kedua, atau
b) Sama dengan 1 apabila bit biner ketiga tidak sama dengan
bit gray kedua
2) Bit keempat sandi gray: langkahnya sama dengan point 3 hanya
yang dibandingkan bit biner ke-empat dengan bit gray ketiga.
Cara lain adalah dengan penambahan seperti dapat dilihat pada
latiham soal.
Contoh:
1) 0101gray code = ( …….)2
Penyelesaian:
1 1 0 1
+ + +
0 1 1 0
Hasil konversi: 0101gray code = 01102
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 93
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2) 1101gray code = ( …. )2
Penyelesaian:
1 1 0 1
+ + +
1 0 0 1
Hasil konversi: 1101gray code = 10012
2) 96310 = ( ……)XS-3
Penyelesaian:
9 + 3 = 12 = 1100
6 + 3 = 9 = 1001
3 + 3 = 6 = 0110
Hasil konversi: 96310 = 1100 1001 0110XS-3
2) 001101100101XS-3 = ( ……)10
Penyelesaian:
0011 0110 0101
3 6 5
3 3 3-
0 3 2
Hasil konversi: 001101100101XS-3 = 03210
INSTRUMENTASI DAN
94 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
7. Konversi ASCII
Untuk mengkonversi sandi ASCII ke bilangan biner kita gunakan bantuan
tabel 5.4.
Contoh:
1) STARASCII = ( ….)10
Penyelesaia:
S = 101 0011
T = 101 0100
A = 100 0001
R = 101 0010
Hasilnya: STOPASCII = 1010011 1010100 1000001 10100102
CAKRAWALA
Gambar 5.2 adalah salah satu contoh perangkat yang menggunakan konsep sandi
gray yaitu absolute Encoders single-turn. Encoders mutlak dapat digunakan dalam
setiap pabrik dan otomatisasi logistik, dimana poros rotasi gerakan memerlukan
deteksi absolut.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 95
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
Misalnya, botol plastik yang ditumpuk di beberapa lapisan pada palet di sistem
palletizer. Gripper dari mesin penanganan palet harus diposisikan di arah X dan
Y. Untuk menentukan posisi gripper Encoders mutlak multiturn dapat digunakan
Encoder mutlak dengan antarmuka berbasis Ethernet seperti dari keluarga produk
AFM60.
Banyak contoh lain yang bisa anda baca tentang penerapan Encoder absolute ini
diantaranya kontrol otomatis kemudi, pedal koping kendaraan serta kontrol posisi
motor dc.
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai sistem sandi digital, peserta didik
dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Banyak pengetahuan yang bisa
diakses melalui internet yang kaitannya dengan sistem sandi digital. Beberapa
website yang dapat kalian kunjungi untuk tujuan tersebut dantaranya sebagai
berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=2hGmQrdfXGw
https://www.youtube.com/watch?v=X0YZY2yqQJA
https://www.youtube.com/watch?v=cdeNxFkTwR0
INSTRUMENTASI DAN
96 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
RANGKUMAN
Dalam teknik digital dikenal beberapa sandi digital. Sandi-sandi diperoleh
dari proses pengkodean atau koding. Proses pengkodean ini dilakukan karena
perangkat-perangkat digital dan computer hanya bisa mengolah data-data yang
berbentuk digit 0 dan 1.
Ada sandi Binary coded decimal (BCD), ada juga sandi Excess-3, sandi gray
dan sandi ASCII. Jika dikupas lebih jauh masih banyak sandi-sandi yang lain yang
tidak dibahas dalam bab ini.
Antara satu sandi dengan sandi lain dapat dikonversikan dengan aturan-
aturan tertentu. Misalnya pada sebuah kalkulator, input yang dimasukkan ke
kalkulator adalah dalam bentuk bilangan decimal. Data ini harus diubah ke dalam
biner agar bisa dipahami oleh perangkat kalkulator.
TUGAS MANDIRI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 97
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang sistem
sandi digital. Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab ini, mana yang
menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun
guru Anda. Karena dengan memahami konsep tentang system sandi digital akan
membantu Anda dalam memahami materi-materi teknik digital yang akan dibahas
di bab-bab selanjutnya.
INSTRUMENTASI DAN
98 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BAB
GERBANG LOGIKA DASAR
VI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi gerbang logika dasar, siswa diharapkan mampu
mendeskripsikan macam-macam gerbang logika dasar dalam sistem digital dengan
percaya diri, mampu menentukan tabel kebenaran gerbang logika dasar dengan
benar, dan mampu merangkai gerbang-gerbang logika dasar dengan tepat dan
mandiri.
PETA KONSEP
GERBANG LOGIKA
DASAR
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 99
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Gerbang logika dasar sudah banyak diterapkan dalam berbagai sistem kehidupan,
salah satunya diterapkan dalam sistem instrumentasi dan otomatisasi proses.
Sistem yang diterapkan dalam proses yang berhubungan dengan komputer pasti
terdapat prinsip-prinsip logika dasar. Seperti apakah prinsip-prinsip penggunaan
gerbang logika dasar? Mari kita simak penjelasannya.
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
100 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Input Output
A B Y=A+B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 101
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
A B Y=A.B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Sesuai dengan prinsip kerja gerbang logika AND, tabel kebenaran
pada Tabel 6.2. menunjukkan bahwa nilai output Y hanya akan 1 apabila
keseluruhan input bernilai 1.
INSTRUMENTASI DAN
102 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Hubungan antara input dan output gerbang logika NOT ditunjukkan dalam
tabel kebenaran Tabel 6.3
Tabel 6.3 Tabel Kebenaran Gerbang Logika NOT
Input Output
A Y=Ā
0 1
1 0
Bila suatu input diinvers sebanyak 2 kali maka outputnya akan tetap sesuai
dengan inputnya.
0 1 0
1 0 1
Berdasarkan tabel kebenaran pada Tabel 6.4, input A yang di NOT kan
hasilnya akan di balik, lalu hasil yang telah dibalik (diinvers) kemudian di
NOT kan kembali sehingga nilai akhirnya sama dengan nilai input pertama.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 103
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Hasil keluaran dari kedua input A dan B pada Gambar 6.6 dapat dilihat
dalam tabel kebenaran pada Tabel 6.5. Hasil menunjukkan bahwa output
bernilai 1 apabila salah satu input bernilai 0.
5. Gerbang Logika NOR
Gerbang logika NOR merupakan gabungan dari dua gerbang dasar
yaitu gerbang logika NOT dan OR. Prinsip logikanya merupakan logika OR
yang di NOT kan, sehingga hasil tabel kebenarannya merupakan kebalikan
dari gerbang OR. Simbol dan tabel kebenaran gerbang NOR dapat dilihat
pada Gambar 6.7.
INSTRUMENTASI DAN
104 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Input Output
A B
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Tabel kebenaran gerbang NOR menunjukkan bahwa output akan bernilai
0 apabila salah satu input bernilai 1, hal tersebut berkebalikan dengan tabel
kebenaran gerbang OR.
6. Gerbang Logika X-OR (Exclusive OR)
Gerbang logika X-OR seperti terlihat pada Gambar 6.8 mempunyai
2 masukan yang dinyatakan dalam variabel A dan B, serta keluaran yang
dinyatakan dengan variabel Y. Kondisi logika keluaran Y akan berlogika 0 jika
dan hanya jika kedua input A, dan B memiliki logika yang sama, keluaran akan
berlogika 1 apabila kedua inputnya berbeda.
Berdasarkan Gambar 6.8 a, ketika kedua input bernilai sama yaitu A
dan B bernilai 1 maka nilai output Y bernilai 0. Dan sebaliknya ketika nilai
input berbeda, maka output Y akan bernilai 1, lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel kebenaran gerbang X-OR.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 105
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
A B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
A B
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
INSTRUMENTASI DAN
106 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
C. Rangkaian Logika
Operasi logika membutuhkan kaidah-kaidah untuk memanipulasi
rangkaian logika yang rumit agar dapat dilakukan suatu penyederhanaan,
dengan kata lain perlu dilakukan “aljabar digital”. George Boole, seorang
ahli matematika dari Inggris telah merumuskan kaidah-kaidah dasar operasi-
operasi logika. Operasi logika dasarnya adalah AND, OR, dan NOT. Berikut ini
teorema-teorema Boolean yang menerapkan prinsip-prinsip operasi gerbang
logika dasar.
Tabel 6.9 Teorema-teorema Boolean untuk satu variabel
OR AND NOT
A+0=A A.0=0 A =A
A+1=1 A.1=A
A+A=A A.A=A
A+Ā=1 A.Ā=0
A+(A.B) = A A.(B+C)=(A.B)+(A.C)
A.(A+B) = A A+(B.C)=(A+B).(A+C)
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 107
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
(AND) atau penjumlahan (OR) dapat diabaikan karena hasilnya sama saja.
Selanjutnya kaidah distribusi berfungsi sebagai operasi penyebaran dan
digunakan untuk menyebarkan bilangan yang dikelompokan dalam tanda
kurung. Terakhir, kaidah serapan membolehkan penyederhanaan fungsi-
fungsi yang terlalu panjang.
Teorema DeMorgan dapat dilihat pada Gambar 6.10, dimana gerbang
OR dapat terbuat dari beberapa gerbang NAND.
INSTRUMENTASI DAN
108 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Y= (A+B)+AB
.............................(Kaida DeMorgan)
LEMBAR PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu
merakit rangkaian gerbang logika dasar dengan benar dan teliti.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan
praktik.
b. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
d. Jangan menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan sebelum
dikonsultasikan ke guru pengajar.
e. Pastikan lingkungan kerja bersih dana aman.
f. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 109
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
a. Project board
b. Power Supply
c. IC Logika
d. Resistor
e. LED
f. Saklar
g. Kabel jumper
INSTRUMENTASI DAN
110 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 111
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Buatlah rangkaian sesuai dengan Gambar 6.10.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Ulangi kembali langkah praktikum a, b, c, dan d untuk Gambar 6.11
sampai dengan Gambar 6.14.
f. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber
tegangan dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
g. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar
PERCOBAAN 2
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu
merakit rangkaian logika dan mengoperasikan rangkaian logika.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
INSTRUMENTASI DAN
112 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
4. Gambar Kerja
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Buatlah rangkaian sesuai dengan Gambar 6.10.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Ulangi kembali langkah praktikum a, b, c, dan d untuk Gambar 6.11
sampai dengan Gambar 6.14.
f. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber
tegangan dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
g. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 113
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
PERCOBAAN 3
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu
merakit rangkaian logika dan mengoperasikan rangkaian logika.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Periksa kelengkapan alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
d. Untuk menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan harus dilakukan
dengan seijin guru pendamping praktik.
e. Pastikan lingkungan kerja bersih dana aman.
f. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
4. Persamaan Logika
a. AB + AC = Y
b. ( A+B ) ( Ā+C ) = Y
c.
A.B + C = Y
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Buatlah gambar rangkaian sesuai dengan persamaan logika.
c. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian logika yang sudah
dibuat.
d. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
e. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
f. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber
tegangan dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
g. Buatlah laporan hasil praktikum dari percobaan yang telah dilakukan.
INSTRUMENTASI DAN
114 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
NAND
NAND
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 115
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
OR
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan bandingkan dengan tabel kebenaran gerbang
logika dasar dengan rangkaian pengganti.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber
tegangan dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum dari percobaan yang telah dibuat.
CONTOH SOAL
INSTRUMENTASI DAN
116 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban:
1. Gerbang AND 3 masukan :
Input Output
A B C Y=A.B.C
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
2.
A B AB A+B Y
0 0 1 0 1
0 1 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
Keseluruhan fungsi pada Tabel 6. dapat disederhanakan dengan
menggunakan teorema-teorema aljabar.
Y= AB+A+B
= (A+B)+AB (Kaidah DeMorgan)
= A+B (1+A=1)
= AB (Kaidah DeMorgan)
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 117
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
3.
4.
Input Output
A B C Y=A.B+ ĀC
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
5.
INSTRUMENTASI DAN
118 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
George Boole seorang matematikawan, pendidik, filsuf dan ahli logika yang
berasal dari Inggris, lahir pada tanggal 2 November 1815 di Lincoln, Inggris dan
meninggal pada tanggal 8 Desember 1864 di Ballintemple, Irlandia.George Boole
membantu membangun simbolik modern logika dan aljabar logika. Boole dikenal
sebagai penulis The Laws of Thought (1854) yang berisi Aljabar Boolean. Aljabar
Boolean adalah dasar untuk desain sirkuit komputer digital dan era informasi. Alasan
Boole yang tidak masuk akal telah menyebabkan aplikasi yang tidak pernah ia
impikan: misalnya, peralihan telepon dan komputer elektronik menggunakan angka
biner dan elemen logis yang mengandalkan logika Boolean untuk desain dan operasi
mereka.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 119
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai gerbang logika, coba anda
cari penerapan gerbang logika pada sistem instrumentasi dan otomatisasi proses
dengan cara browsing di internet. Salah satu website yang dapat anda kunjungi
adalah sebagai berikut https://www.electronicshub.org/exclusive-nor-gate
RANGKUMAN
INSTRUMENTASI DAN
120 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUGAS MANDIRI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 121
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
A B C Y= (A+B).C
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
8. Buatlah sinyal output Y menggunakan diagram waktu untuk persamaan Y= (A+B)
masukan A dan B diberi masukan grafik logika seperti Gambar berikut.
REFLEKSI
INSTRUMENTASI DAN
122 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
A. PILIHAN GANDA
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Nilai resistor 1 Ω ±5 % mempunyai gelang warna ...
A. Hitam, Coklat, Hitam, Emas
B. Coklat, Hitam, Hitam, Emas
C. Coklat, Hitam, Emas, Emas
D. Hitam, Hitam, Coklat, Emas
E. Coklat, Coklat, Hitam, Emas
2. Karakteristik komponen LDR yang tepat berdasarkan grafik berikut adalah...
A . B.
C. D.
E.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 123
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
5. Konfigurasi dasar rangkaian penguat transistor bipolar berikut ini termasuk jenis...
A. Common-emitor
B. Common-kolektor
C. Common-basis
D. Common-basis-emitor
E. Common-basis-kolektor
INSTRUMENTASI DAN
124 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
8. Rangkaian yang digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC
A. Rectifier
B. Cycloconverter
C. DC Chopper
D. Inverter
E. Penyearah Dioda
9. Converter yang berfungsi untuk mengkonversikan tegangan DC tetap menjadi
tegangan DC yang dapat dikendalikan adalah...
A. Rectifier
B. Cycloconverter
C. DC Chopper
D. Inverter
E. Penyearah Dioda
10.Berdasarkan rangkaian berikut ini, gelombang output yang akan akan terbentuk
adalah...
A B
C D
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 125
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
13. Pada Rangkaian Dasar Op-Amp, Jika besar tegangan input sama dengan tegangan
output yang gelombang sinyal input dengan gelombang sinyal outputnya memi-
liki fase yang sama atau sefase. Op-amp ini sering disebut
A. Penguat op-amp inverting
B. Penguat op-amp non-inverting
C. Differensiator
D. Op-Amp Summing Amplifier
E. Integrator
14. Sebuah penguat invertingmempunyai nilai Rf sebesar 1 mega Ohm, Rin sebesar
100 Kilo ohm. Berapakah penguatan yang dihasilkan Op-amp tersebut ?
A. -10x B. 10x C. -100x D. 100x E. 1000x
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 127
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
A B
C D
INSTRUMENTASI DAN
128 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
A
B
C
D
E
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 129
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Sebuah transistor bekerja dengan arus kolektor sebesar 60 mA dan arus emitor se-
besar 102 mA. Tentukan arus yang mengalir di basis transistor dan gain arus rang-
kaian common emitor statis!
2. Buatlah rangkaian penyearah gelombang penuh tak terkendali dan gambarlah ge-
lombang output yang terbentuk!
3. Sebuah rangkaian op-amp pembalik seperti gambar di bawah memiliki nilai-nilai
yaitu: tahanan feed back = 230 kΩ; tahanan input = 1 kΩ; dan tegangan input = 15
mV. Hitung berapa perolehan tegangan (Av), tegangan output (Vout) dan tegangan
catu daya (Vcc) pada rangkaian tersebut?
4. Hitunglah hasil operasi pada bilangan biner berikut 11011 + 10110 , lalu kon-
versikanlah hasil dari operasi penjumlahan tersebut ke dalam bilangan desimal,
oktal dan hexadesimal!
5. Ada 5 kode terlarang dalam sandi excess-3,yaitu kode 0000, 0001, 0010, 1101,
1111. Coba kamu jelaskan mengapa demikian!
6. Sinyal output Y menggunakan diagram waktu untuk persamaan Y=(A⊕B) ̅ dengan
masukan A dan B diberi masukan grafik logika seperti Gambar berikut. Termasuk
kedalam gerbang logika apa dan gambar symbol dan buatkan table kebenarannya!
INSTRUMENTASI DAN
130 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BAB
RANGKAIAN KOMBINASIONAL
VII
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
RANGKAIAN KOMBISIONAL
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 131
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Distributed Control System atau DCS merupakan unit control yang biasanya
ada dalam suatu industri proses. Sistem kontrol DCS menggunakan komputer
terprogram yang bisa melakukan banyak fungsi, salah satu fungsinya adalah operasi
Arithmatic Logic Unit (ALU). Chip komputer tersebut terbentuk atas banyak gerbang
logika dasar yang salah satunya yaitu ribuan rangkaian kombinasional yang berfungsi
untuk melakukan operasi logika aritmatika tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
132 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
1. Adder
Rangkaian adder merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi
untuk operasi penjumlahan logika atau bilangan biner. Rangkaian adder yang
bisa diketahui terdiri dari Half Adder dan Full Adder.
a. Half Adder
Half adder merupakan rangkaian penjumlahan yang tidak menyertakan
bawaan sebelumnya (previous carry). Half Adder memiliki 2 input (A dan B)
dan dua output (Sum dan Carry).
A B C S
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
Half Adder bersifat S bernilai 1 bila input A = 0 dan (AND) B=1 atau
(OR) input A=1 dan (AND) input B=0; C bernilai 1 apabila input A dan (AND)
B bernilai 1. Maka berdasarkan Gambar 7.2 dan Tabel 7.1 dapat diambil
suatu persamaan logika yaitu:
S= A⊕B atau S = ĀB + A B dan C = A.B.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 133
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. Full Adder
Full adder merupakan rangkaian penjumlahan yang menyertakan
bawaan sebelumnya sebagai inputannya. Full Adder memiliki 3 input dan
dua output (Sum dan Carry). Full Adder digunakan untuk penjumlahan
sempurna yang bisa menangani masukan simpanan (carry) sekaligus.
(a)
(b)
Rangkaian Full Adder merupakan gabungan dari dua half adder yang
saling terhubung, dengan penambah babak pertama meneruskan tugasnya
ke penambah babak kedua seperti yang ditunjukkan pada Gambar
7.5.Dapat dilihat pada Tabel 7.3, Hasil operasi penjumlahan disimpan pada
kolom Sum dan sisa dari penjumlahan tersebut disimpan dalam kolom
carry-out.
INSTRUMENTASI DAN
134 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2. Subtraktor
Subtraktor merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi
untuk melakukan operasi aritmatika berupa pengurangan bilangan biner.
Yang perlu diperhatikan dalam operasi pengurangan adalah adanya
pinjaman (borrow) dari bit yang lebih mahal, bila bit pengurang lebih besar
dari pada bit yang dikurangi. Sebagaimana pada rangkaian penjumlah,
dalam rangkaian pengurangan juga terdiri dari Half Subtraktor dan Full
Subtraktor.
a. Half Substraktor
Half subtraktor merupakan rangkaian pengurangan sistem bilangan
biner yang hanya dapat digunakan untuk operasi pengurangan data
bilangan biner sampai 1 bit saja. Rangkaian ini terdiri dari 2 input (A dan
B) dan 2 output yang terdiri dari D (Difference) atau sama saja dengan
SUM, dan output B (Borrow).
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 135
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Rangkaian half subtraktor hampir sama dengan rangkaian half adder, hanya
saja pada output B terdapat input yang diinverskan atau dibalik.
Tabel 7.2 Tabel Kebenaran Rangkaian Kombinasional
Input Output
A B Borrow Difference
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 0
Tabel 7.2 dan Gambar 7.6 menunjukkan bahwa ketika input A bernilai 1
dikurangi dengan input B yang bernilai 0 maka akan ada selisih (difference)
1, dan tidak ada nilai yang harus dipinjam (borrow). Berdasarkan tabel
kebenaran tersebut dapat diambil suatu persamaan untuk difference yaitu
D=AB+AB = A⊕B dan persamaan untuk borrow yaitu B=AB
b. Full Substraktor
Rangkaian full subtraktor merupakan rangkaian kombinasional
yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner yang
lebih dari 1 bit. Rangkaian ini terdiri dari 3 input (A, B, dan Carry in) dan
2 output (Difference (D) dan Borrow). Rangkaian full subtractor dibentuk
dari 2 buah rangkaian pada half subtraktor.
Tabel 7.3 Tabel Kebenaran Rangkaian Full Subtraktor
A B C Borrow Difference
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1
Berdasarkan tabel kebenaran pada Tabel 7.3, dapat diambil suatu
persamaan logika untuk selisih (D) dan pinjaman (B). Persamaan dapat
dibuat dari tabel kebenaran dengan melihat output yang bernilai 1, lalu
lihatlah input logikanya dan buatlah persamaan. Langkah selanjutnya
adalah membuat penyederhanaan persamaan tersebut dengan melihat
teorema aljabar boolean ataupun DeMorgan.
INSTRUMENTASI DAN
136 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
D =
ABC+ ABC+ABC+ABC B =
ABC+ ABC+ABC+ABC
= (AB+AB)C+ (AB+AB)C = (AB+AB)C+ AB(C+C)
= (A⊕B)⊕C = (AB+AB)C+AB
= C(A⊕B)+AB
(a)
(b)
Gambar 7.7 Rangkaian full subtraktor
(Sumber: Dokumen Pribadi)
3. Komparator
Komparator merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk
membandingkan keadaan logika dari input-inputnya. Terdapat dua jenis
Comparator yaitu :
a. Equality/Identify Comparator
Pembanding Identitas adalah pembanding digital dengan hanya
satu terminal keluaran untuk input A = B , baik A = B = 1 atau A = B = 0.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 137
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. Magnitude Komparator
Magnitude komparator adalah komparator digital yang memiliki
tiga terminal output, yang fungsinya tidak hanya mendeteksi apakah dua
buah data biner n-bit besarnya sama maupun tidak sama, tetapi juga bisa
mendeteksi data manakah yang lebih besar dan data manakah yang lebih
kecil. Apabila digambarkan dalam variabel A dan B maka hasil perbandingan
disini adalah tiga buah keluaran yang menunjukan apakah A > B, A = B atau
A < B.
1) Magnitude 1-bit
(a)
(b)
Gambar 7.9 Rangkaian komparator magnitude 1-bit
(Sumber: Dokumen Pribadi)
INSTRUMENTASI DAN
138 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Perhatikan Tabel 7.4, seperti pada halnya logika gerbang X-NOR, output
A=B akan bernilai logika 1 apabila kedua nilai inputnya sama, dan output
berlogika 0 apabila kedua input nilainya berbeda. Output lainnya yang
membandingkan besar kecil merupakan hasil logika dari salah satu input
yang diinverskan menggunakan gerbang logika NOT. Tujuan dari adanya
rangkaian komparator ini adalah untuk membandingkan nilai input yang
tidak diketahui atau belum jelas hasilnya. Persamaan Boolean berdasarkan
Y =
AB
= AB+BA=A+B
= BA
(7.2)
2) Magnitude 2-bit
Selain membandingkan 1 bit input A dan B , rangkaian komparator
juga bisa dirancang untuk membandingkan nilai input sampai ke n-bit.
Gambar 7.10 menggambarkan komparator magnitude 2 bit dan Gambar 7.8
merupakan contoh dari magnitude komparator 4 bit.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 139
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
1 0 1 1 0 0 1
1 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1 0
: ( A0 ⊕B0 ) ( A1 ⊕B1 )
INSTRUMENTASI DAN
140 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
3) Magnitude 4-bit
Setelah mempelajari komparator magnitude 1 bit dan 2-bit, buukankah
rangkaiannya menjadi begitu rumit? Hal ini karena setiap tingkatan bit mewakili
banyaknya digit input yang akan dibandingkan. Gambar 7.10 menggambarkan
simbol atau bentukan Integrated Circuit (IC) dari komparator magnitude 4-bit.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 141
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
142 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
4) Magnitude 8-bit
Komparator magnitude 8-bit merupakan gabungan dari 2 IC komparator
4-bit. Gambar 7.14 menggambarkan bentuk dari magnitude 8-bit yang
memiliki 16 kaki input.
4. Multiplexer
Multiplexer atau biasa disingkat “MUX” merupakan rangkaian
kombinasional yang bisa memiliki banyak input, namun hanya memiliki satu
output. Multiplexer sering juga disebut sebagai rangkaian data selektor yaitu
merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk memilih salah
satu dari beberapa jalur inputke satu jalur output tunggal dengan bantuan
penerapan sinyal kontrol.
Jenis perangkat Multiplexer yang paling sederhana contohnya adalah
saklar putar satu arah seperti pada Gambar 7.15.
a. Saklar Multiplexs Dasar
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 143
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. Multiplexer 2-to-1
Multiplexer 2-line untuk 1-line (2-to-1) bisa terbentuk atas gerbang
logika NAND dan di analogikan dengan saklar yang ditunjukkan oleh
Gambar 7.16
c. Multiplexer 4-to-1
Multiplexer 4-to-1 berarti rangkaian Multiplexer yang memiliki 4 input
dan output.
INSTRUMENTASI DAN
144 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Input Output
b a D C B A Y
0 0 x x x 1 1
0 1 x x 1 x 1
1 0 x 1 x x 1
1 1 1 x 1 x 1
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 145
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
5. DeMultiplexer
DeMultiplexer atau biasa disingkat dengan DEMUX merupakan
rangkaian kombinasional yang berfungsi mendistribusikan data digital pada
suatu input ke salah satu dari beberapa output yang tersedia. Jadi DEMUX
merupakan kebalikan dari rangkaian MUX, dimana hanya terdapat satu input
dengan beberapa jumlah output. DeMultiplexer mengubah sinyal data serial
menjadi data paralel pada jalur outputnya.
a. DeMultiplexer 1-to-4
INSTRUMENTASI DAN
146 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 147
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
6. Decoder
Dekoder merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk
menerjemahkan atau mendekodekan kode data dari suatu format ke format lain.
Decoder terbagi menjadi dua jenis yaitu binary Decoder untuk menerjemahkan
atau mendekodekan kode data dari suatu format ke format lain, dan Decoder
7-segment untuk menampilkan kode-kode biner ke dalam display 7-segment.
a. Binary Decoder
Binary Decoder merupakan salah satu jenis dekoder yang berfungsi
untuk mengubah suatu format digital ke suatu format digital lainnya
contohnya seperti konversi sistem bilangan biner ke oktal, atau oktal ke
hexadesimal dan yang lainnya. Binary Decoder mengubah kode biner “n”
input menjadi kode yang setara menggunakan output “2n”.
INSTRUMENTASI DAN
148 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Input Output
A B Y1 Y2 Y3 Y4
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
Gambar 7.21 Binary Decoder 2-ke-4
(Sumber: Dokumen Pribadi)
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 149
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Binary Coded Decimal (BCD) dibuat hanya menggunakan 4 bit data, namun
tidak seperti hexadecimal BCD hanya menampilkan angka 0-9 , dan
untuk A-F nilainya menjadi tidak valid karena hanya akan menampilkan
karakter-karakter tertentu.
INSTRUMENTASI DAN
150 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 151
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Input Output
A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Y2 Y1 Y0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 x 0 0 1
0 0 0 0 0 1 x x 0 1 0
0 0 0 0 1 x x x 0 1 1
0 0 0 1 x x x x 1 0 0
0 0 1 x x x x x 1 0 1
0 1 x x x x x x 1 1 0
1 x x x x x x x 1 1 1
INSTRUMENTASI DAN
152 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 153
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
memerlukan satu output yang keluar untuk seberapa kencang angin yang
dibutuhkan.
DeMultiplexer merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi
untuk mendistribusikan satu input data ke salah satu dari beberapa output.
Hal tersebut seperti pada sistem DCS dimana pada suatu sistem control
proses apabila terdapat satu jalur input data yang masuk, misalnya sensor,
maka inputan tersebut akan ditransmisikan ke bagian kontroler untuk
dilakukan beberapa pengendalian dengan pilihan logika sensor membaca
lebih atau kurang, untuk selanjutnya diatur outputnya untuk membuka valve
akan sebesar apa, atau pun valve yang terbuka di bagian mana agar proses
yang terjadi pada tangki menjadi stabil kembali.
Dekoder merupakan rangkaian kombinasional yang salah satu
fungsinya adalah mengubah bit BCD untuk ditampilkan pada display
7-segment. Aplikasi dalam sistem kontrol yang pasti bisa dilihat pada suatu
display kontrol yang menampilkan hasil dari pembacaan input. Enkoder
merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk mengkonversi
suatu input n-bit data menjadi kode biner yang setara dengan inputnya.
Salah satu jenisnya ada rotary enkoder. Rotary Encoder adalah jenis sensor
posisi yang digunakan untuk menentukan posisi sudut poros putaran.
Ini menghasilkan sinyal listrik, baik analog atau digital, sesuai dengan
gerakan rotasinya. Rotary Encoders banyak di aplikasikan diindustri, seperti
pengukuran velocity (kecepatan) dan posisi putaran motor.
INSTRUMENTASI DAN
154 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu merakit
rangkaian kombinasional dasar.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
3. Alat dan Bahan Praktik
a. Project board
b. Power Supply
c. IC Logika AND, NOT, NOR, OR, EX-OR
d. Resistor
e. LED
f. Saklar
g. Kabel jumper
4. Gambar Kerja
Full adder
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 155
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Full Substraktor
Komparator
INSTRUMENTASI DAN
156 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Multiplexer
DeMultiplexer
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 157
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja untuk masing-masing jenis
rangkaian kombinasional.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum yang telah anda kerjakan.
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu merakit
berbagai jenis rangkaian kombinasional dan mengoperasikannya.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
3. Alat dan Bahan Praktik
a. Project board
b. Power Supply
c. IC Logika
d. Resistor
e. LED
f. Saklar
g. Kabel jumper
4. Gambar Kerja
INSTRUMENTASI DAN
158 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Buatlah rangkaian sesuai dengan yang ada pada gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan rangkaian kombinasional dekoder BCD to-7 segment,
amatilah dari ketujuh input tersebut, input yang mana yang berlogika 1
untuk membentuk suatu angka 0-9, lalu buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum yang telah anda kerjakan.
CONTOH SOAL
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 159
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CONTOH SOAL
berupa sensor level seperti sensor ultrasonik. Level yang diset berada
pada level 60% , dan harus tetap distabilkan pada level tersebut. Jika lebih
dari lever tersebut maka output valve akan membuka yang artinya terjadi
pengurangan level, sedangkan apabila level kurang dari set point maka akan
terjadi penambahan level pada tangki.
3. Menentukan Variabel:
Input terdiri dari level air yang naik (A) dan turun (B) , lalu mengeluarkan
output pembacaan lebih atau kurang, ataupun sama dengan level pada set
point. Apabila keluaran dari pembacaan sensor lebih, maka output valve (P1)
akan terbuka untuk mengurangi volume level tersebut. Apabila keluaran dari
pembacaan sensor kurang maka valve (P2) akan menambahkan volume agar
sama dengan level set point.
A B <SP SP >SP
0 0 0 1 0
0 1 0 0 1
1 0 1 0 0
Rangkaian Logika:
INSTRUMENTASI DAN
160 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
Sistem Mikroprosesor
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 161
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
JELAJAH INTERNET
Mempelajari suatu teori, harus belajar pada banyak sumber salah satunya
internet. Cobalah anda searching video-video pembelajaran yang menerangkan
tentang rangkaian kombinasional ataupun anda cari platform untuk membuat
rangkaian logika secara online pada aplikasi handphone ataupun web. Kalian bisa
masukan kata kunci untuk pencarian di google dengan kata kunci “logic gates
simulator online” atau “logic gates online”. Salah satu platform web yang bisa anda
kunjungiadalah https://logic.ly/demo dan cobalah hal yang sama pada playstore
anda untuk mencari aplikasi handphone mengenai simulator gerbang logika untuk
membuat suatu rangkaian kombinasional. Selamat mencoba.
RANGKUMAN
INSTRUMENTASI DAN
162 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 163
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
INSTRUMENTASI DAN
164 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
RANGKAIAN SEKUENSIAL
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 165
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Pernahkah kalian mendengar hal tentang sistem kendali closed loop? Dalam
sistem instrumentasi, konsep dari rangkaian sekuensial diibaratkan dengan
sistem closed loop dimana nilai output akan mempengaruhi nilai input selanjutnya
atau dalam hal ini adanya suatu feedback yang dikirimkan pada Controller untuk
mengkoreksi nilai input sebelumnya.
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
166 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 167
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
tidak berubah. Hal ini menyebabkan rangkaian sinkron lebih lambat operasinya
dibandingkan dengan asinkron. Rangkaian sekuensial sinkron biasanya digunakan
dalam Counter dan Flip-flop.
Sedangkan untuk yang asinkron, rangkaian ini tidak ini tidak menggunakan
sinyal clock tapi menggunakan pulsa dari nilai input. Rangkaian ini lebih cepat
daripada rangkaian sinkron karena ada pulsa clock yang mengubah keadaan
mereka segera ketika ada perubahan dalam sinyal input. Asinkron digunakan
ketika kecepatan operasi lebih penting dan independen terhadap pulsa clock
internal. Tapi rangkaian ini sangat sulit untuk dirancang dan outputnya tidak tentu.
Flip-flop
Flip-flop merupakan rangkaian utama dalam logika sekuensial, karena Flip-
flop merupakan rangkaian dasar penyusun rangkaian sekuensial lain seperti
Counter, dan register. Flip-flop berperan sebagai rangkaian pengingat (memory)
artinya rangkaian ini mampu menyimpan dan mengeluarkan data sesuai dengan
kombinasi masukan yang diberikan kepadanya.
Hubungan input-output ideal yang dapat terjadi pada Flip-flop adalah:
1. Set, yaitu jika suatu kondisi input mengakibatkan output bernilai logika high
(1) saat dipicu / ditrigger, apapun kondisi sebelumnya.
2. Reset, yaitu jika suatu kondisi input mengakibatkan output bernilai logika low
(0) saat ditrigger, apapun kondisi sebelumnya.
3. No Change, yaitu jika suatu kondisi input mengakibatkan output tidak berubah
dari kondisi sebelumnya saat ditrigger.
4. Toggle, yaitu jika suatu kondisi input mengakibatkan logika output berkebalikan
dengan kondisi sebelumnya saat ditrigger.
Flip-flop sendiri mempunyai beragam jenis disesuai dengan kebutuhan
output dan fungsi, diantaranya ada S-R Flip-flop, D Flip-flop, J-K Flip-flop, dan T
Flip-flop.
a. SR FF
SR Flip-flop , atau dikenal juga sebagai SR Latch , merupakan rangkaian
logika sekuensial yang paling dasar. Flip-flop merupakan perangkat bistable
memori satu-bit yang memiliki dua input, satu yang akan melakukan operasi
“Set”yang artinya logika output akan bernilai 1 dan operasi “Reset” yang
artinya logika output akan bernilai 0.
Rangkaian Flip-flop dapat dibangun menggunakan gerbang logika
NAND dan gerbang logika NOR. Gambar 8.1 merupakan gerbang SR FF
standar dimana output memberikan umpan balik (feedback) kepada input
sebelumnya. Flip-flop ini biasanya digunakan dalam rangkaian memori
untuk menyimpan bit data tunggal.Berdasarkan hal tersebut, artinya pada
rangkaian SR FF ini terdapat 3 input dimana salah satu inputnya merupakan
nilai dari output yang berkaitan dengan keadaan atau memori pada saat itu.
INSTRUMENTASI DAN
168 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam keadaan stabil dimana output Y = 1 dan Y=0 , lalu diberikan input
berupa Reset= 1 dan Set = 0, maka output Y akan berlogika 0 danY berlogika
1 (Y selalu berkebalikan). Ini artinya nilai output Y direset kembali menjadi
logika 0 berdasarkan prinsip gerbang NAND. Jika input Set sekarang diubah
statusnya menjadi logika 1 dengan input resetmasih pada logika 1 seperti
kondisi sebelumnya, maka output Y masih tetap pada kondisi 0, yang artinya
tidak ada perubahan status. Oleh karena itu, rangkaian Flip-flop ini juga telah
terkunci pada kondisi tersebut.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 169
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam rangkaian S-R FF ini, terdapat kondisi yang harus dihindari yaitu
ketika nilai input Set dan Reset bernilai 0. Kondisi tersebut menyebabkan
kedua output berlogika 1 dimana keadaan yang seharusnya Y adalah
nilai merupakan kebalikan dari output Y. Hasilnya adalah output Flip-
flop kehilangan kontrol, dan apabilakedua input tersebut beralih menjadi
berlogika 1, output Flip-flop menjadi tidak stabil dan beralih ke keadaan
data yang tidak diketahui berdasarkan atas ketidakseimbangan seperti yang
ditunjukkan pada diagram waktu pada Gambar 8.2.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan salah satu output beralih
lebih cepat dari pada yang lain sehingga mengalami korupsi data. Kondisi
tidak stabil ini umumnya dikenal sebagai kondisi Meta-stable .Flip-flop SR
dikatakan berada dalam kondisi “tidak valid” (Meta-stable) jika input set dan
reset diaktifkan secara bersamaan.
Tabel 8.2 Tabel Kebenaran SR FF
Gerbang NOR
S R Y Y
0 0 No Change
0 1 1 0
1 0 0 1
Gambar 8.5 SR Flip-flop 1 1 x x
Sumber: Dokumen Pribadi
INSTRUMENTASI DAN
170 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. SR FF Berdetak
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 171
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
c. D Flip-flop
D Flip-flop adalah Flip-flop Set-Reset yang dimodifikasi dengan
penambahan inverter untuk mencegah input S dan R berada pada level
logika yang sama.Salah satu kelemahan utama dari rangkaian SR FF berdetak
adalah bahwa kondisi input Set berlogika 0 yang tidak ditentukan dan input
Reset berlogika 0 yang dilarang.
Keadaan ini akan memaksa kedua output berada pada logika 1, dan
membuat output akan kehilangan kontrol, sedangkan input lainnya masih
pada logika 0. Untuk mencegah hal ini terjadi, sebuah inverter dihubungkan
antara input Set dan Reset untuk menghasilkan jenis lain dari rangkaian
Flip-flop.
D Flip Flop berperan penting sebagai Flip-flop clocked (berdetak)
karena D FF ini memastikan bahwa input S dan R tidak pernah sama pada
waktu yang sama. Flip flop tipe-D dibangun dari SR Flip-flop berdetak dengan
penambahan inverter antara input S dan R sebagai input D (Data) tunggal.
Input data tunggal ini beertugas sebagai sinyal Set, dan inverter
digunakan untuk menghasilkan input Reset komplementer. D Flip-flop
ini juga dinamakan dengan Flip-flop data karena nilai outputnya selalu
sama dengan nilai input yang diberikan. Saat Flip-flop pada keadaan aktif,
masukan akan diteruskan ke saluran output.
INSTRUMENTASI DAN
172 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
D Clock Y Y
x 0 Y Y
x 1 Y Y
0 0 1
0 1 0
Gambar 8.10Simbol D Flip-flop
Sumber: Dokumen Pribadi
Karena hanya ada satu input D (Data), maka setiap kali input D bernilai
1 maka kondisinya akan seperti Set dan output bernilai 1, dan sebaliknya. Hal
tersebut mengakibatkan output berubah seiring nilai input berubah. Untuk
mengatasinya, terdapat input tambahan yaitu input “Clock” yang digunakan
untuk mengisolasi input data dari rangkaian pengunci flip flop setelah data
yang diinginkan disimpan. Akibatnya adalah bkondisi input D hanya disalin ke
output Y ketika input clock berlogika 1.
D Flip-flop akan menyimpan dan menampilkan level logika yang
diterapkan ke terminal datanya selama input clock berlogika 1. Sama seperti
konsep latch atau pengunci, nilai output Y akan dikunci pada logika 1 atau 0,
sesuai dengan nilai data yang masuk.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 173
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
d. JK FF
JK Flip-flop merupakan pengembangan dari SR Flip-flop. Pada JK
FF tidak ada perubahan status ketika input J dan K keduanya berlogika 0.
Sedangkan pada rangkaian SR FF sebelumnya yang menggunakan gerbang
logika NAND, kondisi yang harus dihindari adalah ketika input Set dan Reset
berlogika 0dan jika nilai Set dan Reset mengalami perubahan saat input clock
berlogika high, hal ini bisa membuat sistem latch yang tidak sesuai.
INSTRUMENTASI DAN
174 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
0 0 Y(t) No Change
0 1 0 Reset
1 0 1 Set
1 1 Y(t) Toogle
Berdasarkan Tabel 8.4 tabel kebenaran JK Flip-flop memiliki 4 kondisi
yaitu Set, Reset, No Change (tidak ada perubahan) berdasarkan kondisi
sebelumnya, dan kondisi Toggle yang juga tergantung kondisi sebelumnya.
Diagram waktu untuk menampilkan sinyal pulsa yang masuk pada rangkaian
sekuensial JK Flip-flop dapat dilihat pada Gambar 8.12
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 175
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
176 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Pulsa Clock Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 0 0 0
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0
3 0 0 1 0
4 0 0 0 1
5 0 0 0 0
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 177
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
178 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 179
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
c. Counter
Counter merupakan sekelompok Flip-flop yang disusun sedemikian
rupa yang mampu melakukan pencacahan output dengan sinkronisasi dari
clock. Counter juga tidak lebih dari rangkaian register khusus yang di pola
sehingga bisa menampilkan urutan angka biner.
Counter adalah perangkat logika berurutan atau sekuensial yang
diaktifkan atau ditrigger oleh pulsa waktu eksternal atau sinyal clock. Counter
dapat beroperasi sebagai rangkaian sinkron atau asinkron. Pada penghitung
sinkron, semua bit data berubah secara serempak melalui penerapan sinyal
clock. Sedangkan pada penghitung asinkron, tidak tergantung pada input
clock sehingga bit data berubah status pada waktu yang berbeda satu demi
satu.
Beberapa jenis Counter yang akan di bahas adalah modulus Counter,
penghitung mundur (Down Counter), penghitung naik (decade up Counter),
dan penghitung ring johnson.
1) Modulus Counter
Modulus atau “MOD” merupakan kondisi satu siklus dari rangkaian
Countersebelum kembali ke 0. Dengan kata lain, modulus (atau hanya
modulo) adalah jumlah status penghitung yang dihitung dan merupakan
jumlah pembagi penghitung.Penghitungan angka desimal 0 hingga 7
disebut sebagai penghitung Modulo-8 atau MOD-8. Penghitung dengan
empat Flip-flop akan dihitung dari 0 hingga 15 oleh karena itu disebut
penghitung Modulo-16 dan seterusnya.
Modulus Counter ditentukan berdasarkan jumlah status yang
akan dilacak oleh penghitung sebelum kembali ke nilai aslinya. Sebagai
contoh, penghitung 2-bit yang dihitung dari 00 2 sampai 11 2 dalam biner
INSTRUMENTASI DAN
180 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Counter Y1 Y0
0 0 0
1 0 1
2 1 0
Gambar 8.22Rangkaian Modulus 4 3 1 1
Sumber : Dokumen Pribadi
4 (berulang) 0 0
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 181
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
182 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
3) Down Counter
Selain perhitungan naik, terkadang diperlukan juga perhitungan
mundur. Down Counter menghitung atau mencacah bilangan angka dari
tinggi menuju bilanganrendah. Dalam penghitung turun biner atau BCD,
penghitungan berkurang satu untuk setiap pulsa clock eksternal dari
beberapa nilai yang telah ditetapkan.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 183
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
seperti register geser sebelumnya, efek dari pergerakan bit data dari kiri
ke kanan melalui penghitung cincin dapat disajikan secara grafis sebagai
berikut bersama dengan diagram waktunya
C. Rangkaian Sekuensial
Rangkaian sekuensial yang telah dipelajari diantaranya terdiri dari berbagai
jenis rangkaian Flip-flop, register, Counter. Setelah mempelajari konsep dari jenis-
jenis rangkaian sekuensial, kali ini kita akan mempelajari penerapan rangkaian
sekuensial pada sistem kendali motor stepper.
Kecepatan rotasi motor stepper akan tergantung terutama pada frekuensi
clock dan rangkaian tambahan lainnya. Materi sebelumnya adalah penerapan
rangkaian kombinasional untuk untuk menentukan posisi sudut poros putaran
motor. Kali ini, penerapan rangkaian sekuensial dalam pengendalian motor
stepper adalah lebih kepada mengendalikan arah putaran motor, dan kecepatan
putaran motor yang diatur oleh sinyal clock, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 8.27.
INSTRUMENTASI DAN
184 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 185
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI DAN
186 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Flip-flop
SR Flip-flop
D Flip-flop
JK Flip-flop
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 187
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar.
PERCOBAAN 2
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu merakit
rangkaian sekuensial jenis Register.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
4. Gambar Kerja
INSTRUMENTASI DAN
188 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Register SIPO
Register
Register SISO
Register PIPO
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 189
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar.
PERCOBAAN 3
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu merakit
rangkaian sekuensial jenis Counter.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
4. Gambar Kerja
INSTRUMENTASI DAN
190 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Rangkaian Counter MOD-8
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 191
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar.
CAKRAWALA
Pada tahun 1936 seperti pada Gambar 8.29 jauh sebelum era elektronik ada, operasi
perhitungan masih menggunakan Counter mekanik. Pada Counter mekanik biasanya
terdiri dari serangkaian disk yang dipasang pada axle (gandar) dengan angka nol
hingga sembilan. Gandar poros adalah besi bundar panjang yang menghubungkan
roda-roda atau tempat roda berputar. Disk paling kanan bergerak satu kenaikan
setiap adanya operasi perhitungan.
Gambar 8.29 menunjukkan suasana awal era akuntansi oleh Jaminan
Sosial di Baltimore pada tahun 1936. Penerbitan nomor dan perekaman catatan
pendapatan semua orang Amerika pada saat itu dilakukan oleh Jaminan Sosial,
dimana pada saat itu merupakan operasi pembukuan terbesar dalam sejarah dunia.
INSTRUMENTASI DAN
192 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 193
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUGAS MANDIRI
Buat laporan dengan mengcapture atau membuat video hasil percobaan beserta
penjelasannya. Setelah selesai, kerjakanlah soal berikut :
Di sebuah pertigaan terdapat 2 buah lampu traffic light dengan 2 lampu
hijau dan merah). Merah untuk berhenti dan hijau untuk berjalan, juga terdapat
Counter sebagai penanda waktu. Pada saat traffic light kedua berwarna hijau (traffic
light pertama berwarna merah), maka Counter down akan menghitung selama 10
detik. Pada saat Counter dalam posisi 0, maka traffic light pertama menyala hijau
(traffic light kedua berwarna merah). Keadaan sama seperti sebelumnya, Counter
menghitung mundur dan lampu traffic menyala bergantian (bersiklus). Buatlah
simulasinya menggunakan aplikasi Software digital ataupun aplikasi online.
Kumpulkan dalam bentuk file aplikasi, dan berikan penjelasannya.
REFLEKSI
INSTRUMENTASI DAN
194 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Pengertian
Rangkaian ADC
Rangkaian DAC
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 195
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Era industri 3.0 merupakan era digital, bahkan sekarang sudah muncul era
industri 4.0 yang menggunakan internet. Artinya dari era digital, pengendaliannya
kembali kepada analog dengan sinyal internet pada industri 4.0. Namun nilai digital
tidaklah muncul begitu saja, sebelumnya terdapat sinyal analog yang mengikutinya.
Lalu bagaimanakah sinyal analog bisa diubah menjadi sinyal digital? Dan kenapa
harus ada sinyal digital? Bagaimanakah kebutuhan sinyal analog dan digital dalam
sistem kendali dan instrumentasi proses? Mari kita simak penjelasannya.
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
196 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 197
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
198 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip kerja rangkaian ADC pada Gambar 9.3 adalah yaitu ketika sinyal
analog dari input tegangan variable atau tegangan yang bisa diatur besar kecilnya
input yang masuk yaitu dari input 0-9 VDC , yang kemudian input tersebut oleh IC
Op-Amp yang berfungsi sebagai komparator, dibandingkan antara nilai input dan
tegangan referensi, lalu masuk pada IC logika XOR dan NAND untuk selanjutnya
keluar menjadi nilai digital 1, 0 atau menjadi output 2-bit.
Op-Amp yang berfungsi sebagai komparator membandingkan tegangan
input dengan beberapa tegangan referensi VREF (input dari tegangan variable)
yang telah ditetapkan nilainya untuk menghasilkan sinyal output berdasarkan
perbandingan tegangan ini. Dengan kata lain, komparator tegangan Op-Amp
ini membandingkan besar nilai kedua input tegangan dan menentukan mana
yang terbesar dari keduanya. Perhatikanlah Tabel 9.1 untuk mengetahui tabel
kebenaran dari rangkaian pada Gambar 9.3.
Tabel 9.1 Tabel Kebenaran Rangkaian ADC
Input Output
D1 D2
<3V 0 0
3,1-5,5 V 0 1
>5.5 < 8,5 1 0
8,55-9 1 1
Berdasarkan Tabel 9.1, ketika input tegangan berada dibawah nilai 3 Volt,
maka keadaan D1 dan D2 berlogika 0, di atas nilai 3 Volt sampai kepada 5,5 Volt
output berlogika 01, dan seterusnya sampat 2 bit biner.
ADC memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
Kecepatan sampling menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke
dalam bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Resolusi ADC menentukan
ketelitian nilai hasil konversi ADC.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 199
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 255 (2n –1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output
data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari
contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang
jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk
besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio
input terhadap referensinya berarti 60%. Didapat dari 3/5 x 100%. Jadi, jika
menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal
digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk desimal) atau 10011001 (bentuk biner).
C. Mendesain Rangkaian ADC
Mendesain suatu rangkaian ADC bisa dilakukan dengan cara mengelompokkan
terlebih dahulu mana yang termasuk input analog, dan akan menggunakan output
seperti apa. Input analog biasanya berasal dari sensor, dan output digital biasanya
berupa bit logika 1, 0, lampu, display, ataupun seven segment. Lebih spesifik
terdapat beberapa proses konversi sinyal analog menjadi sinyal digital yang
ditunjukkan oleh Gambar 9.4.
Berdasarkan Gambar 9.6, sinyal analog berasal dari sensor DHT untuk
mengukur kelembaban diproses oleh rangkaian ADC lalu hasil pembacaannya
ditampilkan dalam display. Artinya display merepresentasikan nilai dari
kelembaban yang dibaca oleh sensor.
1. Sampling
Pencuplikan/ Sampling adalah proses pengambilan sample nilai analog
menjadi sinyal diskrit dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang
tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut:
INSTRUMENTASI DAN
200 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 201
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
D. Rangkaian ADC
Beberapa aplikasi dari rangkaian ADC biasanya digunakan untuk
menerjemahkan nilai sensor yang ada dilapangan (pembacaan hasil pengukuran).
Berikut ini beberapa penerapan rangkaian ADC untuk pembacaan sensor.
1. Pengatur Suhu
Rangkaian pengatur suhu biasanya menggunakan sensor LM355 yang
dihubungkan dengan mikrokontroler. Pada Gambar 9.9, terlihat rangkaian
pembagi tegangan antara sensor suhu dan potensiometer (untuk mengatur
akurasi) dan tegangan yang masuk dari pembagi tegangan akan masuk ke
Op-Amp LM 741 lalu output berupa LED akan berubah warna secara otomatis.
Ketika suhu panas akan berwarna merah, dan suhu normal akan berwarna
hijau.
INSTRUMENTASI DAN
202 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip kerja dari rangkaian pada Gambar 9.10 adalah LDR berfungsi
sebagai sensor cahaya dimana apabila pengaplikasian rangkaian tersebut
diaplikasikan pada lampu taman, maka ketika matahari sudah mulai tenggelam
(suasana sudah mulai gelap) maka sensor akan membaca kondisi tersebut
dengan cara menambah nilai resistansi. Prinsipnya masih sama seperti pada
rangkaian suhu. Op-Amp membandingkan nilai tegangan terbesar yang
masuk pada inputnya lalu ditampilkan hasil pembacaannya oleh LED, yang
mewakili nilai logika 1,0.
E. Prinsip Kerja Rangkaian DAC
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 203
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
dimana:
V DAC = tegangan analog
K 1 = faktor skala (rasio antara sinyal digital dan analog)
b n =n
bit konverter
V REF = tegangan referensi
Dapat diambil suatu contoh, digit biner 101 dengan faktor skala 1 dan
tegangan referensi sebesar 5 V (puncak kisaran sinyal analog), maka hasilnya akan
3,125 V karena merupakan hasil dari 5/8 dikalikan 5. Karakteristik input-output
dari DAC 3-bit dapat dilihat pada Gambar 9.13. Setiap input biner mewakili titik
pengambilan sampel. Nilai-nilai ini digunakan untuk membentuk sinyal digital
yang kemudian dikonversi menjadi sinyal analog .
INSTRUMENTASI DAN
204 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Analog dan digital perbedaannya dapat dilihat dari sinyal waktu. Sinyal
digital adalah sinyal waktu diskrit, yang berarti mereka menghasilkan serangkaian
nilai berurutan, sementara sinyal analog adalah waktu kontinu dengan domain
kontinu (non-diskrit). Untuk merekonstruksi sinyal, DAC menggunakan sinyal
clock, maka dari itu sinyal digital digambarkan seperti bentuk tangga. Sehingga
filter rekonstruksi low-pass bisa digunakan untuk menghilangkan harmonik asing
dan menghaluskan sinyal agar sesuai dengan nilai output.
Gambar 9.15 Gelombang sinus diterjemahkan menggunakan resolusi 16-bit (ungu) dan 3-bit (biru).
(Sumber: Dokumen Pribadi
Permasalahan dalam system DAC adalah adanya distorsi sinyal atau kesalahan
kuantisasi, karena banyaknya input biner yang masuk sedangkan keluarannya
hanyalah satu sinyal analog. Kuantisasi sering disebabkan oleh pembulatan nilai-
nilai presisi ke bilangan bulat terdekat berikutnya, menyebabkan distorsi sinyal
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 205
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Hati-hati dalam pemilihan nilai resistor dalam rangkaian DAC, karena akan
mempengaruhi nilai output. Cara paling sederhana untuk menghindari hal ini
adalah dengan menggunakan prinsip penguatan tegangan fraksional untuk
penguat penjumlah. Dalam rangkaian pada Gambar 9.12, misalnya, LSB (input A)
memiliki gain tegangan 1/24, input B memiliki gain 1/12, input C 1/6 dan MSB
(Most Significant Bit) , input D, gain 1/3.
Untuk menganalisis rangkaian pada Gambar 9.12, asumsikan 0V mewakili
sinyal logika 0, dan + 12V mewakili logika 1. Anggap saja terdapat empat penguat
pembalik yang digabungkan sehingga tegangan output adalah jumlah dari
output mereka. Op-amp kedua memiliki gain tegangan -1, dan dengan demikian
membalikkan polaritas sinyal keluaran.
INSTRUMENTASI DAN
206 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Sebagai contoh:
1. Diketahui input digit biner 0001, mis. A = 12V dan B = C = D = 0V.
Voltage Gain = ( VOUT / VIN) = - RF / RIN
Penguatan tegangan pada input A = - RF / RIN = - 10/240,
jadi outputnya = - 12 x 10/240 = -0.5V.
Input lain diatur ke 0V dan karenanya mereka menghasilkan 0V.
Output akhir = - (-0,5 + 0 + 0 + 0) = + 0,5V
2. Diketahui input digit biner 1011,
i.e. A = B = D 12V and C = 0V.
Penguatan tegangan input A = - 10/240, output = - 12 x 10/240 = -0.5V.
Penguatan tegangan input B = - 10/120, output = - 12 x 10/120 = -1.0V.
Penguatan tegangan input D = - 10/30, output = - 12 x 10/30 = -4.0V.
The final output = - (-0.5 + (-1.0) + 0 + (-4.0)) = +5.5V
Tabel kebenaran dari rangkaian Gambar 9.12 dari rangkaian DAC 4-bit bisa dilihat
sebagai berikut.
Tabel 9.2 Tabel DAC 4-bit
Binary Number Input V1/V Vout/V
D C B A
0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 -0.5 0.5
0 0 1 0 -1.0 1.0
0 0 1 1 -1.5 1.5
0 1 0 0 -2.0 2.0
0 1 0 1 -2.5 2.5
0 1 1 0 -3.0 3.0
0 1 1 1 -3.5 3.5
1 0 0 0 -4.0 4.0
1 0 0 1 -4.5 4.5
1 0 1 0 -5.0 5.0
1 0 1 1 -5.5 5.5
1 1 0 0 -6.0 6.0
1 1 0 1 -6.5 6.5
1 1 1 0 -7.0 7.0
1 1 1 1 -7.5 7.5
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 207
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Diagram waktunya dapat kita lihat pada grafik di Gambar 9.13. Setiap
kenaikan tangga adalah sebesar 0.5 V.
G. Rangkaian DAC
DAC banyak digunakan dalam pemrosesan sinyal digital menjadi tampilan
analog. Beberapa aplikasi dari rangkaian DAC adalah sebagai berikut.
1. Audio Amplifier
DAC digunakan untuk menghasilkan penguatan tegangan DC dengan
kendali mikrokontroler. Gambar 9.14 merupakan Gambar rangkaian dari
Audio Amplifier.
INSTRUMENTASI DAN
208 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2. Motor Control
Banyak pengendalian motor menggunakan sinyal tegangan analog, dan
DAC sangat berguna untuk mengkonversi sinyal digital dari mikrokontroller.
Dalam mikrokontroler saat ini kita tidak perlu menambahkan IC DAC, seperti
contoh pada Arduino, NodeMCU, dan Raspberry, sistem controlnya sudah
terdapat input DAC ataupun ADC.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 209
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
Praktikum rangkaian ADC dan DAC kali ini adalah menguji aplikasi penggunaan
dari kedua rangkaian tersebut. Sebelum itu harap selalu memperhatikan tata tertib
praktikum dan diharapkan sudah mempelajari sekaligus memahami teori yang
akan anda uji pada praktik kali ini.
PERCOBAAN 1
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu merakit
rangkaian sekuensial jenis Flip-flop.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
4. Gambar Kerja
ADC (Pengaturan Suhu)
INSTRUMENTASI DAN
210 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar.
PERCOBAAN 2
1. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan peserta didik mampu merakit
rangkaian Digital to Analog Converter (DAC).
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diterapkan dalam praktik ini yaitu:
a. Pahami langkah kerja sebelum memulai kegiatan praktik.
b. Pahami spesifikasi alat dan bahan sebelum memulai kegiatan praktik.
c. Tidak bersenda gurau selama melakukan kegiatan praktik.
4. Gambar Kerja
Digital to Analog Converter
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 211
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Langkah kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Rakit rangkaian sesuai dengan gambar kerja.
c. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
d. Lakukan percobaan dan buatlah tabel kebenarannya.
e. Setelah melaksanakan praktik putuskan sambungan pada sumber tegangan
dan kembalikan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.
f. Buatlah laporan hasil praktikum dan diskusikan dengan guru pengajar.
CAKRAWALA
Sinyal Analog dan Digital yang Saling Berdampingan
INSTRUMENTASI DAN
212 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
JELAJAH INTERNET
Pembahasan ADC dan DAC sangat banyak dalam dunia internet. Alangkah
bijaknya bila kita memanfaatkan teknologi internet untuk terus menambah ilmu.
Berikut ini beberapa link video dan web yang akan membahas tentang sistem DAC
di link youtube https://youtu.be/Y2OPnrgb0pY dan percobaan praktik ADC di link
https://learn.sparkfun.com/tutorials/analog-to-digital-conversion/all.
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Buatlah rangkaian sistem ADC dan DAC sederhana yaitu sistem lampu taman
otomatis yang akan menyala ketika hari sudah gelap. Dan sistem untuk mengatur
besar kecilnya suara microphone. Buatlah menggunakan simulasi terlebih dahulu,
lalu buat rangkaian aslinya, lalu aplikasikanlah di rumahmu!
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 213
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
4.
Jika diketahui nilai logika 1 saat kondisi tegangan input bernilai 10 V, dan
logika 0 saat 0V. Buatlah table hasil dari tegangan output dan peningkatan nilai
biner dari input A, B, dan C! Dan buatlah graphic dari table yang telah dihitung
berdasarkan soal nomer 4!
5. Bila diketahui pada rangkaian ADC 8-bit tegangan referensinya adalah 5V dan
tegangan inputnya sebesar 2V. Berapakah digit biner yang dihasilkan?
REFLEKSI
INSTRUMENTASI DAN
214 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BAB
SISTEM KONTROL PROSES
X
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
1. Loop Kontrol
2. Terminologi Sistem Kontrol
SISTEM KONTROL PROSES
1. Sistem Kontrol
2. Temperatur
3. Tekanan
4. Aliran
5. Tinggi Permukaan
KATA KUNCI
Open loop, Close Loop, Direct acting, Reverse acting, Variabel proses,
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 215
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Proses merupakan cara untuk mengolah suatu bahan menjadi produk. Bahan
dapat berupa cair, padat, gas, di alirkan diukur, dicampur, dipanaskan, didinginkan,
diproses sedemikian rupa menghasilkan produk. Industri proses antara lain, industri
kimia, minyak dan gas, makanan dan minuman, pengolahan air, pembangkit listrik
dan sebagainya. Instrumentasi kontrol proses merupakan suatu upaya dan teknologi
untuk mengukur dan mengendalikan variable-variable proses produksi sesuai dengan
kondisi yang dinginkan. Misalkan suhu, tekanan, aliran, ketinggian penampungan dan
kelembaban.
Otomatisasi proses diterapkan agar kontrol proses dapat bekerja secara terus
menerus dengan sedikit melibatkan metoda manual dalam pengendaliannya,
Otomatisasi proses menggunakan peralatan instrumentasi dan kontrol otomatis.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Loop Kontrol
Loop kontrol merupakan rangkaian sistem pengontrolan, berdasarkan rangkaian
nya terdapat 2 loop sistem kontrol yaitu:
1. Open loop
Open loop merupakan sistem kontrol tanpa feedback, artinya besaran
yang dikendalikan tidak diukur dan tidak dibandingkan dengan nilai yang
diinginkan untuk menghasilkan aksi kontrol. Open loop dapat menjadi
sistem kontrol manual jika aksi kontrol dilakukan oleh operator berdasarkan
kebutuhan. Misalkan operator bertindak membuka dan menutup katup dan
membaca feedback dari pengamatan
INSTRUMENTASI DAN
216 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Open loop juga dapat diartikan sebagai sistem kontrol berdasarkan urutan
kejadian (Even Driven) atau berdasarkan waktu. Misalkan untuk mengisi Tanki
penampungan air berdasarkan seting timer atau pemanas air bekerja saat air
pada penampungan sudah tersedia.
2. Close Loop
Close Loop disebut juga sistem kontrol feedback, dimana variable proses
yang dikendalikan diukur dan dibandingkan dengan nilai yang dinginkan
untuk menghasilkan aksi kontrol. Close Loop kontrol merupakan sistem
kontrol otomatik karena dapat beroperasi tanpa intervensi manusia
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 217
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
d. Suhu (Temperature)
e. Densitas
f. Viscositas
g. PH
2. Setpoint / Set value (SP/SV)
Setpoint adalah nilai yang ingin dicapai dan dipertahankan dari variable
proses. Misalkan pada proses pemanasan pada suhu 750C ± 20C, setpoint 750C
dimasukan ke pengendali, maka ketika suhu mencapai 780C maka pengendali
akan membandingkan suhu terukur dengan setpoint dan menghasilkan aksi
kontrol untuk menurunkan suhu, ketika suhu 720C maka pengendali melakukan
aksi kontrol untuk menaikan suhu.
3. Error ( e )
Error merupakan selisih antara variable proses dengan setpoint. Error
dapat bernilai positif atau negatif. Error magnitude merupakan besarnya
simpangan antar setpoint dengan variable proses. Error duration merupakan
durasi waktu terjadinya Error.
4. Manipulated Variable (MV)
Besaran termanipulasi/ terkendali yang digunakan untuk mengendalikan
dan mempertahankan keadaan suatu proses. Misalkan untuk mengendalikan
ketinggian fluida pada suatu vessel dengan mengendalikan aliran keluaran
fluida pada vessel tersebut . aliran merupakan variabel termanipulasi
5. Offset
Nilai toleransi yang di pertahankan oleh pengendali. Misalkan pengendali
mempertahankan nilai 780C sedangkan setpoint 750C maka Offset adalah 30C.
INSTRUMENTASI DAN
218 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
6. Pengendali (Controller)
Merupakan perangkat pengendali yang menerima masukan PV kemudian
dibandingkan dengan SP untuk menghasilkan sinyal kontrol ke penggerak/
final element. Terdapat pengendali pneumatik, elektrik dan programmable.
Pada pengendali dilengkapi dengan algoritma sistem kontrol.
7. Penggerak (Actuator)
Merupakan perangkat yang berfungsi mengendalikan variabel
termanipulasi (MV). Contoh aktuator adalah kontrol katup yang mengatur
bukaan aliran fluida dari 0% hingga 100%.
8. Kontrol Feedforward
Kontrol Feedforward merupakan kontrol dilakukan sebelum terjadinya
error. pengandalikan dilakukan pada variable yang akan menimbulkan
gangguan.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 219
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
220 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
3. Sensor/Transmiter
Transmiter merupakan untuk mendeteksi besaran proses yang diukur
dan mengirimkan informasi dalam bentuk sinyal standar analog pneumatik
3-15 Psi atau listrik analog 4-20 mA.
a. Pressure Transmitter
Mengubah tekanan menjadi tegangan atau arus listrik yang sesuai.
Sinyal output biasanya menggunakan arus 4-20mA. Jenis tekanan yang
diukur adalah tekanan absolut dan tekanan diferensial.
b. Level Transmitter
Mengukur tinggi permukaan dan di kirimkan dalam bentuk sinyal arus
4-20 mA. Pengukuran dapat menggunakan prinsip pengukuran tekanan,
atau kapasitansi berdasarkan level air, atau menggunakan gelombang
ultrasonic.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 221
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
c. Flow Transmitter
Aliran fluida pada pipa diukr menggunakan flowmeter dan di ubah
menjadi 4-20mA. Metoda pengukuran dapat menggunakan prinsip turbin,
beda tekanan orifice atau magnetik.
d. Temperatur Transmitter
Temperatur diukur dan diubah menjadi sinyal arus listrik 4-20 mA.
Sensor menggunakan Thermo couple atau RTD ( Resistance temperatur
Dependent).
INSTRUMENTASI DAN
222 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 223
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
b. Katup FO (ATC)
Ketik tidak ada tekanan (F) maka katup pada posisi terbuka (FO). Contoh
penggunaan pada sistem pendingin mesin jika tidak ada teknan kontrol maka
katup terbuka untuk memastikan kondisi mesin tidak kelebihan panas. Pada
katup FO apabila tekanan kontrol naik katup makin tertutup
5. Pengendali (Controller)
Pengendali membandingkan antara nilai yang dinginkan (setpoint)
dengan dengan nilai aktual (process value) yang akan menghasilkan selisih
(Error). eror akan menjadi acuan untuk mengeluarkan sinyal kontrol.
a. Digital PID Controller
Pengendali dapat berupa perangkat compact digital yang dapat di
atur nilai setpoint, pada pengendali sudah memiliki sistem kontrol PID
yang dapat di set pada mode auto tuning atau mode manual dengan
pengaturan konstanta Kp, Ki, Kd
INSTRUMENTASI DAN
224 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 225
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
226 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
1. Karakteristik Statik
Karakteristik sistem kontrol yang tidak dipengaruhi oleh waktu secara
perhitungan dinyatakan dengan kondisi steady state dan gain. Gain merupakan
perbandingan input dan output pada kondisi tunak. Tujuan perencanaan
karakteristik statik adalah untuk mengetahui batas pengendalian.
Sistem kontrol berikut untuk memanaskan cairan. Valve cv untuk
mengatur aliran steam. Bukaan valve cv merupakan variable bebas. Pada
proses pemanasan suhu cairan merupakan variabel terikat karena di pengaruhi
oleh terdapat suhu T dan faktor laju cairan masukan F, suhu steam TS untuk
mencapai target suhu T.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 227
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
228 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
u = sinyal kontrol
m= Manipulated Variable (MV)
c = Variabel proses (PV)
y = sinyal pengukuran
2. Karakteristik Dinamik
Karakteristik dinamik merupakan karakteristik sistem yang dipengaruhi
oleh waktu, dan dinyatakan dengan dynamic gain. Pengetahuan terhadap
karakteristik dinamik digunakan untuk menentukan cara pengendalian. Untuk
mengetahui karekteristik dinamik suatu sistem dilakukan dengan melakukan
uji coba respon terhadap frekuensi.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 229
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
E. Simbol ISA
Instrumentation System and Automation society (ISA) merupakan organisasi
yang membuat standarisasi simbol yang digunakan untuk gambar teknik dan
rancangan sistem kontrol. ISA. S5.1 merupakan standar untuk simbol instrumentasi.
Berikut tabel simbol instrumen dan penempatannya.
Tabel 10.1 Simbol Instrumen
Lokasi Instrumen Display PLC Fungsi Komputer
district
Dipasang langsung
di lapangan, dapat
diakses oleh
operator
Dipasang di ruang
kontrol utama,
dapat diakses
operator
Dipasang di ruang
kontrol bantuan,
dapat diakses
operator
Sumber. How to read P&IDs
INSTRUMENTASI DAN
230 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Identification Letters
Identification letters merupakan huruf yang terdapat pada simbol
instrumen pada gambar P&ID. Huruf pertama menunjukan proses yang diukur
atau dikendalikan, huruf berikutnya menunjukan fungsi. Misalkan ‘TT’ adalah
Temperatur Transmitter, kemudian ’FIC’ menunjukan instrumen Pressure Indikator
Controller
Tag Numbers
Tag numbers merupakan nomor pada simbol instrumen, instrumen yang
bekerja pada loop kontrol tertentu memiliki tag yang sama.
Tabel 10.3 Identification Number
Analisys A AT AC AI AV AR AY
Density D DT DC DI DV DR DY
Flow F FT FC FI FV FR FY
Level L LT LC LI LV LR LY
Pressure P PT PC PI PV PR PY
Temperature T TT TC TI TV TR TY
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 231
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
232 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 233
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
234 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 235
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
236 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
4. Pada jendela shape Pilih simbol P&ID yang akan digunakan. Pilih Heat
Exchanger pilih Bolier.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 237
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
238 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
9. Hubungkan setiap simbol gambar sesuai jalur pipa dan kontrol sehingga
membentuk gambar P&ID kontrol temperatur
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 239
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUGAS MANDIRI 1
CAKRAWALA
PERKEMBANGAN KONTROL PROSES
INSTRUMENTASI DAN
240 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
RANGKUMAN
Proses merupakan sistem untuk mengolah suatu bahan menjadi produk. Bahan
dapat berupa cair, padat, gas, di alirkan diukur, dicampur, dipanaskan, didinginkan,
diproses sedemikian rupa menghasilkan produk. Sistem kontrol akan membuat
proses dapat bekerja terus menerus dan konsisten. Sistem kontrol proses terdiri
dari berbagai peralatan untuk mengukur besaran (sensor/ transmitter), mengolah
sinyal input menjadi output (Controller), pengubah sinyal (Converter) dan aktuatur
serta sinyal kontrol berupa arus, tegangan, pneumatik, dan digital. Aksi kontrol
yang dilakukan yaitu direct acting yaitu perubahan output searah dengan input,
serta reverse acting yaitu perubahan output berlawanan dengan perubahan input.
JELAJAH INTERNET
TUGAS MANDIRI 2
Rancang sistem kontrol level dari tangki yang memiliki jalur input output cairan.
Control valve terletak pada input cairan. Sensor menggunakan DP transmitter
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 241
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
INSTRUMENTASI DAN
242 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MIKROPROSESOR
BAB
XI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
MIKROPROSESOR
KATA KUNCI
Mikroprosesor, Z-80, 8086, ALU, Register, Memori
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 243
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
ALU + CU
RAM Register ROM
Input/Output
Pada mikroprosesor terdapat ALU Aritmethic Logic Unit (ALU) dan Control
Unit (CU). ALU berfungsi melakukan operasi aritmetika dan logika terhadap data
yang diterima dari perangkat input atau memori. CU berfungsi mengontrol aliran
data dan instruksi pada mikroprosesor. CU membaca instruksi dari pada ROM dan
mengeksekusinya. Data yang akan diolah atau hasil pengolahan akan di simpan di
RAM. I/O berfungsi sebagai perantara antara sistem mikroprosesor dengan perang-
kat luar. Random Access memory (RAM) berfungsi sebagai tempat penyimpanan
INSTRUMENTASI DAN
244 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
data sementara. Instruksi tersimpan di Read Only Memori (ROM) yang dapat meny-
impan instruksi/program secara permanen.
Terdapat beberapa jenis mikroprosesor yang dinyatakan dengan lebar data
yang dapat diolah pada mikroprosesor. Terdapat mikroprosesor 4bit, 8bit, 16bit,
32bit dan 64bit. Pada mikroprosesor 8 bit, ALU dapat memproses data 8 bit setiap
waktu. Jika menggunakan data 16 bit maka 8 bit pertama akan di proses kemudian
8 bit berikutya maka terjadi dua kali proses. Maka mikroprosesor dengan lebar data
yang besar akan semakin cepat memroses data.
Dengan perkembangan teknologi maka mikroprosesor pun dikembangkan
oleh berbagai vendor dengan peningkatan lebar data dan kecepatan eksekusi.
Tabel 11.1 Contoh Mikroprosesor
Sumber. Dokumen Pribadi
PERUSAHAAN MIKROPROSESOR
INTEL 4004 ( 4 bit), 80088 (8 bit), 8080A, 8048(8
bit),8088(16 bit internal), 80386 (32 bit)
MOTOROLA 6800 (5V mikroprosesor), MC68020 (32
bit)
National Semiconductor PACE (16 bit)
RCA 8048 (Teknologi MOS)
NATIONAL 32032 (32 bit)
ZILOG Z-80 (8 bit)
Setiap bagian pada sistem komputer saling berkomunikasi menggunakan jalur yang
di sebut Bus. Address Bus digunakan untuk mengirimkan alamat memori yang akan
di akses datanya. Data Bus digunakan untuk menerima dan mengirim data. Control
Bus digunakan sebagai jalur kontrol sinyal antara mikroprosesor dengan perangkat
lain.
RAM CPU ROM Input/Output
ALU + CU
Register
Address
Bus
Data Bus
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 245
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
B. Mikroprosesor Z-0
Mikroprosesor Z-80 yang di keluarkanoleh perusahan zilog adalah mikropros-
esor 16 bit yang memiliki lebar data 8 bit dengan alamat 16 bit artinya memiliki
65536 lokasi memori atau 64 KByte memori.
1. Arsitektur Z-80
Mikroprosesor memiliki aritmetic Logic Unit (ALU ) yang berfungsi untuk
melakukan operasi logika dan matematika. Serta memiliki register yang digu-
nakan untuk menyimpan data sementara selama proses kalkulasi.
INSTRUMENTASI DAN
246 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2. Register Mikroprosesor Z-80
a. Program Counter (PC)
Berfungsi menyimpan 16 bit alamt instruksi yang sedang di jalankan. PC
akan bertambah secara otomatis untuk mengakses alamat instruksi selanjut-
nya.
b. Stack Pinter (SP)
Berfungsi menyimpan alamat 16 bit dari alamat dari stack ( tumpukan )
pengaturan stack menggunakan LIFO (Last In First Out). Dengan perintah PUSH
untuk menyimpan ke stack dan POP untuk mengambil data dari stack
c. Index Register (IX dan IY)
Berfungsi menyimpan 16 bit alamat indek pada mode pengalamatan in-
dex addressing. Register IX IY menyimpan alamat indek untuk mengakses lo-
kasi memori dimana data akan di simpan atau di ambil.
d. Interupt Register (I)
Ketika program sedang berjalan dapat terjadi interupsi yang kemudian
program akan menjalankan instruksi pada interupt tersebut. Setelah selesai
program akan kembali ke program semula. Interupsi dapat terjadi dari dalam
atau dari luar CPU
e. Memory refresh Register (R)
Berfungsi sebagai counter untuk merefresh DRAM, ketika proses eksesku-
si, data memori di baca dan disimpan kembali pada alamat yang sama tanpa
mengalami perubahan. Hal ini berfungsi untuk menjaga data pada memori
tesebut.
f. Accumulator dan Flag register
Accumumulator berfungsi untuk sebagai memori untuk menyimpan data
hasil perhitungan logika dan aritmatika. Register dapat digabungkan antara
register A dan Register B menjadi 16 Bit. Flag register berfungsi sebagai pen-
anda dari dari suatu kondisi operasi 8 bit atau 16 bit
Register Fungsi Khusus
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. memori menggu-
nakan 8 bit atau menggabungkan 2 register untuk memori 16 bit.
3. Aritmetic Logic Unit (ALU)
Berfungsi sebagai lokasi untuk operasi logika dan aritmatika. ALU berko-
munikasi dengan register dan memori eksternal untuk menggunakan data bus.
Jenis operasi yang dilakukan pada ALU antara lain penambahan, pengurangan,
tambah 1, kurang 1, perbandingan, operasi logika AND, OR, XOR, gesert bit kiri
atau kanan, tes bit, reset bit,.
4. Pin Mikroprosesor Z80
Mikroprosesor Z-80 terdiri dari 40 pin yang memiliki fungsi tertentu antara
lain untuk akses alamat memori dan data, serta pin yang berfungsi sebagai kon-
trol.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 247
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
A15–A0. Address Bus (output, active High, tristate). A15–A0 address bus
16-bit Address untuk mengakses alamat memori hingga 64 KByte juga digu-
nakan untuk mengakses alamat I/O.
D7–D0. Data Bus (input/output, active High, tristate). D7–D0 merupakan
8-bit bidirectional data bus untuk pertukaran data memory and I/O.
CLK. Clock (input). Frekuensi mikroprosesor
WR. Write (output, active Low, tristate). Sinyal untuk menyimpan data ke
memori.ketika data telah siap pada data bus maka dengan WR data di tulis ke
memori.
WAIT. WAIT (input, active Low). WAIT Sinyal yang dikirimkan oleh memori
atau I/O eksternal yang menandakan data belum siap dikirim dari eksternal. CPU
akan tetap menunggu selama sinyal aktif.
RFSH. Refresh (output, active Low). RFSH, bersama dengan MREQ, penanda
proses refresh memori
RESET. Reset (input, active Low). RESET untuk mengatur kondisi awal CPU
INSTRUMENTASI DAN
248 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
antara lain mengembalikan nilai flip flop, mengembalikan nilai PC serta register
I dan R , mengembalikan status interupsi ke mode 0.
RD. Read (output, active Low, tristate). RD digunakan untuk membaca data
dari alamat memori. Setelah mengirimkan alamat melalui address bus, selanjt-
nya menggunakan sinyal RD agar memori menyediakan data pada alamat terse-
but.
NMI. Nonmaskable Interrupt (input, negative edge-triggered). Saat terjadi
sinyal interupsi dari high ke low maka eksekusi prograam akan lompat ke alamat
0066h dan menjalankan instruksi di alamat tersebut.
MREQ. Memory Request (output, active Low, tristate). MREQ dari CPU yang
menandakan pada address bus sudah ada alamat memori untuk dilakukan oper-
asi membaca atau menyimpan.
5. Sistem Minimum Z80
Mikroprosesor Z80 harus dilengkapi dengan perangkat lain agar dapat di-
gunakan. Berikut ini adalah sistem minimum CPU Z80
Sistem minimum terdiri dari Power supply 5V, CPU Z80, Memori , I/O dan
oscillator. Perangkat pada sistem minimum membutuhkan tegangan 5V
6. Mode Pengalamatan
Terdapat beberapa mode pengalamatan pada pemrograman Z80 yaitu
a. Immediate Addressing, transfer operand berupa konstanta 8 bit ke lokasi
memori
Contoh mnemonic: LD A, 20 H : isi register A dengan operand 20H
A 20H
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 249
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
250 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 251
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Kembali pada Z80 simulator IDE pilih menu File Load Program kemu-
dian pilih file dengan ekstensi *.obj
Menjalankan program dapat dilakukan secara manual atau berjalan den-
gan sendirinya. Pilih menu simulation Start untuk menjalankan simulasi.
Simulasi dapat dapat dijalankan per step dengan menekan keyboard F2. Un-
tuk menjalankan CPU secara madiri dapat dipilih kecepatnya pada menu Rate
Setelah program dijalanka hingga selesai , terjadi perubahan pada reg-
ister A-L
INSTRUMENTASI DAN
252 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 253
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
c. Operasi Logika
Operasi logika terdiri dari operasi NOT OR AND XOR , penanda dari op-
erasi logika dan aritmatika di simpan diregister flag. Operasi logika dilakukan
pada data di register
S Z - H - P/V N C
BIT FLAG KETERANGAN
3 - TIDAK DIGUNAKAN
4 H 0 : add/substract non carry di bit 4 Reg. A
5 - TIDAK DIGUNAKAN
INSTRUMENTASI DAN
254 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUKSI S Z - H - PV N C
LD B,1AH 1 1 1 1 1 1 1 1
LD E,B 1 1 1 1 1 1 1 1
LD A,01H 1 1 1 1 1 1 1 1
AND 0FH 0 0 1 1 1 0 0 0
INC E 0 0 1 0 1 0 0 0
d. Operasi Aritmatika
Pada Z80 dapat melaksanakan operasi aritmatika penjumlah-
an, pengurangan tambah 1 , kurangi 1 dan perbandingan. Seti-
ap operasi aritmatika akan mengurangi bit pada register flag.
Ketikan program penambahan berikut pada assembler editor
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 255
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Pada program data 20H di transfer ke register A kemudian data 04H di trans-
fer ke register B. berikutnya isi register A di tambahkan dengan isi register
B hasilnya simpan kembali di A. berikutnya isi register A di tambah satu.
Bagian berikutnya data 24H di transfer ke register A dan dilakukn pen-
gurangan isi register A dengan isi register B. hasilnya simpan kemba-
li di A. operasi logika dan aritmatika akan mempengaruhi bit regis-
ter flag. Pada tabel berikut perubaghan register flag operasi aritmatika.
INSTRUKSI S Z - H - PV N C
LD A,20H 1 1 1 1 1 1 1 1
LD B,04H 1 1 1 1 1 1 1 1
ADD A,B 0 0 1 0 1 0 0 0
INC A 0 0 1 0 1 0 0 0
LD A,24H 0 0 1 0 1 0 0 0
SUB B 0 0 1 0 1 0 1 0
INSTRUMENTASI DAN
256 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Lampu LED nyala bila mendapat logika 1 data untuk menyalakan LED di
tentukan dengan perintah .db. pada awal program data 08H di transfer ke
register D sebagai counter. Alamat awal data nyala LED di transfer ke reg-
ister BC kemudian data pada register BC di transfer ke register A. data
dari register A di transfer menjadi output ke alamat eksternal 01H. Data
BC di naikan 1 untuk menggunakan alamat .db berikutnya dan Counter
D di kurang 1. Lakukan Assemble and load pastikan tidak ada kesalahan.
Atur tampilan LED pada menu peripheral device melalui menu Tools.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 257
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
258 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Atur kecepatan eksekusi pada posisi normal melalui menu Rate Normal
Jalankan simulasi dengan memilih start dari menu simu-
lation. Maka LED akan nyala bergantian dari kanan ke kiri.
f. Program 5 Input Data
Program input data berikut menerima data dari alamat 01 H kemudian di
proses tambah 1 selanjutnya menjadi output ke alamat 02h menyalakan LED.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 259
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
260 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Pin data di gabungkan dengan pin alamat. Data bus mulai AD0-AD7, Address
bus mulai AD0 – A19. Untuk beroprasi CPU membutuhkan sinyal detak pada
pin CLK. Pin MN/-MX digunakan untuk memilih mode operasi. Jika mode min-
imum di hubungkan dengan VCC 5v, jika mode maksimum dihubungkan ke
0V. Pin reset untuk memberi nilai 0 pada nilai register DS ES SS IP dan Flag.
Pin DEN digunakan untuk memindahkan data dari data bus ke mikropros-
esor atau sebaliknya dari mikroprosesor ke data bus. Sinyal DEN aktif saat
sinyal RD diberikan, dan dikembalikan ke high ketika data sudah dipindah-
kan. Pada operasi tulis, nilai sinyal DEN aktif selama sinyal WR diberikan.
Pin M/IO digunakan untuk memilih memori atau port yang akan diak-
ses oleh mikroprosesor. Jika mengakses memori, pin M/IO menjadi high,
jika mengakses IO pin menjadi low. Sinyal RD menjadi low untuk trans-
fer data dari memori atau IO ke mikroprosesor. Sementara sinyal WR digu-
nakan untuk menulis, tranfer data dari mikroprosesor ke memori atau IO.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 261
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
262 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 263
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Setiap bit pada register flag memiliki fungsi sebagai penanda hasil oper-
asi logika aritmatika. Instruksi logika aritmetika antara lain Instruksi ADD,
SUB,CMP, AND, TEST, OR, XOR Instruksi tersebut dapat dilakukan antara
Register memori, memori Register, Register Register ,memori Data,
Register Data. Setelah dilaksanakan operasi hasilnya disimpan di op-
eran pertama Bit Flag yang akan berubah adalah CF, ZF, SF, OF, PF, AF.
INSTRUMENTASI DAN
264 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Sejarah INTEL
Tahukah anda bahwa setiap rumah menggunakan lebih dari satu mikroprosesor.
Mikroprosesor tersebut sudah tertanam pada peralatan yang digunakan sehari hari.
Pada tahun 1957 perusahaan Fairchil semiconductor membuat IC Pertama yang
merupakan awal perkembangan mikroprosesor. Karyawan fairchild semiconduk-
tor yaitu Gordon Moore, robert Noyce dan Andrew Grove mengundurkan diri dan
mendirikan perusahaan Integrated Electronics atau INTEL. Pada tahun 1971 INTEL
mengeluarkan produk mikroprosesor pertama adalah intel 4004 dengan data 4 bit.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 265
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
Saat ini prosesor memiliki lebar data 64 bit yang banyak digunakan un-
tuk peralatan sehari hari bik pada telepon pintar atau komputer pribadi.
JELAJAH INTERNET
INSTRUMENTASI DAN
266 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Program menghitung persegi panjang
a. Buatlah program untuk menghitung keliling persegi panjang dengan lebar 10H
dan panjang 15H
b. Simpan hasilnya di alamat 1000H
2. Program Operasi OR 2 Byte
a. Buatlah program untuk melakukan operasi OR antara data 2 byte di input di
peripheral device
b. Simpan hasilnya di register E.
3. Flip Flop
Program untuk menyalakan dan memadamkan LED di alamat 01H secara terus
menerus jeda waktu dapat diatur melalui kombinasi register E, B, D
a. Buatlah program berikut ini pada assembler
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 267
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
c. atur kecepatan eksekusi program pada menu Rate agar berjalan dengan cepat
4. Geser Data
Bit pada register dapat di geser kekiri dengan perintah RL A atau geser kanan
dengan perintah RR A. bit akan tampil di peripheral device
a. Buatlah program berikut ini pada assembler
INSTRUMENTASI DAN
268 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
LEMBAR PRAKTIKUM
b. Perhatikan arah pergeseran nyala lampu LED. Modifikasi dengan geser kearah
yang lain atau jumlah nyala lampu LED
RANGKUMAN
Mikroprosesor atau CPU merupakan bagian bagi sistem komputer yag berfungsi se-
bagai pengolah pusat. Bagian utama mikroprosesor terdiri dari ALU, CU dan Regis-
ter. Agar dapat membentuk sistem komputer maka mikroprosesor harus dilengkapi
dengan bagian Memori dan I/O.
TUGAS MANDIRI
Buatlah program untuk mengubah suhu dalam derajat celcius menjadi fahrenheit
pada emulator 8086
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 269
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
REFLEKSI
INSTRUMENTASI DAN
270 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MIKROPROSESOR
BAB
XII
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menjelaskan softaware yang digunakan untuk simulasi instru-
mentasi otomatisasi proses dan dapat menerapkan serta mendemonstrasikan pe-
ngunaan software untuk mensimulasikan sistem instrumentasi dan otomatisasi
proses.
PETA KONSEP
SOFTWARE
SIMULATOR
KATA KUNCI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 271
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENDAHULUAN
Software simulator yang digunakan untuk rangkaian elektronika antar lain Proteus,
Multisim, Electronic Workbench, Altium. Software untuk kontrol proses antara lain
MATLAB Simulink, LabView, Simul8 dan lainnya.
MATERI PEMBELAJARAN
A. PROTEUS
Proteus merupakan software berbasis PC yang dapat mensimulasikan rangkaian
elektronika, Proteus dapat mensimulasikan rangkaian elektronika analog dan dig-
ital serta mendukung simulasi rangkaian mikrokontroler menggunakan firmware.
proteus dilengkapi dengan library komponen yang lengkap baik analog atau digital
serta berbagai virtual instrumen untuk pengukuran
1. Memulai Software Proteus
Menjalankan Proteus melalui menu Start All Program Proteus 8 Profession-
al Proteus 8 Professional. Pada tampilan awal pilih New Project isikan nama
simulasi pilih Next
INSTRUMENTASI DAN
272 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Setelah itu pilih ukuran lembar kerja serta orientasi yang akan digunakan, kemu-
dian pilih Next
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 273
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Berikutnya pemilihan Template PCB yang akan digunakan, jika hanya simulasi
rangkaian maka pilih ‘Do not create PCB layout’
Pada pengaturan firmware pilih ‘No firmware project’, Next Finish, kare-
na akan menggunakan aplikasi terpisah untuk merancang software. Setelah itu
akan terbuka tampilan aplikasi simulasi proteus.
INSTRUMENTASI DAN
274 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2. Simulasi Rangkaian
a. Rangkaian Resistor
Pada rangkaian resistor seri tegangan dibagi untuk masing masing re-
sistor, pada simulasi proteus tegangan beban di ukur menggunakan virtual
instrumen DC Voltmeter
1) Pilih Componen mode Pick Componen pada keywords ketik resistor.
Pada category pilih resistor, Sub category pilih jenis resistor kemudian pilh
resistor 1k Ok
2) Pilih komponen kemudian klik pada jendela editor. Lakukan hal yang sama
untuk resistor R2
3) Untuk memindahkan komponen, Klik kanan pilih Drag Objek, klik pada loka-
si baru.
4) Mengubah orientasi komponen dengan cara klik kanan komponen pilih ro-
tate atau mirror.
5) Untuk mengubah nilai komponen dengan cara klik kanan komponen pilih
edit properties
6) Gunakan power supply dengan cara klik Terminal Power letakan kom-
ponen pada lembar editor.
7) Untuk mengubah nilai tegangan dengan klik kanan terminal power edit
properties. Pada string ketik +12V
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 275
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
276 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
12) Simulasi rangkaian dengan cara klik tombol Start simulation
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 277
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
d. Simulasi Mikrokontroler
Pada simulasi Mikrokontroler selain membuat rangkaian elektronik juga
harus merancang program yang akan di upload ke mikrokontroler. Pada gam-
bar berikut rangkaian Mikrokontroler Atmel 89C51 membentuk rangkaian
LED berjalan. LED dihubungkan dengan Port 0. Kaki Anoda dihubungkan den-
gan (+) membentu rangkaian common Anoda. Agar LED menyala pada kaki
katoda di beri logika low.
1) Buatlah rangkaian seperti gambar berikut
INSTRUMENTASI DAN
278 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 279
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
mov p0,#11111011b
acall delay
mov p0,#11111101b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
sjmp kiri
delay:
mov r3,#05h
ulang:mov r4,#0ffh
isi:mov r5,#0ffh
djnz r5,$
djnz r4,isi
djnz r3,ulang
ret
END
INSTRUMENTASI DAN
280 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 281
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Buka aplikasi Arduino IDE. Pada menu File Preference aktifkan ceklist
compilation untuk memunculkan lokasi file Hex
INSTRUMENTASI DAN
282 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Pada Aplikasi proteous klik kanan pada arduino Uno edit properties, pada
Program File paste lokasi file hex yang berasal dari aplikasi Arduino
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 283
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
284 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Toolbar
Pada Front panel terdapat Tool bar yang memiliki fungsi tertentu yaitu:
Abort
Execution : Menghentikan proses simulasi
Run : Menjalankan simulasi hanya sekali siklus
Run : Menjalankan simulasi terus menerus
Continuously
Pause : Jeda waktu simulasi
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 285
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Control Pallete
Berisi katagori objek yang akan di gunakan untuk membangun front panel. Pengelom-
pokan berdasarkan jenis input dan indikator. Gambar berikut merupakan tampilan
Control Pallete. Untuk memunculkan Control Pallete dari menu View Control Pallete
Tool Pallet
Pada Front Panel terdapat Tool Palet yang memiliki fungsi tertentu ke-
tika merancang front panel Tool Pallet ditunjukan pada gambar
INSTRUMENTASI DAN
286 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Function Pallete
Function pallet memuat tentang kelompok fungsi yang akan di bangun pada
blok diagram. Gambar berikut merupakan tampilan function pallet. Jika func-
tion pallete tidak muncul dapat di munculkan melalui View Function Pallete
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 287
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
2. Simulasi Kontrol
a. Kontrol LED
LED dikendalikan menggunakan saklar toggle untuk meyalakan dan meati-
kan lampu LED. Buka aplikasi LabView kemudian memilih objek yang akan
digunakan pada front panel pilih menu view Control Palette Boolean.
Pilih Round LED letakan pada lembar front panel, kemudian pilih Vertical Tog-
gle. Secara otomatis kode grafik akan muncul pada jendela Block Diagram.
INSTRUMENTASI DAN
288 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 289
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
290 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 291
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
292 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 293
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
INSTRUMENTASI DAN
294 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Hubungkan setiap objek pada blok diagram menggunakan connect wire pada
tools pallete.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 295
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
C. Simulink
Simulink merupakan software yang tergabung dengan MATLAB digunakan untuk
membuat pemodelan dan simulasi suatu sistem secara grafik. Pada simulink sistem
tersusun dari beberapa blok diagram dengan fungsi tertentu seperti sumber sin-
yal, fungsi alih, serta dilengkapi virtual instrumen seperti function generator dan
Oscilloscop. Simulink dapat mensimulasikan tanggapan sinyal kontrol berdasarkan
fungsi alih (Transfer function)
1. Membuka Software Simulink
Memulai simulink melalui MATLAB pada command window ketikan simulink en-
ter. Atau melalui tab simulink pada MATLAB
INSTRUMENTASI DAN
296 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Setelah tampilan simulink pilih Blank model maka akan muncul lembar kerja sim-
ulink seperti pada gambar berikut.
Pilih blok yang akan digunakan melalui Library Browser, atau jika sudah mengetahui
blok yang akan digunakan maka dapat di terapkan dengan mengetik pada lembar
kerja kemudian klik blok yang sesuai.
2. Simulasi Sistem Kontrol
a. Simulasi Penguatan Sinyal
Pada simulasi berikut sumber sinyal sinus akan dikuatkan oleh gain hasilnya
akan diamati pada scope. Scope akan menampilkan sinyal input dan output
Gunakan blok sumber sinyal sinus pada lembar kerja. klik dua kali kemudian
ketikan sine wave.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 297
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Gunakan gain dengan konstanta 4, artinya sinyal yang masuk akan di kuatkan
4 kali oleh gain.
Gunakan scope untuk mengamati bentuk sinyal sebelum dan sesudah gain
Hubungkan jalur setiap node . Untuk memindahkan jalur dengan cara klik kiri
tahan kemudian geser. Untuk membuat percabangan dengan klik kanan tahan
kemudian geser.
INSTRUMENTASI DAN
298 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Klik kanan pada scope open, berikutnya pilih play untuk memulai simulasi
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 299
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Selisih input dan output menjadi masukan bagi Controller. Ketikan PID untuk
menggunakan blok PID controller.
Klik kanan Transfer function Blok parameter, pada bagian Denominator ketik
[1 4 4 ].
INSTRUMENTASI DAN
300 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
MATERI PEMBELAJARAN
Jalankan simulasi dengan memilih Play maka simulasi akan menghasilkan sin-
yal sebagai berikut
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 301
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
CAKRAWALA
SEJARAH MATLAB
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
INSTRUMENTASI DAN
302 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUGAS MANDIRI 1
TUGAS MANDIRI 2
Buatlah sistem kontrol temperatur
dengan cara kerja berikut!
Pada sistem kontrol temperatur ter-
lebih dahulu memasukan nilai batas
bawah dan batas atas. Jika tempera-
tur lebih kecil dari batas bawah maka
indikator LOW nyala. Jika tempera-
tur berada diantara batas bawah dan
batas atas maka indikator NORMAL
nyala. Jika temperatur lebih besar
dari batas atas maka indikator HIGH
nyala. Slider digunakan untuk men-
simulasikan pergerakan temperatur.
Pada simuasi ini menggunakan struk-
tur While Loop agar program dapat
berulang , dan delay waktu 100ms
agar tidak membebani CPU. Alur pro-
gram dapat dilihat pada flowchart di
samping.
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 303
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
TUGAS MANDIRI 2
1. Panel Numeric Vertical Pointer Slide 10. Diagram Comparison Less Than
2. Panel Numeric Control 11. Diagram Comparison Greater than
3,4 Panel Numeric Indicator 12. Diagram Boolean AND
5,6,7. Panel Boolean Square LED 13. Diagram Timing Wait (ms)
8. Diagram Comparison Greater equal 14,15. Diagram Structure While loop
9. Diagram Comparison Less equal
REFLEKSI
Setelah mempelajari bahasan tentang Simulasi Sistem Kontrol apakah ada yang
masih belum di Fahami?. Jika masih ada tanyakan dan diskusikan dengan guru dan
teman. Agar lebih terampil dalam penggunaan Software simulasi dapat di prak-
tekan dengan sistem kontrol yang lainnya.
INSTRUMENTASI DAN
304 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. PILIHAN GANDA
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Disajikan gambar rangkaian kombinasional berikut. Rangkaian tersebut termasuk
kedalam jenis rangkaian …
a. Half Adder
b. Full Adder
c. Half Subtraktor
d. Full Subtraktor
e. Multiplexer
2. Apabila nilai input A berlogika Low dan input B berlogika High, pernyataan
manakah yang benar…
3. Rangkaian kombinasional yang memiliki banyak input, dan hanya memiliki satu
output adalah rangkaian kombinasional jenis …
a. Adder
b. Multiplexer
c. Demultiplexer
d. Dekoder
e. Encoder
4. Pada 7-Segment, apabila ingin menampilkan angka 5, manakah dari output a-g
yang akan berlogika High…
a. a, c, d, f, g
b. a, c, d, e, f, g
c. a, b, c, d, g
d. b, c, , f, g
e. a, b, c, d, f, g
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 305
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. Komparator
b. Multiplexer
c. Demultiplexer
d. Dekoder
e. Encoder
6. Pada rangkaian SR Flip-flop, hal yang akan terjadi apabila nilai set dan reset ber-
logika high adalah ...
a. Tidak Terdefinisi
b. Set
c. Reset
d. Toggle
e. No Change
7. Pada rangkaian JK Flip-flop, hal yang akan terjadi apabila nilai set dan reset ber-
logika high adalah ...
a. Tidak Terdefinisi
b. Set
c. Reset
d. Toggle
e. No Change
8. Rangkaian sekuensial berikut ini termasuk jenis ...
a. Register SIPO
b. Register SISO
c. Register PIPO
d. Register PISO
e. Register Serial in
INSTRUMENTASI DAN
306 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 307
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. 1100110
b. 1101010
c. 1011010
d. 1011011
e. E. 110011
16. Nilai yang ingin di capai pada sistem kontrol prosess adalah
a. Process Value d. setvalue
b. Manipulate Variable e. Feedback
c. Error
17. Nilai aktual plan pada sistem kontrol prosess adalah
a. Process Value d. setvalue
b. Manipulate Variable e. Feedback
c. Error
INSTRUMENTASI DAN
308 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
18. Aksi kontrol yang mengeluarkan perubahan output searah dengan perubahan
input adalah
a. Proporsional d. Direct acting
b. Integral e. Reverse acting
c. On Off
19. Jenis control valve yang menutup saat kehilangan tekanan kontrol adalah
a. Solenoide valve d. ATO
b. Relief Valve e. ATC
c. Quick exhaust
20. Karakteristik sistem kontrol yang tidak di pengaruhi waktu adalah
a. Karakteristik stabil d. Karakteristik Statik
b. Karakteristik waktu e. Karakteristik medan
c. Karakteristik Dinamik
21. Bagian mikroprosesor yang berfungsi untuk melaksanakan instruksi logika dan
aritmatika adalah
a. Memori d. Stack Pointer
b. ALU e. Register
c. CU
22. Jalur komunikasi antar bagian pada CPU adalah
a. Path d. Bus
b. Cable e. I/O
c. Jalur
23. Jumlah alamat memori yang dapat diakses oleh address 8 bit adalah
a. 100 d. 512
b. 160 e. 65536
c. 256
24. Fungsi register flag adalah
a. Penyimpan data d. penanda hasil operasi logika aritmatika
b. Memori Ram e. Lokasi operasi aritmatika dan logika
c. Status register
25. Fungsi Instruksi LD A, 20H adalah
a. Data di alamat 20H di transfer ke A d. Alamat 20 H sama dengan A
b. Data register A di transfer ke 20H e. register A dikurangi 20 H
c. Nilai 20H di transfer ke A
26. Software simulasi rangkaian elektronik adalah
a. Visio d. Mathlab
b. AutoCad e. Proteous
c. Labview
27. Software simulasi yang dapat menguji sistem dalam bentuk trasfer function ada-
lah
a. Visio d. Mathlab
b. AutoCad e. Proteous
c. Labview
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 309
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
28. Pada Lab view jendela untuk mengatur antar muka sistem adalah
a. Blok diagram d. Shape window
b. Front panel e. Simulation
c. Interface
29. Pada labview diagram blok untuk saklar terletak pada
a. Numeric d. I/O
b. Boolean e. Graph
c. String
30. Pada labview diagram blok untuk Tanki terletak pada
a. Numeric d. I/O
b. Boolean e. Graph
c. String
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Buatlah suatu sistem multiplekser yang menggambarkan sistem pemilihan selek-
tor yang ada pada alat elektronik seperti pada kipas angin. Buatlah rangkaian
logikanya dan table kebenarannya!
2. Buatlah rangkaian counter MOD-8! Berikan penjelasan!
3. Bila diketahui pada rangkaian converter 8-bit tegangan referensinya adalah 5V dan
tegangan inputnya sebesar 4V. Berapakah digit biner yang dihasilkan?
4. Gambarkan loop kontrol level pada tangki terbuka!
5. Buatlah program untuk mengirim Nilai 55H ke register A dan nilai 20H ke register
B!
6. Jelaskan fungsi software simulasi sistem kontrol!
INSTRUMENTASI DAN
310 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,Muhamad,2011. Modul Kuliah Elektonika Daya “ Pengantar Elektronika Daya”,
UNY:Yogyakarta
Ariyus,Dony.2008.Komunikasi Data.Andi:Yogyakarta
Chen ,Yi-Cheng. Chi-Hung Lee ; Ming-Jie Chou ; dan Sheng-Chih Shen. 2018. High-
Precision Digital Rotary Encoder Based on Dot-Matrix Gratings. IEEE Photonics
Journal. Volume: 10 , Issue: 2 , April 2018
David L. Tarrel, Op Amps Design Application Troubleshooting 2nd Edition
Dong, Xin dan Minghai Peng. 2015. Design of 4-bit Comparator. Concordia University
: Quebec.
Dpstar group.(online) diakses pada https://www.dpstar.com.my/our-products/factory-
control-components-plc-scada/kubler/absolute-encoders-single-turn/encoders-
absolute-singleturn-compact-sendix-m3678-canopen/ tgl 5 -12-2019
Electrical Technologi. 2016. What is Distributed Control System (DCS)? . [Online]
Diakses di https://www.electricaltechnology.org/2016/08/distributed-control-
system-dcs.html pada tanggal 30 Oktober 2019
Electronic Tutorials. - . Digital Comparator. [Online]. Diakses di https://www.electronics-
tutorials.ws/combination/comb_8.html pada tanggal 1 November 2019.
Electroniccircuitdesign.com Diakses pada 28/10/2019 pukul 05.30
Electronics Hub. 2015. Exclusive Nor Gate. [Online] diakses di h t t p s : / / w w w .
electronicshub.org/exclusive-nor-gate/ pada tanggal 17 Oktober 2019
Electronics Tutorial. - . Tutorial Electronic. [Online] diakses di https://www.electronics-
tutorials.ws/ pada tanggal 28 November 2019
Geeks for Geeks. - . Magnitude Comparator. [Online] Diakses di https://www.
geeksforgeeks.org /magnitude-comparator/ pada tanggal 1 November 2019.
Harald, Sack. 2019. Augustus de Morgan and Formal Logic. [Online]. diakses di
http://scihi.org/augustus-de-morgan/ pada tanggal 20 Oktober 2019
http://www.webstudi.site/2016/10/pengertian-resistor-dan-jenis-jenis.html, diakses
pada tanggal 12 Nopember 2019
https://clintonwhitehouse4.archives.gov diakses pada tanggal 18 November 2019
https://electronicsforu.com/resources/learn-electronics/mosfet-basics-working-
applications, diakses pada tanggal 14 Nopember 2019
https://rebanas.com/gambar/images/daftar-komponen-elektronika-lengkap-gambar,
diakses pada tanggal 11 nopember 2019
https://www.chipsetc.com/diakses pada tanggal 18 November 2019
https://www.electronicshub.org/varistor/, diakses pada tanggal 12 nopember 2019
https://www.jinlantrade.com/ebay/2.2KW380V3HPBPQ01/m100-5.jpg diakses pada
tgl 30-11-2019
https://www.suara.com/bisnis/2017/11/28/142820/pabrik-sokon-adopsi-sistem-
industri-40-pertama-di-indonesia. pada tanggal 16-11-2019
Istardi.Didi.2017.Pengenalan Elektronika Daya-Penyearah AC-DC.Andi:Yogyakarta
Katakoala,2019.Pengertian dan macam-macam sistem bilangan.(online) diakses pada
https://katakoala.com/pengertian-dan-macam-macam-sistem-bilangan/ tanggal
25 nopember 2019
Lewis, Robert. 2019. Geoge Boole. [Online] diakses di https://www.britannica.com/
biography/George-Boole pada tanggal 20 Oktober 2019
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 311
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
DAFTAR
PUSTAKA
Malvino,1981.Prinsip-prinsip Elektronik.edisi kedua.Erlangga:Jakarta
Malvino,Albert Paul.1994.Elektronika Komputer Digital-Pengantar Mikrokonputer.
edisi kedua.Erlangga:Jakarta
Malvino,Albert Paul.1994.Elektronika Komputer Digital-Pengantar Mikrokonputer.
edisi kedua.Erlangga:Jakarta
Mano, M. Morris; Kime, Charles. 2014. Logic and Computer Design
Fundamentals(4th ed.). Harlow: Pearson. pp. 13–14.
Mike Tooley,BA, 2003, Rangkaian Elektronik – Prinsip dan Aplikasi edisi kedua, Erlangga
Mismail, Budiono. 1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB
Nodelkovski, Dejan. 2016. How Rotary Encoder Works and How To Use It with Arduino.
[Online] Diakses di https://howtomechatronics.com/tutorials /arduino/rotary-
encoder-works-use-arduino/ pada tanggal 09 November 2019
Operasi dan aplikasi SCR. (online) diakses pada https://andihasad.com/2011/12/04/
silicon-controlled-rectifier-scr/ pada tgl 23-11-2019
Panduan Teknisi.com.2017.Rangkaian Inver DC ke AC. (online) diakses pada https://
panduanteknisi.com/rangkaian-inverter-dc-ke-ac.html tgl 24-11-2019
Petruzella,Frank D.2001.Elektronik Industri,Andi:Yogyakarta
Pitowarno,Endra.2005.Mikroprosessor & Interfacing.Andi:Yogyakarta
Rashid,Muhammad H.2001. e-book Power electronics Handbook. University of West
Florida Pensacola: Florida
Richard Blocher,Dipl.Phys.,2004,Dasar Elektronika,Andi Yogyakarta
Slide Share. - . Resume Sejarah Perkembangan Bilangan. [Online] Diakses di
https://www.slideshare.net/andriani_widi/resume-sejarah-dan-perkembangan-
bilangan?next_slideshow=2 pada tanggal 5 Desember 2019
Smith, Ralph J. 1992. Rangkaian Piranti dan Sistem Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga
Soal Terbaru,2018.Cara kerja kalkulator dalam menghitung trigonometri. (online)
diakses pada https://soalterbaru.com/cara-kerja-kalkulator-dalam-menghitung-
nilai-fungsi-trigonometri/ tanggal 3 Desember 2019
Suara.com.2017.Pabrik Sokon Adopsi Sistem Industri 4.0 pertama di Indonesia.
(online) diakses di
Sugiono, Djoko. 2013. Teknik Mikroprosesor. Kemendikbud RI 2013 : Jakarta
Sulaiman,Entis dkk,1998.Dasar Teknik Digital 2. PPPGT Bandung
Tim dkk. -. Modul Praktikum Sistem Digital. Bali : Universitas Udayana
W. J. Fleming, “Overview of automotive sensors”, IEEE Sensors J., vol. 1, no. 4, pp. 296-
308, Dec. 2001.
Wasito S.1983,Pelajaran elektronika jilid 3.Teknik denyut, op-amp,thiristor.cetakan
keempat.Karya utama:Jakarta
Wayne Storr, Basic Electronic Tutorials 2009
www.daakyetech.com diakses pada 28/10/2019 pukul 21.45
www.electronicshub.org/ic-741-op-amp-basics Diakses pada 2/10/2019 pukul 21.23
www.researchgate.net diakses pada 28/10/2019 pukul 04.00
INSTRUMENTASI DAN
312 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
GLOSARIUM
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 313
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
GLOSARIUM
INSTRUMENTASI DAN
314 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
GLOSARIUM
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 315
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BIODATA
PENULIS
Biodata Penulis 1
Nama Lengkap : Drs. Syamsumardi Gusti
Telepon /HP/WA : 085723608315
Email : syamsumardi.gusti@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 1Purwakarta
Jl. Industri KM.4 Purwakarta
Kompetensi Keahlian : Instrumentasi Dan Otomatisasi
Proses
INSTRUMENTASI DAN
316 OTOMATISASI PROSES
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BIODATA
PENULIS
Biodata Penulis 2
Nama Lengkap : ENGKOS TINO LESMANA, ST.
Telepon /HP/WA : 085216166270
Email : tinolesmana@yahoo.com
Alamat Kantor : SMKN 1Purwakarta
Jl. Industri KM.4 Purwakarta
Kompetensi Keahlian : Instrumentasi Dan Otomatisasi
Proses
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES 317
SISTEM KENDALI
INSTRUMENTASI DAN
OTOMATISASI PROSES
BIODATA
PENULIS
Biodata Penulis 3
Nama Lengkap : LARAS ANJARI, S.Pd
Telepon /HP/WA : 089634973590
Email : laras.anjari@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 1Purwakarta
Jl. Industri KM.4 Purwakarta
Kompetensi Keahlian : Instrumentasi Dan Otomatisasi
Proses
INSTRUMENTASI DAN
318 OTOMATISASI PROSES