Anda di halaman 1dari 42

Kisi-kisi Soal TKB CPNS 2014 BIDANG KESEHATAN (2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga,

an air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah


daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
Pasal 129
1. Isi dan pengertian
(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka
menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

2. Kesehatan Ibu dan Anak Pasal 130


Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
BAB VII anak.
KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA
Bagian Kesatu Pasal 131
Kesehatan ibu, bayi, dan anak (1) Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
Pasal 126 mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan
(1) Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta (2) Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam
mengurangi angka kematian ibu. kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan
 (2) Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi belas) tahun.
upaya promotif,  preventif, kuratif dan rehabilitatif. (3) Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud
(3) Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan bagi orang tua, keluarga, masyarakat, dan Pemerintah, dan pemerintah
terjangkau. daerah.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu diatur dengan
Peraturan Pemerintah. Pasal 132
(1) Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara bertanggung
Pasal 127 jawab sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehat
(1) Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh dan optimal.
pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan: (2) Ketentuan mengenai anak yang dilahirkan sebagaimana dimaksud pada
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal; (3) Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan
b. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyaikeahlian dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat
kewenangan untuk itu; dan dihindari melalui imunisasi.
c. pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.  (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis-jenis imunisasi dasar
(2) Ketentuan mengenai persyaratan kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 133
Pasal 128 (1) Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala bentuk
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya.
selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. (2) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk
menjamin terselenggaranya perlindungan bayi dan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menyediakan pelayanan kesehatan sesuai (1) Kawasan tanpa rokok antara lain: a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. tempat proses belajar
dengan kebutuhan. mengajar; c. tempat anak bermain; d. tempat ibadah; e. angkutan umum; f. tempat kerja; dan g.
tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Pasal 134 (2) Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya.
(1) Pemerintah berkewajiban menetapkan standar dan/atau kriteria
terhadap kesehatan bayi dan anak serta menjamin pelaksanaannya dan Pasal 116
memudahkan setiap Ketentuan lebih lanjut mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif ditetapkan
penyelenggaraan terhadap standar dan kriteria tersebut. dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Standar dan/atau kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diselenggarakan sesuai dengan pertimbangan moral, nilai agama, dan
berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 135
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat wajib menyediakan
tempat dan sarana lain yang diperlukan untuk bermain anak yang
memungkinkan anak tumbuh
dan berkembang secara optimal serta mampu bersosialisasi secara sehat. 4 Kesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan Lansia, Kesehatan Remaja
(2) Tempat bermain dan sarana lain yang diperlukan sebagaimana dimaksud BAB VII
pada ayat (1) wajib dilengkapi sarana perlindungan terhadap risiko KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA, LANSIA & PENYANDANG CACAT
kesehatan agar tidak membahayakan kesehatan anak. Bagian Kedua
Kesehatan Remaja
Pasal 136
3. Nikotin dan tembakau dan rokok
(1) Upaya pemeliharaan kesehatan remaja harus ditujukan untuk
mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehatdan produktif, baik sosial
Bagian Ketujuh Belas
maupun ekonomi.
Pengamanan Zat Adiktif
(2) Upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimanadimaksud pada ayat
Pasal 113
(1) termasuk untuk reproduksi remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai
(1) Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak
gangguan
mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan
kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan
lingkungan.
reproduksi secara sehat.
(2) Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau, produk yang
(3) Upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimanadimaksud pada ayat
mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat
(1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya.
Pasal 137
(3) Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif harus memenuhi
(1) Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat memperoleh
standar dan/atau persyaratan yang ditetapkan.
edukasi, informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu
hidup sehat dan
Pasal 114
bertanggung jawab.
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib
mencantumkan peringatan kesehatan. (2) Ketentuan mengenai kewajiban Pemerintah dalam menjamin agar remaja
memperoleh edukasi, informasi dan layanan mengenai kesehatan
Pasal 115 sebagaimana dimaksud  pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
pertimbangan moral nilai agama dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat,
Bagian Ketiga aman, serta bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang
Kesehatan Lanjut Usia dan Penyandang Cacat sah.
Pasal 138 b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi,
(1) Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar paksaan, dan /atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang
tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan tidak merendahkan  martabat manusia sesuai dengan norma agama.
martabat kemanusiaan. c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat
(2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan secara medis serta tidak bertentangan dengan norma agama.
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan
secara sosial dan ekonomis. reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 139
(1) Upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar Pasal 73
tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis, dan bermartabat. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana
(2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau
penyandang cacat untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. masyarakat, termasuk keluarga berencana.
Pasal 140
Pasal 74
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia dan penyandang cacat sebagaimana dimaksud
(1) Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifatpromotif, preventif,
dalam Pasal 138 dan Pasal 139 dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan
masyarakat.
dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang
khas, khususnya reproduksi perempuan.
(2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengantidak bertentangan dengan nilai agama dan
ketentuan Peraturan perundang-undangan.
5 Ketentuan Aborsi yang dibolehkan/dikecualikan (3) Ketentuan mengenai reproduksi dengan bantuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB V
Pasal 75
SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
Bagian Keenam
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
Kesehatan Reproduksi
berdasarkan:
Pasal 71
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
(1) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental,
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
dan sosial  secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
genetik berat dan/
kecacatan yang berkaitan
atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada lakilaki dan perempuan.
menyulitkan bayi tersebuthidup di luar kandungan; atau
(2) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
a. saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan;
bagi  korban perkosaan.
b. pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan seksual; dan
 (3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
c. kesehatan sistem reproduksi.
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
(3) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
dengan konseling
melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
Pasal 72 berwenang.
Setiap orang berhak:
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan (1) Upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan
perkosaan,  sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat
Peraturan Pemerintah. mengganggu kesehatan jiwa.
(2) Upaya kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas preventif, promotif,
Pasal 76 kuratif, rehabilitatif pasien gangguan jiwa dan masalah psikososial.
(3) Upaya kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
bersama Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama
(4) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab menciptakan kondisi
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
kesehatan jiwa yang setinggi-tingginya dan menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan
pemerataan upaya kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (2).
yangmemiliki  sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
(5) Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan upaya kesehatan
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
jiwa berbasis masyarakat sebagai bagian dari upaya kesehatan jiwa keseluruhan, termasuk
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa.
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 145
Pasal 77 Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin upaya kesehatan jiwa secara
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk menjamin upaya kesehatan jiwa di
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) danayat (3) yang tidak tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144 ayat (3).
bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan
dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 146
(1) Masyarakat berhak mendapatkan informasi dan edukasi yang benar mengenai kesehatan
jiwa.
(2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menghindari pelanggaran hak
6 Definisi kematian
asasi seseorang yang dianggap mengalami gangguan kesehatan jiwa.
(3) Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban menyediakan layanan informasi dan
Bagian Kedelapan Belas edukasi tentang kesehatan jiwa.
Bedah Mayat
Pasal 117 Pasal 147
Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantungsirkulasi dan sistem pernafasan (1) Upaya penyembuhan penderita gangguan kesehatan jiwa merupakan tanggung jawab
terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
dibuktikan. (2) Upaya penyembuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berwenang dan di tempat yang tepat dengan tetap menghormati hak asasi
penderita.
(3) Untuk merawat penderita gangguan kesehatan jiwa, digunakan fasilitas pelayanan
kesehatan khusus yang memenuhi syarat dan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 148
(1) Penderita gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga negara.
7 Psikiatri/Kedokteran jiwa
(2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi persamaan perlakuan dalam setiap
aspek kehidupan, kecuali peraturan perundang-undangan menyatakan lain.
BAB IX
KESEHATAN JIWA
Pasal 149
Pasal 144
(1) Penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan dirinya perintah pengadilan; c. izin yang bersangkutan; d. kepentingan masyarakat; atau e.
dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau keamanan umum wajib kepentingan orang tersebut.
mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat wajib melakukan pengobatan dan
perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan bagi penderita gangguan jiwa yang terlantar,
menggelandang, mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu
ketertiban dan/atau keamanan umum.
PROGRAM KESEHATAN MAYSRAKAT
(3) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas pemerataan penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan jiwa dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat.
(4) Tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 1 Polindes (Pos Persalinan Desa)
termasuk pembiayaan pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa untuk masyarakat Polindes adalah salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat
miskin. (UKBM) yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai
kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan
Pasal 150 pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan
(1) Pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan penegakan hukum (visum et repertum
kemampuan Bidan.
psikiatricum) hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa pada fasilitas
pelayanan kesehatan.
(2) Penetapan status kecakapan hukum seseorang yang diduga mengalami gangguan kesehatan 2 Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
jiwa dilakukan oleh tim dokter yang mempunyai keahlian dan kompetensi sesuai dengan Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
standar profesi. dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat desa.
Pasal 151
Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya kesehatan jiwa diatur dengan Peraturan Pemerintah. 3 Puskesmas: Standar Pelayanan minimal, PKM Rawat Inap
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk
8 Peraturan Rekam Medis/Informed Consent mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan
Paragraf Kedua pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan
Perlindungan Pasien nilai (benchmark).
Pasal 56
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami minimal.
informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.
(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
pada: a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam
masyarakat yang lebih luas; b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau c.
gangguan mental berat.
(3) Ketentuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Kesehatan Dasar
Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. 1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
K- 4. antenatal sesuai standar paling sedikit empat
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi sebagaimana
kali, triwulan ketiga umur kehamilan.
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal: a. perintah undang-undang; b.
2. Cakupan komplikasi kebidanan Komplikasi kebidanan pada kehamilan, persalinan, 49 tahun. Angka Cakupan Peserta KB aktif
yang ditangani. nifas. menunjukkan Tingkat pemanfaatan kontrasepsi di
antara para Pasangan Usia Subur (PUS).
3. Cakupan pertolongan Proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I
persalinan oleh tenaga sampai dengan kala IV persalinan. 13. Cakupan Penemuan dan a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate
kesehatan yang memiliki Penanganan Penderita Penyakit. per 100.000 penduduk < 15 tahun
kompetensi kebidanan. b. Penemuan Penderita Pneumonia
Balita
4. Cakupan Pelayanan Nifas pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada c. Penemuan pasien baru TB BTA
6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke Positif
II, dan pada minggu ke VI termasuk persiapan d. Penderita DBD yang ditangani
dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan
14. Cakupan pelayanan Jumlah pasien masyarakat miskin di puskesmas
5. Cakupan Neonatus dengan Bayi berumur 0 – 28 hari, dengan penyakit dan kesehatan dasar pasien pada kurun waktu tertentu.
komplikasi yang ditangani kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, masyarakat miskin
kecacatan, dan kematian

6. Cakupan Kunjungan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
minimal 4 kali yaitu
1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur
15. Cakupan pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjut meliputi rawat inap
3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali
kesehatan rujukan pasien di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga
pada umur 9-11 bulan.
masyarakat miskin
7. Cakupan Desa/ Kelurahan imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11
Universal Child Immunization bulan), Ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat 16. Cakupan Pelayanan Gawat tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki
(UCI) dasar. Darurat level 1 yang harus Dokter
diberikan Umum on site 24 jam dengan.
8. Cakupan pelayanan anak Mencakup Pemantauan pertumbuhan dan General Emergency Life Support.
balita Pemantauan perkembangan setiap anak usia 12- Advance Trauma Life Support.
59 bulan dilaksanakan minimal 2 kali pertahun Advance Cardiac Life Support.
(setiap 6 bulan)

9. Cakupan pemberian makanan Pemberian makanan pendamping ASI pada anak Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB
pendamping ASI pada anak usia usia 6 – 24 Bulan dari keluarga miskin selama 90
6 – 24 bulankeluarga miskin hari. 17. Cakupan Desa/kelurahan Upaya untuk menemukan penderita atau
10. Cakupan balita gizi buruk balita gizi buruk yang ditangani di sarana mengalami KLB yang dilakukan tersangka penderita, penatalaksanaan
mendapat perawatan pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk penyelidikan epidemiologi < 24 jam Penderita, pencegahan peningkatan,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. perluasan dan menghentikan suatu KLB.

11. Cakupan penjaringan pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan


kesehatan siswa SD dan mulut siswa kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
setingkat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama
guru, dokter kecil.
18. desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM
12. Cakupan peserta KB aktif Pasangan suami – Isteri, yang istrinya berusia 15 – Cakupan lainnya berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
Desa Siaga penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance kegiatan puskesmas rawat inap, antara lain meliputi :
Aktif berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), 1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat, antara
penyakit, lingkungan dan lain: Kecelakaan lalu lintas, Persalinan denngan penyulit, dan Penyakit lain yang
mendadak dan gawat
2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita
PUSKESMAS RAWAT INAP dalam rangka diagnostik dengan rata-rata 3-7 hari perawatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan 3. Melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman penderita ke Rumah Sakit.
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan denngan resiko tinggi dan
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu persalinan dengan penyulit
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata 4. Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita ( MOP dan MOW )
lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan untuk Keluarga Berencana.
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes RI, 2002).
Standar ketenagaan  (Depkes RI, 2002):
Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas yang 1. Dokter kedua di Puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di Rumah
diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, sakit selama 6 bulan dalam bidang bedah, obstetri-gynekologi, pediatri dan
baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. Sesuai interne.
Standard Pelayanan Minimal Bidang  Kesehatan di Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2. Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan
2003) bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam.
3. 3 orang perawat / bidan yang diberi tugas bergilir
fungsi pokok, antara lain : 4. 1 orang pekarya kesehatan (SMA atau lebih)

1. Fungsi sesuai dengan tugasnya yaitu pelayanan,pembinaan dan standar sarana prasarana 
pengembangan, dengan penekanan pada fungsi pada kegiatan yang bersifat Ruangan rawat tinggal yang memadai ( nyaman, luas dan terpisah antara anak,
preventif, promotif, dan fungsi rehabilitative wanita dan pria untuk menjaga privacy )
2. Fungsi yang berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan 1. Ruangan operasi dan ruang post operasi
pasien sakit, instalasi oba, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang 2. Ruangan persalinan (dan ruang menyusui + ruang recovery)
lebih berorientasi pada kegiatan yang bersifat kuratif. 3. Kamar perawat jaga
4. Kamar linen dan cuci
kriteria Puskesmas Rawat Inap, sebagai sebuah Pusat Rujukan Antara bagi
penderita gawat darurat sebelum dibawa ke RS, antara lain sebagai nerikut : standar peralatan Medis :
1. Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari Rumah Sakit 1. Peralatan operasi terbatas
2. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor 2. Peralatan obstetri patologis, peralatan vasektomi dan tubektomi
3. Puskesmas dipimpin oleh dokter dan punya tenaga yang memadai 3. Peralatan resusitasi
4. Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang per hari 4. Minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan
5. Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah 3 Pus kesmas di 5. Alat Komunikasi dan Transportasi:
sekitarnya minimal 20.000 jiwa per Puskesmas 6. Telepon atau Radio Komunikasi jarak sedang
6. Pemerintah Daerah “bersedia” menyediakan dana rutin yang memadai. 7. Satu buah ambulance (minimal)
Cakupan rawat inap
cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan
pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah kunjungan
rawat inap baru adalah jumlah kunjungan rawat inap baru yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di Poli Umum, baik dalam dan luar gedung di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dan penyebut adalah jumlah penduduk di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
Sementara untuk mencapai tujuan cakupan layanan, beberapa langkah kegiatan
yang dilakukan antara lain :
1. Pendataan penduduk, sarana kesehatan, dan kunjungan ke sarana kesehatan
2. Peningkatan prasarana dan sarana kesehatan
3. Analisa kebutuhan pelayanan
4. Penyuluhan
5. Pelatihan Sumber Daya manusaia
6. Pencatatan dan pelaporan

4 Posyandu – PJ, kriteria, kegiatan, klasifikasi


Adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.

Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan


dengan penanggung jawab kepala desa.
Tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk: 8. Pertolongan pertama pada kecelakaan
 penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
 Mempercepat penerimaan NKKBS. Prinsip dasar pelayanan Posyandu antara lain ;
1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan- perpaduan antara pelayanan profesional
kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. 2. Adanya kerjasama lintas program yang baik kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, gizi, imunisasai, penanggulangan diare maupun lintas
sektoral seperti: departemen kesehatan, bantuan desa dan badan koordinasi
Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi: keluarga berencana nasional
1. Kesehatan ibu anak, 3. Kelembagaan masyarakat pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos
 Timbang BB ukur PB KMS.  imunisasai, pos kesehatan
 Pemberian MPASI dan Vitamin A.   4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama bayi umur 0-1 tahun, anak balita
 Pemberian PMT untuk anak tidak cukup pertumbuhannya (<200 gr/bln) umur 1-4 tahun, ibu hamil, pasangan usia subur
dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.  5. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan pembangunan
 imunisasi dan pantau tanda-tanda lumpuh layu. kesehatan masyarakat desa dan primary health care .
 Memantau kejadian ISPA dan diare + melakukan rujukan bila perlu. 
2. Keluarga berencana, Pelaksanaan Layanan Posyandu 
3. Imunisasi, Meja I : Pendaftaran   
4. Peningkatan gizi, Meja II : Penimbangan  
5. Penanggulangan diare, Meja III : Pengisian KMS 
6. Sanitasi dasar, Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS 
7. Penyediaan obat esensial; Meja V : Pelayanan kesehatan berupa: 
 Imunisasi
Kegiatan pengembangan/pilihan (Posyandu Terintegrasi) misalnya;  Pemberian vitamin A dosis tinggi.
- Bina Keluarga Balita (BKB);  Pembagian pil KB atau kondom.
- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);  Pengobatan ringan.
- Bina Keluarga Lansia (BKL);  Konsultasi KB.
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
- berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. merupakan meja pelayanan medis. 

kegiatan pada pemeliharaan kesehatan Bumil, Busui, PUS Keberhasilan Posyandu 


1. Pemeriksaan kesehatan umum Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN. 
2. Pemeriksaan kehamilan dan nifas S  : Semua balita di wilayah kerja posyandu. 
3. Pelayanan peningkatan gizi : vitamin dan pil penambah darah K : Semua balita yang memiliki KMS. 
4. Imunisasi tetanus toxoid untuk ibu hamil D : Balita yang ditimbang. 
5. Penyuluhan kesehatan dan keluarga berencana N : Balita yang Berat Badannya naik 
6. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare Keberhasilan Posyandu berdasarkan: 
7. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
1. D Æ Baik/ kurangnya peran serta masyarakat. 4. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter
2. N Æ Berhasil tidaknya program posyandu. Spesialis Obgyn dan spesialis anak.

Klasifikasi Posyandu

6 Gerakan Sayang Ibu – sasaran/target

Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas


perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu
yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam
rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan
sinergis

SASARAN GERAKAN SAYANG IBU


   Langsung              : Caten , PUS,
Ibu hamil, bersalin dan nifas
Ibu meneteki masa perawatan bayi
5 Puskesmas PONED Pria/Suami dan seluruh anggota keluarga
Puskesmas Rawat Inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24   
jam untuk memberikan pelayanan kesehatan dan kasus-kasus kegawatdaruratan Tidak langsung      : Sektor terkait, Institusi kesehatan
obstretrik dan neonatal tingkat dasar.  PONED sebagai terobosan pelayanan Institusi Masyarakat, Tokoh masyarakat dan agama
kesehatan pada ibu. PONED juga dilakukan dalam rangka upaya pencapaian tiga Kaum bapak/pria, Media massa
pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu:  
1. Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih  
2. Setiap komplikasi obstetri mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan STRATEGI GERAKAN SAYANG IBU
terlatih, Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk :
1.      Desentralisasi
3. Setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang 2.      Kemandirian
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran 3.      Keluarga
4.      Kemitraan
Syarat PKM PONED
7 Suami Siaga
1. Pelayanan buka 24 jam  
2. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24 jam   Siap :
1. Secara mental. untuk memberikan dukungan atau semangat kpd
3. Tersedia alat transportasi siap 24 jam   istri.
2. Secara fisik, menjaga dan melindungi istrinya.
3. Secara materil, suami mempersiapkan dana untuk persalinan iliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk
istrinya. untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan,
Antar : kesehatan secara mandiri.
Suami mengantarkan istri ketika ia merasakan adanya tanda – tanda dan
gejala persalinan.
Jaga : Suami menjaga istri ketika menghadapi persalinan 

Untuk menjadi suami yang benar-benar siaga, harus dibekali dengan


pengetahuan tentang beberapa hal berikut. Ciri Desa Siaga
1. Upaya menyelamatkan ibu hamil.
2. Tiga terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan 1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan
mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan dasar ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik
terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan. bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke
3. Empat terlalu, yaitu terlalu muda saat hamil, terlalu tua untuk hamil, puskesmas )
terlalu banyak anak, dan terlalu dekat usia kehamilan 2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
4. Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda
bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta pentingnya pencegahan 3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
dan mengatasi masalah kehamilan secara tepat.
5.  Transportasi siaga dan pentingnya rujukan. 4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat 
Langkah – Langkah Menjadi Suami Siaga
1. Pertama    : Suami menyediakan kebutuhan semua kebutuhan Empat Kriteria.
pangan istri demi pertumbuhan janin, juga mesti rajin mengontrol pola
nmakan istri, menyediakan makanan ekstraberkualitas dan memberikan 1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi
motivasi telah ada forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam
2. Kedua       : suami memerikan kasih sayang dan perhtian, serta bentuk apa saja misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau
berperan dalam turtut menjaga kesehatan kejiwaan istri agar tetap kelompok persekutuan do’a.
stabil, tenag dan bahagia. 2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan
3. Ketiga       : Suami memberikan hak – hak istimewa kepada istri anggota forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat ,
selama hamil, selain posyandu. Demikian juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya
4. Keempat   : suami mengajak istri untuk mendengarkan irama musik sudah oada tahap madya.
klasik, karena suara – suara lembut
5. Kelima      : Sauami ikut terlibat dalam mempersiapkan saat – saat 3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan
kelahiran janin secara aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan
6. Keenam    : suami membantu kesiapan dan kekuatan mental istri biaya berbasis masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh
7. Ketujuh    : Suami ikut hadir saat proses kelahiran masyarakat sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem
jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa
8 Pemberian ASI Ekslusif dimulai dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat
misalnya tabulin.

9 Desa Siaga (Kriteria dan Tahapan


Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah Sasaran Primer Sasaran primer (utama) pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
bersih dan sehat. 
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya
10 Jaminan Persalinan (Jampersal) – sasaran program, kegiatan pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya
petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan
dan media massa

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan
serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya

11 Promosi Kesehatan – 12 Gerakan hidup sehat – Perilaku sehat GERMAS


INDIKATOR
strategi, promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari 1. Keluarga ikut KB
2. Ibu bersalin di FAskes
3. Bayi dapat imunisasi dasar lengkap
(1) pemberdayaan, pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
4. ASI Eksklusif 6bln
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap Bulan
kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu
6. Penderita TB Paru berobat sesuai standard
mempraktikkan PHBS.
7. Penderita HT berobat teratur
(2) bina suasana. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang
8. GGn Jiwa berat tidak ditelantarkan
kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan
9. Tdk ada anggota kel yg merokokAkses air bersih
dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya.
10. Gunakan jamban sehat
(3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat
11. Jadi anggota JKN
pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat
7 Kegiatan Germas
mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.
1. Aktivitas Fisik
4. kemitraan.
2. Konsumsi Buah dan Sayur
a)    Equity (Persamaan) 3. Periksa Kesehatan Rutin
b)   Transparancy (Keterbukaan) 4. Membersihkan Lingkungan
c)    Mutual Benefit ( Saling menguntungkan ) 5. Jaga Jamban sehat
Tujuh (7) landasan, yaitu : saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi
(kaitan dengan struktur); saling memahami kemampuan masing-masing 6. Tidak Merokok
(kapasitas unit/organisasi); saling menghubungi secara proaktif (linkage); saling
mendekati, bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan (empati, 7. Tidak Konsumsi Alkohol
proximity); saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu
(opennes); saling mendorong/mendukung kegiatan (synergy); dan saling
CERDIK
menghargai kenyataan masing-masing (reward).
sasaran primer n sekunder - Cek Kesehatan Berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin Olga 3. Konvergensi
- Diet sehat kalori seimbang 4. Akses pangan bergizi
- Istirahat cukup 5. Monitoring dan evaluasi
- Kelola Stres Pencegahan :
PATUH 1. Pemenuhan gizi Bumil
- Pantau Kesehatan rutin & ikuti anjuran dr. 2. Berikan ASI dan MPASI
- Atasi Peny. Dgn pengobatan yg tepat 3. Akses air bersih dan fasilitas sanitasi
- Tetap diet sehat & gizi seimbang 4. Pemantauan Pertumbuhan balita di Posyandu
- Upaya aktiv fisik yg aman
- Hindari rokok, alcohol & zat karsinogenik Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan masalah gizi antara lain:
a. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil
b. Promosi ASI Eksklusif
c. Promosi Makanan Pendamping-ASI
d. Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium
e. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah
GENTAS Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Obesitas 15% pd 2019) f. Suplemen gizi mikro (Taburia)
1. Atur Pola Makan g. Suplemen gizi makro (PMT)
o Gunakan piring model T Syr +buah h. Kelas Ibu Hamil
o Sayur 2x kh i. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku
o P=kh KH Prot j. Pemberian obat cacing
o Sy + B = KH + P k. Tata Laksana Gizi Kurang/ Buruk
o Minyak 3-4 sdt l. Suplementasi vitamin A
2. Aktif Bergerak m. Jaminan Kesehatan Nasional
o Aktifitas Fisik
BENAHI GIZI itu merupakan singkatan dari :
 Ringan
B Berikan Tablet Tambah Darah pada ibu hamil dan remaja puteri
 Sedang
E Edukasi gizi keluarga melalui pemberdayaan kearifan lokal
 Berat
N Nutrisi ibu hamil dan balita kurus
o Latihan Fisik (Baik, Benar, Terukur, teratur)
A Akses air bersih sanitasi lingkungan yang tersedia dan memenuhi syarat kesehatan
 Frek. 3-5x/minggu  5-7x
H Hidup sehat dimulai dari diri sendiri
 Intensitas sedang (HR 50-70% DNM) , (DNM = 220-U)
I Intervensi gizi pada ibu hamil KEK
 TalkTest
G Gerakan masyarakat hidup sehat pada setiap siklus kehidupan
 Tipe : sepeda, renang, aerobic
I Intervensi makanan pada balita gizi kurang dan gizi buruk
 Time (30-60mnt/x  150mnt/mggu)
Z Zink diberikan pada balita
3. Nikmati Harimu
I Ingat fokus perhatian 1000 hari pertama kehidupan melalui pendekatan keluarga

13 Posbindu PTM (DM, Ca., PJPD, PPOK, kecelakaan, kekerasan


PROGRAM PENANGGULANGAN STUNTING
Adalah :: upaya kesehatan berbasis masyarakat bersifar promotif dan prefentif, dlm
5 Pilar Pencegahan Stunting:
deteksi dini & pemantauan factor resiko PTM scr terpadu, rutin dan periodic.
1. Komitmen
Kegiatan POkok Posbindu ::
2. Kampanye konsolidasi dan edukasi semuapihak
12. Penggalian informasi factor resiko (wawancara)
13. BB, TB, IMT, Linkgar Perut, analisa lemak, TD (1x/bln)
14. Pem.Fungsi Paru (1x/thn yg sehat, 1x/3bln yg resti) 2 Penyebab Gizi Buruk
15. GDS
16. Cholest total & Trigliserid 1. penyebab langsung : asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi.
17. IVA
2. penyebab tidak langsung, : tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan
18. Kadar Alkohol/ Amfetamin
sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai.
19. Konseling Penyuluhan
20. Olahraga bersama 3. Penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi,
21. Rujuk ke Faskes I atau Faskes Rujukan politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketersediaan pangan,
pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai,
yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.

GIZI DAN PANGAN


1 Gizi Buruk (kwasiorkor, busung lapar, marasmus)

Gizi buruk ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antopometri.
Anak didiagnosis gizi buruk jika:
a. BB/TB <-3 SD atau <70 % dari median (marasmus) 
b. Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor BB/TB >-3SD atau
marasmik-kwashiokor BB/TB <-3SD)
Apabila BB/TB tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak tampak sangat kurus
(visible severe wasting) dan tidak terdapat lemak atau masa otot padakedua bahu, lengan,
bokong dan paha (baggy pants)

1. Marasmus : 1). Badan nampak sangat kurus; 2). Wajah seperti orang tua; 3).
Cengeng dan atau rewel; 4). Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis sedikit
sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/
”baggy pants”); 5). Perut cekung; 6). Iga gambang; 7). Sering disertai penyakit
infeksi (umumnya kronis) dan diare

2. Kwashiorkor : 1). Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki;
2). Wajah membulat (moon face) dan sembab; 3). Pandangan mata sayu; 4). Rambut
tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan
mudah rontok; 5). Perubahan status mental, apatis, dan rewel; 6). Pembesaran hati;
7). Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau
duduk; 8). Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis); 9).
Sering disertai penyakit infeksi (akut), anemia dan diare.

3. Marasmus Kwashiorkor: Merupakan gabungan dari beberapa gejala klinis


marasmus dan kwashiorkor.
3 Indeks Massa Tubuh (IMT) Body Mass Index (BMI)

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung
dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)


IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0


Jika seseorang termasuk kategori : 18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavor enhancer);
1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan 20. Peningkat volume(Bulking agent);
tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat. 21. Penstabil (Stabilizer);
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat 22. Peretensi warna (Color retention agent);
badan tingkat ringan atau KEK ringan. 23. Perisa (Flavouring);
3. IMT 18,5 – 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal. 24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
4. IMT 25,1 – 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan 25. Pewarna (Color);
berat badan tingkat ringan. 26. Propelan (Propellant);
5. IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan
27. Sekuestran (Sequestrant)
berat badan tingkat berat

Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya di bawah ambang  batas yang


4 Bahan additif makanan, 5 Bahan additif yang dilarang: Jenis dan Tujuan, sudah ditentukan.
efek terhadap kesehatan manusia (Pemanis, Pewarna, Pengawet)
Bahan tambahan pangan terdiri dari 2 jenis, yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe) dan
ADI (Acceptable Daily Intake/ batas penggunaan harian). GRAS bersifat aman dan tidak toksik,
PERMENKES RI No. 1168/MENKES/PER/X/1999 adalah bahan yang misalnya adalah glukosa.
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan bukan
ANTIOKSIDAN
merupakan ingredient khas makanan;  mempuyai atau tidak mempunyai nilai
gizi; dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud  Fungsi : mengurangi bau tengik akibat adanya minyak atau lemak dalam makanan,
teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, misalnya : dalam komposisi roti
penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau  Antioksidan adalah senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau
pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan menghambat reaksi oksidasi pada makanan maupun obat di mana senyawa-senyawa
(langsung atau tidak langsung) suatu komponan yang mempengaruhi sifat tsb mudah teroksidasi shg sel-sel lain terhindar dari radikal bebas.
khas makanan.
 misalnya adalah BHT (Butil Hidroksi Toluen) dan BHA (Butil Hidroksi Anisol).
Bedasarkan Peraturan menteri Kesehatan No 33 Tahun 2012 pasal 3 bahan 1. Melalui penangkapan radikal bebas (free radical scavenging). (antioksidan
tambahan pangan digolongkan menjadi 27 golongan, yaitu : primer).:: vitamin E (a-tokoferol) dan flavonoid
2. Tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas.  (antioksidan sekunder yang
1. Antibuih (Antifoaming agent); mekanisme pengikatannya melalui pengikatan logam, menangkap oksigen;  mengubah
2. Antikempal (Anticaking agent); hidroperoksida menjadi spesies non radikal, menyerap sinar ultraviolet dan
3. Antioksidan (Antioxidant); mendeaktivasi oksigen singlet.
4. Bahan pengarbonasi (Carbonating agent);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas); BAHAN PENGAWET
7. Humektan (Humectant);
8. Pelapis (Glazing agent);  adalah senyawa yang mampu menghambat dan menghentikan proses fermentasi,
9. Pemanis (Sweetener); pengasam atau bentuk kerusakan lainnya atau bahan yang dapat memberikan
10. Pembawa (Carrier); perlindungan pangan dari pembusukan.
11. Pembentuk gel (Gelling agent);  Fungsi :: memperpanjang umur simpan bahan pangan.
12. Pembuih (Foaming agent);  Pengawet alami bisa dari gula, garam , pengasapan.
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
 Bahan pengawet sintesis seperti Asam benzoate dan esternya (paraben) akan
14. Pengawet (Preservative);
mengalami metabolisme dalam tubuh menjadi asam hipurat. Penderita asma dan
15. Pengembang (Raising agent);
16. Pengemulsi (Emulsifier); urtikaria sensitive terhadap bahan ini. Asam benzoate dalam jumlah besar juga dapat
17. Pengental (Thickener); mengiritasi lambung. Metabolisme ini dikatalisis oleh synthetase dan enzim
acytransferase. Kemungkinan penyebab alergi karena adanya gugus nitrogen yang  Bahan pemanis sintetis aman digunakan apabila masih dalam batas ADI (Acceptable
berasal dari asam amino (allergen) oleh tubuh. Daily Intake / batas penggunaan harian).
 bahan pengawet yang tidak diperbolehkan misalnya boraks dan formalin.  berapa  pemanis yang tidak boleh digunakan pada kondisi tertentu, misalnya 
aspartam  dianjurkan tidak digunakan untuk ibu hamil dan pasien penderita 
 Formalin :: 37% formaldehid dalam air. Formaldehid ada dalam 2 bentuk yaitu cair fenilketonuria (penyakit keturunan yang tidak bisa melakukan metabolisme
dan gas. Biasanya formalin ditambah metanol hingga 15% sebagai pengawet untuk fenilalanin).
membatasi polimerisasinya. Efek Karsinogen diperoleh dari formaldehid bentuk gas.  Aspartam didalam tubuh akan dimetabolisme yang salah satunya menjadi
Makanan yang mengandung formalin ,ciri-ciri : fenilalanin. Apabila tidak bisa didegradasi maka akan terjadi penumpukan asam
 Tidak dihinggapi lalat fenilpiruvat (dibentuk dari fenilalanin) di otak keterbelakangan mental.
 Teksturnya kenyal
 Jika makanan diberikan ke kucing, tidak dimakan BAHAN PEWARNA
 Tahan lebih lama  Zat pewarna alami  :: klorofil, beta karoten, anthosian, caramel, Xanthon,
Karotenoid, Heme, flavonoid, dan lain-lain. Namun, pewarna alami berwarna pucat dan
 Formalin dapat diidentifikasi menggunakan reagen fehling (seperti pada
mudah rusak oleh panas, pH  dan  oksidasi.
praktikum). Jika positif, maka akan berwarna merah bata.
 Bahaya formalin jika terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Jika
 pewarna sintesis:: biru berlian, eritrosin, tartrazine, riboflavin, dan lain-lain.
Pewarna sintesis kebanyakan dalam bentuk garam (larut dalam air).
mengenai kulit dapat menyebabkan luka bakar, reaksi alergi, Jika tertelan dapat
menyebabkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit menelan, mual  yang disalahgunakan dalam bahan pangan misalnya: Rhodamin B, Methanil yellow,
dan muntah, sakit kepala, kejang hingga koma. Dapat pula merusak hati, jantung, otak, Malachite Green. Zat warna ini digunkan dalam tekstil dan kulit.
ginjal, syaraf. Konsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker. Jika tertelan  Bahaya rodamin : iritasi mata, sal. Nafas, kulit, keracunan, Gangguan konsentrasi,
formalin sebanyak 30 ml ( 3 sendok makan ) menyebabkan kematian. Gangguan tidur, Gangguan emosi, Hiperaktif, Iritasi saluran pencernaan, Memperparah
Autisme, Tekanan darah rendah, Gangguan fungsi hati, Gangguan kandung kemih,
 Boraks berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan Kanker hati
normal. Nama kimia :: natrium tetraborat Na 2B4O7.10(H2O). Salah satu turunan ::  Metanil yellow bersifat iritan sehingga jika tertelan dapat menyebabkan iritasi
adalah bleng. (untuk membuat karak dan gendar). saluran cerna. Selain itu, senyawa ini dapat pula menyebabkan mual, muntah, sakit
 Pemerintah telah memperbolehkan yaitu hanya 1 gram per 1 kilogram pangan. perut, diare, demam, lemah, dan hipotensi.
Boraks menjadi toksik karena kadang dicampur dengan soda api (NaOH) yang bersifat  
iritasi. 7 Mikromineral – suplemen utk ibu hamil – asam folat berguna utk
 Bahaya boraks:Demam, Muntah, Mual. Mata merah, Batuk, Sakit tenggorokan,
Sakit kepala, Diare, Sesak napas, Perdarahan dari hidung

BAHAN PEMANIS 8 Suplementasi vitamin pada tepung terigu


 Ragam pemanis alami yaitu sukrosa, laktosa, maltose, galaktosa, D-glukosa, D-
fruktosa, sorbitol, manitol, gliserol, dan glisina. NO. 962/MENKES/SK/VII/2003
 pemanis alami yaitu: tebu, jagung, buah beet (Beta vulgaris), daun stevia, kulit Tanggal 7 Juli 2003
jeruk bali (kulit jeruk memang rasanya pahit namun apabila diberi perlakuan khusus  Tentang FORTIFIKASI TEPUNG TERIGU
Setiap tepung terigu yang diproduksi, di impor atau diedarkan di Indonesia harus
akan menghasilkan rasa manis akibat adanya glikosida Naringin), dll.
mengandung fortifikan yang meliputi:
 pemanis sintesis jauh lebih manis & lebih murah dibandinkan pemanis alami.  
 Kemungkinan  rasa  gatal tenggotokan disebabkan atom sulfur. Selain itu, dapat a. zat besi 60 ppm
menimbulkan rasa pahit. b. Seng 30 ppm
c. vitamin B1 (thlamine) 2,5 ppm – Obat tradisional – Narkotika
d. vitamin B2 (riboflavin) 4 ppm – Alat kesehatan – Minuman keras
e. asam folat 2 ppm
Sistem Pengawasan Makanan Oleh BPOM-RI
9 Fortifikasi makanan  Pemberian Nomer Registrasi BPOM-RI
– Makanan/Minuman : MD (dalam), ML (import) 12 digits
Fortifikasi pangan adalah penambahan satan atan lebih zat gizi (nutrien) ke pangan.
– Obat-obatan : D (dalam), DL (obat import)
Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang
ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi.  – Kosmetika : CD (dalam), CL (kosmetik import)
– Alat kesehatan : KD (dalam), KL (alat import)
Pengawasan oleh BPPOM – Obat tradisional : TR
 Melakukan uji laboratorium sampel makanan
Badan POM RI berwenang melakukan pengawasan obat dan makanan secara full spectrum, – Uji kandungan (komposisi) gizi
mulai dari penilaian sebelum suatu produk diijinkan beredar meliputi   evaluasi terhadap – Uji fisika kimia
keamanan, manfaat, dan mutu produk obat dan makanan, pengawasan setelah produk – Uji mikrobiologi
diijinkan beredar, penindakan, dan pemberdayaan masyarakat. – Uji bahan berbahaya dan beracun

Fungsi Badan POM berfungsi antara lain: Pengawasan Makanan Secara Nasional
1. Pengaturan, regulasi, dan standardisasi  Sampel makanan/minuman diambil secara acak dari pabrik atau dibeli di pasar bebas tanpa
2. Lisensi dan sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan Cara-cara Produksi yang Baik setahu pabrik (harus ada alokasi dana)
3. Evaluasi produk sebelum diizinkan beredar  Dilakukan uji laboratorium di Balai POM di masing-masing regional, kalau perlu dilakukan
4. Post marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan rujukan untuk konfirmasi ke BPOM-RI di Jakarta
sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum. Sistem Pengawasan Makanan Tidak Berlabel Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
5. Pre-audit dan pasca-audit iklan dan promosi produk  Pemberian penyuluhan bagaimana mengolah makanan yang higienis sehingga layak untuk
6. Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan; dijual dan dikonsumsi masyarakat stl itu beri nomer registrasi SPIRT …./…./…..(no urut/kode
7. Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik. prop-kab/tahun)
 Pemasangan plakard higiene sanitasi (Placard of Hygiene and Sanitation) pada Rumah
Prinsip Pengawasan Makanan (Rumus 3-E) Makan dan Restaurant : Grade A (very good), B (good), C (fair) yang berlaku 12 bulan
 Engineering : Perundangan, Peraturan
 Education : Pemberian informasi, Penyuluhan dan Pendidikan Peraturan Perundangan tentang Makanan
 Enforcement : Teguran 1, 2, 3., Peringatan keras, Tutup sementara, Cabut ijin Pokok-Pokok Yang Dimuat :
operasi/produksi, Perdata/Pidana  Hal-hal yang dilarang dan sanksi thd pelanggaran
 Hal-hal yang bersifat membina produsen agar memproduksi makanan yang memenuhi
Sistem Pengawasan Makanan Oleh Pemerintah Indonesia persyaratan
 Ijin produksi diberikan dari Departeman Perindustrian, Ditjen Aneka Industri  Indonesia saat ini sudah mempunyai Undang-Undang No. 7 Tahun 2003 tentang Pangan,
 Pengawasan thd proses produksi di lakukan oleh siapa ? dan peraturan pokok dalam pengawasan makanan adalah Permenkes RI No.
 Hasil produksi makanan berlabel diawasi oleh BPOM-RI, sedangkan makanan tidak berlabel 329/Menkes/Per/VII/76 tentang Produksi dan Peredaran Makanan (perlu diperbaharui
oleh Dinas Kesehatan Kab/kota dengan mengacu UU No.7 Th. 2003)

Pengawasan Penuh oleh BPOM-RI KEMENKES RI


 Ijin produksi, Pengawasan proses produksi, dan hasil produksi industri berikut ini 1 Visi Misi Kemenkes RI dan Nilai2
sepenuhnya wewenang BPOM-RI :
– Obat – Kosmetika Visi : Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
Misi
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani.
 Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. 4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
 Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
 Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

“Nilai-Nilai”
 Pro Rakyat
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk
rakyat.  Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap
orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan,
agama dan status sosial ekonomi.
 Inklusif
melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya
dilaksanakan oleh Kemenkes saja. Seluruh komponen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi
masyarakat, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
 Responsif
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi 5 Landasan, Arah dan Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional
permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi
geografis. Landasan Pembangunan Kesehatan
 Efektif
harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan
bersifat efisien.
 Bersih
 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran


dan aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir atau bertindak:
2 Strategi Program
1. Perikemanusiaan
2. Adil dan merata
3. Pemberdayaan dan kemandirian.
4. Pengutamaan dan manfaat
Arah Pembangunan Kesehatan
1.      Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional
2.      harus diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan
khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di
perkotaan mapun di pedesaan
3.      diselenggarakan dengan strategi pembangunan profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Adapun
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dengan memperhatikan berbagai tantangan yang ada. tujuan utama dari pembangunan kesehatan yaitu :
4.      melalui program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, YanKes 1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
dan didukung oleh sistem pengamatan, Informasi dan manajemen yang handal. kesehatan.
5.      Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus dilanjutkan 2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan
6.      Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga memiliki semangat 3. Peningkatan status gizi masyarakat.
pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat 4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
memegang teguh etika profesi. 5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera
7.      Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan
pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan NAWACITA
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan sampai lanjut usia.
8.      Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam
bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
9.      Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi seluruh
tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja.
10.   Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
11.  Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
12.  Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak terlantar,
serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
13.  Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka
kematian, peningkatan kualitas program keluarga berencana.
14.  Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-obatan
6 MDGs (Millenium Development Goal) 8 butir Tujuan dan 12 butir Target
terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar dan Sasaran MDGs (hapalin)
pemakai

C.   Tujuan Pembangunan Kesehatan


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
SJSN – SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
1 Dasar Hukum SJSN UU No 40 tahun 2004

UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program jaminan


sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri)

BAB III ASAS, TUJUAN, DAN PRINSIP PENYELENGGARAAN

Pasal 2 Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas
manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasal 3 Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.

Pasal 4 Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip : a.


kegotong-royongan; b. nirlaba; c. keterbukaan; d. kehati-hatian; e. akuntabilitas; f. portabilitas;
g. kepesertaan bersifat wajib; h. dan amanat , dan i. hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.
BAB III BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL

Pasal 5 1. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial harus dibentuk dengan Undang-Undang.


FARMASI DAN OBAT-OBATAN
1 Obat herbal terstandar
2. Sejak berlakunya Undang-Undang ini, badan penyelenggara jaminan sosial yang ada
dinyatakan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menurut UndangUndang ini.
Jamu adalah bahan obat alam yang sediannya  masih berupa simplesia sederhana,
seperti irisan rimpang, akar, kulit dan daun kering. Bisa dikatakan sebagai jamu bila
3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a.
telah digunakan oleh lebih dari tiga generasi.
Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK); b. Perusahaan
Perseroan (Persero) Dana tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN); c. Perusahaan
Herbal atau Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang telah teruji
Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI); dan
berkhasiat secara pra-klinis (terhadap hewan percobaan), lolos uji toksisitas akut
d. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES);
maupun kronis, terdiri dari bahan yang terstandar (Seperti ekstrak yang memenuhi
parameter mutu), serta dibuat dengan cara higienis.

3 PT Askes, PT Jamsostek Ketentuan Obat Herbal Terstandar


(1) harus mencantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”
(2) Logo berupa “JARI – JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM
LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah
/pembungkus /brosur
(3) Logo (jari – jari daun dalam lingkaran) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo
(4) Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras
dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”
BPJS
Kriteria Obat Herbal Terstandar
• Aman
• Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
• Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
• Telah dilakukan standardisasi terhadap bahanbakuyang digunakan dalam produk
jadi.

Iklan

fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-klinis
(pada hewan percobaan) dan uji klinis (pada manusia), serta terbukti aman melalui uji
toksisitas, bahan baku terstandar, serta diproduksi secara higienis, bermutu, sesuai
dengan standar yang ditetapkan
Obat Tradisional. Kepala Badan melaporkan pemberian izin edar sebagaimana
dimaksud, kepada Menteri setiap 1 (satu) tahun sekali

3 Khasiat tanaman herbal/tradisional kumis kucing, belimbing wuluh, dll


Daun kumis kucing terkenal ampuh untuk mengobati kencing batu dan melancarkan
saluran kemih. Selain itu, tanaman ini juga berkhasiat untuk mengobati rematik,
asam urat, batuk, diabetes, hingga hipertensi.

lidah buaya terkenal bermanfaat untuk kecantikan rambut dan kulit, misalnya saja
menghitamkan rambut, menghilangkan jerawat, hingga mengurangi bekas luka.
Dagingnya bermanfaat untuk kesehatan tubuh seperti meredakan batuk, radang
tenggorokan, sembelit, atau diabetes.

belimbing wuluh berkhasiat untuk mengobati gusi berdarah, rematik, godongan,


sariawan, pegel linu, hingga sakit gigi.

2 Izin edar obat tradisional Temulawak mengobati gangguan ginjal, menjaga kesehatan hati, dan menguatkan
jantung.
Izin edar adalah bentuk persetujuan registrasi obat tradisional untuk dapat diedarkan
Cincau : meredakan panas dalam, mengobati demam, hingga meredakan radang
diwilayah Indonesia. Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat
lambung.
tradisional untuk mendapatkan izin edar.

Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dandapat diperpanjang selama memenuhi


persyaratan.Obat tradisional yang dapat diberikan izin edar harus memenuhi kriteria
sebagai berikut: 4 Lokasi pemberian obat
a.Menggunakan bahan yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu  5 Golongan obat misal antipiretik, analgesik, antibiotik
b.Dibuat dengan menerapkan CPOTB 6 Obat Berbahaya, Psikotropika dan Narkotika
c.Memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia atau persyaratan lain yang
diakui Menurut UU No.22 Tahun 1997, Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal
d.Berkhasiat yang dibuktikan secara empiris, turun temurun, dan/ atau secara ilmiah dari tumbuhan atau bukan tumbuhan baik sintetis ataupun semi sintetis yang bisa
e.Penandaan berisi informasi yang objektif, lengkap, dan tidak menyesatkanTata
menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan bisa menimbulkan ketergantungan.
Cara Registrasi
Narkotika dibagi menjadi tiga golongan, antara lain:
1.Permohonan registrasi diajukan kepada Kepala Badan
2.Ketentuan mengenai tata laksana registrasi ditetapkan dengan Peraturan  Narkotika Golongan I: paling berbahaya. daya adiktifnya paling tinggi. u/
KepalaBadan penelitian & pengetahuan. Ex : Heroin, ganja, kokain, morfin, dan opium.
3.Dokumen registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan terbatas  Narkotika Golongan II: daya adiktif kuat, untuk pengobatan dan penelitian.
hanyauntuk keperluan evaluasi oleh yang berwenang Contohnya adalah: Benzetidin, petidin dan betametadol
 Narkotika Golongan III: daya adiktif yang ringan, untuk pengobatan dan
Pemberian Izin EdarKepala Badan memberikan persetujuan berupa izin edar atau penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.
penolakan registrasi berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Tim Pengertian Psikotropika
Penilai Keamanan, Khasiat/ Manfaat, danMutu, dan/ atau Komite Nasional Penilai
Psikotropika adalah zat atau obat, alamiah ataupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif dengan pengaruh selektif pada susunan sarat pusat yang
mengakibatkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
 Psikotropika Golongan I: daya adiktif yang paling kuat, belum diketahui
manfaat untuk mengobati dan sedang diteliti manfaatnya. Contohnya: LSD,
MDMA, STP, dan Ekstasi.
 Psikotropika Golongan II: daya adiktif kuat dan untuk pengobatan serta
penelitian. Contohnya adalah: Metamfetamin, amfetamin, dan mekualon.
 Psikotropika Golongan III: daya adiktif sedang dan juga bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Ex:Lumiball, Fleenitrazepam, dan buprenorsina
 Psikotropika Golongan IV: daya adiktif ringan dan untuk pengobatan dan
penelitian. ex: Nitrazepam (BK, modadon, dumolid) dan diazepam.
Bahan Adiktif yakni zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
memiliki pengaruh terhadap kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan,
seperti:
 Rokok
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang ada kandungan enthyl etanol,
inhalen atau sniffing (bahan pelarut) dalam bentuk zat organik (karbon) ,
atau obat anastesik apabila aromanya dihisap akan memabukkan dan
menimbulkan ketagihan
 Thinner dan zat lainnya, penghapus cair seperti lem kayu, dan aseton, cat, VAKSIN DAN IMUNISASI
bensin yang apabila dihirup akan membuat mabuk 
1 Imunisasi dan Vaksinasi: Jenis dan manfaat imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas


7 Vitamin – unsur2 vitamin tubuh seseorang atau meningkatkan kekebalan tubuh seseorang dengan cara
memasukkan virus, bakteri, atau zat asing lain yang telah dilemahkan, dibunuh,
13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan atau bagian-bagian dari bakteri atau virus tersebut telah dimodifikasi.
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, vaksinasi adalah ‘alat’ yang diberikan untuk merangsang sistem kekebalan
dan folat)
tubuh supaya kebal dari penyakit.

imunisasi yang telah diwajibkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut :

1. Vaksin BCG
Vaksin BCG dapat diberikan pada anak-anak sejak ia lahir. BCG (Bacillus Calmette Guerin)
adalah vaksin untuk memberikan kesempatan pada tubuh agar dapat membentuk antibody
terhadap bakteri Tuberculosis yang dapat menjadi penyakit TB.

Apabila vaksin BCG ingin diberikan pada anak-anak di atas usia 3 bulan, maka terlebih dahulu
dianjurkan untuk melakukan tes/uji tuberculin (uji untuk melihat reaksi alergi). Vaksin boleh
diberikan jika hasil uji tuberculin negative.
3. Hepatitis A
2. Hepatitis B Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis A yang juga menyerang organ hati
Imunisasi Hepatitis B pertama sekali diberikan sejak bayi baru lahir sampai usia 12 jam manusia. Vaksin ini diberikan pada usia di atas 2 tahun, dan dilakukan pengulangan sebanyak
setelah lahir. Kemudian baru dilanjutkan pada saat usia bayi berumur 1 bulan, dan dilajutkan sekali dengan jarak antara pemberian vaksin pertama dan kedua antara 6-12 bulan.
lagi pada usia 6-12 bulan. Imunisasi jenis ini diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B
yang dapat menyerang organ hati. Jarak antara pemberian 2 imunisasi dianjurkan 4 minggu. 4. PCV (Pneumokokus)
Vaksin PCV diberikan pada saat anak berusia di bawah 1 tahun. Namun, apabila anak
3. Polio tersebut belum mendapatkannya sampai di atas usia 1 tahun, maka vaksin diberikan
Imunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit Poliomyelitis yang dapat menyebabkan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 2 bulan. Pada usia 2 sampai5 tahun diberikan vaksin
kelumpuhan otot-otot tubuh. Vaksin ini diberikan pertam asekali sejak bayi lahir, kemudian PCV satu kali.
dilanjutkan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini kemudian diulang
kembali pada usia 18 bulan dan 5 tahun 5. Influenza
Vaksin ini untuk mencegah penyakit influenza yang diberikan saat usia anak di bawah 8
4. Difteri, Tetanus, dan Pertusis (DTP) tahun. Dianjurkan untuk dilakukan pemberian sebanyak 2 dosis dengan jarak pemberian
Vaksin jenis ini adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit tetanus, difteri, dan juga sekitar 4 minggu.
pertusis (batuk rejan). Ketiga penyakit ini sangat mudah untuk menyerang bayi dan anak-
anak. Vaksin DTP diberikan pertama sekali pada anak usia dibawah 6 minggu. Vaksin ini dapat 6. Tifoid
diberikan secara bersamaan dnegan vaksin hepatitis B. pemberian ulangan vaksin DTP Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit demam tifoid (tipus). Vaksin jenis ini
dilakukan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Pada usia 12 tahun, anak juga dapat melakukan dianjurkan diberikan saat anak berusia di atas 2 tahun dengan pengulangan setiap 3 tahun.
vaksin melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Imunisasi dibagi ::
5. Campak 1. Imunisasi Aktif
Vaksin campak diberikan pada saat anak berusia 9 bulan. Lalu dilanjutkan pada saat anak Imunisasi aktif adalah jenis imunisasi yang dilakukan melalui pemberian zat bakteri, virus
berusia 6 tahun pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Vaksin ini diberikan atau zat lainnya sebagai antigen untuk merangsang proses infeksi buatan pada tubuh
untuk mencegah penyakit campak (measless) yang walaupun hanya menulari seseorang seseorang, hingga kahirnya tubuh dapat memproduksi sel antobodi dan sel T memori, agar
selama satu kali seumur hidup, akan tetapi dampaknya sangat berbahaya, dan dapat pada saat zat tersebut terpajan untuk kali kedua dan seterusnya, tubuh dapat langsung
menimbulkan kematian. Pada anak yang imunitasnya snagat baik, bisa tidak tertular penyakit menyerangnya dengan antibody yang telah terbentuk.
campak seumur hidupnya.
Kelemahan dari imunisasi jenis aktif ini adlaah tubuh memerlukan waktu untuk membentuk
Untuk imunisasi yang direkomdesikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan belum antibody kuat untuk melawan bakteri atau virus yang menginfeksi tubuh. Sedangkan
mendapat pembiayaan dari pemerintah (tidak wajib), adalah sebagai berikut : kelebihannya adalah antibody yang telah terbentuk dapat bertahan lama, atau bahkan dapat
1. MMR (Measless, Mumps, Rubella) bertahan seumur hidup.
Imunisasi MMR diberikan pertama sekali pada saat anak berusia 9 bulan. Namun apabila
anak tersebut belum mendapatkannya di usia tersebut, boleh dilakukan pada usia 12 bulan. 2. Imunisasi Pasif
Pengulangan imunisasi MMR dilakukan pada usia  6 tahun Imunisasi pasif ini dapat diberikan dengan cara memberiakn zat yang diambil dari suatu
proses infeksi yang menjangkiti plasma manusia atau binatang. Kekebalan pasif terjadi
2. HiB apabila seseorang telah mendapatkan imunitas dari luar tubuhnya. Jadi, tubuh sendiri tidak
Vaksin HiB (Haemophilus Influenza Tipe B) diberikan untuk mencegah penyakit radang membentuk sistem kekebalan tubuhnya sendiri.
selaput otak (meningitis). Vaksin HiB dapat diberikan pada anak mulai dari usia 2 bulan. Jarak
pemberian imunisasi selanjutnya adalah 2 bulan. Vaksin HiB dapat diberikan tunggal atau Kelebihan dari imunisasi jenis ini adalah tidak memerlukan waktu untuk pembentukan
dapat juga dikombinasikan dengan vaksin lainnya antibody sehingga dapat langsung dipergunakan. Sedangkan kekurangannya adalah tidak
dapat berlangsung lama, mungkin hanya bertahan dalam waktu beberpa minggu hingga
beberapa bulan saja.
Fungsi dan manfaat imunisasi pada seseorang adalah untuk membentuk sistem
kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit tertentu.
sedangkan tujuannya adalah :
1. Memberikan kekebalan pada tubuh bayi untuk mencegah penyakit
seperti Difteri, Tetanus, Measless, Hepatitis A dan B, Tetanus, TB, dan lain-
lain.
2. Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat
membahyakan lingkungan sekitarnya
3. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dari penyakit-penyakit
tertentu
4. Menurunkan angka kematian (mortalitas) dari penyakit-penyakit tertentu

2 Pekan Imunisasi Nasional = agustus - september


3 Imunisasi dasar pada bayi/anak

4 Suhu penyimpanan vaksin

5 Jenis-jenis penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi


2) Akseptor KB lama
Akseptor KB lama adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang melakukan kunjungan ulang
termasuk pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau
BKKBN – KELUARGA BERENCANA ganti ke cara atau alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik menggunakan cara
VISI yang sama atau cara (alat) yang berbeda.
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas 3) Akseptor KB aktif
MISI Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada saat ini masih
 Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan. menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi.
 Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
 Memfasilitasi Pembangunan Keluarga. 4) Akseptor KB aktif kembali
 Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, KB dan Perserta KB aktif kembali adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah berhenti
Pembangunan Keluarga. menggunakan selam tiga blan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan
 Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten. kembali menggunakan alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti
Tiga Nilai Revolusi Mental cara setelah berhenti atau istirahat paling kurang tiga bulan berturut-turut dan bukan
karena hamil. 
 Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab, dan tidak munafik)
 Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis, inovatif, dan produktif)
5 Jenis2 alat kontrasepsi
 Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi kemaslahatan
Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB Di Indonesia
umum)
1.    Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus
2 Tujuan Program KB Nasional Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal
1.      Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida.
penduduk Indonesia. 2.    Metode Kontrasepsi Hormonal
2.      Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan
meningkatkan kesejahteraan keluarga. kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
3.    Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
3 Target / Sasaran Program KB AKDR mengandung hormon (sintetik progesteron) dan tidak mengandung hormon.
 Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk 4.    Metode Kontrasepsi Mantap
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi berkelanjutan. MOW (tubektomi)  memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
 sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan MOP (Vasektomi) :: memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan
terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera. sperma tidak diejakulasikan. 
5.    Metode Kontrasepsi Darurat
4 Jenis2 Akseptor KB dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.
Akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti dan melaksanakan program KB.
Jenis Kondisi Penyimpanan Masa Kedaluwarsa
1) Akseptor KB baru Kontrasepsi
Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pertama kali menggunakan 1. Pil Simpan di tempat kering, dan jauhkan dari sinar matahari 5 tahun
kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau langsung
kelahiran. 2. Kondom Simpan di tempat kering, yaitu suhu > 40°C dan jauhkan dari 3-5 tahun
sinar matahari langsung, bahan kimia, dan bahan yang mudah
rusak
3. AKDR Lindungi dari kelembabab, sinar matahari langsung, suhu 15- 7 tahun
30°C 2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
4. Spermisida Simpan pada ruang bersuhu 15-30°C, jauhkan dari 3-5 tahun bekerja/sekolah dan bepergian.
temperatur tinggi 3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding
5. Implant Simpan di tempat kering, suhu > 30°C 5 tahun yang baik.
6. Suntik KB Simpan pada suhu 15-30°C posisi vials tegak lurus menghadap 5 tahun
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
ke atas, jauhkan dari sinar matahari langsung
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
6 Keluarga pra sejahtera – kriteria
1. Tidak mampunya memenuhi kebutuhan mendasar 6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
2. Tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator ”kebutuhan psikologis”
3. Bagian lantai dari rumah adalah tanah (psychological needs) keluarga, dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:
4. Minimnya pendidikan
1. anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing2.
2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur.
Keluarga Sejahtera
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun.
Adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan 5. 3 bulan terakhir keluarga sehat  melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (uu Nomor 52 tahun 2009). 6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan.
Tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu: 7. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin.
a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) 8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi.
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan pengembangan”
Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs). (develomental needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:
b. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI) 1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, tetapi tidak 2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau
memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator barang.
”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga.
3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II  berkomunikasi.
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I dan 8 4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
(delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator tinggal.
Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ”kebutuhan pengembangan”
5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
(develomental needs) dari keluarga.
radio/tv/internet.
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan)
Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self
indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2
esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:
(dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri”
(self esteem) keluarga. 2. Keluarga secara teratur (suka rela) memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus 3. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi.
Kel yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8
indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus. 7 Keluarga miskin – criteria
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang
2. Indikator tahapan keluarga sejahtera. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
a. Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar diplester.
keluarga” (basic needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu: 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah e. Suhu antara 10-25 C (sejuk) 
8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu. f. Tidak meninggalkan endapan
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik 2. Syarat kimiawi, antara lain:
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500m2, buruh a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun 
tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan 
pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan c. Cukup yodium 
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD. d. pH air antara 6,5 – 9,2
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti
sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
3. Syarat mikrobiologi, antara lain: 
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
8 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda/cerai.

KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Standar/Nilai ambang batas pencemaran udara

Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis
yaitu sebagai berikut:

Parameter Air Bersih secara Fisika 


1. Kekeruhan 
2. Warna 
3. Rasa & bau 
4. Endapan 
5. Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia 


1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol,
protein, deterjen, dll. 
2 Persyaratan biologis, kimiawi n fisik air minum 2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,
fosfor,belerang, bahan-bahan beracun. 
1. Syarat fisik, antara lain: 
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
a. Air harus bersih dan tidak keruh 
b. Tidak berwarna apapun 
c. Tidak berasa apapun  Parameter Air Bersih secara Biologi 
d. Tidak berbau apaun  1. Bakteri 
2. Binatang  3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
3. Tumbuh-tumbuhan  4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan
4. Protista  petugas kesehatan dan kebersihan.
5. Virus
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi
limbah bahan berbahaya dan beracun.
Parameter Air Bersih secara Radiologi  6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
1. Konduktivitas atau daya hantar  7. Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari
2. Pesistivitas  kadaluarsa.
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik) 8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.

Pemilahan Limbah
 Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan dengan
3 Pengelolaan sampah padat (incinerator) kandungan logam berat yang tinggi.
 Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil
limbah adalah kunci pembuangan yang baik.

Tempat Penampungan Sementara


 Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus
membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
 Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis
harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain
yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya
24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.

Transportasi
 Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut
harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutu p.
4 Pengelolaan sampah medis rumah sakit  Pengangkutan limbah keluar rumah sakit menggunakan kenderaan khusus.
 Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
Pengelolaan limbah :: suatu tindakan yang dilakukan terhadap limbah mulai dari
 Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri
tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan serta tahap
yang terdiri: Topi/helm, Masker, Pelindung mata, Pakaian panjang (coverall),
pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan.
Apron untuk industri, Pelindung kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus
(disposable gloves atau heavy duty gloves).
ata lakana penanganan limbah medis sesuai permenkes meliputi kegiatan Minimisasi
dan Pemilahan Limbah dengan rincian kegiatan sebagai berikut : Pengumpulan Limbah Medis
 Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
Usaha Minimisasi Limbah
 Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
Syarat tempat pewadahan limbah medis, antara lain :
 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
 Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan limbah non-medis.
 Kantong plastik di angkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian
telah terisi limbah.
 Untuk benda-benda tajam hendaknya di tampung pada tempat khusus
(safety box) seperti botol atau karton yang aman.
 Sayarat benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box)
seperti botol, jeregen atau karton yang aman.
 Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak
langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong
plastik yang telah di pakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak
boleh digunakan lagi.
Standar lain yang harus dipenuhi dalam pewadahan limbah medis ini menyangkut
penggunaan label yang sesuai dengan kategori limbah. Detail warna dan lambah 5 Bahan Beracun Berbahaya B3
label pada wadah limbah medis sebagai berikut :
 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Standar pewadahan dan penggunaan kode dan label limbah medis ini berfungsi dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau
untuk memilah-milah limbah diseluruh rumah sakit sehingga limbah dapat dipisah- konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
pisahkan di tempat sumbernya : dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
Beberapa ketentuan juga memuat hal berikut ini membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
1. Bangsal harus memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu untuk makhluk hidup lainnya
limbah medis (warna kuning) dan satunya lagi untuk non-medis (warna hitam).
2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah medis. B3 diklasifikasikan menjadi :
3. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai
limbah non-medis. 1. Mudah meledak (explosive),
4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah yaitu bahan yang pada suhu dan
medis dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang. tekanan standar (25 0C, 760
mmHg) dapat meledak atau
Sedangkan persyaratan yang ditetapkan sebagai tempat pewadahan limbah non- melalui reaksi kimia dan atau
medis sebagai berikut : fisika dapat menghasilkan gas
 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan dengan suhu dan tekanan tinggi
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass. yang dengan cepat dapat merusak
 Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. lingkungan di sekitarnya.
 Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan 2. Pengoksidasi (oxidizing),
kebutuhan. yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari
 Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau waktu pembakaran senyawa standar.
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut 3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan
supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu. dan  cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih
rendah atau sama dengan 35 0C.
4. Sangat mudah menyala (highly flammable: memiliki titik nyala 0-210C.  Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi
5. Mudah menyala (flammable). tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
6. Amat sangat beracun (extremely toxic);  Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;
7. Sangat beracun (highly toxic); G a No. s Pestisidaa t a uOPTsasaran c a i r
8. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia 35 C
0
1. Insektisida Seranggahama
dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam sam
tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. pai 2. Akarisida Hamagolonganakarina(tungau)
9. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas 60 C
0
3. Rodentisida Binatangpengerat(tikus)
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan ;
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.  Bahan4. pengoksidasi
Molluskisida
organik; Siput atau moluska
10. Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit,  Bahan5. pengoksidasi
Nematisidakuat; Nematoda
menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju  Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH =< 2 untuk B3 6. barang
Fungisida Penyakittanaman yangdisebabkanolehcendawan
 Alat atau elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
7. Bakterisida Penyakit tanamanyangdisebabkanolehbakteri
11. Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau 8. Herbisida Rumput-rumputliarataugulma
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
Klasifikasi IV, yaitu :
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), : ditimbulkan
 Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di
 Bahan pengoksid sedang;
lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
13. Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel  Bahan korosif sedang dan lemah;
kanker.  Bahan yang mudah terbakar.
14. Teratogenik dpt mempengaruhi pembentukan & pertumbuhan embrio.
15. Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom (merubah genetika).
6 Pengelolaan Pestisida: Penggunaan yang benar
Jenis dan klasifikasi B3 KepMenKes No. 453/Menkes/Per/XI/1983:
Klasifikasi I, meliputi :
 Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat (1) tepat sasaran,
menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung,
karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
 Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
Klasifikasi II, meliputi :
a. Bahan radiasi;
b. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
c. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat)
<500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;
d. Bahan etilogik/biomedik;
e. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
f. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 35 0C;
g. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
Klasifikasi III, meliputi :
 Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah
(2) tepat mutu,
meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
(3) tepat jenis pestisida,  Rumah Sakit Kabupaten/Kota
(4) tepat waktu,  Rumah Sakit Tentara
 Rumah Sakit Departemen lainnya.
(5) tepat dosis atau konsentrasi, dan
 Rumah Sakit Swasta.
(6) tepat cara penggunaan.
Menurut PMK: 340/MENKES/PER/III/2010 tentang KLASIFIKASI RUMAH
SAKIT,  Penggolongan Rumah Sakit dibagi menjadi dua yaitu;
Berdasarkan pelayanannya:
 Rumah Sakit Umum: pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit.
 Rumah Sakit Khusus: pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya
Berdasarkan kepemilikan dan pengelolaannya:
 Rumah Sakit Publik: RS yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan Badan Hukum yang bersifat Nirlaba
 Rumah Sakit Privat: RS yang dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan
Profit yang berbentuk PT atau persero

Tipe RS
 Rumah Sakit Tipe A
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh
pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) /RS pusat.
 Rumah Sakit Tipe B
kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. disetiap Ibukota propinsi yabg
menampung pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten.
 Rumah Sakit Tipe C
spesialis terbatas. disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung
RUMAH SAKIT pelayanan rujukan dari puskesmas.
UU No. 44 tahun 2009 ttg RS  Rumah Sakit Tipe D
RS yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan
kedokteran umum dan gigi. menampung rujukan yang berasal dari puskesmas.
Berdasarkan jenisnya yaitu :
 Rumah Sakit Tipe E
 Rumah Sakit Umum
RS khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam pelayan
 Rumah Sakit JiwaRumah
kesehatan kedokteran saja. misal, RS kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak.
 Sakit Khusus yang meliputi :
 Rumah Sakit Kusta
 Rumah Sakit Tuberkulosis 2 Standar Pelayanan RS
 Rumah Sakit Mata Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib:
1. Pelayanan gawat darurat,
 Rumah Sakit Ortopaedi dan Protease
2. Pelayanan rawat jalan,
 Rumah Sakit Bersalin
3. Pelayanan rawat inap,
 Rumah Sakit Khusus Spesialis lainnya.
4. Pelayanan bedah ,
Sedangkan menurut pengelolanya:
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi ,
 Rumah Sakit Rumah Sakit Vertikal (Depkes RI) 6. Pelayanan intensif,
 Rumah Sakit Propinsi 7. Pelayanan radiologi,
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik,  Kondisi/gangguan/penyakit yang diderita pasien
9. Pelayanan rehabilitasi medik,  Perlunya dilakukan tes yang lebih lanjut
10. Pelayanan farmasi,  Penyebab kondisi pasien, dan komplikasi yang mungkin terjadi
11. Pelayanan gizi,  Konsekuensi apabila tidak diobati
12. Pelayanan,
 Opsi pengobatan yang tersedia
13. Pelayanan keluarga miskin,
 Potensial risiko dan manfaat terhadap opsi pengobatan
14. Pelayanan rekam medis,
15. Pengelolaan limbah,  Lama dan perkiraan biaya pengobatan
16. Pelayanan administrasi manajemen,  Hasil, atau outcome yang diharapkan
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah,  Perlunya follow-up
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah,  Tingkat disclosure ini, hendaknya berupa kasus spesifik
19. Pelayanan laundry, Capacity
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit,  Juga disebut sebagai kompetensi
21. Pencegah Pengendalian Infeksi.  Menunjuk pada kemampuan subyek untuk mengerti informasi yang diberikan dan
membentuk suatu keputusan yang beralasan, berdasar pada potensial konsekuensi
3 Informed consent – Persetujuan tindakan medic  Pasien mesti diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengklarifikasi
menurut kepentingan penggunaannya: keraguannya
Informed Consent dalam prosedural medis / ‘persetujuan tindakan kedokteran’  Tidak boleh ada sedikitpun paksaan
Adalah suatu persetujuan pasien terhadap tindakan medis yang akan dilakukan kepada diri Voluntariness
pasien, tertuang dalam suatu dokumen vital yang ditandatangani  Consent mestilah sukarela
Informed Consent dalam praktik klinis  Pasien juga seharusnya memiliki kebebasan untuk membatalkan consent yang
suatu persetujuan pasien terhadap penggunaan informasi personal pasien untuk suatu telah disetujuinya, yang disebut sebagai Informed Refusal Consent yang diberikan atas
kepentingan tertentu dasar rasa takut akan cedera, atau intimidasi, miskonsepsi, atau salah memberikan fakta,
Informed Consent dalam penelitian ilmiah, seperti uji coba klinis, atau clinical trial dapat dianggap invalid
Adalah suatu persetujuan seorang subyek penelitian, untuk berpartisipasi dalam suatu uji
coba klinis, yang akan dilakukan kepada diri subyek tersebut Proses Informed Consent
Informed Consent yang diwakilkan biasanya diperoleh dari keluarga pasien/subyek tersebut,  Konseling
atau wali yang memiliki otoritas/legalitas untuk memberikan persetujuan tersebut  Dokumentasi Informed Consent
Informed Consent Anak  Tanggung Jawab Moral Profesi Medis/Peneliti
Informed Consent Penderita Gangguan Mental Tenaga kesehatan – penggolongan nakes
Pasien yang koma atau disedasi Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014[1], pengelompokan Tenaga Kesehatan adalah:
Persetujuan dapat diminta dari keluarga, atau pengasuh, atau seseorang yang 1. tenaga medis meliputi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis
bertanggungjawab terhadap seorang pasien yang tidak sadarkan diri. Dalam hal 2. tenaga psikologi klinis ialah psikolog klinis
kegawatdaruratan untuk tindak medis yang mesti diambil dalam upaya menyelamatkan 3. tenaga keperawatan terdiri atas berbagai jenis perawat
4. tenaga kebidanan ialah bidan
pasien tersebut
5. tenaga kefarmasian meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
6. tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga
Prasyarat pasien dewasa memberikan consent:
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga
 Pasien haruslah kompeten untuk memberikan consent
administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan,
 Pasien menyadari keadaan dirinya, dan mampu berpikir secara jernih
serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
7. tenaga kesehatan lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entomolog
Seorang individu dikatakan memberikan suatu Informed Consent yang valid, apabila kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan.
tercantum tiga komponen berikut ini: 8. tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
Disclosure
9. tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, Pemeriksaan lab penegakan diagnosis penyakit
dan akupunktur.
10. tenaga keteknisian medis terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan,
teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien /
optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis.
11. tenaga teknik biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik
prostetik.
12. tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan
dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan.
13. tenaga kesehatan lain terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membindangi urusan kesehatan.

Malpraktik
WHO (1992),”Medical malpractice involves the physician’s failure to conform to the
standar of care for treatment of the patients condition, or lack of skill, or negligence
on providing care the patient, which is the direct cause of an injury to the patient”.
mengandung salah satu unsur berikut.

1. Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan kedokteran dan keterampilan


yang sudah berlaku umum dikalangan profesi kedokteran.
Izin Operasional & Pendirian RS Swasta
2. Dokter memberikan pelayanan medic di bawah standar (tidak lege artis).
3. Dokter melakukan kelalaian berat atau kurang hati – hati,: Tidak
melakukan sesuatu tindakan yang seharusnya dilakukan, atau Melakukan
sesuatu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.

4. Melakukan tindakan medic yang bertentangan dengan hokum.

Konsekuensi?

Parameter lab darah sehat


P2PL – Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1 Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
2 Penyakit infeksi mengemuka (TBC, HIV, Ebola, Flu Burung)
3 Pneumonia, Malaria
4 Program DOTS TB, Multidrug Resistent M. Tuberculosis
5 Risiko Tinggi dan Cara Penularan HIV/AIDS
6 Jenis2 penyakit menular
7Diare: Kriteria Frekuensi BAB, Definisi Akut/Kronis
8 Pencegahan penularan infeksi di rumah sakit – nosokomial
9 Kesehatan Pariwisata (Health Tourism)
10 Penyakit Ebola
11 Vektor penyebar penyakit (binatang penular)

PENYAKIT NONINFEKSI
1 Kanker Serviks nama virus pencetus
2 Kanker, Stroke, Penyakit Jantung (Infark Jantung,
3 Penyakit degeneratif (Hemofilia, Leukemia, Thalasemia)
4 Diabetes Mellitus tipe 1 dan Tipe 2 (ciri-ciri, perbedaan, istilah  kedokteran
untuk DM misal hormon insulin, Hipoglikemia, Hiperglikemia, Poliuria)
5 Penyakit Ginjal Kronik (CKD)

Epidemiologi
1 Interaksi Host Agent Environment
2 Angka kematian kasar, fertility rate, AKI, angka kelahiran, pertambahan
jumlah penduduk
3 Nilai Mean/Rerata, Median, Range, Standar Deviasi, Nilai Hitung
4 Insidens Rate dan Prevalens Rate
5 Pengertian Masa Inkubasi
6 Teori teori sehat dan definisi sehat
7 Paradigma sehat
8 Populasi dan demografi (Transisi demografi)
9 Pola demografi, unsur2 demografi
Metode penyembuhan pengobatan kanker kecuali dengan:
1. Radiasi pengion
2. Radiologi contrast
3. Pembedahan elektif
4. Kemoterapi
5. Implant radioaktif

Nama cacing penyebab penyakit kaki gajah:


1. Ascariasis
2. Filariasis
3. Cacing pita
4. Tinea capitis
5. Tinea cruris

Pemeriksaan penunjang untuk memeriksa irama jantung adalah:


1. Endoskopi
2. EKG
3. ESWL
4. Kardiologi
4. Arteriografi

Obat untuk mengatasi gangguan asam lambung meninggi:


1. Ace-inhibitor
2. Antasida
3. Antibiotik
4. Antispasmodik
5. Analgesik

Efek rumah kaca yg memicu globol warming disebabkan meningkatnya gas ….. Di
atmosfeer:
1. Ozone
2. Karbon
3. Nitrogen
4. Oksigen
5. Hidrogen

Lapisan oZzon atmosfer yg menipis dapat meningkatkan insidens penyakit:


TAMBAHAN MATERI 31 OKT 2014 21.00 1. ISPA
2. Kanker kulit
2. Influenza
4. Kelainan genetis Setiap hari selama seminggu dicatat jumlah kunjungan harian pasien IGD RS AD.
5. Penuaan dini Didapat nilai harian kunjungan 15, 19, 17,17,25,18, dan16. Berapa nilai meannya:
1. 16                  2. 18                        3. 25               4. 17             5. 15
Penyakit anjing gila atau rabies ditularkan mellalui gigitan/air liur anjing kpd
manusia. Rabies disebabkan oleh: Berapakah range kunjungan pasien IGD RS AD:
1. Spora 1. 0-24               2. 15-25                 3. 17-18         4. 0-15         5. 16-23
2. Bakteri
3. Virus Berapakah nilai modus kunjungan pasien IGD RS AD:
4. Cacing renik 1. 0.                     2. 17.                       3. 25.            4. 15.             5. 18
5. Fungi
pemberian suplemen asam folat kepada ibu hamil sejak trimester I kehamilan adalah
Perilaku hidup sehat yang diterapkan individu pd pola makan kecuali terutama utk mencegah:
1. Kurangi konsumsi garam 1. Bayi berat rendah                2. kecacatan              3. Thalasemia
2. Perbanyak makanan kaleng 4. Anemia                                  5. DM tipe 1
3. Diet rendah lemak
4. Perbanyak sayuran buah Utk mengetahui secara visual dgn kamera mini lokasi dan bentuk kanker usus besar,
5. Kurangi gula dilakukan tindakan:
1. Endoskopi                              2. Kolonoskopi            3. Kateterisasi
Penyakit degeneratif hemofilia adalah penyakit darah berupa: 4. Bronkoskopi                          5. CT Scan
1. Kurang insulin darah
2. Kurang faktor pembeku darah Agar tidak tertular penyakit flu burung tindakan yang paling gampang dilakukan
3. Kurang kadar leukosit adalah dengan;
4. Kurang cairan plasmha 1. Memakai masker sepanjang hari
5. Kurang calcium terlarut darah 2. Tidak memelihara burung/ayam
3. Mencuci tangan sebelum makan
Keracunan makanan dalam kaleng kemungkinan disebabkab oleh mikroorganisme: 4. Memandikan unggas setiap hari
1. Salmonella 5. Tidak mengkonsumsi ayam goreng
2. C botulinum
3. Cholera Sasaran program JAmpersal adalah kecuali:
4. Helicobacter pylori 1. Bayi baru lahir                               2. Ibu hamil peserta Jamsostek
5. E.. coli 3. Pemeriksaan ANC                         4. Pemeriksaan masa nifas
5. Pelayanan persalinan
Untuj memutus rasa ketagihan/ ketergantungan obat narkotika para pecandu,
pemerintah melalui puskesmas kecamatan membuat program pemberian obat: Kelompok dengan resiko tinfggi tertular penyakit HIV AIdS adalah:
1. Mebendazol 1. Pengguna narkoba                         2. Hommoseksual
2. Metadon 3. Penerima transfusi darah             4. Ibu rumah tangga
3. Psikotropika 5. Pasangan selingkuh
4. Kanabies
5. Diazepam Compliance pasien TBC yg rendah dalam meminum obat anti TBC menyebabkan:
1. Kerugian finansial pemerintah      2. Multidrug Resistance
3. Penularan pada anak                      4. Keracunan perlahan
5. Dinding paru menebal

Polindes diselenggarakan di tengah-tengah masyarakat utk meningkatkan cakupan


layanan:
1. Spesialis kebidanan.                     3. KIA-KB                   3. Penanggulangan TBC
4. Pendidikan paraji terlatih            5. Usaha Kesehatan Sekolah

Pelayanan Jampersal a/ pelayanan kesehatan bagi ibu hamil yang: Bismillaahirrahmaanirrahiim


1. Memiliki kartu jamkesda
2. Tidak memiliki jamminan kesehatan Laa Haula wa laa quwwata IllaBillah
3. Melunasi iuran BPJS Kes
4. Memiliki kartu Jamsostek
5. Tidak memeriksakan kehamilannya secara rutin

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bidang Kesehataan disusun o/


Bappenas & Kemenkes RI utk memberi landasan arah & tujuan pembangunan
nasional di sektor kesehatan sekali setiap:
1. 1 tahun                   5 tahun             3. 10 tahun       4. 15 thn     5. 20 thn

Pemberian ASI EKsklusif disaarankan untuk diberikan selama:


1. Sebulan penuh      2. 6 bulan        3. 4 bulan     4. 2 tahun   5. 1 setahun

Kangaroo Mother Care adalah kegiatan untuk:


1.Mempercepat bayi pulang
2. Menstimulasi keluarnya ASI
3. Memberi ikatan bathin mendalam orangtua dan bayi
4. Mencegah infeksi tetanus
5. Mencegah bayi kekuningan

=======MAP========

RANGKUMAN KISI-KISI
SKB KESEHATAN

(KEDOKTERAN)
by. Merta Arum

Anda mungkin juga menyukai