Anda di halaman 1dari 5

Wijayani., et al.

/ Perancangan
Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas di PT Bondi Syad Mulia / Jurnal Titra, Vol. 1, No.
No. 2, Juli 2013, pp. 157-164

Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas


di PT Bondi Syad Mulia

Try Fenni Wijayani1, Jani Rahardjo2

 Abstract: PT
 Abstract: PT Bondi Syad Mulia is a company that engages in Hot Dip Galvanizing ser-
vices using zinc liquid. The problem occurred in PT Bondi Syad Mulia was the current
quality control system not yet well manage. Therefore, they had many customers’ co m-
plain and the management required the Quality Control Department to be an independ-
ent department.The purpose of this thesis is to plan a new quality control system. This
control system is aimed for controlling product quality f rom the incoming materials (iron
and steel), the production process and finish product outcome. Additionally, that system
is divided into four main factors: new inspection planning system, managing and chang-
ing quality control division task, revision on company’s Standard Operational Procedure
(SOP), and creating quality control plan. The revised SOP were prepared for galvanizing
control, defect product control, incoming goods accepting and handling, galvanizing
preparation and customer complain handling.

Keywords:
Keywords: Galvanizing, Quality Control System.

Pendahuluan Langkah yang dilakukan dalam penilitian ini ada-


lah merancang sistem pengendalian kualitas yang
PT Bondi Syad Mulia merupakan perusahaan yang baru agar sistem yang dijalankan pada kedua de-
bergerak dalam bidang jasa hot dip galvanizing . partemen dapat tertata rapi dan masing-masing
Perusahaan ini mampu membuat sistem kerja da- departemen dapat terfokus pada masing-masing
lam perusahaan menjadi standar kerja yang bidangnya.
terdokumentasi dan mempunyai aturan kerja yang
cukup baik sehingga perusahaan mendapatkan ser- Metode Penelitian
tifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2012. Meskipun
perusahaan telah mendapat ISO 9001:2008, tetapi Pada bab ini akan diulas metodologi yang
sistem yang dijalankan tidak 100% sempurna. Per- digunakan pada jurnal. Definisi tentang kualitas
masalahan terdapat pada sistem kerja yang dil- adalah berdasarkan pada suatu pandangan bahwa
akukan di Departemen Quality Control dan
Control dan Depar- produk dan pelayanan harus sesuai dengan
temen Produksi. Kedua departemen ini masih ter- ketentuan penggunanya (Montgomery [3]). Pada
gabung menjadi satu dan tidak mempunyai fokus penelitian ini digunakan check sheet 
sheet  sebagai alat
pada masing- masing bidangnya. pengendalian kualitas suatu barang (Besterfield [1]).
Check sheet 
sheet  ini adalah alat yang digunakan untuk
Departemen Quality Control 
Control  yang ada pada PT mempermudah pengambilan data.
Bondi Syad Mulia cenderung tidak bisa menangani
kualitas suatu produk dengan baik karena depar- Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian
temen tersebut cenderung mematuhi perintah dari ini adalah identifikasi proses produksi dan sistem
Departemen Produksi yang menjadi atasannya, se- informasi manajemen yang ada pada perusahaan.
dangkan kepala dari Departemen Produksi ini sibuk Pemahaman terhadap langkah awal ini dilakukan
dengan masalah produksi yang dijalankan dan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan dan
akhirnya masalah kualitas dari produk cenderung meminta penjelasan dari supervisor quality control.
control.
tidak diperhatikan. Selain itu masalah yang terjadi Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
adalah temuan audit yang mengharuskan Depar- karakteristik kualitas yang terdapat pada produk
temen Quality Control 
Control  harus menjadi departemen galvanis dan aktivitas kritis yang terdapat pada
yang independen. proses produksi yang dilakukan.

Tahap berikutnya adalah pemahaman Standart


Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
1,2
Operational Procedure 
Procedure  (SOP) yang terdapat pada
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
perusahaan dan pembenahan yang dilakukan pada
60236. Email: li3_jing@yahoo.com, jani@peter.petra.ac.id
Wijayani., et al. / Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas di PT Bondi Syad Mulia / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 157-164

pekerjaan sesuai dengan standar yang telah diserahkan kepada perusahaan lain. Setelah barang
ditentukan oleh perusahaan. Pada SOP akan dilakukan sand blasitng , barang akan langsung
dilakukan pembenahan terhadap pembagian tugas memasuki proses produksi bagi barang yang tidak
yang harus dilakukan oleh pihak produksi dan membutuhkan penambahan lubang dan akan
pihak kualitas, pembenahan terhadap tugas-tuga dilakukan proses tambahan pada barang yang
yang kurang detai dalam SOP. Setelah mengetahui membutuhkan penambahan lubang.
SOP-SOP yang ada, akan dilakukan pembuatan
lembar pemeriksaan agar pengawasan dan Barang yang membutuhkan penambahan lubang
pengumpulan data yang dilakukan oleh akan dikonfimasikan terlebih dahulu oleh Divisi
Departemen Quality Control dapat berjalan dengan Marketing kepada customer mengenai alasan
mudah. Setelah pembuatan check sheet  akan dibutuhkannya lubang tambahan dan mengenai
dilakukan perancangan quality plan yang baru pada posisi lubang tambahan, apakah customer setuju
setiap proses produksi berdasarkan SOP dan check atau tidak. Apabila customer setuju makan akan
sheet yang telah dibuat. Quality plan  adalah langsung ditambahkan lubang, jika customer tidak
pedoman dalam melakukan pengendalian kualitas setuju maka, Divisi Marketing akan menjelaskan
(Gryna [2]). Jadi perancangan sistem pengendalian kemungkinan kecacatan yang terjadi apabila tidak
yang dilakukan antara lain adalah pembenahan adanya lubang tambahan, apabila customer dapat
sistem inspeksi yang baru, perubahan dan menerimanya maka barang akan tetap dilakukan
pengaturan tugas divisi Quality Control, perubahan proses produksi, apabila customer tidak dapat
pada SOP dan perancangan quality plan yang baru. menerimanya maka barang tidak akan dilakukan
proses produksi dan akan dikembalikan kepada
Hasil dan Pembahasan customer.

Terdapat 4 tahapan sistem dalam proses produksi Barang yang terdapat marker tidak akan dilakukan
yang berjalan di pabrik jasa Galvanising   PT Bondy proses tambahan dan akan langsung memasuki
Syad Mulia. proses produksi.

Proses Penerimaan Barang Masuk Proses Produksi

Barang yang akan dilakukan proses galvanis, Barang yang akan melewati proses Galvanizing 
sebelum memasuki area pabrik akan diberikan no akan diikatkan pada  jig   dan akan didata
WO oleh Marketing , setelahnya barang akan kepemilikan dan nomor WO dari barang yang
langsung dilakukan penimbangan berat total terikat pada  jig , di  Form Kontrol Galvanis oleh
keseluruhan dari berah barang yang akan Divisi Produksi. Pendataan ini bertujuan untuk
digalvanis dan kendaraan pengangkutnya. Barang tetap mengetahui kepemilikan masing-masing
diturunkan didalam gudang dan akan dilakukan barang pada tiap-tiap  jig , sehingga memperkecil
pengecekan terhadap, jumlah dan karakteristik kemungkinan hilang atau tertukarnya barang
barang oleh Divisi Gudang dan hasilnya didata pada selama proses produksi.
Form Inspeksi Barang Masuk. Divisi gudang akan
melakukan penimbangan kembali terhadap berat Pertama-tama barang akan dilakukan proses
kendaraan pengangkut untuk mengetahui berat  Degreasing , yaitu proses penghilangan minyak
murni dari barang yang akan digalvanis dan akan dipermukaan besi atau baja yang akan digalvanis
membuatkan 4 rangkap BPB (Bukti Penerimaan dengan menggunakan larutan Keboclean. Besi dan
Barang) yang masing-masingnya akan dipegang baja akan dicelupkan pada larutan Keboclean.
oleh customer, Divisi Gudang, Divisi Marketing, dan
Divisi Produksi. Setelah keluar dari proses Degreasing, barang akan
melewati proses Pickling , yaitu proses penghilangan
Proses Persiapan Galvanis karat atau korosi pada besi dan baja yang akan
digalvanis. Caranya dengan menggunakan larutan
Barang yang memiliki karakteristik khusus, seperti HCL, yaitu mencelupkan besi dan baja pada bak
terdapat vernis/cat, marker, atau butuh larutan HCL.
penambahan lubang akan dikonfirmasikan kepada
customer, apabila customer bersedia maka akan Setelah keluar dari proses  Pickling , barang akan
dilakukannya proses tambahan dan apabila melewati proses Rinsing , yaitu proses pembersihan
customer tidak setuju, maka barang tidak akan sisa-sisa larutan HCL yang menempel dipermukaan
dilakukan proses produksi dan akan dikembalikan besi dan baja seletah melewati proses  Pickling .
kepada customer. Pembersihan ini dengan menggunakan air, yaitu
mencelupkan besi dan baja pada bak berisi air.
Wijayani., et al. / Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas di PT Bondi Syad Mulia / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 157-164

Setelah bersih dari larutan HCL, barang akan kalinya dikarenakan adanya kemungkinan
melewati proses Fluxing , yaitu proses pelapisan penggunaan truk yang berbeda antara pengiriman
awal permukaan besi dan baja sebelum digalvanis. bahan mentah dan truk untuk pengambilan barang
Pelapisan ini bertujuan untuk mencegah produksi. Setelahnya barang produksi akan dimuat
terkontaminasinya besi dan baja dari udara luar, kedalam truk dan akan dilakukan penimbangan
karena udara memiliki pH yg berbeda yang dapat terhadap berat keseluruhan truk dan barang
menyebabkan proses terjadinya korosi pada besi dan produksi. Hasil dari berat total truk dan barang
baja. Besi dan baja yang akan dicelukpan didalam produksi akan dikurangi berat murni truk dan
bak berisi cairan amonium cloride. selisihnya akan diinformasikan kepada Divisi Mar-
keting . Selisih tersebut yang akan dibayar harganya.
Setelah melewati proses Fluxing , barang akan
melewati proses oven, yaitu proses pengeringan Divisi Marketing  akan melakukan perhitungan har-
cairan amonium cloride  yang menempel ga yang harus dibayar customer. Setelah customer
dipermukaan besi saat melewati proses fluxing . melakukan pembayaran, Divisi Marketing   akan
membuat faktur atau bukti pembayaran yang akan
Setelah kering, barang akan langsung memasuki diserahkan ke Divisi Gudang. Divisi Gudang akan
proses dipping , yaitu proses penlapisan besi dan membuat surat jalan sesuai dengan jumlah dan
baja dengan cairan zinc. Proses ini merupakan  jenis barang yang tertera didalam faktur. Surat DO,
proses inti pelapisan besi dan baja. Natinya setelah Faktur dan Surat Jalan akan diserahkan kepada
melewati proses dipping , besi atau baja akan customer. Setelah itu selesailah semua prosedur
dicelupkan cairan quenching   yang berguna untuk pengambilan barang produksi dan customer dapat
mendinginkan besi dari suhu pencelupan dipping  membawa barang hasil produksi.
yang mencapai 455 drajat celcius. Setelah melewati
proses quenching , besi atau baja akan di finishing .
Dari empat tahapan proses produksi yang sekarang
Penyerahan Barang Jadi dijalankan di PT Bondi Syad Mulia masih terdapat
banyak kekurangan yang mengakibatkan kecacatan
Barang yang telah selesai diproduksi dan telah pada hasil produksi. Kekurangan ini diperbaiki
diinspeksi oleh Divisi Quality Control  akan dengan empat macam pembenahan pada sistem
diserahkan oleh Divisi Galvanis kepada Divisi manajemen kualitas yang akan diperjelas pada
Gudang. Sebelum dimasukan ke gudang, Divisi subab berikut ini.
Galvanis akan melakukan pemeriksaan barang
sesuai dengan BPB (Bukti Pengambilan Barang), Pembenahan dan Penambahan (Standard
sehingga tidak adanya barang yang kurang atau Operational Procedure (SOP) Perusahaan
tertukar sesuai dengan kepemilikan dari barang
tersebut. Setelah barang dicocokan dengan BPB, SOP perusahaan yang sekarang digunakan
barang akan dimasukan ke dalam gudang. dianggap masih kurang dalam mengatur pembagian
tugas dan prosedur di setiap proses. Kekurangan
Divisi Gudang akan menerima barang hasil pada SOP yang dijalankan sekarang ini dapat
produksi dari Divisi Galvanis dan menandatangani dilihat dari belum adanya pemisahan yang baik
buku serah terima barang hasil produksi, untuk terhadap tugas divisi quality control dan divisi
membuktikan barang tersebut telah selesai galvanis. berikut ini adalah pembenahan dan
melewati proses produksi dan siap untuk penambahan SOP yang dilakukan.
dikembalikan ke customer. Divisi Gudang akan
menghubungi Divisi Marketing   untuk  Penerimaan dan Penanganan Barang Masuk
menginformasikan kepada customer  bahwa barang
telah selesai diproduksi dan siap untuk diambil. Pembenahan yang dilakukan pada SOP ini adalah
penambahan prosedur pemeriksaan oleh Divisi
Customer  akan melakukan pengambilan barang Quality Control  terhadap jumlah, jenis, dan
dengan membawa BPB (Bukti Penerimaan Barang). karakteristik barang, dan semua data akan dituis di
Divisi Gudang membuat bukti pengambilan barang Form Inspeksi Barang Masuk. Prosedur lama
yang diserahkan kepada Divisi Marketing , untuk dianggap masih kurang karena setelah barang
pembuktian bahwa barang telah dikeluarkan dari diturunkan dari truk dan dibuatkan tanda terima
gudang. Divisi Marketing akan membuat DO  (Deliv- oleh Divisi Gudang, brang langsung diserah
ery Order) yang akan diserahkan pada customer. terimakan kepada Divisi Galvanis tanpa adanya
pemeriksaan terlebih dahulu oleh Divisi Quality
Divisi Gudang akan melakukan penimbangan ter- Control, ditambah lagi adanya kesalahan dalam
hadap berat truk   tanpa adanya muatan. penugasan inspeksi, dimana pemeriksaan terhadap
Wijayani., et al. / Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas di PT Bondi Syad Mulia / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 157-164

kepada Divisi Galvanis. Adanya pembenahan SOP Standard Operational Procedure  (SOP) yang
ini akan sangat membantu Divisi Quaity Control sekarang dijalankan hanyalah SOP bagi Divisi
dalam melakukan pemeriksaan atau inspeksi pada Galvanis untuk melakukan proses-proses
hasil proses-proses selanjutnya.  galvanising , tetapi belum adanya standar prosedur
bagi Divisi Quality Control  untuk melakukan
 Persiapan Galvanis inspeksi proses  galvanising.  Adanya penambahan
Standard Operational Procedure (SOP) untuk proses
Pembenahan yang dilakukan pada Standard galvanis sangatlah penting, karena akan sangat
Operational Procedure  (SOP) untuk persiapan membantu dalam memberikan pedoman bagi Divisi
galvanis yaitu pembenahan tentang sistem Quality Control dalam melakukan inspeksi dan
konfirmasi barang yang memerlukkan pengerjaan pengawasan terhadap proses-proses  galvanising ,
tambahan. Waktu dilakukannya pemeriksaan sehingga dapat mencegah terjadinya kecacatan
barang masuk, Divisi Quality Control  akan yang akan berlanjut pada proses-proses selanjutnya.
memeriksa apakah barang memerlukan proses sand Didalam SOP baru, Divisi Quality Control  akan
blasting   atau penambahan lubang terlebih dahulu. melakukan pengawasan bertahap setiap selesainya
Jika memerlukan kedua proses tersebut, maka proses produksi, dan akan melakukan pendataan
pencatatan yang dilakukan Divisi Quality Control pada Form Kontrol Proses Produksi.
pada Form Persetujuan Permintaan Pengerjaan
hanya dilakukan satu kali dan tidak berulang  Pengendalian Produk Cacat
seperti SOP yang lama. Perubahan sistem yang
dibuat adalah untuk mempermudah konfirmasi ke  Adanya penambahan pada Standard Operational
konsumen jika barang milik konsumen memerlukan  Procedure (SOP) Pengendalian Produk Cacat, yaitu
pengerjaan tambahan. adanya penambahanan perhitungan jumlah produk
cacat dan langsung melakukan analisa terhadap
Jika barang yang hanya membutuhkan proses sand penyebab kecacatan setelah menemukan adanya
blasting , maka setelah sand blasting , barang akan kecacatan pada produk hasil produksi. Awalnya
langsung di kelompokkan dan digantung dalam jig . analisa terhadap penyebab kecacatan dilakukan
Jika barang memerlukan penambahan lubang, setelah melaporkan adanya temuan kecacatan pada
maka akan dilakukan penambahan lubang sesuai produk hasil produksi kepada kepala produksi,
dengan kesepakatan dari konsumen. Setelah karena pada sistem awal Divisi Quality Control
penambahan lubang selesai di kerjakan, maka akan masih merupakan bagian dari Divisi Produksi.
dicek terdapatnya marker atau tidak. Jika terdapat
marker, maka Divisi Quality Control  berhak Penambahan juga ditambahkan pada kecacatan
memberi perintah kepada Divisi Galvanis untuk yang disebabkan material, karena pada kecacatan
penghilangan marker yang terdapat pada barang. material, terdapat dua penanganan, kecacatan yang
dapat diperbaiki atau tidak. Kecacatan yang tidak
Tugas dari Divisi Quality Control  juga bertambah dapat diperbaiki akan langsung dinyatakan selesai,
yaitu mencatat tanggal mulai dan selesainya barang tetapi kecacatan yang dapat diperbaiki akan
yang memerlukan pengerjaan tambahan, agar langsung diperintahkan oleh Divisi Quality Control
barang yang mempunyai pekerjaan tambahan akan kepada Divisi Produksi untuk melakukan repair
terdata dan lebih mudah untuk mengetahui lokasi atau rework.
barang tersebut. Awalnya pemeriksaan hanya
dilakukan pada barang yang hanya mempunyai Divisi Quality Control  juga akan melakukan
vernis  atau cat dan pengerjaaan tambahan, pendataan terhadap waktu pengerjaan repair  atau
sedangkan barang yang memiliki marker  tidak rework  setelah memberikan perintah repair  atau
pernah dicatat dan dibersihkan. Padahal jika rework pada produk cacat. Awalnya tidak adanya
barang yang terdapat marker  dibiarkan untuk pendataan tentang waktu dimulainnya pengerjaan,
masuk ke proses produksi, maka produk akhir yang kebutuhan untuk pendataan waktu akan sangat
didapat adalah produk cacat. membantu mengetahui berapa lama proses repair
atau rework dari awal dimulainnya hingga selesai
Karakteristik yang diperiksa hanya adanya vernis, dan sekaligus sebagai bukti pernyataan bahwa
marker, dan penambahan lubang karena ketiga produk cacat tersebut telah dilakukan proses repair
karakteristik tersebut merupakan hal yang paling atau rework.
banyak ditemui. Sedangkan karakteristik lainnya
akan ditulis di Form  Permintaan Persetujuan  Adanya perubahan terhadap penanggung jawab
Pengerjaan pada bagian keterangan. pelaksana repair atau rework. Awalnya penanggung
 jawab adalah Divisi Quality Control, seharusnya
Ga Divisi Produksi-lah yang bertanggung jawab untuk
Wijayani., et al. / Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas di PT Bondi Syad Mulia / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 157-164

Anda mungkin juga menyukai