Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK PENGENDALIAN KUALITAS

Nama : Makhdalena Isna Rahmawati

Nim : 220103011

MANAJEMEN INDUSTRI

POLITEKNIK MANUFAKTUR CEPER


CATATAN MINGGUAN PRAKTEK BENGKEL
PRAKTIKUM: Praktik Pengendalian Kualitas MINGGU KE-:
TEMPAT : Koperasi Batur Jaya TGL :21/03/22-25/06/22
WAKTU
HARI TGL KEGIATAN KETERANGAN
WM WS
Backup data jadwal produksi 08.00 15.00
21/03/2022
SENIN

QC-Gate Cylinder Sleevee 08.00


22/03/2022
SELASA

Shot Blasting

Feettling 15.00

Backup data hasil pengecoran 08.00


AB

23/
03/
20
R

U
Shot Blasting

Feetling 15.00

Shot Blasting 08.00 15.00


24/032022
KAMIS

Evaluasi 08.00 11.00


25/032022
JUMAT

Ket: WM : Waktu Mulai WS: Waktu Selesai Total


Catatan: Nilai: Instruktur

I. TUJUAN
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan proses pengendalian produksi melalui
pengontrolan kualitas hasil produksi.
II. DASAR TEORI
A. Definisi Kualitas
Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan
pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila
kualitas produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini
beberapa penjabaran mengenai pengertian kualitas :
Definisi kualitas menurut para ahli (Munjiati M., 2015) :
1. Deming (1992) mendefinisikan kualitas sebagai perbaikan terusmenerus.
Ia mendasarkan pada peralatan statistik, dengan proses bottom-up.
Deming (1992) tidak memasukkan biaya ketidakpuasan pelanggan, karena
menurutnya biaya ini tidak dapat diukur. Strategi Deming adalah dengan
melihat proses untuk mengurangi variasi dimana perbaikan kualitas akan
mengurangi biaya. Ia memiliki kepercayaan yang tinggi pada
pemberdayaan pekerja untuk memecahkan masalah, memberikan kepada
manajemen peralatan yang tepat.
2. Menurut Juran dalam Schonberger dan Knod (1997), kualitas adalah
fitness for use / kesesuaian penggunaan. Beberapa alat yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah adalah statistical process control
(SPC).
B. Pengertian Pengendalian Kualitas
Menurut Sofyan Assauri (dalam Hayu Kartika, 2013) pengendalian
dan pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang
direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut
dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
Menurut Bakhtiar dkk (2013) pengendalian kualitas dapat diartikan
sebagai “kegiatan yang dilakuka untuk memantau aktivitas dan memastikan
kinerja sebenarnya”.
C. Tujuan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang terpadu dalam
perusahaan untuk menjaga dan mempertahankan kualitas produk yang
dihasilkan agar dapat berjalan baik dan sesuai standar yang ditetapkan.
Menurut Heizer & Render (2013) ada beberapa tujuan pengendalian
kualitas, yaitu :
1. Peningkatan kepuasan pelanggan.
2. Penggunaan biaya yang serendah-rendahnya.
3. Selesai tepat pada waktunya.
Tujuan pokok pengendalian kualitas adalah, untuk mengetahui sampai
sejauh mana proses dan hasi produk atau jasa yang dibuat sesuai dengan
standar yang ditetapkan perusahaan.

D. Faktor-faktor Pengendalian Kualitas


Menurut Zulian (2013) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah :
1. Kemampuan Proses
Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan
kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu
proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan
proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku,
bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan
konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut.

3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima


Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat
mengurangi produk yang berada dibawah standar seminimal mungkin.
Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya
produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima.
III. ISI
1. QC-Gate Cylinder Sleevee
Quality Control adalah proses pengujian dari segi kualitas dan
kuantitas selama proses produksi. Di Koperasi Batur Jaya melakukan kegiatan
Quality Control Cylinder Sleevee dengan standarisasi ukuran yang sudah
ditentukan sebagai berikut :
Keterangan:
1) Ukuran Diameter Luar 1 : 129,85 – 129,95 mm
2) Ukuran Diameter Luar 2 : 119,00 – 119,50 mm
3) Ukuran Diameter Dalam : 66,00 – 69,00 mm
4) Ukuran Tebal 1 : 15,00 – 15,05 mm
5) Ukuran Tebal 2 : 10,00 – 10,10 mm
6) Ukuran Panjang : 298 – 302 mm

Langkah- langkah QC-Gate Cylinder Slevee :


1) Memeriksa Cylinder Slevee mengalami keropos atau tidak.
2) Mengukur diameter luar 1.
3) Mengukur diameter luar 2.

4) Diameter dalam.

5) Mengukur tebal 1.
6) Mengukur tebal 2.

7) Hasil QC-Gate.

2. Shot Blasting
Shot Blasting merupakan proses pembersihan material dengan
menggunakan mesin media shot. Shot Blasting biasa digunakan untuk
membersihkan pasir yang ada atau yang menempel pada benda cor.
Shot Blasting juga sering diartikan sebagai sebuah proses teknologi
yaitu dengan melakukan penembakan material abrasif atau steel shot
menggunakan blast weel atau baling-baling pelempar untuk menghilangkan
material kontaminasi yang menunjukkan bentuk kekasaran pada
permukaanya.
Proses Shot Blasting :
1) Penyusunan produk (benda cor) sebelum dimasukkan ke dalam mesin shot
blast. Dipenyusunan ini diharapkan antara 1 produk dengan produk
lainnya tidak terlalu berdekatan agar hasil shot blast bisa maksimal.
2) Proses memasukkan benda kedalam mesin shot blast

3) Proses shot blast dalam mesin.


Proses shot blast ini dilakukan selama kurang lebih 5menit agar
hasil bisa maksimal dan pasir dapat berkurang secara maksimal.
4) Proses pengeluaran benda dari mesin shot blast

5) Hasil dari proses shot blast


3. Feettling
Feetling merupakan proses pengerjaan lanjutan pada benda coran
mencakup semua pekerjaan setelah pembekuan logam ddidalam cetakan,
berakhir sampai persiapan untuk dikirim.
Proses-proses dalam Pengerjaan Lanjut Benda Coran
Proses lanjut benda coran (fettling) merupakan suatu proses yang
beragam prosesnya, sebagai berikut:
1) Pendinginan prosuk coran, sampai pada suatu temperatur tertentu dan
sudah siap dibongkar.
2) Pembongkaran cetakan untuk memisahkan benda coran dari cetakan.
3) Pembersihan sisa-sisa bahan cetakan atau lapisan yang melekat
dipermukaan produk coran.
4) Pemeriksaan awal (visual control) sebagai tindakan seleksi atau sortir.
5) Pembuanagan atau pemisahan bagian-bagian produk coran yang tidak
diperlukan, seperti sistem saluran dan penambah.
6) Pembuangan kelebihan logam seperti sirip atau bagian yang menonjol
pada bagian luar maupun didalam olahraga.
7) Persiapan perbaikan bagian-bagian produk coran yang cacar.
8) Penghalusan atau perataan bagian-bagian benda seperti sisa pemotongan
pada produk coran.
9) Perbaikan struktur bahan dan menghilangkan tegangan dalam, dengan
proses perlakuan panas (heat treatment)

IV. ANALISA
A. Permasalahan
1. Dalam proses QC-Gate Slinder Sleeve terdapat produk yang keropos
dibagian dalam.
2. Dalam proses QC-Gate Slinder Sleeve terdapat ukuran yang melebihi dari
standar atau kompensasi ukuran yang telah dtentukan.
3. Dalam proses QC-Gate Slinder Sleeve terdapat ukuran yang kurang dari
standar atau kompensasi ukuran yang telah dtentukan.
4. Dalam melakukan proses shot blasting benda cor akan menjadi rentan
berkarat karena pelindung di permukaan benda cor terkikis.

B. Penyelesaian/ Solusi
1. Jika terdapat produk yang keropos dan dipastikan jika dibubut kembali
tidak ada kekeroposan dan tidak mengurangi ukuran yang telah
ditentukan.
2. Jika terdapat ukuran yang melebihi pada slinder sleeve maka dilakukan
proses pembubutan hingga mendapatkan ukuran yang telah ditentukan
atau tidak lebih dari ukuran yang sudah ditentukan.
3. Jika terdapat ukuran yang melebihi pada slinder sleeve maka dilakukan
proses pembubutan hingga mendapatkan ukuran yang telah ditentukan
atau tidak lebih dari ukuran yang sudah ditentukan.
4. Untuk menghindari adanya karat di benda cor maka harus segera
dilakukan proses pengecatan.

Anda mungkin juga menyukai