KCG Hijau PMT
KCG Hijau PMT
1,2
Program Studi D3 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Alamat korespondensi:
Prodi D3 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23 - 25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550.
ABSTRAK
Kacang hijau mengandung sumber zat gizi makro dan mikro yang baik terutama untuk dikonsumsi anak
penderita KEP. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan makanan formula berbasis kacang hijau, mengetahui
daya terima dan mengetahui peningkaan berat badan balita gizi kurang Penelitian ini dilaksanakan di 3 tahap yaitu
penelitian pertama uji coba membuat makanan setengah jadi dilaboratorium Universitas MH Thamrin, penelitian ke 2
uji daya terima oleh mahasiswa gizi Universitas MH Thamrin dan penelitian ke 3 pemberian makanan formula kepada
balita di Desa Wanaherang,Bogor.
Hasil penelitian makanan formula yang disusun ada 3 jenis dengan mutu protein yaitu pada formula 1 protein
scorenya yaitu metionin+sisitin (177,93),formula 2 protein skornya yaitu metionin+ sisitin (184,80) dan PDCAAS
(Protein Disgebilty Corectid Amino Acid Score) (1,3953),formula 3 protein scorenya yaitu metionin+ sistin (191,66).
Berdasarkan uji daya terima dari 3 jenis makanan formula yang lebih disukai adalah formula 2 dengan tingkat
kesukaan 46.6%, formula 1 dengan tingkat kesukaan 29,3% dan formula 3 dengan tingkat kesukaan 8%. Berdasarkan
hasil pemberian makanan formula pada balita selama 14 hari, rata-rata jumlah yang dapat dihabiskan yaitu 551.07 mL
atau 91.8% dari anjuran konsumsi. Prediksi lama waktu pada pemberian makana formula selama 14 hari dengan rata-
rata 91.8% dari anjuran dapat meningkatkan berat badan anak balita gizi kurang dengan rata-rata sebesar =0,45 kg
atau 31.14 g per hari. Selanjutnya, prediksi lama waktu konsumsi makanan formula oleh anak balita gizi kurang untuk
mencapai berat badan normal dengan rata-rata adalah 45 hari.
PENDAHULUAN
Penyakit KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang mendapat prioritas
utama untuk ditangani di Indonesia maupun di Negara yang sedang berkembang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
tahun 2010, sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama
menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat
pendek. Keadaan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian
bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan
tepat. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tatalaksana
gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. (Depkes,2011)
Penanggulangan KEP yang pertama harus ditanggulangi ialah gejala-gejala penyakit infeksi yang akut seperti
kejang-kejang, dehidrasi dan diare. Dengan cara dilakukan pemberian makanan cair yang mengandung cukup energi
dan protein serta komponen gizi lainnya. Sesuai dengan tujuan diet untuk balita KEP yaitu untuk mencukupi
kebutuhan balita KEP. adapun syarat-syaratnya yaitu energi 250-438 kkal, protein 11,5- 16 g, protein score >65 dan
NDPE >9 serta pemberian suplementasi vitamin dan mineral secara bertahap dengan melalui 3 fase yaitu fase
stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi.(Adriani dan Wirjatmadi, 2012)
Menurut Depkes 2011, untuk menanggulangi masalah KEP antara lain dengan PMT Pemulihan, makanan
lokal, makanan untuk pemulihan anak penderita KEP yaitu dengan memberikan F-75 energi 100kkal /kgBB/hr,
protein 1-1,5 g/kgBB/hr, F-100 energi 150 kkal/kgBBhr, protein 2-3 g/kgBB/hr, F135 energi 150-200 kkal/kgBB/hr,
protein 3-4 g g/kgBB/hr. Dalam nilai gizi formula anak KEP per 1000ml terdiri dari energi, protein, laktosa, kalium,
natrium, magnesium dan zink. Serta dengan pemberian obat gizi seperti Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah Darah,
Mineral Mix, dan Taburia guna membantu memenuhi kebutuhan zat gizinya.
Selain itu kacang hijau banyak mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita seperti protein,
karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan lemak. Kacang hijau juga mengandung asam amino yang cukup
47
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
lengkap yang terdiri dari asam amino esensial dan asam amino non esensial. Kacang hijau juga sangat mudah
berkecambah, kecambah kacang hijau biasa kita kenal dengan tauge. Kacang hijau dalam bentuk kecambah
mengandung enzim-enzim aktif salah satunya amilase yang membantu dalam metabolisme karbohidrat. Dalam
pembuatan makanan formula yang berbasis kacang hijau dapat ditambahkan dengan bahan pangan tambahan lainnya
yaitu pisang, telur, nasi dan wortel guna membantu dalam pemenuhan zat gizinya. Pisang sebagai bahan campuran
pembuatan makanan formula karena didalam kandungan zat gizi pisang terdapat enzim amilase yang dapat membantu
dalam penyerapan zat gizi dalam tubuh dan dapat membantu metabolisme karbohidrat.Telur ditambahkan sebagai
bahan campuran makanan formula karena telur merupakan sumber protein. Nasi ditambahkan karena sebagai sumber
karbohidrat dan wortel ditambahkan karena mengandung sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh terutama
sebagai sumber vitamin A yang baik untuk kesehatan. Berdasarkan penjelasan diatas maka makanan formula dibuat
sesuai dengan kebutuhan zat gizi dan memanfaatkan kandungan gizi yang terdapat pada kacang hijau dengan
tambahan pangan lainnya yaitu telur, pisang, nasi dan wortel.
METODE
Hasil penelitian organopeltik disusun dalam bentuk tabel. Kemudian untuk mengetahui pengembangan dan
daya terima produk makanan berbasis kacang hijau untuk anak penderita KEP. Yang diperoleh dari uji cita rasa di
analisis dengan uji statistic non-parametik “Uji Friedman” dengan ketentuan. Pada prinsipnya uji friedman dilakukan
untuk membandingkan 3 atau lebih perlakuan atau contoh yang berpasangan kemudian data dimasukkan ke dalam
rumus.
HASIL
Tepung Kacang Agak manis Khas kacang hijau Putih krem Lembut
Hijau
48
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
Tabel 7. Rincian Bahan Yang Digunakan Untuk Uji Coba Pada Panelis
Formula
Bahan
T1 T2 T3
Tepung telur 10 g 10 g 10 g
Tepung pisang 20 g 20 g 20 g
Tepung nasi 20 g 20 g 20 g
Gula 20 g 20 g 20 g
PEMBAHASAN
49
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
50
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
Dari hasil pengamatan terhadap tepung kacang hijau, tepung telur, tepung pisang, tepung nasi, tepung wortel
dibuat tiga level dan ditentukan konsentrasi pada tepung wortel yaitu 2,5%, 5%, 7,5% serta ditambahkan gula 20%.
Dari setiap level dilakukan 3 replikasi, sehingga ada 9 unit percobaan dan ada 25 panelis agak terlatih yang
akan melakukan pengujian organoleptik pada formula tepung kacang hijau, tepung telur, tepung pisang, tepung nasi,
tepung wortel.
KESIMPULAN
1. Makanan formula yang disusun ada 3 jenis dengan bahan yang terdiri dari tepung kacang hijau, tepung telur,
tepung nasi, tepung pisang dan tepung wortel dengan mutu protein sebagai berikut:
a. Makanan formula 1 protein scorenya yaitu (177,93)
b. Makanan formula 2 protein sorenya yaitu (184,80) dan PDCAAS (1,3953)
c. Makanan formula 3 protein scorenya yaitu (191,66)
2. Dari 3 jenis makanan formula tersebut yang lebih disukai adalah makanan formula 2 dengan tingkat kesukaan
(46,6%), , sedangkan pada formula 1 dengan tingkat kesukaan (29.3%), dan pada formula 3 dengan tingkat
kesukaan (8%).
3. Banyaknya makanan formula yang dikonsumsi balita tesebut selama 14 hari dengan rata-rata yaitu 551.07 mL
atau 91.8% dari anjuran konsumsi.
4. Pada kelompok usia 1-3 tahun pemberian selama 14 hari dengan rata 533 g makanan formula dapat
meningkatkan berat badan sebesar =0,5 kg / 500 g. Berdasarkan data tersebut didapatkan kenaikan berat badan
per hari adalah sebesar 35,7 g. Kemudian prediksi lama waktu untuk mencapai berat badan normal adalah 56
hari.
5. Pada kelompok usia 4-6 tahun pemberian selama 14 hari dengan rata 568 g makanan formula dapat
meningkatkan berat badan sebesar =0,4 kg / 400 g. Berdasarkan data tersebut didapatkan kenaikan berat badan
per hari adalah sebesar 28,57 g. Kemudian prediksi lama waktu untuk mencapai berat badan normal adalah 35
hari.
SARAN
1. Produk formula ini cocok untuk semua kalangan usia. Selain itu produk formula ini juga cocok untuk anak
yang menderita alergi terhadap susu sapi atau intoleransi laktosa
2. Rendahnya asupan lemak pada produk makanan formula ini karena bahan baku tepung yang digunakan
rendah lemak, oleh karena itu perlu ditambahkan minyak atau bahan pangan yang mengandung sumber lemak.
3. Rendahnya asupan kalsium maka perlu ditambahkan sumber bahan pangan yang mengandung kalsium
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk.Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes. 2011. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Dan Kesehatan
Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi.
Rukmana, Rahmat, Ir. H 1996. Budi Daya & Pasca Panen Kacang Hijau Kanisius, Yogyakarta
51
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
TKPI (2009)
52