DPK PPNI
RUMAH SAKIT dr. ASMIR SALATIGA
2020
A. Pendahuluan
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera
diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di
dalam area rumah sakit. Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim
yang dibentuk oleh rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam
area rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam
penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan
daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari
resusitasi jantung paru ini dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong,
kondisi korban, dan sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada
bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan efektif.
Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi
dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan
napas bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-
B (compression - airway - breathing) ini dengan pertimbangan segera
mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan dapat terjaga.
Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah
mendeteksi segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access), rantai
kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP) segera (early cardiopulmonary
resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi segera (early defibrillation), rantai
keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut segera (early advanced cardiovascular
life support) dan rantai kelima adalah perawatan paska henti jantung (post cardiac-
arrest care).
B. Tema
Penanganan Kejadian Henti Jantung Kode Biru atau Code Blue
C. Tujuan
Tujuan Umum:
Setelah selesai mengikuti sosialisasi serta seminar mini dengan tema “Penanganan
Kejadian Henti Jantung Kode Biru atau Code Blue“ diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan terhadap seluruh peserta seminar.
Tujuan Khusus:
Setelah selesai mengikuti sosialisasi serta seminar mini dengan tema Penanganan
Kejadian Henti Jantung Kode Biru atau Code Blue diharapkan peserta mengetahui
tentang:
a. Pengertian Code Blue
b. Tujuan Code Blue
c. Tata Laksana: Prosedur Code Blue
d. Pengorganisasian tim Code Blue
e. Uraian tim Code Blue
f. Algoritmen Code Blue
D. Peserta
DAFTAR PESERTA
SEMINAR PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
DAN ALAT PELINDUNG DIRI
RUMKIT TK.Iv 04.07.03 dr. ASMIR
E. Materi
Di dalam proses kedaruratan medis di dalam rumah sakit, pasien mengalami
berbagai proses menuju akhir hidupnya. Pengawasan melekat/intensif pada pasien
menjadi bagian dari tim kegawatadaruratan pada setiap tahapannya. Dimulai dari
proses penerimaan pasien, penilaian Early Warning System Score dan Code Blue.
Aktifasi dari setiap bagian ini sebaiknya dimengerti oleh pelaksana kedaruratan yang
menjalankan tugas dan setiap bagian yang berhubungan dengan kondisi pasien dari
awal penerimaan sampai proses perawatan. Ketika berbicara tentang Henti Jantung
(Cardiac Arrest), ingatan kita tidak lepas dari penyakit jantung dan pembuluh bdarah,
karena penyebab tersering dari Henti Jantung adalah penyakit jantung koroner. WHO
menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan dengan penyakit infeksi
dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di
dunia. Henti Jantung dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan Resusitasi
Jantung Paru dan Defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal.
Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap
menit yang berjalan tanpa Resusitasi Jantung Paru dan Defibrilasi. Inti dari
penanganan Resusitasi Jantung Paru adalah kemampuan untuk bias mendeteksi dan
bereaksi secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut
jantung ke kondisi normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian
permanen. Penanganan secara cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang
memilki kemampuan dalam melakukan mata rantai survival saat henti jantung terjadi.
Masalah inilah yang kemudian memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat dalam
penanganan Henti Jantung segera yang disebut Code Blue.
Code Blue adalah kode panggilan yang menandakan adanya kondisi
kegawatdaruratan pasien (Henti Nafas dan Henti Jantung). Kode ini sudah digunakan
sejak tahun 2010 dalam guideline AHA, dan diperkuat dengan guideline AHA 2015.
Tahapan pelaksanaan pengawasan kegawatdaruratan adalah
1. Pengenalan tanda awal keadaan kondisi kritis akut (Early Warning
System Score)
2. Panggilan Code Blue
3. Tindakan Resusitasi Jantung Paru
4. Pengelolaan pasien pasca Resusitasi Jantung Paru
5. Laporan dan evaluasi Code Blue
F. Metode Seminar
Presentasi
Tanya Jawab
G. Pemateri
Pemateri 1: dr. Rini Sp. An
Pemateri 2: dr. Berlian
Pemateri 3: dr. Erlanda pengisi dari Rs. DKT Solo
I. Susunan Kepanitian
Penanggung Jawab : Mayor CKM dr. Abdul Gani, M.Ked.,Sp.PK
Penasehat : Kapten Aris Yuliantoni
Ketua : Lettu Nur Alim
Sekertaris : PNS Uthia Rizka
Bendahara : 1. PNS Fitri Sulistyowati
2. PHL Ayik Widiarti
Seksi Acara : 1. PNS Teguh Budi Raharjo (Pembawa Acara)
2. PNS Etik Kuswanti
Seksi Humas : 1. PHL Fatikhan Fajri
2. PHL Inge Kusherawati
Seksi Konsumsi : 1. PHL Eko Nur Wahyuni
2. PHL Ana Yulianti
Seksi Perlengkapan : 1. PNS Matyamin
2. PHL Bibid
Seksi Dokumentasi : 1. PHL Aswindahari Indrawan
2. PHL Deni Sendi Vanara
J. Jadwal Kegiatan
K. Anggaran
PEMASUKAN
Anggota DPK RST. dr. Asmir Rp. 3.975.000,-
Total Rp. 3.975.000,-
PENGELUARAN
Hr. Pembicara 3 x Rp. 500.000,- Rp. 1500.000,-
L. Penutup
Demikian proposal ini kami ajukan untuk dijadikan pertimbangan. Hal-hal lain yang
berupa teknis penyelenggaraan kegiatan akan disampaikan lebih lanjut. Atas perhatian
dan kerjasamanya dalam mensukseskan acara ini kami ucapkan terima kasih
Mengetahui
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir