Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MINI PAPER

MANAJEMEN OPERASI III


“OPERATION PERFORMANCE”

Disusun oleh:
1. Febrian Achmad Sulton (12010122420195)
2. Muhamad Ali Akbar (12010122420224)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kinerja operasi atau Operation Performance merupakan sebuah gambaran
dari tingkat pencapaian rencana kebijakan atau kegiatan yang dituangkan dalam
perencanaan strategi dari sebuah perusahaan atau organisasi. Dengan Operation
Performance yang baik perusahaan dapat mencapai visi, misi, tujuan dari
perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Ketika sebuah perusahaan memiliki
gambaran dan tolak ukur serta indikator yang jelas dalam kinerja operasinya untuk
mencapai keberhasilan maka kinerja dapat diketahui dan diukur secara tepat untuk
bahan evaluasi dari sebuah perusahaan.
Dengan demikian jika tidak ada tujuan yang ditetapkan oleh sebuah
organisasi maupun sebuah perusahaan dalam pengukuran, maka dengan demikian
dengan ketidakadaannya sebuah indikator maupun standar tersebut untuk
mengukur bagaimana keberhasilan sebuah perusahaan maka perusahaan tidak
mungkin dapat mengetahui kinerja dari sebuah organisasi maupun sebuah
perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang harus diketahui berkaitan dengan konsep Operation
Performance, diantaranya adalah:
1. Bagaimana konsep dari Operation Performance?
2. Bagaimana tujuan dari Operation Performance?
3. Bagaimana pengukuran dari Operation Performance?
1.3 Tujuan
Dengan adanya permasalah yang harus diketahui tersebut maka dapat
dirumuskan tujuan dari artikel ini, diantaranya adalah:
1. Memahami konsep dari Operation Performance
2. Memahami tujuan dari Operation Performance
3. Memahami pengukuran dari Operation Performance
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Operation Performance


Konsep operation performance menurut Daft (2010) merupakan sebuah
bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang dan jasa, serta
menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus dalam memecahkan
permasalahan yang ada dalam kegiatan produksi. Operation Performance
diartikan sebagai sejauh mana operasi dalam mencapai tujuannya sehingga dapat
dilihat bagaimana penilaian terhadap sebuah kinerja operasi. Menurut Cadden
2020) Operation Performance dapat didefinisikan sebagai gambaran dari tingkat
pencapaian rencana kegiatan maupun kebijakan yang dituangkan dalam
perencanaan strategi sebuah perusahaan untuk mencapai visi,misi, dan tujuan dari
perusahaan tersebut.
Strategi operasi dan kinerja yang dihasilkan dapat “membuat” atau
“menghancurkan” bisnis apapun. Bukan hanya karena fungsi operasinya besar dan
disebagian besar bisnis mewakili sebagian asset dan karyawannya, namun karena
fungsi operasinya memberikan kemampuan untuk bersaing dengan menyediakan
kemampuan untuk merespons pelanggan dan dengan mengembangkan
kemampuan yang akan membuat hal tersebut di depan para pesaingnya di masa
yang akan datang.
 Performance at Three Levels
Bagaimana operasi dapat menilai kinerja mereka di tiga tingkatan yang berbeda
- Tingkat masyarakat luas, menggunakan gagasan “triple bottom line”
- Tingkat strategis bagaimana operasi dapat berkontribus pada strategi
keseluruhan organisasi atau perusahaan
- Tingkat operasional, menggunakan lima operasi “tujuan kerja”

Tiga tingkatan kinerja operasi ini dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini:
 Menilai Kinerja Operasi di Tingkat Sosial
Stakeholder merupakan orang dan kelompok yang memiliki kepentingan sah
dalam kegiatan organisasi maupun perusahaan, sehingga mereka cenderung
memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang aspek kinerja yang penting.
- Corporate Social Responsibility (CSR)
Gagasan bahwa operasi harus memperhitungkan dampaknya terhadap
beragampemangku kepentingan sering disebut 'tanggung jawab sosial
perusahaan' (umumnya dikenal sebagai CSR). berikut disediakan gambar
mengenai ilustrasi beberapa kelompok pemangku kepentingan utama untuk
perusahaan pengiriman paket, bersama dengan beberapa aspek kinerja
operasi di mana mereka mungkin tertarik. Perusahaan peduli untuk
memenuhi persyaratan pelanggannya atas layanan yang cepat dan tepat
dapat diandalkan dengan harga yang wajar.
- Triple Bottom Line
Triple Bottom Line merupakan satu istilah umum yang mencoba
menangkap ide pendekatan yang lebih luas untuk menilai kinerja operasi
dalam sebuah organisasi, Triple Bottom Line ini juga sering dikenal dengan
“manusia, planet, dan profit”:
a. Bottom Line sosial (Manusia), diukur oleh dampak operasi pada
kualitas hidup manusia. Beberapa cara operasi dapat mempengaruhi
kinerja bottom line social termasuk berikut ini:
o Keamanan pelanggan dari produk dan layanan
o Dampak ketenagakerjaan dari lokasi operasi
o Implikasi ketenagakerjaan dari outsourcing
o Pekerjaan berulang atau mengasingkan
o Keselamatan staf dan stress di Tempat Kerja
o Non eksploitasi pemasok negara berkembang
b. Bottom Line Lingkungan (Planet), catatan lingkungan, diukur dengan
dampaklingkungan dari operasi. Kelestarian lingkungan (menurut
Bank Dunia) berarti 'memastikan bahwa produktivitas keseluruhan dari
akumulasi modal manusia dan fisik yang dihasilkan dari tindakan
pembangunan lebih dari mengkompensasi kehilangan atau degradasi
langsung atau tidak langsung lingkungan'. Beberapacara operasi dapat
memengaruhi kinerja bottom line lingkungan termasuk yang berikut:
o Dapat didaur ulang bahan, konsumsi energi, dan produksi bahan
limbah
o Mengurangi energi terkait transportasi
o Polusi suara, asap, dan polusi emisi
o Usang dan pemborosan
o Dampak lingkungan dari kegagalan proses
o Pemulihan untuk meminimalkan dampak kegagalan
c. Bottom Line Ekonomi (Profit), catatan ekonomi, diukur dengan
profitabilitas, pengembalian aset, dll. dari operasi. Manajemen puncak
organisasi mewakili kepentingan pemilik (atau pengawas, atau pemilih,
dll.) oleh karena itu hal ini merupakan pemelihara langsung dari kinerja
organisasi ekonomi. Beberapa cara operasi dapat memengaruhi kinerja
bottom line profit meliputi:
o Biaya produksi produk dan layanan
o Penghasilan dari efek kualitas, kecepatan, ketergantungan, dan
fleksibilitas
o Efektivitas investasi dalam sumber daya operasi
o Risiko dan ketahanan pasokan
o Membangun kemampuan untuk masa depan
d. Triple Bottom Line tidak diterima secara universal, Dilema dengan
menggunakan triple bottom line, stakeholder, atau CSR untuk menilai
kinerja operasi bahwa organisasi harus menghadapi tekanan yang saling
bertentangan untuk memaksimalkan keuntungan, di satu sisi dengan
harapan bahwa mereka mampu mengelola untuk kepentingan (semua
atau sebagian) masyarakat secara umum dengan akuntabilitas dan
transparansi
2.2 Pengukuran Operation Performance
a. Menilai Kinerja Operasi Pada Tingkat Strategis
Dalam manajemen operasi, jenis keputusan dan kegiatan yang dilakukan
manajer operasi dapat memiliki 'dampak' strategis yang signifikan antara lain
terhadap biaya, pendapatan modal, risiko dan membangun kemampuan.
1) Biaya, Hampir semua kegiatan yang dilakukan manajer operasi akan
berdampak pada biaya produksi produk dan jasa
2) Pendapatan, Kegiatan operasi dapat memiliki efek signifikan pada
profitabilitas organisasi. Sederhananya laba adalah perbedaan antara biaya
produksi dan pendapatan yang diperoleh dari pelanggan sebagai gantinya
3) Tingkat investasi, Produksi lebih banyak output dengan sumber daya yang
sama (atau terkadang produksi output yang sama dengan sumber daya yang
lebih sedikit) dapat memengaruhi tingkat investasi yang diperlukan
4) Risiko kegagalan operasional, Operasi yang dirancang dan dijalankan
dengan baik seharusnya memiliki kemungkinan kecil untuk gagal
5) Membangun kemampuan yang menjadi dasar inovasi masa depan, Manajer
operasi memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka dalam
mengoperasikan proses mereka untuk lebih memahami tentang proses
tersebut. Sehingga manajer dapat membangun keterampilan, pengetahuan,
dan pengalaman yang memungkinkan bisnis untuk meningkat seiring waktu
dan berinovasi di masadepan.
b. Menilai Kinerja Operasi Pada Tingkat Operasional
Dalam menilai kinerja operasi pada tingkat operasional dikenal dengan adanya
The five generic performance objectives berikut merupakan 5 tujuan umum dari
kinerja operasi tersebut:
1) Kualitas, Kualitas adalah spesifikasi yang sesuai, artinya produk dan jasa
‘fit for purpose' ; mereka melakukan apa yang seharusnya mereka
lakukan. Kualitas ‘fit for purpose’ mencakup dua konsep yakni kualitas
spesifikasi dimana menggunakan beberapa aspek spesifikasi dan kualitas
kesesuaian dimana lebih menjadi perhatian operasi, hal tersebut mengacu
padakemampuan operasi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan
spesifikasi yang ditentukan secara andal dan konsisten.
2) Kecepatan, Pada dasarnya, kecepatan menunjukkan waktu antara awal
proses operasi dan akhirnya. Hal ini berhubungan dengan kegiatan eksternal
misalnya ketika pelanggan meminta produk atau layanan, hingga
pelanggan menerimanya
3) Keandalan, Menepati janji pengiriman - menghormati waktu pengiriman
yang diberikan kepada pelanggan, hal ini merupakan bagian lain dari total
kinerja pengiriman, bersama dengan kecepatan pengiriman. Pada
prinsipnya, ketergantungan adalah konsep langsung:
Keandalan = waktu pengiriman yang seharusnya - waktu pengiriman yang
4) Fleksibilitas

5) Biaya, Biaya adalah setiap input keuangan untuk operasi yang


memungkinkannya untuk menghasilkan produk dan layanannya. Secara
konvensional, input keuangan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori
a. Pengeluaran operasional - input keuangan untuk operasi yang
diperlukan untuk mendanai produksi produk dan layanan yang
sedang berlangsung.
b. Pengeluaran modal - input keuangan untuk operasi yang mendanai
akuisisi 'fasilitas' yang menghasilkan produk dan layanannya
c. Modal kerja - input keuangan yang diperlukan untuk mendanai
perbedaan waktu antara arus keluar masuk dan arus kas masuk
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Konsep operation performance menurut Daft (2010) Operation
Performance dapat didefinisikan sebagai gambaran dari tingkat pencapaian
rencana kegiatan maupun kebijakan yang dituangkan dalam perencanaan strategi
sebuah perusahaan untuk mencapai visi,misi, dan tujuan dari perusahaan tersebut.
Strategi operasi dan kinerja yang dihasilkan dapat "membuat" atau
"menghancurkan" bisnis apapun. Bukan hanya karena fungsi operasinya besar dan
disebagian besar bisnis mewakili sebagian asset dan karyawannya, namun karena
fungsi operasinya memberikan kemampuan untuk bersaing dengan menyediakan
kemampuan untuk merespons pelanggan dan dengan mengembangkan
kemampuan yang akan membuat hal tersebut di depan para pesaingnya di masa
yang akan datang.
Dalam konsep operation performance terdapat dua pengukuran yang
mampu untuk mengukur kinerja operasi dari perusahaan apakah telah maksimal
atau belum. Dua pengukuran tersebut diambil dari penilaian kinerja operasi dari
tingkat strategi dan penilaian kinerja operasi dari tingkat operasional. Dalam
penilaian kinerja operasi di tingkat strategi ada 5 indiktor yang menyertainya yakni
biaya, pendapatan, tingkat investasi, risiko kegagalan operasional, dan
membangun kemampuan yang menjadi dasar inovasi di masa depan. Kemudian
dalam penilaian kinerja operasi di tingkat operasional dikenal dengan The five
generic performance objective yang diantaranya adalah kualitas, kecepatan,
keandalan, fleksibilitas, dan biaya.

Anda mungkin juga menyukai