Anda di halaman 1dari 10

Rangkaian Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan

KERTAS • AKSES TERBUKA

Kegiatan dan identifikasi risiko dalam proses audit pada sistem


manajemen terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi kinerja
organisasi jasa konstruksi di Indonesia
Mengutip artikel ini: Afifah Dewi dkk 2020 IOP Conf. Ser .: Lingkungan Bumi. Sci. 426 012014

Lihat artikel online untuk pembaruan dan peningkatan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 36.75.195.169 pada 29/09/2020 pukul 16:34
Konferensi Internasional ke-3 tentang Pengembangan IOP Publishing
Rekayasa Lingkungan IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014
Lingkungan 426 (2020) 012014

Kegiatan dan identifikasi risiko dalam proses audit pada


sistem manajemen terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi
kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia

Afifah Dewiˡ, Yusuf Latiefˡ, dan Leni Sagitaˡ


ˡDepartemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Indonesia

afifahdewi1703@gmail.com, leniarif@gmail.com, latief73@ui.ac.id

Abstrak. Proses audit sistem manajemen terintegrasi memadukan upaya untuk memastikan atau
membandingkan apakah hasil pekerjaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Demikian pula, manfaat proses audit sistem manajemen terintegrasi adalah untuk mencapai
perbaikan yang berkelanjutan. Sistem manajemen terintegrasi sendiri merupakan gabungan dari dua
atau lebih sistem manajemen yang memberikan kemudahan bagi organisasi untuk mencapai
tujuannya. Secara spesifik dalam penelitian ini membahas tentang menggabungkan sistem
manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan dan sistem manajemen kesehatan & keselamatan
kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aktivitas, tujuan dan risiko dalam
proses audit jika sistem manajemen terintegrasi (kualitas, lingkungan, dan kesehatan & keselamatan
kerja). Selain itu, untuk mengetahui apakah kegiatan, tujuan dan risiko tersebut mempengaruhi
peningkatan efisiensi kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia. Setelah semuanya
teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menemukan risiko dominan yang mungkin terjadi dalam
proses audit sistem manajemen terintegrasi. Dan kemudian, langkah terakhir adalah mencari tahu
bagaimana mengelola risiko-risiko yang dominan tersebut. Penelitian ini menggunakan strategi
survei responden untuk mengidentifikasi aktivitas, tujuan, dan risiko serta menggunakan strategi
studi kasus untuk mengetahui strategi manajemen risiko yang dominan. Hasil penelitian ini berupa
kegiatan, tujuan, dan risiko dalam proses audit manajemen terintegrasi serta mengetahui apakah
kegiatan, tujuan dan risiko tersebut berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi kinerja organisasi
jasa konstruksi di Indonesia dan cara pengelolaannya. risiko dominan ini.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Sistem manajemen merupakan salah satu proses atau prosedur utama perusahaan atau organisasi untuk
menyelesaikan suatu tugas, mencapai standar dan mencapai tujuannya. Dalam beberapa tahun terakhir,
standar sistem manajemen yang tepat telah menjadi bagian sentral dari peningkatan berkelanjutan dan
keunggulan bisnis di banyak organisasi [7]. Salah satu standar manajemen yang paling umum digunakan
dalam proyek konstruksi adalah ISO 9001 dan ISO 14001 [2]. Namun saat ini, sistem manajemen
kesehatan dan pekerjaan juga menjadi salah satu sorotan dalam pekerjaan konstruksi. Itu karena bekerja di
bidang konstruksi merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi. Dan demi keselamatan dan kesejahteraan
setiap orang, baik kontraktor maupun pemilik proyek memberikan perhatian lebih untuk mengurangi
kecelakaan kerja.

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah persyaratanlisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut dari
karya ini harus mempertahankan atribusi ke penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd
1
The 3rd International Conference on Eco Engineering Development
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

Penerapan sistem pengelolaan yang berbeda berpotensi menimbulkan konflik antar sistem pengelolaan.
Oleh karena itu, salah satu manfaat dari sistem manajemen terintegrasi diharapkan dapat meminimalkan
konflik [8] [14].
Untuk menerapkan standar sistem manajemen, organisasi harus menetapkan proses yang memenuhi
tujuan dan persyaratan yang dirancang sebelumnya. Oleh karena itu, sistem audit menjadi salah satu hal
penting untuk memastikan bahwa proses dan persyaratan dilaksanakan dengan benar [1]. Untuk
mengoptimalkan biaya dan waktu lebih baik memiliki audit terintegrasi, karena mengaudit sistem
manajemen yang berbeda untuk proses yang sama terbukti rumit [9].
Banyak manfaat dan efisiensi dengan menerapkan integrasi audit, seperti mengoptimalkan penggunaan
sumber daya, meningkatkan kompetensi auditor dengan sistem manajemen yang berbeda, proses audit
dari ketiga sistem manajemen (kualitas, lingkungan, kesehatan & keselamatan kerja) hanya dievaluasi
satu kali, sehingga mengurangi duplikasi pekerjaan proses audit selama tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan bahkan tindak lanjut audit.
Untuk dapat menerapkan integrasi audit yang baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi
kinerja organisasi, salah satu hal yang harus dilakukan adalah mengetahui risiko apa saja yang akan
mempengaruhi efisiensi kinerja organisasi. Langkah pertama untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin
terjadi dalam integrasi audit adalah dengan memperhatikan aktivitas dan tujuan integrasi audit. Dari situ,
apabila kegiatan tidak berjalan dengan baik atau tujuannya tidak mencapai tujuannya, kemungkinan
terjadinya risiko semakin besar. Namun secara umum setiap aktivitas akan memiliki risiko, maka makalah
ini membahas semua risiko dari semua aktivitas proses audit yang sesuai dengan persyaratan audit yang
dihasilkan dari integrasi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 dengan menggunakan standar audit dasar
ISO 19011. Kemudian setelah dijelaskan risiko dari setiap aktivitas, maka dapat dilakukan analisis
tindakan preventif dan tindakan korektif untuk risiko yang dominan.

1.2. Tujuan Penelitian Penelitian


ini memiliki 4 tujuan dalam menjawab permasalahan tersebut, sebagai berikut:
∙ Mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam proses audit pada sistem manajemen terintegrasi
yang berpengaruh terhadap efisiensi kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia. ∙ Menentukan
tujuan kegiatan yang dilaksanakan dalam proses audit atas sistem manajemen terintegrasi yang
mempengaruhi efisiensi kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia.
∙ Mengidentifikasi risiko dari aktivitas yang mungkin terjadi dalam proses audit dalam sistem
manajemen terintegrasi dan mempengaruhi efisiensi kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia.
∙ Memahami bagaimana cara mengelola risiko yang dominan agar proses audit sistem manajemen
terintegrasi dan peningkatan efisiensi kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia tidak
terganggu.

1.3. Model Operasional


Untuk model operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

2
The 3rd International Conference on Eco Engineering Development
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Series: Earth and Environmental Science 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014
In ∙ Menetapkan program audit ∙ konteks Organisasi ∙ Kepemimpinan
de Melaksanakan program audit ∙ program ∙ Perencanaan
pe nd ent Va ria bel audit Memantau ∙ Ulasan dan ∙ Operasi
AUDIT PROGRAM meningkatkan program audit ∙ Pendukung
∙ Menetapkan tujuan program audit TINGKAT TINGGI STRUKTUR ∙ ∙ evaluasi kinerja ∙ Perbaikan

Kegiatan dan Tujuan

Risi
ko
De
pe
Respon Risiko
nd
en
t
V
peningkatan Efisiensi Konstruksi
ar
Layanan organisasi di Indonesia
besarbesaran
Gambar 1. Operasional Model

2. Teori Ulasan

2.1. Sistem Manajemen Terintegrasi Sistem


manajemen terintegrasi adalah sistem manajemen yang menggabungkan semua komponen bisnis ke dalam
sistem komprehensif yang memungkinkan tercapainya tujuan dan misinya [12]. Sistem standar yang
terintegrasi dengan baik akan meningkatkan nilai dan kinerja perusahaan secara keseluruhan baik secara
internal maupun eksternal [3] [4] [5] [6], integrasi beberapa komponen secara berkelanjutan merupakan
keunggulan yang paling potensial dalam melaksanakan suatu integrasi. sistem manajemen [15], integrasi
akan memicu sistem manajemen yang lebih kuat dan komprehensif [16] [17], menghemat sumber daya,
menghilangkan hal-hal yang tidak diperlukan secara signifikan, dan meningkatkan kebersihan produksi,
profitabilitas, dan efisiensi organisasi [11 ], lebih baik mengoptimalkan biaya dan waktu dengan adanya
audit yang terintegrasi. Dikutip dari modul Airport Services 2005 “Efisiensi adalah perbandingan antara
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan”. Informasi tentang kinerja organisasi dapat
digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan oleh organisasi telah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan atau belum. Namun pada kenyataannya masih banyak organisasi yang kurang atau
bahkan jarang memiliki informasi tentang kinerja dalam organisasinya.

2.2. Integrasi Audit


Suatu audit pada dasarnya adalah upaya untuk memastikan atau membandingkan apakah suatu hasil
pekerjaan sesuai dengan kriteria atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan sebagai sarana untuk
mencapai perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses audit sistem manajemen terintegrasi
atau dengan kata lain integrasi audit diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kinerja organisasi karena
dapat meminimalisir konflik antar sistem manajemen. Beberapa manfaat dari integrasi audit adalah
mengoptimalkan bisnis dan sumber daya; menjadikan organisasi bekerja sebagai satu kesatuan dengan
tujuan yang terintegrasi untuk mencapai tujuan dan misinya; juga membuat beban kerja lebih ringan;
mengurangi waktu sertifikasi, biaya,

3
The 3rd International Conference on Eco Engineering Development
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

dan persyaratan dokumentasi sistem. Mourugan [10] mengatakan bahwa untuk mengaudit sistem
manajemen terintegrasi secara efektif, penting untuk memahami persyaratan standar manajemen
internasional di mana standar ini mengikuti filosofi TQM Plan-Do-Check-Act. Konsep PDCA sendiri
mengadopsi pendekatan proses untuk menetapkan, menerapkan, mengoperasikan, memantau, meninjau,
memelihara, dan meningkatkan proses organisasi. Selain itu, konsep PDCA sendiri diimplementasikan
dalam ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001 / OHSAS 18001. Kemudian dari sistem manajemen mutu,
sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masing-masing
memiliki 10 klausul High Level Structure (HLS). , tetapi hanya 7 klausul Struktur Tingkat Tinggi yang
berlaku untuk integrasi audit di mana 7 klausul tersebut menjadi dasar untuk melakukan pos pemeriksaan
audit dan dari situ diidentifikasi aktivitas yang perlu dilakukan dalam integrasi audit. 7 klausul HLS
meliputi konteks organisasi, kepemimpinan, perencanaan, operasi, pendukung, evaluasi kinerja, perbaikan
[10] [14] [15] [11] [3] [4] [5] [6].

3. Metode Penelitian Penelitian


ini menggunakan metode Delphi dalam menganalisis data yang diperoleh, dan melakukan survei
menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara dengan para ahli yang memiliki pengalaman dalam
proses audit dan sistem manajemen terintegrasi (kualitas, lingkungan dan kesehatan & keselamatan kerja).
Metode Delphi adalah teknik atau metode komunikasi terstruktur, awalnya dikembangkan sebagai metode
peramalan interaktif sistematis yang bergantung pada panel ahli. Teknik tersebut juga dapat diadaptasi
untuk digunakan dalam pertemuan tatap muka dan kemudian disebut mini-Delphi.
Tahap pertama adalah pengumpulan dan analisis data untuk validasi kegiatan dan tujuan proses
audit sistem manajemen terintegrasi dan validasi definisi efisiensi dalam kinerja organisasi jasa konstruksi
di Indonesia, pada tahap ini proses pengumpulan dan menganalisis data menggunakan metode Delphi.
Tahap kedua adalah pengumpulan dan analisis data untuk validasi aktivitas terkait risiko dalam
proses audit sistem manajemen terintegrasi. Dimana pada tahapan ini juga menggunakan metode Delphi.
Tahap ketiga adalah pengumpulan dan analisis data untuk validasi akhir kegiatan, tujuan dan risiko proses
audit sistem manajemen terintegrasi. Hal ini dikarenakan dalam penelitian yang dianalisis dengan metode
Delphi harus divalidasi minimal dua kali putaran. Tahap keempat adalah pengumpulan dan analisis data
survei percontohan yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel yang telah divalidasi pada langkah
3 dapat dipahami dan dapat digunakan untuk survei responden primer.
Tahap kelima adalah pengumpulan dan analisis data survei responden utama terkait penilaian
frekuensi risiko dan dampak proses audit sistem manajemen terintegrasi terhadap peningkatan efisiensi
kinerja organisasi jasa konstruksi di Indonesia. Pada tahap analisis menggunakan Probability and Impact
Matrix untuk mendapatkan peringkat / level risiko apakah tinggi, sedang atau rendah.

Gambar 2. Matriks Probabilitas dan Dampak [13]

4
Konferensi Internasional ke-3 tentang Pengembangan Rekayasa Ekologi
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Earth and Environmental Science 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

Tahap keenam adalah pengumpulan dan analisis data untuk strategi menghadapi atau mengelola
risiko yang dominan.
Tahap ketujuh adalah pengumpulan dan analisis data untuk memvalidasi strategi manajemen risiko
yang dominan.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Berdasarkan empat rumusan masalah yang ada dengan tujuh tahapan pengumpulan dan analisis data, hasil
penelitian berupa kegiatan, tujuan, risiko, dan respon risiko yang dominan dalam proses audit pada
manajemen terintegrasi. sistem. Dimana dalam tulisan ini fokus pada risiko dominan, respon risiko
dominan, dan dari aktivitas apa saja yang menyebabkan risiko tersebut terjadi.

4.1. Peringkat dan Respon Risiko Dominan


Tabel berikut ini membahas tentang peringkat risiko dominan dan respon dari tiga risiko tertinggi. Yang
dibagi menjadi dua bagian, tabel 1 membahas tentang tiga risiko tertinggi dari program audit dan tabel 2
membahas tentang tiga risiko tertinggi dari struktur tingkat tinggi (ISO). Respon risiko yang dominan
terdiri dari sebab dan akibat risiko, tindakan preventif untuk mencegah terjadinya risiko, dan tindakan
korektif untuk mengoreksi risiko yang telah terjadi.
Tabel 1. Respon Risiko Dominan untuk Program Audit Risiko

Kode Peringkat Risiko Nilai Program Pelaksanaan Audit (R3)


Risiko Tindakan Pencegahan Tindakan Korektif

R3.5 Hasil melakukanprogram Membuat standar prosedur


program audit tidak audit. operasional terkait program audit
lengkap secara detail dan sesuai dengan
sehinggapengambilan 0.282 Membuattanggung jawab kenyataan, merinci hal-hal yang
kesimpulan yang mengikat perlu diaudit secara detail.
menyulitkan. perjanjiandanjelas
Buat Program Audit (R2) R2.3 Orang sanksi yangjika orang yang Memberi peringatan kepada pihak
yang dipilih tidak dapat dipilih tidak dapat terkait, memberikan saran untuk
mengelola dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kinerjanya, atau
bertanggung jawab dengan baik atas program audit. mengganti orang tersebut dengan
program audit. seseorang yang memenuhi
kriteria /
0.280 Membuatstandar
pengalaman.
prosedur operasional
Monitor Program Audit (R4) R4.1 terkaitaudit
Pelaksanaan Pelaksanaan program audit harus
programsecara rinci dan
segera dilakukan, dengan
program audit sesuai dengan memberikan tenggat waktu agar
terlambat, tidak kenyataan, membuatrealistis tingkat keterlambatan tidak terlalu
sesuai jadwal audit yangdan menetapkan tinggi, juga menugaskan tim yang
jadwal danaudit tujuan yang jelas, memiliki pengalaman dalam
tujuan. mengidentifikasi hal-hal yang dapat program audit agar pelaksanaan
0.372 Siapkan daftar pekerjaan yang menghambataudit dapat dilakukan secara efektif, dan
jelas danrinci programdan menyiapkan mengoreksi jadwal yang ada sesuai
hasilyang harus back up plan jika hal tersebut dengan kondisi saat ini.
dikumpulkan sebelum terjadi.

5
Konferensi Internasional ke-3 tentang Pengembangan Rekayasa Ekologi
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

Tabel 2. Respon Risiko Dominan untuk Struktur Tingkat Tinggi (ISO)

Kode Peringkat Nilai Operasi (RH4)


Risiko Risiko Tindakan Pencegahan Tindakan Korektif

1. RH4.3 Orang yang bekerja terintegrasi tentang tujuan


dibawah manajemen dariterintegrasi
kendali tidak sistemdengan baik, manajemen
mengikuti kebijakan tidak diberitahu sistem, dan tidak
berkontribusi pada tercapai, dengan memastikan pekerja yang tidak mengikuti
efektivitas bahwa target IMS kebijakan IMS, melakukan cara-
terintegrasi diinformasikan ke seluruh cara yang lebih unik / kreatif dari
manajemen tenaga kerja dengan publikasi terkait target yang
sistem. melakukandua arah sebelumnya dilakukan untuk
Kepemimpinan (RH2) komunikasi. menginformasikan target sehingga
2. RH2.4 Kebijakan dan komitmen pekerja lebih diperhatikan.
kerja
tidakdengan baik
dilaksanakanoleh
pekerja 0.269 Melibatkan
pendapat pekerja
saat membuat
kebijakan dan mengeluarkan
pekerjaan, melakukan
dua arah
komunikasi Memberikan pemahaman kembali
antarapuncak kepada pekerja mengenai
manajemendan kebijakan dan kerangka kerja,
pekerja terkait memperbaiki kebijakan dan
kebijakan dan kerangka kerja jika ada masukan
yang realistis dari pekerja yang
meningkatkan pekerjaan dapat
menyebabkan pekerja tidak dapat
dilaksanakanbaik melaksanakan kebijakan dan
Operasi (RH4) denganoleh pekerja yang membuat kerangka kerja, memberikan sanksi
3. RH4.5 Proses komunikasi yang ada kebijakan dan kepada pekerja yang tidak
tidak mendukung mengikuti kebijakan dan kerangka
berjalan dengan baik. Sehingga pekerjaan yang menantang kerja yang ada.
banyak informasi
yang tidak tersampaikan 0.268 Memberikan pelatihan
0,317 Melakukan publikasi dan tentang bagaimana
memberikan berkomunikasi dengan
pemahaman baik, menanamkan budaya
tentang baik
pentingnya komunikasi yangdari
Melakukan kegiatan yang dapat
mengikutiIMS manajemen puncak kepada
meningkatkan komunikasi antar
kebijakanagarIMS pekerja. pekerja
efektifitasdapat Memberlakukan sanksi kepada

6
The 3rd International Conference on Eco Engineering Development
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

4.2. Aktivitas yang Menimbulkan Risiko Dominan Risiko


dominan yang teridentifikasi berasal dari aktivitas dalam proses audit sistem manajemen terintegrasi. Oleh
karena itu salah satu cara untuk meminimalkan terjadinya risiko dominan adalah dengan memperhatikan
aktivitas yang menyebabkan risiko dominan tersebut. Bukan berarti kegiatan tersebut berdampak negatif,
namun merupakan peringatan dini agar berhati-hati dalam melakukan kegiatan yang apabila terjadi
kesalahan dapat menimbulkan risiko yang dominan. Tabel berikut membahas tentang aktivitas yang
menimbulkan risiko dominan. Yang terbagi dalam dua bagian, tabel 3 membahas tentang aktivitas dari
program audit yang menimbulkan risiko dominan dan tabel 4 membahas aktivitas dari struktur tingkat
tinggi yang mengarah ke risiko dominan.
Tabel 3. Aktivitas Program Audit yang MenghasilkanDominan

AktivitasKode Risiko Program Pelaksanaan Audit (R3)


R3.5 Hasil program audit tidak lengkap, Organisasi mengelola hasil program audit.
sehinggamengambil kesimpulan
sulit.
Buat Program Audit (R2) R2.3 Orang yang dipilih Organisasi memilih orang yang mengelola dan
tidak dapat mengelola dan bertanggung jawab dengan bertanggung jawab atas program audit
baik atas
program audit.
Monitor Program Audit (R4) Organisasi memantau kesesuaian dengan program audit,
R4.1 Pelaksanaan program audit terlambat, tidak sesuai jadwal dan tujuan audit
jadwal dan tujuan audit.

Tabel 4. Aktivitas dari Struktur Tingkat Tinggi yang MenghasilkanRisiko Dominan

KodeAktivitas Risiko Operasi (RH4)


RH4.3 Orang yang bekerja di bawah kendali tidak dengan baik. Jadi,
mengikuti kebijakan banyak informasi yang tidak tersampaikan
sistem manajemen terintegrasi Organisasi memastikan bahwa orang yang melaksanakan
dengan baik, tidak diberitahu tentang pekerjaan di bawah kendali organisasi mengetahui kebijakan
tujuanterintegrasi sistem manajemen terintegrasi, tujuan sistem manajemen
sistem manajemen, dan tidak terintegrasi, dan kontribusinya terhadap efektivitas sistem
berkontribusi pada keefektifan manajemen terintegrasi termasuk manfaat peningkatan
manajemen terintegrasi kualitas kinerja, serta implikasi dari ketidakcocokan
sistem. denganterintegrasi persyaratan sistem manajemen
Kepemimpinan (RH2)
RH2.4 Kebijakan dan komitmen kerja tidak Manajemen puncak menetapkan kebijakan yang sejalan
dilaksanakan dengan baik oleh dengan tujuan organisasi, memberikan kerangka kerja untuk
pekerja menetapkan tujuan Sistem Manajemen Terpadu (kualitas, K3,
dan lingkungan) yang mencakup komitmen untuk memenuhi
persyaratan yang berlaku, dan termasuk komitmen untuk
melanjutkan untuk meningkatkan efektivitas Sistem
manajemen Terpadu

Organisasi menentukan komunikasi internal dan eksternal


Operasi (RH4) yang relevan untukmanajemen terintegrasi sistemtermasuk
RH4.5 Proses komunikasi yang ada tidak berjalan metode apa yang digunakan, bila

7
The 3rd International Conference on Eco Pengembangan Rekayasa
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

selesai, siapa saja orang-orang yang terlibat dan cara


berkomunikasi

Dalam program audit, kegiatan yang menimbulkan risiko dominan dituangkan dalam bagian
melaksanakan program audit, menetapkan program audit dan memantau program audit. Kemudian pada
bagian high level structure, aktivitas yang mengarah pada risiko dominan terdapat pada operation clauses
dan leadership clauses. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang menimbulkan risiko dominan
adalah aktivitas yang berkaitan dengan manajemen organisasi, komunikasi dalam organisasi, tanggung
jawab setiap individu dalam organisasi terhadap organisasi, pemahaman tentang sistem manajemen
terintegrasi dan bagaimana penerapannya. sistem manajemen terintegrasi dengan baik. Oleh karena itu,
hal-hal tersebut harus diperhatikan dengan baik dalam menjalankan aktivitas yang dapat menimbulkan
risiko yang dominan. Salah satu cara untuk memperhatikan dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan
baik adalah dengan melaksanakan tindakan preventif yang telah diidentifikasi sebelumnya.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: ∙
Risiko dominan dalam proses audit dalam sistem manajemen terintegrasi terbagi menjadi dua bagian
yaitu yang bersumber dari program audit dan berasal dari struktur tingkat tinggi (ISO).
∙ Tiga risiko yang dominan dalam program audit adalah dalam melaksanakan program audit yang
memiliki nilai risiko 0,372, menetapkan program audit yang memiliki nilai risiko 0,282 dan
memantau program audit yang memiliki nilai risiko 0,280.
∙ Tiga risiko dominan pada struktur tingkat tinggi berasal dari klausul operasi yang memiliki nilai risiko
0,317, klausul kepemimpinan yang memiliki nilai risiko 0,269, dan klausul operasi yang memiliki
nilai risiko 0,268.
∙ Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan aktivitas yang dapat menimbulkan risiko dominan
adalah manajemen organisasi, komunikasi dalam organisasi, tanggung jawab setiap individu dalam
organisasi terhadap organisasi, pemahaman tentang sistem manajemen terintegrasi dan bagaimana
menerapkannya dengan baik.

6. Referensi
[1] Beckmerhagen, I., Berg, H., Karapetrovic, S., & WIllborn, W. (2003). Integrasi sistem manajemen:
fokus pada keselamatan di industri nuklir. Jurnal Internasional Manajemen Kualitas dan
Keandalan.
[2] Casadesus, M., Bernardo, M., & S Karapetrovic, IH (2010). Sebuah studi empiris tentang integrasi
audit sistem manajemen. Jurnal Produksi Bersih 18, 486-495. [3] ISO. (2015). ISO 14001: 2015 Sistem
Manajemen Lingkungan.
[4] ISO. (2015). Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2015.
[5] ISO. (2018). Pedoman ISO 19011: 2018 untuk sistem manajemen audit. [6] ISO. (2018). ISO 45001:
2018 Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja Persyaratan dengan panduan penggunaan.
[7] Kraus, J., & Grosskopf, J. (2008). Mengaudit sistem manajemen terintegrasi: Pertimbangan dan tip
praktik, Manajemen Kualitas Lingkungan.
[8] Masuin, R., Latief, Y., Zagloel, TY, & Sagita, L. (2018). Sistem Manajemen Terpadu untuk Mencapai
Konstruksi Berkelanjutan - Sebuah Kerangka Konseptual. Prosiding Konferensi AIP. Institut
Fisika Amerika.
[9] Mourugan, S. (2015). Mengaudit Sistem Manajemen Terpadu untuk Melanjutkan Kesesuaian,
Keberlanjutan dan Peningkatan, Jurnal Bisnis dan Manajemen. 17 (10) 01-14. [10] Mourugan, S. (2015).
Merencanakan audit Sistem Manajemen Terpadu untuk memastikan Kesesuaian, Konsistensi, dan
Peningkatan Berkelanjutan. Jurnal Bisnis dan Manajemen.

8
Konferensi Internasional ke-3 tentang Pengembangan Rekayasa Ekologi
IOP Publishing
Konfigurasi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 426 (2020) 012014
doi: 10.1088 / 1755-1315 / 426/1/012014

[11] Mustapha, MA, Manan, ZA, & Alwi, SR (2017). Sistem Manajemen Hijau Berkelanjutan (SGMS)
Pendekatan terintegrasi menuju keberlanjutan organisasi. Jurnal Produksi Bersih.
[12] Muzaimi, H., Chew, BC, & Hamid, SR (2017). Sistem Manajemen Terintegrasi: Integrasi ISO 9001,
ISO 14001, OHSAS 18001, dan ISO 31000 AIP Conference Proceeding. Melaka: Institut Fisika
Amerika.
[13] Institut Manajemen Proyek. (2013). A Guide to The Project Management Body of Knowledge
(PMBOK Guide) (edisi ke-5). Newston Square, Pennsylvania: AS: Project Management Institute,
Inc.
[14] Robelo, MF, Santos, G., & Silva, R. (2014a). Metodologi untuk Mengembangkan Integrasi Sistem
Manajemen Lingkungan dengan Sistem Manajemen Standar Lainnya. Penerbitan Penelitian
Ilmiah Inc
[15] Robelo, MF, Santos, G., & Silva, R. (2014b). Model umum untuk integrasi Sistem Manajemen Mutu,
Lingkungan, dan Keselamatan. Jurnal Total Quality Management. [16] Zeng, SX, Tam, CM, & Deng,
ZM (2005). Menuju penerapanISO 14001
sistem manajemen lingkungandi industri tertentu di Cina. Jurnal Produksi Bersih.
[17] Zeng, S., Shi, J., & Lou, G. (2005). Model sinergis untuk menerapkan sistem manajemen
terintegrasi: studi empiris di Cina. Jurnal Produksi Bersih.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dana yang diberikan oleh Universitas Indonesia melalui
skema temuan PITTA 2019 yang dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pelayanan Publik (DRPM)
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai