NO. DOKUMEN : 01
NO. PEKERJAAN :
REV.N
DATE DESCRIPTION PREP’D CHK’D APP’D
O
BSR ISW ADHI
07/07/201
0 Issued for Information
5
REVISION CONTROL SHEET
DAFTAR ISI
A. Desain Struktur.....................................................................................................................5
1.0 Umum....................................................................................................................................5
A. Desain Struktur
1.0 Umum
Metodologi desain pada elemen strutur Light Rail Transit (LRT) mengacu pada sistem yang
direkomendasikan dalam peratutan ACI (American Concrete Institute) dan Transit Cooperative
Research Program (TCRP Report 155) serta didukung oleh peraturan Indonesia SNI (Standar
Nasional Indonesia).
Rekomendasi dari peraturan ACI, TCRP Report maupun SNI menjelaskan tentang klarifikasi
struktur utama maupun struktur tambahan pada desain LRT seperti persyaratan kuat leleh,
kemampuan layan, efesiensi biaya, metode konstruksi pada daerah padat serta faktor-faktor lain
yang mempengaruhi proses konstruksi pada tempat yang padat dan ramai seperti kota Jakarta.
PT. ADHI KARYA (PERSERO) tbk Page 4 of 25
Menurut TCRP Report 155, LRT adalah evolusi dari sistem teknologi kereta listrik. Kereta listrik telah
mendominasi transportasi dalam kota di Amerika Serikat sejak Perang Dunia ke-2. Namun setelah
perang selesai, sistem lama dengan menggunakan bus sebagai transportasi kota lebih banyak
digunakan dan hanya beberapa kereta listrik yang bekerja.
The American Public Transportation Association (APTA) mendefinisikan Light Rail Transit
sebagai sistem kereta listrik yang dapat beroperasi dengan satu atau lebih kereta baik di atas tanah,
di struktur jembatan, subway ataupun di jalan utama kota. Sistem LRT juga dapat menaikkan dan
menurunkan penampang di stasiun ataupun di jalan serta sistem LRT dapat dilengkapi dengan kabel
listrik.
2.0 Durabilitas
Durabilitas dan maintenance terhadap struktur beton sudah menjadi topik utama pada
Negara berkembang sejak tahun 1970. Pentingnya durabilitas tidak lah terhadap teknologi struktur
beton, desain atau proses konstruksi semata, tetapi juga terhadap faktor ekonomi (biaya). Faktor-
faktor tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi seperti berikut:
a. Persyaratan desain dan peraturan.
b. Faktor lingkungan seperti iklim dan kondisi geoteknik.
c. Teknologi material beton.
d. Metode konstruksi.
e. Umur desain.
f. Strategi perbaikan.
g. Persyaratan pembebanan.
h. Ekonomi seperti biaya keseluruhan dan keefektifan biaya.
i. Kemampuan layan dan keamanan.
Persyaratan ataupun faktor di atas telah digunakan lebih dari 10 tahun yang lalu.
26. ACI 358.1R-92 Analisa dan Desain beton bertulang dan baja prategang
pada guideway beam
27. AASHTO Peraturan tentang jalan dan transportasi
1067
π E c Ig
f1 =
2l2 M
dimana:
Ketika beban centrifugal dan hunting force bekerja bersamaan, hanya beban yang paling
besar yang dipilih. Untuk desain rail dan struktur balok, hunting force akan diaplikasikan secara
lateral pada roda baja menuju atas rail pada tiap-tiap as kendaraan. Pada umumnya, kendaraan
bergerak pada as kendaraan di rail, oleh karena itu, dibutuhkan pertimbangan terhadap efek
hunting.
Gambar 1. Peta percepatan puncak di batuan dasar (PGA) untuk probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun
Gambar 3. Peta respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar untuk probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun
Faktor amplifikasi harus ditentukan untuk menghasilkan respon spekrum. Tabel di bawah
memperlihatkan faktor amplifikasi untuk FPGA, Fa and Fv.
Berdasarkan peraturan gempa Indonesia (SNI 03-1726-2012). Percepatan muka tanah untuk
daerah Jakarta adalah 0.20 g. Berdasarkan percepatan muka tanah tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa koefiesien yang digunakan untuk perhitungan beban gempa adalah sebagai
berikut:
Ss: 0.7g
S1: 0.3g
Fa: 1.1
Fv: 1.8
Nilai koefisien untuk memperhitungkan overstrength dan kapasitas daktilitas dari sistem kantilever
penahan beban lateral adalah sebagai berikut:
cr i kr kv kt
Dimana : kr = 4.250 - 0.025H
2
r
kv 1 v 0.7
Untuk 0 < rv < 250 mm 250
kv 0.7
rv > 250 mm
Untuk
kt 1 e 0.08 t
Dimana:
rv = Rasio volume-to-surface-area,
t = waktu pada hari beban diaplikasikan,
H = rasio kelembapan, dalam persen.
sh kv kt shu
Dimana regangan ultimate shrinkage, εshu, dapat dirumuskan sebagai berikut:
H 2
shu 550 1 10
6
100
2
r
kv 1 v 0.5
Untuk 0 < rv < 300 mm 300
kv 0.5
Untuk rv > 300 mm
kt 1 e0.10 t
S1 1 1 1 1 1 1 1
S2 1 1 1 1 1 0. 0. 1 1
3 3
S4 1 1 1 1 1 1 1
Kondisi Ultimate:
DESAIN KOMBINASI BEBAN ULTIMATE
(Untuk desain pier dan cek kekuatan ultimate untuk struktur atas)
Group DL* SDL LL+I PS LFe WL+ WS CL CF or T SH+CR Diff EQ
WS HF
Dimana :
DL = Beban mati
Sdl = Beban mati tambahan
LL+I = Beban hidup + impact
PS = Efek prategang
WS = Beban angin pada Struktur
WL = Beban angina pada beban hidup
LFn = Beban normal rem + starting
LFe = Beban rem mendadak
CF = Beban centrifugal
HF = hunting force
CL = Collision force
Baja Tulangan:
Minimum kuat leleh baja tulangan adalah sebagai berikut (N/mm²)
Mild Steel Plain Bar 240
Tensile Deformed Bar 400
Wire Mesh 500
Baja Prategang
Tegangan maksimum untuk pretegang post-tensioning tidak boleh melebihi:
(i) Pada kondisi jacking min(0.85 fpu, 0.94 fpy)
(ii) Pada kondisi transfer min(0.74 fpu, 0.82 fpy)
(iii) Pada angkur dan couplers, setelah segera pengangkuran tendon 0.70 fpu
Baja Tulangan
(i) Kuat leleh minimum (fy) (dijelaskan pada tabel sebelumnya) Elastis Modulus = 200,000 MPa
(ii) Koefisien suhu termal =12E-06/1OC
(iii) Dan juga mengikuti peraturan AASHTO(2004)
tetapi fbar
Catatan: Selimut beton untuk beton yang diberikan gaya prategang selimut beton ditambah
10mm
12.3.2 Kolom
a. tidak terpengaruh oleh cuaca atau berhubungan langsung dengan tanah (mild) = 30mm
tetapi fbar
12.3.3 Beton yang langsung berhubungan dengan tanah (seperti. pile cap)
a. dicor berlawanan dengan beton ringan atau blockworks = 40mm
b. beton yang langsung berlawanan dengan tanah (bored pile) = 60mm
fc'
ρs = 0.12
f yh
Untuk rasio tulangan spiral dugunakan persamaan, dan untuk
kondisi lain rasio tulangan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut,
A fc '
ρs = 0.45 g -1
Ac f y
15.0 Sofware
Desain model menggunakan program MIDAS serta dibantu dengan program lain seperti SAP
2000 dan Group pile untuk mendesain pondasi.
1.0 Geologi
Lapisan tanah umum yang ada di lapangan adalah :
Lapisan pertama : Pasir halus, coklat, berbutir halus, lunak dan lepas
Lapisan kedua : Pasir, coklat, berbutir halus sampai sedang, lunak dan lepas
Lapisan ketiga : Pasir Lempungan, Abu-abu gelap, Berbutir halus, plastisitasn sedang
Lapisan keempat : lempung, abu-abu gelap, agak lunak, plastisita tinggi
Lapisan lempung pertama pada umumnya memiliki ketebalan kecil dari 10 m in thickness dan
kedalaman tanah keras berada pada kedalaman 15 m ke atas, dengan nilai SPT N besar dari 50.
dimana:
Qall = Allowable Pile Load (KN)
Qs = Skin friction resistance
Qb = End bearing
dimanaNc = 6 [ 1 + 0,2 (L / Bb ) ] ≤ 9
Cub = average undrained shear strength of the clay over a depth of one to
two diameters below the base.
L = penetration of shaft.
Qs = fs × p × L
Unit skin friction, fs, untuk tanah lempung berdasakan metode alpha :
Referensi
a. Brian Pritchard. Bridge Design for Economy and Durability, 1992.
b. Eurocode 2: Design of Concrete Structures. DD ENV 1992-1-1: 1992 Draft for Development.
c. Comite Euro-International Du Beton. Durable concrete structures, design guide.
d. ENV 206, Concrete - performance, production, placing and compliance criteria. CEN
Document March 1990
e. OECD. Road Transport Research. Durability of concrete road bridges. Paris, 1989.
f. OECD. Road Research. Bridge rehabilitation and strengthening. Paris, 1983.
g. OECD. Road Research. Bridge maintenance. Paris, 1981.
h. AASHTO. Manual for maintenance inspection of bridges 1983.
i. AASHTO. Guide Specifications for Design and Construction of Segmental Concrete Bridges,
1989.
j. AASHTO. Standard Specification for Highway Bridges, 2004.
k. Department of Transport. The investigation and repair of concrete highway structures.
Departmental Advice Note BA 35/90. London, 1990.
l. Gutt & Harrison. Chemical resistance of concrete. Building Research Establishment, 1977