Anda di halaman 1dari 18

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

(RPS)

Program Studi : S-1 Akuntansi…………………………………….. SKS : 3 SKS………………………………………


Mata Kuliah/Kode : Akuntansi Perpajakan…………………….. Prasyarat : Perpajakan I, II, dan III
Semester : 6 ( Enam )…………………………………….. Kurikulum : KKNI…………………………………
Deskripsi Mata : Mata kuliah Akuntansi Pajak adalah mata kuliah Capaian Pembelajaran : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini,
Kuliah wajib di Program Studi S1 Akuntansi yang mahasiswa diharapkan mampu menyusun
diberikan pada semester 6. Materi yang dibahas laporan keuangan fiskal sebagai dasar
mencakup akuntansi PPN, pajak Penghasilan, pengisian SPT Tahunan pribadi maupun
Rekonsiliasi Fiskal. Setelah menyelesaikan mata badan, menguasai teknik akuntansi PPh Ps
kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu 21/26, 22, 23, 24, 25, akuntansi PPN dan
menyusun laporan keuangan fiskal sebagai dasar PPnBM berdasarkan UU Perpajakan yang
pengisian SPT Tahunan pribadi maupun badan, berlaku.
menguasai teknik akuntansi PPh Ps 21/26, 22, 23,
24, 25, akuntansi PPN dan PPnBM berdasarkan
UU Perpajakan yang berlaku. Dengan
mempelajari akuntansi pajak mahasiswa dapat
melakukan pekerjaan sebagai akuntan dengan
mudah dan cepat.
Penyusun : 1. Fitria Eka Ningsih S.E.,M.Ak; 2. ………………………………; 3. ………………………………)

KEMAMPUAN
PERTEMUAN METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBOT
AKHIR YANG POKOK BAHASAN
KE- PEMBELAJARAN BELAJAR PENILAIAN NILAI
DIHARAPKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6 Mahasiswa Perhitungan dan Simulasi, Membuat Ketepatan, 5%
mampu jurnal atas bermain peran contoh transaksi
mengidentifikasi, bunga, deviden, PPh 23 oleh
menghitung dan royalti, hadiah mahasiswa X,
menjurnal PPh dan transaksi lalu mahasiswa
23 sewa dan jasa X memina
mahasiswa X
meminta
mahasiswa Y
dan Z untuk
menghitung dan
menjurnal
transaksi tsb
dari pihak
vendor maupun
customer

Referensi/sumber:
1. Waluyo. 2013. Akuntansi Pajak. Jakarta : Salemba Empat
2. Gunadi. 2015. Akuntansi Pajak. Jakarta : Grasindo

Ketua Program Studi Ketua Team Teching


……………………………. …………………………….

(…………………………….) (…………………………….)
NIDN:…………………….. NIDN:……………………..

Sumber: Buku Kurikulum pendidikan Tinggi


DIKTI 2015
Format SAP
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
(SAP)

Nama/Kode Mata kuliah : Akuntansi Perpajakan .................. /.......................................


Bobot SKS : 3 SKS....................................................................................
Kode Mata Kuliah : ..............................................................................................
Program Studi : S-1 Akuntansi .......................................................................
Semester : 6 ( Enam ) .............................................................................
Waktu Pertemuan : 1,5 ................ Jam/Menit
Pertemuan Ke : 6 ( Enam ) .............................................................................
Dosen Pengampu : Fitria Eka Ningsih S.E.,M.Ak .............................................

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning Outcome)


(Tuliskan kemampuan yang diperoleh mahasiswa melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja setelah menyelesaiakan proses pembelajaran dalam satu semester
pada mata kuliah ini)

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menyusun laporan
keuangan fiskal sebagai dasar pengisian SPT Tahunan pribadi maupun badan, menguasai
teknik akuntansi PPh Ps 21/26, 22, 23, 24, 25, akuntansi PPN dan PPnBM berdasarkan UU
Perpajakan yang berlaku

B. TUJUAN PEMBELAJARAN (Instructional Objective)


(Tuliskan bentuk perilaku kompetensi mahasiswa secara spesifik, aktual, dan terukur setelah mereka
menyelesaiakan proses pembelajaran pada pertemuan ini)

1. Mampu Mengidentifikasi transaksi PPh Pasal 23


2. Mampu menghitung PPh Pasal 23 berdasarkan tarif UU perpajakan yang berlaku
3. Mampu melakukan penjurnalan transaksi PPh Pasal 23

C. POKOK BAHASAN
Akuntansi Pajak PPh Pasal 23
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

D. SUB-SUB POKOK BAHASAN


1. PPh 23 atas transaksi Jasa dan sewa
2. PPh 23 atas transaksi Bunga, Deviden, Royalti dan Hadiah

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MEDIA YANG


KEGIATAN DOSEN MAHASISWA DIGUNAKAN
Menjelaskan PPh Mahasiswa Laptop, LCD dan
Kegiatan Awal
23 mendengarkan dan white board
(Apersepsi)
memahami
Kegiatan Inti Simulasi Mendengarkan, Laptop, LCD dan
Mengidentifikasi mencatat, dan White board, buku
jenis transaksi menanggapi tulis
PPh 23, bertanya latihan
menghitung tarif menghitung PPh
dan menjurnal 23 dan membuat
pph 23 jurnal
Tugas Mengerjakan tugas White board, buku
Penutup
dengan bermain tulis
peran

F. EVALUASI
1. ...................................................................................................................................
2. ...................................................................................................................................
3. ...................................................................................................................................
4. Dst.

G. REFERENSI
1. Waluyo. 2013. Akuntansi Pajak. Jakarta : Salemba Empat
2. Gunadi. 2015. Akuntansi Pajak. Jakarta : Grasindo

Tangerang Selatan, 23 Januari 2021 ...


Dosen Pengampu,

(Fitria Eka Ningsih S.E., M.Ak.)


NIDN. 0414039202
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

PERTEMUAN 6
AKUNTANSI PAJAK PPh PASAL 23

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswa mampu mengidentifikasi
jenis transaksi PPh Pasal 23, menghitung PPh Pasal 23 dan melakukan
penjurnalan PPh pasal 23 berdasarkan UU Perpajakan yang berlaku.

B. Uraian Materi
1.1. Dasar Hukum
- Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008
- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/
PMK.03/2008 tentang objek dan besarnya tarif PPh Pasal 23

1.2. Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 23


Pajak penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang
dibebani kepada warga negara oleh pemerintah yang diatur dalam
undang – undang 23, Pajak penghasilan pasal 23 biasanya akan
diterapkan atau dibebankan saat terjadi satu transaksi diantara kedua
belah pihak. Kedua belah pihak yang dimaksud adalah kesepakatan
diantara penjual atau orang yang akan menerima penghasilan dengan
pihak yang akan memberi jasa yang nantinya dia yang akan
mendapatkan beban PPh pasal 23.
PPh Pasal 23 adalah pajak yang dilakukan dalam bentuk
pemotongan dan pemungutan PPh yang dilakukan atas penghasilan
(dividen, bunga, royalti, dan hadiah, penghargaan, bonus, dan
sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 serta sewa dan penghasilan lain.
Sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah
dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(2) dan imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong
Pajak Penghasilan Pasal 21) dengan nama dan dalam bentuk apa pun
Akuntansi Pajak 1
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo


pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau
bentuk usaha tetap.
Jadi Akuntansi PPh Pasal 23 adalah bagaimana proses
pencatatan transaksi kaitannya dengan PPh Pasal 23.

1.3. Objek dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23


Dengan diterbitkannya PMK Nomor 244/PMK.03/2008 sebagai
juklak dari UU PPh No. 36 Tahun 2008 yang berlaku mulai 1 Januari
2009. Maka objek dan besaran tarif untuk Pasal 23 menyesuaikan
dengan ketentuan tersebut. Ketentuan ini cenderung memaksa WP
untuk memiliki NPWP kecuali bila yang bersangkutan memilih dipotong
lebih tinggi. Berikut ini adalah ringkasannya, atas penghasilan dari:
a. Dividen, bunga, royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh
Final pasal 4 (2), terutang PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah
bruto
b. Atas Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPh Pasal 21, dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dari
jumlah bruto tidak termasuk PPN,

1.4. Penghasilan yang Tidak Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23


Selain penghasilan di atas, ada juga beberapa penghasilan yang
dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23 adalah:
a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa
guna usaha dengan hak opsi
c. Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU
PPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) UU PPh
d. Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i
UU PPh

Akuntansi Pajak 2
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

e. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada


anggotanya
f. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas
jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan yang terdiri dari:
o Perusahaan pembiayaan yang merupakan badan usaha di luar
bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan
untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan dan telah memperoleh ijin usaha dari
Menteri Keuangan
o BUMN atau BUMD yang khusus didirikan untuk memberikan
sarana pembiayaan bagi usaga mikro, menengah dan koperasi,
termasuk PT (Persero) Permodalan Madani.
Salah satu perubahan besar yang dilakukan oleh Undang-undang
Pajak Penghasilan yang baru saja disetujui oleh rapat paripurna DPR
adalah masalah Pajak Penghasilan Pasal 23.
Sebelum dikeluarkannya UU No 36 Tahun 2008 sistem pentarifan PPh
Pasal 23 masih menggunakan perkiraan penghasilan neto, sehingga
kemudian ada istilah tarif efektif, sekarang ini telah diganti dengan
penerapan tarif langsung kepada penghasilan bruto.
Besaran Jumlah bruto yaitu nilai dikurangi oleh :
a.1 Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain atas jasa yang disediakan tenaga kerja berdasarkan kontrak
a.2 Pengadaan/pembelian material
a.3 Jasa perantara yang dibayarkan kepada pihak ketiga
a.4 Penggantian biaya/reimbursement.

1.5. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23


Dalam masalah pemotong pajak ini, nampaknya tidak ada
perubahan berarti yaitu tetap badan pemerintah, Subjek Pajak badan
dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Wajib Pajak Orang Pribadi dapat ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak sebagai pemotong PPh Pasal 23. Ketentuan inipun tak
mengalami perubahan. Pihak yang dipotong PPh Pasal 23 tidak

Akuntansi Pajak 3
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

mengalami perubahan yaitu Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk


Usaha Tetap (BUT).

1.6. Tarif Bagi Wajib Pajak Tak Ber-NPWP


Berdasarkan Pasal 23 ayat (1a) Undang-undang Pajak
Penghasilan yang baru, Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23 dan
tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), maka besarnya tarif
pemotongan PPh Pasal 23 adalah lebih tinggi 100% (seratus persen)
daripada tarif PPh Pasal 23 umumnya.
Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Jika bagi Wajib Pajak yang
berNPWP dikenakan tarif 15%, maka bagi yang tidak berNWP akan
dikenakan tarif 30%. Begitu juga jika Wajib Pajak berNPWP dikenakan
tarif 2% maka bagi yang tidak berNPWP menjadi 4%.

1.7. Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan


a. Saat terutang adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran
atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan,
tergantung yang lebih dahulu terjadi
b. Saat penyetoran selambat-lambatnya adalah tanggal 10 bulan
takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak
c. Saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa oleh pemotong
selambat-lambatnya adalah 20 hari setelah masa pajak berakhir
d. Pemotong wajib memberikan tanda bukti pemotongan kepada WP
dalam negeri atau BUT yang dipotong.

1.8. Contoh Soal


a. Contoh 1 :
Pada tanggal 10 Januari 2009 PT Bijak melakukan pembayaran
atas jasa konsultasi kepada PT Baik (Pengusaha kecil non PKP)
sebesar Rp10.000.000. Atas penghasilan yang diterima oleh PT
Baik merupakan objek pemotongan PPh Ps 23 dengan tarif 2% x
Jumlah Bruto (dasar pengenaan pajak), Rp10.000.000 x 2% =
Rp200.000. Pemotongan tersebut dilakukan oleh PT Bijak. Bagi PT
Baik, pemotongan tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak

Akuntansi Pajak 4
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

pada waktu melakukan pelaporan atas penghitungan PPh badannya


di akhir tahun pajak.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Bijak adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Biaya konsuktan 10.000.000
Utang PPh pasal 23 200.000
Kas / Bank 9.800.000
Utang pajak tersebut akan dibayar oleh PT Bijak sesuai dengan
ketentuan formal, yaitu setiap tanggal 10 setelah berakhirnya bulan
takwim pajak.
Jurnal yang dilakukan oleh PT Baik adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Kas 9.800.000
Uang Muka PPh pasal 23 200.000
Penghasilan konsultan 10.000.000

b. Contoh 2 :
PT Segar mempunyai usaha sebagai pabrikan garmen
(Pengusaha Kena Pajak / PKP) melakukan pembayaran atas jasa
catering kepada PT. Segar yang mempunyai usaha sebagai jasa
catering (PKP) sebesar Rp. 50.000.000 (belum termasuk PPN).
PT. Segar pada saat melakukan pembayaran akan memotong
PPh pasal 23 sebesar 2% x jumlah bruto (dasar pengenaan pajak),
yaitu 2% x Rp. 50.000.000 = Rp. 1.000.000. Bagi PT. Seger,
pemotongan tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak pada
waktu melakukan pelaporan atas perhitungan PPh badannya diakhir
tahun pajak.
Selain itu karena PT. Segar sebagai PKP, maka pada waktu
melakukan penyerahan harus melakukan pemungutan PPN dari
dasar pengenaan pajaknya.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Segar adalah:

Akuntansi Pajak 5
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

Perkiraan Debet Kredit


Biaya jasa catering 50.000.000
PPN-Pajak Masukan 5.000.000
Utang PPh pasal 23 1.000.000
Kas/bank 54.000.000

Pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh PT. Segar dapat


menjadi kredit pajak pada saat penghitungan PPN terutang pada
akhir bulan takwim.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Segar adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Uang Muka PPh pasal 23 9.800.000
Kas/bank 54.000.000
Pendapatan 50.000.000
PPN-Pajak Keluaran 5.000.000

c. Contoh 3 :
PT. Vita membayar bunga pinjaman kepada PT. Wita sebesar
Rp. 1.000.000. Atas pembayaran bunga ini merupakan objek PPh
pasal 23, PT. Vita akan memungut bunga sebesar 15% x
penghasilan bruto, yaitu 15% x Rp. 1.000.000 = Rp. 150.000.
Bagi PT. Vita, pemotongan tersebut dapat penghitungan PPh
badannya diakhr tahun pajak.
Bunga yang dibayarkan kepada bank dikecualikan daari
pemotongan PPh pasal 23 karena penghasilan atas bunga dari bank
tersebut akan diperhitungkan diakhir tahun.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Vita adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Biaya bunga 1.000.000
Utang PPh pasal 23 150.000
Kas/bank 850.000

Akuntansi Pajak 6
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

Utang pajak tersebut akan dibayar oleh PT. Bijak sesuai dengan
ketentuan formal, yaitu setiap tanggal 10 setelah berakhirnya
bulan takwim pajak.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Vita adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Kas 850.000
Uang Muka PPh pasal 23 150.000 150.000
Penghasilan bunga 1.000.000

d. Contoh 4 :
PT. Anggun melakukan pembayaran sewa gedung pada PT.
Zanto (pengusaha kecil non PKP) sebesar Rp. 12.000.000.
Atas pembayaran uang sewa tersebut, PT. Anggung mempunyai
kewajiban untuk memotong PPh pasal 4(2) sebesar 10% x
penghasilan bruto, yaitu 10% x 12.000.000 = Rp. 1.200.000. Bagi
PT. Zanto, kareba pemotongan ini bersifat final, maka PPh pasal
4(2) tersebut tidak dapat dijadikan sebagai kredit pajak.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Anggun adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Biaya sewa gedung 12.000.000
Utang PPh pasal 4(2) 1.200.000
Kas/bank 10.800.000

Utang pajak tersebut akan dibayarkan oleh PT. Anggun sesuai


dengan ketentuan formal, yaitu setiap tanggal 10 setelah
berakhirnya bulan takwim pajak.
Jurnal yang dilakukan oleh PT. Zanton adalah:

Perkiraan Debet Kredit


Kas 10.800.000
PPh pasal 4(2) 200.000
Penghasilan sewa gedung 12.000.000

Akuntansi Pajak 7
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

e. Contoh 5 :
PT. Kanjuruhan merupakan sebuah badan usaha yang bergerak
di bidang pengolahan limbah.
Di tanggal 1 Februari 2012 sebuah kontrak ditandatangani untuk
melaksanakan teknik sanitary landfill di 10 lokasi dengan imbalan
jasa sebesar Rp 49.000.000,00 net setelah dipotong PPh 23.
Pengerjaan selesai dan invoice dibuat ke klien tanggal 1 Maret
2012. Pembayaran dari klien diterima tanggal 30 Maret 2012
sebesar Rp49.000.000.
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh klien terhadap
PT. Kanjuruhan dan buatlah jurnalnya?
Jawaban :
Dicari dahulu :
* penghasilan bruto 49.000.000/(100-2)*100 = Rp50.000.000
* PPh 23 = 50.000.000 x 2% = 1.000.000
Jurnal :
01 Maret 2012

Perkiraan Debet Kredit


Piutang 50.000.000
Pendapatan Jasa 50.000.000

30 Maret 2012

Perkiraan Debet Kredit


Bank 49.000.000
Uang Muka PPh Pasal 23 1.000.000
Piutang 50.000.000

f. Contoh 6:
Pada tanggal 20 Januari 2020 PT ABC menerima penghasilan
deviden dari PT XYZ sebesar 110.500.000 net.
Tanggal 02 Februari 2020 PT XYZ menyetor pajak yang telah
dipotong atas penghasilan tersebut. Berapakah besar PPh 23 yang

Akuntansi Pajak 8
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

telah dipotong dan bagaimanakah jurnalnya di kedua perusahaan


tsb ?
Dicari dahulu :
* penghasilan bruto 110.500.000/(100-15)*100 = Rp130.000.000
* PPh 23 = 130.000.000 x 15% = 19.000.000

Jurnal PT ABC :

Perkiraan Debet Kredit


Bank 110.500.000
Uang Muka PPh Pasal 23 19.500.000
Pendapatan Dividen 130.000.000

Jurnal PT XYZ
20 Januari 2020

Perkiraan Debet Kredit


Laba Ditahan 130.000.000
Bank 110.500.000
Utang PPh Pasal 23 19.500.000

02 Februari 2020

Perkiraan Debet Kredit


Utang PPh Pasal 23 19.500.000
Bank 19.500.000

g. Contoh 7:
CV. Daha yang beraktivitas menyediakan Asisten Rumah
Tangga (ART) mendapat kontrak untuk menyediakan 5 orang ART,
tetapi tenaga kerja dimaksud tetap menjadi tenaga kerja CV. Daha.
Kontrak menyepakati bahwa pembayaran atas penyerahan jasa oleh
CV. Daha terdiri atas gaji tenaga kerja sebesar Rp 2.500.000,00 per
orang per bulan dan imbalan atas penyediaan ART sebesar Rp
500.000,00 per bulan.
Akuntansi Pajak 9
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh klien dan


buatlah jurnalnya?

PPh Pasal 23 yang dipotong = 2% x 500.000 = 10.000

Perkiraan Debet Kredit


Bank 12.990.000
Uang Muka PPh Pasal 23 10.000
Pendapatan Jasa 13.000.000

h. Contoh 8
PT Jati membayar sewa dispenser bulan Januari 2019 sebesar Rp.
1.500.000 kepada PT Kayu (Non NPWP). Hitunglah PPh 23 yang
dipotong dan buatlah jurnalnya ?
PPh 23 atas sewa = 2% x 200% x 1.500.000 = 60.000
Jurnal pencatatan atas utang pajak :

Perkiraan Debet Kredit


Beban Sewa 1.500.000
Utang PPh Pasal 23 60.000
Bank 1.440.000

C. Soal Latihan
1. Fa. Mengwi sebagai pihak pertama pada tanggal 2 Maret 2012
menandatangani kontrak dengan Koperasi Wora - Wari selaku perusahaan
agen periklanan sebagai pihak kedua untuk membuat media. Rincian
keterangan terkait nilai kontrak adalah:
Pembelian material iklan 35.000.000,00
Jasa konsultan iklan 7.500.000,00
Upah agen 5.000.000,00
Biaya pemasangan iklan ke perusahaan media 50.000.000,00
Total 97.500.000,00
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong antar setiap pihak yang terlibat
dalam kontrak ini dan buatlan jurnal untuk masing-masing pihak?
Akuntansi Pajak 10
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

2. PT. Sriwijaya merupakan penanam saham terbesar di PT. Palembang


dengan kepemilikan sejumlah 100.000 lembar saham biasa dari total
500.000 lembar yang beredar dan 1.000.000 lembar yang diotorisasi. Di
tahun 2012, PT. Palembang membagikan dividen kas senilai total Rp
75.000.000 bagi seluruh pemegang saham biasa.
a. Berapakah besar beban PPh 23 atas penghasilan dividen PT. Sriwijaya?
b. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata PT.
Sriwijaya hanya memiliki 300.000 saham beredar?
c. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika PT. Sriwijaya
melakukan stock split dengan rasio 3:1 sebelum pengumuman
pembagian dividen?
d. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata PT.
Sriwijaya hanya mengkreditkan akun Laba Ditahan sebesar Rp
25.000.000,00 atas pembagian dividen tersebut?
e. Buatlah Jurnal atas transaksi di poin a ?

3. PT ABC membayar jasa maklon kepada CV Sejahtera (tidak memiliki


NPWP) sebesar 48.000.000 net setelah dipotong PPh 23. Berapakah PPh
23 yang dipotong PT ABC dan buatlah jurnalnya ?

4. Koperasi Blambangan diminta untuk menyediakan makanan dan minuman


dalam kegiatan simposium regional pada tanggal 1 April 2012. Koperasi
Blambangan berkewajiban menyiapkan hidangan dan melakukan
pengantaran ke lokasi acara, paket tersebut untuk 300 orang dengan nilai
Rp 15.000,00 per orang. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh
klien dan buatlah jurnalnya?

5. Koperasi Pajajaran memiliki sebuah gelanggang olahraga yang disewakan


kepada Nn. Dyah Pitaloka selama 3 hari 3 malam untuk penyelenggaraan
pernikahan putra semata wayangnya. Atas maksud memastikan
kesempurnaan perhelatan, Nn. Dyah Pitaloka meminta penyediaan tiga set
generator yang harus dipindahkan dari fasilitas produksi Koperasi
Pajajaran. Kedua pihak bersepakat atas nilai Rp 30.000.000,00 sebagai
akad atas keseluruhan kontrak. Sebagai informasi tambahan, Koperasi

Akuntansi Pajak 11
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

Pajajaran telah menggunakan acuan biaya sewa generator sebesar Rp


250.000,00 per hari yang lebih tinggi dari standar normal Rp 50.000,00 per
hari akibat harus dihentikannya kegiatan fasilitas produksi. Berapakah besar
beban pajak?

D. Referensi
Waluyo. (2013). Akuntansi Pajak. Jakarta .Salemba Empat.
Gunadi. (2015). Akuntansi Pajak. Jakarta. Grasindo

Akuntansi Pajak 12
SOAL :

1. Fa. Mengwi sebagai pihak pertama pada tanggal 2 Maret 2012 menandatangani kontrak
dengan Koperasi Wora - Wari selaku perusahaan agen periklanan sebagai pihak kedua untuk
membuat media. Rincian keterangan terkait nilai kontrak adalah:
Pembelian material iklan 35.000.000,00
Jasa konsultan iklan 7.500.000,00
Upah agen 5.000.000,00
Biaya pemasangan iklan ke perusahaan media 50.000.000,00
Total 97.500.000,00
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong antar setiap pihak yang terlibat dalam kontrak ini
dan buatlan jurnal untuk masing-masing pihak?

2. PT. Sriwijaya merupakan penanam saham terbesar di PT. Palembang dengan kepemilikan
sejumlah 100.000 lembar saham biasa dari total 500.000 lembar yang beredar dan 1.000.000
lembar yang diotorisasi. Di tahun 2012, PT. Palembang membagikan dividen kas senilai total
Rp 75.000.000 bagi seluruh pemegang saham biasa.
a. Berapakah besar beban PPh 23 atas penghasilan dividen PT. Sriwijaya?
b. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata PT. Sriwijaya hanya
memiliki 300.000 saham beredar?
c. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika PT. Sriwijaya melakukan stock
split dengan rasio 3:1 sebelum pengumuman pembagian dividen?
d. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata PT. Sriwijaya hanya
mengkreditkan akun Laba Ditahan sebesar Rp 25.000.000,00 atas pembagian dividen
tersebut?
e. Buatlah Jurnal atas transaksi di poin a ?

3. PT ABC membayar jasa maklon kepada CV Sejahtera (tidak memiliki NPWP) sebesar
48.000.000 net setelah dipotong PPh 23. Berapakah PPh 23 yang dipotong PT ABC dan
buatlah jurnalnya ?

4. Koperasi Blambangan diminta untuk menyediakan makanan dan minuman dalam kegiatan
simposium regional pada tanggal 1 April 2012. Koperasi Blambangan berkewajiban
menyiapkan hidangan dan melakukan pengantaran ke lokasi acara, paket tersebut untuk 300
orang dengan nilai Rp 15.000,00 per orang. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh
klien dan buatlah jurnalnya?
5. Koperasi Pajajaran memiliki sebuah gelanggang olahraga yang disewakan kepada Nn. Dyah
Pitaloka selama 3 hari 3 malam untuk penyelenggaraan pernikahan putra semata
wayangnya. Atas maksud memastikan kesempurnaan perhelatan, Nn. Dyah Pitaloka
meminta penyediaan tiga set generator yang harus dipindahkan dari fasilitas produksi
Koperasi Pajajaran. Kedua pihak bersepakat atas nilai Rp 30.000.000,00 sebagai akad atas
keseluruhan kontrak. Sebagai informasi tambahan, Koperasi Pajajaran telah menggunakan
acuan biaya sewa generator sebesar Rp 250.000,00 per hari yang lebih tinggi dari standar
normal Rp 50.000,00 per hari akibat harus dihentikannya kegiatan fasilitas produksi.
Berapakah besar beban pajak?

Anda mungkin juga menyukai