Anda di halaman 1dari 15

5.

Video

Video adalah media komunikasi yang mampu mengirimkan informasi per detiknya lebih banyak
dibandingkan elemen media lainnya. Saat ini, pada umumnya video yang kita lihat di TV dan film
memiliki komponen digital, misalnya, banyak efek-efek khusus yang kita lihat di film merupakan
hasil karya digital menggunakan komputer.

Teknologi DVD (Digital Video Disk/ Dynamic Video Disk) memungkinkan distribusi video dalam
bentuk kompak, sama seperti Compact Disk (CD) untuk distribusi musik secara digital. Kehadiran
teknologi video digital memberikan kontribusi yang sangat penting baik pada bidang pembuatan
film dan industri game dan produk multimedia lainnya.

5.1. Tipe Sinyal Video

Sinyal video dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu component video, composite video dan S-
video.

 Component video, merupakan tipe sinyal video yang dibagi menjadi tiga sinyal terpisah
untuk masing-masing bidang gambar red, green dan blue. Sinyal jenis ini banyak digunakan
di sistem video high-end seperti pada studio. Sistem ini memiliki tiga kabel (dan konektor)
yang menghubungkan kamera atau alat lain ke TV atau monitor. Sinyal warna tidak selalu
dipisahkan berdasarkan RGB, tetapi dapat dalam model warna lain seperti YIQ atau YUV
(dibahas di bab model warna). Pada umumnya sistem komputer menggunakan component
video yang memisahkan sinyal R, G dan B. Component video memerlukan bandwidth lebih
besar dan dapat menghasilkan sinkronisasi yang lebih baik dari tiga komponen tersebut.

Gambar 5.1. Konektor Component-Video

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

56
 Composite video, menggabungkan sinyal warna (chrominance) dan intensitas (luminance)
menjadi satu gelombang tunggal. Chrominance merupakan gabungan dari dua komponen
warna (I dan Q, atau U dan V). Tipe sinyal ini banyak digunakan oleh siaran TV berwarna,
dan kompatibel dengan TV hitam putih.

Pada TV NTSC, I dan Q dikombinasikan menjadi satu sinyal chroma, dan pembawa
gelombang warna meletakkan sinyal chroma pada frekuensi tertinggi di ujung channel,
bersamaan dengan sinyal luminance. Komponen luminance dan chrominance dapat
dipisahkan pada alat penerima (receiver) dan dua komponen warna tersebut dapat
ditampilkan kemudian. Sinyal jenis ini merupakan sinyal umum pada video saat ini dan
biasanya disalurkan melalui konektor RCA 1 berwarna kuning, dan biasanya disertai dengan
interface RCA merah dan putih untuk audio bagian kiri dan kanan. Sinyal analog ini umum
ditemui pada player DVD, VCR, konsol game (Wii dan Xbox), dan kotak transmisi TV satelit
atau TV kabel.

Gambar 5.2. Konektor Composite Video

Composite video juga sering disingkat sebagai CVBS, yang artinya Color, Video, Blank and
Sync. Di daerah Amerika Utara dan Jepang, yang umumnya konten video disajikan dalam
format NTSC, maka composite video disajikan dalam format NTSC, sedangkan di Eropa
kebanyakan dalam format PAL. Perbedaannya terletak pada bagaimana gambar di video
dibentuk, bagaimana alat video menangani koordinasi warna, dan resolusi yang digunakan
untuk memutar video. Pada composite video, informasi warna dan intensitas digabung pada
satu sinyal yang sama, sehingga sering terjadi interferensi antara sinyal luminance dan
chrominance.

 S-video, merupakan singkatan dari Separated video atau super-video (misalnya pada S-
VHS) menggunakan dua kabel, satu untuk luminance dan satu untuk sinyal chrominance
komposit. Akibatnya, tidak terjadi tumpang tindih antara informasi warna dan informasi
1
Konektor RCA atau phono connector atau cinch connector, adalah konektor elektrik yang umum digunakan untuk sinyal audio
dan video, sering juga disebut sebagai A/V jack. RCA singkatan dari Radio Corporation America yang pertama kali mengenalkan
rancangan ini pada awal tahun 1940-an sebagai konektor internal konsol radio phonograph rumahan.

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

57
gray-scale. Alasan untuk memisahkan luminance menjadi bagian sinyal tersendiri adalah
bahwa informasi black-and-white merupakan hal yang krisis bagi persepsi visual. Mata
manuisa dapat membedakan resolusi image grayscale secara spasial lebih baik
dibandingkan dengan image berwarna. Oleh karena itu, informasi warna yang dikirimkan
biasanya kurang akurat dibandingkan dengan informasi intensitas.

Gambar 5.3. Konektor S-Video

5.2. Televisi Analog

Kebanyakan TV masih mengirimkan dan menerima sinyal analog. Sinyal analog merupakan sinyal
yang bergantung waktu (f(t)), sehingga untuk menghasilkan gambar, diperlukan pindaian progresif
(progressive scanning) terhadap satu gambar (satu frame) per baris untuk setiap interval. Monitor
komputer beresolusi tinggi menggunakan interval waktu sekitar 1/72 detik. Jenis scan lainnya
adalah interlaced scanning, yang banyak juga digunakan pada TV dan beberapa monitor standard
an multimedia. Pada metoda scanning ini, baris ganjil ditelusuri terlebih dahulu, kemudian diikuti
oleh baris genap, sehingga menghasilkan data ‘ganjil’ dan ‘genap’, dan dua data ini digabung
menjadi satu frame. Perbedaan metoda scanning ini dapat dilihat pada gambar berikut. Pada
kenyataannya, garis scan ini tidak berupa garis horizontal melainkan agak miring ke kanan,
dikarenakan tegangan rendah sehingga pergerakan electron cenderung turun terhadap waktu.

Gambar 5.4. Perbandingan Metoda Scan Interlaced dan Progressive

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

58
Metoda scanning interlaced mulai dipergunakan untuk mengatasi flicker 2 (efek berkedip),
dikarenakan adanya kesulitan untuk mentransmisi informasi dalam satu frame utuh tanpa
menghasilkan flicker. Dua kelompok data ‘ganjil’ dan ‘genap’ di atas digunakan untuk mengurangi
mata menangkap flicker.

Gambar 5.5. Kualitas Image dengan Flicker dan Tanpa Flicker

Dikarenakan interlacing, garis ganjil dan genap ditampilkan secara bergantian di layar sehingga
untuk gerakan yang cepat, seringkali menghasilkan gambar yang agak kabur (blur), maka perlu
dilakukan usaha ‘de-interlaced’. Beberapa metoda yang dilakukan untuk de-interlaced misalnya
mengurangi satu kelompok data dan menggandakan garis scan di kelompok data lainnya.

Gambar 5.6. Pengaruh De-interlaced terhadap kualitas gambar

Monitor CRT (cathode ray tube) bekerja seperti lampu fluorescent dan harus berpedar sebanyak 50
– 70 kali per detik agar gerakan terlihat mulus (smooth). Di Eropa, dimana sistem elektrik
menggunakan frekuensi 50Hz, maka video ditampilkan dalam kecepatan 25 frame per detik (fps),
sedangkan di Amerika Utara, dengan sinyal elektrik berfrekuensi 60Hz, digunakan video 30fps.

2
Efek berkedip (gambar menjadi tidak kontinyu) akibat beberapa faktor, misalnya monitor refresh rate (kecepatan penayangan
ulang gambar di monitor), low persistence screen phosphors, dan pencahayaan ruangan. Efek flicker juga bergantung pada
persepsi masing-masing orang, ada yang merasakannya ada yang tidak.

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

59
Gambar 5.7. Metoda Scan Interlaced

Loncatan dari titik Q ke R pada gambar di atas disebut sebagai horizontal retrace, yang ketika
terjadi, lampu elektronik pada CRT menjadi gelap. Lompatan dari T ke U atau dari V ke P disebut
vertical retrace.

5.2.1. Video NTSC

Standar video NTSC umum digunakan di Amerika Utara dan Jepang. Umumnya sinyal ini
menggunakan aspect ratio 4:3 (yaitu perbandingan panjang dan lebar, arah sumbu x dan sumbu y
dari gambar), dan melakukan scan garis sebanyak 525 per frame, dengan kecepatan 30 frame per
second (fps). Video NTSC menggunakan sistem scanning interlaced, dan setiap frame dibagi
menjadi dua kelompok data yaitu ganjil dan genap, dengan masing-masing kelompok memuat
262.5 garis. Frekuensi scanning horizontal adalah 525 x 29.97 fps (mendekati 30 fps) sehingga
menghasilkan total 15,734 garis/detik. Akibat proses ini, sering terjadi area blank dan area yang
aktif per frame hanyal sekitar 485 garis, atau sekitar 1/6 sisi kiri gambar berupa sisi gelap
(blanked) untuk proses retrace dan sinkronisasi. Daerah yang tidak gelap ini disebut sebagai active
pixel. Daerah active pixel ini juga dapat berkurang lagi akibat adanya pixel yang hilang antar garis
scan, sehingga TV NTSC hanya dapat menghasilkan sekitar 340 garis, atau sekitar 70% dari 485
garis aktif yang aktif. Data image tidak disimpan pada area blank tersedub, tetapi informasi lain
dapat disimpan seperti informasi V-chip, saluran data audio stereo, dan subtitle dalam berbagai
Bahasa.

Video NTSC adalah sinyal analog dengan resolusi horizontal yang tidak tetap. Oleh karena itu, kita
harus memutuskan berapa kali sample sinyal digital harus ditampilkan. Setiap sample
berhubungan dengan satu output pixel. Pixel clock membagi setiap garis horizontal video menjadi
samples. Makin tinggi frekuensi pixel clock, makin banyak sample per garis.

Tabel 5.1. Sample per garis untuk berbagai format video analog

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

60
Format Jumlah sample per garis
VHS 240
S-VHS 400-425
Beta – SP 500
Standard 8 mm 300
Hi-8 mm 425

Laser disk memiliki resolusi yang sama seperti Hi-8, mini DV dengan tape selebar ¼ inch akan
merekam video digital 480 baris dengan 720 sample per baris. Video NTSC menggunakan model
warna YIQ (dibahas di bab model warna).

5.2.2. Video PAL

PAL (Phase Alternating Line) adalah standard televisi yang pertama kali ditemukan oleh ilmuwan
Jerman. Standar ini menggunakan sinyal 625 scan line per detik, dan jumlah frame 25 fps (atau
sekitar 40msec/frame), dengan aspek rasio sebesar 4:3 dan teknik scanning interlaced. Video PAL
digunakan untuk siaran televisi menggunakan composite video, dan digunakan sebagai standard di
Eropa Barat, Cina, India, dan lain-lain. Video PAL menggunakan model warna YUV.

5.2.3. SECAM Video

SECAM singkatan dari Systeme Electronique Couleur Avec Memoire, merupakan standar yang
diperkenalkan oleh Perancis, sebagai standard penyiaran TV ketiga yang paling banyak digunakan.
SECAM menggunakan 625 garis scan per frame, dan kecepatan 25 fps, dengan aspect ratio 4 : 3 dan
interlaced. Perbedaan utama antara SECAM dan PAL terletak pada skema kode warna. Pada
SECAM, sinyal U dan V dimodulasi menggunakan subcarrier warna yang terpisah yaitu pada
frekuensi 4.25 MHz dan 4.41 MHz. Sinyal ini dikirimkan dalam garis yang bergantian, sehingga,
untuk setiap garis scan, hanya dikirimkan 1 sinyal U atau V.

5.3. Digital Video

Digital video mengacu pada proses menangkap (capturing), manipulasi, dan menyimpan gambar
bergerak yang dapat ditampilkan di layar komputer. Hal ini berarti gambar bergerak tersebut
harus dapat ditangani oleh komputer. Istilah digital mengacu pada sistem yang berdasarkan pada
kejadian yang tidak kontinyu (discontinuous event), sebagai lawan dari analog.

Sebelum jaman digital, untuk menampilkan image video analog pada monitor komputer, sinyal
video harus dikonversi menjadi format digital. Sistem digitalisasi video biasanya berupa komponen

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

61
atau hardware pada motherboard yang dipasang pada komputer untuk mengambil sinyal video dan
mengkonversinya menjadi sinyal digital. Untuk melakukan ini, diperlukan komputer dengan
spesifikasi tinggi untuk dapat membaca dan mendigitasi setiap frame secara berulang.

Gambar 5.8. Perangkat (hardware dan software) konversi video analag ke digital dari Pinnacle System.

Evolusi video digital terjadi dalam beberapa tahap. Pertama-tama, untuk mengurangi videotape
analog, sehingga proses rekaman video dilakukan dalam bentuk digital. Pada tahap ini, kamera dan
microfon menangkap gambar dan suara dan mengirimkan sinyal analog ke papan adapter video-
capture. Papan adapter ini hanya menangkap setengah dari jumlah frame per second yang
digunakan oleh film untuk mengurangi jumlah data yang diproses. Fase kedua adalah
diciptakannya chip converter analog-to-digital pada card adapter video-capture, yang dapat
mengkonversi sinyal analog menjadi pola digital. Tahap selanjutnya pada chip tersebut
ditanamkan kemampuan kompresi/dekompresi atau software kompresi untuk mengurangi jumlah
data pada batas minimum untuk menghasilkan sinyal video. Pada proses ini, tidak ada proses
analog yang terlibat sehingga proses menjadi semakin efisien.

Kelebihan video digital dibandingkan analog antara lain :

 Kemudahan manipulasi.
 Penyiapan data. Tidak benar bahwa digital video menjadi mudah karena bersifat digital.
Dalam beberapa hal, seperti film layar lebal, masih berupa analog dan mampu menampilkan
gambar berkualitas. Tetapi, pada video digital lebih mudah menjaga kualitas gambar,

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

62
dikarenakan pada sumber analog, kualitas gambar akan berkurang jika sering digunakan
atau ditransfer ke bentuk lain.
 Penyebaran, video digital dapat dengan mudah didistribusikan melalui internet.
 Kompresi. Video digital dapat berukuran besar, misalnya, satu frame tunggal image TV
dengan resolusi 720 x 576 pixel dengan color depth 16 bit, berukuran sekitar 1.35 MB. Jika
dikalikan dengan 25 fps, dikalikan lagi dengan durasi film, maka ukurannya akan sangat
fantastis sehingga tidak praktis disimpan. Oleh karena itu, teknik kompresi sangat
berperan penting untuk memudahkan penyimpanan video digital.

Saat ini, perangkat televisi umumnya menyediakan berbagai jenis konektor seperti Composite, S-
Video dan HDMI3 untuk input digital. Display video untuk komputer biasanya menyediakan
komponen input analog (red, green, blue) melalui konektor VGA 15-pin, dan konekotr digital DVI
(Digital Visual Interface) atau HDMI.

5.4. High Definition TV (HDTV)

Semenjak diperkenalkannya film layar lebar (wide-screen), banyak penonton yang merasakan efek
yang lebih menghibur dibandingkan film dengan rasio normal (4:3). Penonton dapat merasakan
efek yang lebih real (sensation of immersion) sehingga merasa lebih terlibat dengan obyek yang
ditonton. HDTV bukan sekedar menambahkan definisi “TV” berdasarkan luas unit, tetapi lebih
mengacu pada penambahan bidang visual khususnya dari dimensi lebar visualisasi gambar.

Generasi HDTV pertama dibangun berdasarkan teknologi analog oleh Sony dan NHK sekitar akhir
tahun 1970 an. HDTV sukses digunakan untuk siaran Olimpiade 1984 Los Angeles, di Jepang.
Sekitar tahun 1990 an, ditambahkan teknologi MUSE (Multiple sub-Nyquist Sampling Encoding)
pada NHK HDTV dengan teknologi gabungan antara analog/digital. Teknologi ini memiliki
kemampuan 1,125 scan line, interlaced (60 field per detik), dan aspect ratio 16:9. Siaran
dipancarkan melalui satelit, yang melibatkan 2 satelite. Saluran yang digunakan adalah DBS
(Direct Broadcast Satellite) dengan bandwidth 24 MHz. Secara umum, siaran terestial, siaran
satelit, kabel, dan jaringan pita lebar dapat digunakan untuk menyiarkan HDTV sama seperti TV
konvensional. Dikarenakan image HDTV yang tidak dikompresi membutuhkan bandwith yang

3
HDMI (High-Definition Multimedia Interface) adalah peralatan antarmuka audio/video yang dignakan untuk transfer
video tidak terkompresi dan audio terkompresi/tidak terkompresi dari sumber peralatan yang sesuai dengan HDMI
(HDMI-compliant), seperti display controller, ke monitor komputer, video proyektor, televise digital, atau peralatan audio
digital. HDMI merupakan pengganti digital dari standar video analog .

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

63
besar, sehingga tidak sesuai dengan saluran 6MHz atau 8MHz, maka banyak peneliti yang mencoba
menerapkan beberapa teknik kompresi.

Tahun 1987, FCC (federal communication commission) menetapkan bahwa standard HDTV harus
sesuai dengan standard NTSC yang sudah ada dan harus cocok dengan pita Very high frequency
(VHF) dan Ultra High Frequency (UHF). Pada perkembangannya, siaran HDTV mulai
menggantikan siaran TV NTSC, dan kesepakatan gabungan antara General Instruments, MIT, Zenith,
AT&T dari Thomson, Philips, Sarnoff dan lain-lain tahun 1993 membentuk Advanced Television
Systems Committee (ATSC) yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar bagi siaran TV
dalam bentuk HDTV. Tahun 1995, ATSC menetapkan standar televisi digital seperti pada tabel
berikut.

Tabel 5.2. Standard Siaran Televisi Digital

Jumlah pixel active per Jumlah baris aktif Aspect ratio Picture rate
baris
1920 1080 16 : 9 60I 30P 24P
1280 720 16 : 9 60P 30P 24P
704 480 16:9 dan 4:3 60I 60P 30P 24P
640 480 4:3 60I 60P 30P 24P

Pada tabel di atas, I berarti scan Interlaced, dan P berarti Progressive. Frame rate yang mendukung
rate integer maupun rate NTSC yaitu 60, 59.94 (rate NTSC), 30 atau 29.97, 24 atau 23.98 fps.

Untuk standar video, digunakan standar kompresi MPEG-2. Untuk audio, digunakan standard AC-3,
yang mendukung saluran 5.1 Dolby surround sound, yaitu paket audio yang terdiri atas 5 saluran
surround dan 1 saluran subwoofer.

5.5. HDTV vs Digital TV

Siaran TV digital atau Digital TV (DTV) mentransmisi data dalam bentuk bit seperti halnya pada
komputer dan jaringan komputer. Pada teknologi DTV, penonton akan melihat gambar atau tidak
melihat sama sekali, tidak ada pengurangan sinyal secara gradual akibat jarak terhadap pemancar
atau gangguan cuaca. Jika TV penerima terlalu jauh dari pemancar atau lokasinya tidak terjangkau
pemancar, maka penonton tidak dapat melihat tayangan sama sekali. Pada DTV, sinyal terdiri atas
bits sehingga pada ukuran bandwidth yang sama dengan TV analog, dapat memancarkan siaran
dengan kualitas gambar yang lebih bagus, dan ruang ekstra yang tidak digunakan oleh sinyal TV
dapat digunakan untuk video tambahan, audio dan sinyal teks. Hal ini menyebabkan siaran dapat

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

64
ditayangkan dengan berbagai fitur tambahan seperti suara surround, audio dalam beberapa
Bahasa, layanan teks, dan lain-lain, dengan bandwidth yang sama seperti sinyal TV analog.
Kelebihan lainnya adalah kemampuan menayangkan sinyal HDTV, dan kemampuan menayangkan
siaran dalam format widescreen yang sebenarnya (true) yaitu berukuran 16x9, sehingga bentuk
gambar akan lebih menyerupai bentuk tayangan pada film layar lebar di bioskop. Jika tayangan
tersebut tayangan olahraga, penonton dapat melihat lebih banyak aksi pada satu kali shot, seperti
halnya melihat satu lapangan bola penuh tanpa merasa obyek terlihat lebih kecil/lebih jauh. TV
layar lebar 16x9 dapat menayangkan image tanpa ada bagian gambar yang dipotong oleh pita
hitam (black bar) di bagian atas dan bawah image.

Gambar 5.9. Black bar pada tayangan wide screen

Perlu diingat bahwa seua HDTV adalah digital, tetapi tidak semua Digital TV adalah HDTV.
Bandwidth yang sama untuk siaran TV digital dapat digunakan untuk menayangkan sinyal video
dan beberapa layanan lainnya, atau dapat digunakan untuk memancarkan satu sinyal tunggal
HDTV. Meskipun saat ini terdapat sekitar 18 standar siaran TV digital, tetapi pada umumnya hanya
digunakan 3 standar yaitu 480p, 720p, dan 1080i. Standard 480p umum digunakan pada DVD
player, sedangkan 720p umum digunakan pada standard HDTV seperti siaran televisi dari stasiun
FOX atau ABC. Standard 720p menyajikan tayangan yang mulus seperti film, dan detil gambar
yang lebih tajam dibandingkan standar 480p. 1080i merupakan format standard yang umum
digunakan pada format HDTV dan sudah digunakan oleh siaran PBS, NBC,CBS dan beberapa stasiun
TV berbayar sepeti HBO, TNT, HDNet dan lain-lain). Kualitas gambar yang disajikan lebih tajam
dibandingkan standard 720p, tetapi kualitas visual ini tidak terlalu terasa untuk TV dengan ukuran
layar kurang dari 32”.

5.6. Kompresi Video

Dikarenakan besarnya ukuran file video, maka pada umumnya diperlukan proses kompresi untuk
menghemat ruang penyimpanan dan memudahkan transmis. Kompresi adalah proses mengurangi
atau menstruktur ulang data untuk mengurangi ukuran file. Pada video digital, kompresi

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

65
diperlukan tidak hanya untuk mengurangi ruang penyimpanan, tetapi juga untuk mempercepat laju
transmisi data dari hard disk atau CD ke monitor. Proses kompresi dan dekompresi (menguraikan
kembali) menggunakan program khusus yang disebut sebagai codec. Program codec diperlukan
oleh video player (atau media player) untuk mengkompresi dan memainkan file video digital.
Codecs dapat berupa software ataupun ditanamkan di hardware. Kompresi yang dilakukan pada
hardware (yaitu pada saat video direkam) biasanya lebih cepat dibandingkan kompresi software,
dikarenakan hardware tersebut dilengkapi perangkat khusus untuk kompresi. Codec yang dipilih
akan menentukan kualitas visual dan kecepan transmisi gambar ke monitor. Fitur penting lainnya
dari codecs adalah sifat Assymetric atau symetrics. Codec symmetric memerlukan waktu yang
sama antara kompresi dan dekompresi data, sedangkan codec assymetric tidak sama, yaitu
memerlukan waktu yang lebih lama saat proses kompresi (encode) dibandingkan dekompresi
(decode). Codec assymetric biasanya memberikan dampak kualitas gambar yang lebih baik saat
gambar ditayangkan ulang (playback) pada monitor. Saat ini, tersedia ratusan codec yang
digunakan di internet dan seringkali diperlukan kombinasi beberapa codecs untuk memainkan file
video yang diinginkan. Di internet, kita dapat menemui codecs untuk kompresi audio video, media
streaming, video conference, speech dan screen capture. Beberapa contoh codecs yang umum
misalnya MP3, WMA, RealVideo, RealAudio, DivX, dan XviD.

Selain codecs, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi kompresi yaitu :

 Frame per second (fps), makin banyak fps yang digunakan, kualitas gambar makin baik dan
makin mulus, tetapi fps maksimum yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan
kecepatan sistem komputer yang akan digunakan untuk menayangkan video, yang
tergantung dengan CPU, kecepatan hard disk dan kartu display grafis monitor. Jika laju fps
video lebih tinggi dibandingkan kemampuan komputer, maka akan menyebabkan tayangan
terputus-putus, yang disebut sebagai frame dropping.
 Key frames, yaitu frame dasar yang dijadikan acuan untuk membedakan perbedaan satu
frame dengan frame lainnya. Frame setelah keyframe disebut sebagai delta frame.
Software kompresi menyimpan semua keyframe dan perbedaan antara delta frame dan key
frames. Beberapa teknik kompresi menyediakan opsi key frame yang memungkinkan kita
untuk menentukan kecepatan video di-sampling untuk key frame. Misalnya, jika laju
playback adalah 30 fps, dan key frame ditentukan 10, maka artinya software kompresi akan
memilih satu frame untuk setiap 10 frame sebagai key frame. Jika tidak ditentukan,
software kompresi akan menganggap semua frame sebagai keyframe. Makin banyak

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

66
keyfreme ditampilkan, makin bagus kualitas video, tetapi ukuran file akan semakin besar.
Umumnya nilai keyframe sama dengan nilai fps, atau kelipatannya.

Gambar 5.10. Key Frame dan Delta Frame

 Data rate, atau laju data. Fitur ini hanya tersedia di beberapa software/hardware kompresi
seperti Cinepak dan Indio, untuk playback dari CD-ROM.

5.6. Editing Video

Video digital lebih mudah diedit dan pada proses editing, kegiatan umum yang dilakukan adalah
menghapus frame, menyisipkan frame, menggabungkan video dengan audio, menambahkan efek
khusus, menambah transisi antar klip, menggabungkan clip, menyesuaikan transparansi,
menerapkan filtering pada clip, dan menyesuaikan volume audio, misalnya menambahkan efek
fade-out dan fade-in.

Pada proses editing video, perlu dipahami konsep timecode. Timecode adalah salah satu unit
ukuran, yang dapat digunakan sebagai alamat sebuah frame, dan juga sebagai satuan ukuran durasi
klip video. Standard timecode menggunakan SMPTE (Society of Motion Picture and Television
Engineers) yang menggunakan bentuk hrs:mins:secs:frames. Misalnya,klip dengan durasi
00:02:31:15 memiliki durasi 2 menit, 31 detik, dan 15 frame. Pada laju 30fps, 15 frame akan
memakan waktu sekitar setengah detik (0.5 detik) untuk dimainkan. Klip di atas, dimainkan sekitar
2 menit dan 31.5 detik. Jadi, bagian dari satu detik dihitung dalam bentuk frame, dan untuk
mengetahui waktu dalam milidetik secara akurat, kita harus mengetahui laju frame (fps) dari klip.

Tahapan pertama untuk membuat video adalah capturing atau merekam. Hal yang perlu
diperhatikan adalah peralatan untuk merekam (video camcorder). Salah satu pengaturan yang
penting pada kamera video adalah pemilihan aspect ratio. Jika sudah memilih salah satu aspect

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

67
ratio, maka ini tidak mudah dikonversi menjadi ukuran aspect ratio yang berbeda, sehingga aspect
ratio ini harus ditentukan dari awal. Gambar berikut menunjukkan tiga cara untuk mengkonversi
aspect ratio 4:3 menjadi 16:9, yaitu stretch image agar dapat memenuhi frame 16:9 (yang akan
membuat efek distorsi pada obyek orang sehingga terlihat lebih gemuk), zoom image sehingga
lebarnya memenuhi frame 16:9 (mengakibatkan pemotongan di bagian atas atau bawah gambar),
atau menempatkan image di bagian tengah frame 16:9 (dan memberikan efek pigura blank di kiri
dan kanan gambar, disebut sebagai pillars). Hal yang sama juga dapat terjadi ketika melakukan
konversi dari 16:9 ke ukuran aspect ratio 4:3 yaitu melakukan Letterbox dan Pan and scan. Proses
letterbox akan menyebabkan black bar di bagian atas dan bawah gambar, tetapi gambar tetap
seperti aslinya, sedangkan pan and scan akan mengakibatkan sisi kiri kanan gambar hilang.
Beberapa DVD menggunakan sistem koding anamorphic widescreen untuk mengubah image dengan
aspect ratio 16:9 menjadi standar DVD 4:3.

Gambar 5.11. Konversi dari rasio 4:3 menjadi wide screen 16:9

Gambar 5.11. Konversi dari rasio 16:9 menjadi 4:3

Fitur Chroma keys memungkinkan kita untuk memilih warna atau rentang warna yang akan
menjadi transparan, sehingga video dapat terlihat “tembus” di atas gambar komputer tertentu.
Contoh penggunaan teknologi ini misalnya pada tayangan ramalan cuaca, dimana penyiar yang
diambil gambarnya di atas background biru, kemudian background biru akan dibuat tidak terlihat
(dibuat transparan) dan digabung dengan image peta cuaca yang dihasilkan oleh komputer.

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

68
Beberapa alat bantu yang umum digunakan pada aplikasi video editing adalah blue screen, green
screen, ultimate, dan chroma key editing.

Proses editing video dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa software baik yang komersial
maupun gratis. Tabel di bawah menunjukkan beberapa software editing video gratis yang dapat
digunakan. Selain itu, ada beberapa software komersial seperti Adobe Premier, Pinacle Studio,
Adobe After Effects, Strata Avid Video, dan banyak lagi.

Tabel 5.3. Software Gratis untuk Editing Video

Setelah proses edit selesai, file video dapat disimpan dalam berbagai format. Untuk komputer PC,
format file dasar (tanpa kompresi) yang digunakan adalah AVI, sedangkan untuk Macintosh
digungakan format Quicktime.

Format file AVI dikembangkan oleh Microsoft untuk memainkan video pada lingkungan sistem
operasi Windows. AVI mendukung resolusi warna 256 warna hingga jutaan, mendukung suara dari
5kHz Mono hingga kualitas suara CD, dan dapat mentransmisi video dengan kecepatan antara 0.03
MB/detik hingga 0.3 MB/detik. Paket software editing dan konversi dapat melakukan konversi
dari AVI ke berbagai format lainnya.

Quicktime dikembangkan oleh Apple Computer dan merupakan format digital video pertama untuk
komputer Macintosh. Quicktime dapat dimainkan pada hampir semua platform dan tidak hanya
pada komputer Macintosh.

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

69
Streaming video mengacu pada istilah teknik kompresi dan buffering yang memungkinkan kita
mentransmisi video real time melalui internet dan memungkinkan penonton melihat video selagi
video tersebut diunduh. Ketika transmisi melambat, tersedia ‘cadangan’ potongan video yang
dapat dilihat pada memori komputer penonton sehingga tontonan tidak terhenti. Hal ini dilakukan
dengan cara memberikan file beberapa detik untuk load sebelum mulai menayangkan image.
Ketika terjadi kecepatan transmisi tidak sesuai dengan buffer, maka video akan terlihat terputus-
putus.

Referensi

[1] Li, Ze-Nian, and Drew, Mark S, “Fundamentals of Multimedia”, 3 rd Edition, Pearson
Education International, 2004.
[2] Vaughan, Tay, “Multimedia: Making It Work”, 8th Edition, Mc Graw Hill, 2010
[3] Bhatnager, Gaurav; Mehta, Sikha; and Mitra, Sugata, “Introduction to Multimedia System”,
Academic Press, 2001
[4] http://hometheater.about.com/cs/beforeyoubuy/a/aahdtvfaqs2a.htm
[5] http://videograbbers.com/What-is-composite.aspx

Diktat Pengantar Multimedia / Falahah/ Maret 2015

70

Anda mungkin juga menyukai